Tag Archives: nabi daud as

Sejarah Awal Mula Puasa Daud, Amalan Pertobatan Sang Nabi kepada Allah SWT


Jakarta

Puasa daud adalah amalan sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Sebagaimana diketahui, puasa merupakan ibadah yang mengharuskan muslim menahan lapar, haus dan hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Mengutip dari buku Dahsyatnya Puasa Daud susunan Ahmad Ridai Rifan, penamaan puasa daud berasal dari nama salah satu nabi yaitu Nabi Daud AS. Amalan ini dikerjakan beliau untuk menyempurnakan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Sejarah Awal Mula Puasa Daud

Menurut buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Nabi Daud AS memiliki banyak istri saat berada di puncak kesuksesannya. Istri terakhir yang dia nikahi adalah kekasih prajuritnya yang tengah bertempur di medan perang.


Allah SWT lantas menegur Nabi Daud AS. Sang Khalik mengutus dua malaikat yang menyerupai manusia dan mendatangi sang nabi.

Namun, penjaga istana tidak mengizinkan mereka masuk karena Nabi Daud AS enggan diganggu saat sedang beribadah.

Malaikat itu akhirnya mengungkap bahwa kedatangan mereka untuk meminta keadilan terhadap dua perselisihan yang sedang dihadapi. Salah seorang dari malaikat itu mengungkap mereka memiliki binatang gembala yang diakui oleh seseorang yang berada di sebelahnya.

Setelah melakukan berbagai penyelidikan, dengan tegas Nabi Daud AS memutuskan binatang gembala itu harus dikembalikan kepada yang berhak. Tetapi, ketika Nabi Daud AS memutuskan hal tersebut salah seorang dari mereka mempertanyakan sikap sang nabi yang ingin menikahi kekasih pasukannya.

Mendengar hal itu, Nabi Daud AS langsung menyadari kedua orang itu merupakan malaikat yang menyamar dan diutus oleh Allah SWT untuk mengingatkan Daud AS. Sebagai bukti tobatnya, Daud AS mengerjakan puasa dua hari sekali dan amalan ini dikenal sebagai puasa daud.

Rasulullah SAW juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku Sejarah Hidup Para Penyambung Lidah Nabi susunan Imron Mustofa, pada zaman rasulullah dan sahabat bernama Ibnu Amr RA yang begitu alim, dirinya mengaku selalu berpuasa bahkan hanya untuk sehari saja tidak pernah pemuda ini meninggalkan puasa.

Hal tersebut menyebabkan pemuda tersebut tidak pernah menggauli istrinya karena selalu berpuasa. Akibatnya, istri Ibnu Amr mengadu kepada ayah Ibnu Amr, setelahnya sang ayah menyampaikan cerita tersebut kepada Rasulullah SAW.

Setelah itu, Ibnu Amr RA dipertemukan dengan Rasulullah SAW. Ibnu Amr mengaku di hadapan bahwa dia telah berpuasa tanpa henti setiap hari, kala itu Baginda Nabi Muhammad SAW meminta kepadanya untuk berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, serta jangan lupa membaca Al-Qur’an dalam satu bulan juga.

Ibnu Amr RA ini kembali menjawab kalau dirinya bisa beribadah lebih daripada apa yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW. Percakapan keduanya sampai pada titik Rasulullah SAW menceritakan kepadanya perihal puasa daud.

Keutamaan Puasa Daud

Berikut beberapa keutamaan puasa daud seperti dikutip dari buku Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmuran tulisan Taufiq FR.

  • Terhindar dari maksiat
  • Menjaga tubuh agar tetap sehat
  • Meningkatkan kecerdasan otak
  • Membuka pintu rezeki

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Bacaan Doa Nabi Daud, Panjatkan untuk Meluluhkan Hati Seseorang


Jakarta

Terdapat sebuah doa yang dapat dibaca untuk meluluhkan hati seseorang. Doa ini dibaca oleh Nabi Daud AS.

Beliau merupakan nabi yang dikaruniai ilmu pengetahuan yang luas. Bahkan, banyak doa yang dipanjatkan olehnya sebagaimana sabda Nabi SAW yang berbunyi,

“Di antara doa Nabi Daud, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.’ Rasulullah SAW menggelari Nabi Daud dengan sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi)


Lantas, seperti apa doa Nabi Daud yang dibaca untuk meluluhkan hati seseorang?

Bacaan Doa Nabi Daud untuk Meluluhkan Hati Seseorang

Menukil buku Setiap Doa Pasti Allah Kabulkan tulisan Abu Ezza, berikut doa Nabi Daud untuk meluluhkan hati seseorang.

1. Doa Nabi Daud untuk Meluluhkan Hati Seseorang Versi Pertama

اَللَّهُمَّ لَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ لَيِّنْتَ لِدَاوُدَالْحَدِيْد

Arab latin: Allahumma laiyinli qalbahu, laiyinta li Daudal hadid

Artinya: “Ya Allah, lembutkanlah hatinya sebagaimana Engkau melembutkan Daud (akan) besi.”

2. Doa Nabi Daud untuk Meluluhkan Hati Seseorang Versi Kedua

اللَّهُمَّ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَبِيْرُ وَأَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الَّذِيْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، اللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ كَمَا سَخَّرْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى وَلَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ فَإِنَّهُ لَا يَنْطِقُ إِلَّا بِإِذْنِكَ نَاصِيَتُهُ فِيْ قَبْضَتِكَ وَقَلْبُهُ فِيْ يَدِكَ جَلَّ ثَناَءُ وَجْهِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab latin: Allaahumma innaka antal azizul kabir. Wa anaa abduka adhdhoiifudzdzaliil. Alladzii laa haula wa laa quwwata illaa bika. Allaahumma sakhkhir lii … (sebut nama orang dimaksud) kama sakhkhorta firauna li musa. Wa layyin li qolbahuu kama layyantalhadiida li dawuda. Fa innahu la yantiqu illa bi idznika. Nashiyatuhuu fii qobdhatika. Wa qolbuhuu fi yadiKka. Jalla tsanau wajhik. ya arkhamar rakhimiin.

Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan aku hamba-Mu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan keculi karena Engkau. Ya Allah, tundukkanlah… (sebut nama orang yang dimaksud) padaku, sebagaimana Engkau telah menundukkan Fir’aun pada Musa AS. Dan luluhkan hatinya untukku, sebagaimana Engkau telah meluluhkan besi untuk Daud AD. Karena sungguh dia takkan berbicara kecuali dengan izin-Mu. Ubu-ubunnya dalam genggaman-Mu, dan hatinya di tangan-Mu. Pujian wajah-Mu telah Agung, wahai yang lebih sayang para penyayang.”

3. Doa untuk Meluluhkan Hati Seseorang Versi Lainnya

Selain itu, ada juga doa lain yang dapat dipanjatkan untuk meluluhkan hati seseorang seperti dikutip dari buku Doa Rindu Jodoh & Momongan: Doa Sehari-hari, Aplikatif, dan Mudah susunan Mohammad Irsyad.

Allahumma laa sahla illaa maa ja’althu sahlan wa anta taj’ alul hazna idza syi’ta sahlan

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan, terkecuali sesuatu itu telah Engkau jadikan kemudahan. Dan Engkau dapat menjadikan tanah yang keras menjadi mudah jika engkau berkehendak.”

Itulah doa Nabi Daud yang dapat dibaca untuk meluluhkan hati seseorang. Semoga bermanfaat.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Saat Nabi Adam Beri 40 Tahun Usianya kepada Nabi Daud, Ini Kisahnya



Jakarta

Nabi Daud AS termasuk nabi yang mendapat keberuntungan dalam hal umur. Menurut sebuah riwayat, ia mendapatkan tambahan umur dari Nabi Adam AS.

Dalam buku Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur’anil Karim karya Adil Musthafa Abdul Halim dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-Katani dan Fithriah Wardie mengungkap bahwa Nabi Daud AS masih keturunan Nabi Ibrahim AS dari anaknya, Nabi Ishaq AS.

Kepada Daud AS, Allah SWT mengistimewakannya dengan kenabian serta kerajaan. Dia mewahyukan Nabi Daud dengan kitab Zabur, yang diturunkan sebagai petunjuk bagi bani Israil dan penyempurna kitab sebelumnya, yakni Taurat kepada Nabi Musa AS.


Nabi Daud AS juga merupakan sosok hamba yang bertakwa, taat, dan rajin beribadah. Sehingga ia adalah panutan bagi bani Israil.

Sebagai seorang penguasa, Dia memberikan Daud AS kerajaan yang besar, bala tentara yang kuat, kebijaksanaan dan keadilan dalam memutuskan perkara berdasarkan hukum Allah SWT, serta kebaikan dan kepedulian kepada kaumnya.

Nabi Adam AS Berikan 40 Tahun Umurnya kepada Nabi Daud AS

Selain kenabian dan kerajaan, Allah SWT menganugerahkan pula Nabi Daud AS dengan umurnya yang 100 tahun. Perihal umur Nabi Daud AS ini berkaitan dengan riwayat penciptaan Nabi Adam AS yang dinukil dari Kitab Qashash Al-Anbiyaa’ karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefullah MS.

Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Diceritakan, ketika Allah SWT mengeluarkan anak-anak keturunan Adam AS dari punggungnya, lalu ia melihat di antara mereka ada yang menjadi para nabi. Ia melihat di antara anak-anak keturunannya seorang laki-laki yang bagus bercahaya.

Kemudian Adam AS bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah dia?” Allah SWT menjawab, “Ia adalah anak keturunanmu yang bernama Daud.”

Adam AS kembali bertanya, “Wahai Tuhanku, berapa umurnya?” Allah SWT menjawab, “60 tahun.”

Adam AS berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah umurnya.” Allah SWT menjawab, “Tidak, Aku tidak akan menambah umurnya, kecuali Aku tambah umurnya dengan mengambil dari umurmu.”

Allah SWT menetapkan usia Adam AS mencapai 1000 tahun. Dari umurnya, Nabi Adam memohon agar diambil 40 tahun untuk ditambahkan kepada keturunannya itu, yakni Daud AS.

Saat tiba ajal Adam AS, malaikat maut datang kepadanya. Adam AS keheranan seraya bertanya, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi?”

Kala itu Nabi Adam AS lupa bila umurnya telah dikurangi karena untuk menambah umur salah satu keturunannya, Daud AS. Akan tetapi, kemudian Allah SWT menyempurnakan kembali umur Adam AS menjadi 1000 tahun, begitu pula dengan usia Daud AS yang 100 tahun.” (HR Ahmad)

Imam At-Tirmidzi turut meriwayatkan hadits tersebut dari Abu Hurairah dengan redaksi yang serupa. Ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Sementara itu, dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Hatib bin Hibban dalam Kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah RA, jumlah umur yang ditetapkan untuk Nabi Daud AS adalah 40 tahun dan Nabi Adam AS memberikan 60 tahun jatah umurnya kepada Nabi Daud AS.

Malaikat Maut Datangi Rumah Nabi Daud AS

Ketika usia Nabi Daud AS telah mencapai batasnya, Rasulullah SAW juga menceritakan sebuah kisah mengenainya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Daud AS adalah seorang nabi yang memiliki kecemburuan sangat besar. Apabila beliau keluar rumah, beliau selalu mengunci pintu-pintu rumahnya, sehingga tidak seorang pun yang dapat masuk menemui keluarga (istrinya), hingga beliau kembali pulang.

Pada suatu hari, beliau keluar rumah dan beliau segera menutup pintu rumahnya. Istrinya melihat-lihat di dalam rumahnya. Kemudian ia mendapati seorang lelaki berada di dalamnya.

Lalu ia keheranan dan bertanya-tanya dalam hatinya), ‘Siapa yang ada di dalam rumah? Dari mana pria itu bisa masuk ke dalam rumah, padahal semua pintu sudah terkunci rapat? Sungguh, aku aku melaporkannya kepada (suamiku) Daud.’

Datanglah Nabi Daud AS di rumahnya, dan lelaki tadi berada di tengah rumahnya. Kemudian Daud AS bertanya kepadanya, ‘Siapa engkau?’

Ia menjawab, ‘Aku adalah makhluk yang tidak takut sedikit pun kepada raja dan tidak ada suatu dinding pun yang dapat menghalangiku.’

Daud AS berkata, ‘Kalau begitu, engkau adalah malaikat maut. Selamat datang dengan perintah Allah yang engkau bawa.’ Tak lama kemudian, malaikat maut mencabut nyawa Daud AS.

Ketika Nabi Daud AS dimandikan dan dikafani, suasana berubah dengan munculnya matahari yang menyinarinya. Lalu, Sulaiman AS berkata kepada burung: ‘Naungilah (jenazah) Daud AS.’

Burung pun segera menaunginya, sehingga keadaan bumi menjadi terlihat gelap. Setelah itu, Sulaiman AS berkata kepada burung: ‘Lepaskan naungan kedua sayapmu,’

Abu Hurairah berujar, ‘Pada jenazah Rasulullah SAW juga diperlakukan hal yang sama oleh para burung. Ketika Rasulullah SAW wafat, saat itu tempat penguburan jenazah beliau dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya.” (HR Ahmad dalam Musnad-nya)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kala Suara Merdu Nabi Daud AS buat Kagum Alam Semesta



Jakarta

Di antara mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Daud AS adalah suaranya yang merdu. Ada riwayat menarik mengenai keindahan suaranya, di mana makhluk alam semesta termenung saat mendengarnya.

Menukil Qashash Al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir, Daud AS merupakan seorang nabi-Nya sekaligus khalifah di daerah Baitul Maqdis, wilayah bani Israil. Ia memiliki anak yang juga nabi yakni Sulaiman AS. Selain itu, ia juga masih memiliki darah keturunan Ibrahim AS, dari anaknya Ishaq AS.

Nabi Daud AS termasuk salah satu dari utusan Allah SWT yang mendapat wahyu berupa kitab suci, Allah SWT menurunkan kitab Zabur kepadanya. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa ayat 163: “Kami telah memberikan (kitab) Zabur kepada Daud.”


Dengan diwahyukannya Zabur, Daud AS senantiasa membacanya dengan suaranya yang merdu. Terdapat sebuah riwayat di mana makhluk seperti manusia, burung, gunung, hingga sungai terbuat kagum oleh suara indah milik Daud AS.

Burung hingga Gunung Ikut Bertasbih bersama Nabi Daud AS

Kisah ini diceritakan dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan Saefullah MS.

Allah SWT menganugerahkan suara merdu kepada Daud AS, dan Dia tidak memberikan suara indah seperti itu kepada seorang pun selainnya. Ketika Nabi Daud AS membaca kitab Zabur, burung-burung di udara melandai ke bawah untuk mendengarkan suaranya.

Kerumunan burung itu turut bertasbih mengikuti bacaan tasbih Daud AS. Begitu juga gunung-gunung yang bertasbih bersamanya di waktu pagi dan petang hari.

Al-Auza’i mengatakan, “Abdullah bin Amir menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Nabi Daud diberi suara paling merdu yang belum pernah diberikan oleh Allah SWT kepada siapa pun.

(Saat Daud AS melantunkan suaranya,) burung-burung dan binatang liar berhenti karena takjub di sekelilingnya untuk mendengar suara yang sangat merdu. Sampai-sampai mereka mati kehausan dan kelaparan. Bahkan, air sungai pun berhenti mengalir!”

Wahab bin Munabbih mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang mendengarkan kemerduan suara Nabi Daud, melainkan ia akan berjalan dengan sebelah kakinya seperti sedang berdansa. Daud AS juga membaca kitab Zabur dengan suara merdunya yang belum pernah terdengar oleh seorang pun seperti nya, sehingga manusia dan segala jenis hewan rela berhenti untuk mendengarkan kemerduan suaranya, hingga-hingga sebagian hewan itu mati kelaparan.”

Selain suaranya yang merdu, Nabi Daud AS juga cepat dalam membaca kitab Zabur. Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Daud AS sangat lincah dalam membaca (Kitab). Beliau pernah memerintahkan seseorang memasang pelana kudanya sementara beliau sendiri membaca Kitab. Sebelum pelana kuda itu selesai dipasang, beliau lebih dulu selesai membaca Al-Qur’an (Kitab)-nya. Beliau juga tidak makan, kecuali dari hasil kerjanya sendiri.” (HR Bukhari dalam Shahih-nya, dan Ahmad dalam Al-Musnad.)

Ibnu Katsir menjelaskan maksud Al-Qur’an dalam hadits tersebut adalah kitab Zabur yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Daud AS. Adapun Daud AS cepat dalam membaca kitab Zabur, tapi ia tetap merenungkan isi dan melagukannya dengan suara indahnya itu, sehingga ia mencapai penghayatan yang khusyuk.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kuasai Bangsa Jin-Mampu Menaiki Angin



Jakarta

Nabi Sulaiman AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Sebagai utusan Allah SWT, tentu Nabi Sulaiman dikaruniai mukjizat.

Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman yang umum dikenal ialah dapat berbicara kepada hewan dan memahami bahasanya. Dikisahkan oleh Muhammad Gufron Hidayat melalui Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki Nabi Sulaiman, dalam sebuah hadits Abu Hurairah meriwayatkan ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Nabi Sulaiman keluar menemui orang-orang dan melihat mereka sedang meminta diturunkan hujan. Di antara mereka ada seekor semut yang menengadahkan tangannya ke langit. Lantas Nabi Sulaiman berkata, ‘Pulanglah! Doa kalian telah dikabulkan karena seekor semut,”


Kemampuan Nabi Sulaiman memahami bahasa semut tercantum dalam surat An Naml ayat 18-19,

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا

Artinya: “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.

Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu…”

Nabi Sulaiman merupakan putra dari Nabi Daud sehingga dia mewarisi kekuasaan sekaligus kenabian dari sang ayah. Selain itu, Nabi Sulaiman juga dipandang sebagai nabi terbesar setelah Nabi Musa dan Nabi Daud.

Selain berbicara dengan semut, Nabi Sulaiman juga dapat berkomunikasi dengan burung. Hal ini dilakukannya ketika sang ayah wafat, Nabi Sulaiman memanggil para burung untuk melindungi orang-orang yang mengantarkan jenazah Nabi Daud dari panasnya cahaya Matahari.

Dalam surat An Naml ayat 16, Allah SWT berfirman,

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

Artinya: “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata,”

Mukjizat lainnya yang dimiliki Nabi Sulaiman ialah mampu menundukkan jin sehingga mereka bekerja di bawah perintahnya dan menjadi bala tentara. Selain itu, para jin juga bekerja membantu Nabi Sulaiman membangun gedung-gedung tinggi serta pekerjaan berat lainnya.

Dalam surat As Saba’ ayat 13 dijelaskan terkait para jin yang membantu Nabi Sulaiman AS,

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Artinya: “Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur,”

Tak sampai di situ, Nabi Sulaiman AS bahkan mampu memerintah angin agar tunduk dan menaikinya bersama bala tentaranya. Hal ini dijelaskan dalam surat Shad ayat 36,

فَسَخَّرْنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجْرِى بِأَمْرِهِۦ رُخَآءً حَيْثُ أَصَابَ

Arab latin: Fa sakhkharnā lahur-rīḥa tajrī bi`amrihī rukhā`an ḥaiṡu aṣāb

Artinya: “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya,”

Wafatnya Nabi Sulaiman terjadi ketika beliau mendatangi sebuah pohon yang tumbuh di Baitul Maqdis. Atas kuasa Allah, Nabi Sulaiman berbicara dengan pohon tersebut, seperti dinukil dari buku Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir.

Pohon yang dikenal sebagai Kharubah itu mengatakan dirinya tumbuh untuk meruntuhkan masjid tempatnya berdiri. Nabi Sulaiman lantas berkata,

“Allah tidak mungkin meruntuhkan masjid ini selama aku masih hidup. Itu artinya, kamu tumbuh untuk mengabarkan kematianku,”

Nabi Sulaiman kemudian mencabut pohon tersebut serta menanamnya di pagar miliknya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam mihrab dan mengerjakan salat dengan bersandar pada tongkatnya.

Pada sejumlah sumber dikatakan bahwa tongkat tersebut dibuat Nabi Sulaiman dengan bahan dasar pohon Kharubah yang sempat ia cabut. Kemudian, Nabi Sulaiman wafat tanpa diketahui oleh jin yang bekerja untuknya.

Kisah wafatnya Nabi Sulaiman AS diabadikan pada surat Saba ayat 14,

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

Artinya: “Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan,”

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Daud AS, Seorang Raja yang Adil dan Mampu Melunakkan Besi



Jakarta

Nabi Daud AS adalah salah satu nabi dan rasul yang namanya disebutkan dalam Al-Qur’an. Dirinya dikenal sebagai raja yang cerdas, kuat dan pemberani.

Dikisahkan dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur’an oleh Kamal As-Sayyid, Nabi Daud AS memiliki suara yang sangat indah. Siapapun yang mendengarkannya akan tertarik pada beliau.

Dalam Al-Qur’an, cerita mengenai Nabi Daud AS tersemat dalam surat Al Baqarah, Al Anbiya, An Naml, Saba’ dan Shad. Sebagai seorang raja yang adil, ia memerintah rakyatnya berdasarkan hukum Allah dan membela orang-orang yang tertindas.


Kerajaan yang dimiliki oleh Nabi Daud AS bahkan terkenal sangat kuat dan tidak dapat dikalahkan oleh musuh. Mengutip buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul susunan Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, saking kuatnya kerajaan Daud AS selalu memperoleh kemenangan.

Nabi Daud AS sebetulnya bukan keturunan raja. Dirinya diangkat menggantikan Raja Thalut untuk memimpin Bani Israil.

Rakyat Daud AS menjalani kehidupan yang sangat bahagia ketika dirinya memimpin. Nabi Daud AS tinggal di Kota Bethlele, Palestina.

Meski dirinya seorang raja, Nabi Daud AS tidak pernah terlena akan kekayaannya. Ia selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT.

Salah satu mukjizat Nabi Daud AS adalah melunakkan besi layaknya lilin dan mengubah bentuk besi-besi itu tanpa api atau peralatan apapun. Dikutip dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW tulisan Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, mukjizat yang dimilikinya sebagai pembukti bahwa Daud AS adalah rasul Allah dan melemahkan musuh-musuhnya.

Dalam surat Saba’ ayat 10, Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”

Dengan mukjizatnya itu, Nabi Daud mampu membuat baju besi yang dimodifikasi sedemikian rupa. Bajunya dapat membuat pemakainya lebih bebas bergerak dan tidak kaku.

Drs. Husaini, SH dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul Nabi Daud Alaihis Salam Sebagai Sosok Hakim yang Bijaksana, menyebut bahwa baju besi tersebut merupakan pakaian yang dikenakan untuk memelihara manusia dari serangan yang mematikan saat perang Thalut sedang terjadi antara satu pasukan perang dengan lainnya.

Wallahu ‘alam bishhawab.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Tentang Usia Nabi Daud AS, Benarkah Dapat Tambahan dari Nabi Adam AS?



Jakarta

Nabi Daud AS disebut memiliki usia yang lebih panjang dari ketetapan awalnya. Menurut riwayat, ia mendapat tambahan usia dari Nabi Adam AS.

Merujuk pada Qashash al-Anbiyaa’ yang ditulis Ibnu Katsir dan diterjemahkan Saefulloh MS, kisahnya bermula ketika Allah SWT mengeluarkan anak-anak keturunan Nabi Adam AS dari punggungnya, lalu beliau melihat di antara mereka ada yang menjadi para nabi.

Nabi Adam AS melihat di antara anak-anak keturunannya seorang laki-laki yang bercahaya. Kemudian Nabi Adam AS bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah dia?” Allah SWT menjawab, “Ia adalah anak keturunanmu yang bernama Daud.” Nabi Adam AS kembali bertanya, “Wahai Tuhanku, berapa umurnya?” Allah menjawab, “Enam puluh tahun.”


Kemudian Nabi Adam AS berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah umurnya.” Allah menjawab, “Tidak, Aku tidak akan menambah umurnya, kecuali Aku tambah umurnya dengan mengambil dari umurmu.”

Umur Nabi Adam AS adalah seribu tahun. Lalu dari umurnya itu diambil 40 tahun untuk ditambahkan kepada salah satu anak keturunannya, yaitu Nabi Daud AS. Ketika ajalnya tiba, malaikat maut datang kepadanya. Nabi Adam AS bertanya keheranan, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi?”

Rupanya, Nabi Adam AS lupa kalau umurnya telah berkurang karena telah dikurangi untuk menambah umur salah satu anak keturunannya, yaitu Daud AS. Akan tetapi, kemudian Allah SWT menyempurnakan usia Nabi Adam AS tetap seribu tahun dan usia Nabi Daud AS seratus tahun.

Kisah tersebut berasal dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas. Tirmidzi juga meriwayatkannya dari Abu Hurairah dan ia mengatakan bahwa hadits tersebut berkedudukan shahih.

Ibnu Jarir berkata, “Ahli Kitab berpendapat bahwa usia Daud adalah 77 tahun.” Ibnu Katsir menanggapi, “Ini pendapat yang keliru dan tidak bisa diterima.” Mereka juga berkata, “Masa pemerintahan kerajaannya adalah empat puluh tahun.” Pendapat ini bisa saja diterima atau tidak karena memang tidak ada dalil yang harus menolak atau menerimanya. Wallahu a’lam.

Nabi Daud AS Dijemput Malaikat Maut

Imam Ahmad menyebutkan di dalam kitab Musnad-nya tentang kisah Nabi Daud AS didatangi malaikat maut. Riwayat ini jalurnya sampai pada Abu Hurairah yang meriwayatkan dari Rasulullah SAW.

Beliau SAW bersabda, “Daud adalah seorang nabi yang memiliki kecemburuan sangat besar. Apabila beliau keluar rumah, beliau selalu mengunci pintu-pintu rumahnya, sehingga tidak seorang pun yang dapat masuk menemui keluarga (istrinya), hingga beliau kembali pulang.

Pada suatu hari, beliau keluar rumah dan beliau segera menutup pintu rumahnya. Istrinya mnelihat-lihat di dalam rumahnya. Tiba-tiba terdapat seorang laki-laki berada di dalam rumahnya. Lalu ia bertanya-tanya (di dalam hatinya): ‘Siapa yang ada di dalam rumah? Dari mana laki-laki itu bisa masuk ke dalam rumah, padahal semua pintu sudah terkunci rapat? Sungguh, aku aku melaporkannya kepada (suamiku) Daud.”

Kemudian Daud datang dan laki-laki itu tiba-tiba ada di tengah-tengah rumahnya. Lalu Daud bertanya kepada laki-laki itu: ‘Siapa engkau?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah makhluk yang tidak takut sedikitpun kepada raja dan tidak ada suatu dinding pun yang dapat menghalangiku.’ Daud berkata: ‘Kalau begitu, engkau adalah malaikat maut.

“Selamat datang dengan perintah Allah yang engkau bawa,” ujar Daud.

Beberapa saat selanjutnya, malaikat maut mencabut nyawa Daud.

Ketika beliau dimandikan dan dikafani, tiba-tiba suasana berubah dengan munculnya matahari yang menyinarinya. Lalu, Sulaiman berkata kepada burung: Naungilah (jenazah) Daud.’ Burung pun segera menaunginya, sehingga keadaan bumi menjadi terlihat gelap.

Setelah itu, Sulaiman berkata kepada burung: Lepaskan naungan kedua sayapmu.

Abu Hurairah berkata, “Pada jenazah Rasulullah juga diperlakukan hal yang sama oleh para burung. Ketika Rasulullah wafat, saat itu tempat penguburan jenazah beliau dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya.” (HR Ahmad)

Imam Ahmad meriwayatkan hadits di atas secara tunggal (sendirian) dengan sanad-sanadnya yang baik, kuat, dan hadits yang tepercaya.

Adapun maksud dari kata-kata Abu Hurairah “Saat itu jenazah beliau (Rasulullah) dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya” adalah kedua sayap burung itu dapat menaungi tempat penguburan jenazah. Burung itu sejenis elang yang bertubuh sangat besar dan bersayap sangat panjang hingga kedua sayapnya dapat menaungi tempat penguburan jenazah sekaligus.

Kisah Wafatnya Nabi Daud

Menurut sejumlah riwayat, Nabi Daud AS wafat secara mendadak. As-Saddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Ibnu Malik, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Daud wafat secara mendadak pada hari Sabtu. Jenazahnya dinaungi oleh sayap burung.”

As-Saddi juga meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Sa’id Bin Jubair, ia berkata, “Daud wafat pada hari Sabtu secara mendadak.”

Ishaq bin Basyar meriwayatkan dari Sa’id bin Abi Arubah, dari Qatadah, dari al-Hasan, ia berkata, “Daud wafat dalam usia seratus tahun. Beliau wafat pada hari Rabu secara mendadak.”

Abu Sakan al-Hijri berkata, “Ibrahim al-Khalil wafat secara mendadak. Begitu pula Daud juga wafat secara mendadak. Demikian juga putranya, Sulaiman yang wafat secara mendadak.”

Sebagian para perawi hadits meriwayatkan bahwa malaikat maut datang menemui Nabi Daud AS sementara beliau sendiri sedang turun dari mihrabnya. Lalu, Nabi Daud AS berkata kepada malaikat maut, “Tunggu sebentar, sampai aku naik atau turun lebih dulu.” Malaikat maut berkata, “Waktu (ajal)-mu telah habis.”

Setelah itu, Nabi Daud AS tersungkur sujud dan nyawanya dicabut dalam kondisi bersujud.

Ishaq bin Basyar berkata, “Wafir bin Sulaiman memberitahu kami, dari Abu Sulaiman al-Filisthini, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: ‘Sesungguhnya, masyarakat ramai-ramai menghadiri jenazah Daud. Mereka duduk di bawah terik matahari di musim panas.

Jennazah Nabi Daud AS diusung oleh 40.000 rahib, di antaranya rahib yang bernama al-Baranis dan lain-lainnya dari kalangan masyarakat. Tidak ada seseorang yang wafat dari kalangan bani Israil setelah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS yang membuat mereka sangat bersedih dan kehilangan, selain Nabi Daud AS.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com