Tag Archives: penurunan hormon

Kapan Usia Puncak Seks Pria dan Wanita? Begini Penjelasannya


Jakarta

Seiring berjalannya waktu, setiap pasangan memiliki frekuensi bercinta yang mungkin semakin jarang. Dorongan dan kepuasan seksual seseorang dapat berubah.

Hal ini memunculkan pertanyaan terkait berapa usia puncak seksual seseorang?

Dikutip dari Medicine Net, sebenarnya, tidak ada definisi biologis pasti terkait puncak seksual, namun studi menunjukkan bahwa orang-orang dapat mengalami kepuasan seksual sepanjang masa dewasa.


Menurut buku ‘Sexual Behavior in the Human Male’ dan ‘Sexual Behavior in the Human Female,’ karya Alfred Kinsey, pria dan wanita mencapai fase puncak seksual pada usia yang berbeda.

Temuan Kinsey menunjukkan bahwa wanita cenderung mencapai puncaknya di usia 30-an, sementara pria mencapai puncaknya di usia remaja akhir.

Namun, pandangan ini telah lama dipertanyakan, karena banyak peneliti berpendapat bahwa data Kinsey belum sepenuhnya menggambarkan kenyataan.

Kinsey meminta partisipan untuk melaporkan usia saat mereka mengalami orgasme paling banyak. Pria melaporkan orgasme terbanyak pada usia 17 atau 18 tahun, sedangkan wanita cenderung lebih sering mengalami orgasme ketika berada di usia 30-an.

Meski data ini valid, angkanya mungkin tidak menunjukkan puncak biologis sebenarnya. Jumlah orgasme pada pria mungkin hanya menggambarkan seberapa sering mereka bisa mencapai orgasme, baik dengan atau tanpa pasangan.

Sementara itu, banyak wanita memerlukan pasangan yang lebih berpengalaman atau membutuhkan waktu untuk melatih komunikasi kebutuhan seksualnya sebelum bisa mencapai orgasme secara teratur.

Salah satu cara mengukur seksualitas adalah melalui kadar hormon. Hormon seks biasanya meningkat sejak masa remaja, dengan puncaknya pada usia dewasa awal.

Kadar testosteron pada pria mulai menurun sejak usia 20-an, yang bisa memengaruhi libido dan sensasi seksual. Pada wanita, penurunan hormon terbesar terjadi di masa menopause, yang dapat memengaruhi libido dan menyebabkan kekeringan pada jaringan vagina.

Menurut penelitian terbaru dari Kinsey Institute, pria berusia 25-39 tahun dan wanita berusia 20-29 tahun adalah yang paling sering berhubungan seks, meskipun tingkat frekuensi menurun seiring bertambahnya usia.

Kepuasan seksual juga cenderung meningkat seiring waktu, banyak orang merasa lebih puas dengan kehidupan seksualnya meski frekuensi hubungan seksual berkurang.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Jarang Disadari, 4 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Bikin Libido ‘Anjlok’

Jakarta

Penurunan libido atau gairah seksual adalah hal normal yang bisa sewaktu-waktu dialami setiap orang. Namun jika hal ini terjadi berkepanjangan, saatnya memeriksa faktor-faktor yang bisa jadi pemicunya.

Ada banyak hal yang bisa memengaruhi libido, seperti pertambahan usia, perubahan hormon, stres, dan lain sebagainya. Terkadang, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari juga bisa ‘membunuh’ gairah untuk bercinta.

Lantas, kebiasaan apa saja yang tanpa disadari bisa membuat libido menurun? Dikutip dari Huffpost dan GoodRx, berikut pembahasannya.


1. Sering Scrolling Smartphone

Tak sedikit orang yang menghabiskan waktu luang dengan scrolling media sosial dan internet. Namun, kebiasaan sederhana ini ternyata bisa berdampak terhadap libido loh.

Pakar terapi seks Kelifern Pomeranz mengatakan menghabiskan terlalu banyak waktu berselancar di dunia digital dapat mengurangi waktu untuk membina hubungan dengan pasangan.

“Meskipun interaksi online memberikan kita rasa nyaman, sangat penting untuk mengalokasikan waktu secara luring untuk membina hubungan yang lebih dalam dengan pasangan,” ungkapnya.

Pomeranz menambahkan terus menerus memeriksa smartphone dan media sosial dapat membuat seseorang merasa terisolasi secara sosial, sehingga memicu stres yang dapat mengurangi gairah seksual.

2. Kebanyakan Duduk

Duduk terlalu lama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit, seperti jantung, diabetes, dan kanker. Tak hanya itu, duduk terus menerus juga dapat memengaruhi hasrat seksual seseorang.

Pomeranz mengatakan gaya hidup sedentary juga dapat mengurangi stamina seksual seseorang.

“Studi menunjukkan ada korelasi langsung antara peningkatan aktivitas fisik dan peningkatkan kesehatan terhadap fungsi seksual. Selain itu, ketidakaktifan dapat berdampak buruk pada suasana hati, harga diri, dan persepsi pasangan,” imbuhnya.

3. Kurang Minum Air Putih

Beberapa orang mungkin tidak menyadari betapa pentingnya asupan air bagi kehidupan seks mereka. Seksolog Goody Howard menjelaskan hidrasi merupakan bagian penting dari gairah, orgasme, dan kenikmatan seksual.

“Gairah adalah berhubungan dengan aliran darah, dan sirkulasi darah secara tidak langsung dipengaruhi jumlah cairan yang dapat digunakan dalam tubuh,” katanya.

Minum air yang cukup juga mendukung pelumasan vagina, ereksi, stamina, dan orgasme yang lebih baik. Usahakan untuk sedikitnya minum 2 liter atau delapan gelas air setiap hari.

4. Kurang Tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk pada fungsi seksual seseorang. Sebuah studi menemukan pria yang kurang tidur mengalami penurunan hormon testosteron, yang kemudian dapat menyebabkan libido menurun.

Testosteron rendah juga dapat memengaruhi fertilitas pria dan menurunkan peluang untuk memiliki keturunan. Karenanya, usahakan untuk tidur yang cukup sedikitnya tujuh hingga sembilan jam setiap malam.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy