Tag Archives: Nabi

Kisah Wafatnya Nabi Yahya AS yang Dibunuh saat Ibadah


Jakarta

Nabi Yahya AS termasuk 25 nabi dan rasul yang wajib diimani umat Islam. Beberapa kisahnya semasa hidup turut diceritakan dalam Al-Qur’an dan buku-buku kisah nabi, salah satunya kisah wafatnya Nabi Yahya AS.

Nabi Yahya AS adalah putra satu-satunya Nabi Zakaria AS dan merupakan mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya. Bagaimana tidak? Nabi Zakaria AS memiliki anak ketika usianya sangat lanjut dan bahkan istrinya adalah seorang wanita mandul. Hal ini dijelaskan dalam buku Riwayat 25 Nabi dan Rasul oleh Gamal Komandoko.

Diceritakan dalam buku tersebut, jetika Nabi Yahya AS dilahirkan, keadaan Bani Israil sedang berada di bawah penjajahan bangsa Romawi. Saat itu Raja Herodes menjabat sebagai wakil kekaisaran Romawi yang berkedudukan di Palestina. Ia merupakan pemimpin yang amat kejam, bengis, dan tidak mengenal perikemanusiaan.


Pada saat itu juga, Bani Israil terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok mayoritas adalah kaum Bani Israil yang tidak lagi menjadikan Allah SWT sebagai Tuhan dan sesembahan, sedangkan kelompok minoritas tetap berpegang teguh pada ajaran Taurat dan Zabur.

Nabi Yahya AS dikenal sebagai pemuda yang saleh. Ia sering berjuang bersama ayahnya untuk mengemban risalah Allah SWT yakni dengan menyadarkan kaum Bani Israil kepada jalan yang benar.

Nabi Yahya AS muda benar-benar bisa merasakan permusuhan dan pertentangan yang dilakukan kaumnya kepadanya dan ayahnya. Terlebih lagi ketika tokoh-tokoh Bani Israil bersekutu dengan Raja Herodes untuk menentang dakwah mereka.

Allah SWT lalu mengangkat Yahya AS menjadi seorang nabi yang mengajarkan ajaran kitab Taurat kepada kaumnya. Beberapa dari kaum tersebut tersadar atas perbuatan dosa mereka, sehingga Nabi Yahya AS melakukan pertobatan atas mereka.

Nabi Yahya AS memercikkan air dari sungai Yordan di atas kepala orang yang hendak bertobat. Kegiatan yang disebut dengan pembaptisan ini memiliki maksud sebagai tanda pertobatan dan bukan pencucian dosa-dosa. Oleh karena itu, Nabi Yahya AS dikenal sebagai Yahya Sang Pembaptis.

Kisah Wafatnya Nabi Yahya AS

Kisah wafatnya Nabi Yahya AS berawal dari berita menggemparkan dari Raja Herodes yang hendak menikahi anak tirinya sendiri yang bernama Herodia.

Pernikahan antara Raja Herodes dan putrinya, Herodia sudah mendapatkan persetujuan dari istri Herodes yang juga merupakan ibu Herodia. Oleh sebab itu, tidak ada lagi orang yang berani untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya.

Berbeda dari semua orang, Nabi Yahya AS justru sangat menentang pernikahan antar keluarga ini. Pernikahan ini merupakan perbuatan yang terlarang dalam kitab Taurat dan tentu saja Nabi Yahya AS harus meluruskannya.

Nabi Yahya AS tidak gentar untuk menentang pernikahan Raja Herodes tersebut. Ia menyatakan dengan lantang apa yang akan diperbuat oleh Raja Herodes adalah sebuah kesalahan.

Raja Herodes pun sangat murka dengan Nabi Yahya AS. Ia berniat untuk menangkap dan menjatuhkan hukuman terberatnya karena keberanian Nabi Yahya AS menentang kehendaknya.

Berbeda dari ayahnya, Herodia berusaha membujuk Nabi Yahya AS dengan cara yang berbeda. Ia memanfaatkan kecantikan dan tubuhnya yang bagus untuk merayu Nabi Yahya AS dan hendak melakukan hal yang tidak pantas.

Nabi Yahya AS pun menolak dengan tegas ajakan Herodia tersebut. Hal ini berujung pada kemarahan Herodia dan fitnah yang menyebar berkaitan dengan Nabi Yahya AS. Ia dituduh ingin menikahi Herodia sehingga ia membuat peraturan bahwa pernikahan dengan ayahnya sendiri dilarang di dalam Taurat.

Mendengar aduan dari anaknya dan calon istrinya tersebut, Raja Herodes lantas marah besar. Ia memerintahkan para prajuritnya untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya AS.

Para prajurit pun menemukan Nabi Yahya AS. Ia sedang beribadah kepada Allah SWT. Tanpa basa basi, prajurit itu pun langsung menebaskan pedangnya ke arah kepala Nabi Yahya AS.

Nabi Yahya AS wafat seketika karena terpenggal kepalanya. Ia wafat sebagai seorang syuhada yang selalu membela agama Allah SWT.

Kisah wafatnya Nabi Yahya AS tersebut tidak diceritakan dalam Al-Qur’an maupun hadits nabi, melainkan dari israiliyat–sebuah riwayat Bani Israil yang bersumber dari orang Yahudi dan Nasrani. Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Mukjizat Nabi Yakub dan Kisah Singkatnya


Jakarta

Nabi Yaqub AS adalah salah satu nabi memiliki sejumlah mukjizat. Mukjizat Nabi Yaqub AS yang terkenal adalah memiliki indra penciuman yang tajam.

Nabi Yakub AS adalah anak dari Nabi Ishaq AS bin Ibrahim AS dan Rifqah binti A’zar. Dirinya diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada menjadi rasul di negeri Kan’an. Hal ini diceritakan dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi oleh Rizem Aizid.

Nabi Yakub AS memiliki empat orang istri. Istri-istri Nabi Yakub AS adalah Laya (Leah), Rahil (Rahel), Zulha, dan Balhah.


Pernikahan Nabi Yakub AS dengan Laya dikaruiani empat orang keturunan, yakni Rabil, Yahuda, Syam’un, dan Lawi. Sedangkan dengan Rahil, ia dikaruniai dua orang anak berakhlak mulia bernama Yusuf dan Bunyamin.

Nabi Yakub AS memiliki julukan Israil. Kata Israil diambil dari gabungan dua kata, “Isra” yang artinya “budak,” dan “eli” yang artinya “Tuhan.” Dalam bahasa Arab, nama ini biasanya disebut dengan Abdullah.

Maka dari itu, keturunan anak cucu Israil atau Nabi Yakub AS disebut dengan Bani Israil. Mereka mulai menyebar di seluruh penjuru dunia. Ada dari mereka yang tetap berpegang pada agama Nabi Yakub AS, ada juga yang memeluk agama lain.

Mukjizat Nabi Yakub

Sebagai seorang nabi tentunya Nabi Yakub AS dianugerahi mukjizat oleh Allah SWT. Apa saja mukjizat Nabi Yakub AS tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Bisa Mencium Aroma dari Jarak yang Sangat Jauh

Diambil dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Muhammad SAW oleh Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, mukjizat Nabi Yakub AS adalah memiliki indra penciuman yang sangat tajam.

Nabi Yakub AS bisa mencium aroma dari tempat yang ditempuh dalam delapan hari perjalanan. Ini terjadi ketika ia mencium baju Nabi Yusuf AS dan mendapatkan semerbak wanginya.

2. Bersifat Tawakal dan Mengetahui Segalanya dari Allah SWT

Mukjizat Nabi Yakub AS yang kedua adalah tawakal dan mengetahui segalanya dari Allah SWT. Hal ini dicantumkan dalam surah Yusuf ayat 86 yang berbunyi,

قَالَ اِنَّمَآ اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dia (Ya’qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan kelebihan ilmu Nabi Yaqub AS dalam surah Yusuf ayat 96 yang berbunyi,

فَلَمَّآ اَنْ جَاۤءَ الْبَشِيْرُ اَلْقٰىهُ عَلٰى وَجْهِهٖ فَارْتَدَّ بَصِيْرًاۗ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْۙ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya’qub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Ya’qub) berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

3. Menguasai Bahasa Aramiya

Mujizat Nabi Yakub AS selanjutnya adalah mampu menguasai bahasa Aramiya dengan dialek Kan’an (suku) Hyksos dari Arab Mutarriba. Ini adalah orang Arab sebelum berkembangnya Arab Musta’riba keturunan Nabi Ismail AS bahasa kakeknya, Ibrahim AS, yaitu bahasa Aramiya dengan dialek Kildani.

Nabi Yaqub AS wafat ketika usianya sudah menginjak 147 tahun di Mesir. Wafat pada usia tua ini juga kerap disebut sebagai salah satu mukjizat Nabi Yaqub AS.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Istri Nabi Ibrahim, Wanita Pilihan yang Lahirkan Para Nabi


Jakarta

Nabi Ibrahim AS memiliki dua istri yang bernama Siti Sarah dan Siti Hajar. Mereka merupakan wanita yang dipilih Allah SWT untuk melahirkan para nabi.

Dari istri keduanya, Siti Hajar, lahirlah anak pertama Nabi Ibrahim AS yang diberi nama Ismail AS. Sedangkan dari istri pertamanya, Siti Sarah, ia dikaruniai putra kedua yang bernama Ishaq AS ketika usianya sudah cukup tua.

Sosok Sarah Istri Nabi Ibrahim yang Pertama

Diceritakan dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi oleh Rizem Aizid, Nabi Ibrahim AS bersama istri pertamanya semula hidup di Babilonia, Irak. Sarah merupakan wanita yang sangat cantik, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara akhlak dan budi pekerti.


Sarah begitu patuh dengan sang suami dan mengikuti risalahnya untuk beriman kepada Allah SWT. Suatu hari, Sarah mendapat cobaan ketika ia masuk ke Mesir sebab kecantikannya itu.

Kecantikan Sarah yang mengagumkan membuat penguasa Mesir, Raja Firaun, ingin mempersuntingnya sebagai selir. Akan tetapi, kekukuhan iman Sarah doa-doanya yang begitu tulus akhirnya membuatnya lepas dari godaan raja. Bahkan, ia diminta oleh raja Mesir untuk pulang dan diberi hadiah seorang budak bernama Hajar.

Tahun demi tahun berjalan, Sarah yang sudah semakin tua tak kunjung dikaruniai keturunan oleh Allah SWT. Atas petunjuk dari Allah SWT, sarah kemudian dengan ikhlas menawarkan suaminya untuk menikah dengan Hajar agar diberi keturunan.

Ia berkata kepada suaminya, “Hai suamiku, hai kekasih Allah, inilah Hajar, aku berikan kepadamu. Mudah-mudahan Allah memberi anak keturunan kepada kita darinya.”

Akhirnya, Nabi Ibrahim AS pun menikah dengan Siti Hajar. Keduanya dikaruniai putra pertama yang diberi nama Ismail.

Kecemburuan Sarah setelah Kelahiran Ismail

Imam Ibnu Katsir mengisahkan dalam buku Qashash Al-Anbiyaa, ketika Siti Hajar melahirkan putra pertama Nabi ibrahim AS yang bernama Ismail, kecemburuan Sarah terhadapnya semakin membara. Sarah kemudian meminta Nabi Ibrahim AS untuk menyingkirkan Siti Hajar dari pandangannya.

Nabi Ibrahim AS lalu membawa Siti Hajar dan bayi Ismail keluar dari rumah mereka untuk meringankan kecemburuan Sarah. Mereka berjalan sampai di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Kota Makkah.

Setelah menemukan tempat tersebut, Nabi Ibrahim AS pun berniat kembali dan melihat keadaan Sarah yang mengalami guncangan. Siti Hajar yang merasa asing dengan tempat tersebut pun memegangi baju Nabi Ibrahim agar ia tidak meninggalkannya.

“Wahai Ibrahim, hendak ke mana kah kamu pergi, apakah kamu tega meninggalkan kami di sini, kami tidak kenal dengan lingkungan ini.”

Nabi Ibrahim AS hanya terdiam menjawabnya. Lantas Siti Hajar bertanya kembali, “Apakah Allah memerintahkanmu untuk berbuat seperti ini?”

Nabi Ibrahim AS menjawab, “Benar.” Selanjutnya Siti Hajar dengan ikhlas berkata, “Baiklah kalau demikian adanya, kamu boleh pergi sekarang, karena jika Allah yang menghendaki, maka Dia tidak akan menyia-nyiakan kami.”

Setelah cukup jauh berjalan, Nabi Ibrahim AS berbalik ke belakang dan melihat tempat yang ditinggalkannya dari kejauhan. Ia kemudian mengangkat tangannya seraya berdoa:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya: “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim: 37)

Siti Hajar yang telah ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim AS pun tetap memberikan asi kepada anaknya, sedangkan air yang ada digunakan untuk diminum olehnya. Namun, semakin lama air itu pun habis hingga membuat ia dan anaknya kehausan sebab air susunya pun telah mengering.

Siti Hajar kemudian memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan mencari air minum, sebab tak kuasa mendengar anaknya yang terus menangis.

Perjalanan Siti Hajar di Bukit Shafa-Marwah hingga Munculnya Air Zamzam

Dalam kepergiannya, Siti Hajar tiba di Bukit Shafa, bukit yang paling dekat dengan tempat peristirahatannya. Ia berdiri di atas bukit dan memandang sekelilingnya untuk mencari seseorang yang bisa membantunya, tetapi ia tidak menemukan siapa pun.

Selanjutnya Siti Hajar turun dari bukit itu hingga sampai di Bukit Marwah dan menaikinya. Namun, lagi-lagi ia tidak menemukan seorangpun yang bisa membantunya. Siti Hajar terus mencoba untuk berjalan pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sampai tujuh kali perjalanan.

Disebutkan dalam buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El-Fikri, saat kali ketujuh sampai di Bukit Marwah, tiba-tiba Siti Hajar mendengar suara yang mengejutkan. Alangkah kagetnya mengetahui bahwa suara itu berasal dari air yang memancar dari dalam tanah dengan derasnya di bawah telapak kaki Ismail.

Sumber air yang memancar tersebut hingga saat ini dikenal sebagai sumur Zamzam. Di lokasi ini pula, Siti Hajar mendengar suara malaikat Jibril yang berkata kepadanya, “Jangan khawatir, di sini Baitullah (rumah Allah) dan anak ini (Ismail) serta ayatnya akan mendirikan rumah itu nanti. Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.”

Dari air zamzam yang terus mengalir, Siti Hajar dan Ismail mampu meneruskan kehidupannya. Sementara itu, Nabi Ibrahim AS kembali menjalani kehidupannya dengan Siti Sarah. Hingga saat usia keduanya sudah sangat tua, malaikat datang ke rumahnya dan memberi kabar gembira.

فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ

Artinya: “Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq, dan dari Ishaq (akan lahir putranya), Ya’qub.” (QS Hud: 71).

Peristiwa itu menunjukkan bentuk kebesaran Allah SWT. Istri Nabi Ibrahim AS yang pertama ini dikaruniai putra di usia yang sudah tidak muda lagi, yakni 90 tahun. Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Nabi Musa Pernah Sakit Gigi, Begini Kisahnya



Jakarta

Nabi Musa Alaihissalam pernah mengalami sakit gigi yang luar biasa. Ia sampai mengeluh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saking tak kuat menahan kesakitan tersebut.

Mengutip laman Kemenag, Nabi Musa yang merasakan sakit gigi itu memohon doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar sakit giginya segera sembuh. Pada saat itu juga, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menyembuhkan sakit giginya dengan menggunakan tanaman obat.

“Ambillah rumput itu dan letakkan di gigimu,” perintah Allah kepada Nabi Musa, sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nurudh Dholam.


Setelah menerima petunjuk dari Allah, Nabi Musa melaksanakan perintah-Nya dengan memetik tanaman obat dan meletakkannya di giginya yang sedang bermasalah. Pada saat itu juga, sakit giginya segera sembuh berkat penggunaan tanaman obat sebagai wasilah.

Beberapa waktu setelahnya, Nabi Musa mengalami kekambuhan sakit gigi. Tanpa mengeluh atau berdoa kepada Allah seperti sebelumnya, ia langsung memetik tanaman obat dan meletakkannya di gigi yang sakit.

Tindakan tersebut dilakukan oleh Nabi Musa dengan keyakinan bahwa tanaman obat sebelumnya telah terbukti berkhasiat dalam menyembuhkan sakit gigi.

Namun sayang, usahanya tidak membuahkan hasil. Sebaliknya, sakit gigi Nabi Musa justru semakin parah.

Dalam buku Genius Dari Syurga karya Ainizal Abdul Latif, Nabi Musa bertanya kepada malaikat mengapa sakit giginya tak hilang meskipun sudah banyak daun yang dikunyahnya. Malaikat mengatakan bahwa dulu ia meletakkan seluruh kepercayaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tapi kali ini Nabi Musa meletakkan kepercayaannya kepada daun.

Di tengah keadaan tersebut, Nabi Musa segera mencurahkan keluhannya dan berdoa kembali kepada Allah. Kemudian Allah berfirman:

“Ya Musa, Aku adalah Dzat yang memberi kesembuhan, Dzat yang memberikan kesehatan, Dzat yang memberikan bahaya, Dzat yang memberikan manfaat. Pada sakit pertama kamu datang menghadap kepada-Ku maka Aku hilangkan penyakitmu. Kali ini, kamu tidak datang kepada-Ku tapi kamu datang kepada tanaman obat itu.”

Dari kisah ini, setidaknya dapat diambil dua hikmah. Pertama, Allah memiliki sifat Jaiz yang memberikan-Nya kebebasan untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

Allah dapat meningkatkan atau menurunkan derajat seseorang sesuai kebijakan-Nya. Selain itu, Allah juga memiliki kuasa untuk menimpakan penyakit atau memberikan kesembuhan kepada siapa pun sesuai dengan kehendak-Nya.

Kedua, Allah adalah pemilik segala yang ada di langit dan bumi, termasuk kesehatan dan kesembuhan. Oleh karena itu, tindakan yang perlu dilakukan oleh umat Islam ketika sakit adalah memohon kesehatan dan kesembuhan kepada Allah melalui doa.

Selain itu, mereka diwajibkan untuk tetap melakukan usaha nyata seperti penggunaan obat dan berbagai bentuk pengobatan, sambil meyakini bahwa hal tersebut hanya sebagai wasilah atau perantara untuk mencapai kesehatan dan kesembuhan.

Wallahu a’lam.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Kesabaran Nabi Musa AS dan Dua Ekor Burung



Jakarta

Nabi Musa AS dikenal sebagai nabi yang sabar. Semasa hidupnya, ia pernah beberapa kali diberi ujian oleh Allah SWT.

Nabi Musa AS lahir di zaman kepemimpinan Fir’aun, raja yang dzalim terhadap Bani Israil. Firaun zaman Nabi Musa AS terkenal sebagai raja yang sangat biadab dan kejam kepada rakyatnya, terutama kepada Bani Israil.

Beberapa kisah tentang Nabi Musa AS termaktub dalam Al-Qur’an, seperti dalam surat Al Qashash, surat Al Baqarah, dan surah Taha.


Kisah Nabi Musa AS dan Burung

Merangkum dari buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin, dikisahkan pada suatu hari, ketika Nabi Musa AS dan Yusya’ bin Nun bepergian, tiba-tiba hinggaplah seekor burung putih di bahu Nabi Musa AS.

Atas kuasa Allah SWT, burung tersebut bisa berbicara. Burung putih ini berkata, “Hai Musa! Jagalah aku pada hari ini dari ancaman maut. Sebab, aku akan dimangsa oleh burung elang.”

Mendengar hal tersebut, Nabi Musa AS mengizinkan burung itu masuk ke dalam bajunya.

Tak lama kemudian, burung elang datang menghadap beliau seraya berkata, “Hai Musa! Jangan kau halangi diriku untuk memangsa buruanku.”

“Bagaimana kalau kusembelihkan domba untukmu?” tanya Nabi Musa AS memberi tawaran.

“Daging domba bukanlah makananku,” jawab elang.

“Bagaimana kalau daging pahaku ini?” tanya Nabi Musa lagi.

“Aku hanya bersedia jika memakan dua biji mata Anda,” jawab elang.

Maka, Nabi Musa AS langsung merebahkan tubuhnya di tanah dan dalam keadaan terlentang. Burung elang lantas hinggap di dada beliau untuk mematuk bola mata beliau dengan paruhnya.

Melihat apa yang dilakukan Nabi Musa AS, Yusya’ bin Nun menyahut, “Hai Musa! Apakah kedua bola matamu itu begitu sepele untuk membela burung itu?”

Ketika itulah burung putih terbang dari bagian lengan baju beliau, dan elang pun memburunya. Anehnya, kedua burung itu tiba-tiba kembali menghadap Nabi Musa AS.

“Sebenarnya aku adalah malaikat Jibril,” kata seekor burung putih.

“Dan aku adalah malaikat Mikail,” jawab burung yang satunya.

“Allah memerintahkan kepada kami berdua untuk menguji sampai sejauh mana kesabaranmu dalam mengabdi ketentuan Allah SWT,” seru keduanya.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ismail AS, Ditinggal di Padang Tandus dan Asal Mula Air Zamzam


Jakarta

Nabi Ismail AS adalah anak dari Nabi Ibrahim AS dan istri keduanya, Siti Hajar. Sejak kecil Ismail dikenal sebagai anak yang saleh, taat kepada Allah SWT dan orang tuanya.

Istri pertama Ibrahim adalah Siti Sarah. Ibrahim menikahi Siti Hajar atas suruhan Siti Sarah sebab Ibrahim tak kunjung memiliki keturunan ketika menikah dengannya.

Peristiwa Kurban

Merangkum buku Belajar dari Para Nabi dan Rasul oleh Abu Azka ibn Abbas, Ibrahim begitu sayang dengan Ismail, selalu memandang sang anak dengan penuh cinta dan kasih. Melihat begitu sayangnya Ibrahim kepada anaknya, maka Allah hendak menguji kesalehan Ibrahim.


Lewat mimpi Ibrahim, Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anaknya. Mimpi itu muncul beberapa kali, membuat Ibrahim amat sedih begitu memandang ke arah anaknya yang lucu itu.

Meskipun tak tega menceritakan kesedihannya, Ibrahim memberanikan diri untuk menceritakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Di luar dugaan, Ismail kecil justru tersenyum dan mengusap air mata sang ayah seraya berkata, “Ayahku, janganlah kamu berduka cita. Lakukanlah yang Allah SWT perintahkan.”

Lalu, Ibrahim membawa Ismail ke tempat penyembelihan. Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah SWT memerintahkan malaikatnya untuk menukar Ismail dengan binatang ternak (kambing). Sehingga yang disembelih Ibrahim bukanlah Ismail, melainkan seekor kambing.

Ditinggal di Padang Tandus

Kisah Nabi Ismail tidak dapat dipisahkan dari kisah sang ayah, Nabi Ibrahim. Salah satu kisah yang menarik adalah ketika Nabi Ibrahim hijrah meninggalkan Mesir bersama kedua istrinya.

Nabi Ibrahim juga turut membawa hewan ternak dan harta miliknya yang telah diperoleh dari hasil berdagang di Mesir. Dengan penuh tawakal pada Allah SWT, Nabi Ibrahim berangkat meninggalkan rumah bersama kedua istrinya dan juga Ismail yang waktu itu masih bayi.

Mereka bersama-sama keluar dari kota lalu masuk ke lautan pasir yang terbuka, di mana terik matahari menyengat tubuh dengan pedihnya. Nabi Ibrahim membawa istrinya serta Ismail yang masih menyusui ke Mekkah, kemudian singgah di bawah pohon yang kini menjadi sumur zamzam.

Pada masa itu tidak ada seorang pun yang tinggal di Mekkah dan tidak ada pula sumber air. Nabi Ibrahim meninggalkan sebuah wadah berisi kurma dan satu wadah lagi berisikan air.

Nabi Ibrahim kemudian beranjak pergi meninggalkan anak dan istrinya dari tempat itu karena perintah Allah. Tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana perasaan Nabi Ibrahim ketika meninggalkan istri dan putranya di padang pasir yang tandus tanpa mata air. Beliau harus berlapang dada karena itu adalah perintah Allah.

Asal Mula Air Zamzam

Beberapa hari setelah ditinggalkan Nabi Ibrahim, perbekalan Siti Hajar telah habis. Ismail yang kehausan terus menangis tanpa henti karena Siti Hajar tidak bisa lagi menyusui anaknya.

Siti Hajar mencoba mencari pertolongan dengan berlari bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Hal tersebut tidak dilakukannya hanya sekali, melainkan tujuh kali sembari berdoa kepada Allah.

Setelah bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, Siti Hajar hampir putus asa karena tidak ada sumber air atau pun manusia yang bisa menolongnya. Setelah lama mencari, Siti Hajar teringat Ismail yang telah dia tinggal cukup lama dan kemudian bergegas kembali.

Siti Hajar memutuskan kembali untuk melihat kondisi putranya. Sesampainya di tempat Ismail berbaring, Siti Hajar terkejut karena keluar sebuah mata air jernih.

Air tersebut terus mengalir hingga membuat genangan. Siti Hajar berkata zam…zam…zam… yang berarti banyak, melimpah-ruah.

Wallahu’alam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Mengenal 5 Rasul Ulul Azmi dan Mukjizatnya, Ada Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad



Jakarta

Islam memiliki 25 para nabi dan rasul yang wajib diimani. Dari jumlah tersebut, hanya terdapat lima rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi.

Lima rasul bergelar Ulul Azmi tersebut adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

Lantas, apa arti dari Ulul Azmi? Berikut pengertian dan rasul Ulul Azmi beserta mukjizatnya.


Pengertian Ulul Azmi dan Kriterianya

Merangkum buku Menguak Rahasia Kehebatan Para Kekasih Allah: 1001 Mukjizat Para Nabi dan Karamah Para Sahabat oleh M. Nawawi, Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka mendapatkan gelar tersebut karena mereka hidup dengan penuh ketabahan, kesabaran luar biasa, dan pantang menyerah dalam menyebarkan agama Islam.

Diantara banyaknya jumlah para nabi dan rasul, hanya terdapat lima rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. Mereka adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

Kriteria rasul Ulul Azmi harus menyandang beberapa hal berikut:

– Memiliki kesabaran yang tinggi dalam berdakwah
– Senantiasa berdoa agar kaum mereka diberikan hidayah oleh Allah SWT
– Senantiasa memohon kepada Allah SWT agar tidak menurunkan azab kepada kaum mereka.

Rasul Ulul Azmi dan Mukjizatnya

1. Nabi Nuh AS dan Mukjizatnya

Sebelum Allah SWT mengutus Nabi Nuh AS untuk meluruskan akidah yang tercemar, jauh sebelumnya telah hidup lima orang saleh. Mereka adalah kakek moyang kaum Nabi Nuh AS yang bernama Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.

Setelah mereka meninggal, orang-orang membuatkan patung untuk mengenang kebaikan mereka. Namun patung-patung tersebut beralih fungsi menjadi sesembahan.

Dalam situasi yang penuh kekufuran, Allah SWT mengutus Nabi Nuh AS untuk mengajak umatnya kembali ke jalan yang benar dengan penuh kesabaran meskipun kaumnya mengejeknya. Nabi Nuh AS adalah nabi yang tidak terpengaruh oleh adat-istiadat yang menyimpang dari kebenaran.

Di antara sejumlah mukjizat Nabi Nuh AS yang terkenal adalah membuat kapal besar yang membuat ia dan kaumnya selamat dari azab banjir bandang.

2. Nabi Ibrahim AS dan Mukjizatnya

Nabi Ibrahim AS adalah nabi yang lahir di Faddam A’ram, Babilonia Baru. Pada saat itu Faddam A’ram dipimpin oleh raja zalim yang bernama Namrud bin Kan’an.

Suatu malam, Raja Namrud bermimpi aneh dan membuatnya gelisah. Ia segera memanggil tafsir mimpi kerajaan. Tafsir mimpi tersebut menyatakan bahwa akan ada bayi lelaki yang membawa agama baru dan menghancurkan berhala.

Dengan perasaan yang khawatir, Raja Namrud memerintahkan pasukannya untuk membunuh semua bayi lelaki yang baru lahir. Namun, Nabi Ibrahim AS selamat dari pembunuhan tersebut.

Nabi Ibrahim AS memiliki beberapa mukjizat, di antaranya jarinya yang mengeluarkan susu dan madu, dapat melihat burung mati dihidupkan kembali, selamat dari kobaran api, dan selamat dari serangan nyamuk.

3. Nabi Musa AS dan Mukjizatnya

Nabi Musa adalah nabi dan rasul yang menerima Kitab Taurat. Allah SWT mengutus Nabi Musa AS untuk memimpin Bani Israil ke jalan yang benar.

Beliau dilahirkan di Mesir pada masa pemerintahan Fir’aun. Fir’aun adalah raja yang sangat zalim dan ingkar kepada Allah SWT.

Allah SWT memberikan beberapa mukjizat kepada Nabi Musa AS untuk melawan Fir’aun dan mengajak kaumnya menuju ke jalan yang benar. Beberapa mukjizat tersebut yaitu selamat dari pembunuhan massal, berjumpa ibundanya yang melahirkannya, bisa berbicara dengan Allah SWT, tongkatnya bisa berubah menjadi ular, bisa menghapus paceklik, menghadirkan azab atas izin Allah SWT seperti badai besar, hama pengerat, dan ribuan katak.

4. Nabi Isa AS dan Mukjizatnya

Dirangkum dari buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X oleh Thoyib Sah Saputra, Nabi Isa AS memiliki kesabaran dan keteguhan luar biasa dalam menyampaikan ajaran Allah SWT. Kehidupannya menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.

Merujuk pada buku Keagungan Mukjizat Nabi Muhammad SAW oleh Said Abdul Azhim, mukjizat Nabi Isa AS di antaranya yaitu bahwa beliau diciptakan Allah SWT dengan malaikat Jibril meniupkan ruh ke Maryam. Nabi Isa AS masih hidup dan tidak wafat (ruh dan jasadnya berada di langit paling dekat dan akan turun menjelang hari kiamat).

5. Nabi Muhammad SAW dan Mukjizatnya

Dirangkum dari buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X, Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Sejak kecil, beliau mengalami masa-masa sulit.

Meskipun harus mengalami masa-masa sulit, dengan sabar dan tabah Nabi Muhammad SAW menghadapinya.

Tantangan terberatnya datang setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul. Ia juga harus ikut menderita ketika Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah karena dakwahnya.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW di antaranya terdapat pada kepribadian dan pemikiran beliau, mampu menahan penderitaan di jalan Allah SWT, mukjizat membebaskan akal (tidak memikirkan duniawi selain hanya tertuju kepada Allah SWT) dan mengalami Isra’ dan Mi’raj.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Zakaria AS saat Mengharapkan Keturunan



Jakarta

Nabi Zakaria AS adalah keturunan Nabi Sulaiman AS. Seluruh usianya dipergunakan untuk menyeru kaum bani Israil agar bertakwa kepada Allah SWT, tapi mereka malah membangkang.

Hingga usia senja, Nabi Zakaria AS tak kunjung diberi keturunan. Padahal ia sangat berharap memiliki anak yang kelak bisa meneruskan dakwahnya.

Merangkum buku Belajar dari Para Rasul dan Nabi Jilid 5 oleh Abu Azka Ibn Abbas, Nabi Zakaria AS terus berdoa siang-malam. Ia tak henti-hentinya memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak.


Nabi Zakaria AS berharap Allah SWT memberinya seorang putra yang dapat meneruskan tugasnya memimpin bani Israil. Beliau khawatir jika kelak meninggal, kaumnya akan mengubah syariat Nabi Musa AS dengan menambah atau mengurangi isi Taurat dengan seenak hati mereka.

Setelah Nabi Zakaria AS menginjak 90 tahun, Allah SWT akhirnya mengabulkan doa Nabi Zakaria AS dan istrinya, Hanna. Mereka diberi keturunan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya.

Padahal, Nabi Zakaria AS sudah tua. Istrinya pun mandul sehingga tidak memungkinkan untuk memiliki anak. Namun, karena kasih sayang Allah SWT kepada Nabi Zakaria AS, ia pun akhirnya diberi keturunan.

Yahya adalah nama yang diberikan langsung oleh Allah SWT. Sebelumnya, Allah SWT tidak pernah menciptakan orang yang serupa dengan Yahya.

Kelak anak Zakaria inilah yang akan memberikan firman Allah SWT tentang Nabi Isa AS. Ia meneruskan perjalanan dakwah Nabi Zakaria AS dan menjadi seorang nabi.

Demikian kisah singkat Nabi Zakaria AS yang berharap memiliki keturunan. Karena kesabarannya itu, ia pun akhirnya dikaruniai seorang anak.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

10 Nama Paman Nabi Muhammad SAW


Jakarta

Semasa hidup, Nabi Muhammad SAW memiliki 10 orang paman. Menukil buku Hidup Bersama Al-Qur’an 2 oleh M. Quraish Shihab, berikut nama-namanya.

Dari 10 paman Nabi Muhammad SAW, beberapa di antaranya tetap memilih untuk tidak memeluk Islam. Ada juga yang menentang dakwah Rasulullah SAW.

Nama-nama paman Nabi Muhammad SAW Beserta Kisah Singkatnya

1. Abu Thalib

Abu Thalib bertugas melindungi Nabi Muhammad SAW setelah kepergian ayahnya, Abdul Muthalib. Abu Thalib dikenal selalu membela Nabi Muhammad SAW dari gangguan kaum Quraisy yang menolak dakwah Nabi Muhammad SAW.


Abu Thalib merupakan orang yang paling berjasa dalam membantu dakwah Nabi Muhammad SAW. Namun, hingga akhir hayatnya, Abu Thalib enggan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

2. Az-Zubair

Az-Zubair adalah salah satu petinggi dalam kaum Quraisy yang terkenal cerdas. Setelah menikah dengan Atikah binti Abi Wahab, Zubair dikaruniai anak Abdullah bin Zubair yang kelak menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sebelum Muhammad SAW diangkat menjadi nabi, Zubair pun wafat.

3. Al-Harits

Al-Harits adalah paman Nabi Muhammad SAW yang tertua. Beliau wafat sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi seorang nabi.

4. Hamzah

Hamzah adalah paman Nabi Muhammad SAW yang merupakan kaum Quraisy. Dia memiliki pendirian teguh dalam mempertahankan harga diri dan paling anti dihina. Namun Hamzah memilih untuk memeluk Islam.

5. Abu Lahab

Abu Lahab adalah salah satu paman Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan kisah kematiannya yang tragis. Abu Lahab dikenal kerap menantang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Kematian Abu Lahab terjadi tujuh hari setelah Perang Badar. Dia mengidap penyakit kulit dan bisul di seluruh tubuhnya sehingga tidak ada satu orang pun yang mau mengurusnya.

Setelah tiga hari jasadnya terlantar, Abu Lahab dikuburkan dengan tidak lazim. Tubuhnya didorong menggunakan kayu hingga masuk ke dalam lubung dan jasadnya dilempari batu kerikil hingga tertimbun.

6. Al Ghaidaq

Al Gahidaq dikenal sebagai paman nabi yang sangat kaya raya dan dermawan. Dia sering memberi makan orang-orang di sekitarnya. Namun, Al Ghaidaq menjadi salah satu paman nabi yang tidak memeluk Islam.

7. Al Muqawwim

Al Muqawwim memiliki nama lain yakni Abdullah Al-Ka’bah. Tidak banyak yang mencatat tentang kehidupan Al Muqawwim sebab ia meninggal sebelum Islam datang dan Nabi Muhammad SAW mendapat gelar ke-nabi-annya.

8. Dhirar

Dhirar adalah paman Nabi Muhammad SAW yang tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Beliau wafat juga sebelum Islam datang.

9. Al Abbas

Al Abbas merupakan anak bungsu dari kakek Nabi Muhammad SAW. Abbas adalah salah satu orang yang senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari kaum Quraisy yang selalu ingin mencelakainya.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, saat terjadi Perang Badar, Abbas bin Abdul Muthalib menjadi tawanan perang. Abu al-Sair bin Ka’b bin Amr dari Bani Salamah merupakan orang yang berhasil menawan Abbas selama Perang Badar.

10. Qutsam

Walaupun ada pandangan yang menyatakan Abdul Muthalib tidak memiliki anak yang bernama Qutsam, terdapat sudut pandang lain yang menunjukkan kemungkinan bahwa Qutsam meninggal dunia pada usia dini.

Wallahu a’lam.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Saleh AS dan Mukjizat Unta Hamil yang Keluar dari Batu Besar



Jakarta

Nabi Saleh AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur’an. Ia berdakwah kepada kaum Tsamud untuk menyembah Allah SWT.

Menukil dari Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Tsamud adalah kabilah yang masyhur. Kaum ini merupakan bangsa Arab aribah yang tinggal di Hijir yaitu kawasan yang letaknya di antara Hijaz dan Tabuk. Tsamud merupakan kaum setelah Ad, mereka menyembah berhala seperti kaum Ad.

Allah SWT berfirman dalam surah Al A’raf ayat 73-74,


وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَٱذْكُرُوٓا۟ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ ٱلْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَٱذْكُرُوٓا۟ ءَالَآءَ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Artinya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.”

Nabi Saleh AS berdakwah kepada kaumnya dengan lembut. Ia juga mengatakan untuk menyembah Allah SWT dan menegaskan tidak ada Tuhan selain-Nya.

Meski begitu kaum Tsamud tidak menghiraukan Nabi Saleh AS. Beliau tetap menyampaikan kebenaran dengan lemah lembut dan cara yang baik agar kaumnya menuju kebaikan.

Sayangnya, kaum Tsamud mengatakan Nabi Saleh AS terkena sihir dan tidak mengerti apa yang beliau ucapkan setiap menyeru untuk beribadah kepada Allah SWT. Pendapat lain mengatakan maksud dari orang yang terkena sihir ini adalah orang yang mampu menerawang.

Kaum Tsamud meminta Nabi Saleh AS untuk menunjukkan mukjizat sebagai bukti kebenaran ajaran yang ia sampaikan. Mereka menantang Nabi Saleh AS untuk mengeluarkan seekor unta hamil dari sebuah batu, selain itu kaum Tsamud juga menyebut ciri unta yang mereka maksud.

Mendengar itu, Nabi Saleh AS berdoa kepada Allah SWT agar permintaan mereka dikabulkan. Kaum Tsamud juga mengatakan akan beriman kepada Allah SWT jika benar mukjizat tentang unta itu terjadi.

Atas kuasa Allah SWT, bongkahan batu besar yang ada di sana tiba-tiba mengeluarkan unta besar dan hamil dengan ciri yang memang diinginkan kaum Tsamud. Mukjizat itu disaksikan oleh mereka dan akhirnya sebagian dari mereka beriman kepada Allah SWT namun kebanyakan dari kaum Tsamud tetap enggan menyembah sang Khalik.

Nabi Saleh AS memperingatkan untuk terakhir kalinya kepada Kaum Tsamud yang masih ingkar agar beriman kepada Allah SWT. Mereka yang telah menentang dan tidak bertobat akan mendapat azab.

Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 65,

فَعَقَرُوْهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوْا فِيْ دَارِكُمْ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوْبٍ

Artinya: “Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia (Saleh) berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.”

Mereka yang beriman diberi perlindungan oleh Allah SWT dari azab-Nya. Sebaliknya, yang ingkar diganjar azab berupa guntur yang sangat keras sampai-sampai mati bergelimpangan di rumahnya.

Naudzubillah min dzalik.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com