Tag Archives: penyakit hati

Hadits Tentang Larangan Sikap Berlebih-lebihan, Hindari Agar Tak Terjerumus



Jakarta

Ajaran Islam melarang keras setiap pemeluknya berlebih-lebihan dalam segala sesuatu karena termasuk ke dalam sifat tercela. Berlebih-lebihan ini meliputi berbagai hal, termasuk juga dalam hal beribadah, gaya hidup, berniaga, menuntut ilmu, hingga makan dan minum.

Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al A’raf ayat 31,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ


Artinya: Hai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Sikap Berlebihan yang Dilarang dalam Islam

Disebutkan dalam buku Wasathiyah Dalam Al-Qur’an Nilai-nilai Moderasi Islam dalam Akidah, Syariat, dan Akhlak yang ditulis oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Shallabi, berlebih-lebihan atau sikap ekstrem dalam bahasa Arab disebut sebagai al-ghuluw (ghuluw), yang maknanya melampaui batas.

Ibnu Faris mengatakan, “Kata ghuluw berasal dari tiga huruf; ghain, laam, dan waw, yang menunjukkan atas tingginya sesuatu dan melampaui batas.” Sementara ahli bahasa lainnya, Al-Jauhari mendefinisikan ghuluw-nya seseorang itu apabila melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas.

Kata ghuluw sendiri termaktub dalam Al-Qur’an surat An Nisa ayat 171,

يٰۤـاَهۡلَ الۡكِتٰبِ لَا تَغۡلُوۡا فِىۡ دِيۡـنِكُمۡ وَلَا تَقُوۡلُوۡا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الۡحَـقَّ

Artinya: Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.

Selain dilarang oleh Allah, sikap berlebihan juga lebih banyak mendatangkan mudharat dibandingkan dengan manfaat. Oleh karena itu, orang-orang yang berlebihan dalam suatu hal pasti akan merugi di kemudian hari.

Hadits-Hadits Larangan Sikap Berlebihan

Berikut ini adalah daftar hadits-hadits yang menyiratkan bahwa sikap berlebih-lebihan dalam segala sesuatu adalah hal yang dilarang dalam Islam dan dibenci oleh Allah, dikutip dari buku Moderasi Islam Dan Kebebasan Beragama Perspektif Mohamed Yatim & Thaha Jabir Al-Alwani yang disusun oleh Dr. H. Mahmud Arif, dkk.

1. Sikap berlebihan membawa kebinasaan

Hadits riwayat dari Ibnu Abbas, Nabi SAW berkata kepada rombongan pagi hari (untuk keperluan melempar jumrah), “Tolong ambilkan aku kerikil.” Mereka mengambilkan kerikil seukuran batu ketapil.

Ketika mereka menyerahkannya kepada Nabi, beliau berkata, “Terima kasih, mirip seperti ini. Hindarilah berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya berlebih-lebihan (al-ghuluw) dalam agama, telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Menurut Ibnu Taimiyah, makna hadits tersebut bersifat umum meliputi semua jenis berlebih-lebihan baik dalam keyakinan maupun perbuatan. Konteks hadits dengan redaksi umum memang melempar jumrah, seperti melempar jumrah dengan batu kerikil besar mengingat hal tersebut dianggap lebih mantap daripada kerikil kecil.

Namun, Nabi Muhammad SAW mengemukakan alasan untuk menjauhi perilaku orang-orang terdahulu agar terhindar dari jatuh dalam kebinasaan. Sebab, orang yang mengikuti sebagian perilaku mereka (yang berlebih-lebihan), dikhawatirkan mengalami kebinasaan.

2. Celakanya orang yang bersikap berlebihan

Hadits riwayat dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Celakalah orang-orang yang melampaui batas (al mutanaththi’un) (HR Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad). Menurut Imam An-Nawawi, “celaka al-mutanaththi’un” maksudnya arti orang-orang yang melampaui batas dalam ucapan dan perbuatan mereka.

Kemudian, ada hadits riwayat dari Anas bin Malik yang menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian memberatkan diri, sehingga Allah pun membebanimu, karena suatu kaum yang telah memberatkan diri mereka, Allah juga akan membebani mereka. Itulah (yang menjadikan) mereka tetap tinggal di biara/kuil, dan kerahiban yang mereka ada-adakan, (padahal) kami tidak mewajibkan kepada mereka.”

Hadits riwayat Abu Hurairah yang menerangkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya agama ini itu mudah. Tidak seorangpun yang menyikapi agama dengan keras kecuali ia akan terkalahkan, maka berlakulah lurus, mendekatlah, bergembiralah, dan berupayalah dengan kelapangan hati dan kemoderatan.”

Sementara dalam redaksi lainnya, “Berlakulah sedang, maka kamu akan sampai (ke tujuan agama).” (HR Bukhari dan An-Nasa’i). Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-bari mengemukakan, arti hadits tersebut adalah tidak seorangpun yang bersikeras melakukan aktivitas keagamaan dengan meninggalkan kelembutan kecuali ia tak berdaya dan patah semangat sehingga terkalahkan.

3. Anjuran bersikap sederhana

Kemudian, Imam Ahmad dalam kitab Musnad meriwayatkan dari Abdurrahman bin Syibl bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an dan janganlah kamu terlalu bersemangat, janganlah kamu berlebihan, dan janganlah kamu melampaui batas dengan Al-Qur’an.” (HR Ahmad).

Hadits lainnya meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ilmu ini ditransmisikan dari generasi orang-orang yang adil. Mereka menjauhkannya dari penyimpangan kaum ekstrem, cacian para pembohong, dan tafsiran para pendungu.” (HR Baihaqi).

Hadits-hadits tersebut menunjukkan kepada umat muslim bahwa melampaui batas dan berlebih-lebihan (al-ghuluw) itu tidak termasuk ke dalam ajaran yang benar, bahkan merupakan hal yang menyimpang dari aturan dan menyalahi apa yang telah disyariatkan Allah dan rasul-Nya.

Itulah beberapa hadits yang menjelaskan tentang larangan berlebih-lebihan dalam sesuatu. Semoga bermanfaat.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Agar Dijauhkan dari Penyakit Hati, Terhindar dari Sombong hingga Dengki



Yogyakarta

Ada doa yang bisa dibaca agar dijauhkan dari penyakit hati. Lafalkan doa ini setiap hari agar senantiasa mendapatkan perlindungan Allah SWT sehingga memiliki hati yang bersih.

Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia dengan hati yang bersih. Namun, terkadang manusia mengotori hatinya atas kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya penyakit hati.

Dalam ajaran Islam, penyakit hati merupakan perbuatan tercela. Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 125, Allah SWT berfirman,


وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَٰفِرُونَ

Artinya: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Rasulullah SAW bersabda,
“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati],” (H.R. Bukhari).

Doa Agar Dihindari dari Penyakit Hati

Penyakit hati banyak jenisnya, sebut saja misalnya sombong, iri hati, dengki, hasad atau bahkan kebodohan, semua termasuk penyakit hati. Penyakit hati dapat dihindari dan dapat diobati.

Kita harus menghindari penyakit hati karena hal itu dapat membawa kerugian. Berdoa kepada Allah SWT adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan agar dijauhkan dari penyakit hati.

Mengutip buku Terapi Penyakit Hati oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dijelaskan bahwa secara keseluruhan, Al-Qur’an adalah syifa atau penyembuh berbagai penyakit. Allah SWT tidak menurunkan penyembuh yang lebih mujaraab untuk mengobaati penyakit daripada Al-Qur’an.

1. Doa agar dijauhkan dari sombong

Takabur atau sombong termasuk salah satu penyakit hati yang harus dihindari. Allah SWT membenci orang yang sombong dan membanggakan diri.

Dikutip dalam buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustadz H. Amrin Ali al-Kasyaf berikut doa agar dijauhkan dari sifat sombong.

اَعُوْذُ بِكَ مِنْ بَطَرِ الْغِنَى وَمَذَلَةِ الْفَقْرِ يَامَنْ وَعَدَ فَوَفَى وَأَوْعَدَ فَعَفَا اِغْفِرْ لِمَنْ ظَلَمَ وَآسَى يَامَنْ تَسُرُّهُ بِطَاعَتِي وَلَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتِى هَبْ لِي مَا يَسُرُّكَ وَاغْفِرْ لِي مَا لاَ يَضُرُّكَ

Bacaan latin: Allaahumma innii a-‘uudzubika mim batharil ghinaa. Wa madzalatil faqr. Yaa man wa’ada fawafaa. Wa aw’ada fa’afaa. Ighfir liman zhalama wa asaa yaa man tasurruhu bithaa’atii. Wa alaa tadhurruhu ma’shiyatii. Hablii maa yasurruka waghfir lii maa laa yadhurruk.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyombongkan diri karena kaya. Dari kehinaan karena miskin. Wahai Dzat yang apabila berjanji pasti memenuhinya. Jika mengancam lalu memaafkannya. Ampunilah bagi orang yang merasa zhalim dan kemudian menyesali diri. Wahai Dzat yang merasa senang hati karena ketaatanku. Tidak akan membahayakan karena kemaksiatanku. Berilah kepadaku apa-apa yang menyenangkan-Mu dan ampunilah diriku terhadap apa-apa yang aku lakukan yang memang tidak membahayakan-Mu”.

Umat muslim juga dapat mengamalkan doa Nabi Musa yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Ghafir ayat 27,

وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ

Arab-latin: Wa qāla mụsā innī ‘użtu birabbī wa rabbikum ming kulli mutakabbiril lā yu`minu biyaumil-ḥisāb

Artinya: Dan Musa berkata: “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.”

2. Doa agar dijauhkan dari fitnah

Masih menurut Ustadz H. Amrin Ali al-Kasyaf, berikut bacaan doa agar dijauhkan dari fitnah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min fitnatin naari wa ‘adzaabin naari. Wa min fitnatil qabri wa’adzaabil qabri. Wa min syarri fitnatil ghinaa wa min syarri fitnatil faqri wa min syarril masihiid dajjal.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ujian api neraka, siksa neraka, ujian kubur, dan siksa kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya ujian kaya, kemiskinan, dan Dajjal.”

3. Doa agar dijauhkan dari iri hati dan dengki

Dikutip dalam buku Online Terus Bersama Allah dan Rasul Nya karya Nasrullah Nurdin, berikut bacaan doa agar dijauhkan dari iri hati dan dengki. Doa ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 10,

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلإخْوَانَنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبَنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ٠

Bacaan latin: Rabbanaghfir lanaa wa liikhwaaninalladzii sabaquunaa bil iimaani wa laa taj’al fii quluubinaa ghillan lilladziina aamanuu, rabbanaa innaka ra’uufur rahiim

Artinya: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr ayat 10)

4. Doa agar dijauhkan dari pamer, bohong, dan munafik

Dikutip dari buku Risalah Doa Zikir dan Keluarga yang disusun oleh Tim Madinatul Ilmi, ada doa yang dapat dibaaca agar dijauhkan dari sikap pamer, bohong, dan munafik. Berikut bacaan doanya,

اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ وَعَمَلِي مِنَ الرِّيَاءِ وَ لِسَانِي مِنَ الْكَذِبِ وَعَيْنِي مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفى الصُّدُوْرِ

Bacaan latin: Allaahumma thohhir qolbii minan nifaaaqi wa ‘amalii minar riyaa-I wa lisaanii minal kadzibi wa ‘ainii minal khiyaanati innaka ta’lamu khoo-inatal a’yuni wa maa tukhfish shuduur.

Artinya: “Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, amal perbuatanku dari pamer, lidah dan ucapanku dari kebohongan, dan sucikan mataku dari khianat. Sesungguhnya, Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan mengetahui apa saja yang tersembungyi dalam hati.”

5. Doa agar dijauhkan dari ghibah

Berikut adalah doa yang bisa dibaca untuk menjaga lisan dari perkataan yang buruk, termasuk ghibah.

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى

Arab latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku.” [Sunan Abu Dawud no. 1551; Sunan At-Tirmidzi no. 3492].

Mengutip laman NU, doa berikut ini juga bisa dibaca untuk menjaga lisan. Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam komentar kitab Risâlah al-Mustarsyidîn, maka berikut doa yang dianjurkan agar Allah SWT menjaga lisan,

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً

Arab Latin: Allâhumma-j’al shamtî fikran wa nuthqî dzikran

Artinya: Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.

Demikian beberapa doa agar dihindari dari penyakit hati. Doa ini dapat dibaca kapanpun, termasuk saat selesai sholat fardhu.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Terhindar dari Orang Iri dan Dengki, Ini Bacaannya



Jakarta

Iri dan dengki merupakan penyakit hati yang harus dihindari oleh setiap muslim. Salah satu caranya dengan membaca doa terhindar dari orang iri dan dengki.

Memiliki sifat iri dan dengki ini dapat merusak segala amal saleh yang kita lakukan, sebagaimana dijelaskan oleh RD Moch Firdy Adi S dalam buku Fiqih untuk Pemula yang bersandar pada sebuah hadits dalam sabda Rasulullah SAW,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ


Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah sifat dengki karena dengki itu memakan (pahala) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)

Lebih lanjut dikatakan, hadits tersebut menegaskan betapa bahaya dan merugikannya sifat dengki. Ketika seorang muslim memiliki sifat dengki terhadap orang lain maka bisa diibaratkan seperti amal perbuatan kita yang telah dilakukan habis termakan oleh api kecemburuan.

RD Moch Firdy Adi S juga memaparkan lima ciri orang yang memiliki sifat iri dan dengki, di antaranya:

1. Tidak pernah bersyukur atas apa yang telah diperoleh.

2. Tidak pernah merasa puas.

3. Tidak pernah suka ketika melihat orang lain melebihinya. Jika orang lain terlihat lebih unggul dibandingkan dirinya, maka dia berusaha untuk menjatuhkannya.

4. Berperilaku sombong dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

5. Tidak mau mengintrospeksi diri.

Bacaan Doa Terhindar dari Orang Iri dan Dengki

Mengutip buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku karya Masriyah Amva berikut doa supaya selamat dari berbagai bahaya termasuk bahaya yang berasal dari orang-orang yang iri dan dengi atas nikmat yang kita peroleh,

مَا شَاءَ الله ، لاَ قُوَّةَ إِلا بالله

Arab latin: Mâ sya allah, lâ quwwata `illä billäh

Artinya: “Atas kehendak-Nya semua ini terjadi. Tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya.” (HR al-Thabrani)

Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat dalam Tafsir dan Makna Doa-Doa dalam Al Qur’an menafsirkan surah Al-Hasyr ayat 10 di mana ciri umat Islam adalah berkasih sayang dengan sesama mereka.

Oleh karena itu, mereka saling mendoakan dan memohonkan ampunan bagi saudara-saudara yang lebih dulu beriman, dan memohon agar hati mereka disucikan dari rasa dengki dan iri hati kepada sesamanya.

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٠

Artinya: “Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr: 10)

Merujuk dari Kitab Tanbihul Mughtarrin karya Imam Abdul Wahab Asy-Sya’rani sebagaimana dilansir NU Online, berikut ini doa yang bisa dibaca untuk orang yang menaruh perasaan iri dan dengki terhadap kita,

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَاسِدِيْنَا فَإِنَّهُمْ لِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الضَّيْقِ لَا يَحْتَمِلُوْنَ رُؤْيَةَ النِّعَمِ الَّتِي عَلَيْنَا دُوْنَهُمْ، وَلَوِ اتَّسَعَتْ نُفُوْسُهُمْ لَمْ يَقَعُوْا فِي حَسَدِنَ

Arab latin: Allâḥummaghfir li hâsidînâ, fa innahum li mâ ‘indahum minadl dlaiqi lâ yaḫtamilûna ru’yatan ni’amil latî ‘alainâ dûnahum. Wa law ittasa’at nufûsuhum lam yaq’û fî hasadinâ.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa agar Dijauhkan dari Ain, Pandangan Mata yang Menyebabkan Penyakit


Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan doa yang bisa dibaca umat Islam agar dijauhkan dari ain. Ain adalah penyakit yang berasal dari pandangan mata orang yang hasad yakni merasa iri dan dengki.

Hadits Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ain adalah sebuah penyakit yang nyata. Melalui dalilnya pula, Rasulullah SAW mengajarkan doa agar senantiasa dilindungi Allah SWT dan dijauhkan dari ain.

Mengutip buku Ruqyah Online Solusi Ditengah Pandemi oleh Ahmad Ahid, Lc, MSI dijelaskan kata ain secara bahasa, berasal dari Bahasa Arab yang artinya penglihatan (mata) atau pandangan. Secara istilah, ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata seorang yang hasad (dengki, iri). Orang yang dengan matanya menyebabkan penyakit pada orang lain disebut dengan ain, dan orang yang sakit karena pandangan mata orang lain disebut dengan ma’in.


Hasad menjadi penyebab utama terjadinya penyakit pada diri orang lain. Bagi seorang yang memiliki penyakit hasad, ia tidak akan pernah merasakan bahagia sebelum orang lain menderita atau ia akan merasakan menderita saat orang lain merasakan kebahagiaan.

Ain memang berasal dari pandangan mata namun pandangan yang berasal dari jiwa seorang yang hasad. Sementara pandangan tanpa hasad tidak akan menyebabkan penyakit ain.

Doa agar Terhindar dari Ain

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ada sebuah hadits yang berisi doa untuk dipanjatkan kepada Allah SWT agar terhindar dari penyakit ain, di mana dahulu Nabi SAW seringkali men-ta’widz (memohon perlindungan) bagi cucunya, Hasan dan Husain.

Berikut doa terhindar dari penyakit ain yang Nabi Muhammad SAW baca,

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Arab latin: U’iidzuka bikalimatillahit taammati min kulli syaithaanin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin

Artinya: “Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela.” (HR Bukhari [3371], dari Ibnu Abbas)

Kata ‘u’iidzuka’ ditunjukkan bagi laki-laki, sementara perempuan menggunakan kata ‘u’iidzuki’.

Kemudian bisa juga membaca doa berikut agar terhindar dari penyakit ain,

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A’ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min syarri mā khalaq.

Artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya. (HR Muslim dan Ibnu Sinni).

Merangkum Majalah Kesehatan Muslim: Lebih Dekat Tentang Khitan karya dr. Raehanul Bahren dkk, disebutkan bahwa doa ini dapat dibaca kapanpun untuk menjaga diri maupun anak-anak dari penyakit ain.

Dalil tentang Penyakit Ain

Penyakit ain disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Ibnu Abbas,

العَيْنُ حَقٌّ، وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ القَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ

Artinya: “Ain adalah hak (benar). Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya ain-lah yang bisa mendahuluinya.” (HR Muslim & Tirmidzi)

Kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi menjelaskan, “Hadits ini mengandung makna perkara ain itu adalah benar adanya, dan penyakit ain mempunyai kekuatan yang membahayakan.”

Lebih lanjut dikemukakan, “Walau begitu, segala sesuatu itu semuanya berdasarkan takdir Allah SWT, sehingga tiada yang terjadi kecuali sesuai takdir-Nya. Karena itu, bahaya ain juga tidak akan terjadi kecuali dengan takdir-Nya.”

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah keputusan Allah dan takdirnya adalah disebabkan oleh ain.”

Abu Umamah bin Sahl menceritakan kondisi ayahnya yang sakit karena ain dari kekaguman seseorang terhadap dirinya, ia mengatakan,

“Suatu saat bapakku, Sahl bin Hunaif mandi di al-Kharrar. Ia membuka jubah yang ia pakai, dan ketika itu Amir bin Rabi’ah melihat Sahl yang putih dan indah kulitnya. Maka Amir berkata, “Aku tidak pernah melihat kulit yang indah seperti yang aku lihat hari ini, bahkan mengalahkan kulit seorang gadis.” Maka Sahl sakit seketika di tempat itu dan sakitnya bertambah parah.

Kemudian Amir mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan, “Sahl sakit dan tidak ikut pergi bersama engkau wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah SAW mendatangi Sahl, lalu Sahl menceritakan apa yang dilakukan oleh Amir bin Rabiah, kemudian Rasulullah mengatakan, “Atas dasar apa seseorang membunuh saudaranya? Mengapa kamu tidak mendoakan keberkahan baginya?” Maka Amir bin Rabiah berwudhu kemudian bekas air wudhunya disiramkan ke Sahl, maka Sahl sembuh dan dapat pergi bersama Rasulullah.” (HR Ibnu Hibban)

Selain dapat mengenai makhluk hidup, ain juga dapat mengenai benda mati. Benda mati yang terkena ain juga dapat mengakibatkan rusak atau hancur secara tiba-tiba.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita dan menjauhkan dari ain. Aamiin.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Nasihat Ummul Mukminin Aisyah tentang Kerasnya Hati



Jakarta

Ummul Mukminin Aisyah RA pernah memberikan nasihat tentang penyakit yang menurutnya paling buruk. Penyakit itu adalah kerasnya hati.

Nasihat Sayyidah Aisyah RA ini termuat dalam sebuah riwayat yang dinukil Majdi Muhammad Asy-Syahawi dalam Sakarat al-Maut, Wa’izhah al-Maut wa Syada ‘Iduhu. Diriwayatkan, ada seorang pria datang menemui Ummul Mukminin Aisyah RA dan berkata,

“Wahai Ummul Mukminin, aku punya suatu penyakit. Apakah engkau memiliki obatnya?”


Aisyah RA bertanya, “Apakah penyakitmu itu?”

Orang itu menjawab, “Kekerasan hati.”

Aisyah RA berkata, “Penyakitmu itu adalah penyakit yang paling buruk. Jenguklah orang-orang yang sedang sakit, layatlah jenazah, dan perkirakanlah datangnya kematian sudah dekat.”

Imam al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub mengatakan bahwa Shafiyyah mengadu kepada Aisyah RA tentang keras hatinya. Aisyah RA menjawab, “Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya hatimu akan lembut.” Lalu Shafiyyah melaksanakan nasihat itu. Beberapa waktu kemudian, ia mendatangi Aisyah RA dan berterima kasih kepadanya.

Ibnul Jauzi dalam kitab Bustaan al-Waa’izhiin turut menukil riwayat Aisyah RA tersebut. Kemudian, ia memaparkan sebuah syair tentang nasihat kematian, yang berbunyi,

Siapa yang tahu bahwa maut adalah tangganya
Kuburan adalah rumahnya dan kebangkitan merupakan jalan keluarnya
Dan tahu bahwa ia akan disengat ular-ular
Pada hari kiamat atau api neraka akan membakarnya
Setiap sesuatu selain ketakwaan memiliki keburukan
Dan keburukan itu tidak membuatnya tegak berdiri
Kau lihat orang yang menjadikan dunia sebagai negerinya
Ia tidak tahu bahwa kematian akan mengagetkannya

Kerasnya Hati Disebabkan karena Keburukan

Diterangkan dalam buku Quranic Healing karya Ibnu Rusydi al-Maswani, kumpulan keburukan dapat membentuk kerasnya hati. Ia menjelaskan lebih lanjut, Al-Qur’an menggunakan istilah batu bagi bagi hati yang keras sebagai akumulasi penentangan terhadap ajaran-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 74,

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَنْهٰرُ ۗ وَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاۤءُ ۗوَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ٧٤

Artinya: “Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan ada lagi yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menceritakan tentang kerasnya hati orang-orang bani Israil. Hati mereka tetap keras sekalipun telah ada peringatan kepada mereka melalui tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

(kri/nwk)



Sumber : www.detik.com