Tag Archives: nabi daud

10 Mukjizat Nabi Daud, Mampu Lunakkan Besi



Jakarta

Umat Islam wajib mengetahui 25 para nabi dan rasul. Salah satu dari 25 para nabi dan rasul tersebut adalah Nabi Daud AS.

Selain kisahnya dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Daud AS memiliki beberapa mukjizat. Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Daud AS dalam menyebarkan ajaran Islam.

Beberapa kisah tentang Nabi Daud AS termaktub dalam ayat Al-Qur’an, demikian juga dengan mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud AS.


Mukjizat Nabi Daud AS

Dirangkum dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS Hingga Muhammad SAW oleh Usman bin Affan bin Abul AS bin Umayyah bin Abdu Syams:

1. Berhasil Mengalahkan Raja Jalut

Nabi Daud AS menjadi raja setelah terbunuhnya raja kafir yang bernama Jalut. Kemudian, pasukan Thalut yang sedikit berhasil mengalahkan pasukan Jalut.

Kisah kemenangan Nabi Daud AS tersebut termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 251,

فَهَزَمُوْهُمْ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَقَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوْتَ وَاٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهٗ مِمَّا يَشَاۤءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الْاَرْضُ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ٢٥١

Artinya: “Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.”

2. Karunia Hikmah Ilmu dan Kenabian

Allah SWT memberikan hikmah dan ilmu pengetahuan kepada Nabi Daud AS. Hikmah dan ilmu pengetahuan tersebut termaktub dalam surah Shaad ayat 17-20

اِصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوٗدَ ذَا الْاَيْدِۚ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌ ١٧ اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ ١٨ وَالطَّيْرَمَحْشُوْرَةً ۗ كُلٌّ لَّهٗٓ اَوَّابٌ ١٩ وَشَدَدْنَا مُلْكَهٗ وَاٰتَيْنٰهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ ٢٠

Artinya: “Bersabarlah atas apa yang mereka katakan dan ingatlah akan hamba Kami, Daud, yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia adalah orang yang selalu kembali (kepada Allah). Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi. (Kami menundukkan pula) burung-burung dalam keadaan berkumpul. Masing-masing sangat patuh kepadanya (Daud). Kami menguatkan kerajaannya serta menganugerahkan hikmah (kenabian) kepadanya dan kemampuan dalam menyelesaikan perkara.”

3. Orang Pertama yang Mengerjakan Puasa Sunnah Daud

Nabi Daud AS adalah seorang hamba yang sangat tulus dan selalu bersyukur. Beliau senantiasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya. Nabi Daud AS selalu bangun di tengah malam, tidur sepertiga malam dan berjalan seperenamnya.

Meskipun diberikan kerajaan, Nabi Daud AS tetap bekerja keras dan hanya memakan hasil jerih payahnya sendiri. Bahkan, di kehidupannya yang sederhana terlihat dari syari’atnya, puasa Nabi Daud AS yaitu berpuasa setiap dua hari sekali. Hingga saat ini, puasa sunnah daud masih dilakukan umat Islam.

4. Karunia Kitab Zabur

Allah SWT menganugerahkan Nabi Daud AS kitab suci Zabur (Mazmur). Tujuannya adalah sebagai bekal untuk mengajarkan kepada kaumnya agar menyembah Allah SWT dan mengerjakan ibadah puasa.

Selain berisi pelajaran dan peringatan, Kitab Zabur juga berisi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan. Nyanyian ini sering juga disebut dengan Mazmur.

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS pada malam ke-13 Ramadhan setelah 500 tahun dari turunnya Taurat.

5. Karunia Kerajaan Besar

Allah SWT memberikan Nabi Daud AS sebuah kerajaan yang besar. Dengan kerajaan tersebut, Allah SWT memerintahkan Nabi Daud AS untuk melaksanakan pemerintahan dengan adil.

Nabi Daud AS menjadi raja pengganti Thalut. Nabi Daud AS diberikan kesempatan untuk menjadi raja yang memimpin kerajaan kuat yang tidak dapat dikalahkan musuh dan selalu mendapat kemenangan.

6. Gunung dan Burung Bertasbih Bersama Nabi Daud AS

Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Daud AS dengan menundukkan gunung dan membuat burung bertasbih bersamanya setiap pagi dan senja. Nabi Daud AS diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-burung.

Nabi Daud AS memiliki suara yang sangat merdu dan tidak ada bandingannya. Jika Nabi Daud AS sedang membacakan Kitab Zabur, maka suaranya yang merdu dan lembut jika didengar oleh orang yang sakit, maka ia akan sembuh.

7. Melunakkan Besi Seperti Lilin

Nabi Daud AS dapat melunakkan besi menjadi lunak seperti lilin, sehingga ia dapat merubah besi itu tanpa memerlukan api atau peralatan apapun. Dari besi itu, Ia dapat membuat baju besi yang kokoh.

8. Kisah Nabi Daud Dengan Ulat

Dalam kitab Imam Al-Ghazali menceritakan, Nabi Daud AS sedang membaca Kitab Zabur dan datanglah seekor ulat merah.

Lalu Nabi Daud AS berkata pada dirinya “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”. Atas izin Allah SWT, ulat tersebut berkata, “Wahai Nabi Allah ! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma sholli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa shohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali’.”

Hingga pada akhirnya, Nabi Daud AS menyadari kesalahannya karena memandang remeh ulat tersebut. Nabi Daud AS yang takut kepada Allah SWT tersebut kemudian bertobat dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.

10. Membangun Baitul Maqdis

Pada suatu hari, penyakit kolera di kerajaan Nabi Daud menyebar dan mengakibatkan banyak rakyatnya mati. Kemudian Nabi Daud AS berdoa kepada Allah SWT agar wabah tersebut hilang.

Atas izin Allah SWT, wabah tersebut hilang. Untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT, Nabi Daud AS bersama sang putra, Nabi Sulaiman AS membangun tempat suci yang bernama Baitul Maqdis yang kini dikenal sebagai Masjidil Aqsa di Palestina.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS: Bisa Mengendarai Angin


Jakarta

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang dianugerahi banyak keistimewaan luar biasa oleh Allah SWT. Sebagai putra Nabi Daud AS, beliau tidak hanya dilimpahkan tahta kerajaan dan kekuasaan, tapi juga dikaruniai mukjizat-mukjizat yang menakjubkan.

Meski demikian, Nabi Sulaiman AS tidak menghendaki kerajaan atau kekuasaannya untuk bertindak sewenang-wenang, atau memperlihatkan kesombongan, serta menebarkan kerusakan.

Mengutip buku Sulaiman: Raja Segala Makhluk yang ditulis oleh Human Hasan Yusuf, kekuasaan dan kerajaan yang Nabi Sulaiman miliki hanya bertujuan untuk menyebarkan agama Allah SWT dan membawa kemakmuran bagi umat manusia di bawah naungan-Nya.


Kerajaan itu bukan untuk tujuan duniawi, melainkan sebagai sarana untuk memperlihatkan nikmat Allah SWT, mengingat-Nya, dan menyeru untuk beribadah kepada-Nya. Itulah mengapa Nabi Sulaiman AS dianugerahi keistimewaan yang berlimpah oleh Allah SWT atas ketaatan-Nya, seperti 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS berikut ini yang Allah SWT anugerahkan khusus untuknya.

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS

Dari banyaknya keistimewaan yang dimiliki Nabi Sulaiman AS, inilah 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS yang dianugerahkan Allah SWT, yang dirangkum dari Qashash Al-Anbiya Ibnu Katsir.

1. Menguasai Bahasa Hewan

Salah satu dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuannya dalam memahami bahasa hewan. Mukjizat ini diabadikan dalam sebuah kisah ketika Nabi Sulaiman dan pasukannya melewati lembah semut.

Dalam perjalanan tersebut, seekor semut bernama Jarsa dari kabilah Bani Syaishaban, memberikan peringatan kepada pasukannya agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman AS dan pasukannya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 18:

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۝١٨

Artinya: “Hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Sulaiman AS sedang memimpin parade militer dengan menunggangi kendaraan, yang diikuti oleh pasukan berkuda. Kemampuan Nabi Sulaiman AS dalam memahami bahasa semut ini merupakan bukti nyata mukjizat yang Allah SWT berikan kepadanya secara khusus.

Menariknya, Nabi Sulaiman AS tidak hanya sekadar memahami bahasa hewan, tetapi juga dapat menangkap makna dari percakapan semut tersebut. Beliau tersenyum gembira melihat hal ini sebagai wujud syukur atas ilmu istimewa yang Allah SWT karuniakan kepadanya.

2. Ditundukkannya Angin sebagai Kendaraan

Mukjizat selanjutnya yang Allah SWT anugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan angin sebagai kendaraannya.

Mukjizat ini diberikan setelah beliau meninggalkan kuda-kudanya demi mencari rida Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah SWT memberikan sarana transportasi yang jauh lebih cepat, lebih kuat, lebih besar, dan tidak menguras tenaga dalam penggunaannya.

Mukjizat Nabi Sulaiman AS ini diabadikan dalam firman Allah SWT surah Sad ayat 36:

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙ ۝٣٦

Artinya: “Maka, Kami menundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki.”

Disebutkan pula bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki hamparan yang terbuat dari papan, untuk menyimpan apa pun yang diperlukan, mulai dari rumah, istana, tenda, perabotan, kuda, unta, alat-alat berat, pasukan dari golongan manusia dan jin, hewan, dan juga burung.

Ketika Nabi Sulaiman AS hendak bepergian, rekreasi, atau menghadapi perang melawan raja, maupun musuh di negeri mana pun yang dikehendaki Allah SWT, beliau membawa semua itu di atas hamparan papan lebar tersebut, lalu beliau memerintahkan angin untuk membawanya terbang, dan angin pun dengan cepat menyelinap ke bawah papan dan mengangkatnya ke udara.

Setelah berada di atas langit, Nabi Sulaiman AS memerintahkan angin untuk terbang membawanya dengan cepat, lalu meletakkannya di tempat mana pun seperti yang ia kehendaki.

Seperti ketika Nabi Sulaiman AS pergi pada pagi hari dari Baitul Maqdis, angin tersebut membawanya terbang hingga ke Istakhar. Jarak yang jika ditempuh melalui perjalanan darat akan memakan waktu satu bulan.

3. Ditundukkannya Bangsa Jin untuk Bekerja

Mukjizat terakhir dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan dan memerintah bangsa jin. Berdasarkan firman Allah SWT, bangsa jin diperintahkan untuk bekerja di bawah kekuasaan Nabi Sulaiman AS dengan tanpa lelah, dan mereka tidak menyimpang dari ketaatan. Jika di antara mereka menyimpang dari perintahnya, ia akan disiksa dan dihukum.

Allah SWT berfirman dalam surah Saba ayat 12-13:

وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ ۝١٢
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًاۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ ۝١٣

Artinya: “Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi,” yaitu tempat-tempat yang baik dan bagian-bagian depan majelis, “Patung-patung,” yaitu gambar-gambar di dinding. Ini dibolehkan dalam syariat dan agama mereka, “Piring-piring yang (besarnya) seperti kolam.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Kisah Umar RA dan Paman Rasulullah SAW saat Ingin Memperluas Masjid Nabawi



Jakarta

Umar bin Khattab RA adalah sosok sahabat Rasulullah SAW yang dikenal tegas namun bijaksana. Ia juga sosok yang amanah dan berbudi luhur.

Sepeninggal Rasulullah SAW, Umar RA bermaksud memperluas Masjid Nabawi. Rencana Umar RA ini sekaligus menjalankan wasiat Rasulullah SAW sebelum beliau wafat.

Mengutip buku Kisah Hidup Umar ibn Khattab karya Mustafa Murrad, dikisahkan suatu ketika Umar RA bertemu dengan paman Rasulullah SAW, Abbas ibn Abdul Muthalib.


Umar RA berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah berwasiat sebelum wafat. Beliau menginginkan penambahan jumlah masjid. Sesungguhnya rumahmu, wahai Abbas, sangatlah dekat dengan masjid. Maka berikanlah rumahmu itu untuk urusan masjid, dan kami akan memperluas masjid tersebut. Lalu kami akan mengganti rumahmu dengan tanah yang lebih luas.”

Abbas kemudian menjawab, “Aku tidak akan melakukannya.” Umar RA kemudian berkata, “Kalau begitu, aku akan mengambil rumahmu dengan paksa.” Abbas pun menjawab, “Itu bukan menjadi hakmu. Cari penengah untuk memutuskan perkara ini.”

Umar lalu bertanya, “Siapakah orang yang kau pilih itu?” Abbas menjawab, “Aku memilih Hudzaifah ibn al-Yaman.”

Umar RA dan Abbas kemudian menemui Hudzaifah yang akan dijadikan penengah untuk masalah ini. Saat itu, Hudzaifah sedang memegang jabatan tertinggi dari Umar RA sebagai khalifah. Ia adalah penasihat kekhalifahan dan negara. Ia yang akan memutuskan perkara antara Umar dan Abbas.

Umar dan Abbas duduk di hadapan Hudzaifah. Keduanya menceritakan duduk perkaranya. Hudzaifah lalu berkata, “Aku mendengar bahwa Nabi Daud bermaksud memperluas Baitul Maqdis. Daud menemukan sebuah rumah dekat Baitul Maqdis. Rumah itu milik anak yatim. Nabi Daud lantas memintanya dari anak yatim itu, tetapi ia enggan memberikannya. Daud pun berusaha mendapatkan rumah tersebut secara paksa. Lantas Allah SWT berfirman kepada Daud, “Sesungguhnya rumah yang bersih dari kezaliman adalah rumah-Ku.” Daud kemudian mengembalikan rumah tersebut kepada pemiliknya.

Umar dan Abbas tertegun mendengar cerita Hudzaifah itu. Abbas memandang Umar dan berkata, “Wahai Umar, apakah engkau masih ingin mengambil rumahku?” “Tidak” jawab Umar.

Abbas pun berkata, “Bersamaan dengan itu, aku telah memberikan rumahku untuk memperluas masjid Rasulullah SAW.”

Umar kemudian bisa memperluas Masjid Nabawi tanpa mengambil paksa rumah Abbas. Demikian pula Abbas yang secara ikhlas memberikan rumah tersebut untuk menjadi lahan perluasan masjid.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com