Tag Archives: Nabi SAW

Doa Makan Sahur Puasa Ramadan agar Penuh Berkah



Jakarta

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur, baik sebelum menyantap makanan maupun setelahnya. Menurut sebuah riwayat, waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk berdoa.

Anjuran untuk makan sahur bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Anas RA sebagaimana termaktub dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً


Artinya: “Makan sahurlah kamu semua, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut riwayat lain, orang makan sahur akan mendapat sholawat dari malaikat. Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad)

Abu Maryam Kautsar Amru menjelaskan dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan, maksud sholawat para malaikat kepada orang yang makan sahur pada hadits di atas adalah doa para malaikat untuk memohonkan keberkahan dan doa memohonkan ampunan bagi orang yang sahur.

Makan sahur juga menjadi pembeda antara umat Islam dan umat terdahulu. Sebagaimana Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim)

Dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi yang disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk disebutkan, dianjurkan mengakhirkan makan sahur selama tidak dikhawatirkan terbitnya fajar shadiq dan menyegerakan berbuka. Sebab, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” Imam Ahmad menambahkan, “Dan mengakhirkan sahur.”

Menurut Imam an-Nawawi, mengakhirkan sahur itu lebih menguatkan tubuh untuk beribadah.

Doa Makan Sahur

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur dengan bacaan doa sebelum makan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash RA dari Nabi SAW. Berikut bacaan doa makan sahur,

للَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar, bismillah.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkan keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka, dengan menyebut nama Allah.”

Doa tersebut juga termuat dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi.

Sesudah makan sahur, umat Islam bisa memperbanyak bacaan istighfar. Dalam Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi’i karya Imam Fakhruddin Ar-Razi dikatakan, seseorang yang beristighfar di waktu sahur memiliki keutamaan yang besar. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Az Zariyat: 18)

Allah SWT juga berfirman,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ١٧

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

Imam Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, ayat tersebut adalah pujian bagi orang-orang yang beriman yang memiliki sifat-sifat tersebut dan menjadikan beristighfar pada waktu sahur sebagai penutup dari sifat-sifat tersebut.

Berikut bacaan istighfar yang bisa dipanjatkan,

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Dalam versi yang lebih panjang bisa membaca bacaan berikut,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Keutamaan Baca Doa ketika Sahur

Keutamaan berdoa pada waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Yunus dan Kisahnya Kala Berada di dalam Perut Paus



Jakarta

Dalam Al-Qur’an diabadikan doa-doa mustajab yang pernah para nabi dan rasul lafalkan. Di antaranya ada yang paling dikenal yakni doa Nabi Yunus AS saat dirinya berada dalam kegelapan perut ikan paus.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 2, menyebut Yunus AS memanjatkan doa ini ketika beliau pergi dan keluar dari kaumnya yakni penduduk Ninawa, di wilayah Maushil, Irak.

Sebelumnya, beliau telah berulang kali mengajak mereka kepada ketauhidan dan ajaran Allah SWT, tetapi mereka enggan menurutinya dan tetap memilih dalam kekufuran. Di saat beliau sudah tak tahan lagi dengan sikap kaumnya, Nabi Yunus meninggalkan mereka dengan amarah dan peringatan azab dari Allah SWT.


Kemudian ia menumpang pada perahu yang dipenuhi orang dan barang-barang. Di saat perahu itu hampir tenggelam karena kelebihan muatan, para penumpang memutuskan untuk mengundi siapa yang harus dibuang di laut untuk meringankan beban kapal itu.

Setelah beberapa kali terjadi undian, nama Yunus AS lah yang terpilih. Akhirnya ia menjatuhkan dirinya ke laut. Namun Allah SWT tak serta merta membiarkan hamba-Nya yang takwa itu tenggelam. Dia mengirim ikan besar (diduga paus) untuk menelan Nabi Yunus, tetapi tidak memakan dagingnya dan meremukkan tulangnya.

Tertelanlah Nabi Yunus ke dalam perut ikan paus yang gelap gulita. Dalam kegelapan berlapis itu, beliau menyadari serta mengakui kesalahan yang telah diperbuat terhadap kaumnya.

Lalu beliau segera bertaubat, dilanjut dengan bertasbih, bertahlil, beristighfar kepada-Nya seraya berdoa dengan bacaan yang diabadikan dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Anbiya 87.

Allah SWT pun mendengar doa hamba-Nya itu. Kemudian Dia mengampuninya dan mengijabah doa itu dengan menyelamatkan Yunus AS keluar dari perut ikan paus tersebut.

Doa Nabi Yunus AS: Arab, Latin, dan Arti

Doa Yunus AS ini diketahui termuat dalam Surat Al-Anbiya ayat 87:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Latin: lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Keutamaan Doa Nabi Yunus AS

Syaikh Al-Badr dalam bukunya turut menjelaskan bahwa doa ini mengandung makna mulia, petunjuk agung, serta mengharuskan penerimaan akan pengabulan. Ibnu Al-Qayyim turut mengungkap isi sebenarnya dari doa Nabi Yunus ini,

“Adapun doa dzunnun (Yunus AS), di dalamnya terdapat kesempurnaan tauhid dan pensucian terhadap Rabb. Pengakuan hamba akan kedzalimannya dan dosanya merupakan obat paling baik dalam menawar kesusahan, kegundahan, dan kegelisahan.”

Menukil pendapat Ibnu Katsir dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 2 menerangkan makna doa yang demikian membuat doa ini afdhal untuk dibaca pada kala tertimpa musibah, “Terutama apabila mereka berdoa dengan doa ini saat ditimpa cobaan. Sungguh telah datang anjuran memanjatkan doa ini dari penghulu para nabi.”

Ya, memang Rasulullah SAW telah menganjurkan umatnya untuk memohon dengan doa Yunus AS. Lantaran doa ini akan menjadi perantara dikabulkannya keinginan seseorang. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqash:

“Doa dzunnun (Yunus AS) ketika berdoa kepada Rabbnya dan dia di perut ikan adalah, ‘tidak ada sembahan yang haq selain Engkau, Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zhalim, (QS Al-Anbiya: 87)’, tidaklah seorang muslim berdoa dengannya pada sesuatu pun melainkan dikabulkan untuknya.” (HR Ahmad & Tirmidzi)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Malam Lailatul Qadar sesuai Sunnah Nabi, Ini Bacaannya



Jakarta

Islam mengenal sejumlah malam mulia dalam setahun, yang mana salah satunya adalah lailatul qadar. Nabi SAW menganjurkan kaum muslim berdoa pada malam istimewa itu, tetapi bacaan doa apa yang bisa dibaca?

Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Majalis Syahri Ramadhan mengemukakan lailatul qadar terjadi di malam Ramadan, bukan pada bulan lainnya.

Hal ini dapat dipastikan karena Allah SWT nyatakan dalam surat Al-Qadar ayat 1 bahwa telah menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadar itu. Dan melalui surat Al-Baqarah ayat 185, Dia juga ungkapkan bahwa Al-Qur’an turun pada Ramadan. Sehingga, kata Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, secara jelas bisa diketahui bahwa lailatul qadar bertepatan di bulan Ramadan.


Rasulullah SAW juga kemukakan lailatul qadar terdapat pada bulan Ramadan dalam sebuah hadits, di mana Abu Dzar bertanya kepada beliau,

“Wahai Rasulullah, terangkanlah kepadaku tentang lailatul qadar, apakah ia terdapat pada bulan Ramadan atau juga pada bulan lainnya?” Beliau menjawab: “Hanya pada bulan Ramadan.”

Dia bertanya lagi, “Apakah ia (lailatul qadar) hanya ada bersama nabi-nabi selama mereka masih hidup, sehingga jika mereka telah meninggal dunia lantas tidak ada lagi lailatul qadar, ataukah ia tetap ada sampai datangnya hari kiamat?” Beliau menjawab: “Sampai hari kiamat ….” (HR Ahmad dan an-Nasa’i)

Meski lailatul qadar terjadi di bulan Ramadan, tetapi tak ada yang tahu pasti kapannya. Melalui hadits pun Nabi SAW hanya memerintahkan kaum muslim untuk mencari malam mulia itu di 10 malam ganjil akhir bulan Ramadan.

Dalam riwayat Aisyah contohnya, beliau SAW bersabda,

تَحَرَّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: “Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR Bukhari)

Syekh Al-Utsaimin dalam buku Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Salat, Zakat, Puasa, dan Haji menyebutkan bahwa sejumlah hadits mengenai lailatul qadar yang bersumber dari Rasul SAW seperti di atas menunjukkan lailatul qadar tidak terjadi tetap pada satu malam. Karena demikian, beliau menganjurkan kaum muslim untuk mencarinya di malam-malam terakhir dengan memperbanyak ibadah dan doa.

Lebih lanjut, Syekh Al-Utsaimin mengatakan, “Lailatul qadar itu berpindah-pindah turunnya, dari satu malam kepada malam yang lain dan tidak terjadi pada malam tertentu setiap tahunnya.”

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Bukan hanya mengabarkan waktu lailatul qadar di 10 malam terakhir Ramadan meski tak ada yang tahu pastinya, Nabi SAW melalui sabdanya juga menjelaskan ciri-ciri malam mulia itu. Sehingga muslim yang mendapati sejumlah tandanya, kemungkinan benar mendapati lailatul qadar.

Ciri malam lailatul qadar termuat dalam hadits riwayat Ubadah bin Shamit, yang dinukil dari buku Khutbah Nabi oleh Muhammad Khalil Khathib. Di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya tanda-tanda datangnya lailatul qadar adalah bahwa pada malam itu langit benar-benar cerah dan terang seakan-akan ada rembulan yang sedang memancarkan cahayanya.

Suasana malam itu begitu tenang, hening, dan memiliki corak yang lain (ketimbang biasanya). Dan pada malam itu udara tidak terasa dingin dan tidak juga terasa panas, serta (di angkasa) tidak terlihat bintang-bintang jatuh (meteor) sampai pagi tiba.

Dan ciri- ciri lain darinya adalah bahwa pada keesokan harinya, matahari di pagi hari itu akan terbit dengan cahaya yang bersinar sedang. Matahari tidak memancarkan sinar yang terlalu panas (terang) dan hanya akan bersinar seperti bulan, karena pada pagi hari itu setan tidak diperbolehkan keluar bersamaan dengan terbitnya matahari itu.” (HR Ahmad dalam Majma’ az-Zawaid, dan tokoh-tokohnya dianggap semuanya tsiqah.)

Doa Malam Lailatul Qadar: Arab, Latin & Arti

Kaum muslim yang menemukan malam pada bulan Ramadan bertanda seperti dalam hadits di atas, memungkinkan bahwa benar itu adalah lailatul qadar. Dan mereka yang mendapati malam mulia itu hendaknya membaca sebuah doa dari Nabi SAW dan memperbanyaknya..

Menukil Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, berikut bacaan doa malam lailatul qadar sesuai sunnah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innala ‘afuwwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dari Aisyah)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

6 Doa Mohon Ampun di Bulan Ramadan, Bisa Dibaca saat Lailatul Qadar



Jakarta

Bulan Ramadan menjadi waktu utama terkabulnya doa, terlebih apabila seorang hamba memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahannya. Lantas, adakah doa meminta ampun yang bisa dibaca?

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr lewat bukunya Fiqih Doa & Dzikir Jilid 1 menyebutkan sejumlah waktu terkabulnya doa (waktu mustajab) dan sepantasnya bagi kaum muslim untuk berdoa, di antaranya pada bulan Ramadan.

Lebih rinci lagi, ia ungkap waktu terbaik berdoa dan memohon ampunan di bulan mulia ini adalah saat sahur (menjelang fajar), dan 10 hari terakhir dari Ramadan, khususnya malam lailatul qadar.


Sahur menjadi durasi terbaik untuk doa terkabul, sesuai apa yang difirmankan Allah SWT melalui Surat Ali Imran ayat 17 dan Surat Adz-Dzariyat ayat 17-18:

وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ – ١٧

Artinya: “Dan orang-orang yang memohon ampunan di waktu-waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ – ١٧ وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ – ١٨

Artinya: “Mereka sedikit dari waktu malam berbaring. Dan memohonkan ampunan (kepada Allah) di waktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Dzariyat: 17-18)

Syaikh Al-Badr mengemukakan terkait ayat-ayat di atas, “Merupakan dalil tentang keutamaan waktu yang berkah ini. Bahwa ialah seutama-utama waktu berdoa, istighfar dan menghadap kepada Allah SWT dengan mengajukan permohonan. Doa pada waktu itu akan dikabulkan.”

Adapun 10 hari terakhir Ramadan, khususnya malam lailatul qadar menjadi waktu mustajab untuk berdoa serta meminta ampunan, tercermin dalam riwayat Aisyah. Aisyah berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku beramal pada malam lailatul qadar, apa yang aku ucapkan padanya?’

Beliau SAW bersabda, ‘Ucapkanlah; Ya Allah, sungguh Engkau pemberi maaf, menyukai memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR Tirmidzi & Ibnu Majah)

Doa Memohon Ampunan Bulan Ramadan

Terkait bacaan apa yang bisa dilafalkan untuk memohon ampunan Allah SWT di bulan Ramadan, Nabi SAW mengajarkannya melalui berbagai sabdanya. Berikut beberapa di antaranya yang masih dikutip dari sumber yang sama:

1. Doa Ampunan Kesatu (Dibaca Malam Lailatul Qadar)

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad, dari Aisyah)

2. Doa Ampunan Kedua

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Latin: Rabbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Wahai Rabb, ampunilah aku, terimalah taubatku, sungguh Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.” (HR Abu Dawud & Tirmidzi, dari Ibnu Umar)

3. Doa Ampunan Ketiga

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Latin: Allahumma innii dzhalamtu nafsii dzhulman katsiiran wa laa yaghfirudzunuuba illa anta faghfir lii maghfiratan min ‘indika, warhamnii innaka antal ghafuurur rahiim

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku mendzalimi diriku dengan kedzhaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, ampunilah aku dengan pengampunan dari sisi-Mu, kasihanilah aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR Bukhari & Muslim, dari Abu Bakar)

4. Doa Ampunan Keempat

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ، وَجَهْلِيْ، وَإِسْرَافِيْ فِي أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ جَدِّيْ وَهَزْلِيْ، وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِيْ، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Latin: Allahummaghfirlii khathiiatii wa jahlii wa israfii fii amrii wamaa anta a’lamu bihi minnii. Allahummaghfirlii jaddii wa hazlii wa khata-i wa ‘amdi wa kullu dzalika ‘indii. Allahummaghfirli maa qaddamtu wamaa akhkhartu wamaa asrartu wama a’lantu wamaa anta a’lamu bihi minnii, antal muqoddimu wa antal muakhkhiru wa anta ‘ala kulli syai-in qadir.

Artinya: ” Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, keberlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku. Ya Allah, ampunilah diriku dalam kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua itu adalah berasal dari sisiku. Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, segala dosa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahui daripad aku, Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang Maha Mengakhirkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari & Muslim, dari Abu Musa Al-Asy’ari)

5. Istighfar Umum

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Latin: Astaghfiru llâhal ‘adhim

Artinya: “Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.”

6. Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ فَاغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa’ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzubika min syarri maa shana’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u laka bidzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta

Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari, dari Syaddad bin Aus)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Terhindar dari Penyakit Ain dan Upaya Pencegahannya



Jakarta

Tahukah detikers bahwa tatapan mata dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit? Penyakit yang dimaksud di sini adalah ain. Dalam Islam, penyakit ain dikenal berbahaya.

Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam kitab Al-Lu’lu wal Marjan menjelaskan penyakit ain, “Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan mata (ain). Yaitu apabila seseorang melihat orang lain dengan kekaguman, tetapi dibarengi dengan perasaan dengki atau iri. Maka itu akan menimbulkan kemudharatan, berdasarkan kebiasaan yang ditetapkan Allah.”

Diterangkan juga, ain merupakan pandangan hasut jin atau tatapan hasut setan. Imam Al-Khaththabi mengemukakan bahwa penyakit ain ini lebih mudah terkena orang lanjut usia. Meski demikian, bisa pula terjangkit pada anak-anak hingga orang dewasa.


Kebenaran adanya penyakit ain disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Ibnu Abbas:

العَيْنُ حَقٌّ، وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ القَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ

Artinya: “Ain adalah hak (benar). Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya ain-lah yang bisa mendahuluinya.” (HR Muslim [2188] & Tirmidzi [2063])

Kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi memaparkan, “Hadits ini mengandung makna pekara ain itu adalah benar adanya, dan penyakit ain mempunyai kekuatan yang membahayakan.”

Lebih lanjut dikemukakan, “Walau begitu, segala sesuatu itu semuanya berdasarkan takdir Allah SWT, sehingga tiada yang terjadi kecuali sesuai takdir-Nya. Karena itu, bahaya ain juga tidak akan terjadi kecuali dengan takdir-Nya.”

Sebagai hamba-Nya, dalam menghadap takdir tentu kita perlu bertawakal kepada Allah SWT. Namun, berserah diri juga mesti dibarengi dengan usaha. Adapun upaya yang dapat muslim lakukan untuk mencegah terkena penyakit ain adalah dengan berdoa kepada-Nya beserta mengamalkan apa yang Nabi SAW ajarkan.

Doa Terhindar dari Penyakit Ain

Masih dari kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi melampirkan hadits riwayat Ibnu Abbas yang berisi doa untuk dipanjatkan kepada Allah SWT supata tercegah dari penyakit ain, di mana dahulu Nabi SAW seringkali men-ta’widz (memohon perlindungan) bagi cucunya, Hasan dan Husain.

Berikut doa terhindar dari penyakit ain yang Rasul SAW baca:

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Artinya: U’iidzuka bikalimatillahit taammati min kulli syaithaanin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin

Artinya: “Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela.” (HR Bukhari [3371], dari Ibnu Abbas)

Kata ‘u’iidzuka’ ditunjukkan bagi laki-laki, sementara perempuan menggunakan kata ‘u’iidzuki’.

Upaya Mencegah Penyakit Ain

Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani dalam buku Hishnul Muslim min Adzkaaril Kitab was Sunnah menyebutkan beberapa cara untuk menghindari penyakit ain:

1. Membentengi atau melindungi diri dan orang yang dikhawatirkan terkena ain dengan berbagai bacaan dzikir, doa, surat al-muawwidzatain (Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas), hingga lafal ta’awwudz yang disyariatkan.

2. Mendoakan keberkahan bagi orang yang dikhawatirkan akan terserang ain apabila dipandang, baik menyangkut diri orang tersebut, harta, anak, saudara atau hal apa saja yang bisa menimbulkan kekaguman. Dengan berucap:

مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَيْهِ

Latin: Maa syaa-allaahu laa quwwata illa billaahi Allahumma baarik ‘alaih

Artinya: “(Inilah) apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan selain dengan Allah, ya Allah berkahilah ia.”

3. Tidak memamerkan apa pun yang mungkin dapat memunculkan ketakjuban dan kekaguman bagi orang yang menatapnya, lantaran khawatir terkena ain.

Itulah doa terhindar dari penyakit ain dan sejumlah upaya dalam menghindarinya, semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Sedekah Subuh, Dibaca agar Mendapat Keberkahan



Jakarta

Meski sedekah dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan waktu, sedekah di waktu Subuh menjadi salah satu amalan yang paling dianjurkan. Sesuai dengan namanya, sedekah dilakukan pada waktu Subuh tepatnya usai mengerjakan salat Subuh hingga terbit fajar.

Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:

“Setiap awal pagi matahari terbit, Allah SWT menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu, salah satu berkata, “Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah SWT.” Malaikat yang satu berkata, “Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil,” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).


Dianjurkannya sedekah Subuh bukan tanpa sebab, karena amalan ini mengandung banyak keutamaan. Salah satunya membuat doa-doa yang dipanjatkan lebih cepat terkabul sebagaimana disebutkan dalam buku Saat Jalur Langit Diusahakan Allah Mudahkan Segalanya karangan Salwa Shalihah.

Selain itu, sedekah Subuh juga dapat melancarkan rezeki. Muhammad Khalid dalam Shalat Subuh dan Shalat Dhuha menuturkan bahwa menunaikan sedekah, rajin berinfak, dan memberikan zakat termasuk ke dalam sebuah ‘bisnis’ yang dilakukan dengan Allah SWT. Maksudnya, bisnis tersebut sebagai janji seseorang yang dengan ikhlas menyedekahkan harta demi kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan, tentunya Allah SWT akan mengganjar gantinya berkali-kali lipat.

Doa Setelah Sedekah Subuh

Setelah memberikan sedekah Subuh, ada sebuah doa yang dapat dipanjatkan untuk mendapat keutamaannya. Menukil dari buku Ajaibnya Bangun Pagi, Subuh, Dhuha, & Mengaji di Pagi Hari susunan Muhammad Ainur Rasyid, berikut bacaannya.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”

Selain doa setelah sedekah Subuh, ada juga niat yang bisa dibaca sebelum mengerjakannya. Berikut bunyi niatnya:

نَوَيْتُ التَّقَرُّبَ اِلَى اللهِ تَعَالَى وَاتِّقَاءَ غَضَبِ الرَّبِّ جل جلاله وَاتِّقَاءَ نَارِ جَهَنَّمَ وّالتَّرَحُّمَ عَلَى الاخْوَانِ وَصِلَةَ الرَّحِمِ وَمُعَاوَنَةَ الضُّعَفَاءِ وَمُتَابَعَةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَاِدْخَالَ السُّرُوْرِ عَلَى اْلاِخْوَانِ وَدَفْعِ البَلاَءِ عَنْهُ وَعَنْ سَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلاِنْفاَقَ مِمَّا رَزَقَهُ الله وَقَهْرَ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ

Arab latin: Nawaitut taqoruba ilallahi ta’ala wattiqoaa ghadlabir rabbi jalla jalaluhu wattiqoa nari jahannama wattarakhkhuma ‘ala ikhwani wa shilatur rahimi wa mu’awanatadh dlu’afai wa mutaba’atan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallama wa idkholas sururi ‘alal ikhwani wa daf’il balai ‘anhu wa ‘an sairil muslimina wal infaqo mimma razaqohullahu wa qohran nafsi wasy syaithoni.

Artinya: “Aku niat (bersedekah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghindari murka Tuhan, menghindari api neraka jahannam, berbelas kasih kepada saudara dan menyambung silaturrahmi, membantu orang-orang yang lemah, mengikuti Nabi Saw, memasukkan kebahagiaan pada saudara, menolak turunnya dari mereka dan semua kaum muslimin, menafkahkan rizki yang diberikan oleh Allah, dan untuk mengalahkan nafsu dan setan,”

Adab Bersedekah yang Perlu Diketahui

Dalam bersedekah, ada juga adab yang perlu diperhatikan. Apa saja? Berikut pembahasannya seperti dijelaskan oleh Reza Pahlevi Dalimuthe dalam buku 100 Kesalahan dalam Sedekah.

  • Niatkan dengan tulus untuk mencari ridha kepada Allah, bukan riya atau pujian manusia
  • Menggunakan harta yang halal
  • Dari hasil usaha yang terbaik
  • Merahasiakan saat mengeluarkan sedekah
  • Mewakilkan penyerahan untuk menghindari riya
  • Mendoakan agar sedekahnya bermanfaat bagi penerima
  • Mendahulukan orang saleh, orang yang sedang menuntut ilmu, dan fakir miskin yang tidak meminta-minta
  • Tidak menunda-nunda sedekah
  • Tidak perlu dibahasakan secara lugas kepada penerima sedekah untuk menjaga perasaannya

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Doa ketika Merasa Takut dan Gelisah, Baca Ini supaya Hati Tenang



Jakarta

Rasa takut dan cemas sering kali melanda diri. Namun di saat perasaan itu datang, sebagai muslim hendaknya memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan memanjatkan doa. Berikut doa yang bisa dibaca saat merasa takut dan gelisah berlebih.

dr. Mohammad Ali Toha Assegaf dalam buku Sehat Ala Nabi: 365 Tips Sehat Sesuai Ajaran Rasulullah mengemukakan bahwa rasa takut muncul disebabkan kurangnya rasa percaya diri dalam menghadapi suatu masalah.

Menurutnya, obat penghilang takut itu sendiri adalah dengan berserah diri kepada Allah SWT melalui doa dan bersikap tegas. Kemudian setelahnya, kita bisa bertawakal atau menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya.


Dengan cara-cara tersebut khususnya dengan berdoa, insya Allah Dia akan memberikan rasa percaya diri dan aman di hati, sehingga kita tak lagi merasakan ketakutan dan cemas berlebih.

Lantas, doa apa yang bisa dibaca saat diri merasa takut dan khawatir? Simak berikut ini.

5 Doa Menghilangkan Rasa Takut dan Cemas Berlebih

Imam Nawawi melalu kitabnya Al-Adzkar menyebutkan sejumlah doa yang dapat dilafalkan muslim ketika dilanda ketakutan dan gelisah.

1. Doa saat Merasa Takut dan Gelisah Versi Satu

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ

Latin: A’udzu bikalimaatil laahit taammati min ghadlabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazzatisy syayathiini wa an yahdluruun

Artinya: “Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna, dari kemurkaan-Nya, dari godaan setan dan ketika mereka akan datang kepadaku.” (HR Abu Dawud & Tirmidzi, dari Amru bin Syu’aib)

2. Doa saat Merasa Takut dan Gelisah Versi Dua

اللَّهُ اللَّه رَبِّي لَا شَرِيكَ لَه

Latin: Allaahu allaahu rabbi laa syariika lah

Artinya: “Ya Allah, ya Allah, ya tuhanku, tak ada sesuatu yang disekutukan bagi-Nya.” (HR Nasa’i & Ibnu Sunni)

3. Doa saat Merasa Takut dan Gelisah Versi Tiga

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Latin : Allahumma inni a’udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”

4. Doa saat Merasa Takut dan Gelisah Versi Empat

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْحَلِيْمُ الْحَكِيْمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ عَزَّ جَارُكَ وَجَلَّ ثَنَاؤُكَ

Latin: Laa ilaaha illaal laahul haliimul hakim subhaanal laahi rabbis sa- maawaatis sab’i wa rabbil ‘arsyil ‘adhiimi laa ilaaha illaa anta ‘azza jaa- ruka wa jalla tsanaa-uka

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Lembut lagi Maha Agung. Maha Suci Allah Yang memiliki langit tujuh dan Arsy yang agung, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Maha Kuat pertolongan-Mu dan Maha Mulia pujian-Mu.” (HR Ibnu Sunni, dari Ibnu Umar)

5. Doa saat Merasa Takut dan Gelisah Versi Lima

يَا مَالِكَ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ أَعْبُدُ وَإِيَّاكَ أَسْتَعِيْنُ

Latin: Yaa maalika yaumid diini iyyaaka a’budu wa iyyaaka asta’iin

Artinya: “Wahai Raja di hari pembalasan, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan.” (HR Ibnu Sunni, dari Anas bin Malik)

Itulah sejumlah doa untuk menghilangkan rasa takut dan cemas berlebih, semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Arti dan Keutamaannya


Jakarta

Dalam Islam terdapat suatu bacaan doa yang berlafazkan “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…”. Tahukah detikers, doa ini punya keutamaan yang luar biasa?

Dilansir kitab Fiqh As-Sunnah li An-Nisa, Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim menyebutkan bacaan ‘Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…’ merupakan salah satu doa yang bisa dibaca dalam susunan doa setelah sholat.

Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar mengungkap bahwa doa tersebut kerap dibaca Nabi SAW sesudah sholat, tepatnya setelah sholat Subuh.


Beliau SAW mengucapkan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” setelah sholat Subuh lantaran sesudah Subuh menjelang pagi adalah waktu berdoa dan berdzikir yang paling mulia di siang hari.

Selain itu, momen setelah sholat juga merupakan waktu mustajab berdoa. Sehingga doa yang diucapkan sesudah sholat akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasul SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Abu Umamah RA. Ia berkata bahwa Nabi SAW ditanya oleh seseorang, ‘Ya Rasulullah, doa apakah yang paling didengar?’ Beliau SAW menjawab, “Doa pada malam terakhir (sebelum Subuh) dan pada akhir sholat-sholat wajib.” (HR Tirmidzi)

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Berikut tulisan Arab, latin, dan arti dari bacaan doa setelah sholat Subuh ini:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Latin: Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.”

(Doa ini diriwayatkan Ahmad [6/294], Ibnu Majah [925], Ibnu Sinni [108], dan Nasa’i [102] dari Ummu Salamah. Di mana dikatakan bahwa Nabi SAW mengucapkan doa tersebut sesudah sholat Subuh.)

Keutamaan Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an

Masih dikutip dari kitab Al-Adzkar, doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” yang diucapkan Rasul SAW punya keistimewaan besar. Keutamaannya terletak pada waktu dibacakannya doa tersebut, yakni sesudah sholat Subuh sampai terbitnya matahari.

Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Barang siapa sholat Subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu ia sholat dua rakaat, maka hal itu sama pahalanya dengan pahala sekali haji dan sekali umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR Tirmidzi [586])

Demikian bacaan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” beserta keutamaannya. Jangan lupa mengamalkan doa tersebut setelah sholat Subuh ya, detikers.

(fds/fds)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Sakit Gigi yang Bisa Diamalkan Muslim, Termasuk Surah Al Fatihah


Jakarta

Doa sakit gigi dapat dibaca muslim untuk memohon kesembuhan. Sebagaimana diketahui, umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT seperti disebutkan dalam surah Gafir ayat 60.

Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Sebagai seorang muslim kita harus meyakini bahwa hanya kepada Allah SWT kita memohon kesembuhan setelah berikhtiar. Adapun, ikhtiar yang dilakukan seperti pergi ke dokter dan mengonsumsi obat.

Bahkan, Nabi Ibrahim AS dalam surah Asy Syu’ara ayat 80 mengatakan bahwa Allah SWT yang menyembuhkannya dari sakit,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,”

Kumpulan Doa Sakit Gigi yang Bisa Diamalkan

1. Membaca Surah Al Fatihah

Mengutip dari Buku Pegangan Doa dan Zikir Keselamatan Ratibul Haddad oleh Ustaz Ahmad Zacky el-Syafa, surah Al Fatihah dapat menjadi salah satu doa sakit gigi. Muslim bisa membaca surah Al Fatihah 41 kali di antara salat qobliyah Subuh dan fardhu Subuh. Khususkan bacaan tersebut pada gigi yang sakit, insyaAllah diberi kesembuhan oleh Allah SWT.

Berikut bacaan surah Al Fatihah,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧

Arab latin: (1) bismillâhir-raḫmânir-raḫîm. (2) al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn. (3) ar-raḫmânir-raḫîm. (4) mâliki yaumid-dîn. (5) iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în. (6) ihdinash-shirâthal-mustaqîm. (7) shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn.

Artinya: “(1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (4) Pemilik hari Pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (6) Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.” (QS Al Fatihah: 1-7)

2. Doa Sakit Gigi dari Hadits Nabi SAW Versi Pertama

Menurut buku Kamus Doa oleh Luqman Junaedi, dalam redaksi lengkap hadits di bawah ini diterangkan bahwa Rasulullah SAW menempelkan tangannya kepada pipi Abdullah bin Rawahah yang sakit gigi dan membaca doa berikut sebanyak tujuh kali,

اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُ سُوْءَ مَا يَجدُ وفَحْشَهُ بِدَعْوَةِ نَبِيِّكَ الْمَكِيْنِ الْمُبَارَكَ عِنْدَكَ

Arab latin: Allaahumma adzhib ‘anhu suu-a maa yajidu wa fahsyahu bida’wati nabiyyikal makiinil mubaaraka ‘indaka

Artinya: “Ya Allah, dengan doa nabi-Mu yang punya kedudukan yang diberkahi di sisi-Mu, hilangkanlah keburukan dan kekejian rasa sakitnya. Allah menyembuhkannya sebelum bengkaknya membesar.” (HR Baihaqi)

3. Doa Sakit Gigi dari Hadits Nabi SAW Versi Kedua

Masih dari sumber yang sama, doa sakit gigi menurut hadits Rasulullah SAW kali ini sang rasul memasukkan telunjuk kanannya dan meletakkannya pada gigi Fatimah yang sedang sakit. Beliau lalu membaca doa sakit gigi di bawah ini sekali.

Nama Fatimah dalam doa ini bisa diubah menjadi nama orang yang sedang sakit gigi. Berikut bacaannya,

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ أَسأَلُكَ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِنَّ مَرْيَمَ لَم تَلِدْ غَيْرَ عِيْسَى مِنْ رُوْحِكَ وَكَلِمَتِكَ أَنْ تَكْشِفَ مَا تَلْقَى فَاطِمَةَ بِنْتَ خَدِيْجَةَ مِنَ الضُّرِّ كُلِّهِ

Arab latin: Bismillaahi wabillaahi as-aluka bi’izzatika wajalaalika waqudratika ‘alaa kulli syai-in fainna maryama lam talid ghaira ‘iisaa min ruuhika wakalimatika an taksyifa maa talqaa faathimata binta khadiiijata minadhdhurri kullihi

Artinya: “Dengan nama Allah, aku memohon kepada Allah. Dengan kegagahan, kemuliaan dan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, sesungguhnya, Maryam hanya melahirkan Isa dari Ruh dan Kalimat-Mu. Hilangkan seluruh bahaya penyakit yang dirasakan Fatimah binti Khadijah.” (HR Humaidi)

4. Membaca Surah Al An’am Ayat 98

Mengutip dari buku Penyembuhan dengan Doa & Zikir Rasulullah SAW susunan Muhammad Abdul Ghoffar, muslim yang sakit gigi juga bisa membaca surah Al An’am ayat 98 sambil meletakkan jarinya pada gigi yang sakit.

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ

Arab latin: Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda’, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.”

5. Doa Sakit Gigi Lainnya

Dalam buku Dzikir, Wirid, Doa dan Shalawat karya Sayyid M Dzikri, ada juga doa sakit gigi lainnya yang bisa diamalkan muslim. Berikut bacaannya,

بِسْمِ اللهِ وَالشَّافِي اللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Arab latin: Bismillaahi wasy syaafillaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Adapun Dzat Yang Menyembuhkan hanya Allah. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Itulah beberapa doa sakit gigi yang bisa diamalkan muslim. Semoga bermanfaat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Keluar Kamar Mandi Sesuai Sunnah dan Adabnya


Jakarta

Doa keluar kamar mandi dapat diamalkan oleh muslim. Bacaan ini termasuk adab yang bisa diterapkan ketika berada di kamar mandi.

Menukil dari Ihya Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan Achmad Sunarto, kamar mandi adalah tempat tinggal iblis dan setan. Karenanya, muslim dianjurkan membaca doa keluar kamar mandi agar dilindungi dari godaan keduanya.

Abu Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pada saat iblis turun ke permukaan bumi, ia berkata, ‘Wahai Rabbku, Engkau telah menurunkan aku ke bumi, dan telah menjadikan aku terkutuk, maka jadikanlah untukku sebuah rumah.’ Allah SWT berfirman, ‘Rumahmu adalah kamar mandi’.” (HR Thabrani)


Sementara itu dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu susunan Prof Wahbah Az-Zuhaili terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, dikatakan membaca doa masuk dan keluar kamar mandi termasuk sunnah. Ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Syaikhan dengan bunyi,

“Untuk melindungi aurat manusia dari mata-mata jin adalah apabila salah seorang di antara kamu memasuki kamar mandi, maka hendaklah dia membaca, ‘Bismillah,’ karena kamar mandi itu menunggui seseorang dengan penyakit.”

Dalam riwayat lainnya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa sebelum masuk kamar mandi menjadi pembatas antara jin dan manusia. Dari Ali RA, Nabi SAW bersabda:

“Pembatas antara jin dengan aurat bani Adam (manusia) manakala seorang di antara mereka mask ke WC, adalah agar ia mengucapkan ‘Bismillah.'” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Doa Keluar Kamar Mandi Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan doa keluar kamar mandi yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Sepanjang Hajat oleh Drs Nurdin Hasan MAg.

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Arab latin: Alhamdulillahilladzi azhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii.

Artinya: “Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan.”

Adab Keluar Kamar Mandi bagi Muslim

Mengutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani, berikut beberapa adab keluar kamar mandi yang harus diperhatikan muslim.

1. Membaca Doa Keluar Kamar Mandi

Salah satu adab keluar kamar mandi adalah membaca doa keluar kamar mandi. Lafaznya seperti yang sudah diterangkan di pembahasan sebelumnya.

2. Mendahulukan Kaki Kanan ketika Keluar

Muslim yang hendak keluar kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kanan ketimbang kiri. Ketika masuk, kaki kiri yang didahulukan.

3. Tidak Berlama-lama di Kamar Mandi

Tuntaskan keperluan yang dilakukan di kamar mandi. Jika sudah selesai, muslim bisa langsung keluar kamar mandi dan tidak berlama-lama di dalamnya.

Itulah doa keluar kamar mandi dan adabnya yang bisa diamalkan oleh muslim. Semoga bermanfaat.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com