Tag Archives: penyakit kardiovaskular

Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke


Jakarta

Penyakit jantung dan stroke adalah dua penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Meski sering dianggap ‘penyakit orang tua’, nyatanya kedua masalah kardiovaskular ini semakin banyak dialami anak muda.

Ahli jantung dari Imperial College London Profesor Rasha Al-Lamee mengungkapkan ada beberapa gejala harian yang bisa menjadi ‘tanda peringatan’ untuk masalah jantung. Paling umum adalah sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada yang pergi tanpa sebab jelas, serta rasa lelah tak biasa.

Khusus pada wanita, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul seperti mual, gangguan pencernaan, pusing, nyeri perut bagian atas, atau pingsan.


“Separuh pasien yang datang dengan serangan jantung tidak memiliki gejala yang jelas, tetapi hampir semuanya memiliki faktor risiko yang sebelumnya tidak terdiagnosis. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin tekanan darah, kolesterol, dan diabetes sangat penting, serta penggunaan obat pencegahan bila diperlukan dapat menyelamatkan nyawa,” ucap Rasha dikutip dari Daily Mail, Jumat (3/10/2025).

Gejala Lain yang Dapat Muncul

Ada beberapa tanda lain yang mungkin kelihatannya tak ada hubungannya, tapi rupanya memiliki koneksi tidak langsung dengan penyakit jantung dan stroke. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Gusi Berdarah

Masalah gusi berdarah rupanya dapat menjadi tanda adanya masalah kardiovaskular. Sebuah studi yang didanai British Heart Foundation menemukan pengidap penyakit gusi 69 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Riset lain menunjukkan mengobati penyakit gusi dapat memperbaiki fungsi arteri dan mengurangi peradangan di seluruh tubuh.

Ilmuwan yakin ini berkaitan dengan mikrobioma mulut yang ketika keseimbangannya terganggu, bakteri berbahaya berkembang, lalu memicu penyakit gusi sekaligus masalah kesehatan lain. Bakteri ini akhirnya bisa masuk ke aliran darah dan memicu peradangan lebih luas.

Seiring waktu, proses ini mempercepat penumpukan di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kami percaya sebagian kaitan antara penyakit gusi dan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan oleh peradangan akibat bakteri di mulut,” kata Rasha.

“Namun, belum ada hubungan sebab-akibat yang pasti, dan penting diketahui bahwa orang dengan penyakit gusi sering juga memiliki penyakit lain dan kondisi kesehatan buruk yang membuat mereka berisiko terkena penyakit kardiovaskular,” sambungnya.

2. Disfungsi Ereksi

Arteri kecil yang menyuplai darah ke penis bisa tersumbat dan menyempit bertahun-tahun sebelum pembuluh besar di sekitar jantung menunjukkan tanda masalah. Akibatnya, pria dengan disfungsi ereksi jauh lebih mungkin mengalami gangguan kardiovaskular serius.

Sebuah tinjauan besar terhadap puluhan studi, diterbitkan tahun 2020 di British Journal of Urology, menganalisis data dari ratusan ribu pria dan menemukan bahwa mereka yang mengalami disfungsi ereksi jauh lebih mungkin terkena penyakit jantung.

“Karena arteri di penis lebih kecil daripada di tempat lain, penyumbatan yang menyebabkan disfungsi ereksi bisa menjadi tanda awal aterosklerosis atau penumpukan lemak di arteri, yang juga berkembang di bagian tubuh lain,” sambungnya.

3. Tidur Ngorok

Tidur sambil ngorok seringkali dikaitkan dengan kondisi obstructive sleep apnoea (OSA), sebuah gangguan umum ketika dinding tenggorokan mengendur dan menutup dalam beberapa waktu ketika tidur, sehingga memicu henti napas singkat.

Tidak semua orang mengorok mengalami OSA, tapi keduanya saling terkait.. Sebuah tinjauan tahun 2022 terhadap lebih dari 150 ribu pasien menemukan orang yang tidur ngorok memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit arteri koroner dibanding yang tidak mendengkur.

“Walau mendengkur itu sendiri tidak secara langsung terkait dengan penyakit jantung, sleep apnoea iya. Ini karena hubungannya dengan obesitas dan kondisi metabolik lain, sehingga harus dianggap sebagai tanda peringatan bila Anda belum mengelola faktor risiko tersebut,” kata Rasha.

4 Jari-jari Mati Rasa hingga Kesemutan

Ketika suhu turun, pembuluh darah akan secara alami menyempit. Ini akan meningkatkan tekanan darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Untuk melindungi organ vital seperti otak, paru, dan ginjal, sirkulasi darah ke bagian tepi akan berkurang. Ini yang membuat tangan dan kaki tampak pucat, kebiruan, mati rasa, atau kesemutan.

Bagi kebanyakan orang ini respons normal, tapi jika jantung sedang bermasalah atau peredaran darah tidak baik, efeknya bisa lebih parah.

“Hal ini tidak serta-merta menandakan Anda berisiko penyakit jantung. Namun, bila digabung dengan faktor lain, ini bisa menjadi petunjuk tambahan,” tandas Rasha.

(avk/suc)



Sumber : health.detik.com

Jalan Kaki Pagi Vs Sore, Mana yang Paling Efektif Bakar Kalori-Sehatkan Jantung?

Jakarta

Jalan kaki menjadi aktivitas sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Meski terkesan sepele, kebiasaan ini terbukti membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kronis, mulai dari penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hingga gangguan fungsi kognitif. Bahkan, diyakini sebagai resep panjang umur.

Dikutip dari Very Well Mind Health, manfaat jalan kaki tidak selalu sama di setiap waktu. Jalan kaki di pagi, siang, sore, masing-masing memiliki kelebihan tersendiri sesuai dengan tujuan kesehatan yang ingin dicapai.


Mana waktu terbaik untuk bakar lemak dan menyehatkan jantung? Berikut catatannya.

Manfaat Jalan Kaki Pagi Hari

Membakar lemak

Olahraga sebelum sarapan mendorong tubuh menggunakan cadangan lemak sebagai energi, sehingga pembakaran lemak berlangsung lebih optimal. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang berjuang menurunkan berat badan atau pasien yang tengah berjuang dengan obesitas.

Melancarkan aliran darah ke otak

Bagi lansia dengan berat badan berlebih, berjalan kaki di pagi hari membantu mengurangi dampak buruk kebiasaan duduk terlalu lama, terutama pada fungsi aliran darah ke otak.

Meningkatkan energi

Jalan kaki di pagi hari bisa memicu peningkatan hormon kortisol yang berperan dalam kewaspadaan, membuat tubuh terasa lebih segar dan siap memulai aktivitas.

Tidur lebih nyenyak di malam hari

Paparan cahaya matahari pagi membantu mengatur pelepasan hormon melatonin yang berpengaruh pada siklus tidur. Hasilnya, kualitas tidur di malam hari bisa lebih baik.

Jalan Kaki Siang atau Sore

Jika pagi hari terasa sulit, berjalan kaki setelah makan siang atau menjelang sore juga tidak kalah bermanfaat.

Mengurangi waktu duduk

Jalan kaki di sela aktivitas membantu memecah waktu duduk yang panjang. Hal ini berpengaruh positif bagi kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.

Menyeimbangkan gula darah

Beberapa penelitian menunjukkan, berjalan kaki segera setelah makan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi risiko peradangan ringan.

Meningkatkan suasana hati

Jalan kaki di ruang terbuka hijau, seperti taman atau area dengan pepohonan, terbukti mampu menurunkan rasa cemas, lelah, hingga depresi. Sebaliknya, berjalan di area perkotaan pada siang hari tidak memberikan efek mental yang sama besar.

Jalan Kaki Sore

Setelah seharian beraktivitas, sore hari bisa menjadi momen tepat untuk berjalan santai.

Mengurangi stres

Jalan kaki sore hari efektif meredakan ketegangan dan membantu tubuh lebih rileks setelah beraktivitas.

Meningkatkan suasana hati, terutama di perkotaan

Studi menunjukkan, penduduk kota yang meluangkan waktu untuk jalan kaki di sore hari cenderung memiliki suasana hati yang lebih baik.

Jalan kaki sore juga dikaitkan dengan penurunan tekanan darah, berkurangnya kecemasan, peningkatan regulasi gula darah bila dilakukan setelah makan malam, serta perbaikan penanda lipid dan peradangan.

Terlepas dari waktu yang dipilih, kunci utama adalah konsistensi. Jalan kaki kapan pun akan meningkatkan aktivitas fisik harian yang membawa sederet manfaat, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
  • Mengurangi risiko penyakit kronis
  • Memperbaiki suasana hati dan kesehatan mental
  • Meningkatkan kualitas tidur
  • Memperkuat sistem imun
  • Memperlambat proses penuaan
  • Meningkatkan fungsi kognitif

Dengan kata lain, tidak ada waktu yang benar-benar salah untuk berjalan kaki. Sesuaikan dengan rutinitas harian dan tujuan kesehatan, lalu jadikan kebiasaan ini bagian dari gaya hidup sehari-hari.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

4 Makanan yang ‘Bersihkan’ Pembuluh Darah, Bisa Cegah Stroke-Jantung


Jakarta

Gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan kurang gerak cenderung meningkatkan risiko munculnya penyakit kardiovaskular. Endapan plak dapat mengeras seiring waktu, mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.

Meski begitu, kondisi ini masih dapat dikendalikan dengan pola hidup dan makan yang lebih sehat. Hal ini dapat memberikan perlindungan besar pada arteri, hingga mencegah kerusakan sejak dini.

Dikutip dari Times of India, berikut empat makanan yang bisa membantu ‘membersihkan’ arteri atau pembuluh darah.


1. Oat

Oat kaya akan beta-glukan, sejenis serat larut yang dikenal karena kemampuannya dalam menurunkan kolesterol jahat (LDL). Eksperimen yang diuraikan ini menemukan bahwa rata-rata, mengonsumsi oat dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 5-7 persen.

Beta-glukan mengurangi pembentukan plak arteri seiring waktu. Dengan mengonsumsi oat secara teratur, dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah, yang keduanya secara tidak langsung membantu sistem kardiovaskular.

Para ahli nutrisi sangat menyarankan untuk menggunakan oat utuh atau oat potongan, daripada oat instan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Moringa atau Daun Kelor

Moringa atau lebih dikenal dengan daun kelor mengandung antioksidan, vitamin, dan senyawa bioaktif yang meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Quercetin, yang termasuk antioksidan kuat membantu menurunkan peradangan dan tekanan darah dengan fleksibilitas pembuluh darah.

Daun kelor mengontrol kolesterol dalam tubuh dengan peningkatan kadar kolesterol baik atau HDL. Daun ini bisa dikonsumsi setiap pagi dalam bentuk bubuk teh atau sebagai sayuran.

Konsumsi harian dapat membantu membersihkan arteri dengan menghambat stres oksidatif dan menstabilkan kolesterol secara alami.

3. Kacang Kenari

Kacang kenari merupakan salah satu sumber nabati yang kaya dengan asam alfa-linolenat, salah satu asam lemak Omega-3. Mengonsumsi beberapa kacang kenari setiap hari terbukti dapat menurunkan LDL, tekanan darah, dan mengurangi peradangan.

Kacang ini bahkan dikenal dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi. Sebab, makanan satu ini kaya akan kalori, jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat.

4. Daun Kari

Daun kari ternyata menyimpan nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung. Kaya akan antioksidan dan serat, daun ini mengurangi oksidasi kolesterol dan melancarkan aliran darah.

Daun ini mengandung kaempferol, yang dapat mengurangi peradangan, menghilangkan timbunan plak, dan menurunkan kolesterol LDL. Selain itu, daun kari juga mampu menstabilkan kadar gula darah, yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesehatan kardiovaskular.

(sao/naf)



Sumber : health.detik.com

99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

Jakarta

Sebelum serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya terjadi, hampir selalu ada tanda-tanda peringatan. Begitulah temuan dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.

Peringatan tersebut di antaranya tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol, hingga kebiasaan merokok.

Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data dari dua kelompok besar, lebih dari 600 ribu kasus penyakit kardiovaskular di Korea Selatan dan sekitar 1.000 kasus di Amerika Serikat.


Para peneliti mencatat lebih dari 99 persen kasus penyakit jantung, gagal jantung, atau stroke didahului oleh setidaknya satu faktor risiko klasik.

“Bahkan peningkatan ringan dari keempat faktor ini perlu segera ditangani dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan,” kata Philip Greenland, salah satu penulis utama studi sekaligus profesor kedokteran pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, dikutip dari CNN.

Temuan ini dinilai penting karena menunjukkan dokter dan pasien sebenarnya memiliki kendali besar untuk mencegah sebagian besar kasus penyakit jantung, demikian wanti-wanti Susan Cheng, profesor sekaligus wakil ketua bidang riset Departemen Kardiologi di Smidt Heart Institute, Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.

Beberapa penelitian sebelumnya sempat menunjukkan semakin banyak kasus penyakit jantung terjadi tanpa faktor risiko tradisional.

Hal itu menimbulkan dugaan bahwa mungkin ada penyebab lain yang belum sepenuhnya dipahami oleh dunia medis. Namun, studi terbaru ini berbeda. Para peneliti tidak hanya melihat diagnosis formal seperti hipertensi atau diabetes, tetapi menelusuri data medis lengkap pasien.

Dengan pendekatan ini, mereka menemukan hampir semua kasus memang sudah memiliki faktor risiko yang dapat dimodifikasi sebelum penyakit berkembang.

“Jadi, jika dokter dan pasien ingin benar-benar menurunkan risiko penyakit jantung, langkah terbaik adalah terus mengelola tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan berhenti merokok,” ujar Cheng.

Bukan Melawan Penuaan, Tapi Memperpanjang Umur Sehat

Menurut Dr Karen Joynt Maddox, profesor kedokteran kardiologi di Washington University Medical School, ilmu kedokteran sudah banyak memahami tentang penyakit jantung dalam satu abad terakhir. Namun, penerapan pengetahuan itu di kehidupan nyata masih menjadi tantangan.

Salah satu kendala, katanya, adalah sifat risiko penyakit jantung yang terasa abstrak.

“Ketika seseorang sudah sakit, lebih mudah baginya untuk termotivasi melakukan perubahan. Tapi sulit menjelaskan pentingnya pencegahan untuk sesuatu yang belum terjadi,” jelas Joynt Maddox.

Sementara itu, Dr. Ahmed Tawakol, ahli jantung di Massachusetts General Hospital dan profesor di Harvard Medical School, menilai bahwa banyak orang mengaitkan pengobatan atau pencegahan penyakit jantung dengan proses menua sesuatu yang menakutkan bagi sebagian pasien.

Padahal, katanya, mengelola tekanan darah, gula darah, dan kolesterol bukan berarti kehilangan masa muda, melainkan langkah untuk memperpanjang usia dan menjaga kualitas hidup.

“Ini bukan soal melawan penuaan, tapi memperpanjang masa hidup yang sehat, memberi Anda lebih banyak waktu untuk merasa muda dan melakukan hal yang bermakna,” ujarnya.

Jaga Tekanan Darah, Tidur Cukup, dan Kelola Stres

Meski faktor risiko penyakit jantung tidak banyak berubah, teknologi dan cara mengelolanya terus berkembang.

Langkah sederhana bisa dimulai dari memantau tekanan darah di rumah, lalu bekerja sama dengan dokter untuk memantau kondisi dan membuat rencana pengelolaan kesehatan.

Selain faktor medis, gaya hidup sehat juga berperan besar. Menurut Tawakol, tidur cukup, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, makan bergizi, dan mengelola stres adalah kunci utama menurunkan risiko penyakit jantung.

“Stres dan depresi bisa menjadi faktor risiko sekuat merokok atau diabetes,” ujarnya.

“Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mengatasi semua faktor ini secara bersamaan dapat membantu orang menikmati hidup yang lebih panjang dan sehat.”

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Japanese Walking Lebih Bermanfaat dari Jogging, Bisa Bakar Lemak Lebih Banyak!


Jakarta

Japanese walking atau jalan kaki ala Jepang bisa membakar lebih banyak lemak dibanding jogging. Tren jalan kaki ini disebut juga sebagai latihan jalan interval atau Interval Walking Training (IWT) yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang.

Jalan kaki ini menggabungkan jalan kaki cepat dan lambat secara bergantian. Tekniknya dilakukan dengan 3 menit jalan cepat, 3 menit jalan lambat, dan mengulang siklusnya selama 30 menit.

Dikutip dari laman Times of India, salah satu profesor yang mengembangkan metode tersebut, Dr Hiroshi Nore mengatakan, teknik ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat dalam pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup tidak banyak bergerak dan lansia.


Pergantian tempo cepat dan lambat ini membuat japanese walking istimewa. Tekniknya mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga atau exercise oxygen consumption (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

Interval cepatnya bisa meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, semenara jalan lambat memungkinkan pemulihan, tetapi menjaga metabolisme tetap tinggi. Sedangkan, EPOC berarti tubuh terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Sementara, mitokondria yang diaktifkan meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

Apa yang Membuat Japanese Walking Lebih Baik daripada Jogging?

Menurut studi yang dilakukan di Universitas Shinshu, peserta yang berlatih jalan interval selama lima bulan kehilangan 3-5 kg lemak, sementara, mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap mengalami perubahan yang jauh lebih kecil. Dalam studi lainnya, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran yang berkaitan dengan usia.

Studi dari Universitas Shinshu juga menemukan adanya laporan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan. Dikutip dari laman Harvard Health, VO2 maks yang tinggi berkorelasi dengan kebugaran fisik yang lebih baik dan dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Japanese Walking Baik untuk Semua Orang?

Perlu atau tidaknya mencoba metode ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Japanese walking memiliki dampak yang lebih ringan dibandingkan joging atau lari, sehingga umumnya aman untuk pemula, lansia, dan orang-orang dengan gaya hidup sedentari yang aktivitas fisiknya minim.

Sebaliknya, orang dengan kondisi jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, masalah sendi, atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum melakukannya.

(elk/kna)



Sumber : health.detik.com

10 Bahan Alami agar Tahan Lama saat Berhubungan untuk Pria

Jakarta

Kesehatan seksual menjadi bagian penting bagi kesejahteraan pria dan wanita. Berbagai faktor, termasuk gaya hidup, tingkat stres, hingga pola malam dapat mempengaruhi vitalitas pria.

Sementara banyak yang memilih obat-obatan instan, ada bahan alami yang bisa menjadi pilihan yang lebih aman. Bahan-bahan ini mulai dari buah-buahan, rempah, hingga makanan sehat lainnya. Berikut bahan alami agar pria tahan lama berhubungan:

10 Bahan Alami untuk Pria Agar Tahan Lama saat Berhubungan

Beberapa bahan alami seperti pisang, stroberi, tiram, bayam, dan bawang putih bisa membantu pria agar tahan lama saat berhubungan. Mengutip laman Lybrate, Netmeds, Healthshots, hingga Precisemens Medical, begini penjelasannya:


1. Pisang

Pisang merupakan sumber bromelain dan vitamin B yang sangat baik. Menurut laman Marham, kandungan ini mengatur hormon testosteron, meningkatkan libido, kinerja seksual, dan stamina secara keseluruhan.

Pisang juga mengandung vitamin A, B6, C, kalium, dan antioksidan yang bisa meningkatkan kemampuan tubuh menghasilkan sperma sehat. Sementara itu, dua mineral penting pisang, yaitu magnesium dan mangan penting untuk kesehatan prostat.

2. Stroberi

Sebuah penelitian dalam Pharmacognosy Review. stroberi bisa meningkatkan libido dan perilaku seksual. Selain itu, stroberi mengandung asam folat yang digunakan tubuh untuk membuat sel sperma. Kandungan flavonoid dari buah ini juga bisa membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

3. Semangka

Berkat kandungan citrullinenya, semangka bisa meningkatkan kesehatan seksual. Asam amino ini membantu meningkatkan aliran darah yang sehat di pembuluh darah, sehingga memudahkan pra mencapai ereksi.

Buah ini juga mengandung likopen, senyawa yang menurut penelitian bisa meningkatkan kesuburan pria dan kualitas sperma. Secara ilmiah, semangka juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

4. Tiram

Tiram mengandung seng tinggi yang bisa meningkatkan produksi testosteron dan fungsi seksual pada pria. Makanan laut ini juga kaya dengan kolesterol baik dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

5. Bayam

Bayam adalah sumber magnesium baik, yang sangat penting dalam produksi hormon seks, seperti testosteron. Magnesium juga baik untuk menurunkan tekanan darah dan meredakan kekhawatiran.

6. Ikan Berlemak

Makanan berlemak seperti tuna, salmon, dan makarel mengandung asam omega-3. Lemak sehat ni meningkatkan kesehatan jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan fungsi seksual. Selain itu, makanan berlemak juga baik untuk melawan penyebab psikogenik disfungsi ereksi, yaitu kecemasan dan suasana hati yang murung.

7. Bawang Putih

Bawang putih dapat meningkatkan libido dan meningkatkan kinerja seksual. Rempah ini mengandung senyawa allicin yang dikenal bisa meningkatkan aliran darah. Sirkulasi darah yang baik sangat penting untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.

8. Jahe

Jahe telah lama digunakan sebagai stimulan untuk meningkatkan gairah seksual dan libido secara alami. Penelitian menunjukkan, jahe bisa mencegah pembekuan darah dan membantu melebarkan pembuluh darah untuk meningkatkan gairah seksual.

9. Gooseberry

Gooseberry membantu meningkatkan stamina dan suasana hati secara keseluruhan. Buah ini bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan hasrat seksual.

10. Kurma

Menurut health shots, kurma mengandung gula alami, seperti fruktosa, glukosa, dan sukrosa yang memberi energi pada tubuh. Peningkatan kadar energi bisa meningkatkan stamina secara keseluruhan, yang berdampak positif pada gairah seks.

Kurma juga mengandung triptofan yang bisa meningkatkan produksi serotonin. Kandungan ini dikaitkan dengan suasana hati yang lebih baik.

Tentunya konsumsi bahan alami agar tahan lama saat berhubungan untuk pria harus disertai penerapan pola hidup sehat. Olahraga rutin, tidak merokok, dan konsumsi nutrisi seimbang akan menjaga kesehatan seksual pria.

(row/row)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy