Tag Archives: pertolongan allah

Tasbih Malaikat Sebelum Subuh, Lengkap dengan Keutamaan dan Cara Mengamalkannya


Jakarta

Waktu sebelum subuh merupakan momen mustajab bagi muslim. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa, zikir dan tasbih pada waktu tersebut.

Salah satu tasbih yang bisa dibaca muslim adalah tasbih malaikat sebelum subuh. Dengan mengamalkannya, muslim akan mendapat banyak keutamaan yang luar biasa.

Bacaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Berikut bacaan tasbih malaikat sebelum subuh yang dikutip dari buku Cara Tepat Mendapat Pertolongan Allah oleh Supriyanto.


سُبْحَانَ اللهِ الْعَلِيِّ الدَّيَانِ سُبْحَانَ اللهِ الشَّدِيدِ الأركان سُبْحَانَ مَنْ يَذْهَبُ بالليل ويأتي بالنَّهَارِ سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُشغلُهُ شَأْنٍ عَنْ شَأن سُبْحَانَ الله الْحَنَّانِ الْمَنَّان سُبْحَانَ اللهِ الْمُسَبَّح فِي كُلِّ مَكَانٍ

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi. Maha Suci Allah Yang Maha Kokoh dan kuat. Maha Suci Zat yang pergi pada malam hari dan kembali pada waktu siang. Maha Suci Zat yang mengurus segala sesuatu. Maha Suci Allah Yang Mahalembut dan Maha Pemberi. Mahasuci Allah yang senantiasa ditasbihkan di segala penjuru.”

Selain bacaan di atas, ada juga tasbih malaikat sebelum subuh dengan versi lebih singkat. Bunyinya sebagai berikut seperti dikutip dari buku Amalan-Amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin dan Nasrudil Abdulrohim.

سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيم، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، اسْتَغْفِرُ اللهِ وَآتُوبُ إلَيْهِ.

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Agung. Maha Suci Allah dengan memuji-Nya. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.”

Hendaknya bacaan tersebut diamalkan 100 kali ketika memasuki waktu subuh.

Cara Mengamalkan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Masih dari sumber yang sama, cara mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh adalah sebagai berikut:

  1. Niatkan untuk Allah SWT dan sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya
  2. Lakukan di waktu mustajab
  3. Baca dengan khusyuk setiap kalimat yang dilantunkan
  4. Akhiri dengan doa memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT

Keutamaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Terdapat keutamaan luar biasa yang bisa diperoleh muslim dari mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh. Berikut beberapa di antaranya:

  • Diberi rezeki yang berlimpah
  • Mendapat pahala dari Allah SWT
  • Dimintai ampunan oleh malaikat untuknya kepada Allah SWT
  • Menghapus dosa mukmin
  • Terhindar dari kesedihan dan penyakit berat
  • Memberatkan timbangan amal baik di akhirat

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Memohon Pertolongan Allah Saat Terdesak yang Dicontohkan para Nabi



Jakarta

Doa memohon pertolongan Allah saat terdesak ada beberapa macam. Doa-doa ini bisa dipanjatkan sekarang dengan sepenuh hati dan ikhlas agar Allah SWT mencurahkan pertolongan-Nya.

Tertulis dalam buku Al-Wafi: Syarah Hadis Arba’im Imam an-Nawawi karya Musthafa Dieb El-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Rasulullah SAW menasihati Ibnu Abbas RA dan mukminin untuk selalu memohon hanya kepada Allah Yang Mahamulia dan Mahakuasa.

Orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT hanya diperkenankan untuk meminta permohonan, bantuan, pertolongan, dan pertolongan kepada-Nya seorang.


“Apabila kamu meminta sesuatu, maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah.”

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah SWT berfirman, ‘Apakah ada orang yang berdoa, maka Aku akan mengabulkan doanya. Apakah ada orang yang meminta, maka Aku akan memberinya. Dan apakah ada orang yang memohon ampunan, maka Aku akan mengampuninya.'” (HR Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, berikut adalah beberapa doa memohon pertolongan Allah saat terdesak sesuai dengan contoh nabi dan rasul.

Doa Memohon Pertolongan Allah saat Terdesak Nabi Nuh AS

Dinukil dari buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun yang ditulis oleh Adi Tri Eka, doa Nabi Nuh AS ketika meminta pertolongan Allah SWT terdapat pada surah Al-Qamar ayat 10 yang berbunyi,

اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ

Arab-latin: annii maghluubun fantashiir

Terjemahan: “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).”

Doa Memohon Pertolongan Allah SWT saat Terdesak Nabi Hud AS

Doa memohon pertolongan Allah saat terdesak juga pernah dipanjatkan oleh Nabi Hud AS sebagaimana tertera dalam ayat suci Al-Qur’an, yaitu surah Al-Mu’minun ayat 39 yang berbunyi,

رَبِّ انْصُرْنِيْ بِمَا كَذَّبُوْنِ

Arab-latin: Rabbin surnii bimaa kadzabuun

Terjemahan: “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka telah mendustakanku.”

Doa Memohon Pertolongan Allah SWT saat Terdesak Nabi Luth AS

Doa ini adalah doa Nabi Luth AS untuk keluar dari kota yang penuh dengan kezaliman dan ketidakadilan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Hasan Husen dalam bukunya yang berjudul Pengobatan dan Doa Mustajab.

“Doa ini mengajarkan mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dan pertolongan Allah ketika kita berada dalam situasi atau lingkungan yang tidak adil atau penuh dengan kezaliman,” tulis buku tersebut.

Doa tersebut berbunyi,

رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ اَهْلُهَاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ نَصِيْرًا

Arab-latin: Robbanaa akhrijnaa min haadzihil qoryatidz dzoolimi ahluhaa waj’al lanaa min ladunka waliyyan waj’al lanaa min ladunka nashiiroo

Terjemahan: “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.” (QS. An-Nisa ayat 75)

Doa Memohon Pertolongan Allah SWT saat Terdesak Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari buku Berdoa dengan Ayat Al-Qur’an: Indahnya Memanjatkan Permohonan dengan Bahasa Tuhan oleh M. Mas’udi Fathurrohman, doa Rasulullah SAW tersebut berbunyi,

رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ

Arab-Latin: Robbihkum bilhaqqi warobbunarrohmanul musta’anu ‘ala ma tashifun

Terjemahan: “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (dan) yang dimintai segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.” (QS. Al-Anbiya ayat 112)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Hasbunallah Wanikmal Wakil, Bacaan Dzikir Memohon Pertolongan Allah SWT



Jakarta

Hasbunallah wanikmal wakil dibaca agar mendapat banyak keutamaan dan manfaat. Umat Islam memegang teguh kalimat ini sebagai penguat iman di berbagai kesulitan yang menghadang.

Orang yang beriman kepada Allah SWT tidak akan pernah putus asa dalam menghadapi cobaan yang diberikan-Nya. Mereka akan selalu yakin bahwa pertolongan dan perlindungan akan datang dari-Nya apabila mau bersabar.

Sebagai penguat iman dan semangat, orang-orang mukmin memiliki sebuah kalimat yang selalu mereka pegang teguh bahkan di situasi yang sangat sulit.


Kalimat tersebut adalah hasbunallah wanikmal wakil. Dalam arsip detikHikmah disebutkan kalimat ini biasa disebut dengan “doa tawakal.”

Lalu bagaimanakah lafal kalimat hasbunallah wanikmal wakil dalam Bahasa Arab ini? Berikut penjelasan selengkapnya.

Hasbunallah Wanikmal Wakil Arab, Latin, dan Terjemahan

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ

Arab-latin: Hasbunallah wa ni’mal wakiil

Terjemahan: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”

Sejatinya, kalimat ini juga tertera di dalam kitab suci Al-Qur’an. Tepatnya, kalimat ini difirmankan Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 173 yang berbunyi,

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ١٧٣

Arab-latin: Al-lażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama’ū lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānā(n), wa qālū ḥasbunallāhu wa ni’mal-wakīl(u).

Terjemahan: (yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Keutamaan Hasbunallah Wanikmal Wakil

Sebagaimana yang diambil dari buku Berlimpah Harta dengan Beragam Dzikir, Shalat, dan Puasa Khusus karya Muhammad Arifin Rahman, terdapat 13 keutamaan dalam doa tawakal ini, di antaranya:

1. Allah SWT akan memberikan pertolongan kepadanya dan ia akan mendapatkan cinta dari banyak orang

2. Allah SWT akan memberikan perlindungan dari perlindungan yang terbaik

3. Seorang muslim yang mengucapkannya akan mendapat kemuliaan yang langgeng, berkecukupan dalam kehidupan, serta mendapat pertolongan di saat mendesak

4. Membuat dirinya memiliki banyak pengikut

5. Ditolong oleh Allah SWT dengan melumpuhkan kekuatan orang zalim

6. Selalu mendapat solusi bahkan pada masalah yang berat dan buntu

7. Mendamaikan perselisihan

8. Allah SWT akan memberinya banyak rezeki dan pendapatan

9. Menolong bila diremehkan karena miskin

10. Orang-orang akan tunduk patuh kepadanya

11. Dapat meredam berbagai demonstrasi

12. Melindungi harta benda, tempat tinggal, dan barang berharga dari hama dan pencuri

13. Bermanfaat untuk keberhasilan melobi para pejabat

14. Diberi kemudahan mendapat kekayaan

15. Terlindung dari kejelekan semua makhluk, termasuk manusia

Waktu Mengamalkan Hasbunallah Wanikmal Wakil

Mengambil dari arsip detikHikmah, bacaan doa tawakal atau hasbunallah wanikmal wakil bisa dibaca setiap saat selagi memungkinkan.

Hasbunallah wanikmal wakil lebih utama diucapkan saat seorang muslim hendak bertawakal kepada Allah SWT, meminta pertolongan dan perlindungan dari-Nya.

Diharapkan, dengan membaca doa ini, Allah SWT akan mendengar permohonan hamba-Nya dan mau memberi pertolongan dan perlindungan-Nya.

Oleh sebab itu, doa hasbunallah wanikmal wakil bisa dibaca saat seorang muslim berjuang menghadapi masalah atau ditimpa kesulitan hidup. Contohnya adalah saat terpuruk, menderita, kesusahan, ketakutan, dan menghilangkan kekhawatiran.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah Beri Kunci agar Hidup Diliputi Pertolongan Allah



Jakarta

Setiap manusia akan diuji sesuai batas kemampuannya sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 286. Jika hidup terasa berat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapat pertolongan Allah SWT.

Ibnu Rajab dalam kitab Jamiul Ulum Hikam fi Syarhi Haditsi Sayyidil Arab wal Ajm yang diterjemahkan Fadhli Bahri memaparkan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan hal ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, Nabi SAW bersabda,

يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتِ : احْفَظِ اللَّهُ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهُ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَحَفْتِ الصُّحُفُ.


Artinya: “Hai anak muda, aku ajarkan beberapa kalimat kepadamu: jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau dapatkan Allah di depanmu, jika engkau minta mintalah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah, ketahuilah jika seluruh umat sepakat untuk memberimu manfaat dengan sesuatu maka mereka tidak dapat memberimu manfaat dengan sesuatu tersebut kecuali yang telah ditetapkan Allah untukmu, jika mereka sepakat untuk memberimu madzarat dengan sesuatu maka mereka tidak dapat memberimu madzarat dengan sesuatu kecuali yang telah ditetapkan Allah untukmu, pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR At-Tirmidzi dan ia mengatakannya hasan shahih)

At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari Hanasy ash-Shan’ani dari Ibnu Abbas dengan redaksi,

احْفَظِ اللَّهُ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّحَاءِ يَعْرِفُكَ فِي الشَّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنْ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.

Artinya: “Jagalah Allah niscaya engkau mendapatkan-Nya di depanmu, kenali Allah pada saat makmur niscaya Allah kenal denganmu pada saat sulit, ketahuilah apa yang tidak engkau dapatkan tidak akan engkau dapatkan, dan apa yang mesti engkau dapatkan tidak akan terlepas darimu, ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama musibah dan bersama kesulitan ada kemudahan.”

Ibnu Rajab juga memaparkan hadits lain dengan redaksi yang lebih lengkap dari banyak jalur. Adapun, jalur yang paling shahih kata Ibnu Rajab adalah jalur Hanasy ash-Shan’ani yang diriwayatkan At-Tirmidzi.

Penjelasan Hadits

Hadits-hadits di atas, kata Ibnu Rajab, mengandung wasiat-wasiat luhur dan perkara penting hingga sebagian ulama yang merenungkannya terkagum-kagum.

Ibnu Rajab menjelaskan, maksud sabda Nabi SAW “Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu” adalah jagalah hukum-hukum Allah SWT, hak-hak-Nya, perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya. Orang yang berbuat seperti ini termasuk orang-orang yang menjaga hukum-hukum Allah SWT yang dipuji melalui firman-Nya,

هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚ ٣٢ مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙ ٣٣

Artinya: “(Dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang bertobat lagi patuh. (Dialah) orang yang takut kepada Zat Yang Maha Pengasih (sekalipun) dia tidak melihat-Nya dan dia datang (menghadap Allah) dengan hati yang bertobat.” (QS Qaf: 32-33)

Di antara perintah Allah SWT yang wajib dijaga adalah salat dan thaharah (bersuci). Selain itu, Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya menjaga kepala dan perut sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

“Malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya ialah engkau menjaga kepala beserta apa yang dimuatnya dan menjaga perut beserta apa yang dikandungnya.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi)

Namun, hadits tersebut dinilai dhaif.

Adapun, maksud penjagaan Allah SWT terhadap hamba-Nya adalah menjaga kemaslahatan dunianya, seperti menjaga badan, anak, keluarga, dan hartanya. Orang yang menjaga Allah SWT di masa muda dan kuat, maka Allah SWT akan menjaganya saat tua dan lemah.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Orang Terzalimi, Benarkah Cepat Dikabulkan Allah?



Jakarta

Orang yang terzalimi memiliki keutamaan di hadapan Allah SWT. Hal ini didasarkan dalam sebuah hadits yang menyebutkan bahwa doa orang terzalimi adalah mustajab.

Hadits mengenai doa orang yang terzalimi disebutkan dalam kitab Mukhtashar Shahih Bukhari yang ditulis oleh M. Nashiruddin Al-Albani (Syekh Al-Albani) dan diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan A. Ikhwani.

Dalam buku tersebut menjelaskan hadits yang diriwayatkan dari Aslam bahwa Umar RA menjadikan seorang budaknya yang bernama Hunay untuk menjaga himaa (tempat penggembala ternak). Umar berkata, “Wahai Hunay, janganlah kau menzalimi orang-orang muslim dan takutlah dari doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya doa orang yang dizalimi terkabulkan.”


Umar RA melanjutkan bicaranya, “Izinkanlah orang-orang yang hanya memiliki sedikit unta dan sedikit domba untuk masuk ke dalam himaa tersebut. Jangan utamakan ternak Ibnu Auf dan ternak Ibnu Affan. Karena jika ternak keduanya rusak, mereka dapat kembali kepada pohon-pohon kurma dan tanaman mereka.”

“Dan sesungguhnya, jika ternak milik orang-orang yang memiliki sedikit unta dan sedikit domba rusak, maka mereka mendatangi saya dengan membawa anak-anak mereka, seraya berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, wahai Amirul Mukminin, apakah saya biarkan mereka terlunta-lunta?'”

“Menyediakan air dan rerumputan lebih ringan bagi saya daripada memberikan emas dan perak. Demi Allah, sesungguhnya mereka melihat saya telah menzalimi saya. Sesungguhnya ini adalah negeri mereka. Pada masa jahiliah, mereka berperang melindunginya dan mereka masuk Islam agar tetap di dalamnya.”

“Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya bukan karena harta (unta ternak lainnya) yang saya siapkan fi sabilillah, pasti saya tidak akan menjadikan sejengkal tanah mereka sebagai himaa.” (HR Bukhari)

Selain itu, ada hadits lain yang menyebut bahwa doa orang yang terzalimi adalah mustajab. Muhammad bin Isa bin Saurah (Imam at-Tirmidzi) dalam buku Sunan at-Tirmidzi jilid 3 menyebutkan hadits berikut:

٢٠١٤ – (صحيح) حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِي، عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ بَعَثَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى الْيَمَنِ، فَقَالَ: ((اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ)). وفي الْبَابِ عَنْ أَنَسٍ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَأَبِي سَعِيدٍ. وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَأَبُو مَعْبَدٍ اسْمُهُ : نَافِذُ ((صَحِيحُ أَبي دَاوُدَ)) (١٤١٢) : ق).
2014.

Artinya: (Shahih) Dari Abu Kuraib, dari Waki, dari Zakariya bin Ishaq, dari Yahya bin Abdullah bin Shaifi, dari Abu Ma’bad, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW, mengutus Mu’adz ke Yaman, dan beliau bersabda kepadanya, “Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada penghalang antara doanya itu dengan Allah.” Dalam tema ini terdapat riwayat dari Anas, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan Abu Sa’id. Ini adalah hadits hasan shahih. Nama Abu Ma’bad adalah Nafidz. (Shahiih Abu Dawud, No. 1412: Muttafaq `alaih)

Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Al-Jihad yang diterjemahkan Irfan Maulana Hakim dkk menyebutkan sebuah hadits shahih yang berisi anjuran menolong saudara yang dizalimi.

Rasulullah SAW bersabda, “Tolonglah saudaramu yang zalim dan yang dizalimi.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami menolongnya karena ia dizalimi, lalu bagaimana kami menolong orang zalim?” Beliau menjawab, “Mencegahnya dari kezaliman, karena itu adalah pertolongan untuknya.”

Menolong orang yang terzalimi bukan hanya dilakukan oleh kekuasaan hukum atau pemerintah. Tetapi, hal itu merupakan perkara yang wajib bagi setiap warga negara dan organisasi masyarakat.

Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban dari mereka dan memperhitungkan pengurangan dalam memberikan hak kepada Allah. Apabila menolong orang yang terzalimi sudah bisa kita lakukan, maka langkah kita akan teguh ketika langkah manusia-manusia lain itu tergelincir.

Sebab, kezaliman itu adalah kegelapan di hari kiamat nanti. Allah telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya dan menjadikan kezaliman di antara kita sebagai perbuatan yang haram.

Mengutip buku Mutiara Hadis Qudsi yang ditulis oleh Ahmad Abduh Iwadh disebutkan bahwa seorang muslim harus membantu orang yang terzalimi. Apabila seseorang tidak bisa mencegah kezaliman atau tidak bisa memberikan haknya, sesungguhnya engkau tidak akan bisa menanggung beban, apabila engkau telah jatuh dalam kezaliman ini.

Oleh karena itu, hendaklah engkau membantu orang yang terzalimi, yaitu dengan cara memberinya ketegaran dengan perbuatan dan ucapan.

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melepaskan kesempitan dari seorang mukmin dari kesempitan dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesempitan di hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan kesulitan orang lain, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang menutup aib seorang mukmin, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya itu menolong saudaranya. Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah untuk membaca Al-Quran dan mempelajarinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat akan menyelimuti mereka, malaikat akan menurunkan sayapnya kepada mereka, dan Allah akan selalu mengingat mereka di sisi-Nya.” (HR Muslim)

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com