Tag Archives: nyawanya

Mukjizat Nabi Harun AS dan Kisah Wafatnya


Jakarta

Mukjizat Nabi Harun AS termasuk anugerah yang ia peroleh sebagai utusan Allah SWT. Harun AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diimani umat Islam.

Kisah mengenai Nabi Harun AS tak dapat dipisahkan dengan Nabi Musa AS. Keduanya adalah sosok yang selalu berdampingan dalam menegakkan agama Allah SWT.

Dijelaskan dalam buku Mengenal Mukjizat 25 Nabi tulisan Eka Satria dan Arif Hidayah, keduanya memerangi Firaun yang kala itu menjadi pemimpin zalim. Firaun enggan beriman kepada Allah SWT.


Turut diterangkan oleh Ibnu Katsir dalam Qashashul Anbiya yang diterjemahkan Umar Mujtahid, para mufassir menyebutkan Nabi Harun AS lahir pada tahun sebelum hukuman mati bagi bayi lelaki berlaku, berbeda dengan Nabi Musa AS yang lahir ketika hukuman tersebut diberlakukan.

Dakwah Harun AS bersama Musa AS memerangi Firaun tercantum dalam surah Thaha ayat 47-48. Allah SWT berfirman,

فَأْتِيَاهُ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ ۖ قَدْ جِئْنَٰكَ بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكَ ۖ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلْهُدَىٰٓ إِنَّا قَدْ أُوحِىَ إِلَيْنَآ أَنَّ ٱلْعَذَابَ عَلَىٰ مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ

Artinya: “Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah: “Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling.”

Mukjizat Nabi Harun AS

Berikut mukjizat yang Allah SWT karuniai kepada Nabi Harun AS sebagaimana merujuk pada sumber yang sama.

1. Kemampuan Bicara yang Hebat

Nabi Harun AS dianugerahi lisan yang fasih. Ia dikenal sebagai sosok yang pandai berbicara, karenanya dakwah yang ia sampaikan mudah diterima.

Selain itu, Nabi Harun AS juga sangat piawai dan tegas dalam berdakwah menyampaikan ajaran tauhid. Dialah sosok yang membantu Nabi Musa AS berdebat dengan raja Firaun kala itu.

2. Tongkat yang Berbunga

Mukjizat Nabi Harun AS lainnya adalah tongkat yang berbunga. Kala itu, bani Israil sedang memutuskan siapa orang yang bisa memimpin mereka sampai-sampai timbul perdebatan.

Atas perintah Allah SWT, setiap suku bani Israil diminta meletakkan tongkat di tempat suci. Begitu pula dengan Nabi Harun AS yang meletakkan tongkatnya.

Dengan kuasa Allah SWT, tongkat Nabi Harun AS ditemukan bertunas dan berbunga keesokan harinya. Inilah yang jadi pertanda bahwa ia terpilih sebagai pemimpin bani Israil.

3. Janggut Dua Warna

Nabi Harun AS dimukjizati janggut yang terdiri dari dua warna. Nasikin Purnama dalam buku Iman dan Takwa Peraih Muflihun menyebut warna janggut beliau adalah hitam dan putih.

Warna putih itu diperoleh Nabi Harun AS ketika Nabi Musa AS menarik janggutnya. Kala itu, Musa AS marah karena pengikutnya menyembah patung lembu dari emas ketika ia pergi.

Secara tiba-tiba, warna janggut yang ditarik berubah menjadi putih. Sementara itu, bagian janggut yang tidak ditarik masih berwarna hitam. Sejak saat itu, warna janggut sang nabi menjadi dua warna.

Wafatnya Nabi Harun AS

Mengacu pada Qashashul Anbiya, kisah wafatnya Nabi Harun AS diterangkan dalam sebuah riwayat. As Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shalih dari Ibnu Abbas dari Marrah dari Ibnu Mas’ud dari sejumlah sahabat mereka berkata,

“Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, ‘Sungguh, Aku mewafatkan Harun. Bawalah dia ke gunung ini dan itu.’

Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS lalu pergi ke gunung yang dimaksud. Mereka berada di hadapan sebuah pohon asing yang belum pernah terlihat pohon seindah itu.

Tanpa diduga, mereka berada di sebuah rumah yang sudah dibangun. Mereka kemudian berada di atas kasur bertahtakan hamparan, lalu ada angin sepoi-sepoi menerpa.

Saat harun melihat gunung, rumah dan semua yang membuatnya kagum, ia berkata, ‘Hai Musa! Aku ingin tidur di atas kasur ini,’

Musa AS berkata padanya, ‘Silahkan!’

Nabi Harun AS mengatakan, ‘Aku takut jika tuan pemilik rumah ini datang lalu marah padaku.’

Musa AS berkata padanya, ‘Jangan takut, biar aku yang mengurus tuan pemilik rumah ini. Tidur saja kamu!’

Harun AS berkata, ‘Hai Musa! Mari tidur bersamaku. Jika tuan pemilik rumah ini datang, biar kita berdua kena marah,’

Saat keduanya tertidur, Harun AS dicabut nyawanya. Ketika merasakan kematian, Nabi Harun AS berkata, ‘Hai Musa! Kau telah menipuku,’

Setelah nyawa Harun AS dicabut, rumah tersebut dicabut dan pohon itu ikut lenyap bersamaan dengan kasur yang diangkat ke langit.

Wallahu a’lam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Keledai Nabi Uzair Hidup Lagi Meski Tinggal Tulang Selama Ratusan Tahun



Jakarta

Kisah Nabi Uzair dan keledainya diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 259. Keledai Nabi Uzair yang telah menjadi tulang belulang bisa kembali hidup dan utuh.

Kisah ini termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 259,

أَوْ كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْىِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِا۟ئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُۥ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِا۟ئَةَ عَامٍ فَٱنظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَٱنظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ ءَايَةً لِّلنَّاسِ ۖ وَٱنظُرْ إِلَى ٱلْعِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ


Artinya: Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minuman yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Dijelaskan dalam buku 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran karya Ridwan Abqary, Uzair adalah seorang nabi dari kaum bani Israil. Kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an dan disebutkan sebagai orang yang tertidur selama 100 tahun lamanya.

Tidurnya Nabi Uzair ini terjadi atas kuasa Allah SWT. Bersama Nabi Uzair, ada seekor keledai yang mati. Setelah 100 tahun, tulang belulang keledai ini kembali berkumpul, terlapisi daging dan kembali hidup atas kehendak Allah SWT. Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi Uzair.

Nabi Uzair Tertidur 100 Tahun

Merangkum kitab Qashash al-Anbiyaa karya Imam Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi, suatu hari Nabi Uzair berteduh usai memetik buah-buahan, ia ditemani seekor keledai.

Nabi Uzair beristirahat di sebuah tempat tua sambil menikmati sepotong roti dan air perasan anggur yang baru saja ia petik. Sambil menyandarkan kaki, ia merenungi pemandangan rumah yang atap-atapnya hampir roboh karena ditinggal penghuninya.

Ia juga melihat tulang belulang yang tergeletak di sana seraya berkata, “Bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Ia tidak meragukan bahwa Allah dapat menghidupkan kembali negeri itu. Ia berkata seperti itu karena merasa takjub dengan kuasa Allah SWT.

Di saat itu juga, Allah SWT mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawanya, lalu ia dimatikan selama seratus tahun. Keledai Nabi Uzair pun mati beberapa hari setelahnya karena ia tak mendapatkan makan dan minum sementara ia diikat dengan kuat.

Kisah Keledai Nabi Uzair

Dalam kurun waktu 100 tahun itu, banyak peristiwa yang telah terjadi. Kemudian Allah SWT mengutus kembali malaikat untuk menghidupkan Nabi Uzair.

Semua anggota tubuh Nabi Uzair mulai dihidupkan kembali. Pertama akalnya agar ia dapat berpikir, lalu matanya agar ia dapat melihat bagaimana Allah SWT menghidupkan kembali orang yang sudah mati.

Malaikat yang bertugas menghidupkan Nabi Uzair lantas berseru, “Sekarang lihatlah keledaimu.” Lalu Nabi Uzair segera melihat ke arah keledainya yang ternyata tinggal tulang belulang.

Malaikat tersebut berseru kepada tulang belulang itu untuk bersatu kembali, lalu tulang belulang itu pun menyatu dan membentuk seekor keledai.

Makailat itu menunggangi tulang belulang yang membentuk seekor keledai, sementara Uzair memperhatikannya.

Keledai itu kemudian dibungkus dengan urat-urat syaraf, lalu dibungkus dengan daging, kemudian dibungkus lagi dengan kulit dan bulu, kemudian ditiupkan kembali nyawanya. Keledai itu pun dapat bergerak lagi dan langsung menghadapkan kepala dan kedua telinganya ke atas langit karena mengira Hari Kiamat telah tiba.

Firman Allah SWT, “Tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.”

Peristiwa ini membuat Nabi Uzair kemudian berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Laki-laki Hanya Punya Satu Amal Saleh Selama Hidup tapi Masuk Surga



Jakarta

Ada suatu kisah tentang hamba Allah yang selama hidupnya tidak memiliki amal saleh, kecuali satu kebaikan saja, sampai malaikat maut menjemputnya. Meski demikian, Allah SWT memasukkannya ke surga.

Kisah ini diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab Ahadisil Anbiya’ dari Hudzaifah. Hudzaifah mendengar Rasulullah SAW bersabda bahwa ada seorang laki-laki dari umat terdahulu yang didatangi oleh malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Laki-laki itu ditanya tentang amalnya semasa hidup.

Beliau SAW bersabda, “Dia ditanya, ‘Adakah kebaikan yang kamu lakukan?’ Dia menjawab, ‘Tidak tahu.’ Dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah.’ Dia menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa pun. Hanya saja di dunia aku berjual-beli dengan orang-orang dan membalas mereka. Lalu aku memberi kesempatan kepada orang yang mampu dan memaafkan orang yang kesulitan.’ Maka Allah memasukkannya ke surga.”


Dalam Shahih Bukhari dalam Kitabul Buyu’ terdapat riwayat Hudzaifah yang menyebut, “Para malaikat menerima roh seorang laki-laki dari kalangan umat sebelum kalian. Mereka bertanya, ‘Apakah kamu melakukan suatu kebaikan?’ Dia menjawab, ‘Aku memerintahkan para pegawaiku agar memberi kesempatan kepada orang yang mampu dan memaafkan orang yang tidak mampu.’ Maka mereka memaafkannya.”

Abu Hurairah turut meriwayatkan dengan redaksi sedikit berbeda. Dikatakan, “Ada seorang saudagar yang memberi utang kepada orang-orang. Jika dia melihat seseorang dalam kesulitan, dia berkata kepada pegawainya, ‘Maafkanlah dia, mudah-mudahan Allah memaafkan kita.’ Maka Allah memaafkannya.”

Riwayat-riwayat di atas dinukil ‘Umar Sulaiman al-Asyqar dalam Kisah-kisah Shahih dalam Al-Qur’an dan Sunnah (Edisi Indonesia terjemahan Tim Pustaka ELBA). Ia menjelaskan, pelajaran yang dipetik dari hadits tersebut berupa luasnya rahmat Allah SWT. Hanya dengan amal yang sedikit, seorang hamba bisa mendapatkan pahala besar. Buktinya laki-laki tersebut diampuni dan dimaafkan oleh Allah SWT hanya dengan amalan kecil.

Lebih lanjut ia menjelaskan, seorang hamba mukmin tidak dikafirkan hanya karena melakukan dosa besar. Dari kisah tersebut, laki-laki itu tidak melakukan kebaikan kecuali amal dalam muamalahnya. Dia meninggalkan kewajiban-kewajiban tapi Allah SWT mengampuni dosa dan memaafkannya.

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com