Tag Archives: pendidik

Profil 9 Madrasah yang Masuk Daftar SMA Terbaik di Indonesia


Jakarta

Tak hanya unggul dalam pendidikan keagamaan, sejumlah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) juga menunjukkan prestasi gemilang di bidang akademik dan sains. Hal ini dibuktikan dengan masuknya sembilan MAN ke dalam daftar SMA terbaik di Indonesia.

Peringkat ini disusun berdasarkan jumlah medali yang diraih para peserta didik dalam berbagai kompetisi, sebagaimana tercatat dalam data Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang diakses pada 18 Juli 2025.

Dari daftar 50 besar SMA sederajat peraih medali terbanyak di Indonesia, MAN yang termasuk di antaranya, yaitu:


  • MAN 2 Kota Malang (Posisi ke-10)
  • MAN Insan Cendekia Serpong (Posisi ke-12)
  • MAN 2 Pekanbaru (Posisi ke-15)
  • MAN 2 Kudus (Posisi ke-18)
  • MAN Insan Cendekia Gorontalo (Posisi ke-24)
  • MAN Insan Cendekia OKI (Posisi ke-31)
  • MAN Insan Cendekia Padang Pariaman (Posisi ke-34)
  • MAN 4 Jakarta (Posisi ke-35)
  • MAN Insan Cendekia Kota Batam (Posisi ke-49)

Profil 9 Madrasah Terbaik di Indonesia

Berikut ini profil madrasah yang berhasil masuk dalam Top 50 SMA sederajat terbaik di Indonesia berdasarkan jumlah medali terbanyak menurut kriteria SIMT Kemendikbud RI.

1. MAN 2 Kota Malang

Jumlah Medali: 454 medali
Peringkat Nasional: #10

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malang sebelumnya adalah Madrasah Aliyah Negeri 3 (MAN 3) Malang. Kepala madrasah saat ini adalah Drs.H. Samsudin, M.Pd, yang dilantik pada 1 Maret 2023, menggantikan Plt. Kepala sebelumnya.

MAN 2 Kota Malang terkenal sebagai salah satu sekolah terbaik di Malang. Berdasarkan laman ltmpt.ac.id, sekolah ini menempati peringkat ke-19 secara nasional dan peringkat ke-2 di tingkat provinsi berdasarkan skor UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer).

Tidak hanya menyabet prestasi skala nasional, MAN 2 Kota Malang juga meraih prestasi internasional. Mengutip situs resmi madrasah tersebut, delegasi MAN 2 Kota Malang berhasil meraih tiga penghargaan pada ajang Korea Youth Summit (KYS) 2025 di Korea Selatan, untuk kategori Best Content Creator Award dan Best Male Costume serta Best Female Costume.

Pada 2025 ini, MAN 2 Kota Malang berhasil mengantarkan sejumlah peserta didiknya lolos seleksi perguruan tinggi luar negeri, di antaranya Nanyang Technological University, University of Sydney, Monash University, University of New South Wales, Wageningen University of Research, University of Queensland, University of Toronto (Scarborough), University of California-Davis, University of Western Australia, University of Adelaide, dan Macquarie University.

Alamat: Jl. Bandung No.7, Penanggungan, Klojen, Kota Malang 65113
Telepon: 0341-551357 / 0341-558333
Website: https://man2kotamalang.sch.id

2. MAN Insan Cendekia Serpong

Jumlah Medali: 447 medali
Peringkat Nasional: #12

Didirikan pada tahun 1996 atas inisiatif Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie melalui program BPPT Science and Technology Equity Program (STEP), MAN Insan Cendekia Serpong awalnya dikenal sebagai SMU Magnet School, lalu berubah nama menjadi SMU Insan Cendekia dan akhirnya menjadi MAN Insan Cendekia pada tahun 2001 ketika pengelolaan resmi diserahkan kepada Kementerian Agama RI.

Madrasah ini merupakan yang pertama dan saat ini merangkul sistem asrama penuh, kurikulum Merdeka, serta fasilitas moving class untuk mendukung pembelajaran IPTEK berlandaskan IMTAQ.

Kepala madrasah saat ini adalah Dr.H. Abdul Basit, yang pernah menjabat Plt. dan kemudian dikukuhkan sebagai kepala tetap pada tahun 2021.

Sebagai sekolah madrasah yang menempati posisi teratas dalam daftar Top 1000 LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi), MAN IC Serpong tidak pernah sepi dari prestasi.

Dilansir dari laman ic.sch.id, salah seorang siswa MAN Insan Cendekia Serpong, Muhammad Anas Fathurrahman, berhasil meraih skor sempurna 1000 pada subtes Penalaran Matematika dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025.

Selain itu, pada 2020, MAN IC Serpong mendapatkan skor rerata TPS UTBK sebesar 599,65, yang menjadi nilai tertinggi nasional, dengan skor puncak mencapai 715,49.

Di kancah internasional, MAN IC Serpong juga berhasil mengukir sejumlah prestasi. Di antaranya Medali Emas dan Medali Perak dalam English for Speakers of Other Languages International Olympiad (ESOLIO) 2025 dan Honorable Mention dalam ajang Model United Nation (MUN) yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University Singapore 2025.

Lulusan madrasah ini berhasil diterima di berbagai perguruan tinggi bergengsi di dalam maupun luar negeri, termasuk di antaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, hingga The University of Queensland Australia.

Tidak hanya berprestasi di bidang ilmu pengetahuan umum, siswa MAN IC Serpong juga unggul dalam pendidikan agama dengan mencetak sejumlah penghafal Al-Qur’an.

Alamat: Jl. Cendekia BSD Sektor XI, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15310
Website: https://ic.sch.id

3. MAN 2 Pekanbaru

Jumlah Medali: 340 medali
Peringkat Nasional: #15

MAN 2 Pekanbaru awalnya merupakan sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) sejak Juli 1960. Kemudian berubah menjadi PGAN 3 pada 1977, MAN 2 Pekanbaru pada 1992, hingga dicanangkan sebagai madrasah unggulan MAN 2 Model Pekanbaru pada 20 Februari 1998.

Kepala madrasah MAN 2 Pekanbaru saat ini yaitu Ghafardi, S.Ag., M.Pd.I, yang menjabat sejak 2022.

Madrasah ini berstatus Madrasah Unggulan Akademik Nasional berdasarkan SK Dirjen Pendis No. 1834/2021 dan telah berhasil meraih berbagai prestasi di kancah nasional maupun internasional.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Agama RI, pada 2023, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pekanbaru menduduki posisi kedua dalam daftar Top 10 SMA dan MA Lembaga Olimpiade Pendidikan Indonesia (LOPI), sebagai sekolah yang mengirimkan siswa terbanyak ke ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Adapun di kancah internasional, tim riset Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pekanbaru berhasil meraih medali perak pada World Science Engineering Environment Competition (WSEEC) tahun 2021.

Alamat: Jl. Diponegoro No.55, Pekanbaru
Telepon/WhatsApp: 0812-6644-4402 / 0877-9069-8177
Email: man2kotapekanbaru@gmail.com
Website: https://www.m2mpekanbaru.sch.id

4. MAN 2 Kudus

Jumlah Medali: 324 medali
Peringkat Nasional: #18

MAN 2 Kudus merupakan salah satu madrasah unggulan di Jawa Tengah yang telah dikenal luas, khususnya oleh masyarakat Kabupaten Kudus. Madrasah ini mulai beroperasi sejak alih fungsi dari PGAN pada tahun 1992 dan dikelola melalui dana pemerintah (DIPA) serta partisipasi orang tua siswa.

Sejak berdiri, MAN 2 Kudus terus mengalami perkembangan, baik dari segi kepemimpinan maupun prestasi. Dukungan komite sekolah juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan dan kemajuan madrasah ini.

Dilansir dari web.man2kudus.sch.id, prestasi siswa MAN 2 Kudus cukup membanggakan, di antaranya meraih penghargaan tingkat nasional dalam ajang pemilihan pelajar berprestasi serta menciptakan inovasi teknologi berupa aplikasi untuk mendukung program makan bergizi gratis, yang berhasil meraih medali emas di kompetisi riset tingkat nasional.

Alamat: Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kudus 59331
Telepon: (0291) 431184
Website: https://web.man2kudus.sch.id

5. MAN Insan Cendekia Gorontalo

Jumlah Medali: 305 medali
Peringkat Nasional: #24

MAN Insan Cendekia Gorontalo didirikan pada tahun 1996 sebagai bagian dari Program Penyetaraan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (STEP) oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan pesantren, dan MAN IC Gorontalo menjadi salah satu madrasah yang lahir dari inisiatif tersebut bersama MAN IC Serpong.

Sebagai madrasah berbasis sains dan teknologi, MAN IC Gorontalo juga unggul dalam bidang keagamaan dan seni. Prestasi siswanya mencakup juara 2 hafalan 100 hadits bersanad di ajang Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH), serta juara 1 cabang komik digital pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat kabupaten Bone Bolango.

Alamat: Jl. Kasmat Lahay, Desa Moutong, Kab. Bone Bolango, Gorontalo
Telepon: 0435-823692
Email: humas@icg.sch.id
Website: https://icg.sch.id

6. MAN Insan Cendekia OKI

Jumlah Medali: 281 medali
Peringkat Nasional: #31

MAN Insan Cendekia OKI merupakan madrasah berbasis asrama yang mengintegrasikan Pendidikan Agama Islam dengan penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum dikembangkan di atas standar nasional, dikelola berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta didukung fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas.

Kehidupan di madrasah ini menekankan disiplin berbahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab) serta pembelajaran yang terpadu antara ilmu agama, sains, dan humaniora. Konsep ini bertujuan menghapus dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, dengan pendekatan integratif yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits.

MAN IC OKI telah menorehkan prestasi internasional, di antaranya meraih medali emas dalam ajang riset di Nanyang Technological University (NTU) Singapura dan menjadi juara dalam lomba riset Japan Design, Idea and Invention Expo (JDIE). Madrasah ini mencetak lulusan yang unggul dalam akidah, berpikir luas, dan siap bersaing di tingkat global.

Alamat: Jl. Lintas Timur, Desa Seriguna, Kec. Teluk Gelam, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Website: https://manicoki.sch.id

7. MAN Insan Cendekia Padang Pariaman

Jumlah Medali: 274 medali
Peringkat Nasional: #34

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman merupakan madrasah berasrama di Sumatera Barat yang mengusung model pendidikan terpadu berbasis IPTEK dan IMTAK. Hadir sebagai bagian dari perluasan program MAN Insan Cendekia secara nasional, madrasah ini dirancang untuk mencetak generasi berprestasi dan berkarakter yang siap menjadi pemimpin masa depan.

Dengan sistem pembelajaran berbasis sains dan nilai-nilai keislaman, MAN IC Padang Pariaman telah menunjukkan prestasi membanggakan. Dilansir dari laman resminya, tahun ini, sebanyak 26 siswa lolos Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi, serta meraih medali emas dan perak dalam ajang internasional International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC) 2025.

Alamat: Jl. Pendidikan, Kenagarian Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman, Sumatera Barat 25581
Telepon: 0751-7006131
Website: https://icpp.sch.id

8. MAN 4 Jakarta

Jumlah Medali: 271 medali
Peringkat Nasional: #35

MAN 4 Jakarta adalah madrasah negeri yang berada di Jakarta Selatan. Dilansir dari laman resmi Kemenag, madrasah ini berdiri pada tahun 1992 sebagai hasil alih fungsi dari PGAN 28, berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 64 Tahun 1992.

Madrasah ini telah meraih banyak prestasi. Pada tahun 1998, MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk wilayah DKI Jakarta. Kemudian pada tahun 2008, ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional (MSN). Lalu pada tahun 2010, MAN 4 Jakarta menjadi Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI).

Hingga kini, MAN 4 Jakarta tetap menjadi madrasah unggulan dengan akreditasi A. Pada tahun 2024, madrasah ini berhasil menyabet 1 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu pada Olimpiade Ekonomi, 1 medali perak dan 2 medali perunggu pada Olimpiade Matematika, serta 2 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu pada Olimpiade Geografi.

Di kancah internasional, tim riset MAN 4 Jakarta berhasil meraih 7 medali emas dan 7 medali perak di ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) tahun 2024, yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan Indonesian Young Scientist Association (IYSA).

Alamat: Jl. Ciputat Raya No.5, RT.5/RW.8, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12310
Website: https://man4jkt.sch.id

9. MAN Insan Cendekia Kota Batam

Jumlah Medali: 230 medali
Peringkat Nasional: #49

MAN Insan Cendekia Kota Batam berdiri berkat kerja sama antara Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dan Pemerintah Kota Batam, sebagai bagian dari pengembangan model pendidikan unggul seperti yang lebih dulu ada di Serpong dan Gorontalo.

Perjuangan pendiriannya cukup panjang. Sejak 2004, berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan madrasah unggulan di Batam, namun baru terealisasi pada tahun 2014 dengan peletakan batu pertama, dan mulai beroperasi pada tahun 2016.

Kini, MAN IC Kota Batam menjadi salah satu madrasah unggulan di Kepulauan Riau, dan dikenal luas berkat prestasi-prestasinya. Di antaranya juara 1 Olimpioade APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2023 tingkat Nasional dan medali perak OSN Bidang Biologi tingkat nasional 2023.

Delegasi madrasah ini juga memborong 4 medali di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2023 yaitu medali emas di cabang Ekonomi, medali perak cabang Kimia, dan medali perunggu cabang Biologi dan Geografi.

Alamat: Jl. Hang Lekiu, Sambau, Kec. Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau

Website: https://maninsancendekiabatam.id

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Politisi Negarawan, Tak Gila Jabatan



Jakarta

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas berduka atas meninggalnya ekonom senior sekaligus politikus Indonesia, Kwik Kian Gie. Anwar mengenang Kwik Kian Gie sebagai politisi yang negarawan dan tak gila jabatan.

“Kita sebagai warga negara benar-benar kehilangan dengan meninggalnya Kwik Kian Gie, seorang tokoh dan guru bangsa yang sangat patut kita suri tuladani. Kwik Kian Gie adalah seorang tokoh yang tidak gila jabatan walaupun dia pernah menduduki berbagai jabatan strategis di negeri ini,” kata Anwar dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

Kwik Kian Gie pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko EKUIN) era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas era Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia juga dikenal sebagai senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP-P) yang bergabung sejak 1987–yang pada tahun itu bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

“Dia adalah sosok politisi yang negarawan, di mana lewat dunia politik yang digumulinya dia ingin berbuat hal-hal yang terbaik bukan untuk dirinya dan keluarga serta partai dan kelompoknya tapi adalah untuk bangsa dan negara yang dicintainya,” tambahnya Anwar.

Di mata Anwar Abbas, Kwik Kian Gie adalah seorang nasionalis tulen yang selalu memikirkan dan menyuarakan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Sosoknya dikenal pro rakyat.

“Sebagai seorang ekonom dia sangat sering menyampaikan kritik terhadap berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah karena banyak sekali dari kebijakan-kebijakan yang mereka buat dan lahirkan tersebut yang tidak sesuai semangat dan jiwanya dengan amanat konstitusi sehingga akhirnya negara dan rakyat sangat banyak dirugikan,” kenang Ketua PP Muhammadiyah itu.

Dilansir detikFinance, Kwik Kian Gie meninggal di usia 90 tahun. Kabar meninggalnya Kwik Kian Gie disampaikan sejumlah tokoh nasional, salah satunya Sandiaga Uno.

“Selamat jalan Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka,” tulis Sandiaga melalui akun media sosial resminya, Selasa(29/7/2025).

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Imbas Kasus Santri Dihukum Cambuk di Malang, MUI Minta Pesantren Ubah Cara Didik



Jakarta

Kasus penganiayaan seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Pakisaji, Kabupaten Malang, menjadi sorotan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Buntut dari insiden ini, MUI menyarankan lembaga pendidikan, khususnya pesantren, untuk mengubah metode hukuman dan bimbingan kepada para santri agar lebih edukatif dan humanis.

Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menyoroti adanya pergeseran cara pandang masyarakat terhadap metode pendidikan. Menurutnya, hukuman fisik seperti cambuk atau pukulan yang dulu dianggap wajar, kini tidak lagi relevan.

“Memang dunia pendidikan kita saat ini sudah berubah. Dahulu, jika ada anak didik yang berbuat salah, maka oleh sang guru, sang anak didik dipukul dengan rotan atau lidi dan lainnya dan orang tua tidak protes,” kata Anwar Abbas saat dihubungi, Minggu (3/8/2025), dilansir detikNews.


“Tapi cara-cara seperti itu hari ini telah dikritik banyak orang karena sadis dan tidak menghargai hak asasi anak,” sambungnya.

Anwar Abbas menegaskan, cara mendidik dan menghukum anak harus disesuaikan dengan zaman. Ia berharap, metode yang digunakan bisa lebih halus namun tetap efektif.

Sebagai alternatif, Anwar Abbas menyarankan pendekatan dialog. Guru atau pengasuh bisa mengajak santri berdiskusi untuk menunjukkan kesalahan mereka dan mengajari perilaku yang benar.

“Ajak anak berdialog dengan tujuan untuk menunjukkan dan memberitahu anak didik bagaimana dia seharusnya berbuat dan bertingkah laku. Pihak guru harus bisa mengajarkan kepada anak didiknya mana tindakan yang benar dan mana yang salah yang disampaikan melalui kata-kata dan cara-cara yang sebaik-baiknya,” ujarnya.

“Dengan kata lain sang guru atau pendidik harus bisa memberi tahu anak-anak didiknya tentang adab dan tata tertib serta cara bertingkah laku yang terpuji yang harus mereka patuhi tanpa harus melakukan hukuman fisik kepada sang anak didik,” lanjutnya.

Pengasuh Ponpes Jadi Tersangka

Kasus yang memicu imbauan dari MUI ini bermula dari penganiayaan terhadap seorang santri berinisial AZ (14) di Ponpes Pakisaji, Kabupaten Malang. Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dan menetapkan salah satu pengasuh ponpes berinisial B sebagai tersangka.

Penetapan tersangka ini dilakukan setelah Polres Malang menggelar perkara kasus penganiayaan tersebut.

“Hasil gelar perkara, yang bersangkutan kita tetapkan sebagai tersangka,” ungkap Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang Aiptu Erlehana, seperti dilansir dari detikJatim.

Artikel ini sudah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Governing System: Prasyarat Transformasi Pesantren (3)



Jakarta

Jumlah pesantren di Indonesia saat ini mencapai sekitar 42.000, menurut data Kementerian Agama. Lonjakan ini terjadi setelah lahirnya Undang-Undang Pesantren tahun 2019, yang mencatat kenaikan dari 30.000 menjadi lebih dari 42.000 pesantren dalam kurun lima tahun. Namun, pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan pengelolaan sistematis. Mayoritas pesantren hidup dengan inisiatif masing-masing, tanpa sistem pengelolaan terpusat, tanpa standar, dan tanpa regulasi yang jelas.

Hingga kini, tidak ada sistem tata kelola yang memastikan pesantren berjalan sesuai dengan standar tertentu. Undang-undang tersebut lebih sering dimanfaatkan untuk membagi-bagi anggaran daripada menciptakan sistem pengelolaan yang terpadu.

Salah satu masalah utama dalam pengelolaan pesantren di Indonesia adalah ketiadaan governing system yang terstruktur. Sistem ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pesantren, sebagai lembaga pendidikan berbasis tradisi, dapat berjalan sesuai dengan standar yang menjamin kualitas operasional dan hasil pendidikannya.


Pentingnya Standar dan Regulasi


Governing system memerlukan standar-standar yang jelas di berbagai aspek pesantren, yang mencakup:

1. Standar Infrastruktur

Pesantren membutuhkan regulasi yang menentukan kapasitas ideal setiap fasilitas, seperti ukuran kamar santri dan jumlah penghuni per kamar. Tanpa standar ini, kualitas

kehidupan di pesantren tidak dapat terjamin, terutama di pesantren-pesantren dengan fasilitas terbatas.

2. Standar Kurikulum


Kurikulum harus memiliki keseimbangan antara tradisi keilmuan pesantren dan kebutuhan modern. Hal ini penting agar lulusan pesantren tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga mampu bersaing di dunia yang semakin global.

3. Standar Sumber Daya Manusia

Kualitas tenaga pendidik dan pengelola pesantren harus diatur dengan standar tertentu. Guru atau kiai yang mengajar perlu memiliki kompetensi yang memadai, baik dalam ilmu agama maupun metode pengajaran.

4. Standar Tata Kelola

Pengelolaan pesantren harus memiliki aturan yang mengatur bagaimana lembaga tersebut dikelola, termasuk transparansi keuangan, administrasi, dan pengambilan keputusan.
Tanpa standar-standar ini, kualitas pendidikan di pesantren menjadi tidak terukur, dan hasilnya sulit untuk dipertanggungjawabkan secara logis.

Transformasi pesantren adalah soal negosiasi antara mempertahankan elemen tradisional yang menjadi identitas pesantren dengan mengadopsi elemen modern yang diperlukan untuk integrasi ke dalam sistem pendidikan nasional. Elemen tradisional seperti pola pengajaran kitab kuning, hubungan personal antara kiai dan santri, serta pendekatan pendidikan berbasis spiritualitas harus tetap dijaga. Namun, elemen-elemen ini perlu diselaraskan dengan kebutuhan modern, seperti akses teknologi, kurikulum nasional, dan sertifikasi pendidikan.

Proses ini tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri oleh setiap pesantren. Negara, melalui undang-undang yang telah dibuat, memiliki tanggung jawab besar untuk menyediakan sistem pengelolaan yang memadai bagi pesantren.

Undang-Undang Pesantren yang telah disahkan bukan hanya simbol politik atau kebijakan yang bersifat seremonial. Undang-undang ini membawa konsekuensi besar: negara harus membangun state-of-the-art bagi governing system untuk pesantren. Tanpa itu, undang-undang hanya akan menjadi gimmick (siasat akal-akalan) politik tanpa dampak nyata bagi pengelolaan pesantren.

Lahirnya Majelis Masyayikh di bawah undang-undang tersebut menunjukkan upaya untuk mengatur kualitas keilmuan di pesantren. Namun, hingga kini tidak ada standar yang jelas tentang bagaimana kriteria anggota majelis ini ditentukan atau apa indikator keberhasilannya. Hal ini menunjukkan kurangnya perencanaan dalam implementasi kebijakan terkait pesantren.

Peran NU dan Organisasi Keagamaan

NU, sebagai salah satu organisasi terbesar yang menaungi pesantren, memiliki peran penting sebagai penyangga. Namun, tanggung jawab utama untuk membangun sistem pengelolaan pesantren ada di tangan pemerintah. Pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk parlemen dan lembaga terkait lainnya, untuk merancang dan menerapkan sistem yang terintegrasi.

Tanpa governing system, pesantren akan terus berjalan tanpa arah yang jelas. Standar dan regulasi diperlukan untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan pesantren di era modern. Negara harus mengambil peran utama dalam membangun sistem ini, bukan sekadar membuat undang- undang, tetapi juga memastikan implementasi yang efektif. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan berbasis tradisi, membutuhkan dukungan sistemik agar dapat terus berkontribusi pada pembangunan bangsa dan mampu menghadapi tantangan global.

Tanpa adanya sistem pengelolaan yang jelas, tidak mungkin pesantren-pesantren, yang jumlahnya begitu banyak dan telah berdiri lama, dapat berfungsi secara optimal. Dahulu, saya sering berpikir bagaimana Nahdlatul Ulama (NU) bisa membangun sistem pengelolaan yang baik untuk pesantren-pesantren di bawah naungannya. Namun sekarang, dengan adanya undang- undang, peran utama dalam membangun sistem pengelolaan ini sebenarnya berada pada pemerintah, bukan NU. NU hanya dapat berperan sebagai pendukung. Pemerintah, bersama lembaga legislatif, yudikatif, dan cabang-cabang kekuasaan lainnya, harus bertanggung jawab membangun sistem tersebut.

Tantangan Infrastruktur dan Psikologi Anak Didik

Ketika kita membahas pesantren, berbagai masalah yang muncul tidak akan pernah menemukan solusi jika pendekatannya hanya soal afirmasi atau soal menjaga nama baik. Masalah utama terletak pada governing system pesantren yang saat ini sangat lemah. Tidak adanya standar, regulasi, atau pengawasan membuat aktivitas di pesantren berjalan secara alami-dalam arti sesuka hati atau tanpa aturan yang jelas. Kondisi ini membuka celah bagi berbagai persoalan serius.

Salah satu isu mendesak adalah soal perundungan, baik fisik maupun seksual, yang marak terjadi di pesantren. Masalah ini muncul karena pesantren tidak memiliki sistem pengelolaan yang memadai. Tanpa regulasi dan pengawasan yang ketat, kasus-kasus seperti ini akan terus terjadi. Peningkatan kasus yang dilaporkan akhir-akhir ini bukan berarti masalahnya baru muncul, tetapi karena semakin banyak korban yang berani melapor. Faktanya, permasalahan ini sudah ada sejak lama.

Mari kita pikirkan bagaimana kita bisa mengelola anak-anak usia remaja yang tinggal bersama di satu tempat selama bertahun-tahun dengan infrastruktur yang tidak memadai. Psikologi dan kebutuhan fisik anak-anak usia remaja tentu berbeda. Dalam banyak pesantren, mereka tinggal dalam kondisi yang sangat jauh dari layak.

Misalnya, kamar tidur di pesantren sering kali hanya cukup untuk menyimpan barang-barang mereka. Satu kamar bisa dihuni oleh 60-70 orang, yang jelas tidak memungkinkan mereka tidur di sana. Akibatnya, mereka tidur di masjid, emper kelas, atau tempat-tempat lain secara tidak teratur. Bayangkan dampaknya jika pola hidup seperti ini berlangsung selama bertahun-tahun.
Ini masalah besar yang memerlukan perhatian serius. Infrastruktur yang tidak memadai menciptakan lingkungan yang tidak kondusif, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Tanpa perubahan signifikan, kita hanya akan memperbesar risiko munculnya masalah-masalah baru, termasuk kasus-kasus perundungan.

Solusi dari semua ini adalah membangun governing system yang sesuai untuk pesantren. Tanpa sistem yang jelas, standar operasional, dan regulasi yang ketat, semua perdebatan hanya akan berputar di tempat. Pesantren harus dikelola dengan cara yang profesional, mencakup pengawasan yang memadai, peningkatan kualitas infrastruktur, dan perhatian khusus terhadap kesejahteraan anak didik.

Masalah ini bukan hanya tentang pesantren sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga tentang pesantren sebagai tempat tinggal dan pembentukan karakter generasi muda. Oleh karena itu, kita perlu memikirkan sistem pengelolaan yang tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga mencakup aspek-aspek kehidupan sehari-hari para santri. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.

Hanya dengan pendekatan yang berbasis sistem, kita dapat menyelesaikan masalah-masalah mendasar di pesantren. Upaya ini harus menjadi prioritas jika kita benar-benar ingin menjadikan pesantren sebagai tempat yang layak dan bermartabat bagi generasi mendatang.

KH. Yahya Cholil Staquf

Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com