Tag Archives: obesitas

3 Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bikin Mr P Sulit ‘Berdiri’


Jakarta

Disfungsi ereksi menjadi kondisi yang dapat menurunkan rasa percaya diri kaum pria. Selain itu, disfungsi ereksi juga akan memengaruhi hubungan seksual, serta menjadi salah satu tanda adanya penyakit tertentu.

Pria yang mengalami disfungsi seksual biasanya akan ditandai dengan ciri-ciri umum seperti tidak ereksi di pagi hari, tidak ereksi saat akan berhubungan intim, atau ukuran Mr P yang terlihat makin mengecil.

Spesialis urologi Dr dr Ponco Birowo SpU(K), PhD mengatakan mereka yang mengalami disfungsi ereksi tentu ada yang salah pada tubuhnya. Baik akibat dari kolesterol tinggi hingga fungsi ginjal atau lever terganggu, atau sekadar masalah psikis.


dr Ponco melanjutkan penanganan pasien dengan disfungsi ereksi tidak bisa dilakukan secara cepat. Perlu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

“Sebagian besar orang kalau sudah mengalami disfungsi ereksi tadi, pinginnya berobatnya itu cepat dan efektif. Sayangnya pengobatannya itu nggak bisa cepat, dan seringkali nggak efektif. Harus dicari masalahnya ada di mana,” ujar dr Ponco saat The 4th Siloam Urology-Nephrology Summit 2024, di Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024).

dr Ponco menambahkan, ada beberapa kebiasaan sehari-hari para laki-laki yang tanpa disadari justru bisa mengundang kondisi disfungsi ereksi. Pertama adalah kebiasaan merokok.

“Untuk mencegah atau membalikkan tadinya disfungsi ereksi jadi nggak adalah satu jauhi asap rokok. Vape sama rokok, sama saja. Sama-sama jahat,” katanya dr Ponco.

Setelah itu memilih makanan atau minuman yang tidak sehat. Baik itu yang manis-manis atau yang berminyak, sehingga menyebabkan obesitas.

“Kedua harus menurunkan berat badan (obesitas). Terus makanannya manis, gorengan yang banyak. Nah, itu menyebabkan disfungsi ereksi,” katanya.

Selanjutnya, sedentary lifestyle atau gaya hidup yang malas untuk bergerak. Para laki-laki yang jarang berolahraga, akan memperbesar kemungkinan dirinya mengalami gangguan seksual.

“Ketiga olahraga,” kata dr Ponco.

Olahraga paling simpel menurut dr Ponco yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menyembuhkan kondisi ini adalah jalan kaki.

“Minimal 10 ribu langkah sehari, sekitar satu setengah atau dua jam. Kalau bilang nggak ada waktu, harus diadain waktunya,” kata dr Ponco.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Sederet Penyebab Ukuran Mr P Menyusut, Salah Satunya gegara BB Naik

Jakarta

Pernah mendengar bahwa ukuran Mr P bisa menyusut? Hal itu rupanya bukan cuma mitos, melainkan betul-betul bisa terjadi lho. Beragam kemungkinan penyebabnya pun bisa dijelaskan secara medis.

Pada dasarnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi penyusutan ukuran Mr P. Salah satu yang paling ditemukan kasusnya, yakni gaya hidup tidak sehat. Pasalnya, kebiasaan buruk seperti merokok dan malas berolahraga dapat meningkatkan risiko hipertensi serta obesitas. Kedua kondisi ini tentu mempengaruhi ukuran penis.

Selain itu kebiasaan merokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah di semua bagian tubuh, yang salah satunya dapat membatasi ereksi.


Bukan hanya itu, inilah beberapa penyebab terjadinya penyusutan penis dikutip dari Verywell Health:

1. Penuaan

Beberapa kondisi terkait penuaan dapat memengaruhi ukuran penis yang mengalami ereksi. Salah satunya berkenaan dengan kadar testosteron, yang umumnya menurun satu persen setiap tahun ketika pria berusia 30 tahun ke atas. Meski tak terlalu memengaruhi ereksi, tapi penurunan ini membuat penis tampak lebih kecil dan melemah.

2. Kenaikan BB

Lemak berlebih pada tubuh sebenarnya tidak benar-benar mengubah ukuran penis. Namun obesitas dapat mengubah persepsi ukuran penis, ketika sebagian atau seluruh bagian vital ini tertutup oleh lipatan kulit dan penumpukan jaringan lemak di sekitar pangkal penis.

3. Operasi prostat

Secara sengaja ataupun tidak, beberapa jenis operasi dapat menyebabkan penyusutan ukuran penis. Termasuk prostatektomi radikal yang mengangkat seluruh prostat pada pengidap kanker prostat. Perkembangan jaringan parut yang menempel di sekitar pangkal penis, mengakibatkan hilangnya ukuran penis hingga 15 persen.

4. Penyakit peyroni

Penyakit yang satu ini bisa menyebabkan lekukan pada penis tidak normal. Penyakit peyronie sering dialami oleh orang yang berusia di atas 40 tahun. Tak hanya bisa mengakibatkan disfungsi ereksi, kondisi ini juga membuat penis menyusut hingga 1 cm karena retraksi jaringan.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Cara Alami buat Atasi Gangguan Ereksi, Tak Butuh Obat-obatan


Jakarta

Disfungsi ereksi adalah gangguan ereksi yang kerap dikeluhkan pria, terutama dengan seiring bertambahnya umur. Namun terlepas dari faktor umur, kondisi ini juga bisa dialami segala kalangan. Misalnya karena gaya hidup yang tidak sehat, konsumsi obat tertentu, kolesterol tinggi dan diabetes, hingga kondisi kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Penyakit ini membuat seseorang sulit untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi, dibarengi penurunan gairah seksual. Hal ini dapat menimbulkan gangguan atau rasa tidak nyaman pada mereka yang mengalaminya.

Sebuah studi pada 2014 yang termuat dalam Journal of Sexual Medicine menyebutkan bahwa perubahan pola hidup yang sehat bisa membantu mengatasi gangguan disfungsi ereksi. Berikut adalah 6 pengobatan alami disfungsi ereksi tanpa obat-obatan yang dapat dicoba.


1. Rutin olahraga

Menurut dr Zachary R Mucher, MD, dokter spesialis urologi Sugar Land, Texas, olahraga menjadi salah satu gaya hidup yang membawa dampak terbesar pada kondisi disfungsi ereksi.

Olahraga membantu meningkatkan aliran darah dan memperbaiki tekanan darah yang dapat meningkatkan kemampuan ereksi. Selain itu, olahraga juga bisa mendorong produksi hormon testosteron yang dapat membantu meningkatkan gairah dan fungsi seks.c

2. Pola makan sehat

Pola makan yang bergizi tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga bagi kesehatan organ intim.

Seseorang dengan kondisi disfungsi ereksi dianjurkan untuk mengubah dan menyesuaikan pola makan mereka menjadi pola makan yang kaya akan buah dan sayuran, gandum, ikan, serta mengurangi konsumsi daging merah.

Selain itu, mengontrol pola makan juga dapat membantu mempertahankan berat badan yang ideal. Hal ini menjadi penting karena salah satu faktor penyebab disfungsi ereksi adalah obesitas atau berat badan yang berlebih.

3. Tidur yang cukup dan teratur

Pola tidur yang buruk dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya disfungsi ereksi. Dalam sebuah riset yang dirilis dalam jurnal Brain Research, dikatakan bahwa kadar hormon seks testosteron dalam tubuh memiliki kaitan yang erat terhadap pola tidur.

Pola tidur yang berantakan atau tidak sehat bisa berpotensi menyebabkan penurunan produksi kadar hormon testosteron dalam tubuh. Penurunan kadar hormon tersebut dapat menyebabkan menurunnya fungsi dan gairah seksual, termasuk disfungsi ereksi.

4. Berhenti merokok

Pada mayoritas pria, berhenti merokok adalah salah satu cara yang dinilai ampuh dalam mengatasi disfungsi ereksi, terutama bila disfungsi ereksi yang dialami berkaitan dengan penyakit vaskular. Merokok dapat memicu penyempitan saluran dan aliran darah ke penis sehingga dapat menganggu proses ereksi.

5. Membatasi konsumsi alkohol

Alkohol adalah salah satu jenis depresan yang dapat menimbulkan gangguan disfungsi ereksi, secara sementara ataupun secara permanen. Sistem saraf bertugas untuk mengirimkan nitrogen oksida yang memegang peranan penting dalam menghasilkan dan mempertahankan ereksi.

Konsumsi alkohol yang berlebihan daapt merusak sistem syarat tersebut dan membuatnya tak dapat menghasilkan senyawa yang dibutuhkan tubuh secara efektif.

6. Minum jus buah delima

Buah delima bisa menjadi salah satu obat herbal untuk mengatasi permasalahan disfungsi ereksi yang dialami pria. Antioksidan yang terkandung dalam buah ini bisa membantu melancarkan sirlukasi dan aliran darah hingga ke organ intim.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Dear Bapak-bapak, Catat 5 Tips Ereksi Lebih Kuat Tanpa Obat


Jakarta

Kesulitan untuk mempertahankan ereksi atau disebut juga dengan disfungsi ereksi. Kondisi ini terjadi pada pria yang tidak bisa mempertahankan ereksi atau sama sekali tidak bisa ereksi. Hal ini membuat sebagian pria merasa tidak percaya diri, bahkan hubungan dengan pasangan menjadi renggang.

Disfungsi ereksi menjadi hal yang menakutkan bagi pria, selain menurunkan kepuasan seksualnya, hal ini bisa mengganggu kesuburan sperma. Maka dari itu, tidak sedikit pria mencari cara untuk membuat ereksi lebih kuat dan tahan lama.

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pria agar ereksi lebih lama, salah satunya dengan pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan seimbang. Namun, hal ini perlu dilakukan secara konsisten agar mendapatkan hasil yang baik.


Dikutip dari ro.co, berikut cara meningkatkan ereksi lebih kuat dan tahan lama yang bisa dilakukan oleh pria setiap harinya:

1. Rutin olahraga

Seperti yang kita ketahui, melakukan olahraga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Selain itu, bermanfaat juga bagi hubungan seks yaitu meningkatkan stamina dan kekuatan, sehingga tidak gampang lelah.

Olahraga merupakan cara terbaik untuk meningkatkan ereksi pada pria. Melalui olahraga yang rutin dapat membuat aliran darah, kadar hormon dan oksida nitrat yang meningkatkan aliran darah ke penis. Pria dapat melakukan olahraga seperti berlari, jogging, berenang, dan latihan aerobik.

2. Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol

Kandungan nikotin yang ada pada rokok menyebabkan aliran darah ke penis menjadi terganggu. Pria dapat mengurangi atau berhenti merokok untuk mempertahankan ereksinya. Tak hanya itu, berhenti merokok juga bisa meningkatkan performa dalam berhubungan seks.

Selain rokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan juga mempengaruhi aliran darah yang mengakibatkan sulitnya ereksi. Oleh karena itu, pria harus mengurangi rokok dan alkohol demi membuat ereksi lebih kuat dan tahan lama.

3. Tidur yang cukup

Kekurangan tidur merupakan salah satu faktor pria tidak bisa mempertahankan ereksinya, lantaran bisa berimbas pada turunnya kadar testosteron. Selain itu, kekurangan tidur juga menyebabkan tubuh memiliki risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi.

4. Mengkonsumsi makanan sehat

Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dapat meningkatkan aliran darah ke area penis, sehingga ereksi akan lebih kuat dan bertahan lama. Tak hanya itu, mengkonsumsi makanan sehat mengurangi risiko terkena penyakit seperti kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas.

Berikut adalah jenis makanan yang bisa dikonsumsi pria untuk meningkatkan ereksi:

  • Sayuran hijau
  • Buah-buahan seperti alpukat, semangka, dan pisang
  • Biji-bijian
  • Cokelat hitam
  • Makanan laut seperti ikan dan kerang
  • Rempah seperti bawang putih, kayu manis, bawang bombay, dan ginseng

5. Tidak stres

Melakukan hubungan seks saat pikiran sedang stres membuat pria sulit untuk ereksi, hal ini juga menyebabkan hubungan dengan pasangan menjadi tidak harmonis. Saat sedang melakukan hubungan, usahakan untuk tidak memikirkan permasalahan yang ada karena mempengaruhi fungsi seksual.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Makanan Pendongkrak Testosteron, Bikin Pria Moncer di Ranjang


Jakarta

Hormon testosteron memegang peran penting dalam menjaga fertilitas atau kesuburan, fungsi seksual, kesehatan tulang, dan otot pada pria. Kadar hormon ini pada umumnya bisa mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya umur.

Namun, faktor lain seperti kondisi medis, gaya hidup, dan pola makan juga bisa turut menyebabkan penurunan atau ketidakseimbangan hormon ini. Faktor lain, seperti stres dan berat badan yang berlebih atau obesitas juga bisa menjadi penyebab penurunan produksi hormon testosteron.

Selain mengonsultasikan pada dokter, ada sejumlah cara alami yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup.


Berikut adalah 5 makanan yang bisa bantu tingkatkan produksi hormon testosteron dalam tubuh, dikutip dari Medical News Today.

1. Jahe

Jahe telah dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan herbal sejak dahulu. Riset di era modern telah membuktikan bahwa rempah ini bisa meningkatkan fertilitas pada laki-laki.

Sebuah riset pada 2012 menunjukkan bahwa konsumsi jahe secara rutin selama tiga bulan terbukti dapat meningkatkan kadar hormon testosteron hingga 17,7 persen pada laki-laki dengan permasalahan kesuburan. Dalam riset yang sama, jahe dinilai bermanfaat dalam meningkatkan kualitas dan kesehatan sperma.

2. Oyster

Oyster atau tiram memiliki kandungan zinc yang melimpah. Zinc adalah kandungan yang memegang peran penting dalam meningkatkan kesehatan sperma dan organ reproduksi.

Pria dengan kondisi kekurangan zinc lebih rentan terhadap kondisi hipogonadisme, yaitu kondisi tubuh yang tidak bisa memproduksi hormon testosteron dalam jumlah yang seharusnya. Hal ini juga bisa menyebabkan kemandulan.

3. Buah delima

Buah delima telah menjadi simbol dari fertilitas atau kesuburan sejak lama. Selain itu, kadar antioksidan yang terkandung dalam buah ini dinilai efektif dalam meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan stres yang berlebih.

Berdasarkan riset pada 2012, konsumsi buah delima dapat meningkatkan kadar hormon testosteron pada pria dan wanita. Sebanyak 60 partisipan mengonsumsi jus delima murni selama dua minggu dan hasilnya memperlihatkan adanya peningkatan kadar testosteron dalam liur hingga 24 persen.

4. Ikan dan minyak ikan

Ikan, terutama ikan yang berlemak baik, memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang baik untuk tubuh. Beberapa contoh ikan yang mengandung lemak yang baik bagi tubuh adalah salmon, sarden, ikan herring, dan ikan trout.

Sebuah studi pada 2016 mengungkap bahwa minyak yang dihasilkan dari ikan bisa meningkatkan kualitas air mani dan peningkatan kadar testosteron pada hewan.

5. Extra-virgin olive oil

Minyak zaitun memiliki segudang manfaat baik bagi tubuh, termasuk menurunkan risiko terhadap penyakit jantung dan kanker. Selain itu, minyak ini juga kaya akan vitamin E dan antioksidan yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan organ reproduktif pria.

Dalam sebuah penelitian, konsumsi minyak ini terbukti dapat memicu produksi hormon testosteron pada pria dewasa dan menstimulasi testis untuk memproduksi hormon tersebut.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Makanan yang Ampuh Tingkatkan Libido Pria, Bikin Stamina Makin Membara


Jakarta

Hormon testosteron memegang peran penting dalam menjaga fertilitas atau kesuburan, fungsi seksual, kesehatan tulang, dan otot pada pria. Kadar hormon ini pada umumnya bisa mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya umur.

Namun, faktor lain seperti kondisi medis, gaya hidup, dan pola makan juga bisa turut menyebabkan penurunan atau ketidakseimbangan hormon ini. Faktor lain, seperti stres dan berat badan yang berlebih atau obesitas juga bisa menjadi penyebab penurunan produksi hormon testosteron.

Selain mengonsultasikan pada dokter, ada sejumlah cara alami yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup.


Berikut adalah 5 makanan yang bisa bantu tingkatkan produksi hormon testosteron dalam tubuh, dikutip dari Medical News Today.

1. Jahe

Jahe telah dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan herbal sejak dahulu. Riset di era modern telah membuktikan bahwa rempah ini bisa meningkatkan fertilitas pada laki-laki.

Sebuah riset pada 2012 menunjukkan bahwa konsumsi jahe secara rutin selama tiga bulan terbukti dapat meningkatkan kadar hormon testosteron hingga 17,7 persen pada laki-laki dengan permasalahan kesuburan. Dalam riset yang sama, jahe dinilai bermanfaat dalam meningkatkan kualitas dan kesehatan sperma.

2. Oyster

Oyster atau tiram memiliki kandungan zinc yang melimpah. Zinc adalah kandungan yang memegang peran penting dalam meningkatkan kesehatan sperma dan organ reproduksi.

Pria dengan kondisi kekurangan zinc lebih rentan terhadap kondisi hipogonadisme, yaitu kondisi tubuh yang tidak bisa memproduksi hormon testosteron dalam jumlah yang seharusnya. Hal ini juga bisa menyebabkan kemandulan.

3. Buah delima

Buah delima telah menjadi simbol dari fertilitas atau kesuburan sejak lama. Selain itu, kadar antioksidan yang terkandung dalam buah ini dinilai efektif dalam meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan stres yang berlebih.

Berdasarkan riset pada 2012, konsumsi buah delima dapat meningkatkan kadar hormon testosteron pada pria dan wanita. Sebanyak 60 partisipan mengonsumsi jus delima murni selama dua minggu dan hasilnya memperlihatkan adanya peningkatan kadar testosteron dalam liur hingga 24 persen.

4. Ikan dan minyak ikan

Ikan, terutama ikan yang berlemak baik, memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang baik untuk tubuh. Beberapa contoh ikan yang mengandung lemak yang baik bagi tubuh adalah salmon, sarden, ikan herring, dan ikan trout.

Sebuah studi pada 2016 mengungkap bahwa minyak yang dihasilkan dari ikan bisa meningkatkan kualitas air mani dan peningkatan kadar testosteron pada hewan.

5. Extra-virgin olive oil

Minyak zaitun memiliki segudang manfaat baik bagi tubuh, termasuk menurunkan risiko terhadap penyakit jantung dan kanker. Selain itu, minyak ini juga kaya akan vitamin E dan antioksidan yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan organ reproduktif pria.

Dalam sebuah penelitian, konsumsi minyak ini terbukti dapat memicu produksi hormon testosteron pada pria dewasa dan menstimulasi testis untuk memproduksi hormon tersebut.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Tipe, Gangguan, dan Tips untuk Menjaganya


Jakarta

Ereksi artinya kondisi di mana penis menjadi tegang dan membesar karena aliran darah yang meningkat di dalamnya. Ereksi adalah hal yang wajar dan penting dalam fungsi seksual pada seorang pria.

Nah, dalam artikel ini, kita akan mengetahui apa itu ereksi beserta jenisnya, dan berbagai gangguan yang berhubungan dengan kondisi ini. Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai ereksi, mari simak pembahasannya di bawah ini sampai selesai!

Ereksi Artinya

Dilansir dari laman Healthline, ereksi adalah kondisi ketika penis menjadi tegang dan membesar. Hal ini akan membuat penis terasa kaku dan menyebabkannya berdiri dan menjauh dari tubuh.


Ereksi adalah bagian penting dalam fungsi seksual pada pria dan sering dikaitkan dengan gairah seksual yang dimiliki. Ereksi bisa terjadi ketika seorang pria merasakan gairah atau rangsangan seksual.

Pada beberapa kondisi, penis juga bisa menjadi besar dan mengeras secara tiba-tiba tanpa rangsangan seksual. Misalnya pada saat pagi hari ketika seorang pria baru terbangun dari tidurnya.

Ereksi terjadi ketika otak mengirimkan sinyal ke saraf di penis untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke dalam penis. Setelah itu, otot-otot pada penis dan panggul akan berkontraksi yang membuat penis menjadi tegang dan besar.

Tipe Ereksi

Pada umumnya, ada tiga tipe ereksi yang bisa dialami oleh seorang pria. Dilansir dari laman National Library of Medicine, berikut ini adalah penjelasan mengenai tipe-tipe ereksi.

1. Ereksi Refleksogenik

Ereksi refleksogenik merupakan jenis ereksi yang berasal dari sentuhan atau rangsangan fisik yang terjadi secara nyata. Misalnya, seorang pria bisa mengalami ereksi ketika melakukan foreplay sebelum berhubungan seksual.

Ereksi refleksogenik adalah jenis ereksi yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan fisik langsung. Ereksi refleksogenik biasanya merupakan tanda bahwa fungsi seksual seseorang masih normal.

2. Ereksi Psikogenik

Ereksi psikogenik merupakan rangsangan seksual yang bukan secara fisik, bisa berasal dari stimulasi audio visual atau fantasi. Misalnya, ketika seorang pria menyaksikan adegan film yang bersifat seksual atau membayangkan aktivitas seksual maka gairah seksual bisa memuncak dan menyebabkan ereksi.

3. Ereksi Nokturnal

Ereksi nokturnal terjadi secara alami yang berlangsung pada malam hari ketika sedang tertidur. Ereksi ini bisa muncul tanpa disengaja dan tanpa rangsangan seksual.

Disfungsi Ereksi

Dikutip dari buku Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Rima Wirenviona dan Anak Agung Istri Dalem Cinthya Riris, disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan penis untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.

Disfungsi ereksi disebut juga dengan impotensi. Kondisi ini bisa berasal dari masalah fisik, psikologis, atau perpaduan dari kedua hal tersebut.

Masalah fisik termasuk penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit neurologis. Faktor psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan masalah hubungan juga dapat mempengaruhi kemampuan seorang pria untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.

Disfungsi ereksi yang dialami seorang pria dapat sangat mengganggu kehidupan seksual. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, frustasi, dan kurangnya rasa percaya diri dalam hubungan seksual yang akan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan, serta hubungan dan keintiman dengan pasangan.

Tips Menjaga Ereksi

Disfungsi ereksi dapat sangat mengganggu kehidupan bersama pasangan dan kehidupan secara menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjaga penis agar tetap bisa merasakan ereksi:

  • Menjaga asupan makanan yang sehat.
  • Olahraga secara teratur.
  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol.
  • Hindari kebiasaan merokok.
  • Perhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah di dalam tubuh.
  • Memperhatikan konsumsi obat.
  • Memperhatikan kondisi kesehatan mental.
  • Mengelola stres dengan olahraga, yoga, atau meditasi.
  • Tidur dan istirahat dengan cukup.

Nah, itulah dia pembahasan mengenai apa arti ereksi pada pria beserta tipe, gangguan, dan tips menjaga ereksi. Terapkanlah gaya hidup yang sehat agar kamu terhindar dari disfungsi ereksi dan menciptakan kehidupan seksual yang sehat bersama pasangan.

(fds/fds)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Bapak-bapak! Ini 6 Cara Atasi Lemah Syahwat, Bisa Dicoba di Rumah


Jakarta

Lemah syahwat, atau yang sering juga dikenal dengan sebutan impotensi atau disfungsi ereksi adalah kondisi di mana seorang pria memiliki kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan posisi ereksi.

Dikutip dari Healthline, kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pertambahan umur, kondisi kesehatan seperti diabetes atau darah tinggi, cedera, efek obat-obatan tertentu, obesitas, stres yang berlebih, hingga dampak dari rokok.

Penanganan dan pengobatan kondisi ini tergantung pada penyebabnya. Untuk dapat mengetahui penyebabnya, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Namun, selain dengan obat-obatan, mengubah gaya hidup dan pola makan yang sehat juga bisa menjadi solusi.


Berikut adalah sejumlah cara mengatasi lemah syahwat yang dapat dicoba di rumah.

1. Menjaga pola makan

Mengatur pola makan yang seimbang dapat membantu menjaga fungsi seksual dan menurunkan risiko mengalami lemah syahwat atau gangguan ereksi.

Sebuah studi pada 2020 menunjukkan bahwa pria yang mengikuti diet makanan sehat memiliki risiko lebih rendah terhadap disfungsi ereksi. Secara spesifik, mereka disebut mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan, serta menggantikannya dengan buah, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan.

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi pada pria berusia 18 hingga 40 tahun.

2. Olahraga rutin

Aktivitas fisik dan olahraga dapat melindungi dari risiko gangguan ereksi. Terlebih jika obesitas dan gangguan pada jantung menjadi penyebab di balik gangguan ereksi yang dialami.

Penelitian pada 2018 menunjukkan bahwa olahraga aerobik selama 40 menit per hari yang dilakukan empat kali setiap minggunya selama enam bulan dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi. Olahraga ini juga meliputi lari, bersepeda, dan renang.

3. Tidur yang cukup

Memastikan bahwa tubuh mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup setiap malamnya menjadi faktor yang tak kalah penting. Mengatur waktu tidur agar lebih teratur juga dapat membantu mengatasi permasalahan ereksi yang dialami.

Penelitian pada 2017 dan 2019 menunjukkan bahwa mereka dengan kualitas tidur yang buruk memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit ini. Hal ini bisa terjadi karena ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, maka kadar testosteron dalam tubuh juga dapat menurun. Penurunan kadar hormon ini dapat berdampak pada gangguan ereksi.

4. Menjaga berat badan yang seimbang

Berat badan berlebih atau obesitas menjadi salah satu faktor penyebab gangguan ereksi. Sebuah studi pada 2020 menunjukkan hasil senada, di mana gangguan ereksi ini ditemukan lebih banyak pada pria dengan berat tubuh tidak ideal atau obesitas.

5. Mengurangi konsumsi alkohol dan rokok

Alkohol disebut sebagai salah satu faktor pemicu risiko terkena lemah syahwat. Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), konsumsi alkohol sebaiknya dibatasi menjadi kurang dari dua per harinya. Konsumsi yang berlebih dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko gangguan ereksi.

Rokok pun serupa. Rokok dapat merusak pembuluh darah dan menghambat sirkulasi serta aliran darah ke penis sehingga dapat mengganggu proses ereksi. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi rokok dapat membantu menurunkan risiko disfungsi ereksi, terutama pada pria berusia di bawah 50 tahun.

6. Mengelola stres

Tingkat stres dan rasa cemas yang berlebih juga banyak dikaitkan dengan lemah syahwat atau gangguan ereksi. Sebuah penelitian pada 2019 menunjukkan bahwa tingkat stres yang berlebih dapat berdampak pada kadar hormon testosteron dalam tubuh, yang juga membuka kemungkinan untuk mempengaruhi kemampuan ereksi.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Oh Ternyata Segini Ukuran Mr P Ideal Menurut Wanita


Jakarta

Ukuran penis ideal menjadi perdebatan hingga saat ini. Hal tersebut membuat banyak orang mengalami kecemasan tentang apakah penis mereka cukup besar dan apakah itu akan memuaskan pasangannya.

Namun, banyak sumber yang mengatakan bahwa ukuran penis tidak berpengaruh pada kepuasan dalam bercinta. Meski begitu, banyak pria yang tetap merasa tidak percaya diri atau merasa insecure pada ukuran penis yang dimilikinya.

Dikutip dari Medical News Today, sebuah penelitian melakukan survei dengan bertanya kepada wanita apakah panjang penis penting atau tidak bagi mereka. Hasilnya, 77 persen wanita mengatakan panjang penis tidak penting bagi diri mereka sendiri.


Hanya sekitar 21 persen yang menyatakan bahwa panjang penis adalah hal yang penting. Mereka yang mengatakan bahwa panjang penis hal yang penting penting juga menyatakan bahwa lingkar, atau lebar penis juga hal yang penting.

Berapa Ukuran Penis Ideal Menurut Wanita?

Dikutip dari Esquire, pada 2020 University of California dan University of New Mexico melakukan sebuah studi yang melibatkan 75 wanita, berusia antara 18 hingga 65 tahun. Para responden diberikan 33 model plastik 3D berbentuk penis dengan ukuran yang berbeda-beda.

Hasilnya, menemukan bahwa preferensi rata-rata ukuran penis ideal adalah penis yang berukuran panjang 6,3 inci (16 sentimeter) dan lingkar sekitar 4,8 inci (12,19 sentimeter).

Sedangkan untuk satu kali hubungan seksual, rata-rata ukuran penis ideal menurut responden berukuran lebih besar, yaitu 6,4 inci (16,25 sentimeter) dan lingkar sekitar 5,0 inci (12,7 sentimeter).

Pada tahun 2014, tenaga kesehatan profesional melakukan pengukuran penis pada 15.521 pria berusia 17 tahun ke atas. Hasil pengukuran tersebut mendapatkan nilai rata-rata adalah sebagai berikut:

  • Panjang penis lembek: 9,16 cm saat diregangkan
  • Lingkar penis lembek: 9,31 cm
  • Panjang penis ereksi: 13,2 cm
  • Lingkar penis saat ereksi: 11,66 cm

Artinya ketika ukuran penis seseorang berada pada kisaran 13 cm merupakan hal yang normal. Dokter juga umumnya tidak akan merekomendasikan operasi pemanjangan penis, kecuali penis tersebut memiliki panjang lembek di bawah 4 cm dan panjang ketika ereksi kurang dari 7,5 cm.

Meskipun ukuran rata-rata penis yang dimiliki pria jauh dari ukuran penis ideal yang disukai wanita, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Sebab menurut penelitian, hanya sekitar 2,8 persen pria yang memiliki ukuran penis kecil dan tidak normal.

Penyebab Ukuran Penis Kecil

Terdapat sebuah penelitian yang mencari tahu apa yang membuat penis seorang pria tampak kecil. Hasilnya adalah terdapat dua penyebab paling umum yang bisa membuat penis tampak kecil, yaitu obesitas dan pertambahan usia.

Ada korelasi yang antara indeks massa tubuh yang lebih besar dan panjang penis ereksi yang lebih pendek. Hal itu dikarenakan jumlah lemak yang berlebih di area perut membuat penis tampak lebih kecil, sehingga penurunan berat badan seringkali dapat mengatasi hal ini.

Pada beberapa kasus ukuran penis mungkin akan lebih kecil seiring bertambahnya usia seorang pria. Namun, pengurangan ukuran tersebut tidak akan langsung terjadi secara signifikan, melainkan secara perlahan.

Ukuran penis ideal atau yang lebih besar mungkin akan memberikan pengalaman bercinta yang menyenangkan. Namun, ukuran penis bukan satu-satunya alasan seseorang dapat merasa puas ketika bercinta.

(hnu/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Bikin Penasaran, Ternyata Mr P Berhenti Tumbuh di Usia Segini


Jakarta

Setiap pria memiliki bentuk dan ukuran penis yang berbeda. Tak hanya sebagai alat untuk melakukan penetrasi ke dalam vagina dan menyalurkan hasrat seksual, lewat alat kelamin inilah pria mengeluarkan cairan mani dan urine.

Dikutip dari Health Grades, panjang penis setiap pria berbeda. Penis tumbuh dan berkembang selama masa anak-anak hingga remaja. Beberapa anak laki-laki mengalami pertumbuhan penis lebih awal atau lebih lambat dari teman sebayanya, tetapi sebagian besar berkembang dalam rentang usia yang sama.

Penis tumbuh dan berkembang selama anak laki-laki mengalami masa pubertas. Menurut American Academy of Family Physicians, pubertas laki-laki biasanya dimulai dari usia 9 -16 tahun dan berlangsung sekitar 4 tahun. Beberapa anak laki-laki selesai pada usia 13 tahun.


Menurut penelitian, pubertas dimulai lebih awal dalam kehidupan hari ini daripada beberapa dekade yang lalu. Sebuah studi tahun 2012 terhadap 4.100 anak laki-laki AS oleh American Academy of Pediatrics menetapkan bahwa pubertas pria dimulai 6 bulan hingga 2 tahun lebih awal daripada tahun 1970-an dan 1980-an. Rata-rata, anak laki-laki memulai pubertas sebelum usia 10 tahun. Penyebabnya tidak diketahui. Peneliti menduga ini disebabkan oleh faktor obesitas dan nutrisi yang lebih baik.

Selama pubertas, biasanya perubahan alat kelamin pertama kali ditandai dengan buah zakarnya yang membesar. Sekitar 1 tahun, penis mulai memanjang. Ketebalan penis pun meningkat. Mayoritas anak laki-laki mengalami pertumbuhan penis dari usia 11-15 tahun. Penis tumbuh rata-rata 1,27 cm per tahun. Pertumbuhan ini berakhir ketika masa pubertas usai.

Studi menemukan rata-rata panjang penis pria dewasa adalah 9,1 cm. Saat ereksi, panjangnya mencapai 13,1 cm dengan ketebalan 11,6 cm. Sebagian kecil pria memiliki penis berukuran sangat kecil atau disebut sebagai mikropenis. Mikropenis terjadi ketika penis tidak lebih panjang dari 7,6 hingga 8,5 cm dalam kondisi ereksi.

(Celine Kurnia/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy