Tag Archives: perintah salat

Rukun Zakat yang Wajib Dipenuhi dan Syaratnya


Jakarta

Syariat Islam secara tegas mengatur berbagai aspek ibadah, termasuk zakat. Sebelum membayarnya, penting untuk memahami rukun zakat termasuk hukum dan syaratnya.

Perintah menunaikan zakat terdapat dalam Al-Qur’an surah An Nur ayat 56. Allah SWT berfirman,

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٥٦


Artinya: “Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu dirahmati.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut berisi perintah Allah SWT kepada orang-orang mukmin untuk menaati Allah SWT dan Rasul-Nya. Pada ayat ini, Allah SWT menjanjikan kemenangan melalui perintah salat, menunaikan zakat, dan menaati Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dalil menunaikan zakat juga disebutkan dalam surah At Taubah ayat 71. Allah SWT berfirman,

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ٧١

Artinya: “Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Hukum Zakat

Mengutip buku Berzakat Itu Mudah (Fikih Zakat Praktis) karya Dr. H. Ahmad, jumhur ulama sepakat membayar zakat hukumnya wajib (mendapatkan pahala bila dikerjakan, dan ganjaran dosa bila diabaikan).

Kewajiban membayar zakat disejajarkan dengan sholat, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 43,

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ ٤٣

Artinya: “Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”

Macam-macam Zakat

Zakat terdiri dari dua macam, zakat fitrah dan zakat mal. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari buku Rukun Islam karya Slamet Mulyono.

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat berupa makanan pokok yang ditunaikan setahun sekali, tepatnya pada bulan Ramadan. Makanan pokok ini menyesuaikan penduduk setempat. Misalnya dalam suatu tempat makanan pokoknya beras, maka zakat yang dikeluarkan berupa beras.

2. Zakat Mal

Zakat mal merupakan zakat yang berupa harta benda yang dimiliki oleh seseorang telah mencapai nisabnya (ukuran wajib zakat).

Rukun Zakat

Menurut buku Sejarah Transformasi Zakat Era Klasik hingga Era Digital karya Moch Deni Abdul Sho’im, rukun zakat adalah tindakan mengeluarkan sebagian dari harta yang mencapai nisab dan melepaskan kepemilikannya, kemudian diberikan kepada orang fakir. Dalam hal ini, rukun zakat melibatkan tiga hal, yakni:

  1. Mengeluarkan sebagian harta yang mencapai nisab
  2. Melepaskan kepemilikan atas harta itu
  3. Menyerahkan kepada orang fakir

Wahbah az-Zuhaili dalam kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu edisi Indonesia terbitan Gema Insani menyebutkan dalam membayar zakat ada dua syarat yang harus dipenuhi agar zakat yang dikeluarkan sah. Berikut rinciannya:

1. Niat

Para fuqaha sepakat niat adalah salah satu syarat membayar zakat. Hal ini dilakukan untuk membedakannya dari kafarat dan sedekah-sedekah lain. Landasannya sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya semua amal adalah tergantung niat.”

2. Memberikan Kepemilikan

Syarat sah zakat yang kedua adalah memberikan hak kepemilikan, dengan cara memberikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Syarat Wajib Zakat

Disebutkan dalam buku Berzakat Itu Mudah: Fikih Zakat Praktis karya Ahmad Tajuddin Arafat, berikut beberapa syarat wajib zakat mal yang harus dipenuhi muzakki:

  • Islam
  • Merdeka
  • Hak milik sempurna
  • Halal
  • Berkembang
  • Mencapai nisab atau batas minimal zakat, kecuali rikaz (barang temuan yang terpendam)
  • Lebih dari kebutuhan pokok
  • Mencapai haul, yakni nisab satu tahun Hijriah

Adapun dalam buku Panduan Zakat Praktis terbitan Kementerian Agama RI, baligh dan berakal juga termasuk syarat wajib zakat.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Malam Istimewa Bulan Rajab yang Disebut Waktu Mustajabnya Doa


Jakarta

Rajab termasuk bulan haram atau yang disucikan Allah SWT. Pada bulan tersebut, ada beberapa malam yang diyakini mustajab untuk berdoa.

Kesucian bulan Rajab dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Tafsir Al Azhar Buya Hamka, ayat tersebut menjelaskan bilangan bulan menurut edaran bulan, bukan matahari. Setelah bangsa Arab memeluk agama tauhid, agama hanif yang juga disebut Islam, yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, diadakanlah empat bulan yang dihormati. Empat bulan itu adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab.

“Dihormati itu karena pada keempat bulan itu tidak boleh berperang dan tidak boleh balas dendam,” jelas Buya Hamka dalam tafsirnya.

Rajab adalah bulan ke-7 yang terletak di antara Jumadil Akhir dan Syakban. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto, menyebutkan ada tiga malam bulan Rajab yang memiliki keutamaan.

Tiga Malam Istimewa Bulan Rajab

1. Malam Pertama Bulan Rajab

Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 H jatuh pada Rabu, 1 Januari 2025. Sehingga, malam 1 Rajab dimulai dari Selasa, 31 Desember 2024 ba’da Maghrib.

2. Malam Tanggal 15 Bulan Rajab

Tanggal 15 Rajab 1446 H bertepatan dengan Rabu, 15 Januari 2025. Sehingga, malam pertengahan Rajab akan berlangsung mulai Selasa, 14 Januari 2025 selepas Maghrib.

3. Malam Tanggal 27 Bulan Rajab

Malam 27 Rajab disebut malam Isra Miraj. Pada malam ini, Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke Sidratul Muntaha untuk kemudian menerima perintah salat 5 waktu langsung dari Allah SWT. Demikian menurut riwayat yang shahih.

Mengacu kalender Hijriah, 27 Rajab 1446 H jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Sehingga, malam 27 Rajab bisa dimulai dari Minggu, 26 Januari 2025 setelah Maghrib.

Imam al-Ghazali menjelaskan, beribadah pada malam-malam hari yang punya keutamaan hukumnya sunnah. Malam itu, kata Imam al-Ghazali, adalah ‘masa’ untuk beramal dan waktu terbaik berniaga dalam perkara agama.

“Barang siapa lalai dan lengah pada masa tersebut, dia tidak akan menuai laba,” kata Imam al-Ghazali dalam kitabnya.

Waktu Mustajab Malam Hari untuk Berdoa

Malam hari, tepatnya di sepertiga malam yang akhir atau waktu sahur, adalah waktu mustajab untuk berdoa. Hal ini mengacu pada firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 18,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Keterangan tersebut diperkuat dengan hadits yang menyebut keutamaan berdoa pada sepertiga malam terakhir. Rasulullah SAW bersabda,

يَنزِلُ اللهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلْتُ اللَّيْلِ الْأَخِيرُ فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأَعْطِيْهِ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرْ لَهُ

Artinya: “Allah SWT akan turun (rahmat-Nya) setiap malam ke langit dunia tatkala tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan doanya. Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barang siapa memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com