Tag Archives: pendidikan anak

Doa Hari Anak Nasional agar Anak Saleh, Cerdas, dan Berakhlak


Jakarta

Di Hari Anak Nasional, orang tua bisa memberikan hadiah berupa doa terbaik untuk anak-anaknya. Doa ini bisa menjadi cara untuk memohon kepada Allah SWT agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang saleh, cerdas, dan bermanfaat bagi umat.

Doa orang tua kepada anak termasuk doa yang mustajab, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda,

وعن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث دعوات لا ترد: دعوة الوالد، ودعوة الصائم، ودعوة المسافر.


Artinya: “Tiga orang yang tidak akan tertolak (doanya), yaitu: doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” (HR Al-Baihaqy).

Dikutip dari buku Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur karya Yana Adam (Abu Alwi bin Nasrudin bin Sudir), seorang anak saleh bisa menjadi investasi akhirat bagi orang tuanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW,

“Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Doa untuk Anak di Hari Anak Nasional

Beberapa doa untuk anak termaktub dalam Al-Qur’an, doa ini bisa menjadi amalan bagi orang tua. Dikutip dari buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya oleh Aulia Fadli, berikut bacaan doanya:

1. Doa Memohon Anak Soleh

Doa ini termaktub dalam surat Al Furqan ayat 74, berikut bacaannya:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Arab-Latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

2. Doa Nabi Zakaria AS

Doa ini termaktub dalam surat Ali Imran ayat 38, berikut bacaannya:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Arab-Latin: Hunālika da’ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`

Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.

3. Doa Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS berdoa agar diberi karunia anak yang saleh. Doa ini diabadikan dalam surat As-Saffat ayat 100 yang bisa dijadikan amalan doa untuk memohon anak-anak yang saleh.

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Arab-Latin: Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

Surat Ibrahim ayat 40 juga bisa menjadi doa untuk memohon anak saleh, berikut bacaannya:

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

Arab-Latin: Rabbij’alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du’ā`

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

4. Doa agar Anak Diberi Perlindungan

Nabi Muhammad SAW kerap melafalkan sebuah doa untuk keselamatan dua cucunya, Hasan dan Husein. Berikut bacaan doa Rasulullah SAW,

أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Arab latin: U’īdzukuma bi kalimātillāhit tāmāti min kulli syaithānin wa hāmmatin wa min kulli ‘aynin lāmmah.

Artinya: “Aku melindungi kalian berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala setan, hewan melata, dan segala penyakit ain yang ditimbulkan mata jahat.” (HR Abu Daud)

5. Doa agar Anak Menjadi Pintar

Ada doa yang dapat diamalkan agar mendapatkan anak yang pintar. Berikut bacaan doanya:

اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

Arab latin: Allaahummam-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hik-matan wa ahlihim liqobuuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah

Artinya: “Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.”

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Lagu Anak-anak Islami Terlengkap, Bisa Dinyanyikan Saat Hari Anak Nasional


Jakarta

Peringatan Hari Anak Nasional akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Juli 2025. Biasanya, sekolah maupun instansi atau lembaga yang membidangi pendidikan anak-anak akan mengadakan acara. Lagu anak-anak islami lengkap ini bisa dinyanyikan untuk rayakan Hari Anak Nasional.

Berdasarkan Pedoman Peringatan Hari Anak Nasional ke-41 Tahun 2025 dari Kementerian PPPA, tema Hari Anak Nasional 2025 adalah Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045.

Hari Anak Nasional menjadi barometer komitmen berbagai pihak untuk menjamin setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, bebas dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.


Peringatan Hari Anak Nasional juga menjadi bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Dalam hal ini, peringatan Hari Anak Nasional juga menjadikan anak sebagai subjek pembangunan yang dilibatkan secara bermakna dalam berbagai aspek kehidupan.

Lagu Anak-anak Islami Terlengkap

Menyanyikan lagu anak-anak islami bersama-sama di Hari Anak Nasional dapat memberikan pembelajaran yang sarat akan makna. Tidak hanya bernyanyi, tapi dalam setiap katanya ada pesan yang baik disampaikan kepada generasi penerus.

Berikut lagu anak-anak Islami terlengkap yang bisa jadi referensi:

Lagu Anak Islami : Sholawat Allahul Kahfi

Berikut lirik lagu anak Islami Sholawat Allahul Kahfi yang dapat Anda ajarkan kepada si kecil sejak dini.

Sholawat Allahul Kahfi

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi Alhamdulillah

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi Alhamdulillah

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi Alhamdulillah

Muda mudi di ini zaman
Bukan tak pandai pengetahuan
Ilmu dan azab ditinggalkan
Sehingga diri bagaikan hewan

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi Alhamdulillah

Hari ke hari yang dipikirkan
Kisah cinta dan kasih sayang
Lupa mati tinggalkan sembahyang
Sesal diri tak kepalang

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi Alhamdulillah

Harta dicari setiap hari
Siang dan malam lupa diri
Anak dan istri lupa mengaji
Sesal dikubur di hari nanti

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi alhamdulillah

Muda mudi di zaman ini
Senang dicari setiap hari
Hura hura dan lupa diri
Lupa mengaji dan lupa mati

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi alhamdulillah

Cukup sudah nasihat ini
Untuk orang yang punya hati
Jika ingin semangat diri
Dekatkan Allah dan juga nabi

اَللهُ الْكَافِى رَبُنَا الْكَافِى

Allahul kaafii rabbunal kaafi

قَصَدْنَا الْكَافِى وَجَدْنَا الْكَافِى

Qashadnal kaafi wajadnal kaafi

لِكُلِ كَافٍ كَفَانَا الْكَافِى

Likullin kaafi kafaa nal kaafi

وَنِعْمَ الْكَافِى اَلحَمْدُ لِلهِ

Wa ni’mal kaafi alhamdulillah

Lagu Anak Islami: 25 Nabi dan Rasul

Lagu anak islami ini cocok untuk diperkenalkan kepada anak agar mereka mengenal nama-nama Nabi dan Rasul Allah sejak dini.

25 Nama Nabi dan Rasul

Ash sholatu ‘ala Nabi
Wassalaamu ‘ala Rasul

Wal anbiyaail mursaliin
Kulluhum mukromun

Sholawat ke atas Nabi
Sejahtera ke atas Rasul

Nabi-Nabi yang diutuskan
Mereka semua adalah mulia

Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh
Ibrahim, Luth, Ismail

Ishak, Yaqub, Yusuf, Ayub
Syuaib, Musa, Harun, Dzulqifli

Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa
Yunus, Zakaria, Yahya, Isa

Wal aakhiru khotimul anbiya
Muhammad Al Musthofaa

Sholawat ke atas Nabi
Sejahtera ke atas Rasul

Terangkan hati kami Ya Allah
Seperti hati RosulMu Ya allah

Ash sholatu ‘ala Nabi
Wassalaamu ‘ala Rasul

Wal anbiyaail mursaliin
Kulluhum mukromun

Lagu Anak Islami: Lagu Rukun Islam

Untuk memperkenalkan ajaran rukun Islam kepada anak. Anda dapat menggunakan lagu berikut yang nada musiknya menggunakan nada lagu Balonku Ada Lima agar anak-anak mudah mengingatnya.

Rukun Islam

Rukun Islam yang lima
Syahadat, salat, puasa
Zakat untuk si papa
Haji bagi yang kuasa
Siapa belum salat (hey)
Siapa belum zakat
Kan rugi di akhirat
Allah pasti melaknat

Lagu Anak Islami : Hymne TPA

Biasanya jika anak-anak mengikuti kegiatan TKA/TPA, mereka akan diperkenalkan dengan nyanyian lagu anak Islami berikut ini. Nah, lagu islami ini cocok dinyanyikan untuk peringatan Hari Anak Nasional terutama di sekolah Islam.

Hymne TPA

Sejak kecil, kami baca
Al-Qur’an pedoman kami

Agar terang jiwa raga
Selamat dunia akhirat

Ya Allah, curahkanlah
Rahmat-Mu pada kami

Jadikanlah Qur’an suci
Jalan terang hidup kami

Tekad kami putra-putri
Santri TKA-TPA
Pegang teguh Qur’an suci
Mengharap ridha ilahi
(2x)

Lagu Anak Islami: Allah Maha Esa

Anda dapat menggunakan nada lagu Balonku Ada Lima untuk menyanyikan lagu anak Islami berikut yang berjudul Allah Maha Esa.

Allah Maha Esa
Rukun Islam yang lima
Syahadat, Salat,Puasa
Zakat untuk siapa
Haji bagi yang kuasa
Siapa tidak salat, dor!
Kan rugi di akhirat
Siapa yang tidak zakat
Oleh Allah dilaknat

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Benarkah Orang Tua Menanggung Dosa Anaknya? Ini Penjelasan Menurut Dalil


Jakarta

Setiap orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anak mereka, termasuk mengajarkan adab dan akhlak. Bagaimana dengan anak yang berlaku buruk, apakah dosanya ditanggung orang tua?

Dalil-dalil Al-Qur’an menunjukkan bahwa Islam memiliki prinsip yang sangat jelas bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan melalui firman-Nya dalam surat Al-An’am ayat 164.

قُلْ أَغَيْرَ ٱللَّهِ أَبْغِى رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَىْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


Artinya: Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan”.

Kemudian dalam ayat lain disebutkan,

كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Artinya: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. Al-Muddatsir: 38)

Mengutip buku Fikih Anak Muslim karya Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa secara prinsip dasar, setiap orang menanggung dosanya dan orang tua tidak serta-merta menanggung dosa anaknya.

Namun, terdapat beberapa kondisi di mana dosa anak dapat turut menjadi beban tanggung jawab orang tua, tergantung pada peran serta pengaruh mereka dalam proses pembentukan akhlak dan perilaku sang anak.

Dalam Islam, anak-anak kecil tidak dibebankan dosa sampai ia berusia baligh. Hal ini seperti dijelaskan dalam hadits riwayat Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata:

“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,’Qalam (pencatat dosa) diangkat (maksudnya: tidak dihitung melakukan dosa) dari tiga orang: anak kecil sampai ia baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang yang terkena musibah sampai musibah itu diangkat’.”

Orang Tua Bisa Berdosa Jika Lalai Mendidik Anak

Merujuk buku Islam Berbicara Soal Anak yang ditulis oleh Kariman Hamzah para ulama berpendapat, orang tua dapat ikut menanggung dosa anak jika mereka lalai dalam mendidik dan membina akhlak anaknya, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama.

Kewajiban mendidik anak tercermin dalam banyak hadits Rasulullah SAW, salah satunya,

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW juga memberikan perintah tegas dalam hal pendidikan ibadah, khususnya dalam mendirikan sholat,

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk sholat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkannya) pada usia sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud)

Dengan demikian, jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang abai terhadap kewajiban agama, dan orang tuanya tidak memberikan arahan yang benar, maka kesalahan dan dosa anak tersebut bisa berdampak pada orang tua sebagai bentuk tanggung jawab kepemimpinan dalam keluarga.

Dosa Bertambah Jika Orang Tua Menjadi Penyebab Kemaksiatan Anak

Islam memberikan peringatan keras terhadap siapa pun yang mendorong atau menjadi penyebab orang lain berbuat dosa. Dalam konteks ini, orang tua yang memfasilitasi perilaku maksiat anak, misalnya dengan memberikan kebebasan tanpa pengawasan, membiarkan tontonan dan pergaulan buruk, atau bahkan menyuruh langsung pada hal yang haram, maka akan mendapatkan bagian dari dosa tersebut.

Dalam hadits disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)

Tanggung Jawab Orang Tua Berakhir Ketika Anak Sudah Dewasa

Dilansir dari laman Daarut Tauhid, disebutkan bahwa tanggung jawab orang tua tidak berlaku selamanya. Jika orang tua telah mendidik anak-anaknya dengan ajaran Islam yang benar, memberikan contoh perilaku yang baik, dan menasihati mereka ketika menyimpang, maka tanggung jawab dosa tidak lagi berada di pundak orang tua, meskipun anak tetap melakukan kesalahan.

Hal ini dapat dilihat dari kisah Nabi Nuh AS yang memiliki anak durhaka. Walau sang ayah adalah seorang nabi yang mulia dan berdakwah tanpa henti, anaknya tetap memilih jalan kekufuran dan akhirnya tenggelam dalam banjir besar. Allah SWT berfirman kepada Nabi Nuh sebagaimana diabadikan dalam surat Hud ayat 46,

قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

Artinya: Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”.

Kisah ini menunjukkan bahwa hidayah tidak bisa diwariskan, dan orang tua tidak dibebani atas keputusan akhir anak yang sudah cukup umur dan paham tanggung jawab agama.

Di sisi lain, ketika seorang anak menjadi pribadi saleh, hal itu justru menjadi sumber pahala yang terus mengalir bagi kedua orang tuanya. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com