Tag Archives: penis mengecil

5 Perubahan yang Terjadi Pada Mr P Seiring Bertambahnya Usia

Jakarta

Seiring pertambahan usia, tubuh manusia akan mulai mengalami perubahan. Pada pria, perubahan juga terjadi pada Mr P alias penis.

Penis dapat mengalami berbagai macam perubahan, mulai dari ukuran, bentuk, hingga kemampuan ereksi. Terkadang, risiko penis mengalami masalah kesehatan tertentu pun meningkat seiring bertambahnya usia.

Lantas, apa saja perubahan yang bisa terjadi pada penis seiring pertambahan usia? Dikutip dari Livestrong, berikut penjelasannya.


1. Ereksi Berkurang

Profesor urologi dari Loyola Medicine di Chicago, Denise Asafu-Adjei, MD mengatakan pertambahan usia bisa memengaruhi kemampuan penis untuk ereksi. Ini disebabkan oleh perubahan pada jaringan yang membuat penis bisa ereksi.

“Ketika kita masih muda, jaringan penis ada pada bentuk terbaiknya, elastis serta dapat menghasilkan ereksi yang keras dan utuh,” ujarnya.

Selain faktor usia, penurunan fungsi ereksi juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup. Karenanya, menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rutin berolahraga, dapat membantu mempertahankan fungsi ereksi meski sudah memasuki usia lanjut.

2. Penis Jadi Kurang Sensitif

Pertambahan usia juga bisa memengaruhi sensitivitas penis terhadap rangsangan seksual. Inilah penyebab pria yang sudah tua membutuhkan waktu lebih lama agar bisa terangsang saat bercinta.

Risikonya akan semakin bertambah ketika seorang pria mengidap kondisi kronis, seperti diabetes tipe 2. Diabetes dapat memengaruhi saraf dan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk yang ada di penis.

Kabar baiknya, pria sehat memiliki risiko yang lebih kecil mengalami masalah ini. Jadi, penurunan sensitivitas bukanlah perubahan mutlak yang bakal terjadi pada setiap pria seiring pertambahan usia.

3. Ukuran Penis Mengecil

Asafu-Adjei menjelaskan ada beberapa hal yang bisa menyebabkan ukuran penis menyusut seiring pertambahan usia. Pertama, jaringan penis mulai kehilangan elastisitasnya.

Kedua, kelebihan berat badan. Asafu-Adjei mengatakan lemak yang menumpuk di perut dapat ‘mengubur’ penis dan membuatnya tampak lebih kecil. Karenanya, mengurangi lemak visceral bisa saja membuat penis tampak lebih panjang atau besar.

“Saya melihat peningkatan yang baik dalam cara orang-orang memandang diri dan tampilan penis mereka hanya dengan memangkas lemak perut,” katanya.

4. Penis Melengkung

Penis pria mengalami banyak hal selama bertahun-tahun. Terkadang, itu dapat menyebabkan perubahan bentuk penis.

Kondisi ini disebut juga sebagai penyakit Peyronie, yaitu kondisi penis melengkung yang disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut di bawah kulit penis.

Penyakit terbilang cukup jarang, hanya menyerang 1 dari 10 orang pria. Namun, risikonya dapat meningkat seiring pertambahan usia.

“Hal ini disebabkan oleh cedera pada penis, termasuk posisi seksual tertentu,” ujar Asafu-Adjei.

5. Risiko Disfungsi Ereksi Meningkat

Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika penis kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi.

Usia menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Translational Andrology and Urology pada 2017 menemukan saat pria berusia 40-an, risiko terkena disfungsi ereksi adalah 40 persen, dan akan terus meningkat sebesar 10 persen per dekade.

Sebagian dari peningkatan itu disebabkan oleh meningkatnya risiko kondisi yang dapat memengaruhi fungsi ereksi, seperti diabetes, penyakit jantung, kolesterol, dan tekanan darah tinggi. Tak hanya itu, penurunan kadar testosteron yang terjadi seiring pertambahan usia juga berkontribusi memengaruhi dorongan seks dan kemampuan ereksi.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Hal yang Bisa Bikin Ukuran Mr P Mengecil, Salah Satunya gegara Kegemukan

Jakarta

Banyak orang beranggapan, tingkat kepuasan dalam bercinta dipengaruhi oleh ukuran Mr P. Dalam hal ini semakin besar ukuran Mr P, semakin momen bercinta menjadi ‘nagih’. Namun di samping itu, ada beberapa kondisi yang bisa bikin ukuran Mr P mengecil.

Umumnya, Mr P dalam keadaan normal berukuran 8-9 cm atau sekitar 3,5 inci. Sedangkan, saat ereksi membesar hingga 12-13 cm atau sekitar 5,1 inci. Namun terlepas dari ukuran rata-rata itu, ada beberapa hal yang bisa membuat ukuran Mr P semakin kecil. Dikutip dari Clavell Urology, berikut penjelasannya:

Kegemukan

Penambahan berat badan juga bisa membuat penis tampak lebih pendek. Berbeda dengan wanita yang berat badannya bertambah justru semakin besar bagian paha, payudara dan lainnya. Pada tubuh pria biasanya di bagian perut bawah (disebut dengan ‘panniculus’). Jumlah lemak di bagian itu menghalangi penis dan membatasi visibilitasnya jadi membuat penis mengecil.


Penuaan

Secara alami, penuaan menjadi penyebab yang paling utama. Biasanya semakin bertambah usia semakin banyak lemak yang menumpuk di dinding pembuluh darah. Terjadilah penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan aliran darah dari jantung ke penis tidak lancar. Luka kecil di area aktivitas seksual yang berulang juga dapat menciutkan penis baik saat bentuk normal maupun ereksi.

Disfungsi Ereksi

Saat tubuh berhenti ereksi dalam waktu yang lama, jaringan elastis yang meregangkan penis dari keadaan lembek (normal) ke ereksi dapat berubah. Jadi, penis kehilangan elastisitasnya. Jika tidak elastis, penis tidak akan meregang saat ereksi.

Penyakit Peyronie

Pada kondisi ini, penis membengkok dan mengecil akibat pembentukan jaringan parut (dikenal juga dengan plak) sepanjang batang penis. Sampai saat ini belum bisa dipastikan penyebabnya. Ada dugaan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh luka pada jaringan elastis penis yang terjadi secara terus menerus karena olahraga atau saat berhubungan seksual.

Penis yang mengecil bisa saja kembali normal kalau penyebabnya cukup ringan. Namun, tidak bisa diubah apabila mengecil secara alami karena penuaan. Jika penis mengecil karena kegemukan, maka bisa dikembalikan ke ukuran normal dengan menurunkan berat badan.

Jika penis mengecil karena penyakit peyronie, maka diperlukan perawatan prosedur penghilangan jaringan parut dengan obat-obatan atau operasi. Begitupun kondisi penyakit lainnya, konsultasikan ke dokter terkait perawatan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy