Tag Archives: obat

Doa Bisa Menjadi Obat Segala Penyakit, Ini Haditsnya



Jakarta

Perintah berdoa termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan dijelaskan pula oleh Rasulullah SAW melalui beberapa hadits. Doa bahkan bisa menjadi obat berbagai penyakit.

Setiap mukmin diperintahkan untuk berdoa dalam berbagai kondisi. Termasuk ketika mengalami kesulitan dan membutuhkan pertolongan Allah SWT.

Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf Ayat 55, Allah SWT berfirman,


ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Setiap Penyakit Ada Obatnya

Melalui buku Terapi Penyakit Hati, Ibnul Qayyim al- Jauzi menjelaskan bahwa doa bisa menjadi cara untuk mengobati penyakit.

Diceritakan, Syaikh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah ditanya, “Wahai Syaikh, seseorang terkena musibah. Sebenarnya ia sadar, jika musibah itu berlangsung terus-menerus, nasibnya rusak di dunia dan di akhirat. Ia telah berusaha sungguh-sungguh mencegah musibah itu dengan berbagai cara, tapi musibah itu makin menjadi-jadi. Bagaimana ia mengatasinya? Bagaimana ia melepaskan diri dari musibah itu?”

Imam Ibnul Qayyim menjawab, “Alhamdulillah. Dengarkanlah wahai Saudaraku. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad riwayat Bukhari, Abu Hurairah menuturkan sabda Nabi Muhammad,

“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.”

Dalam Shahih Muslim, terdapat sabda Rasulullah riwayat Jabir bin Abdillah,
“Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat sesuai dengan penyakit, ia akan sembuh dengan izin Allah.”

Maksud hadits ini, apabila seseorang diberi obat yang sesuai dengan penyakitnya, dan waktunya sesuai dengan ketentuan Allah SWT, atas izin-Nya orang sakit itu akan sembuh.

Dalam Musnad Imam Ahmad, disebutkan sebuah hadis riwayat Usamah bin Syarik, di mana Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan kesembuhan. Dia ajarkan kepada orang yang Dia ajarkan dan tidak Dia pahamkan orang yang Dia bodohkan (yang tidak diberi petunjuk).”

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak menimpakan sesuatu penyakit kecuali memberikan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, penyakit apakah itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Penyakit tua’.”

Penyakit yang dimaksud dalam beberapa hadits ini meliputi penyakit hati, ruh dan fisik. Nabi Muhammad mengategorikan kebodohan sebagai salah satu penyakit. Obatnya adalah bertanya atau belajar kepada orang yang pandai atau lebih berilmu.

Abu Daud meriwayatkan penuturan Jabir bin Abdullah, “Kami keluar bepergian. Salah satu dari kami terkena batu sehingga kepalanya terluka. Ketika tertidur, orang itu bermimpi bersenggama dengan istrinya hingga mengeluarkan air mani. Ia pun bertanya kepada teman-temannya, ‘Apakah aku diizinkan untuk bertayamum?’

Mereka menjawab, ‘Engkau tidak perlu bertayamum. Bukankah engkau tahan air? Namun orang itu tetap mandi. Akibatnya, ia meninggal. Setelah tiba di Madinah, kami menghadap Rasulullah memberitahukan masalah yang dialaminya. Rasulullah menjawab, “Kalian telah membunuhnya. Allah akan membalas kalian. Mengapa kalian tidak bertanya apabila tidak mengerti Sesungguhnya obat orang bodoh adalah dengan bertanya. Orang tadi cukup bertayamum. Sedangkan untuk lukanya, jika amat dalam, ambilkanlah sepotong kain dan usapkanlah di atasnya. Selanjutnya ia dapat mencuci seluruh tubuhnya sehingga bagian yang luka tidak perlu terkena air.”

Rasulullah lantas menjelaskan, kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah kemauan untuk bertanya atau mencari ilmu. Allah SWT menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa Al-Qur’an adalah asy-syifa (penyembuh).

Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Fussilat Ayat 44,

وَلَوْ جَعَلْنَٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ

Artinya: Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”.

Secara keseluruhan, Al-Qur’an adalah Syifa atau penyembuh, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT di atas.

Maksud dari “penyembuh” dalam konteks ini adalah penyembuh hati dari kebodohan dan keraguan. Allah tidak menurunkan penyembuh yang lebih mujarab untuk mengobati penyakit daripada Al-Qur’an.

Doa Adalah Obat Penyakit

Dalam hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, Abu Sa’id meriwayatkan, beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW menempuh suatu perjalanan jauh. Ketika tiba di salah satu perkampungan Arab, mereka mohon izin kepada penduduk setempat untuk singgah. Permohonan mereka ditolak. Kemudian mereka pun pergi.

Saat itu, kepala kampung dipatuk ular hingga pingsan. Warga sibuk berupaya mengobatinya, namun gagal. Seorang warga berkata, “Bagaimana jika kita mendatangi para musafir itu, barangkali ada di antara mereka yang dapat mengobati?”

Beberapa warga pun datang menemui para sahabat dan berkata, “Wahai Tuan-tuan musafir! Kepala dusun kami tersengat ular berbisa. Kami telah berusaha sekuat tenaga, namun tak berhasil menyembuhkannya. Barangkali ada di antara kalian yang bisa berbuat sesuatu.”

Salah seorang sahabat berkata, “Ya, aku akan mengobatinya walau kalian telah menolak kami untuk singgah di tempat ini. Aku akan mengobatinya dengan syarat kalian memberi kami sesuatu.”

Mereka pun setuju dan berjanji memberikan beberapa ekor kambing.

Salah seorang sahabat itu pun berupaya menyembuhkan sang kepala dusun. Ia membaca Surah Al-Fatihah sampai selesai. Atas izin Allah SWT, kepala dusun yang sakit itu pun bangkit dan sembuh total, seakan tak pernah terkena apa-apa.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, orang yang mengobati itu diberi beberapa ekor kambing seperti yang dijanjikan. Para musafir menghendaki agar kambing itu dibagi-bagikan.

Namun, orang yang mengobati berkata kepada teman-temannya, “Kita tidak akan melakukan apa-apa hingga kita bertemu dengan Rasulullah SAW. Kita akan menceritakan apa yang telah kita lakukan dan menunggu keputusan beliau.”

Mereka pun menghadap Rasulullah dan menceritakan kejadian itu. Beliau berkata, “Siapa yang memberitahumu bahwa Al Fatihah itu ruqyah? Engkau telah tepat melakukannya. Bagi-bagikan kambing itu dan berilah aku sebagian.”

Bacaan Al-Qur’an tersebut ternyata mampu menyembuhkan dan mengatasi penyakit secara total, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Al-Fatihah merupakan doa yang bisa dijadikan obat yang paling mudah. Seandainya dipakai untuk pengobatan secara baik, seseorang tentu akan melihat hasil menakjubkan.

Seorang sahabat Nabi pernah menuturkan, “Aku tinggal di Kota Makkah selama beberapa waktu. Aku menderita berbagai macam penyakit dan tidak menjumpai dokter maupun obat. Maka, aku mencoba mengobati diriku sendiri dengan Surah Al-Fatihah. Ternyata aku sembuh.

Karena itu, aku menyampaikan hal itu setiap kali ada orang yang mengeluh sakit. Setelah mempraktikkannya, kebanyakan mereka sembuh dengan cepat.”

Pelajaran yang dapat diambil dari beberapa kisah ini adalah bahwa segala macam zikir, ayat, dan doa bisa menjadi obat bermanfaat untuk penyembuhan.

Tapi terkabulnya doa sangat ditentukan oleh kekuatan dan kemauan keras orang yang bersangkutan. Datangnya kesembuhan sangat dipengaruhi oleh pelakunya.

Tidak terkabulnya suatu doa, kadang akibat adanya penghalang kuat yang menghalangi kemanjuran obat tersebut.

Ada beberapa sebab yang membuat doa terkabul, baik dalam menolak hal-hal yang tidak dikehendaki maupun mendapatkan hal-hal yang diharapkan.

Ketika berdoa mengharapkan kesembuhan atas suatu penyakit, hendaknya menanamkan dalam hati bahwa hanya Allah SWT Sang Maha Penyembuh.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Muhammad dan Nabi Ayyub ketika Alami Kesulitan


Jakarta

Berdoa menjadi salah satu ibadah. Melansir buku Doa Ajaran Ilahi yang ditulis Anis Masykhur dan Jejen Musfah, doa menjadi penyerahan sesuatu kepada Allah SWT. Untuk penyelesaian suatu masalah.

Oleh karena itu, orang berdoa sebaiknya disertai dengan hati yang penuh kehadiran kepada Allah, yakni segala lafaz yang diucapkan, dipahami dan direnungkan.

Selain itu orang yang berdoa harus menyadari sebagai pihak yang faqir. Allah SWT berfirman dalam surah Fathir ayat 15:


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ١٥

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Doa ketika Mengalami Kesulitan

رَبِّ أَنِّي مَسَّنِي الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Rabbi annî massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-rahimîn

Artinya: Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang (QS Al-Anbiya’: 83).

Doa ini merupakan pengaduan Nabi Ayyub a.s Beliau dikenal sebagai seorang Nabi yang dicoba Allah dengan cobaan yang bertumpuk- tumpuk dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Cobaan tersebut mulai dari ditinggal wafat anak-anaknya, harta kekayaannya terkuras habis, terbakar, terkena hama, dan banjir; dan pada akhirnya ditimpa penyakit yang sangat menjijikkan, yaitu penyakit kulit sehingga diusir dari kampungnya. Hanya istrinya, satu-satunya manusia yang setia mendampinginya. Cobaan tersebut, menurut riwayat Hasan dari Qatadah, menimpa Nabi Ayyub selama 7 tahun.

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ketika Nabi Ayyub a.s. ditimpa cobaan yang sangat berat ini, setan juga gencar sekali melancarkan godaan-godaannya melalui berbagai lini.

Sasaran pertama adalah para penduduk, sehingga Ayyub diasingkan (diusir) dari kehidupan masyarakat.

Kedua, Ayyub diiming-imingi obat yang terbuat dari khamr (sejenis minuman arak yang memabukkan) dengan jaminan, bila ia menggunakannya akan mendapati kesembuhan dari penyakit hina tersebut.

Setan berkata: “Bila dirimu ingin sembuh, cobalah obat dari khamr ini.”

Ketiga, istrinya hampir saja tergoda oleh setan untuk meninggalkan dirinya; dan godaan-godaan lainnya.

Nabi Ayyub membaca doa ini terus menerus dan memohon kepada Allah SWT sampai akhirnya diberikan kesembuhan.

Doa Rasulullah SAW saat Mengalami Kesulitan

Doa ketika dihadapkan dengan kesulitan yang dibaca Rasulullah SAW ini dikutip dalam buku Ampuhnya Mukjizat Doa dan Dzikir Para Nabi yang ditulis Ustadz Ali Amrin al-Qurawy:

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا.

Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaa.

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau jadikan mudah. Sedangkan, yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR. Ibnu Hibban).

Menurut Ibnu Sunni, Nabi Muhammad SAW membaca doa tersebut apabila menghadapi kesulitan agar dimudahkan oleh Allah SWT.

Allah SWT memberikan ujian demi ujian kepada hamba-Nya. Ujian ini tidak semata-mata dalam bentuk kesulitan atau kemalangan hidup, tetapi kesenangan hidup. Hanya saja, manusia sering kali benar-benar merasa diuji kala ditimpa kesulitan hidup.

(aeb/aeb)



Sumber : www.detik.com

Ada Satu Penyakit yang Tak Bisa Diobati Menurut Hadits


Jakarta

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya. Namun, beliau juga menyebutkan ada satu penyakit yang tak bisa diobati.

Keterangan mengenai setiap penyakit ada obatnya mengacu pada hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim. Hadits ini diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ؛ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ


Artinya: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.”

Hadits tersebut dinukil Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ dan ditahqiq ‘Ali Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari. Edisi Indonesia kitab ini diterbitkan Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, penyakit yang dimaksud dalam hal ini adalah semua penyakit yang terdapat dalam hati, roh, dan badan. Rasulullah SAW pernah memberikan contoh penyakit selain badan dan obatnya, yakni kebodohan. Kata beliau, penyakit kebodohan obatnya bertanya kepada ulama.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menjelaskan pengecualian terhadap satu penyakit. Penyakit yang tak bisa diobati ini adalah ketuaan. Hal ini mengacu pada hadits shahih yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad dari Usamah bin Syarik bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءٌ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.”

Dalam redaksi lain dikatakan,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءٌ، أَوْ دَوَاءٌ، إِلَّا دَاءً وَاحِدًا فَقَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ! مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit, melainkan Dia juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apa itu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Ketuaan.”

Menurut At-Tirmidzi, hadits tersebut statusnya shahih.

Ada juga riwayat dari Abu Sai’d yang menyatakan bahwa penyakit yang tidak ada obatnya itu adalah kematian. Dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan penyakit, kecuali Dia juga menciptakan obatnya–yang akan diketahui oleh yang mengetahuinya dan tidak akan diketahui oleh orang bodoh–kecuali kematian.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Hadits tersebut terdapat dalam kitab At-Taghdziyah an-Nabawiyah karya Abdul Basith Muhammad Sayyid yang diterjemahkan Bachtiar.

Doa Adalah Obat Penawar

Berkaitan dengan penyakit dan obatnya, Rasulullah SAW pernah menganjurkan seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh. Beliau bersabda,

أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa kalian akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” (HR Hakim dalam al-Mustadrak dari Abu Hurairah RA)

Masih dalam sumber yang sama dikatakan, hadits tersebut mengandung makna bahwa doa adalah obat penawar yang mampu memberikan manfaat dan menghilangkan penyakit. Namun, kekuatan doa bisa lemah bahkan hilang karena kelalaian hati kepada Allah SWT dan mengonsumsi barang-barang haram.

Penjelasan tersebut senada dengan hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dari riwayat Abu Hurairah RA yang menceritakannya dari Rasulullah SAW. Kala itu, Nabi SAW menjelaskan perintah Allah SWT dalam surah Al Mukminun ayat 51.

Kemudian beliau menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, kondisi tubuhnya berdebu dan rambutnya kusut. Laki-laki itu menengadahkan tangan sembari menyebut nama Tuhan. Akan tetapi, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dibesarkan dengan hal-hal yang haram. Kata Nabi SAW, “Maka bagaimana mungkin doanya akan terkabul?”

Wallahu a’lam.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

12 Bacaan Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit agar Lekas Sembuh


Jakarta

Doa untuk kesembuhan orang sakit adalah salah satu bentuk ikhtiar spiritual yang bisa dilakukan saat menghadapi situasi sulit, baik untuk diri sendiri maupun orang tersayang.

Dalam Islam, ada banyak doa yang diajarkan untuk memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan kekuatan, baik secara fisik maupun mental.

Ingin tahu doa apa saja yang bisa Anda panjatkan untuk orang sakit agar lekas sembuh? Simak 12 bacaan doa berikut ini.


Kumpulan Bacaan Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit

Sebelum kita masuk ke dalam bacaan doa-doa untuk kesembuhan orang sakit, penting untuk kita ingat bahwa doa adalah salah satu bentuk ikhtiar yang mendampingi segala upaya medis dan perawatan.

Ketika kita mendoakan orang yang sakit, kita tidak hanya berharap pada kesembuhan fisik, tetapi juga kekuatan mental dan spiritual yang akan membantu proses penyembuhan.

Berikut adalah kumpulan bacaan doa yang bisa dipanjatkan untuk memohon kesembuhan dan kesehatan bagi orang yang sedang sakit yang dirangkum dari beberapa sumber.

Mulai dari buku Saku Tuntunan Doa dan Dzikir yang diterbitkan oleh Universitas Ahmad Dahlan, buku Zikir yang Berkaitan dengan Sakit dan Mati karya Imam Nawawi yang diterjemahkan oleh Abu Firly Bassam Taqiy, Untukmu Yang Sedang Sakit tulisan Ammi Nur Baits, buku Pasti Mustajab karangan Muhammad Lutfi Zamani.

1. Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit agar Lekas Sembuh

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Latinnya: Allahumma rabban-naas adzhibil-ba`sa isyfi antasy-syaafii laa syifaa’a illaa syifaa uka syifaa’an laa yughadiru saqaman.

Artinya: “Ya Allah Tuhan semua manusia hilangkan dan sembuhkanlah sakit ini. Tiada yang dapat menyembuhkan kecuali kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas penyakit.”

2. Doa ketika Merasakan Sakit

Berikut adalah doa yang dapat dibaca sambil meletakkan tangan di atas bagian tubuh yang terasa sakit,

بِسْمِ اللَّهِ . أَعُوْذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Latinnya: Bismillah (3x) A’uudzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x)

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari segala kejahatan yang menimpaku dan segala yang saya khawatirkan.”

3. Doa Memohon Kesabaran Saat Menghadapi Rasa Sakit dan Penderitaan

حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Latinnya: Hasbiyallahu wa ni’mal-wakiil

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi sebaik-baik penolong dan pelindung.”

4. Doa untuk Mengatasi Sakit Kepala, Demam, dan Penyakit Lainnya

بِسْمِ اللهِ الْعَظِيمِ نَعُوذُ بِاللهِ الْكَبِيرِ، اللهُمَّ النَّارِ حَرِّهَا وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْعَرَقِ وَمِنْ شَرِّ النَّارِ

Latinnya: Bismillahil ‘Azhimi na’udzu billahil Kabir, Allahumma narri harriha wa na’udzu bika min syarri al-‘araq wa min syarri an-nar.

Artinya: “Dengan nama Allah SWT Yang Maha Besar, kami berlindung kepada Allah SWT Yang Maha Agung dari kejahatan pendarahan yang parah dan dari kejahatan panasnya api.”

5. Doa Meminta Rahmat Allah SWT

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَجَلِي قَدْ حَضَرَ فَأَرِحْنِي، وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّراً فَارْفَعْهُ عَنِّي، وَإِنْ كَانَ بَلَاءً فَصَبِّرْنِي

Latinnya: Allahumma in kaana aja-lii qad hadhara fa arihnii, wa in kaana muta-akhiran far- fa’hu ‘annii, wa in kaana balaa-an fashabbir nii.

Artinya: “Ya Allah, jika ajalku telah dekat maka istirahatkanlah aku. Jika ajalku masih jauh, sembuhkanlah sakit ini dariku. Dan jika ini musibah, berikanlah aku kesabaran.”

6. Doa Memohon Perlindungan dari Ketakutan dan Kepikunan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.

Latinnya: Allaahumma innii a’uudzu bika minal jubni, wa a’uudzu bika min an uradda ilaa ardzalil ‘umuri, wa a’uudzu bika min fitnatid dun-yaa, wa a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, aku ber- lindung kepada-Mu dari musibah dunia, dan aku ber- lindung kepada-Mu dari siksa kubur.”

7. Doa untuk Mengatasi Jerawat atau Bisul

اللَّهُمَّ مُطْفِئَ الْكَبِيرِ وَمُكْبِرَ الصَّغِيْرِ أَطْفِتْهَا عَنِّي

Latinnya: Allaahumma muthfi-al kabiiri, wa mukbirash shaghiiri, athfi’haa ‘annii.

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang memudarkan yang besar dan mem- besarkan yang kecil, maka pudarkanlah (hilangkanlah) bisul atau jerawat itu dariku.”

8. Doa saat Menjenguk Orang yang Sakit

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيْكَ.

Latinnya: As-alullaahal ‘azhiima rabbal ‘arsyil ‘azhiimi ay yasyfiika.

Artinya: “Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan yang mempunyai singgasana yang agung, semoga Allah menyembuhkan engkau.”

9. Doa untuk Penyembuhan Fisik dan Mental

بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ وَاللَّهُ يَشْفِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ فِيْكَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Latinnya: Bismillaahi arqii-ka, wallaahu yasyfiika min kulli daa-in fiika, wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqadi, wa min syarri haasidin idzaa hasad. (Dibaca sebanyak tiga kali).

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, aku me-ruqyah-mu (menjampimu). Semoga Allah meyembuhkanmu dari segala penyakit yang menyerangmu, dari kejahatan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”

10. Doa Memohon Kesehatan dan Kesejahteraan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ

Latinnya: Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan waa-si’an, wa syifaa-an min kulli daa-in.

Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang melimpah, dan obat dari segala macam penyakit.”

11. Doa saat Menghadapi Penyakit Berat atau Menjelang Ajal

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَالْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى.

Latinnya: Allaahummaghfirlii, warhamnii wa alhiqnii birrafiiqil a’laa.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah aku, dan kumpulkanlah aku di sisi-Mu.”

12. Doa untuk Meredakan Bengkak dan Nyeri

اللَّهُمَّ مُصَغَرَ الْكَبِيرِ وَمُكَبِّرَ الصَّغِيْرِ صَغَرُ مَا بِي

Latinnya: Allaahumma mushagh-ghiral kabiiri, mukabbirash shaghiiri, shaghghir maa bii.

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengecilkan yang besar dan membesarkan yang kecil, kecilkanlah sesuatu yang bengkak pada diriku.”

Tata Cara Berdoa untuk Kesembuhan Orang Sakit

Penting untuk memahami tata cara berdoa yang benar. Berdoa dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan menjadi kunci utama agar doa tersebut sampai dan dikabulkan.

Berikut adalah beberapa tata cara yang perlu diperhatikan saat memanjatkan doa untuk kesembuhan orang sakit yang dikutip dari buku Quantum Doa tulisan Syukriadi Sambas dkk.

  1. Memahami makna doa
  2. Mengawali dengan memuji Allah SWT
  3. Membaca sholawat Rasulullah SAW
  4. Menyampaikan doa yang ingin dipanjatkan
  5. Mengakhiri dengan sholawat dan tahmid

Dengan membaca doa untuk kesembuhan orang sakit, semoga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan serta memberikan ketenangan batin bagi mereka yang sedang sakit.

Tak hanya diucapkan oleh orang yang sakit, doa-doa yang disebutkan di atas juga dapat dipanjatkan oleh keluarga dan kerabat sebagai wujud kasih sayang dan perhatian, serta sebagai usaha dalam memberikan dukungan dan harapan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Asmaul Husna Asy-Syafi, Makna dan Penerapannya ala Rasulullah SAW


Jakarta

Dalam Asmaul Husna, Allah SWT memiliki banyak nama yang mencerminkan sifat-sifat-Nya yang Agung. Di antara asma Allah SWT yang disebutkan di dalam Al-Qur’an adalah Asy-Syafi, yang memiliki arti “Yang Maha menyembuhkan”.

Sifat Allah SWT sebagai Asy-Syafi bukan hanya sebagai penyembuh penyakit dalam tubuh manusia, kesembuhan yang Allah SWT berikan juga termasuk untuk penyakit hati, jasmani, dan rohani. Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syuara ayat 80,
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِۙ ۝٨٠

Arab Latin: wa idzâ maridltu fa huwa yasyfîn


Artinya: Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.

Makna Asmaul Husna Asy-Syafi

Mengutip buku Syarah Riyadhus Shalihin Imam Nawawi Jilid III oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, Allah SWT adalah Asy-Syafi karena hanya Dialah yang menyembuhkan penyakit. Segala obat dan ruqyah yang dibuat dan digunakan manusia hanyalah perantara yang mungkin bermanfaat, tetapi tidak selalu menjamin kesembuhan.

Allah SWT adalah sumber penyebab dari dua orang yang memiliki penyakit dan pengobatan yang serupa, tapi mereka akan mendapatkan hasil yang berbeda. Satu diberikan sembuh, sementara yang lain tidak, bahkan ditakdirkan meninggal dunia.

Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu berada di tangan-Nya. Dia adalah sumber penyembuhan, sedangkan seorang dokter dan segala obat hanyalah perantara. Sebagaimana sabda Nabi SAW,

“Berobatlah kalian semua, dan janganlah kalian semua berobat dengan sesuatu yang haram.”

Beliau juga bersabda,

“Tidaklah Allah SWT menurunkan penyakit, melainkan juga menurunkan obatnya.”

Dengan demikian, kesembuhan yang sebenarnya hanya berasal dari Allah SWT. Kesembuhan ini tidak dapat diperoleh dari selain-Nya. Segala kesembuhan yang datang dari makhluk hanyalah perantara. Tindakan dokter dan obat-obatan merupakan perantara yang Allah SWT sediakan, tetapi penyembuh yang utama tetaplah Allah SWT.

Salah satu obat sebagai perantara yang Allah SWT ciptakan untuk kesembuhan manusia adalah madu, yang diambil dari hewan lebah. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nahl ayat 69,

ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗۖ فِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ۝٦٩

Arab Latin: tsumma kulî ming kullits-tsamarâti faslukî subula rabbiki dzululâ, yakhruju mim buthûnihâ syarâbum mukhtalifun alwânuhû fîhi syifâ’ul lin-nâs, inna fî dzâlika la’âyatal liqaumiy yatafakkarûn

Artinya: “Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Asmaul Husna Asy-Syafi Sebagai Doa yang Dipanjatkan Rasulullah

Dalam kitab Riyadush Shalihin 2 Imam Nawawi, disebutkan beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menggunakan kata-kata Asy-Syafi sebagai permohonan yang dipanjatkan untuk kesembuhan.

وَعَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَعُودُ بَعْضَ أَهْلِهِ يَمْسَحُ بِيدِهِ اليُمْنَى ، ويقولُ: (( اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ ، أَذْهِب البَأْسَ ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شفاؤك ، شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقماً ))

Dari ‘Aisyah RA dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah menjenguk beberapa keluarganya yang sakit. Beliau mengusapnya dengan tangan kanannya dan membaca ‘Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa isyfi antasy syafii laa syifaa illa syifaa’uka syifa’an laa yughādiru saqamaan’ (Ya Allah, Rabb manusia, singkirkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah ia, karena hanya Engkaulah yang bisa menyembuhkannya, tiada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak akan menyebabkan penyakit lagi).” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menggunakan kata Asy-Syafi untuk meruqyah sahabatnya.

وَعَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ قَالَ لِثابِتِ رَحِمَهُ اللَّهُ: أَلَا أُرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُوْلُ اللَّهِ ؟ قَالَ: بَلَى ، قَالَ: (( اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ ، مُذْهِبَ البَأْسِ ، اشْفِ أَنْتَ الشافي ، لا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ ، شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقماً ))

Dari Anas bin Malik, bahwasanya dia berkata kepada Tsabit, “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah?” Dia menjawab; “Tentu.”

Anas berkata, “Allahumma rabbanaasi mudzhibal ba’si isyfi anta syafii laa syafiyaa illa anta syifa’an laa yughādiru saqama” (Ya Allah Rabb manusia, Dzat Yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah, sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit).” (HR. Bukhari)

Begitu pun ketika sahabatnya, Sa’ad bin Abi Waqqash sakit, Rasulullah SAW memanjatkan doa dengan menyebutkan kata Asy-Syafi.

وَعَنْ سَعِدِ بْنِ أَبِي وَقَاصِ ، قَالَ: عَادَنِي رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ ، فَقَالَ: (( اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً ، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً ، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً ))

Dari Sa’ad bin Abi Waqqasha dia berkata, “Rasululllah menjengukku, kemudian beliau berdoa, ‘Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad! Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad! Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad!'” (HR. Muslim).

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Minum Air Kencing Unta Disebut Bisa Obati Sakit Perut, Ini Haditsnya


Jakarta

Air kencing unta disebut memiliki khasiat untuk mengobati penyakit perut sebagaimana dijelaskan dalam hadits. Bolehkah seorang muslim meminumnya?

Hadits minum air kencing unta yang dimaksud berasal dari riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, dalam air kencing dan susu unta itu terdapat obat penyembuh bagi penyakit pada perut mereka.” (HR Ahmad)

Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi terdapat hadits yang berasal dari al-Hasan bin Muhammad az-Za’farani, dari Affan, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, Tsabit dan Qatadah, dari Anas, ia berkata,


“Sesungguhnya, beberapa orang dari Urainah datang ke Madinah. Lalu mereka demam karena cuaca dan kondisi Kota Madinah. Kemudian Rasulullah SAW mengirim mereka menuju tempat unta sedekah dan beliau bersabda, ‘Minumlah kalian susu dan air kencingnya’.” (Muttafaq ‘alaih)

At-Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih (gharib).

Dalam buku Rahasia Sehat Berdasar Sunnah Rasulullah karya Ridwan Abdullah Sani terdapat penjelasan bahwa banyak tabib yang menggunakan susu dan air kencing unta sebagai penyembuh berbagai penyakit. Seperti yang dijelaskan pada hadits di atas bahwa air kencing unta juga dapat dijadikan sebagai obat sakit perut.

Lebih lanjut, berbagai penyakit dapat terjadi pada perut, salah satunya adalah Adz-Dzarab yakni perut tidak dapat mencerna makanan. Ternyata, air kencing unta dapat dijadikan sebagai obat karena mengandung berbagai bakteri baik (probiotik) yang membantu pencernaan makanan.

Terkait dengan penggunaan air kencing unta sebagai obat penyakit perut, ternyata pada saat ini para ilmuwan menemukan bahwa kotoran (tinja) sapi dapat menyembuhkan penyakit yang terjadi dalam perut.

Hukum Minum Air Kencing Unta

Meski air kencing unta dapat berkhasiat sebagai obat, muslim tetap dilarang untuk mengonsumsinya. Mengutip buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Taharah karya Ahmad Sarwat, mayoritas ulama sepakat berobat dengan sesuatu yang haram atau najis hukumnya tetap tidak dibenarkan, alias haram hukumnya.

Pendapat tersebut didasarkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَل لِكُل دَاءٍ دَوَاء فَتَدَاوَوْا وَلَا تَتَدَاوَوْا بِالْحَرَامِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT menurunkan penyakit dan juga obatnya. Dan Allah menjadikan semua penyakit ada obatnya, maka berobatlah tetapi jangan berobat dengan yang haram.” (HR Abu Daud)

Kalaupun Rasulullah SAW pernah memerintahkan seseorang minum air kencing unta, perlu adanya penjelasan lebih lanjut agar tidak ada benturan dalil. Berikut beberapa penjelasan ulama di balik perintah minum air kencing unta.

Kemungkinan pertama, yakni keadaan darurat. Bisa saja hal itu dibolehkan sebab tidak ada jalan keluar lain pada saat itu, kecuali hanya dengan minum air kencing unta. Karena darurat, maka sifatnya sementara, subjektif dan tentatif. Dalam hal darurat, memang sesuatu yang asalnya haram, bisa saja pada momen tertentu berubah menjadi halal.

Jadi secara nalar, jangankan cuma air kencing unta, bangkai babi sekalipun, dalam situasi darurat, akan berubah sementara menjadi halal. Namun, begitu kondisi darurat sudah berlalu, bangkai babi itu menjadi haram kembali.

Begitu pula dengan air kencing unta, hukumnya bisa menjadi halal dalam keadaan darurat. Namun setelah dalam kondisi normal, air kencing unta yang asalnya najis itu akan kembali menjadi najis.

Kemungkinan kedua, yakni minum air kencing unta merupakan hukum khusus. Misalnya, Rasulullah SAW menetapkan haramnya puasa wishal, beristri lebih dari empat wanita dalam satu waktu, dan menyentuh kulit wanita yang bukan mahram. Namun terdapat pula hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukannya.

Hal tersebut dapat terjadi karena kasus-kasus di atas telah terjadi kekhususan atau pengecualian yang terjadi atas izin dan ketentuan dari Allah SWT. Kekhususan itu tidak boleh dijadikan dasar hukum yang berlaku untuk kita, tetapi khusus bagi Rasulullah SAW atau orang tertentu atas sepengetahuan dan izin dari Rasulullah SAW.

Demikian juga dengan kasus air kencing unta, menurut jumhur ulama hukumnya hanya halal untuk konteks saat Nabi SAW membolehkan bagi orang tersebut saja. Adapun bagi kita, hukumnya tetap najis dan tidak boleh diminum.

Kemungkinan terakhir yakni, hukum minum air kencing unta telah dihapus. Artinya, bisa saja apa yang tadinya berhukum halal dan boleh, kemudian seiring dengan berjalannya waktu, syariat Islam kemudian mengharamkannya.

Penghapusan hukum ini juga pernah terjadi sebelumnya. Misalnya saja pada hukum nikah mut’ah yang awalnya boleh namun berubah menjadi haram.

Demikian juga dengan kasus bolehnya minum air kencing unta. Bisa saja memang awalnya dibolehkan, tetapi seiring dengan proses tasyri’, kemudian hukumnya berubah menjadi haram. Buktinya, terdapat begitu banyak dalil yang menunjukkan air kencing itu najis sehingga haram untuk dikonsumsi.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Penyembuhan dengan Berdoa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW


Jakarta

Penyembuhan dengan berdoa adalah salah satu cara yang diajarkan dalam Islam untuk memperoleh ketenangan hati dan kesembuhan fisik.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk selalu mengingat Allah SWT melalui doa, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW mengajarkan sejumlah doa dan dzikir yang dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan memberikan kekuatan jiwa.

Tidak hanya ritual, berdoa juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan fisik seseorang, sejalan dengan keyakinan bahwa doa dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.


Dalil tentang Berdoa untuk Meminta Kesembuhan

Dalam Islam, berdoa bukan hanya mengucapkan permohonan, tetapi juga bentuk keyakinan dan ketergantungan kepada Allah SWT sebagai Sang Penyembuh. Berikut adalah beberapa dalil yang menunjukkan pentingnya berdoa dalam meminta kesembuhan.

1. Surah Al-Baqarah Ayat 186

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

2. Surah Gafir Ayat 60

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir: 60)

3. Surah Ar-Ra’d Ayat 28

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ٢٨

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

4. Hadits Rasulullah SAW

Diriwayatkan oleh Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya bagi setiap segala sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan sesungguhnya alat pembersih hati (jiwa) adalah dzikir kepada allah.” (HR. Baihaqi)

Doa Meminta Kesembuhan dari Rasulullah SAW

Rasulullah SAW memberikan banyak tuntunan doa untuk meminta kesembuhan. Dilansir dari laman About Islam, menurut Imam Ghazali, penyakit yang dialami manusia dapat menjadi sarana untuk meningkatkan iman dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 153,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Rasulullah SAW juga mencontohkan cara menghibur dan mendoakan orang yang sakit Ketika beliau sedang menjenguk mereka. Beliau berdoa,

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ ، أَذْهِبِ البَأْسَ ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِيِّ لَأَشِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءٌ لا يُغَادِرُ سَقَمًا .

Latinnya: Allahumma rabban-nas, adzhibil-basa, isyfi antasy-syafi là syifa a illâ syifa uka syifa al là yughadiru saqama.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, hanya Engkau- lah yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.”

Selain itu, Rasulullah juga sering berdoa untuk kesehatannya sendiri dengan lafaz,

اللّٰهُمَّ اشْفِ جَسَدِي، وَاشْفِ قَلْبِي، وَاشْفِ بَصَرِي مِنْ كُلِّ دَاءٍ

Latinnya: Allahumma ishfi jasadi, washfi qalbi, washfi bashari min kulli daa’in.

“Ya Allah, sembuhkanlah badanku, sembuhkanlah hatiku, dan sembuhkanlah penglihatanku dari segala penyakit.” Doa ini biasanya diulang sebanyak tiga kali.

Dampak Doa Terhadap Kesembuhan Penyakit

Berdasarkan sumber sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Larry Dossey dalam bukunya The Healing Words, dampak doa terhadap penyembuhan penyakit telah terbukti secara ilmiah. Salah satu contoh menarik adalah studi yang dilakukan oleh Dr. Byrd di Rumah Sakit Umum San Francisco pada tahun 1988.

Dalam penelitian tersebut, 393 pasien jantung dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, yakni kelompok (A), didoakan secara khusus tanpa sepengetahuan mereka, sementara kelompok (B) tidak didoakan.

Hasilnya menunjukkan bahwa pasien yang didoakan memiliki kondisi yang jauh lebih baik. Mereka lebih cepat keluar dari rumah sakit, dan mengalami penurunan risiko serangan jantung.

Kisah lain dijelaskan oleh sang penulis muslim yang diceritakan di situs About Islam menunjukkan bahwa doa memiliki kekuatan yang mengagumkan. Dalam ceritanya, ia mengamalkan doa untuk kesembuhan diri dan pasien-pasiennya.

Pada suatu kesempatan, ia mendoakan seorang pasien dengan tumor adrenal. Ia menempatkan tangan di atas tumor pasien dan berdoa sesuai anjuran Rasulullah SAW. Keesokan harinya, pasien yang semula dalam kondisi kritis menunjukkan perbaikan luar biasa hingga tumor yang ada tidak lagi terdeteksi pada pemeriksaan rontgen lanjutan.

Rasulullah SAW Memerintahkan untuk Berobat

Sebagai umat Rasulullah SAW yang meyakini bahwa kesembuhan hanya datang dari Allah SWT, kita tidak boleh menyerah atau pasrah begitu saja terhadap penyakit yang kita alami. Setiap penyakit yang Allah SWT uji kepada hamba-Nya memiliki jalan penyembuhan yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati dan mencari jalan kesembuhan, apa pun jenis penyakitnya, baik yang ringan maupun berat seperti yang diutarakan oleh Muhammad Abdul Ghoffar dalam bukunya Penyembuhan dengan Doa & Zikir.

Rasulullah SAW dengan tegas menyarankan umatnya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi sakit. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit maka dengan izin Allah Azza wa Jalla día akan sembuh.”

Selain memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk kesembuhan, kita juga diperintahkan untuk aktif berikhtiar, berusaha menemukan obat atau cara yang tepat untuk menyembuhkan penyakit yang dialami.

Doa dan ikhtiar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penyembuhan. Dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan doa yang tulus, insya Allah, rahmat dan kasih sayang-Nya akan memudahkan kita dalam memperoleh kesembuhan yang diharapkan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan ketika Sedang Sakit

Masih mengutip dari buku Penyembuhan dengan Doa & Zikir, dijelaskan poin-poin yang harus diperhatikan saat menghadapi sakit.

  1. Menerima ketetapan dari Allah SWT dengan lapang dada, bersabar dalam menghadapi takdir-Nya, dan selalu berpikiran baik kepada-Nya adalah sikap yang utama.
  2. Saat sakit, sebaiknya seseorang menempatkan dirinya antara rasa takut dan harap. Takut atas dosa-dosa yang telah dilakukan, sambil berharap rahmat dan kesembuhan dari Allah SWT.
  3. Seseorang sebaiknya tidak berharap kematian, betapapun parahnya penyakit yang diderita.
  4. Bila seseorang memiliki tanggungan atau kewajiban tertentu, hendaknya segera ditunaikan, terutama jika kondisi masih memungkinkan. Namun, jika merasa kesulitan, disarankan untuk berwasiat kepada kerabat terdekat agar kewajiban tersebut tetap terlaksana.
  5. Dalam memberi wasiat, hindari segala hal yang bisa menimbulkan perselisihan atau mudarat, seperti mengabaikan hak ahli waris atau membedakan ahli waris yang satu dengan yang lain tanpa dasar.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Nawaitu Syifa Bibarokati, Doa Minum Air Putih untuk Kesembuhan


Jakarta

Meskipun secara fisik air hanyalah zat biasa, tapi air juga dipercaya bisa menjadi medium yang membawa kesembuhan. Seorang ilmuwan, Dr. Masaru Emoto, lewat bukunya yang berjudul Hidden Message in Water, menjelaskan bahwa air punya sifat bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, bisa “mengerti” pesan,

Menurutnya, air bisa merekam pesan layaknya pita magnetik atau compact disk. Ketika pemberi pesan memiliki konsentrasi yang kuat, maka pesan akan semakin dalam tercetak di dalam air.

Dalam konteks ini, air bisa mentransfer pesan melalui molekul air yang lain. Jadi, jika dibacakan doa kebaikan dari agama apa pun, maka molekulnya akan merespon dengan baik.


Dikutip dari buku Dahsyatnya Air Putih oleh Adi D. Tilong, temuan Masaru Emoto tersebut seolah sekaligus membuktikan bahwa air putih yang dibacakan doa bisa menyembuhkan orang sakit.

Walaupun pada awalnya, dianggap sebagai sesuatu yang musyrik dalam Islam tapi kenyataannya memang begitu. Betapa istimewanya air putih, tanpa dibacakan apapun ia bisa menyembuhkan manusia dari sakitnya. Terlebih jika dibacakan doa-doa baik, ia bisa menjadi obat.

Doa Minum Air Putih untuk Kesembuhan

Hababah Nur Al-Haddar, istri Sayyidil Habib Umar bin Hafidz (Ulama Sunni Tradisional dari mazhab Syafi’i), mengatakan bahwa bacalah “nawaitu syifa bibarokatil musthofa shollallohu alaihi wasallam” kapan pun akan ketika hendak minum air.

Nawaitu syifa bibarokatil musthofa shollallohu alaihi wasallam

Artinya: “Aku niat memperoleh kesembuhan dengan berkahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Fadhilah membaca doa tadi yaitu agar dijauhkan dari segala penyakit zahir-batin. Dengan harapan seluruh anggota badan bisa dimudahkan berbuat ketaatan berkat rahmat Rasulullah SAW.

Adab Minum Air

Dalam islam, adab makan dan minum juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mengutip Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani, berikut adalah cara minum yang diajarkan Rasulullah SAW:

  • Niat yang baik, untuk menguatkan dan menjaga kesehatan agar minumnya akan bernilai pahala.
  • Membaca basmalah, agar bisa mengusir setan dan mendatangkan keberkahan.
  • Minum dengan tangan kanan, karena menggunakan tangan kiri adalah kebiasaan setan.
  • Usahakan untuk minum sambil duduk. Rasulullah SAW melarang untuk minum sambil berdiri, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri. Apabila ia lupa, hendaknya ia memuntahkannya.” (HR Muslim)
  • Minum tiga kali napas dan di setiap tegukannya diberi jeda. Rasulullah SAW menjauhkan gelas dari mulut, lalu melakukan hal serupa sebanyak tiga kali.
  • Tidak bernafas dalam gelas, karena air bisa menyerap bau.
  • Minum dengan cara menghirup, membuka bibir bukan mulut lebar-lebar.
  • Tidak minum berlebihan.
  • Tidak minum dari mulut bejana (seperti gelas tempat air minum atau botol dan sejenisnya yang menjadi persediaan air minum bersama). Haram minum dengan bejaana yang terbuat dari emas atau perak.
  • Mengucap hamdalah (segala puji bagi Allah), sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat-Nya.
  • Menjauhi minuman yang haram seperti khamr (arak) dan minuman beralkohol lainnya.

(khq/fds)



Sumber : www.detik.com

6 Doa Sakit Gigi agar Cepat Sembuh: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ketika sakit, seorang muslim harus berusaha mencari obat agar bisa sembuh. Namun tak lupa, seorang muslim juga wajib berdoa dan menyerahkan kesembuhan kepada Allah SWT.

Jika sembuh, seorang muslim juga harus yakin bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah. Sementara obat, dokter, atau usaha lain dalam mencari kesembuhan hanyalah sebagai perantara.

Di bawah ini ada 6 pilihan doa sakit gigi agar cepat sembuh. Ada doa yang berasal dari hadits dan ada juga ayat Al-Qur’an.


Bacaan Doa Sakit Gigi

Berikut ini bacaan doa sakit gigi agar cepat sembuh, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya.

Doa Sakit Gigi Versi 1

Dikutip dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) oleh H Ahmad Zacky, SAg, MA, diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, dari Abdullah bin Rawahah, bahwa dia mengadu kepada Rasulullah mengenai giginya yang sakit.

Kemudian Rasulullah meletakkan tangannya ke pipi Abdullah dan berdoa sebanyak 7 kali. Allah lantas menyembuhkan sakit giginya sebelum beliau berganjak pergi dari Rasulullah saw.

Doanya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُ سُوْءَ مَا يَجدُ وفَحْشَهُ بِدَعْوَةِ نَبِيِّكَ الْمَكِيْنِ الْمُبَارَكَ عِنْدَكَ

Arab latin: Allaahumma adzhib ‘anhu suu-a maa yajidu wa fahsyahu bida’wati nabiyyikal makiinil mubaaraka ‘indaka

Artinya: “Ya Allah, dengan doa nabi-Mu yang punya kedudukan yang diberkahi di sisi-Mu, hilangkanlah keburukan dan kekejian rasa sakitnya. Allah menyembuhkannya sebelum bengkaknya membesar.” (HR Baihaqi).

Doa Sakit Gigi Versi 2

Dalam buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ust Ahmad Zacky El-Syafa, diriwayatkan oleh Humaidi, bahwa suatu ketika Fatimah binti Muhammad SAW. mengeluh sakit gigi, lalu Rasulullah memasukan dan menempelkan tangan kanannya pada gigi yang sakit dan membaca doa. Kemudian sakit gigi Fatimah sembuh.

Doanya adalah sebagai berikut. Nama Fatimah dalam doa ini dapat diganti dengan nama orang yang sedang sakit gigi.

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ أَسأَلُكَ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِنَّ مَرْيَمَ لَم تَلِدْ غَيْرَ عِيْسَى مِنْ رُوْحِكَ وَكَلِمَتِكَ أَنْ تَكْشِفَ مَا تَلْقَى فَاطِمَةَ بِنْتَ خَدِيْجَةَ مِنَ الضُّرِّ كُلِّهِ

Arab latin: Bismillaahi wabillaahi as-aluka bi’izzatika wajalaalika waqudratika ‘alaa kulli syai-in fainna maryama lam talid ghaira ‘iisaa min ruuhika wakalimatika an taksyifa maa talqaa faathimata binta khadiiijata minadhdhurri kullihi

Artinya: “Dengan nama Allah, aku memohon kepada Allah. Dengan kegagahan, kemuliaan dan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, sesungguhnya, Maryam hanya melahirkan Isa dari Ruh dan Kalimat-Mu. Hilangkan seluruh bahaya penyakit yang dirasakan Fatimah binti Khadijah.” (HR Humaidi).

Doa Sakit Gigi Versi 3

Dilansir dari buku Pasti Mustajab oleh Muhammad Lutfi Zamani, doa lain yang bisa dibaca saat sakit gigi adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ مَنِ احْتَجَبَ بِجَبَرُوْتِهِ عَنْ خَلْقِهِ فَلَا عَيْنَ تَرَاهُ لَا ضِدُّ وَلَا نِد سِوَاهُ.

Arab latin: Bismillaahir rahmaniir rahiim. Subhaana man ihtajaba bijabaruutihi ‘an khalqihii falaa ‘aina taraahu laa dhiddun walaa niddun siwaahu.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Maha suci Dzat yang menghalangi dengan kekuasaan-Nya dari makhluk- Nya. Maka, tidak ada ‘ain (pandangan jelek), kerugian, dan aib dari sisi-Nya.”

Bacalah doa tersebut sebanyak tiga kali pada sepotong bawang putih, lalu bakarlah bawang itu, kemudian gigit atau kunyahlah bawang yang dibakar itu. Langkah ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai sakit gigi sembuh.

Doa Sakit Gigi Versi 4

Berdasarkan buku Dzikir, Wirid, Doa dan Shalawat oleh Sayyid M Dzikri, berikut ini doa sakit gigi lain yang dapat diamalkan:

بِسْمِ اللهِ وَالشَّافِي اللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Arab latin: Bismillaahi wasy syaafillaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Adapun Dzat Yang Menyembuhkan hanya Allah. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Doa Sakit Gigi Versi 5

Ada juga ayat Al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai doa sakit gigi. Dikutip dari buku Penyembuhan dengan Doa & Zikir Rasulullah SAW yang disusun Muhammad Abdul Ghoffar, doanya adalah bacaan surat Al An’am ayat 98. Bacalah doa sambil meletakkan jari pada gigi yang sakit.

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ

Arab latin: Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda’, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.”

Doa Sakit Gigi Versi 6

Yang terakhir, doa sakit gigi agar cepat sembuh juga bisa menggunakan Al-Fatihah. Hal ini dikutip dari Buku Pegangan Doa dan Zikir Keselamatan Ratibul Haddad oleh Ustaz Ahmad Zacky el-Syafa.

Muslim bisa membaca surat Al Fatihah sebanyak 41 kali di antara shalat qobliyah Subuh dan fardhu Subuh. Khususkan bacaan tersebut untuk penyembuhan gigi yang sakit.

Berikut bacaan surat Al Fatihah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧

Arab latin: (1) bismillâhir-raḫmânir-raḫîm. (2) al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn. (3) ar-raḫmânir-raḫîm. (4) mâliki yaumid-dîn. (5) iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în. (6) ihdinash-shirâthal-mustaqîm. (7) shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn.

Artinya: “(1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (4) Pemilik hari Pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (6) Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.” (QS Al Fatihah: 1-7)

Demikian 6 bacaan doa sakit gigi agar cepat sembuh. Selain berdoa dan bertawakal, muslim juga harus bersabar dengan sakit yang dirasakan. Tentunya sambil terus melakukan pengobatan di dokter sehingga bisa menjadi pahala dan digugurkan dosanya. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com

Sahabat Nabi Sembuhkan Sakit dengan Surat Al-Fatihah, Ini Kisahnya



Jakarta

Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT sudah berkehendak. Ayat-ayat Al-Qur’an bahkan bisa menjadi obat dan menjadi penawar bagi racun.

Abi Said Al-Khudriyi, seorang sahabat Rasulullah SAW membuktikan bahwa surat Al-Fatihah dapat menjadi obat. Kisah ini dibagikan Muhammad Nasrulloh dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi. Dalam riwayat hadits Muslim, kisah ini juga mahsyur di kalangan umat muslim.

Pada masa Rasulullah SAW terdapat beberapa sahabat yang sedang melakukan perjalanan. Mereka telah membawa bekal dalam perjalanannya. Namun cuaca yang sangat terik dalam perjalanan menyusuri gurun pasir sangatlah menguras energi. Ditambah jarak yang ditempuh sangatlah jauh.


Bekal yang telah disiapkan pun habis semasa di perjalanan. Dan para sahabat merasakan kepayahan dalam perjalanannya.

Di tengah gontainya perjalanan, alangkah bahagianya mereka ketika melihat pemukiman. Mereka lekas menghampiri sebuah rumah.

Namun niat mereka agar dijamu dengan baik oleh tuan rumah sia-sia. Tuan rumah enggan menjamu mereka.

Mendapati sang pemilik rumah tidak berkenan menerima tamu, mereka lantas keluar dan meneduh tidak jauh di pinggiran pemukiman. Sayup-sayup mereka mendengar suara yang memanggil. Ternyata tuan rumah yang telah mereka kunjungi telah disengat kalajengking. Racun hewan ini menyebar dan membuat pemilik rumah merasa kesakitan.

Keluarga dan penghuni rumah kebingungan. Mereka telah berupaya mengobati namun tidak berhasil. Salah satu penghuni rumah itu mengusulkan agar meminta bantuan kepada para pengembara tadi. Siapa tahu di antara mereka ada yang dapat mengobati.

Setelah duduk perkara disampaikan pada para sahabat. Salah satu dari mereka yang bernama Abi Said al-Khudriyi berkata “Aku paham dengan rahasia pengobatan. Jika aku mampu menyembuhkan aku meminta upah atas jasaku dalam menyembuhkan tuan rumah kalian”.

Keluarga pemilik rumah ini pun sepakat. Setelah itu Abi Said al-Khudriyi menghampiri tuan rumah yang tengah kesakitan itu. la bacakan surat Al-Fatihah seraya memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Berangsur-angsur kemudian tuan rumah pulih dan sembuh. Seluruh penghuni rumah bersyukur atas kesembuhan tuan rumah mereka.

Sebagai imbalan, para sahabat diberikan kambing satu per satu. Tentu saja imbalan ini dapat menambah perbekalan selama perjalanan.

Sepulangnya mereka dari perjalanan. Kisah tersebut disampaikan kepada Rasulullah SAW. Rasul pun bertanya bagaimana bisa Abi Said al-Khudriyi mengetahui rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an?

Abi Said al-Khudriyi menjawab bahwa ia serasa diberi ilham oleh Allah SWT sehingga ia tergerak membacakan doa berupa surat Al-Fatihah.

Nabi SAW kemudian meminta Abi Said al-Khudriyi agar juga dibagikan resep rahasia pengobatan padanya. Beliau tersenyum karena mengetahui bahwa sahabatnya dapat mengerti rahasia-rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an.

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com