Tag Archives: orgasme

6 Tanda Wanita Mulai Orgasme dan Mencapai Klimaks saat Bercinta

Jakarta

Orgasme kerap digambarkan sebagai puncak kenikmatan yang ‘perlu’ dicapai saat bercinta. Tak hanya pria, kebanyakan wanita juga mendambakan bisa mencapai orgasme saat berhubungan intim dengan pasangan.

Kendati demikian, orgasme masih menjadi sebuah fenomena yang penuh misteri. Bahkan, masih ada beberapa orang yang belum mengetahui tanda-tanda tubuh mengalami orgasme. Hal ini tidak mengherankan, terlebih mengingat setiap orang dapat merasakan sensasi orgasme yang berbeda-beda.

“Bagi sebagian orang, orgasme terasa seperti cegukan kecil, sementara bagi yang lain, orgasme terasa seperti ledakan gunung berapi,” ujar seksolog dr Patti Britton, PhD.


Lantas, seperti apa saja tanda-tanda orgasme yang bisa dialami seorang wanita? Dikutip dari Refinery29, berikut ulasannya.

1. Kulit memerah

Salah satu tanda paling umum yang dirasakan oleh wanita yang orgasme adalah kulit yang memerah. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah sex flush.

Biasanya, kemerahan akan tampak pada kulit wajah, leher, dan dada. Terkadang, area yang merah juga terasa lebih panas saat disentuh.

2. Detak jantung dan napas lebih cepat

Orgasme juga dapat membuat napas dan detak jantung menjadi lebih cepat. Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 menemukan bahwa rata-rata detak jantung paling tinggi adalah saat awal orgasme, dan perlahan akan kembali seperti semula sekitar 10-20 menit setelahnya.

“Saat kita semakin terangsang, kulit kita mungkin memerah, kita mungkin mengalami peningkatan pernapasan dengan kecepatan yang lebih cepat. Kita mungkin memiliki pernapasan yang lebih pendek,” ujar Britton.

3. Tubuh menjadi tegang

Saat akan mengalami orgasme, tubuh biasanya akan menegang, dan kemudian diikuti oleh pelepasan secara tiba-tiba. Britton pun mengibaratkan orgasme sama seperti bersin.

“Orgasme sering kali terasa seperti ‘ahhhh’, perasaan melepaskan, perasaan menghembuskan napas penuh semangat ke seluruh tubuh kita. Ini adalah momen untuk melepaskan,” ucapnya.

4. Muncul perasaan bahagia dan santai

Saat orgasme terjadi, otak akan dibanjiri hormon yang memicu perasaan bahagia, seperti oksitosin dan dopamin. Hormon-hormon itu pula yang memunculkan perasaan puas, rileks, kasih sayang, serta kedekatan dengan pasangan.

5. Lelah dan kantuk

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tubuh dapat lebih rileks setelah orgasme. Hal ini disebabkan oleh aktivitas hormon oksitosin, vasopressin, dan melatonin.

Oksitosin dapat menurunkan tingkat stres sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks. Sedangkan, vasopressin adalah hormon yang berperan dalam mengatur ritme sirkadian. Ritme sirkadian adalah proses internal alami tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun selama 24 jam.

Pelepasan kedua hormon tersebut kerap disertai dengan melatonin, yakni hormon yang memberi sinyal kapan waktu untuk tidur dan waktu untuk bangun.

6. Kontraksi otot

Banyak wanita mengalami kontraksi otot saat atau bahkan setelah orgasme. Ini adalah kontraksi ritmis yang terjadi di vagina dan anus. Beberapa orang juga menggambarkan sensasi ini seperti ‘menggigil’.

Selain terjadi pada dinding vagina, kontraksi otot juga bisa terjadi pada kaki, tungkai, paha, bokong, dan perut.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ssstt… Ini 5 Rahasia Agar Wanita Lebih Cepat Mengalami Orgasme

Jakarta

Membuat wanita orgasme saat bercinta bisa dibilang gampang-gampang susah. Wanita membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk mencapai orgasme apabila dibandingkan pria.

Dikutip dari Men’s Health, sebuah penelitian yang dilakukan pada 2020 dan diterbitkan di Journal of Sexual Medicine menyebutkan, butuh waktu sekitar antara 12,76 dan 14,06 menit untuk mencapai klimaks selama hubungan seks penetrasi, dibandingkan pria yang hanya membutuhkan waktu 5 hingga 7 menit.

Selain itu, wanita juga tidak bisa orgasme hanya dari rangsangan penetrasi saja. Perlu rangsangan lain agar mereka bisa orgasme lebih mudah. Apa saja? Berikut penjelasannya.


1. Perbanyak Foreplay

Foreplay merupakan salah satu elemen yang kerap diabaikan oleh banyak pasangan. Padahal, foreplay dapat membantu lebih cepat orgasme saat bercinta loh.

Beberapa penelitian menyebutkan seseorang lebih mungkin mengalami orgasme saat berhubungan seks jika terlebih dahulu terangsang melalui foreplay.

Misalnya, sebuah studi yang dilakukan terhadap pasangan heteroseksual menemukan bahwa mereka yang melakukan foreplay hingga 10 menit, 40 persen wanitanya mengalami orgasme. Sedangkan, pasangan yang melakukan foreplay 20 menit, 60 persen wanitanya mengalami orgasme.

2. Fokus pada Klitoris

Klitoris adalah salah satu bagian yang paling sensitif pada tubuh wanita. Karenanya, memberikan rangsangan pada area tersebut dapat mempercepat orgasme pada wanita.

Sebuah studi menemukan bahwa 80 persen wanita membutuhkan rangsangan klitoris untuk bisa orgasme. Jadi jika ingin cepat orgasme, jangan sampai mengabaikan penting ini ya.

3. Lakukan Seks Oral

Percaya atau tidak, melakukan seks oral dapat membuat wanita orgasme lebih cepat loh. Sebuah studi pada 2016 menemukan semakin sering wanita menerima seks oral dari pasangannya, maka semakin sering pula mereka mengalami orgasme saat berhubungan intim.

4. Gunakan Pelumas

Menggunakan pelumas atau lube dapat membuat seks menjadi lebih nikmat dan menyenangkan. Menurut studi yang dilakukan pada 2009, 70 persen wanita mengaku pelumas seks membuat sesi bercinta menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga memudahkan mereka mencapai orgasme lebih cepat.

5. Jajal Posisi Baru

Selalu bercinta di posisi yang sama dapat menimbulkan rasa bosan dan mengurangi kenikmatan. Hal ini tentu dapat membuat wanita semakin sulit orgasme saat berhubungan intim dengan pasangan.

Sebuah studi yang dilakukan pada 2006 menemukan wanita bisa lebih mudah orgasme saat saat bercinta dengan beberapa posisi dalam satu sesi. Tak hanya itu, wanita juga lebih mudah mencapai orgasme saat bercinta dengan posisi yang lebih aktif, seperti cowgirl. Jadi jika gaya bercinta yang sekarang dirasa kurang memuaskan, jangan takut untuk kreatif dan menjajal posisi yang baru.

BACA JUGA

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ternyata Nggak Sama, Begini Perbedaan Orgasme pada Pria Vs Wanita


Jakarta

Bercinta merupakan sebuah momen menyenangkan yang paling dinantikan oleh pasangan suami istri. Titik orgasme yang didapatkan oleh pasangan menjadi salah satu tujuan ketika berhubungan intim.

Dikutip dari Cleveland Clinic, orgasme merupakan puncak gairah seksual ketika tubuh melepaskan ketegangan dan tekanan seksual. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perasaan kenikmatan yang sangat intens di organ intim dan seluruh tubuh.

Biasanya orgasme hanya berlangsung selama beberapa detik dan terasa sangat menyenangkan. Kondisi ini terjadi selama rangsangan seksual pada organ intim atau zona seksual seperti penis, testis, vagina, ataupun payudara.


Mengapa perasaan puas atau senang muncul ketika seseorang mengalami orgasme? Ketika orgasme, tubuh akan melepaskan dopamin yang dikenal sebagai hormon perasaan senang. Tubuh juga mengeluarkan oksitosin yang disebut sebagai ‘hormon cinta’.

Hormon-hormon tersebut meningkatkan perasaan bahagia dan emosi positif lainnya sehingga melawan hormon stres kortisol yang ada di dalam tubuh.

Beda Orgasme Pria Vs Wanita

1. Durasi

Dalam penelitian yang dilakukan, orgasme wanita berlangsung dalam waktu yang cenderung lebih lama bila dibandingkan dengan pria. Orgasme wanita dapat berlangsung selama 20 detik atau bahkan lebih lama untuk beberapa orang. Sedangkan ejakulasi penis berlangsung antara tiga hingga 10 detik.

“Orgasme dapat bervariasi dalam panjang dan intensitasnya. Tidak ada orgasme tertentu yang ‘lebih baik’ dibandingkan dengan orgasme lainnya,” kata seksolog Chanel Jaali Marshall dikutip dari Romper, Minggu (10/3/2024).

2. Tujuan Biologis

Dalam hal tujuan biologis, orgasme pada pria memiliki tujuan yang ‘lebih jelas’. Orgasme pada pria membantu cairan berisi sperma yang dikeluarkan dapat mencapai rahim dan membuahi sel telur dalam rahim.

Ahli biologi terkemuka Elisabeth Anne Lloyd, penulis The Case of the Female Orgasm, berpendapat bahwa tidak ada cukup bukti kuat untuk membuktikan bahwa orgasme vagina atau klitoris memiliki tujuan biologis. Lloyd mengklaim bahwa klimaks pada wanita mungkin mirip dengan puting pria.

“Ini memiliki fungsi yang jelas pada satu jenis kelamin, tetapi tidak pada jenis kelamin yang lain,” ucap Lloyd.

Sedangkan Marshall berpendapat bahwa orgasme pada wanita bertujuan untuk mendorong wanita melakukan lebih banyak hubungan seks dan meningkatkan keberhasilan reproduksi.

3. Reaksi Otak

Para peneliti dari Universitas Groningen di Belanda mempelajari respons otak seorang pria dibandingkan wanita saat melakukan foreplay dan hubungan intim. Mereka menemukan area otak yang berbeda pada setiap tipe orang menunjukkan aktivitas selama rangsangan genital.

Namun pada fase orgasme, semuanya menunjukkan aktivasi di area otak kecil atau bagian bawah otak yang bertanggung jawab untuk kontrol motorik.

4. Ejakulasi

Meskipun klimaks umum yang terjadi pada seorang pria adalah ejakulasi cairan mani, hal yang sama belum tentu berlaku untuk para wanita.

Laporan dalam Journal of Sexual Medicine meneliti berbagai penelitian tentang ejakulasi pada wanita dan menemukan hanya sekitar 10-55 persen yang mengeluarkan cairan berwarna keputihan saat berhubungan seks.

(avk/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Istri Wajib Tahu, Ternyata Ini Lho Alasan Paksu Langsung Tidur usai Bercinta


Jakarta

Beberapa pria mungkin memiliki kebiasaan buruk, yaitu langsung tidur pulas setelah berhubungan seks. Hal itu kerap kali membuat pasangan merasa kesal atau terabaikan.

Ternyata, ada alasan yang membuat pria langsung tidur setelah bercinta yang ditemukan berdasarkan riset ilmiahnya lho.

Saat orgasme seseorang akan melepaskan sejumlah hormon termasuk oksitosin, prolaktin, asam gamma-aminobutyric, dan endorfin lainnya. Ini semua adalah hal yang akan berkontribusi pada rasa kantuk, dan oksitosin memainkan peran kuncinya.


“Hormon yang dilepaskan saat orgasme dikaitkan dengan penurunan stres, penurunan pertahanan diri, dan peningkatan imobilitas tanpa rasa takut. Itu adalah situasi ideal untuk tidur,” jelas Dr Sue Carter dari Kidney Institute for Research in Sex, Gender, and Reproduction di Indiana University.

“Itu dapat membuat seseorang berbaring diam di malam hari dan tidak membuat otak berpacu atau memikirkan hal-hal yang mengganggu, atau yang harus dilakukan keesokan harinya, sangat ideal untuk istirahat yang berkualitas,” imbuhnya yang dikutip dari IFL Science.

Prolaktin juga dianggap berperan besar dalam rasa kantuk serta menurunkan gairah setelah berhubungan seks. Orang dengan kadar prolaktin yang lebih tinggi diketahui mengalami peningkatan rasa kantuk di siang hari.

Hal itu menunjukkan adanya hubungan antara hormon dan perasaan kantuk.

Menariknya, dalam sebuah penelitian menemukan bahwa peningkatan prolaktin 400 persen lebih besar setelah melakukan hubungan seks dibandingkan masturbasi. Ini didapatkan dari hasil studi yang melibatkan pria dan wanita yang berhubungan seks serta masturbasi di laboratorium.

“Hal tersebut menunjukkan bahwa berhubungan seks lebih ‘memuaskan secara fisiologis’,” menurut penulis penelitian.

Prolaktin juga dianggap berperan dalam alasan mengapa pria tidak bisa melanjutkan seks hingga ‘dua putaran’. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin tidak terjadi.

“Mengenai mengapa hal ini bermanfaat dari sudut pandang evolusi, kita belum mengetahui secara pasti,” kata peneliti.

Campuran hormon yang dilepaskan setelah orgasme diduga berperan dalam ikatan dengan pasangan. Dan mungkin saja perasaan mengantuk lebih merupakan efek samping.

NEXT: Kenapa cuma pria?

Lalu, kenapa stereotip ini lebih tertuju pada pria, bukan pria dan wanita? Hal itu mungkin lebih berkaitan dengan kesenjangan orgasme.

“[Hormon pemicu tidur] tampaknya disekresikan dalam jumlah yang sama pada pria dan wanita,” tulis dokter sekaligus penulis Mark Leyner dan Billy Goldberg dalam buku mereka Why Do Men Fall Asleep After Sex?: More Questions You’d Only Ask a Doctor After Your Third Whiskey Sour.

“Tapi kita semua tahu siapa yang lebih sering orgasme,” pungkasnya.

(sao/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Hal Aneh yang Mungkin Bisa Terjadi Setelah Orgasme, Termasuk Sakit Kepala

Jakarta

Orgasme adalah sensasi penuh kenikmatan yang dicapai setiap pasangan saat berhubungan intim. Meskipun begitu, masih banyak misteri seputar orgasme yang hingga saat ini masih belum terpecahkan oleh para ahli.

Misalnya, beberapa orang bisa mengalami gejala-gejala setelah orgasme, seperti sakit kepala, menangis, bersin, dan lain sebagainya. Namun, belum banyak data atau penelitian yang bisa menjelaskan penyebab dari hal tersebut. Akibatnya, beberapa orang mengira gejala-gejala itu menandakan kondisi kesehatan yang serius.

Berikut hal-hal yang bisa terjadi setelah orgasme beserta penjelasan dari para ahli, dikutip dari Huffpost.


1. Sakit Kepala

Beberapa orang bisa mengalami sakit kepala setelah orgasme. Sakit kepala pasca orgasme ini kerap menyerang pria dan orang yang mengidap migrain.

Biasanya, sakit kepala tersebut hanya berlangsung selama beberapa menit. Tapi pada beberapa kasus, sakit kepala bisa bertahan selama beberapa jam hingga beberapa hari.

“Beberapa orang melaporkan rasa sakit yang semakin meningkat saat mereka terangsang, kebanyakan orang yang mengalami ini melaporkan sakit kepala yang parah dan tiba-tiba tepat sebelum atau selama orgasme,” ungkap penulis Becoming Cliterate: Why Orgasm Equality Matters-And Hot to Get It, Laurie Mintz.

Meski penyebab sakit kepala saat orgasme masih belum diketahui sepenuhnya, beberapa ahli percaya hal tersebut dipicu oleh lonjakan hormon adrenalin saat berhubungan seks.

Sakit kepala akibat berhubungan intim biasanya bukan menjadi gejala yang serius. Tapi pada kasus yang langka, sakit kepala bisa disertai dengan gejala lain seperti muntah atau kaku di leher. Jika mengalami hal tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit yang lebih serius.

2. Menangis

Percaya atau tidak, menangis setelah orgasme ternyata merupakan hal yang cukup umum terjadi. Mintz mengungkapkan hal ini bukan disebabkan oleh perasaan sedih, melainkan karena rasa kedekatan dan cintah terhadap pasangan.

“Hal ini paling sering terjadi dalam konteks hubungan dekat dan penuh cinta, dan sebenarnya terkait dengan emosi bahagia,” ucapnya.

Sementara itu, pakar terapi seks Vanessa Marin mengatakan menangis pasca orgasme juga dikenal dengan sebutan Postcoital Dysphoria.

“Ini dikenal sebagai Postcoital Dysphoria. Banyak orang melaporkan merasa sedih, kewalahan, menangis, atau emosional setelah orgasme,” bebernya.

3. Euforia atau Gembira Berlebihan

Selain membuat menangis, orgasme juga bisa membuat sejumlah orang merasa euforia atau gembira yang berlebihan.

“Bagi sebagian orang, perasaan euforia itu tampak sangat intens. Suasana hati mereka meningkat, mereka merasa lebih positif, dan kepercayaan diri mereka meningkat. Kami tidak begitu tahu mengapa orgasme dapat memicu reaksi berbeda pada orang yang berbeda,” ucap Marin.

4. Bersin

Para peneliti juga masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab bersih setelah orgasme. Namun, beberapa berspekulasi hal tersebut disebabkan oleh kesalahan sinyal pada sistem saraf otonom yang berperan dalam mengatur refleks, seperti bersin dan rangsangan seksual.

“Kadang-kadang sinyal dalam sistem ini salah, dan saya pikir ini mungkin menjadi alasan mengapa beberapa orang bersih ketika memikirkan tentang seks,” jelas spesialis THT dari Rumah Sakit John Radcliffe Oxford, dr Mahmood Bhutta.

5. Kaki Gemetar

Beberapa wanita mengaku kakinya gemetar setelah mengalami orgasme. Selama klimaks, otot-otot tubuh akan menegang, dan bukan hanya di area intim saja.

Ketika seks selesai dan otot-otot tubuh mulai mengendur, maka gemetar, kram, atau kontraksi dapat terjadi. Spesialis obstetri dan ginekologi Jessica Williams mengatakan kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi air putih, atau makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, alpukat, atau yogurt.

“Ketahuilah kondisi normal tubuh Anda, dan jika kaki Anda gemetar, pastikan untuk tetap terhidrasi,” ucapnya.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ah… Ini yang Terjadi pada Otak saat Bercinta dan Orgasme


Jakarta

Pasangan suami istri yang melakukan hubungan intim akan mendambakan orgasme dan ejakulasi. Saat mengalami ‘pelepasan’, tubuh akan merasakan efek gembira dan euforia.

Respons di otak tak hanya terjadi ketika orgasme. Perubahan ini bahkan sudah mulai muncul ketika pasutri melakukan foreplay.

Saat foreplay atau sesi pemanasan, otak dan tubuh sudah menjadi ‘hidup’. Korteks sensorik genital, bagian otak yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi bolak-balik dengan alat kelamin, mulai aktif.


Pada wanita, klitoris, vagina, dan leher rahim masing-masing mengaktifkan bagian otak yang sedikit berbeda. Daerah perineum juga dirangsang dalam proses rangsangan pada klitoris, vagina, atau leher rahim.

“Saat sesi bercinta mulai memanas, sentuhan menyebabkan gairah dan lobus medial depan otak menyala. Ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk memulai perilaku seksual,” tulis laman Very Well Mind.

Saat mendekati orgasme, bukan hanya alat kelamin saja yang aktif. Otak kecil,bagian otak yang mengontrol gerakan tubuh, mengirimkan sinyal ke paha, bokong, dan perut untuk mulai menegang.

Ketegangan otot ini berkontribusi terhadap orgasme dengan meningkatkan aliran darah ke area tersebut dan meningkatkan aktivitas saraf. Pada gilirannya, hal ini mengirimkan sinyal kembali ke otak untuk terangsang.

Beberapa hal terjadi pada otak saat orgasme. Misalnya, klimaks mematikan bagian korteks orbitofrontal yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, sehingga dapat menyebabkan perasaan tidak terkendali. Hal ini dapat mengakibatkan sensasi yang tampaknya tidak disengaja seperti berteriak lebih keras dari yang diharapkan pada saat klimaks atau sekadar perasaan lebih berani di ranjang.

NEXT: Hormon cinta

Saat waktu orgasme tiba, beberapa neurotransmitter bergabung dalam pesta. Mereka termasuk oksitosin, dopamin, dan vasopresin.

Setelah sesi klimaks berakhir, orgasme memberi sinyal pada sistem saraf parasimpatis untuk mati dan menenangkan tubuh. Otak juga memompa serotonin, yang bertanggung jawab atas suasana hati yang baik, relaksasi, dan rasa kantuk pasca berhubungan seks yang bisa membuat kita ingin tidur siang.

Baik pria maupun wanita dapat melepaskan oksitosin, meskipun wanita biasanya melepaskan lebih banyak hormon penghubung perasaan senang. Oksitosin dapat membantu menghilangkan rasa sakit, berpotensi membantu mengurangi sakit kepala setelah berhubungan seks atau mengurangi rasa sakit akibat hubungan seks yang lebih kasar.

(kna/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Wanita Mendesah Belum Tentu Orgasme, Begini Ciri-ciri Pura-pura Klimaks


Jakarta

Wanita cenderung lebih sulit mencapai klimaks saat berhubungan intim. Hal ini membuat mereka kerap kali berpura-pura orgasme.

Dalam riset yang diterbitkan di Journal of Sexual Archieves yang melibatkan hampir lima ratus pasangan heteroseksual, ada beberapa alasan mengapa wanita berpura-pura orgasme. Mulai dari rasa takut, rasa tidak aman, melindungi perasaan pria dan keinginan untuk mengakhiri sesi di ranjang.

Menurut terapis psikoseksual dan pasangan Kate Moyle, memang sulit untuk mengetahui wanita benar-benar menikmati hubungan seksual atau tidak. Sebab mendesah belum tentu artinya wanita mencapai klimaks.


“Sering kali orgasme merupakan respons empati karena tidak ingin mengecewakan pasangannya dan menghindari pasangan berpikir bahwa mereka tidak melakukannya dengan baik. Sayangnya yang sering terjadi adalah ini kemudian memulai proses kekecewaan yang lebih buruk karena ada ekspektasi orgasme,” ungkap Moyle kepada Men’s Journal.

Terapis perilaku kognitif Paul DePompo mengatakan desahan saat bercinta bisa terjadi karena wanita memang merasakan tekanan untuk orgasme atau ingin membuat pria segera mengakhiri aktivitas seksual tersebut. Semakin wanita terlihat menikmati, pria merasa dirinya hebat karena berhasil memuaskan pasangan dan hubungan seks pun cepat usai.

Cara mengetahui wanita benar-benar menikmati seks dapat dilihat dari kondisi fisik mereka. Wanita yang benar-benar menikmati dan segera orgasme menunjukkan tanda-tanda seperti napas terengah-engah, tubuh memerah, berkeringat, dan semakin berenergi.

“Jika jawabannya tidak, Anda kurang beruntung,” kata DePompo.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Gaya Bercinta yang Bisa Bikin Istri Puas Maksimal


Jakarta

Kepuasan pasangan wanita di ranjang tak jarang menjadi indikator keberhasilan sebuah sesi bercinta. Karenanya, tidak heran jika banyak pria yang terus ‘bereksperimen’ demi menemukan cara paling jitu agar pasangannya dapat merasakan kenikmatan tiada tara saat melakukan aktivitas seksual.

Salah satunya dengan menjajal posisi seks yang baru. Beberapa gaya bercinta ternyata dapat membuat wanita lebih mencapai titik puncak kenikmatan seksual, atau yang dikenal juga dengan istilah orgasme.

Lalu, apa saja posisi bercinta yang bisa membuat wanita puas maksimal di ranjang?


Dikutip dari Business Insider, berikut empat gaya bercinta yang direkomendasikan pakar terapi seks.

1. Cowgirl

Cowgirl, atau yang dikenal juga dengan sebutan ‘woman on top’, adalah salah satu gaya bercinta yang dirancang untuk kenikmatan wanita. Tidak hanya memberikan wanita kendali penuh terhadap tempo dan ritme, posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengatur sudut penetrasi agar mengenai zona yang bisa memberikan kenikmatan maksimal.

“Tunjukkan kepada pasangan Anda bagaimana Anda ingin dirangsang. Entah itu dengan melakukannya sendiri, atau menuntun tangan pasangan Anda dan menunjukkan kepadanya apa yang Anda sukai. Dia tidak akan tahu kecuali Anda menunjukkannya,” ujar pakar terapi seks, Jordan Rullo, PhD.

2. Elevated Missionary atau CAT

Coital-Alignment Technique (CAT), atau yang sederhananya disebut ‘elevated missionary’, merupakan salah satu variasi dari posisi missionary. Bedanya, pada gaya ini pinggul wanita disangga dengan menggunakan bantal atau sejenisnya, sehingga posisinya sedikit lebih tinggi.

Posisi ini dipercaya dapat memberikan sensasi yang lebih besar dibanding missionary biasa. Karena saat melakukan penetrasi, penis akan bersentuhan dengan klitoris. Alhasil, rangsangan yang dirasakan oleh pasangan wanita akan semakin besar.

Simak Video ‘Mitos atau Fakta, Konsumsi Kangkung Bisa Bikin Ngantuk’:

[Gambas:Video 20detik]

3. Spooning

Sama seperti CAT, spooning memudahkan akses untuk merangsang klitoris. Bedanya, pada posisi ini stimulasi klitoris dapat dilakukan baik oleh pria maupun wanita. Selain klitoris, spooning juga memungkinkan pria memberikan rangsangan pada area tubuh wanita yang lain, seperti payudara.

Menariknya, spooning juga dipercaya sebagai posisi yang bisa meningkatkan keintiman dengan pasangan. Jadi jika ingin menambahkan variasi pada rutinitas di ranjang, tidak ada salahnya mencoba posisi satu ini.

4. Doggy Style

Doggy style adalah gaya bercinta yang cocok dilakukan bagi pasangan yang ingin melakukan penetrasi yang lebih dalam. Inilah yang membuat doggy style menjadi gaya bercinta yang disukai banyak pasangan.

Tak hanya itu, posisi ini juga kerap disebut dapat merangsang G-spot pada wanita. G-spot adalah area dalam vagina yang bisa memberikan sensasi luar biasa ketika mendapat rangsangan.

(ath/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Manfaat Orgasme untuk Kesehatan, Bikin Glowing hingga Cegah Sakit Jantung

Jakarta

Orgasme kerap digambarkan sebagai titik puncak yang memberikan kenikmatan luar biasa saat melakukan aktivitas seksual. Selain memberi kepuasan, orgasme ternyata juga punya sederet manfaat untuk kesehatan loh.

Saat orgasme, tubuh akan melepaskan sejumlah hormon. Nah, hormon inilah yang dapat meningkatkan kesehatan baik mental maupun fisik. Misalnya, beberapa hormon yang dilepaskan saat orgasme bisa bikin makin lengket dengan pasangan.

Apa saja sih manfaat yang bisa diberikan orgasme bagi kesehatan? Dikutip dari berbagai sumber, berikut pembahasannya.


1. Tidur Makin Lelap

Saat orgasme, tubuh akan melepaskan hormon bernama prolaktin. Hormon ini berfungsi untuk membuat tubuh menjadi lebih rileks, sehingga mudah mudah tertidur.

Orgasme juga dapat menurunkan hormon kortisol yang menyebabkan stres. Kombinasi keduanya dapat membuat seseorang bisa tidur lebih nyenyak setelah orgasme.

2. Jauh dari Risiko Serangan Jantung

Siapa sangka, orgasme ternyata juga punya manfaat yang besar bagi kesehatan jantung. Salah satunya, orgasme dapat melindungi seseorang dari risiko serangan jantung.

Dikutip dari laman Johns Hopkins Medicine, wanita dengan kehidupan seks yang memuaskan memiliki risiko lebih kecil mengalami serangan jantung. Hal ini dikaitkan dengan bagaimana seks dapat memperkuat otot jantung dan membantu menurunkan tekanan darah.

NEXT: Menyehatkan kulit dan mengurangi stres

3. Kulit Makin Glowing dan Awet Muda

Ini adalah khasiat yang mungkin diinginkan oleh kaum wanita. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan pada 2009 mengungkapkan orgasme dapat meningkatkan jumlah hormon estrogen dalam tubuh. Hormon ini dapat membantu mencegah tanda-tanda penuaan di kulit.

Tak hanya itu, estrogen juga mendorong sel fibroblas untuk memproduksi kolagen dan elastin, dua protein yang membantu fleksibilitas, kekencangan, dan kesehatan kulit.

4. Stres Berkurang

Orgasme akan membuat tubuh melepaskan hormon oksitosin, endorfin, serotonin, dan dopamine. Keempatnya dikenal juga dengan sebutan ‘happy hormone’ yang bisa meningkatkan mood dan membuat seseorang merasa bahagia. Pada saat yang bersamaan, empat hormon itu juga membantu mengurangi perasaan stres.

(ath/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Beda Orgasme Pria vs Wanita, Nggak Cuma Soal Durasi ‘Klimaks’


Jakarta

Orgasme adalah titik puncak kenikmatan saat melakukan aktivitas seksual. Baik pria maupun wanita dapat mencapai orgasme saat bercinta. Kendati demikian, orgasme pada pria dan wanita memiliki sejumlah perbedaan yang jarang diketahui orang-orang.

Berbicara soal perbedaan, mungkin hal pertama yang terlintas adalah ejakulasi. Ejakulasi adalah kondisi ketika penis mengeluarkan air mani (semen) yang mengandung sperma. Biasanya, ejakulasi terjadi ketika pria merasakan orgasme saat bercinta. Karena melibatkan penis, ejakulasi adalah hal yang hanya terjadi pada pria saja.

Namun, perbedaan orgasme antara pria dan wanita tak hanya sebatas ejakulasi. Faktanya, perbedaan orgasme pria dan wanita mencakup banyak hal, termasuk kemampuan untuk orgasme berkali-kali dalam satu sesi bercinta.


Dikutip dari Romper, berikut perbedaan orgasme antara pria dan wanita.

1. Fase refraktori

Biasanya, pria akan merasa lemas setelah mencapai orgasme. Kondisi ini ditandai dengan penis yang ‘loyo’ dan tidak bisa ereksi selama beberapa waktu. Ini disebut dengan fase refraktori (refractory period). Pada fase ini, mustahil bagi pria untuk bisa kembali mencapai orgasme.

Di sisi lain, wanita umumnya tidak mengalami fase refraktori sehingga siap kembali melakukan hubungan intim dengan pasangan dan mencapai orgasme selanjutnya.

Meski begitu, pada beberapa kasus wanita bisa mengalami fase refraktori yang ditandai dengan klitoris yang membengkak dan terlalu sensitif untuk bisa melanjutkan aktivitas seksual.

2. Durasi

Seksolog Chanel Jaali Marshall mengungkapkan soal durasi, orgasme wanita bisa lebih lama dibanding pria. Sejumlah penelitian sepakat bahwa orgasme wanita dapat berlangsung hingga 20 detik. Bahkan, sebagian wanita bisa mengalami durasi orgasme yang lebih lama.

Sedangkan, orgasme pria hanya berlangsung sekitar 3 sampai 10 detik.

“Orgasme dapat bervariasi dalam durasi dan intensitasnya, dan dapat tergantung pada orang maupun situasinya (bersama pasangan atau solo). Tidak ada orgasme yang ‘lebih baik’ dibandingkan yang lain, dan secara ideal memang seharusnya tidak dibandingkan,” ujarnya.

3. Tujuan biologis

Orgasme pria memiliki tujuan yang jelas, yakni mendorong terjadinya ejakulasi agar sperma dapat masuk ke dalam vagina dan membuahi sel telur. Namun pada wanita, orgasme tidak memiliki tujuan biologis yang jelas.

Meski begitu, Marshall mengatakan orgasme secara tidak langsung dapat mendukung reproduksi dengan cara mendorong wanita untuk lebih sering berhubungan seks sehingga meningkatkan peluang kehamilan.

“Beberapa peneliti berpendapat orgasme dapat mendorong wanita untuk lebih sering melakukan hubungan intim (orgasme dapat menghilangkan stres dan meningkatkan keintiman) dan meningkatkan keberhasilan reproduksi,” tuturnya.

4. Otot yang berkontraksi

Sensasi yang dirasakan ketika orgasme ternyata berasal dari kontraksi otot-otot tertentu pada tubuh. Pada pria dan wanita, otot yang berkontraksi saat orgasme pun berbeda.

Ketika orgasme, otot anus, kelenjar prostat, dan penis pada pria akan berkontraksi sehingga menghasilkan sensasi kenikmatan yang intens. Sedangkan pada wanita, otot yang berkontraksi saat orgasme adalah vagina, rahim, dan pelvis.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy