Tag Archives: nabi sulaiman

Ini 3 Doa Nabi Sulaiman AS yang Tercantum dalam Al-Qur’an, Mustajab!


Jakarta

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang dianugerahi nikmat besar oleh Allah SWT. Selain dikenal sebagai seorang nabi, beliau juga seorang raja dengan kerajaan besar dan kekayaan yang melimpah.

Allah SWT juga memberikan mukjizat-mukjizat luar biasa kepada Nabi Sulaiman AS, seperti kemampuan berbicara dengan binatang, menundukkan jin, dan menguasai angin.

Segala nikmat yang dimiliki Nabi Sulaiman AS ini tidak lepas dari doa-doa yang selalu beliau panjatkan kepada Allah SWT. Doa-doa ini selalu mustajab, hingga diabadikan dalam Al-Qur’an. Berikut beberapa doa Nabi Sulaiman AS yang juga bisa dipanjatkan oleh setiap muslim.


Doa Nabi Sulaiman AS

Berikut adalah 3 doa Nabi Sulaiman AS yang selalu dikabulkan Allah SWT serta diabadikan dalam Al-Qur’an.

1. Doa Nabi Sulaiman AS Memohon Kekayaan

Dikutip dari buku Doa dalam Al-Quran dan Sunnah yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, Nabi Sulaiman AS memohon kepada Allah SWT agar diberikan kerajaan besar yang tidak dimiliki oleh siapa pun sebelumnya dengan membaca doa berikut.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

Arab latin: Rabbighfir lî wa hab lî mulkal lâ yambaghî li’aḫadim mim ba’dî, innaka antal-wahhâb

Artinya: “Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut (dimiliki) oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”

Doa Nabi Sulaiman AS memohon kekayaan ini diabadikan dalam surah Shad ayat 35.

2. Doa Nabi Sulaiman AS agar Selalu Bersyukur

Nabi Sulaiman AS juga berdoa ketika menyadari betapa banyak anugerah Allah SWT kepada beliau, di antaranya adalah kemampuan memahami bahasa semut. Nabi Sulaiman AS berdoa:

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Arab latin: Rabbi auzi’nî an asykura ni’matakallatî an’amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya wa an a’mala shâliḫan tardlâhu wa adkhilnî biraḫmatika fî ‘ibâdikash-shâliḫîn

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Doa Nabi Sulaiman AS agar selalu bersyukur ini diabadikan dalam surah An-Naml ayat 19.

3. Doa Nabi Sulaiman AS untuk Meluluhkan Hati Seseorang

Nabi Sulaiman AS mengirim surat kepada Ratu Balqis yang berisi seruan untuk taat kepada Allah SWT, taat kepada rasul-Nya, kembali kepada-Nya, serta tunduk untuk bergabung dalam kekuasaan rasul-Nya. Dalam surat itu, terdapat sebuah doa yang terkandung dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 30-31. Berikut bacaan doa nya:

بِسۡمِ اللّٰهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِۙ اَلَّا تَعۡلُوۡا عَلَىَّ وَاۡتُوۡنِىۡ مُسۡلِمِيۡنَ

Arab latin: Bismillâhir-raḫmânir-raḫîm. allâ ta’lû ‘alayya wa’tûnî muslimîn

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri!”

Itulah beberapa doa Nabi Sulaiman AS yang beliau panjatkan. Doa-doa tersebut tidak hanya khusus bagi Nabi Sulaiman AS, tetapi juga dapat menjadi amalan bagi setiap muslim.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Sahabat Nabi Sulaiman yang Menghindari Malaikat Maut



Jakarta

Kematian adalah takdir yang menjadi rahasia Allah SWT. Tak ada satupun makhluk yang bisa lari dari kematian, termasuk sahabat Nabi Sulaiman meskipun telah mencoba menghindari malaikat maut.

Usia seseorang telah ditetapkan bahkan sebelum ia dilahirkan. Tidak ada yang tahu kapan takdir ini menjemput karena ini menjadi rahasia Allah SWT.

Mengutip buku Kisah dan ‘Ibrah oleh Syofyan Hadi diceritakan sebuah kisah dari seorang sahabat Nabi Sulaiman yang takut melihat malaikat maut. Ia lantas pergi jauh untuk menghindari malaikat Izrail, namun kematian tetap terjadi dan tak bisa dihindari.


Konon, pada masa Nabi Sulaiman, hiduplah seorang manusia yang bersahabat dengan nabi Allah tersebut. Hampir setiap hari dia berada di istana Sulaiman untuk belajar sekaligus membantu pekerjaan istana.

Suatu ketika, datanglah malaikat maut ke istana Sulaiman dalam wujud manusia. Dalam pertemuan di istana, sahabat Sulaiman tersebut melihat manusia yang aneh dan baru kali ini dia dilihatnya berada di stana.

Orang yang tak lain adalah malaikat maut itu terus memandang kepadanya dengan pandangan yang menakutkan.

Usai pertemuan itu, dia bertanya kepada Nabi Sulaiman tentang manusia yang baru datang ke istananya. Nabi Sulaiaman mengatakan bahwa orang itu adalah malaikat maut yang datang bertamu kepadanya.

Mengetahui bahwa yang baru dilihatnya adalah malaikat maut, dia menjadi semakin takut terlebih ketika mengingat pandangan orang itu kepadanya. Dia berfikir jangan-jangan kedatangan malaikat maut itu adalah untuk mengambil nyawanya.

Ketakutan inilah yang membuat ia meminta tolong kepada Nabi Sulaiman agar memerintahkan angin untuk membawanya ke suatu negeri yang jauh. Tujuannya untuk menghindarkan diri dari malaikat maut tersebut.

Atas desakan sahabatnya itu, Nabi Sulaiman akhirnya berkenan memerintahkan salah satu tentaranya, yakni angin, untuk membawa sahabatnya ke negeri jauh tersebut (India).

Keesokan harinya, malaikat maut datang lagi ke istana Sulaiman dalam wujud yang sama. Sesampainya di istana, nabi Sulaiman bertanya kepada sahabatnya malaikat maut, tentang sebab dia memandang kepada sahabatnya dengan pandangan menyeramkan kemarin.

Malaikat maut menjawab, “Kemarin aku resah karena aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di India, namun dia masih berada di sini. Namun, pada jam dan saat yang telah ditentukan nyawanya dicabut, tiba-tiba saya telah menemukannya berada di India. Alhamdulillah, dia sudah meninggal dunia tepat pada waktu dan tempatnya,” tutup malaikat maut.

Mendengar kabar ini, Nabi Sulaiman hanya bisa mengucap Innalilahi wa inna ilaihi rajiun atas infromasi malaikat maut bahwa
sahabatnya telah meninggal dunia.

Dalil tentang Kematian

Allah SWT telah berfirman dalam beberapa ayat Al-Qur’an tentang kematian. Tidak ada seorangpun yang dapat menghindari atau menunda kematian yang telah ditetapkan.

Dalam surat Al-Jumu’ah ayat 8, Allah berfirman:

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Arab-Latin: Qul innal-mautallażī tafirrụna min-hu fa innahụ mulāqīkum ṡumma turaddụna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Kemudian penjelasan serupa juga termaktub dalam surat An-Nisa ayat 78:

أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

Arab-Latin: Aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min ‘indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min ‘indik, qul kullum min ‘indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā

Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?

Demikian kisah sahabat Nabi Sulaiman yang gagal setelah mencoba menghindari kematian. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi umatnya dari kematian yang suul khatimah.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman Punya Kekayaan Berlimpah, Namun Tetap Bertanggung Jawab



Jakarta

Allah SWT memberikan anugerah yang berbeda pada setiap nabi. Bagi Nabi Sulaiman, diberi limpahan kekayaan dan kekuasaan yang jumlahnya tak terhingga.

Kisah tentang kekuasaan dan kekayaan Nabi Sulaiman diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti surat An-Naml. Tak ada yang bisa menandingi kekayaan Nabi Sulaiman, namun ia tetap dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab.

Mengutip buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki oleh Muhammad Gufron Hidayat, SE. I dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan Nabi Sulaiman sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap segala apa yang dimilikinya, termasuk terhadap kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki.


Sikap tanggung jawab Nabi Sulaiman tercermin dalam beberapa tindakan dan bagaimana cara menggunakan harta dan kekuasaan yang dimiliki. Seperti halnya ketika Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan binatang. Namun dalam pertemuan tersebut burung hud-hud tidak hadir.

Peristiwa ini sebagaimana termaktub dalam surat An-Naml Ayat 21

لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَا۟ذْبَحَنَّهُۥٓ أَوْ لَيَأْتِيَنِّى بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ

Artinya: Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”

Sikap tegas yang dimiliki Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud di atas adalah salah satu cerminan bahwa Nabi Sulaiman bertanggung jawab terhadap apa yang dimilikinya.

Dia menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan termasuk semua prajuritnya adalah karunia sekaligus titipan dari Allah SWT yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak. Jika tidak diperhatikan, maka ia telah melalaikan apa yang diberikan Allah.

Terlebih lagi kalau sampai prajuritnya tersebut melakukan hal yang dilarang dalam syariat, maka selain prajuritnya berdosa, maka rajanya pun ikut berdosa karena tidak memperhatikan apa yang dilakukan bawahannya.

Dalam al-Qur’an juga mengisahkan sosok Nabi Sulaiman yang menolak hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis dengan maksud untuk menguji dan menyuap Nabi Sulaiman agar tidak mengganggu kerajaannya yang menyembah matahari. Namun ternyata Nabi Sulaiman menolak hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis untuknya.

Hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa Nabi Sulaiman adalah raja yang bertanggung jawab dan tidak serakah akan harta.

Peristiwa ini tercatat dalam Surat An-Naml ayat 35

وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ

Artinya: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

Sifat tanggung jawab yang dimiliki Nabi Sulaiman tersebut merupakan pangkal dari keimanan, rasa syukur dan kesadaran bahwa semua yang ada di langit dan di bumi ini adalah milik Allah SWT termasuk semua yang ada pada dirinya. Sehingga ia akan menolak serta menjauhi segala hal yang tidak diridhai Allah SWT.

Berapa Harta Kekayaan Nabi Sulaiman?

Banyak yang bertanya-tanya tentang jumlah kekayaan Nabi Sulaiman, namun hingga saat ini belum ada yang bisa menjawabnya.

Mengutip buku Keajaiban Seribu Dinar oleh Miftahur Rahman El-Banjary dijelaskan bahwa manusia paling kaya yang pernah hidup di muka bumi ini adalah Nabi Sulaiman atau dalam literatur Barat dikenal dengan nama King Solomon.

Sebenarnya tidak tersedia data yang lengkap untuk mengkalkulasikan seberapa besar total kekayaan bersih Nabi Sulaiman. Beberapa ahli sejarah mencoba menelusuri manuskrip samawi untuk memprediksikan total kekayaan Nabi Sulaiman.

Sebagian dari mereka meyakini bahwa harta kekayaan Nabi Sulaiman untuk ukuran saat ini berkisar US$500 miliar atau setara Rp 5.000 triliun. Data tersebut baru berdasarkan prediksi. Pada kenyataannya jumlah kekayaan Nabi Sulaiman jauh lebih banyak dari itu.

Wallahu alam.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Nama Jin yang Bantu Nabi Sulaiman Pindahkan Istana Ratu Bilqis



Jakarta

Nabi Sulaiman AS adalah putra dari Nabi Daud AS. Salah satu mukjizatnya adalah menguasai bahasa hewan dan juga menaklukan jin.

Hal ini dijelaskan dalam surah An-Naml ayat 17. Berikut bacaan dan terjemahannya,

وَحُشِرَ لِسُلَيْمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ


Artinya: “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”

Kemudian, Nabi Sulaiman juga berhasil menundukkan jin untuk bekerja di bawah perintahnya. Dikutip dari buku Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman karya Muhammad Gufron Hidayat, mereka bahkan bekerja membantu Nabi Sulaiman dalam membangun gedung.

Selain itu, mereka berhasil membuat bejana besar untuk makanan para tentara dan pekerja, hingga membuat tempat minum yang besarnya seperti kolam. Mukjizat Nabi Sulaiman ini diceritakan dalam surah Saba’ ayat 13,

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Artinya: “Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”

Pada kisahnya, Nabi Sulaiman dibantu golongan jin dalam membantu memimdahkan istana Ratu Bilqis. Siapakah jin yang membantu Nabi Sulaiman?

Nama Jin yang Membantu Nabi Sulaiman

Nama jin yang membantu Nabi Sulaiman disebutkan secara tersurat dalam firman-Nya di surah An Naml ayat 38 sampai 40. Berikut ini adalah ayat beserta artinya.

قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ (38

قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ (39

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ (40

Arab latin: “Qāla yā ayyuhal-mala’u ayyukum ya’tīnī bi’arsyihā qabla ay ya’tūnī muslimīn(a). Qāla ‘ifrītum minal-jinni ana atīka bihī qabla an taqūma mim maqāmik(a), wa innī ‘alaihi laqawiyyun amīn(un). Qālal-lażī ‘indahū ‘ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk(a), falammā ra’āhu mustaqirran ‘indahū qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a’asykuru am akfur(u), wa man syakara fa’innamā yasykuru linafsih(ī), wa man kafara fa’inna rabbī ganiyyun karīm(un).”

Artinya: Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri?” Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya.” Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Dari bantuan jin ifrit atas kehendak dan kuasa Allah SWT kepada Nabi Sulaiman, beliau mampu membuat Ratu Balqis beriman kepada Allah SWT. Berikut adalah kisah selengkapnya.

Ratu Balqis Takjub pada Mukjizat Nabi Sulaiman

Dikutip dari Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul tulisan Iip Syarifah, dijelaskan bahwa Ratu Balqis memimpin kerajaan yang sangat mahsyur namun tidak beriman kepada Allah SWT. Singkat cerita, setelah utusan Ratu Balqis datang menemui Nabi Sulaiman, ia menyampaikan apa yang dilihatnya ini sangat di luar nalarnya. Hal ini membuat Ratu Balqis ingin mengecek sendiri kabar tersebut.

Mendengar kabar bahwa Ratu Balqis ingin datang langsung ke istananya, Nabi Sulaiman AS bertanya kepada para jin, “Siapa yang sanggup memindahkan kerajaan Ratu Balqis ke istanaku dalam waktu sekejap?”

Akhirnya istana yang megah ini berhasil dibangun oleh anugerah yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Sulaiman AS. Segera setelah Ratu Balqis sampai di istana Nabi Sulaiman AS, ia bertanya, “Seperti inikah singgasanamu?” kepada Ratu Balqis yang kebingungan mengamati siggahsana itu.

Setelah kebingungan beberapa saat, Ratu Balqis menjawab, “Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku”.

Nabi Sulaiman AS kemudian berkata lagi, “Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.”

Ratu Balqis akhirnya tersadar bahwa yang dilihatnya adalah benar-benar singgasananya. Ratu Balqis kemudian sangat terpesona dengan keimanan Nabi Sulaiman AS yang telah disaksikannya.

Dia juga terpesona dengan kemajuan ilmu yang telah dicapai di kerajaan Nabi Sulaiman AS. Beliau kemudian mempersilakan Ratu Balqis untuk masuk ke istana yang sudah dipersiapkannya.

Akhirnya Ratu Balqis tersadar bahwa matahari yang selama ini disembah oleh kaumnya hanyalah makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Ratu Balqis lalu mengumumkan keislamannya. Dia pun tunduk dan berserah diri kepada Allah SWT dan diikuti oleh seluruh rakyatnya.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Kuasai Bangsa Jin-Mampu Menaiki Angin



Jakarta

Nabi Sulaiman AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Sebagai utusan Allah SWT, tentu Nabi Sulaiman dikaruniai mukjizat.

Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman yang umum dikenal ialah dapat berbicara kepada hewan dan memahami bahasanya. Dikisahkan oleh Muhammad Gufron Hidayat melalui Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki Nabi Sulaiman, dalam sebuah hadits Abu Hurairah meriwayatkan ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Nabi Sulaiman keluar menemui orang-orang dan melihat mereka sedang meminta diturunkan hujan. Di antara mereka ada seekor semut yang menengadahkan tangannya ke langit. Lantas Nabi Sulaiman berkata, ‘Pulanglah! Doa kalian telah dikabulkan karena seekor semut,”


Kemampuan Nabi Sulaiman memahami bahasa semut tercantum dalam surat An Naml ayat 18-19,

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا

Artinya: “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.

Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu…”

Nabi Sulaiman merupakan putra dari Nabi Daud sehingga dia mewarisi kekuasaan sekaligus kenabian dari sang ayah. Selain itu, Nabi Sulaiman juga dipandang sebagai nabi terbesar setelah Nabi Musa dan Nabi Daud.

Selain berbicara dengan semut, Nabi Sulaiman juga dapat berkomunikasi dengan burung. Hal ini dilakukannya ketika sang ayah wafat, Nabi Sulaiman memanggil para burung untuk melindungi orang-orang yang mengantarkan jenazah Nabi Daud dari panasnya cahaya Matahari.

Dalam surat An Naml ayat 16, Allah SWT berfirman,

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

Artinya: “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata,”

Mukjizat lainnya yang dimiliki Nabi Sulaiman ialah mampu menundukkan jin sehingga mereka bekerja di bawah perintahnya dan menjadi bala tentara. Selain itu, para jin juga bekerja membantu Nabi Sulaiman membangun gedung-gedung tinggi serta pekerjaan berat lainnya.

Dalam surat As Saba’ ayat 13 dijelaskan terkait para jin yang membantu Nabi Sulaiman AS,

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Artinya: “Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur,”

Tak sampai di situ, Nabi Sulaiman AS bahkan mampu memerintah angin agar tunduk dan menaikinya bersama bala tentaranya. Hal ini dijelaskan dalam surat Shad ayat 36,

فَسَخَّرْنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجْرِى بِأَمْرِهِۦ رُخَآءً حَيْثُ أَصَابَ

Arab latin: Fa sakhkharnā lahur-rīḥa tajrī bi`amrihī rukhā`an ḥaiṡu aṣāb

Artinya: “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya,”

Wafatnya Nabi Sulaiman terjadi ketika beliau mendatangi sebuah pohon yang tumbuh di Baitul Maqdis. Atas kuasa Allah, Nabi Sulaiman berbicara dengan pohon tersebut, seperti dinukil dari buku Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir.

Pohon yang dikenal sebagai Kharubah itu mengatakan dirinya tumbuh untuk meruntuhkan masjid tempatnya berdiri. Nabi Sulaiman lantas berkata,

“Allah tidak mungkin meruntuhkan masjid ini selama aku masih hidup. Itu artinya, kamu tumbuh untuk mengabarkan kematianku,”

Nabi Sulaiman kemudian mencabut pohon tersebut serta menanamnya di pagar miliknya. Setelah itu, beliau masuk ke dalam mihrab dan mengerjakan salat dengan bersandar pada tongkatnya.

Pada sejumlah sumber dikatakan bahwa tongkat tersebut dibuat Nabi Sulaiman dengan bahan dasar pohon Kharubah yang sempat ia cabut. Kemudian, Nabi Sulaiman wafat tanpa diketahui oleh jin yang bekerja untuknya.

Kisah wafatnya Nabi Sulaiman AS diabadikan pada surat Saba ayat 14,

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

Artinya: “Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan,”

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman yang Berhasil Penjarakan Iblis



Jakarta

Nabi Sulaiman mendapatkan banyak mukjizat dari Allah SWT. Semasa hidup, ia bisa berkomunikasi dengan hewan dan bangsa jin, ia juga berhasil menjadi raja yang kaya. Termasuk mukjizat dari Allah SWT yakni keberhasilan Nabi Sulaiman menangkap dan memenjarakan iblis.

Mengutip buku The Leadership of Sulaiman oleh Ibnu Mas’ud, dikisahkan dalam sebuah riwayat yang menyebutkan sebutkan bahwa Nabi Sulaiman pernah memohon kepada Allah untuk menangkap iblis.

“Ya Allah, Engkau telah menundukkan bagiku manusia, jin, binatang buas, burung-burung, dan para malaikat. Ya Allah, aku ingin menangkap iblis, memenjarakan, merantai serta mengikatnya, sehingga manusia tidak melakukan dosa dan maksiat lagi,” pinta Nabi Sulaiman kepada Allah SWT.


Tujuan Nabi Sulaiman menangkap iblis hanya satu, yaitu agar tidak ada lagi yang mengganggu manusia.

Allah SWT sebenarnya melarang Nabi Sulaiman menangkap iblis, karena perbuatan tersebut tidak ada gunanya. Tetapi, Nabi Sulaiman bersikukuh ingin menangkap dan memenjarakan iblis.

Allah SWT: “Wahai Sulaiman, tidak ada gunanya jika iblis ditangkap.”

Nabi Sulaiman: “Ya Allah, keberadaan makhluk terkutuk ini tidak ada kebaikan di dalamnya.”

Allah SWT: “Jika iblis ditangkap, maka banyak pekerjaan manusia yang akan ditinggalkan.”

Nabi Sulaiman: “Ya Allah, aku ingin menangkap makhluk terkutuk ini beberapa hari saja.”

Setelah mendapat izin dari Allah SWT, Nabi Sulaiman pun menangkap iblis dan memenjarakannya. Setelah iblis ditangkap, Nabi Sulaiman memerintahkan anak buahnya pergi ke pasar untuk menjual tas hasil kerajinan kerajaan.

Uang hasil penjualan tas ini akan digunakan untuk membeli gandum. Nabi Sulaiman memang dikenal sebagai raja yang kaya raya namun ia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam buku Perjumpaan Dengan Iblis oleh Muhammad Syahir Alaydrus, dijelaskan ada beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa setiap hari di dapur (istana) Nabi Sulaiman dimasak 4.000 ekor unta, 5.000 ekor sapi, dan 6.000 ekor kambing. Meski demikian, Nabi Sulaiman tetap membuat tas dan menjualnya ke pasar untuk mencari makan.

Sayangnya saat hendak menjual tas, anak buah Nabi Sulaiman mendapati pagi itu pasar tutup. Tidak ada satu pun orang yang berjualan.

Atas kejadian tersebut, dilaporkanlah hal tersebut kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya, “Kenapa bisa begitu? Apa yang terjadi?” Tidak ada jawaban.

Setelah peristiwa itu berlangsung beberapa hari, Nabi Sulaiman akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Allah SWT, “Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa orang-orang tidak bekerja mencari nafkah?”

Dan, Allah SWT menjawab, “Wahai Sulaiman, engkau telah menangkap iblis itu, sehingga akibatnya manusia tidak bergairah bekerja mencari nafkah. Bukankah sebelumnya telah Aku katakan padamu bahwa menangkap iblis tidak mendatangkan kebaikan?”

Iblis yang ditangkap Nabi Sulaiman berhenti menggoda manusia sehingga manusia tidak lagi bersemangat mencari hal yang sifatnya duniawi.

Akhirnya, Nabi Sulaiman pun segera melepaskan iblis. Keesokan harinya, orang-orang kembali pada aktivitasnya di pasar. Membuka kios, bekerja dan mencari nafkah untuk kehidupan duniawi.

Demikianlah kisah kehebatan Nabi Sulaiman. Sebagai manusia beriman, ia diberi kelebihan oleh Allah SWT mampu menangkap iblis, menguasai jin, menundukkan angin dan binatang, dan menjadi raja atas manusia. Dengan kekuatan dan mukjizat tersebut Nabi Sulaiman tetap takwa kepada Allah SWT dan bersikap bijaksana.

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com

Kisah Burung Hudhud dan Nabi Sulaiman ‘Taklukan’ Ratu Balqis


Jakarta

Kisah burung hudhud dan Nabi Sulaiman AS salah satu kisah yang menarik untuk disimak. Burung ini berperan dalam penaklukan kerajaan besar di Yaman yang saat itu dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis pada masa Nabi Sulaiman AS.

Cerita ini bahkan diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur’an agar bisa menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia di setiap zaman. Kisahnya termuat dalam surah An-Naml ayat 20-28.

Kerja Sama Burung Hudhud dan Nabi Sulaiman AS

Dikutip dari buku Tafsir Qashashi Jilid III oleh Syofyan Hadi, saat itu Nabi Sulaiman AS sedang melakukan pemeriksaan terhadap para pekerja dan pegawainya. Pekerja yang dimaksud tersebut terdiri dari golongan manusia, hewan, maupun jin.


Nabi Sulaiman AS lantas menyadari ketidakhadiran burung Hudhud dalam pertemuan itu. Beliau lalu berkata bahwa pegawai dan pekerja yang tidak hadir dalam pertemuan itu akan dihukum.

Tak lama, burung hudhud datang namun tetap terlambat. Nabi Sulaiman AS lantas bertanya penyebab keterlambatannya tersebut. Burung hudhud pun menjawab bahwa ia membawa sebuah berita penting.

Burung hudhud bersaksi dia baru saja datang dari negeri yang sangat jauh. Tak hanya itu, negeri itu pun juga sangat luas, makmur, dan aman. Diketahui negeri itu bernama Negeri Saba’.

Negeri Saba’ dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Sang ratu merupakan seorang yang sesat dimana ia dan penduduknya adalah penyembah matahari.

Ats-Tsa’labi dalam buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi mengatakan, Negeri Saba’ dipimpin oleh seorang perempuan setelah kekuasaan yang dipimpin seorang laki-laki sebelumnya menyebabkan kerusakan di mana-mana.

Sehingga menyebabkan diangkatnya anak putri raja sebelumnya, yaitu Ratu Balqis binti as-Sarih al-Had-had, menjadi ratu menggantikan ayahnya.

Mengetahui pengakuan dari burung Hud-Hud, Nabi Sulaiman AS kemudian menulis sepucuk surat kepada ratu dari negeri Saba’ tersebut. Surat itu berisi sebuah perintah agar Ratu Balqis dan seluruh rakyatnya untuk menyerahkan kekuasaan pada Nabi Sulaiman AS serta tunduk kepada aturan Allah SWT dan taubat dari kemusyrikan.

Di sinilah peran Burung Hud-Hud yang kedua ditampakkan. Dirinya selain menjadi pembawa berita adanya kerajaan yang penuh kemusyrikan, ia juga berperan sebagai pengantar surat yang menghubungkan Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Balqis.

Negosiasi Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis

Setelah diberi tahu hal itu, Ratu Balqis menawarkan jalan damai kepada Nabi Sulaiman AS sehingga ia ingin memberi beliau hadiah. Namun, Nabi Sulaiman AS menolaknya.

Nabi Sulaiman AS mengatakan bahwa beliau hanya ingin ratu tersebut beserta rakyatnya mau menyembah Allah SWT dan meninggalkan kemusyrikannya. Apalagi Nabi Sulaiman AS sudah memiliki kerajaan yang sangat kaya, megah, dan besar, membuatnya lebih tidak menginginkan hadiah tersebut.

Mendengar kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis pun tertarik untuk datang kesana.

Nabi Sulaiman AS lantas menanyakan kepada salah satu pekerjanya siapa yang bisa memindahkan singgasana Ratu Balqis ke kerajaannya sebelum ratu tersebut datang. Jin ifrit pun menyanggupinya bahkan hanya dengan kecepatan kedipan mata.

Ratu Balqis Beriman pada Allah SWT

Setibanya di kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis pun amat tercengang melihat kemegahan serta kekayaan yang dimiliki beliau. Lebih terkejutnya Ratu Balqis saat tahu bahwa singgasananya sudah berada di sana.

Setelah melihat segala kelebihan yang berada di kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis menyadari bahwa kesombongannya selama ini terhadap kekayaannya tidak berarti apa-apa.

Lalu, dirinya mengakui kekalahannya pada Nabi Sulaiman AS dan bersaksi akan beriman kepada Allah SWT. Setelah itu Nabi Sulaiman AS memperistri Ratu Balqis dan keduanya hidup bahagia bersama.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman Menggauli 100 Istrinya dalam Semalam


Jakarta

Nabi Sulaiman adalah salah satu nabi yang diberi mukjizat kekayaan dan kekuasaan. Dengan statusnya sebagai raja, tak ada satu pun yang tak bisa ia lakukan termasuk dalam memiliki istri yang banyak.

Mengutip buku Sulaiman Raja Segala Makhluk karya Human Hasan Yusuf Shalom, Nabi Sulaiman disebut memiliki 1.000 istri. Hal ini telah dikaji oleh Ahmad Abdul Wahab dalam kitab-kitab ahlul kitab. (Ta’adud Nisa’ Al-Anbiya, hlm 93)

Sedangkan dalam buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, 1.000 istri Nabi Sulaiman itu terdiri dari 700 wanita merdeka yang dinikahi dengan mahar, sedangkan 300 lainnya adalah hamba sahaya. Namun ada pula yang mengatakan sebaliknya.


Dari sebanyak itu, Nabi Sulaiman pernah menggauli 100 istrinya dalam semalam. Hal ini tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

‘Sulaiman pernah berkata: ‘Sungguh aku akan menggilir seratus istriku dalam satu malam sehingga masing-masing mereka melahirkan anak laki-laki yang berjihad dengan pedang mereka di jalan Allah.’ Akan tetapi, ia tidak mengucapkan insyaallah. Kemudian ia menggilir seratus istri dalam satu malam, tetapi tidak ada seorang pun di antara para istrinya yang melahirkan anak, kecuali hanya satu istrinya yang melahirkan setengah anak manusia (lahir dalam keadaan cacat).’

Setelah itu Rasulullah bersabda: ‘Kalau saja ia mengucapkan insyaallah, niscaya setiap istrinya akan melahirkan seorang anak laki-laki yang berjuang dengan pedangnya di jalan Allah ‘Azza wa Jalla’.” (HR Abu Ya’la).

Namun pada hadits lain ada perbedaan angka jumlah istri Nabi Sulaiman yang digaulinya dalam semalam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Sulaiman berkata: ‘Sungguh, aku akan menggilir 70 istriku dalam satu malam sehingga nantinya masing-masing mereka akan melahirkan seorang ahli berkuda yang berjihad di jalan Allah SWT.’

Sahabat Nabi Sulaiman (malaikat) berkata: ‘(Ucapkanlah): Insyaallah.’ Akan tetapi, Sulaiman tidak mengucapkannya sehingga tidak seorang pun di antara istrinya yang melahirkan, kecuali hanya satu istrinya yang melahirkan seorang anak yang cacat.”

Kemudian Rasulullah bersabda: “Kalau saja ia melafalkan Insyaallah, niscaya ia akan mempunyai banyak putra yang berjihad di jalan Allah’.” (HR Bukhari)

Bagaimana Nabi Sulaiman Menggauli 100 Istrinya dalam Semalam?

Mungkin pertanyaan seperti ini yang terlintas dipikiran kalian. Bagaimana cara Nabi Sulaiman menggauli 100 istrinya dalam waktu semalam? Apakah waktu dan kekuatannya cukup untuk melakukan hal itu?

Dari hadits yang telah disebutkan di atas, bisa dipahami bahwa hal itu adalah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Sulaiman. Sebagaimana kita ketahui, Allah menganugerahkan kekuatan dan kemampuan kepada para nabi lebih besar daripada manusia biasa.

Para sahabat pernah berkata bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kekuatan 30 kali dalam bersetubuh (HR. Bukhari, Al-Jami’ Ash-Shahih, No.265)

Imam An-Nawawi berkata, “Ini menjelaskan tentang keistimewaan yang dimiliki para nabi, yaitu kekuatan bersetubuh dalam waktu semalam” (An-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi, hlm. 11/120)

Sementara Al-Munawawi menyebut, “Bisa saja malam pada zaman itu waktunya sangat panjang sehingga Nabi Sulaiman mampu menyetubuhi seratus istrinya sekaligus sholat tahajud dan tidur. Bisa saja Allah memberinya hal-hal yang luar biasa sehingga Nabi Sulaiman mampu bersetubuh, bersuci, lalu tidur. Sementara malam itu lebih panjang daripada malam sekarang. Sebagaimana hal-hal luar biasa yang dimiliki ayahnya, Nabi Dawud dalam membaca kitab Zabur. Di mana Nabi Dawud membaca Zabur selama memasang pelana tunggangannya. Sekarang hal ini banyak terjadi pada wali-wali Allah. (Al-Munawi, Faidh Al-Qadir, hlm. 4/305)

wallahualam

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman AS dan Semut yang Berdoa agar Diturunkan Hujan



Jakarta

Nabi Sulaiman AS terkenal dengan mukjizatnya yang dapat berbicara dengan hewan. Tak sampai di situ, Sulaiman AS bahkan mampu membuat para hewan itu patuh terhadap perintahnya.

Nabi Sulaiman AS juga mampu berbicara dengan bangsa jin. Selain itu, dirinya dianugerahi kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa oleh Allah SWT.

Menurut buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki Nabi Sulaiman tulisan Muhammad Gufron Hidayat, dengan kekayaan yang melimpah itu justru Nabi Sulaiman AS semakin bertakwa kepada Allah SWT. Dikatakan, dirinya merupakan orang terkaya di muka bumi.


Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah SWT agar diberikan mukjizat dan harta kekayaan yang melimpah. Dalam Al-Qur’an surat An Naml ayat 35, Allah SWT berfirman:

وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ

Arab latin: Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa nāziratum bima yarji’ul-mursalụn

Artinya: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”

Selain kaya raya, ada sebuah cerita menarik mengenai Nabi Sulaiman AS dan hewan semut yang meminta air. Seperti yang diketahui, sang nabi diberi mukjizat memahami bahasa hewan dan berbicara dengan mereka.

Mengutip buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur’an karya Adil Musthafa Abdul Halim. Kala itu, Sulaiman AS hendak melaksanakan salat istisqa sebelum akhirnya mendapati seekor semut yang sedang terbaring sambil mengangkat tangan dan kakinya ke arah langit seraya berkata,

“Ya Allah sesungguhnya saya adalah salah satu makhluk ciptaan-Mu yang tidak bisa hidup tanpa curahan air dari-Mu. Jika kamu tidak mencurahkan air kepada kami, kami akan binasa.”

Usai menyaksikan perbuatan si semut, Sulaiman AS lalu meminta orang-orang yang mengiringinya untuk kembali lalu berkata,

“Sesungguhnya Allah telah mencurahkan air berkat doa makhluk lain,”

Dalam kesempatan lain, ada juga kisah Nabi Sulaiman AS dengan gerombolan semut. Menukil buku The Leadership of Sulaiman karya Ibnu Mas’ud, kala itu pasukan Sulaiman AS melakukan parade.

Pasukannya tidak hanya terdiri dari manusia, melainkan juga jin dan burung. Ketika hendak melewati segerombolan semut, ratu semut meminta gerombolannya agar menghindar dari jalanan untuk bersembunyi di dalam lubang-lubang agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman AS.

Sulaiman AS ternyata mendengar percakapan gerombolan semut itu. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk berhenti sejenak seraya berkata,

“Berhentilah sejenak. Kita memberi jalan untuk makhluk yang berlindung kepada Allah Ta’ala,”

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah An Naml ayat 18-19,

(18) حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ
(19) عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Artinya: hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Para pasukan Nabi Sulaiman AS merasa bingung, sebab di depan mereka tidak ada satu pun makhluk hidup yang melintas. Sang nabi lantas memberitahu bahwa sehasta tepat di depannya ada lembah dengan jumlah jutaan semut yang sedang mencari perlindungan agar tidak terlindas oleh kuda pasukannya.

Setelahnya, Sulaiman AS berkata:

“Wahai Tuhanku, berikanlah ilham dan taufik kepadaku agar aku dapat mensyukuri nikmat dan keutamaan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Berikanlah taufik kepadaku agar aku dapat melakukan kebaikan yang dapat mendekatkan aku kepadamu serta perbuatan yang kamu sukai dan kamu ridhai. Masukkanlah aku ke surga yang merupakan rumah yang indah bersama dengan hamba hamba-Mu yang saleh.”

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Berdirinya Masjid Al Aqsa, Disebut Tertua setelah Masjidil Haram


Jakarta

Masjid Al Aqsa disebut juga dengan Baitul Maqdis. Tempat suci umat Islam ini berdiri di kompleks Haram Al Sharif atau Temple Mount di Yerusalem ini memiliki sejarah dan dinamika yang panjang

Dikutip dari buku Kilau Mutiara Sejarah Nabi oleh Amandra Mustika Megarani, Masjid Al Aqsa dibangun di sebuah tempat yang berbentuk persegi dengan luas sekitar 144 ribu meter persegi. Kawasan ini mampu menampung kurang lebih 400 ribu jemaah, sedangkan bangunan masjidnya sebesar 83 meter dengan lebar 56 meter yang dapat menampung 5 ribu jemaah.

Kisah Masjid Al Aqsa tidak bisa lepas tentang bagaimana masjid ini menjadi perebutan antar dua negara, yakni Israel dan Palestina. Di tempat inilah banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam terjadi.


Kisah Berdirinya Masjid Al Aqsa di Yerusalem

Pada dasarnya, kapan tepatnya Masjid Al Aqsa berdiri belum dapat dipastikan. Berbagai sumber mengatakan hal yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Namun, hal yang pasti Masjid Al Aqsa adalah masjid tertua kedua setelah Masjidil Haram. Hal ini disebutkan dalam buku Qashash Al-Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh H. Dudi Rosyadi, Lc.

Abu Dzar pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali didirikan?”

Beliau menjawab, “Masjidil Haram.”

Lalu Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian setelah itu masjid apa?”

Beliau menjawab, “Masjid Baitul Maqdis.”

Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa tahunkah keduanya berselang?”

Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.”

Sebagaimana yang tertera dalam hadits tersebut, Masjid Al Aqsa adalah masjid yang sudah didirikan sejak lama bahkan sebelum kenabian Rasulullah SAW.

Ada yang berpendapat, menurut buku Sejarah & Keutamaan Masjid Al-Aqsha & Al-Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem, sosok yang benar-benar pertama kali mendirikan Masjid Al Aqsa adalah para malaikat berdasarkan sumber dari beberapa kitab tafsir.

Namun, ada pula yang berpendapat dari kesepakatan mayoritas ulama dan yang shahih, nabi pertama yang membangun Masjid Al Aqsa yaitu Nabi Adam AS atas wahyu yang diberikan oleh Allah SWT.

Selanjutnya, sekitar tahun 2.000 SM, Nabi Ibrahim AS merenovasi bangunan Masjid Al Aqsa serta meninggikan bangunannya. Setelah itu, diketahui bahwa Nabi Yaqub AS juga melangsungkan perbaikan pada bangunan Masjid Al Aqsa.

Selang waktu yang sangat lama, masjid itu kembali dibangun oleh ayah dan anak yang sangat mulia. Mereka adalah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS, sebagaimana dijelaskan Seni Bertuhan yang ditulis oleh Bambang Saputra.

Nabi Sulaiman AS mendirikan Masjid Al Aqsa dengan lebih besar, luas, dan indah. Sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin Ash, beliau bersabda:

“Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis (dalam riwayat lain disebutkan: membangun masjid Baitul Maqdis), maka ia meminta tiga perkara kepada Allah SWT, yaitu; keputusan hukum yang sejalan berdasarkan keputusan Allah, kerajaan yang tidak selayaknya dimiliki seseorang sesudahnya, dan agar masjid ini tidak didatangi seseorang yang tidak menginginkan selain salat di dalamnya, melainkan ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. Kedua perkara yang pertama telah diberikan kepada Sulaiman, dan aku berharap ia juga diberikan yang ketiga.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Menurut para ahli tafsir dan sejarah, sekitar abad ke VI sebelum Masehi, Masjid Al Aqsa (Yerusalem) diserang oleh Nebukadnezar dari Babilonia. Hal ini menyebabkan Bani Israel tidak memiliki tanah suci.

Ratusan tahun berlalu, mendekati masa di mana Nabi Isa AS akan lahir ke dunia. Datanglah Raja Herodus (Khirudus) ke Yerusalem untuk membangun kembali Masjid Al Aqsa dengan sangat megah mengikuti rancangan Nabi Sulaiman AS.

Bertahun-tahun kemudian, tempat suci itu kembali dihancurkan oleh Kaisar Titus dari Roma. Kejadian ini diperkiraan terjadi pada tahun 70 Masehi ketika ia datang ke Palestina untuk menghukum orang-orang Yahudi.

Bekas Masjid Al Aqsa yang sudah hancur lalu diubah menjadi ladang oleh Raja Titus sebagaimana pendapat Ibn Khaldun. Akhirnya, Baitul Maqdis nyaris menjadi tidak tersisa dan terbengkalai keberadaannya.

Barulah ketika Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh umat Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, kaum muslimin berbondong-bondong membangun kembali Masjid Al Aqsa sebagai wujud laknat Allah SWT kepada orang-orang kafir di kalangan Bani Israil.

Pembangunannya kemudian dilanjutkan kembali pada masa khalifah Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya, Al Walid, pada 705 M. Bertahun-tahun setelahnya Masjid Al Aqsa terus mengalami renovasi, perbaikan, dan penambahan akibat gempa maupun perang.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com