Tag Archives: puasa muharram

Bacaan Lengkap dan Keutamaan Mengerjakannya


Jakarta

Niat puasa 1 Muharram dibaca sebelum muslim mengerjakan amalan tersebut. Sejatinya, Muharram menjadi bulan terbaik kedua setelah Ramadan untuk berpuasa.

Rasulullah SAW melalui haditsnya menyebut terkait hal itu. Berikut bunyi haditsnya yang dinukil dari Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As Sirjani terjemahan Andi Muhammad Syahrir.

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)


Niat Puasa 1 Muharram: Arab, Latin dan Arti

Mengutip dari buku Kedahsyatan Puasa oleh M Syukron Maksum, berikut bacaan niat puasa 1 Muharram.

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’ala.

Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’ala.

Niat ini bisa dibaca pada hari-hari lainnya di bulan Muharram selain tanggal 1. Tetapi perlu dipahami bahwa niat di atas tidak dibaca untuk puasa Tasua dan Asyura pada 9-10 Muharram, karena kedua puasa itu memiliki niat yang berbeda.

Waktu Membaca Niat Puasa 1 Muharram

Niat puasa 1 Muharram bisa dibaca sehari sebelum puasa berlangsung, tepatnya saat malam hari. Menurut kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzhahib Al-Arba’ah oleh Syaikh Abdurrahman Al Juzairi terjemahan Faisal Saleh, niat puasa sunnah bisa dibaca sejak matahari terbenam hingga pagi hari.

Walau begitu, sebaiknya muslim membaca niat puasa 1 Muharram lebih awal. Ini dimaksudkan agar lebih aman dan tidak tergesa-gesa.

Keutamaan Puasa 1 Muharram

Keutamaan puasa 1 Muharram sama seperti puasa Muharram pada umumnya. Masih dari sumber yang sama, Jalaluddin As Suyuthi dalam Ad Dibaj’ Ala Muslim-nya mengatakan bahwa puasa Muharram terbilang utama karena Muharram menjadi awal tahun baru.

“Maka pembukaannya adalah puasa yang merupakan amal paling utama.” tulisnya.

Selain puasa 1 Muharram, ada juga puasa yang lebih utama yaitu Asyura. Menurut buku Kumpulan Khotbah Jumat Sepanjang Tahun Hijriyah oleh Reyvan Maulid, puasa Asyura memiliki keutamaan melebur dosa setahun yang lalu.

Dari Abu Qatadah RA berkata,

“Sungguh Rasulullah SAW pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, kemudian beliau menjawab: Puasa Asyura melebur dosa setahun yang lewat.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Puasa Asyura & Tasua Dianjurkan di Bulan Muharram?



Jakarta

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Kemuliaan ini dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Di antara berbagai ibadah yang dianjurkan pada bulan ini, puasa Asyura dan Tasua menjadi amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Lantas, mengapa dua puasa sunnah ini begitu dianjurkan?

Anjuran Berpuasa Tasua dan Asyura dari Rasulullah SAW

Dalam Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar dijelaskan bahwa puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram, sedangkan puasa Asyura dikerjakan pada 10 Muharram. Kedua puasa ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan keinginannya untuk berpuasa dua hari di bulan Muharram:

“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram).” (HR Ahmad)

Lebih lanjut, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan puasa terbaik setelah Ramadan:

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Latar Belakang Disyariatkannya Puasa Asyura dan Tasua

Mengutip Fikih Kontroversi Jilid 2 oleh H. M. Anshary, sejarah puasa Asyura dan Tasua bermula ketika Rasulullah SAW masih di Makkah. Saat itu beliau berpuasa Asyura secara pribadi. Aisyah RA meriwayatkan:

“Di masa jahiliah, orang Quraisy biasa berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW juga melakukannya. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap melaksanakan puasa tersebut dan memerintahkan orang lain untuk ikut berpuasa. Namun, setelah puasa Ramadan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa Asyura dan bersabda: Barang siapa yang mau, silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak mau, maka tidak mengapa.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW mendapati kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyura sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa AS dari kejaran Firaun. Riwayat dari Ibnu Abbas RA menyebutkan:

Rasulullah SAW bertanya, “Hari apa ini?”

Mereka menjawab, “Hari ini adalah hari mulia. Pada hari ini Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil serta menenggelamkan Firaun dan pengikutnya. Musa pun berpuasa sebagai ungkapan syukur, dan kami ikut melaksanakannya.”

Rasulullah SAW bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.” Kemudian beliau pun berpuasa dan menganjurkan umat Islam untuk melakukannya. (HR Muslim)

Sejak saat itu, puasa Asyura menjadi salah satu amalan yang disunnahkan. Meskipun kemudian tidak diwajibkan setelah datangnya perintah puasa Ramadan, Rasulullah SAW tetap memberikan ruang bagi umatnya untuk mengamalkannya.

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

Beberapa keutamaan dari puasa Asyura dan Tasua ini juga disebutkan dalam berbagai hadits. Berikut keutamaannya yang dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari susunan Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha.

1. Menghapus Dosa Setahun Lalu

Hadits dari Abu Qatadah Al Anshari RA menyebutkan:

“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun, yaitu tahun lalu dan tahun yang akan datang. Sedangkan puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

2. Memperoleh Pahala yang Besar

Dalam satu riwayat, puasa Asyura dijanjikan pahala yang sangat besar:

“Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah memberinya pahala 10 ribu malaikat. Ia juga mendapat pahala seperti 10 ribu orang berhaji dan berumrah, serta seperti 10 ribu orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari itu, setiap rambutnya akan meninggikan derajatnya. Dan siapa yang memberi makan orang mukmin yang berbuka puasa pada hari itu, maka seolah-olah ia telah memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW.” (HR Muslim)

Dalam riwayat yang shahih dikatakan puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئِلَ عَنْ صِيَامٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, “Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

3. Sebagai Pembeda Umat Islam dan Yahudi

Rasulullah SAW bersabda:

“Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan bedakanlah dengan kaum Yahudi, dengan berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad)

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura: Manfaat Dunia-Akhirat!


Jakarta

Puasa Tasua dan Asyura merupakan amalan yang dikerjakan bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 9-10. Sebagaimana diketahui Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa selain Ramadan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR Muslim)


Puasa Tasua dan Asyura bahkan dianjurkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan kedua puasa tersebut.

“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10.” (HR Al Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura Secara Syariat

Berikut sejumlah keutamaan dari puasa Tasua dan Asyura dari segi syariat sebagaimana dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El Sutha.

1. Dihapuskan Dosanya Setahun Lalu

Rasulullah SAW melalui haditsnya menyebut bahwa muslim yang berpuasa pada hari Asyura akan dihapuskan dosanya setahun yang lalu. Beliau berkata,

“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

2. Membedakan dengan Bangsa Yahudi

Puasa Tasua yang dilaksanakan pada 9 Muharram menjadi pembeda dari bangsa Yahudi yang mengerjakan puasa hanya pada hari Asyura. Dari Ibnu Abbas RA berkata,

“Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata, ‘Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Firaun.’ Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, “Kamu adalah lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah’!” (HR Bukhari)

3. Puasa Terbaik Kedua

Muharram menjadi bulan yang terbaik untuk berpuasa setelah Ramadan. Ini sesuai hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW suatu hari pernah ditanya,

“Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardhu?”, kemudian Rasulullah menjawab, “Yaitu salat di tengah malam.” Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”, dan Rasulullah bersabda, “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)

4. Pahalanya Setara 10 Ribu Orang Berhaji

Menurut kitab Fadha ‘Ilul Quqat (Edisi Indonesia) karya Imam Baihaqi yang diterjemahkan Muflih Kamil, disebutkan bahwa salah satu keutamaan puasa Asyura adalah mendapat pahala setara 10 ribu orang berhaji.

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura, ditulis untuknya pahala ibadah enam puluh tahun termasuk di dalamnya ibadah puasa dan salatnya; barangsiapa berpuasa pada hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu malaikat; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala yang setara dengan pahala seribu orang yang haji dan umrah; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu mati syahid; barangsiapa berpuasa Asyura sesungguhnya ia seperti orang yang memberi makan seluruh orang fakir dari umat Muhammad SAW dan membuat mereka semua kenyang; barangsiapa membelai anak yatim dengan tangannya pada hari Asyura, maka akan diberikan untuknya untuk setiap rambut satu derajat di surga.”

Manfaat Puasa Tasua dan Asyura bagi Kesehatan

Mengutip dari buku 10 Formula dasar Islam: Konsep dan Penerapannya tulisan Gamar Al Haddar, berikut manfaat puasa Tasua dan Asyura bagi kesehatan muslim.

1. Menjaga Kesehatan

Puasa baik bagi tubuh karena dapat mencegah dari berbagai penyakit. Dengan demikian, muslim yang mengerjakan puasa juga berperan menjaga kesehatan tubuhnya.

2. Memperbaiki Sel yang Rusak

Menurut Dr Abdul Jawwad Ash-Shawi menyebut bahwa sel-sel tubuh bisa dibentuk kembali dan didistribusikan sesuai kebutuhannya apabila seseorang berpuasa. Dengan begitu, gugus-gugus baru untuk sel-sel menyebabkan renovasi struktur serta meningkatkan fungsional organ tubuh.

3. Membersihkan Tubuh dari Racun

Puasa bermanfaat untuk membersihkan tubuh dari racun. Saat seorang muslim berpuasa, lemak-lemak yang disimpan dalam tubuh pada jumlah besar bisa dipindahkan ke hati hingga dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati.

Melalui proses tersebut, banyak racun meleleh dan dikeluarkan, dibersihkan dari kotoran-kotoran tubuh. Umumnya, proses ini dikenal dengan detoksifikasi.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Checklist Ibadah Keluarga Selama Bulan Muharram


Jakarta

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam. Pada bulan ini, kaum muslim dianjurkan memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ


Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Karena kemuliaannya, bulan Muharram menjadi momentum istimewa untuk menghidupkan berbagai ibadah.

Selain beribadah secara pribadi, menjalankan ibadah bersama keluarga memiliki keutamaan tersendiri. Kebersamaan dalam beribadah mempererat hubungan antaranggota keluarga, menciptakan suasana rumah yang lebih harmonis, serta menumbuhkan semangat beribadah, khususnya pada anak-anak. Rasulullah SAW pun mencontohkan banyak ibadah yang dilakukan bersama keluarga sebagai sarana pendidikan dan penanaman nilai-nilai kebaikan.

Mengacu pada buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut adalah checklist ibadah yang dapat dijalankan bersama keluarga selama bulan Muharram:

Checklist Ibadah Bersama Keluarga pada Bulan Muharram

1. Puasa di Penghujung Dzulhijjah dan Awal Muharram

Puasa pada hari terakhir Dzulhijjah dan hari pertama Muharram dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang berpuasa pada kedua hari ini akan diampuni dosanya, meskipun dosanya sebanyak dosa lima puluh tahun. Namun, hadits ini dinilai lemah.

Melaksanakan puasa bersama keluarga tidak hanya menambah semangat, tetapi juga menanamkan nilai kesabaran dan kebersamaan.

2. Membaca Doa Akhir Tahun

Pada sore hari terakhir bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan membaca doa akhir tahun. Doa ini memohon ampunan atas kesalahan dan dosa yang dilakukan selama setahun penuh. Membaca doa secara bersama-sama dengan keluarga menjadi momen refleksi bersama dan memperkuat ikatan spiritual dalam rumah tangga.

3. Membaca Doa Awal Tahun

Saat memasuki malam 1 Muharram, umat Islam dianjurkan membaca doa awal tahun sebanyak tiga kali. Terdapat riwayat bahwa Allah akan mengutus malaikat untuk menjaga orang yang membaca doa ini dari gangguan setan sepanjang tahun. Membaca doa bersama keluarga menumbuhkan semangat mengawali tahun baru Hijriah dengan penuh harapan dan tekad menjadi pribadi yang lebih baik.

4. Menghidupkan Malam Pertama Muharram

Malam pertama bulan Muharram termasuk malam yang mulia. Beberapa amalan yang bisa dilakukan bersama keluarga antara lain:

  • Membaca Al-Qur’an
  • Berdzikir bersama
  • Mengerjakan salat sunnah seperti Tahajud, Hajat, dan Taubat
  • Salat sunnah seratus rakaat, meskipun tidak wajib dilakukan bagi yang merasa berat
  • Salat sunnah dua rakaat dengan bacaan khusus seperti surat Al-An’am atau Yasin

Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana mendidik anak-anak untuk mencintai ibadah malam sejak usia dini.

5. Dzikir setelah Salat Subuh

Sebagian ulama menganjurkan membaca basmalah dan Ayat Kursi masing-masing 360 kali setelah Subuh di bulan Muharram. Jika dilakukan bersama keluarga, bacaan bisa dibagi, sehingga terasa lebih ringan. Amalan ini diyakini membuka pintu rezeki dan melindungi dari berbagai mara bahaya.

6. Puasa Hari Pertama Muharram

Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram.” Melaksanakan puasa di awal Muharram dapat menjadi awal yang baik dalam memulai tahun baru hijriah bersama keluarga.

7. Puasa Tasu’a (9 Muharram)

Tanggal 9 Muharram dikenal dengan puasa Tasu’a. Rasulullah SAW ingin berpuasa pada hari tersebut agar berbeda dari kebiasaan kaum Yahudi. Puasa ini bisa dijadikan kebiasaan baik bersama keluarga untuk meneladani sunnah Nabi.

8. Puasa Asyura (10 Muharram)

Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa orang yang berpuasa di hari Asyura akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bahkan setara dengan pahala para malaikat, haji, umrah, dan para syuhada.

9. Mengerjakan Amalan di Hari Asyura

Selain berpuasa, amalan lainnya yang dianjurkan di hari Asyura antara lain:

  • Mengusap kepala anak yatim
  • Bersedekah
  • Memberi makan orang yang berbuka
  • Menjalin silaturahmi
  • Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak seribu kali
  • Mengajak keluarga melakukan amalan-amalan ini menjadi sarana menanamkan nilai kepedulian dan solidaritas sosial.

10. Membaca Doa Asyura

Doa Asyura dianjurkan dibaca setelah Maghrib pada tanggal 10 Muharram. Doa ini bisa dibaca minimal tujuh kali, atau lebih utama dibaca hingga tujuh puluh kali. Membaca doa bersama keluarga menumbuhkan kekhusyukan dan rasa kebersamaan dalam berdoa kepada Allah SWT.

11. Puasa Tanggal 11 Muharram

Beberapa ulama, termasuk Ibnu Qayyim, menganjurkan puasa pada tanggal 11 Muharram agar berbeda dengan kebiasaan kaum Yahudi. Puasa ini dapat menjadi amalan bersama keluarga yang memperkuat tekad menjalankan sunnah Rasulullah SAW.

12. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Muharram)

Selain Asyura, umat Islam juga dianjurkan berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 Muharram. Puasa Ayyamul Bidh adalah salah satu puasa sunnah yang memiliki keutamaan besar. Melakukannya bersama keluarga bisa menjadi latihan disiplin spiritual sekaligus sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Keutamaan Beribadah Bersama Keluarga

Menjalankan ibadah bersama keluarga bukan sekadar melaksanakan ritual agama, tetapi juga memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Memperkuat ikatan emosional dan spiritual dalam rumah tangga
  • Menjadi sarana saling mengingatkan dalam kebaikan
  • Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini kepada anak-anak
  • Menciptakan suasana rumah yang penuh berkah dan ketenangan
  • Membiasakan kebersamaan dalam melakukan kebaikan

Rumah yang di dalamnya dipenuhi lantunan doa, bacaan Al-Qur’an, dan aktivitas ibadah akan menjadi rumah yang tenteram dan dirindukan para penghuninya. Bulan Muharram menjadi momen yang tepat untuk memulai kebiasaan baik ini.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Puasa Asyura Menurut Muhammadiyah: Dalil dan Jadwal 2025


Jakarta

Puasa Asyura adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada 10 Muharram. Tahun ini, ada perbedaan pelaksanaan puasa Asyura dalam kalender Masehi antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Hal tersebut terjadi karena perbedaan metode yang digunakan dalam penentuan awal bulan dalam kalender Hijriah. PP Muhammadiyah mulai tahun ini menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender ini menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomi, bukan rukyat seperti yang digunakan pemerintah dan Nahdlatul Ulama.

Jadwal Puasa Asyura 2025 Muhammadiyah: Sabtu, 5 Juli

Berdasarkan KHGT seperti dilansir situs Muhammadiyah, 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025. Dengan demikian puasa Asyura menurut Muhammadiyah dilaksanakan pada Sabtu, 5 Juli 2025.


Puasa Asyura umumnya diikuti dengan puasa Tasua sehari sebelumnya atau 9 Muharram. Dengan demikian, jadwal puasa Tasua dan Asyura 2025 menurut Muhammadiyah jatuh pada:

  • Puasa Tasua 9 Muharram: Jumat, 4 Juli 2025
  • Puasa Asyura 10 Muharram: Sabtu, 5 Juli 2025

Dalil Puasa Asyura

Dalil puasa Asyura bersandar pada sejumlah hadits. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya berpuasa pada hari Asyura, termasuk sehari sebelumnya (hari Tasua).

Di antara hadits yang menjadi sandaran puasa Asyura adalah riwayat Sayyidah Aisyah RA, sebagai berikut,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ [متفق عليه]

Artinya: “Dari Aisyah RA, bahwa orang-orang Quraisy pada zaman jahiliah biasa berpuasa pada hari Asyura. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut hingga diwajibkannya puasa Ramadan. Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang ingin berpuasa pada hari Asyura, silakan berpuasa, dan barang siapa yang tidak ingin, silakan berbuka.” (Muttafaq ‘Alaih)

Menurut penjelasan Muhammadiyah dalam situsnya, hadits tersebut menunjukkan pelaksanaan puasa Asyura sudah dikenal sejak zaman jahiliah yang kemudian disyariatkan Rasulullah SAW. Pensyariatan puasa Asyura terjadi sebelum turun kewajiban puasa Ramadan.

Puasa Asyura memiliki keutamaan tersendiri. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW pernah ditanya keutamaan puasa hari Asyura. Beliau menjawab puasa tersebut menghapus dosa setahun yang lalu. Berikut bunyi haditsnya,

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئِلَ عَنْ صِيَامٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, “Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Adapun terkait puasa Tasua, Rasulullah SAW belum sempat melaksanakannya, tetapi beliau bersabda,

لَئِنْ بَقِيَتْ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ رَوَاهُ مسلم.

Artinya: “Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram.” (HR Muslim)

Puasa Tasua dan Asyura kemudian menjadi ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Puasa Asyura Tanggal Berapa? Ini Jadwal dan Niatnya Sesuai Sunnah


Jakarta

Puasa Asyura adalah amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Muharram. Banyak keutamaan dari puasa ini, sehingga sayang untuk dilewatkan.

Mengutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari yang ditulis Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El Sutha, Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa. Saking baiknya, Muharram dikatakan menjadi bulan terbaik kedua setelah Ramadan.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad.


“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.”

Puasa Asyura dilaksanakan pada hari Asyura yang merupakan momen bersejarah. Diterangkan dalam buku Mengenal Hari-Hari Besar Islam tulisan Marfu’ah, banyak peristiwa penting yang bertepatan dengan hari Asyura karenanya digolongkan sebagai hari yang sangat mulia.

Adapun, dalil terkait puasa Asyura disebutkan dalam hadits berikut dari Ibnu Abbas RA,

“Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata: Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Fir’aun. Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya: Kami lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah!” (HR Bukhari)

Jadwal Puasa Asyura 2025

Puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Tahun ini, 10 Muharram 1447 Hijriah bertepatan dengan Minggu, 6 Juli 2025.

Penanggalan tersebut mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag RI).

Niat Puasa Asyura 2025

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَأَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yauma ‘asyûra-a sunnata-lillâhi ta’âla.

Artinya: “Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta’ala.”

Manfaat Puasa Asyura bagi Muslim

Masih dari sumber yang sama, ada beberapa manfaat yang dapat diraih muslim dari mengerjakan puasa Asyura yaitu:

1. Menghapus Dosa Setahun Lalu

Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW,

“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

2. Mendapat Pahala Setara 10 Ribu Orang Pergi Haji

Menurut kitab Fadha ‘Ilul Quqat (Edisi Indonesia) oleh Imam Baihaqi yang diterjemahkan Muflih Kamil, puasa pada hari Asyura diganjar pahala setara 10 ribu orang pergi haji. Ini disebutkan dari hadits dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW bersabda,

“Barang siapa berpuasa pada hari Asyura, ditulis untuknya pahala ibadah enam puluh tahun termasuk di dalamnya ibadah puasa dan salatnya; barang siapa berpuasa pada hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu malaikat; barang siapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala yang setara dengan pahala seribu orang yang haji dan umrah; barang siapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu mati syahid; barang siapa berpuasa Asyura sesungguhnya ia seperti orang yang memberi makan seluruh orang fakir dari umat Muhammad SAW dan membuat mereka semua kenyang; barang siapa membelai anak yatim dengan tangannya pada hari Asyura, maka akan diberikan untuknya untuk setiap rambut satu derajat di surga.”

Berdasarkan keterangan kitab tersebut, hadits di atas pada sanadnya terdapat beberapa perawi yang tidak dikenal atau majhul.

3. Puasa Terbaik Kedua setelah Ramadan

Seperti yang sudah dijelaskan pada hadits sebelumnya, puasa pada bulan Muharram menjadi yang terbaik kedua setelah Ramadan. Dalam redaksi lain dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW berkata:

“Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardhu?”, kemudian Rasulullah menjawab, “Yaitu salat di tengah malam.” Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadan?”, dan Rasulullah bersabda, “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kapan Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 9, 10 Muharam?


Jakarta

Puasa Tasua dan Asyura adalah amalan sunnah yang dianjurkan pada 9-10 Muharram. Meski tidak wajib, keutamaan dari puasa tersebut sangat luar biasa.

Perlu dipahami, Muharram menjadi bulan paling mulia kedua setelah Ramadan untuk menjalani ibadah puasa. Karenanya, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa pada bulan ini. Beliau bersabda,

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)


Menukil dari Syarah Riyadhus Shalihin Imam Nawawi yang disyarah Musthafa Dib al Bugha terjemahan Misbah, hukum puasa Tasua 9 Muharram adalah sunnah. Amalan ini sebagai pembeda dengan bangsa Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram atau hari Asyura.

Sementara itu, puasa Asyura hukumnya sangat dianjurkan atau sunnah muakkad. Dari Ibnu Abbas RA berkata,

“Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu.” (Muttafaq ‘Alaih)

Lantas, kapan jadwal puasa Tasua dan Asyura 9-10 Muharram 1447 Hijriah?

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 1447 H

Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag RI), berikut jadwal puasa Tasua dan Asyura 1447 H.

  • Puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025
  • Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Minggu, 6 Juli 2025

Niat Puasa Tasua dan Asyura

1. Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ تَاسُعَةَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yauma tasu’ata sunnata-lillâhi ta’ala.

Artinya: “Saya berniat puasa Tasua sunnah karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَأَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yauma ‘asyûra-a sunnata-lillâhi ta’âla.

Artinya: “Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta’ala.”

Bolehkah Puasa Tasua Tanpa Asyura?

Wahbah Az Zuhaili melalui Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 terbitan Gema Insani menyebut bahwa puasa Tasua dan Asyura sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda,

“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal 9 dan 10.” (HR al-Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)

Adapun, jika seseorang hanya berpuasa Asyura tanpa Tasua tidak mengapa. Wahbah Az Zuhaili berpendapat bahwa puasa Asyura lebih dianjurkan.

Sementara itu, Mazhab Syafi’i berpandangan jika hanya puasa Asyura tanpa Tasua maka disunnahkan puasa pada 11 Muharram. Namun, Imam Syafi’i juga mengatakan tidak masalah apabila hanya puasa Asyura saja.

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura bagi Muslim

Berikut beberapa keutamaan puasa Tasua dan Asyura sebagaimana dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari yang disusun oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El Sutha dan buku 10 Formula Dasar Islam: Konsep dan Penerapannya oleh Gamar Al Haddar.

  1. Dihapuskan dosanya setahun yang lalu
  2. Menjadi pembeda dengan bangsa Yahudi
  3. Puasa paling baik kedua setelah Ramadan
  4. Pahalanya setara 10 ribu orang berhaji
  5. Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW
  6. Menjaga kesehatan
  7. Memperbaiki sel yang rusak
  8. Membersihkan tubuh dari racun

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Mau Dosa Setahun Dihapus? Jangan Lewatkan Puasa Asyura!


Jakarta

Bulan Muharram adalah awal tahun baru Hijriah. Bulan ini penuh keberkahan dan kesempatan untuk mengumpulkan pahala.

Puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan ini. Puasa ini punya keutamaan luar biasa sebagai penghapus dosa.

Dalam sebuah hadits riwayat oleh Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:


صَوْمُ عَاشُورَاءَ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ، سَنَةٍ قَبْلَهُ وَسَنَةٍ بَعْدَهُ

Artinya: “Puasa Asyura menghapus dosa setahun dan puasa Arafah menghapus dosa dua tahun: setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Dalam redaksi lain, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: “Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Subhanallah! Ini adalah kesempatan emas untuk membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang mungkin telah kita lakukan.

Dosa Apa Saja yang Dihapus dengan Puasa Asyura?

Imam Baihaqi dalam kitab Fadha’ilul Auqat (terjemahan Muflih Kamil) menjelaskan bahwa keutamaan puasa Asyura sebagai penghapus dosa berlaku bagi mereka yang menjalankannya dan memiliki dosa-dosa yang memang perlu diampuni. Namun, bagaimana jika seseorang berpuasa tanpa membawa dosa yang perlu dikaffarahkan? Imam Baihaqi menyebut bahwa mereka tetap akan memperoleh ganjaran berupa derajat yang dilipatgandakan.

Meski demikian, ada satu hal penting yang perlu dicermati. dalam kitab al-Da’ wa al-Dawa’, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah menegaskan bahwa meskipun puasa Asyura memiliki keutamaan menghapus dosa secara umum sesuai dengan janji Allah SWT, hal itu tetap memiliki syarat dan penghalang.

Salah satu penghalang utama terhapusnya dosa dengan puasa Asyura adalah kebiasaan melakukan dosa besar secara terus-menerus. Jika seseorang belum meninggalkan dosa besar, maka puasa tidak akan memberikan efek pengampunan sebagaimana yang dijanjikan.

Hal ini juga berlaku pada puasa Ramadan dan salat lima waktu, yang baru akan menghapus dosa-dosa kecil apabila diiringi dengan usaha meninggalkan dosa besar.

Ibnu Qayyim menyandarkan pendapatnya pada Surah An-Nisa ayat 31:

اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبَاۤىِٕرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا ٣١

Artinya: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga).”

Ibnu Qayyim menambahkan, “Dari sini dapat diketahui bahwa dijadikannya sesuatu sebagai sebab penghapus dosa tidak menghalanginya untuk bekerja sama dengan sebab lain dalam menghapus dosa. Dua sebab penghapus dosa tentu lebih kuat dan lebih sempurna daripada hanya satu sebab. Ketika sebab penghapus dosa semakin kuat, daya hapusnya pun menjadi lebih kuat, lebih sempurna, dan lebih luas.”

Ini berarti, puasa Asyura adalah pelengkap dan penyempurna bagi upaya kita dalam menjauhi dosa-dosa, terutama dosa besar.

Puasa Asyura Warisan Umat Nabi Musa AS

Puasa Asyura yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umat Islam ternyata sudah lebih dulu dilakukan oleh umat Nabi Musa AS. Dalam Mukasyafatul Qulub karya Imam al-Ghazali (terjemahan Jamaluddin), disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA terkait hal ini.

Dikisahkan bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi tengah melaksanakan puasa pada hari Asyura. Beliau kemudian bertanya tentang puasa tersebut.

Mereka menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Nabi Musa dan Bani Israil menang melawan kaum Firaun. Jadi, kami berpuasa sebagai bentuk pengagungan kepada Nabi Musa.”

Mendengar itu, Nabi SAW bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.”

Nabi SAW kemudian memerintahkan umatnya untuk berpuasa hari Asyura. Sebagai pembeda dengan kaum Yahudi, Rasulullah SAW menganjurkan puasa Asyura diiringi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya (9 Muharram) atau sehari sesudahnya (11 Muharram).

Dengan demikian, puasa Asyura bukan hanya amalan yang mulia dengan keutamaan penghapus dosa. Tetapi juga merupakan bagian dari sejarah panjang ibadah para Nabi.

Niat Puasa Asyura

Dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa karya H Herdiansyah Achmad, berikut niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَأَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma yauma ‘asyûra-a sunnata-lillâhi ta’âla.

Artinya: “Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta’ala.”

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Puasa Asyura Menghapus Dosa Setahun Lalu, Ini Haditsnya


Jakarta

Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun lalu dan satu tahun yang akan datang. Sebagaimana yang kita ketahui, puasa Asyura termasuk ke dalam amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di bulan Muharram.

Pelaksanaannya sendiri berlangsung pada tanggal 10 Muharram. Umumnya, puasa Asyura dilakukan secara berurutan dengan puasa Tasua pada 9 Muharram.

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang berbunyi,


“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal 9 dan 10,” (HR al-Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)

Meski begitu, hanya melaksanakan puasa Asyura tanpa Tasua diperbolehkan. Menukil dari buku Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 susunan Wahbah az-Zuhaili, bahkan puasa Asyura lebih dianjurkan.

Adapun, mazhab Syafi’i berpandangan jika hanya melaksanakan puasa Asyura tanpa Tasua maka disunnahkan untuk puasa pada 11 Muharram. Terkait kesunnahan puasa 3 hari sekaligus dijelaskan oleh Imam Syafi’i melalui Kitab al-Umm dan al-Imlaa. Meski begitu, Imam Syafi’i juga menyebut tidak masalah jika hanya berpuasa Asyura saja.

Hadits Puasa Asyura Dapat Menghapus Dosa Setahun Lalu

Mengutip dari buku Pintar Wajib dan Sunnah susunan Nur Solikhin, terdapat sebuah hadits yang menjelaskan keutamaan puasa Asyura. Dari Abu Qotadah Al Anshori mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, “Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim)

Bacaan Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’ala

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT,”

Jadwal Puasa Asyura 2023

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, puasa Asyura jatuh setiap tanggal 10 Muharram. Tahun ini, maka puasa Asyura bertepatan pada hari Jumat, 28 Juli 2023.

Pelaksanaan puasa Asyura ialah sehari sebelum puasa Tasua. Jadwal puasa Tasua tahun ini ialah 9 Muharram yang berarti 27 Juli 2023.

Demikian hadits keutamaan puasa Asyura dan informasi terkaitnya. Semoga bermanfaat.

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Shahih 13, 14 dan 15 Muharram Arab-Latin


Jakarta

Mendahului doa buka puasa sebelum membatalkan puasa pada waktunya adalah sunnah berpuasa seperti pada pengamalan puasa 13, 14, dan 15 Muharram. Puasa tiga hari tersebut yang dikenal juga dengan puasa Ayyamul Bidh.

Dijelaskan Said Hawwa dalam buku Al-Islam membaca doa ketika hendak berbuka puasa termasuk sunnah yang dianjurkan karena termasuk dalam salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ


Artinya: “Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzalimi.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Dalam riwayat lainnya bersumber dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA yang mendengar perkataan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya, bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR Ibnu Majah)

Adapun puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang diamalkan pada 13, 14, dan 15 tiap bulannya. Landasannya didasarkan dari sebuah hadits Abu Dzar Al Ghifari, Rasulullah SAW bersabda, “Hai Abu Dzar, kalau kau hendak berpuasa sunnah setiap bulan, lakukanlah puasa pada 13, 14 dan 15.” (HR Tirmidzi)

Doa Buka Puasa Shahih 13, 14, 15 Muharram

Puasa pertengahan bulan ini dikerjakan mulai dari masuknya waktu Subuh hingga terbenam matahari. Untuk membatalkan puasa, muslim dianjurkan untuk mengawalinya dengan doa buka puasa.

1. Doa Buka Puasa Muharram Versi Pertama

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah

Artinya: “Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah dan atas kehendak Allah pahala telah ditetapkan. Insya Allah.” (HR Abu Dawud)

Doa ini termaktub dalam Al-Adzkar: Doa dan Dzikir dalam Al-Qur’an dan Sunnah (Edisi Indonesia) karangan Imam Nawawi yang diterjemahkan Masturi Irham dan Muhammad Aniq.

2. Doa Buka Puasa Muharram Versi Kedua

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan doa ini termasuk dalam himpunan doa dan dzikir dari Abu Hurairah Abdul Salam terbitan PT Gramedia Pustaka Utama.

Waktu Buka Puasa

Untuk waktu berbuka dapat disesuaikan pada masing-masing wilayah. Acuannya bersumber dari riwayat Rasulullah SAW yang menyebutkan buka puasa dimulai pada waktu Magrib atau saat matahari tenggelam.

إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

Artinya: “Jika malam telah datang dari sini dan siang telah tertutup dari sini, serta matahari terbenam, itulah waktu berbuka bagi yang berpuasa.” (HR Bukhari)

Sementara itu, dikutip dari buku Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah, dan Thibbun Nabawi oleh Maryam Kinanti N, ada perbedaan pendapat yang menyatakan kapan doa buka puasa diamalkan.

Ada yang berpendapat diamalkan setelah membatalkan puasa dengan air, kurma, atau semacamnya pertama kali. Pendapat lainnya menyebut doa buka puasa diamalkan sebelum berbuka puasa.

Jadwal Puasa 13, 14, 15 Muharram

Pemerintah menetapkan awal Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Hal ini juga sejalan dengan hasil hisab Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sudah memenuhi kriteria imkanur rukyat MABIMS. Dengan kata lain, berikut jadwal puasa pertengahan bulan Muharram yang bisa diamalkan:

  • 13 Muharram 1446 H bertepatan dengan Jumat, 19 Juli 2024
  • 14 Muharram 1446 H bertepatan dengan Sabtu, 20 Juli 2024
  • 15 Muharram 1446 H bertepatan dengan Minggu, 21 Juli 2024

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyahnya menetapkan 1 Muharram 1446 H sehari setelah pemerintah yaitu pada Senin, 8 Juli 2024 berdasarkan istikmal. Jadi, jadwal puasa Ayyamul Bidh berdasarkan kalender Hijriah NU adalah sebagai berikut:

  • 13 Muharram 1446 H bertepatan dengan Sabtu, 20 Juli 2024
  • 14 Muharram 1446 H bertepatan dengan Minggu, 21 Juli 2024
  • 15 Muharram 1446 H bertepatan dengan Senin, 22 Juli 2024

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com