Tag Archives: -Nya bersholawat

detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Dahsyatnya Keutamaan Sholawat



Jakarta

Sholawat merupakan wujud cinta seorang muslim kepada Rasulullah SAW. Melalui sholawat, umat Islam memberi pujian sekaligus doa kepada nabi yang bernilai pahala.

Dalam detikKultum detikcom pada Kamis (13/4/2023), Prof Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa orang yang rajin bersholawat akan diberi syafaat oleh Nabi Muhammad SAW kelak.

“Jadi jangan memandang enteng sholawat nabi. Sholawat itu adalah bentuk komunikasi batin dengan Rasulullah SAW,” katanya menjelaskan.


Pada sebuah hadits, disebutkan juga bahwa keutamaan bersholawat, yaitu:

“Barang siapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya 10 kali,” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).

“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca sholawat kepadaku,” (HR Tirmidzi).

Lebih lanjut Prof Nasaruddin menjelaskan, ketika kiamat dan Matahari hanya beberapa jengkal di atas kepala maka tidak ada yang bisa membantu manusia selain nabi. Bagaimana cara mendapatkan bantuannya? Yakni dengan rajin bersholawat dan membiasakan diri untuk melantunkan sholawat nabi.

Ruhnya Rasulullah tidak pernah mati, dia tahu. Dia (Nabi Muhammad SAW) tergetar hatinya manakala ada yang menyebutkan namanya (bersholawat),” bebernya.

Dalam surat Al Ahzab ayat 56 disebutkan bahwa yang bersholawat tidak hanya manusia, bahkan para malaikat sekalipun. Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Arab latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna ‘alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ ‘alaihi wa sallimụ taslīma

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya,”

Di Indonesia sendiri, lantunan sholawat berkisar hingga 100 lebih. Saking banyaknya, jumlah sholawat ini melebihi yang ada di Timur Tengah.

“Umat yang paling rajin bersholawat ini kayaknya Indonesia nih. Ada 100 lantunan sholawat di Indonesia,” kata Prof Nasaruddin Umar.

Selengkapnya detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Sholawat bisa disaksikan DI SINI.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Malaikat Jibril yang Diaminkan Nabi Muhammad



Jakarta

Malaikat Jibril pernah memanjatkan doa yang diaminkan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya tentang celakanya seorang muslim yang menjumpai bulan Ramadan, namun ia tidak mendapat ampunan dari Allah SWT.

Doa Malaikat Jibril ini disebutkan dalam sebuah riwayat yang turut dinukil M.A. Fadlan Fatazka dalam buku Jamuan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata saat Nabi Muhammad SAW pernah naik mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin.”


Ditanyakan kepadanya, “Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku, dia berkata, “Barang siapa yang mendapati bulan Ramadan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan ‘Amin’ maka aku pun mengucapkan Amin…” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al-Baihaqi). Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim.

Masih di dalam buku yang sama, ada juga hadits lain yang senada yaitu Nabi SAW naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin.”

Para sahabat bertanya, “Kenapa engkau berkata ‘Amin, Amin, Amin, Ya Rasulullah?”

Nabi SAW menjawab, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata, ‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau Namun dia tidak bersholawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadan tetapi keluar dari bulan Ramadan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’ maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’.” (HR Al-Bazzar, Hakim, dan Bukhari)

Makna hadits tersebut turut dijelaskan secara detail dalam buku Di Bawah Bimbingan Ilahi: Mengungkap Makna di Balik Kisah karya Sholihin dan 30 Khutbah Penggetar Hati Jilid 1 karya Bagus.

Pertama, mengenai sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Model manusia merugi menurut hadits tersebut ialah orang yang apabila disebut nama beliau di sisinya, namun tidak bersholawat atas beliau. Pasalnya, bersholawat atas Rasulullah SAW merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzab ayat 56,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa memohonkan sholawat atasku sekali, Allah SWT bersholawat atasnya sepuluh kali.” (HR Muslim)

Kedua, datangnya bulan Ramadan harus kita sikap sebagai bulan berlimpahnya pahala dan kebaikan. Sekecil apapun kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT karena melimpah ruahnya pahala dan balasan.

Ketiga, besarnya peran dan keberadaan orang tua terhadap anak diibaratkan sebagai kunci untuk memasuki surga Allah SWT. Menurut penjelasan dalam buku tersebut, jika ingin masuk surga maka buatlah orang tua tersenyum bahagia.

Adapun, jika orang tua bersedih dan duka karena ulah anaknya, itu pertanda anak tersebut telah jauh dari ridha Allah SWT. Allah SWT baru akan ridha jika orang tua ridha dan Allah SWT akan murka manakala orang tuanya juga tidak ridha terhadapnya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Makan Sahur Puasa Ramadan agar Penuh Berkah



Jakarta

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur, baik sebelum menyantap makanan maupun setelahnya. Menurut sebuah riwayat, waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk berdoa.

Anjuran untuk makan sahur bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Anas RA sebagaimana termaktub dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً


Artinya: “Makan sahurlah kamu semua, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut riwayat lain, orang makan sahur akan mendapat sholawat dari malaikat. Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad)

Abu Maryam Kautsar Amru menjelaskan dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan, maksud sholawat para malaikat kepada orang yang makan sahur pada hadits di atas adalah doa para malaikat untuk memohonkan keberkahan dan doa memohonkan ampunan bagi orang yang sahur.

Makan sahur juga menjadi pembeda antara umat Islam dan umat terdahulu. Sebagaimana Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim)

Dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi yang disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk disebutkan, dianjurkan mengakhirkan makan sahur selama tidak dikhawatirkan terbitnya fajar shadiq dan menyegerakan berbuka. Sebab, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” Imam Ahmad menambahkan, “Dan mengakhirkan sahur.”

Menurut Imam an-Nawawi, mengakhirkan sahur itu lebih menguatkan tubuh untuk beribadah.

Doa Makan Sahur

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur dengan bacaan doa sebelum makan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash RA dari Nabi SAW. Berikut bacaan doa makan sahur,

للَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar, bismillah.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkan keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka, dengan menyebut nama Allah.”

Doa tersebut juga termuat dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi.

Sesudah makan sahur, umat Islam bisa memperbanyak bacaan istighfar. Dalam Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi’i karya Imam Fakhruddin Ar-Razi dikatakan, seseorang yang beristighfar di waktu sahur memiliki keutamaan yang besar. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Az Zariyat: 18)

Allah SWT juga berfirman,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ١٧

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

Imam Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, ayat tersebut adalah pujian bagi orang-orang yang beriman yang memiliki sifat-sifat tersebut dan menjadikan beristighfar pada waktu sahur sebagai penutup dari sifat-sifat tersebut.

Berikut bacaan istighfar yang bisa dipanjatkan,

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Dalam versi yang lebih panjang bisa membaca bacaan berikut,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Keutamaan Baca Doa ketika Sahur

Keutamaan berdoa pada waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sholawat Jibril, Salah Satu Amalan Penarik Rezeki



Jakarta

Sholawat Jibril adalah salah satu amalan yang disebut bisa mendatangkan rezeki. Sholawat ini pertama kali diucapkan langsung oleh Malaikat Jibril.

Disebutkan dalam buku Kita Harus Bershalawat karya Dian Erwanto, Malaikat Jibril awalnya mengajarkan sholawat ini kepada Nabi Adam AS. Beberapa pendapat menyebut, sholawat ini dijadikan mahar Nabi Adam AS untuk menikahi Hawa. Namun, detikHikmah belum menemukan hadits shahih tentang hal ini.

Beberapa keutamaan membaca sholawat Jibril antara lain akan dicintai semua orang dan dibukakan 70 pintu rahmat. Hal ini bersandar pada riwayat Imam Sya’rani bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,


“Barang siapa membaca sholawat ini (shallallaahu ‘alaa Muhammad), maka ia telah membuka 70 pintu rahmat untuk dirinya dan Allah akan menitipkan cinta-Nya pada hati manusia sehingga mereka tidak akan marah kepadanya, kecuali orang yang menyimpan kemunafikan di dalam hatinya.”

Selain itu, menurut M. Syukron Maksum dan A Fathoni el Kaysi dalam buku Rahasia Sehat Berkah Shalawat, membaca sholawat Jibril diiringi dengan banyak istighfar pada pagi dan siang juga dapat menjadi zikir untuk memohon kelancaran rezeki.

Berikut bacaan sholawat Jibril sebagai salah satu amalan untuk mendatangkan rezeki sebagaimana tercantum dalam buku tersebut dan arsip detikHikmah.

Bacaan Sholawat Jibril

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Bacaan latin: Shallallaahu ‘alaa Muhammad

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Adapun, untuk versi panjang sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Bacaan latin: Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad wasallim tasliima

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Anjuran Bersholawat kepada Nabi

Anjuran untuk bersholawat sendiri telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Allah SWT berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab: 56)

Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud sholawat dari Allah SWT dalam ayat di atas adalah pujian-Nya kepada Nabi SAW di kalangan para malaikat, sedangkan sholawat dari para malaikat adalah doa mereka untuknya. Pendapat ini mengacu pada riwayat Imam Bukhari.

Imam Bukhari turut meriwayatkan bacaan sholawat Nabi Muhammad SAW dari Ka’b ibnu Ujrah yang menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Sholawat ini dikenal dengan sholawat Ibrahimiyah. Berikut bacaannya,

اللَّهُمَّ، صِلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، [كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ، بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ] كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan sholawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung. Ya Allah, limpahkanlah berkah kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan berkah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung”

Imam an-Nawawi mengatakan dalam Kitab al-Adzkar, sholawat yang harus dibaca adalah Allahumma shalli ala Muhammad (Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada Muhammad) atau bisa juga membaca bacaan sholawat Jibril (Shallallaahu ‘alaa Muhammad). Selain itu, bisa juga mengucapkan Shallallah ala Rasulih (Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada utusan-Nya) atau Shallallah ala An-Nabi (Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada Sang Nabi).

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

8 Amalan di Bulan Ramadan bagi Wanita Haid



Jakarta

Wanita haid termasuk golongan yang terhalang untuk berpuasa. Meski demikian, ada sejumlah amalan di bulan Ramadan yang bagi wanita haid agar tetap mendapatkan keberkahan di bulan suci ini.

Ulama fikih Sayyid Sabiq mengatakan dalam Kitab Fiqih Sunnah-nya, wanita haid yang terhalang untuk puasa Ramadan wajib mengganti puasa yang ia tinggalkan selama masa haid tersebut. Apabila ia memaksakan diri untuk berpuasa, kata Sayyid Sabiq, puasanya tidak bermakna apa pun alias batal.

Amalan bagi Wanita Haid

Meski tidak bisa menjalankan ibadah puasa, wanita haid tetap bisa melakukan berbagai amalan lain. Merangkum karya Himatu Mardiah Rosana dalam buku Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas serta buku Do’a dan Amalan Istimewa Ketika Datang Bulan, berikut amalan yang dapat dikerjakan oleh wanita haid saat bulan Ramadan.


1. Berzikir dan Berdoa untuk Memohon Ampunan Allah SWT

Dalam hal ini secara khusus Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Di antara lafadz zikir yang bisa diistiqomahan adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.

Dari Abu Hurairah RA, menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan disukai Arrahman, Subhanallah, Wabihamdihi, dan Subhaanallahul ‘azhiim.” (HR Bukhari)

Dijelaskan pula bahwa seorang wanita haid dapat memperbanyak doa di bulan Ramadan baik doa Ma’tsur (diriwayatkan) maupun doa Mashnu (dibuat sendiri).

2. Bersedekah

Bersedekah juga menjadi salah satu amalan yang dapat dikerjakan oleh wanita haid. Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda,

“Wahai kaum wanita! Bersedakahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR Muslim)

3. Memberikan Makanan kepada Orang yang Berbuka Puasa

Bagi orang-orang yang menjamu orang lain untuk berbuka puasa, maka akan mendapatkan balasan sebagaimana yang didapatkan oleh orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikit pun.

Hal tersebut bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda

“Barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR At-Tirmidzi)

4. Meringankan Pekerjaan Orang yang Berpuasa

Dijelaskan bahwa bagi wanita haid maupun nifas sangat dianjurkan untuk melayani orang yang sedang berpuasa. Sebab, melayani orang yang berpuasa dan meringankan pekerjaan atau kesusahan mereka bisa membuat balasan sebagaimana orang yang sedang berpuasa.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa dapat menunjukkan suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR Muslim)

5. Menimba Ilmu untuk Meraih Ketaatan yang Lebih Tinggi kepada Allah SWT

Mencari ilmu termasuk amalan lain yang bisa dilakukan oleh wanita haid di bulan Ramadan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendatangi majelis ilmu maupun mempelajari isi dalam buku.

6. Beramar Ma’ruf Nahi Munkar

Amalan yang selanjutnya ialah, para wanita haid dapat mendorong sesamanya untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan. Oleh karena itu, apabila wanita yang sedang haid membangunkan orang lain untuk sahur dan berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang sahur dan berpuasa.

Dijelaskan dalam buku tersebut, apabila wanita haid membangunkan orang lain untuk melaksanakan salat Subuh, maka dia akan mendapatkan pahala seperti salat Subuh. Begitu pun dengan wanita haid yang mendorong orang lain untuk tilawah atau membaca Al-Qur’an, mencari ilmu, silaturahmi, sedakah, dan lain-lain maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pelaku amal saleh tersebut.

7. Melaksanakan Berbagai Ketaatan Sekaligus Meminimalisir Kemaksiatan

Masih dalam buku yang sama dijelaskan pula, bagi wanita yang masuk di bulan Ramadan dalam keadaan haid atau sempat menjalankan puasa di bulan Ramadan lalu kemudian haid, tidak perlu bersedih karena haidnya.

Hal tersebut dikarenakan haid merupakan perkara yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT bagi para wanita.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah menghibur Aisyah RA yang sedang sedih karena mengalami haid sedangkan belum sempat untuk menjalankan manasik haji.

Dari Aisyah RA bahwa Nabi SAW pernah menemuinya ketika berada di Sarif sebelum masuk ke Makkah, beliau menemuinya sedang menangis karena datang bulan. Lalu beliau bertanya: “Kenapa, apakah kamu sedang haid?” Aisyah menjawab: “Ya” Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya hal ini telah ditetapkan Allah atas wanita-wanita anak Adam, lakukanlah apa yang biasa di kerjakan dalam berhaji, namun kamu jangan thawaf di Ka’bah.” (HR Bukhari)

8. Memperbanyak Sholawat

Amalan lain yang bisa dilakukan wanita haid saat Ramadan adalah memperbanyak sholawat. Allah SWT berfirman dalam surah AL Ahzab ayat 56,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Menurut sebuah riwayat, orang yang banyak sholawat akan mendatangkan syafaat dari Rasulullah SAW. Sebagaimana beliau SAW bersabda,

أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً

Artinya: “Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku.” (HR Tirmidzi dan An-Nasa’i)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com