Tag Archives: penis

Tak Seperti yang Dibayangkan, Ternyata Ini Ukuran Rata-rata Mr P Kata Dokter


Jakarta

Bagi pria, ukuran Mr P alias penis menjadi hal yang cukup diperhatikan. Namun, kebanyakan orang melebih-lebihkan ukuran rata-rata penis pria.

Banyak yang mengklaim bahwa ukuran penis pria bisa mencapai sekitar 12 sentimeter, bahkan dalam kondisi ereksi. Untuk membuktikannya, seorang dokter bernama Jen Caudle menyajikan detail ukuran rata-rata penis yang sebenarnya.

“Saya ingin memberikan sedikit pengetahuan tentang ukuran rata-rata penis yang sebenarnya,” kata dokter tersebut, dikutip dari New York Post.


“Salah satu alasannya adalah karena menurut saya kebanyakan orang atau lebih tepatnya banyak orang berpikir bahwa rata-rata ukuran penis jauh lebih panjang dan lebih besar daripada yang sebenarnya,” sambungnya.

Selain itu, menurutnya ada banyak tekanan masyarakat untuk melakukan hal tertentu demi mendapatkan ukuran penis yang ideal. Memang berapa ukuran rata-rata penis yang sebenarnya?

“Ukuran rata-rata penis pada kondisi tidak ereksi adalah 3,6 inci (9 cm), dan ukuran rata-rata penis yang ereksi adalah 5,17 inci (13 cm). Apakah Anda tahu ini sebenarnya lebih pendek dari yang banyak orang bayangkan,” jelasnya.

Meski begitu, Dr Caudle meminta agar para pria untuk tidak khawatir jika memiliki ukuran penis yang menurutnya tidak ideal. Pasalnya, ukuran penis seringkali tidak berhubungan dengan kenikmatan seksual saat bercinta.

Menurutnya, hal terpenting dalam berhubungan seks adalah bagaimana kedua pasangan memberikan kenikmatan satu sama lain dan saling mendukung.

“Yang penting adalah menjadi dirimu sendiri,” tegasnya.

Mengetahui penjelasan dari Dr Caudle, banyak pria yang merasa terkejut dengan data tersebut. Mereka menyadari bahwa banyak orang yang memang terlalu melebih-lebihkan ukuran rata-rata penis seorang pria.

Namun, ada banyak orang yang juga memiliki pendapat yang sama dengan Dr Caudle, bahwa ukuran penis tidak begitu penting.

“Yooo aku di atas rata-rata (tapi aku masih minder),” tulis netizen.

“Seperti halnya uang, yang penting adalah apa yang Anda lakukan dengannya,” sindir netizen lainnya.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Cara Hilangkan Rasa Sakit pada Mr P Usai Bercinta, Aman dan Anti Repot!

Jakarta

Beberapa pria mengeluhkan rasa sakit pada area Mr P setelah bercinta, misalnya karena ada luka atau lecet. Seringkali menjadi pertanyaan, lantas bagaimana cara yang aman untuk mengatasi nyeri ini? Apakah cukup didiamkan saja, atau ada trik yang bisa dicoba agar Mr P tak nyeri lagi?

Memang jika didiamkan, nyeri pada Mr P ini bisa mempengaruhi cara berjalan atau duduk. Namun tak perlu cemas, rasa sakit pada Mr P usai berhubungan seks bisa diatasi dengan beberapa cara. Dikutip dari The Health Site, inilah berbagai cara untuk meredakan rasa sakit pada penis setelah berhubungan intim:

1. Istirahat

Tidak diragukan lagi, langkah pertama untuk meredakan nyeri pada Mr P seusai bercinta adalah dengan beristirahat. Ketika penis terasa nyeri seusai berhubungan seks, berikan waktu rehat setidaknya 24 hingga 36 jam.


2. Kompres air dingin

Menggunakan waslap atau sapu tangan yang dicelupkan ke air dingin dapat meredakan rasa sakit pada Mr P. Mulailah dengan mengusap penis secara perlahan hingga rasa sakitnya berkurang.

3. Berendam di air hangat

Merendam penis ke dalam air hangat menjadi salah satu cara mudah untuk meredakan rasa nyeri. Penggunaan air hangat, pasti akan mengendurkan berbagai otot Mr P sehingga bisa meredakan rasa sakit setelah berhubungan seks.

4. Hindari penggunaan pakaian ketat

Untuk membantu mengatasi rasa sakit pada penis setelah berhubungan seks, sebaiknya hindari penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat. Pasalnya, luka lecet mungkin semakin terasa sakitnya jika tergesek pakaian ketat.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Awas, 5 Kebiasaan Sepele yang Tak Disangka Bisa Bikin Mr P ‘Menciut’

Jakarta

Bagi kebanyakan pria, ukuran penis adalah sesuatu yang sangat memengaruhi kepercayaan diri, termasuk untuk urusan seks. Pasalnya, ada stereotip bahwa semakin besar ukuran penis, maka semakin mudah pula untuk memuaskan pasangan saat bercinta. Tak hanya itu, banyak juga yang percaya kalau wanita lebih suka dengan pria yang memiliki ukuran alat vital yang besar.

Namun, penis ternyata juga bisa menyusut dan mengecil loh. Faktanya, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa mengurangi ukuran alat vital pria. Umumnya, hal ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. Apa saja sih?

Kebiasaan yang Bisa Bikin Mr P Menciut

1. Jarang Makan Buah dan Sayur

Buah dan sayur mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satunya adalah antioksidan, zat yang turut menunjang kesehatan alat reproduksi.


Antioksidan dapat membantu memelihara kesehatan pembuluh darah dan melindunginya dari efek radikal bebas. Sebagaimana yang diketahui, untuk bisa ereksi penis harus mendapat aliran darah. Jika aliran darah ke penis terganggu akibat masalah di pembuluh darah, maka hal ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi yang bisa membuat ukuran penis ‘menyusut’ saat ereksi.

2. Sering Makan Junk Food

Kebiasaan lain yang dapat membuat penis menciut adalah keseringan mengonsumsi junk food. Rata-rata, junk food diolah dengan menggunakan bahan-bahan yang tinggi kalori, garam, lemak jenuh, dan kolesterol. Zat-zat tersebut dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, sehingga secara tidak langsung memengaruhi fungsi seksual pria.

Garam, misalnya. Garam atau sodium merupakan zat utama yang dapat memicu darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke bagian tubuh, termasuk penis, menjadi terhambat.

Selain garam, lemak dan kolesterol yang terkandung dalam junk food juga bisa memicu terjadinya penumpukan dalam pembuluh darah yang bisa menghambat aliran darah.

3. Jarang Berolahraga

Olahraga memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kesehatan pembuluh darah. Karenanya, orang yang jarang berolahraga sangat rentan mengalami masalah pada pembuluh darah, yang bisa berujung ke gangguan ereksi.

Pasalnya, orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki sirkulasi darah yang tidak baik, serta rentan mengalami penyumbatan pembuluh darah. Jika dikombinasikan dengan kebiasaan makan junk food serta jarang mengonsumi buah dan sayur, hal ini tentunya bisa sangat berdampak pada kesehatan organ reproduksi pria.

4. Merokok

Sudah bukan rahasia lagi kalau merokok bisa memicu gangguan kesehatan. Selain bisa menyerang paru-paru dan jantung, efek samping merokok juga bisa membuat ukuran penis menciut loh.

Pasalnya, kandungan nikotin dan zat kimia yang ada dalam rokok bisa memicu terjadinya penumpukan lemak atau plak pada pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi terhambat. Hal inilah yang bisa membuat penis kesulitan untuk ereksi meski mendapat rangsangan seksual.

5. Jarang Membersihkan Gigi

Sebuah studi menemukan kalau kesehatan mulut dan gigi ternyata sangat berpengaruh terhadap organ vital pria. Studi yang dilakukan pada 2012 itu mengungkapkan orang yang jarang menggosok gigi dan membersihkan mulut memiliki risiko lebih besar mengalami disfungsi ereksi yang membuat ukuran penis menciut.

Pasalnya, bakteri yang menumpuk di mulut ternyata bisa berpindah ke dalam tubuh dan memicu peradangan pada pembuluh darah. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka dapat menyebabkan gangguan pada sirkulasi darah yang kemudian memicu terjadinya disfungsi ereksi.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Pasta Gigi Bisa Perbesar Mr P Secara Alami, Mitos atau Fakta?

Jakarta

Tak sedikit pria yang ingin memiliki ukuran penis yang besar. Pasalnya, ukuran penis sering dianggap sebagai tolak ukur ‘keperkasaan’ seorang pria dalam berhubungan seks.

Karenanya, tidak heran jika banyak pria yang tidak segan-segan melakukan berbagai macam cara demi memiliki organ vital yang besar. Berbagai macam metode pun dicoba, mulai dari melakukan prosedur medis hingga menggunakan bahan-bahan alami, termasuk pasta gigi.

Percaya atau tidak, ada sejumlah orang yang meyakini kalau pasta gigi dapat memperbesar penis secara alami. Bahkan, tutorial meramu pasta gigi untuk memperbesar penis juga dapat ditemukan di pencarian online. Tapi, apa benar pasta gigi bisa digunakan untuk memperbesar alat vital pria? Simak berikut ini.


Pasta Gigi untuk Perbesar Penis, Mitos atau Fakta?

Jawabannya adalah mitos! Pasta gigi tidak bisa digunakan sebagai obat untuk memperbesar penis. Pakar urologi Paul C Thur, MD, menjelaskan pasta gigi justru bisa membahayakan jika dioles ke kulit penis.

“Pasta gigi mengandung bahan kimia, pemutih, dan berbagai macam minyak, seperti peppermint, yang pedas dan bisa membakar kulit yang sensitif,” jelasnya, dikutip dari Healthline, Kamis (28/12/2023).

Lebih lanjut, Thur mengatakan jika jaringan kulit penis mengalami kerusakan, maka dapat menyebabkan selulitis atau infeksi bakteri yang berpotensi serius.

“Pada beberapa kasus, ini bisa menyebabkan kecacatan, seperti luka di penis. Hal tersebut dapat membuat penis kehilangan kemampuan merasakan rangsangan,” imbuhnya.

Selain itu, mengoleskan pasta gigi ke penis juga bisa berdampak buruk pada pasangan wanitanya. Pasalnya, bahan kimia dan zat pemutih yang terkandung dalam pasta gigi bisa menempel di vulva atau dinding vagina sehingga memicu terjadinya iritasi.

Cara Memperbesar Penis Secara Alami

Meski pasta gigi tidak bisa digunakan sebagai obat pembesar alat vital, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk memperbesar penis secara alami. Berikut beberapa yang bisa dicoba:

1. Diet

Terkadang, proporsi tubuh yang tidak seimbang bisa membuat penis tampak lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Karena itu, dengan memiliki berat dan ukuran badan yang ideal bisa membuat penis tampak lebih besar.

Selain itu, orang yang menjalani diet kerap dituntut mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat dan kalium. Kalium atau potasium dapat membantu menjaga keseimbangan dan kesehatan hormon, termasuk hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan penis.

2. Bawang Putih

Bawang putih memiliki banyak sekali khasiat bagi pria, termasuk untuk urusan seksualitas. Bahan alami ini dapat meningkatkan hormon testosteron yang memengaruhi gairah seksual. Tak hanya itu, bawang putih juga bisa meningkatkan jumlah sperma, sehingga secara tidak langsung bisa meningkatkan kesuburan.

Bawang putih juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk membantu mengatasi disfungsi ereksi. Kandungan L-arginin yang ada pada bawang putih dapat meningkatkan kadar oksida nitrat yang bisa meningkatkan peredaran darah dalam tubuh, termasuk ke penis.

3. Ginkgo Biloba

Selain bawang putih, bahan herbal lain yang bisa dikonsumsi untuk menunjang fungsi seksual pria adalah ginkgo biloba. Ginkgo biloba merupakan tanaman yang sejak lama dipercaya sebagai obat kuat alami oleh masyarakat China dan Korea.

Mengonsumsi ginkgo biloba dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, termasuk penis, sehingga diyakini bisa memperbesar ukuran penis saat ereksi.

4. Berhenti Merokok

Rokok tidak hanya menyebabkan gangguan pada paru-paru dan jantung saja. Efek samping rokok juga bisa memicu disfungsi seksual dan memengaruhi ukuran penis saat ereksi.

Ini disebabkan oleh kandungan kimia yang ada dalam rokok. Bahan-bahan kimia tersebut dapat memicu terbentuknya plak atau penumpukan lemak pada pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah dalam tubuh, termasuk yang menuju penis, menjadi terhambat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penis sulit untuk ereksi.

Jadi dengan berhenti merokok, maka secara tidak langsung akan berkontribusi pada kesehatan seksual dan memperbesar ukuran penis.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Teknik Jelqing Diklaim dapat Memperbesar Penis, Benarkah?

Jakarta

Saat berhubungan seks, pria ingin memiliki penis yang besar dan panjang agar memuaskan pasangannya. Namun, banyak pria yang memiliki ukuran penis cukup pendek sehingga kurang percaya diri ketika di atas ranjang.

Meski begitu, ada metode yang diyakini dapat memperbesar dan memperpanjang Mr.P, yakni dengan melakukan jelqing. Meski begitu, detikers perlu berhati-hati karena teknik ini dapat menimbulkan efek samping.

Lantas, apa itu teknik jelqing? Benarkah dapat memperbesar penis? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


Pengertian Jelqing

Jelqing adalah metode memperbesar penis dengan cara memijat dan menekannya menggunakan jari saat setengah ereksi. Teknik jelqing diketahui telah dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah kuno sejak 200 tahun yang lalu.

Dilansir situs Mens Matters, dengan melakukan jelqing diyakini dapat menimbulkan robekan kecil pada otot-otot yang menopang batang penis. Seiring robekan tersebut mulai sembuh, penis dikatakan menjadi lebih panjang dari sebelumnya.

Selain itu, masyarakat Timur Tengah kuno juga meyakini kalau menarik dan meremas penis secara rutin dapat meningkatkan aliran darah ke Mr.P saat ereksi. Cara tersebut membuat penis lama kelamaan jadi lebih besar.

Namun, sampai sekarang belum ada penelitian yang mengungkapkan apakah teknik jelqing mampu memperbesar penis. Sampai sekarang, metode ini masih menjadi perdebatan di dunia medis.

Teknik Melakukan Jelqing

Jika detikers penasaran, berikut teknik melakukan jelqing yang dilansir dari Healthline:

  1. Letakkan jari telunjuk dan ibu jari hingga membentuk lingkaran seperti isyarat tangan ‘oke’
  2. Setelah itu, eratkan lingkaran jari tadi ke batang penis
  3. Kemudian berikan tekanan ringan dengan mendorong batang penis dari bawah ke atas menggunakan jari
  4. Gerakan lingkaran jari secara perlahan ke arah kepala penis hingga mencapai bagian ujung selama 3-5 detik. Jika terasa nyeri, kurangi tekanannya.
  5. Lakukan cara ini selama 20 menit sebanyak satu kali sehari.

Efek Samping Jelqing

Jelqing dikatakan aman jika kamu tidak menekan penis terlalu keras. Sebab, memberikan tekanan yang terlalu besar ke Mr.P dapat menimbulkan sejumlah efek samping, yaitu:

  • Muncul memar pada penis
  • Rasa sakit atau nyeri di seluruh batang penis
  • Iritasi kulit karena gesekan dengan jari
  • Disfungsi ereksi
  • Jaringan parut di kulit penis karena jelqing terlalu keras
  • Pembuluh darah penis pecah

Untuk menghindari efek samping seperti lecet dan memar, disarankan untuk menggunakan pelumas. Cara tersebut membuat penis jadi basah dan licin sehingga meminimalisir risiko lecet.

Apakah Jelqing Efektif Memperbesar Penis?

Jadi, apakah melakukan teknik jelqing dapat memperbesar penis? Jawaban singkatnya tidak juga, tapi kemungkinan besar bisa.

Sebab, sebagian besar bukti yang mengklaim kalau jelqing dapat memperpanjang ukuran penis hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Orang-orang tersebut mengatakan jelqing dapat menambah panjang, memperbesar, dan membuat penis ereksi lebih tahan lama.

Akan tetapi, sampai sekarang belum ada penelitian yang menunjukan bahwa jelqing benar-benar dapat memperbesar penis. So, pikir dua kali sebelum benar-benar melakukan jelqing karena risikonya cukup fatal.

Demikian pembahasan mengenai teknik jelqing beserta cara-cara dan efek sampingnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Dear Pria, Ini 4 Cara Simpel Besarkan Penis Secara Alami

Jakarta

Ukuran penis adalah sesuatu yang dianggap penting oleh banyak pria. Seringkali, ukuran penis dikaitkan dengan ‘keperkasaan’ dan performa dalam berhubungan seks.

Meskipun sudah banyak riset yang membantah hal tersebut, stereotip tentang ukuran penis sudah terlalu melekat dan diyakini oleh banyak orang. Karenanya, tidak heran jika banyak pria yang mencari cara untuk membesarkan penis.

Kebanyakan, cara membesarkan penis dilakukan lewat prosedur medis seperti operasi, suntik lemak, implan, dan lain sebagainya. Tapi selain lewat prosedur tersebut, ada juga cara membesarkan penis secara alami yang kerap dilakukan banyak orang. Salah satu yang paling dipercaya adalah dengan melakukan latihan atau olahraga tertentu. Apa saja latihannya?


Latihan untuk Membesarkan Penis Secara Alami

1. Stretching

Stretching atau peregangan adalah salah satu cara membesarkan penis secara alami yang dipraktikkan para pria. Sesuai namanya, latihan ini dilakukan dengan cara meregangkan otot penis sehingga bisa memanjang.

Konon, dengan meregangkan penis maka dapat menimbulkan robekan pada jaringan, atau yang disebut juga dengan istilah ‘micro-tears’. Saat sembuh, jaringan tersebut bisa tampak membesar, sehingga membuat penis terlihat lebih panjang.

2. Pijat

Sama seperti stretching, metode pijat juga dilakukan untuk menciptakan robekan pada jaringan penis. Sehingga saat sembuh, jaringan yang robek tadi tampak membesar dan membuat penis terlihat lebih panjang dan besar.

Latihan ini biasanya dilakukan dengan bantuan pelumas atau lubricant untuk menghindari lecet pada penis. Latihan pijat harus dilakukan berulang kali agar hasilnya bisa muncul lebih cepat.

3. Jelqing

Jelqing adalah latihan yang cukup populer dan sering dilakukan untuk membesarkan penis secara alami. Jelqing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan penis dengan cara menarik dan memberikan tekanan.

Jelqing dipercaya dapat membuat penis tumbuh lebih panjang dan tebal. Cara melakukannya adalah dengan membentuk lingkaran menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan, lalu gerakkan tangan tersebut di sepanjang batang penis sambil sedikit meremasnya.

Latihan ini biasanya dilakukan selama 5 sampai 20 menit sebanyak dua kali sehari. Jelqing biasanya dilakukan saat penis dalam keadaan setengah ereksi, dan berhenti dilakukan ketika penis sudah dalam keadaan ereksi sepenuhnya.

4. Kegel

Meski kerap identik dengan wanita, pria juga bisa melakukan latihan kegel untuk membesarkan penis secara alami. Kegel cocok dilakukan saat sedang berhubungan intim. Cara melakukannya adalah memberikan pijatan lembut pada penis sebelum mulai berhubungan seks. Latihan ini pun dipercaya mampu menambah ukuran dan ketebalan penis.

Selain menambah ukuran penis, latihan kegel juga bisa membantu pria untuk meningkatkan performa seksual dan tahan lebih lama saat berhubungan intim dengan pasangan.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Kenali Small Penis Syndrome, Banyak Dialami Pria yang Cemas Mr P Terlalu Kecil

Jakarta

Pengidap sindrom penis kecil tidak sesungguhnya memiliki Mr P yang kecil, tetapi mengalami kecemasan terus-menerus tentang ukuran Mr P mereka. Orang dengan kondisi ini khawatir bahwa ukuran genitalnya terlalu kecil atau menganggap orang lain akan mencemooh mereka karena ukurannya.

Dikutip dari Medical News Today, beberapa dokter menyebut sindrom penis kecil sebagai gangguan dismorfik penis atau penile dysmorphic disorder (PDD). Adapun kondisi ini termasuk sebagai variasi dari gangguan dismorfik tubuh atau body dysmorphic disorder (BDD).

Apa itu Sindrom Penis Kecil?

Orang dengan sindrom penis kecil atau PDD tidak benar-benar memiliki Mr P yang kecil. Namum, mereka sangat cemas dengan ukuran Mr P mereka.


Memiliki Mr P yang kecil sendiri bukanlah diagnosis medis. Terlebih, sangat jarang seseorang mengidap mikropenis hingga mengganggu fungsi seksual mereka.

PDD adalah salah saju jenis BDD, yakni gangguan yang mendistorsi persepsi seseorang terhadap tubuhnya. BDD dapat memicu kecemasan yang luar biasa pada seseorang mengenai penampilannya.

Orang dengan PDD merasa malu dan cemas dengan ukuran Mr P-nya. Mereka mungkin secara keliru percaya bahwa mereka memiliki mikropenis, bahkan ketika ukuran Mr P mereka normal.

Gejala Sindrom Penis Kecil

Perlu diketahui bahwa merasa khawatir sesekali akan ukuran Mr P merupakan hal yang umum pada pria, terutama jika mereka merasa tertekan akibat melihat alat kelamin pria yang lebih besar dalam pornografi.

Namun, orang dengan sindrom ini secara obsesif mengkhawatirkan ukuran Mr P mereka.
Beberapa gejalanya termasuk:

  • Terus-menerus membandingkan ukuran Mr P mereka dengan orang lain, termasuk yang diperlihatkan media
  • Meyakini bahwa Mr P-nya sangat kecil meskipun sebenarnya tidak
  • Memiliki persepsi yang menyimpang tentang ukuran Mr P
  • Memiliki penilaian yang sangat tinggi pada ukuran Mr P
  • Merasa malu minder dengan ukuran Mr P
  • Mengalami kesulitan berhubungan seks karena kecemasan tersebut
  • Berkurangnya fungsi seksual, termasuk dalam mengalami ereksi atau orgasme.

Beberapa orang dengan sindrom penis kecil memiliki gejala gangguan dismorfik tubuh (BDD), seperti:

  • Terobsesi dengan penampilan
  • Perilaku berulang atau kompulsif yang berkaitan dengan penampilan, seperti dandan atau membeli pakaian
  • Tidak nyaman dengan penampilan
  • Depresi atau kecemasan tentang penampilan

Meskipun tampak serupa, sindrom penis kecil bukanlah diagnosis medis, sedangkan dokter dapat mendiagnosis seseorang menderita BDD.

Cara Mengatasi Sindrom Penis Kecil

Jika merasa cemas atau khawatir dalam level yang ringan hingga sedang, mencari informasi tentang ukuran rata-rata Mr P atau bertanya kepada dokter tentang apa yang dianggap sebagai mikropenis dapat membantu.

Jika seseorang khawatir tentang performa seksualnya, mereka mungkin akan merasa lebih nyaman dengan dukungan dan kepastian dari pasangan mereka. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita heteroseksual merasa puas dengan ukuran penis pasangannya.

Perawatan medis dapat membantu pria dengan BDD atau kecemasan tentang ukuran Mr P. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Cognitive behavioral therapy (CBT)
  • Memahami dan mengatasi pemicu/trigger
  • Terapi seks atau konseling pasangan

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

10 Alasan Mr P Terasa Nyeri Setelah Berhubungan Intim


Jakarta

Rasa sakit saat atau setelah berhubungan seks pada pria adalah hal yang umum dan seringnya dapat diobati.

Adapun penyebab penis terasa sakit setelah berhubungan intim dapat berkisar dari masalah saraf, kondisi kulit, hingga kecemasan.

Rasa sakit akibat penyebab-penyebab tersebut dapat mempengaruhi kenikmatan seks, performa, bahkan menyebabkan seseorang kehilangan minat pada seks dari waktu ke waktu.


Dikutip dari Health, berikut adalah 10 penyebab penis terasa sakit setelah bercinta.

1. Penis bengkok

Penyakit Peyronie, atau yang dikenal sebagai penis bengkok, adalah penyebab umum rasa sakit pada penis. Rasa sakit yang terjadi saat berhubungan seks dapat menjadi tanda awal kondisi ini.

Penyebab penyakit Peyronie belum diketahui secara jelas, tetapi para peneliti menduga cedera penis atau penyakit autoimun dapat memicunya.

2. Herpes genital

Jika seseorang mengalami luka yang menyakitkan atau ruam melepuh pada alat kelamin, ia mungkin mengidap herpes. Infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi dan dapat menyerang semua jenis kelamin.

Herpes genital disebabkan oleh salah satu dari dua jenis virus herpes simpleks (HSV). HSV-2 adalah penyebab utama herpes genital, tetapi seseorang juga dapat tertular dari HSV-1, yaitu virus yang menyebabkan luka mirip sariawan di mulut.

3. Peradangan kepala penis

Pembengkakan pada kulup penis, yang disebut balanitis, sering kali disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi kulit lainnya. Salah satu gejala awalnya adalah penis terasa nyeri atau kemerahan pada kulit.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang tidak disunat atau memiliki diabetes yang tidak terkontrol. Balanitis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur meskipun infeksi virus dan bakteri juga dapat terjadi.

4. Masalah saraf

Olahraga yang melibatkan benturan pada selangkangan atau duduk dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan cedera pada saraf pudendal. Saraf ini berfungsi untuk menyuplai sensasi ke area genital.

Hubungan seks yang menyakitkan adalah salah satu dari banyak kemungkinan gejala neuralgia pudendal, yaitu rasa sakit pada satu atau lebih area yang dipersarafi oleh saraf pudendal.

5. Prostatitis

Jika terasa sakit saat ejakulasi, hal ini sering kali merupakan tanda prostatitis atau peradangan pada prostat.

Prostatitis dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di area sekitar anus, penis, testis, dan perut atau punggung bagian bawah. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk komplikasi saluran kemih dan infeksi menular seksual (IMS).

6. Frenulum pendek atau ketat

Frenulum adalah lapisan kulit di bagian bawah penis yang mengikat kepala penis ke kulup. Frenulum yang pendek atau ketat (frenulum breve) dapat menyulitkan kulup untuk ditarik kembali.

Saat ereksi, jaringan yang ketat tersebut dapat memiringkan kepala penis ke bawah sehingga mengakibatkan ereksi yang menyakitkan.

7. Kondisi kulit

Orang dengan psoriasis, contohnya, dapat mengalami bercak bersisik pada alat kelamin mereka. Pada pria, ruam dapat muncul pada kelenjar, batang, testis, area kemaluan, bokong, perineum (area antara anus dan skrotum), dan semua lipatan kulit yang berdekatan.

Selain itu, jika terlihat bercak-bercak putih tipis pada penis, seseorang mungkin menderita lichen sclerosis. Kondisi ini menyebabkan kulit tidak merata, perubahan warna, dan penipisan kulit. Orang dengan kondisi ini dapat mengalami robekat pada kulit penis saat berhubungan intim atau saat ereksi.

8. Kulup yang ketat

Jika tidak disunat, kulup, yang menutupi kepala penis, akan tertarik ke belakang saat ereksi. Ketika lipatan kulit tersebut tersangkut atau menyempit di ujungnya dan tidak dapat ditarik kembali, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini disebut fimosis.

Fimosis lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki. Pada orang dewasa, hal ini sering kali disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang mendasari atau cedera pada kulup.

9. Ketegangan atau kecemasan

Rasa sakit pada area genital juga dapat dikaitkan dengan stresor emosional. Satu studi menemukan bahwa pria dengan nyeri panggul memiliki tingkat kecemasan dan tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami nyeri sama sekali.

10. Terlalu banyak berhubungan seks

Penis akan terasa sakit jika seseorang melakukan hubungan seks lebih banyak dari biasanya. Namun, ketidaknyamanan karena alasan ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Temui penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala yang bermasalah atau terjadi secara terus-menerus. Gejala-gejala lainnya yang dapat terjadi meliputi perubahan pada air mani, keluarnya cairan, pembengkakan pada area genital, dan timbul benjolan atau lesi.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Penyebab Penis Bengkok pada Pria, Kondisinya Bisa Sefatal Ini

Jakarta

Penis bengkok ke kiri atau ke kanan saat ereksi adalah hal normal yang bisa terjadi pada pria. Namun, di beberapa kasus, penyebab penis bengkok bisa dikarenakan penyakit yang tidak disadari.

Ketika penis mendapat rangsangan seksual, aliran darah akan mengalir ke ruang seperti spons di dalam penis dan membuatnya ereksi. Jika aliran darah tersebut tidak mengalir secara merata ke ruang-ruang tersebut, dapat menyebabkan penis melengkung saat ereksi.

Sebenarnya, penis sedikit melengkung saat ereksi adalah kondisi yang normal. Tapi apabila bengkoknya tidak wajar,dan disertai rasa nyeri atau sakit, bisa jadi pertanda mengalami kondisi medis tertentu. Apa saja kondisi yang bisa menyebabkan penis menjadi bengkok itu?


Penyebab Penis Bengkok

1. Cedera

Cedera penis bisa terjadi saat melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau berhubungan seks. Salah satu jenis cedera yang bisa terjadi adalah patah penis.

Patah penis berbeda dengan patah tulang, karena organ itu sendiri tidak memiliki tulang. Patah penis adalah kondisi ketika penis yang sedang ereksi tiba-tiba membengkok secara paksa atau tiba-tiba, sehingga menyebabkan trauma pada pembuluh darah.

Patah penis biasanya terjadi ketika berhubungan seks, yakni ketika penis secara tidak sengaja keluar dari vagina dan ‘menabrak’ pelvis. Patah penis juga bisa terjadi apabila seorang pria terlalu agresif saat masturbasi.

2. Peyronie

Peyronie adalah kondisi ketika terjadi pembentukan jaringan parut, atau yang disebut juga dengan plak, pada sepanjang batang penis sehingga membuatnya bengkok saat ereksi. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tapi umumnya lebih sering terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas.

Peyronie dapat menyebabkan gejala yang cukup mengganggu, hingga bahkan membuat pengidapnya tidak bisa berhubungan seks. Gejala peyronie di antaranya rasa nyeri pada penis, penis membengkok secara tidak wajar, muncul penebalan di bawah lapisan kulit penis, serta perubahan ukuran dan ketebalan penis.

Pengidap peyronie juga bisa saja mengalami disfungsi ereksi yang membuatnya kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi.

3. Gangguan Autoimun

Penis bengkok juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti lupus, sindrom Sjogren, dan lain sebagainya. Pasalnya, penyakit autoimun dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuatnya menyerang jaringan yang ada dalam tubuh, termasuk penis. Hal inilah yang berpotensi menjadi penyebab penis bengkok saat ereksi.

4. Kelainan Kolagen

Kelainan kolagen umumnya terjadi karena faktor keturunan. Hal ini dapat menyebabkan pengerasan pada kolagen yang ada di jaringan parut dominan, sehingga menghambat aliran darah menuju penis. Kondisi inilah yang dapat membuat penis menjadi bengkok saat ereksi.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

7 Penyebab Ukuran Mr P Menyusut, Gejala Long COVID-19 Salah Satunya

Jakarta

Banyak pria mengidam-idamkan ukuran Mr P yang besar. Namun, sangat sedikit dari mereka yang mengetahui bahwa gaya hidup dan pilihan makanan tertentu dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Sebab faktanya, ukuran Mr P bisa menyusut karena kebiasaan tertentu.

Ya, sulit untuk diterima, tetapi Mr P benar-benar bisa menyusut.

Mr P dapat mengecil hingga satu inci karena berbagai alasan. Pada beberapa kasus, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus, penyusutan ini bisa menandakan suatu kondisi serius.


Penting untuk diingat bahwa tidak ada ukuran atau bentuk Mr P yang ‘normal’ karena Mr P setiap pria berbeda. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan ukuran Mr P mengecil. Berikut penjelasnnya:

1. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, Mr P akan mengalami perubahan seperti halnya bagian tubuh lainnya. Hal ini adalah bagian normal dari penuaan yang tidak memerlukan pengobatan medis jika tidak ada kekhawatiran akan fungsi Mr P.

Alat vital ini dapat tampak lebih kecil ketika seseorang bertambah tua karena lebih sulit untuk mendapatkan ereksi, meskipun hal ini tidak terjadi pada semua pria.

Arteri yang memasok Mr P menjadi lebih padat dan sempit sehingga lebih sulit bagi darah untuk mengalir ke Mr P dan menyebabkannya menjadi kaku. Jaringan spons yang menciptakan ereksi juga dapat merosot karena berkurangnya aliran darah.

Sementara itu, penumpukan jaringan parut, akibat cedera kecil selama bertahun-tahun saat berhubungan seks atau olahraga, dapat menyebabkan penyusutan, sebagaimana dituliskan Healthline.

Testis juga kemungkinan akan sedikit mengecil dan melorot lebih rendah ke bawah karena kulit kehilangan elastisitasnya.

2. Merokok

Hal ini mungkin dapat menjadi alasan pria untuk berhenti merokok. Dikutip dari Medical News Today, terdapat beberapa racun tertentu dalam rokok yang merusak pembuluh darah di Mr P. Hal ini tidak hanya merusak sel-sel otot pada alat vital, tetapi juga berisiko memicu gangguan ereksi.

Masalah dari berkurangnya ereksi adalah Mr P tidak meregang secara teratur. Hal ini dapat menyebabkan Mr P berkurang panjangnya seiring berjalannya waktu.

Adapun tanda yang menunjukkan bahwa Mr P sehat adalah bangun dengan ereksi yang menandakan saraf dan suplai darah bekerja.

Pria sehat mengalami rata-rata tiga hingga lima ereksi per malam, dengan total waktu hingga tiga jam, kata NHS.

Para ahli dari Boston University of Medicine memeriksa ukuran Mr P saat ereksi pada 200 pria dan menemukan bahwa perokok memiliki ukuran yang lebih pendek daripada mereka yang menghindari rokok.

Penelitian pada 1998 menyimpulkan bahwa merokok menghambat aliran darah ke bagian pribadi, yang dapat menghentikan Mr P dari peregangan sehingga membuatnya menyusut dari waktu ke waktu.

3. Obat-obatan

Semua obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan dan beberapa di antaranya lebih buruk daripada yang lain.

Adderall, yang sering diresepkan untuk gangguan ADHD, merupakan obat yang paling dikenal dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Beberapa antidepresan dan antipsikotik mungkin memiliki efek yang sama.

Beberapa obat untuk mengobati masalah prostat juga dapat menyebabkan penyusutan Mr P.

Sebuah studi pada 2012 tentang obat finasteride, yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, menemukan bahwa pria mengalami penyusutan dan berkurangnya sensasi di bawah sana.

Penelitian lain, yang diterbitkan dalam jurnal Urology, menemukan bahwa 41 persen pria yang mengonsumsi obat dutasteride, yang juga digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, mengalami disfungsi seksual.

4. Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan adalah kekhawatiran bagi banyak pria. Tidak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit, kenaikan BB juga membuat Mr P tampak mengecil.

Kabar baiknya adalah, Mr P tidak benar-benar menyusut ketika berat badan naik. Alasan mengapa Mr P terlihat lebih pendek adalah karena otot-otot ereksi melekat pada dinding perut. Jadi, saat perut mengembang, otot-otot tersebut akan menarik kejantanan ke dalam.

Hal ini dapat diatasi dengan sangat sederhana, yakni menurunkan berat badan.

5. Operasi prostat

Pria yang menjalani pengangkatan prostat dapat mengalami penurunan ukuran. Faktanya, hal ini terjadi pada sekitar 70 persen pria yang telah menjalani operasi ini, yang disebut prostatektomi, untuk mengobati kanker prostat.

Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan hal ini terjadi, tetapi salah satu teorinya adalah bahwa seorang pria mungkin mengalami kontraksi otot setelah operasi yang menarik Mr P mereka lebih jauh ke dalam tubuh.

Namun ada sedikit harapan. Sebuah penelitian terhadap pasien kanker prostat di Jepang menemukan bahwa efek ini hanya bersifat sementara.

Diterbitkan dalam jurnal BJU International, penelitian ini menemukan bahwa para pria biasanya akan mendapatkan kembali ukuran penis mereka seperti semula setelah satu tahun, demikian dilaporkan Stat News. Pria juga akan pulih ereksinya setelah sekitar satu tahun, kata Johns Hopkins Medicine.

6. Penyakit Peyronie

Beberapa pria yang mengidap Peyronie’s disease akan mendapati Mr P mereka melengkung saat ereksi. Lekukan tersebut juga dapat menyebabkan rasa sakit hingga disfungsi ereksi.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan penumpukan jaringan parut yang, seperti yang telah disebutkan di atas, dapat menghalangi aliran darah ke Mr P dan menyebabkan berkurangnya ukuran.

7. COVID-19

COVID-19 dapat mempengaruhi hampir semua sistem dalam tubuh, tak terkecuali kejantanan pria.

Para ahli mengatakan bahwa Mr P yang menyusut sebagai gejala long COVID. Hal ini kemungkinan besar adalah akibat dari disfungsi ereksi yang terjadi karena virus. Ketika virus memasuki sel endotel pembuluh darah yang terdapat pada Mr P, virus ini dapat mencegah aliran darah.

Dalam sebuah penelitian di King’s College London, ditemukan bahwa 3,2 persen pria yang mengidap COVID dalam waktu yang lama mendapati alat vitalnya yang mengecil.

Namun jangan khawatir karena kondisi ini tidak selalu permanen.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy