Tag Archives: puasa

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Doa Berbukanya


Jakarta

Umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk melakukan puasa wajib sebagaimana puasa Ramadan, namun juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Salah satu puasa sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW adalah puasa Senin Kamis.

Sebagaimana namanya, puasa Senin Kamis adalah puasa sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Abu Aunillah Al-Baijury dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Agama Islam: Panduan Lengkap Berislam Secara Kafah mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling sering melaksanakan puasa Senin Kamis.


Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab, “Sesungguhnya, segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka Allah berfirman, ‘Tangguhkan keduanya.'” (HR Ahmad)

Niat Puasa Senin Kamis

Sumber yang sama mengatakan bahwa niat puasa Senin Kamis dibaca terpisah sesuai harinya. Niat masih bisa dilakukan meski sudah tengah hari dengan syarat belum melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa sejak terbitnya fajar.

Ketentuan ini diambil dari apa yang pernah Rasulullah SAW lakukan, bahwasanya pada suatu waktu beliau mendatangi Aisyah RA bertepatan selain bulan Ramadan, kemudian beliau bersabda,

هَلْ عِنْدَكُمْ غَدَاء ؟ وَ إِلَّا فَإِنِّي صَائِمٌ

Artinya: “Apakah engkau punya santapan siang? Maka jika tidak ada aku akan berpuasa.” (HR Muslim)

Menurut buku Puasa Senin-Kamis karya Mahmud Ahmad Mustafa, perlu diingat bahwa niat itu tempatnya di hati bukan di lidah karena niat adalah pekerjaan hati. Oleh karena itu, apabila seseorang mengucapkan niat puasa namun di hati tidak disertai dengan niat dan keinginan yang kuat untuk puasa, maka niat puasa itu tidaklah sah.

Diambil dari buku Fikih yang ditulis oleh Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, berikut adalah niat puasa Senin dan Kamis.

Niat Puasa Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma gadin fi yaumil-isnaini sunnatal lillāhi ta’ālā.

Artinya: Saya niat puasa besok pada hari Senin sunnah karena Allah Ta’ala.

Niat Puasa Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْحَمِيْسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma gadin fi yaumil-khamisi sunnatan lillāhi ta’ālā.

Artinya: Saya niat puasa besok pada hari Kamis sunnah karena Allah Ta’ala.

Doa Berbuka Puasa Senin Kamis

Sebelum memasukkan makanan ke dalam mulut, umat Islam yang menjalani puasa Senin Kamis terlebih dahulu diperintahkan untuk mengucapkan doa berbuka puasa.

Diambil dari buku Koreksi Tuntas Buku 37 Masalah Populer oleh Abdurrahman Al-Mukaffi, berikut doa berbuka puasa yang terdapat dalam hadits shahih.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang dahaga, telah basah urat (tenggorokan), dan telah tetap pahala, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Kitab Sunan Abu Dawud)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti, Lengkap dengan Niatnya



Jakarta

Puasa Senin Kamis adalah salah satu puasa sunnah dalam Islam. Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari Senin Kamis.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal-amal diajukan (di depan Allah) pada setiap hari Senin dan Kamis, lalu Allah mengampuni setiap muslim atau setiap orang yang beriman kecuali dua orang yang berseteru. Allah berfirman, ‘Tangguhkanlah amal kedua orang itu’.” (HR Ahmad)

Sedangkan puasa ganti atau puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal. Puasa tersebut tertinggal karena batal puasa wajibnya, tetapi tidak ada unsur kesengajaan, hanya karena tidak mampu menjalankan puasa tersebut, ungkap Muh Hambali dalam buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan Hingga Kematian.


Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 184,

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١٨٤

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Bagaimana bacaan niat dan doa buka puasa Senin Kamis dan puasa ganti? Begini bacaannya.

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis

Pelaksanaan puasa Senin Kamis harus menggunakan niat yang terpisah. Niat puasa Senin Kamis dapat dilakukan meskipun sudah tengah hari, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Mengutip dari sumber buku sebelumnya, bacaan niat puasa Senin yaitu,

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً للهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Sengaja saya berpuasa hari Senin karena Allah Ta’ala.”

Sedangkan, bacaan niat puasa Kamis yaitu,

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً للهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma yaumal khamiisi sunnatan lilaahi ta’aalaa

Artinya: Sengaja saya berpuasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Niat Puasa Ganti

Mengutip dari sumber buku sebelumnya, bacaan niat puasa ganti yaitu,

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaa’i fardhi syahri ramadhaana lillahita’ala

Artinya: “Sengaja saya berpuasa pada esok hari untuk mengganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta’ala.”

Doa Buka Puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti

Bacaan doa buka puasa bersifat umum. Artinya, doa buka puasa dapat dibaca ketika berbuka puasa yang wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa Senin Kamis, puasa ganti, dan lainnya. Mengutip buku Sukses Dunia-Akhirat dengan Doa-Doa Harian karya Mahmud asy-Syarowi, bacaan niat puasa ganti atau puasa qadha yaitu, bacaan doa buka puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti yaitu sebagai berikut,

Doa buka puasa yang dari para ulama
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ.

Bacaan latin: Allahumma lakasumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika ‘afthartu

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu/karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan atas rezeki-Mu aku berbuka.”

Doa buka puasa menurut riwayat Imam Bukhari dan Muslim
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Bacaan latin: Allahumma lakasumtu wabika amantu wa’alaa rizqika afthartu birahmatika yaa arhamarrahiimin

Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Bukhari dan Muslim)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Niat Puasa Ayyamul Bidh Desember 2023 dan Doa Berbuka


Jakarta

Puasa Ayyamul Bidh Desember 2023 jatuh pada pekan ini. Umat Islam bisa mengerjakannya dengan membaca niat puasa Ayyamul Bidh terlebih dahulu.

Ayyamul Bidh yang juga disebut hari-hari putih adalah puasa sunnah yang dikerjakan tiga hari setiap bulan. Abu Darda RA mengatakan,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


Artinya: “Kekasihku (Rasulullah SAW) berpesan kepadaku agar tidak sekali-kali meninggalkan tiga hal selama hidupku, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, salat Dhuha, dan supaya aku tidak tidur sebelum mengerjakan salat Witir.” (HR Muslim)

Dijelaskan dalam Syarah Riyadhus Shalihin oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk yang diterjemahkan Misbah, Rasulullah SAW memerintahkan puasa Ayyamul Bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam bulan kamariah.

Hal ini bersandar pada hadits yang berasal dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَأْمُرُنَا بِصِيَامٍ أَيَّامِ الْبِيضِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

Artinya: “Rasulullah SAW menyuruh kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh yakni tanggal 13, 14, dan 15.” (HR Abu Dawud)

Abu Dzar RA juga mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Artinya: “Apabila kau berpuasa tiga hari dalam suatu bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dalam kalender Hijriah).” (HR at-Tirmidzi dan menurutnya hadits ini hasan)

Bulan ini umat Islam memasuki Jumadil Akhir 1445 H, bulan ke-6 dalam kalender Hijriah. Berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh Jumadil Akhir 1445 H/ Desember 2023.

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Desember 2023

  • 13 Jumadil Akhir: Selasa, 26 Desember 2023
  • 14 Jumadil Akhir: Rabu, 27 Desember 2023
  • 15 Jumadil Akhir: Kamis, 28 Desember 2023

Niat Puasa Ayyamul Bidh

Dalam pelaksanaannya, umat Islam bisa membaca niat puasa Ayyamul Bidh terlebih dahulu. Berikut bacaannya:

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma Ayyaamal Bidh sunnatan lillaahi Ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta’ala.”

Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh

Setelah masuk waktu buka puasa, kaum muslim yang mengerjakan puasa Ayyamul Bidh dapat membaca doa buka puasa. Mengacu pada kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, berikut bacaan doa buka puasa menurut riwayat yang shahih,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud)

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Rajab Arab, Latin dan Artinya Sesuai Sunnah


Jakarta

Umat Islam yang tengah menjalankan puasa Rajab bisa membaca doa buka puasa Rajab setelah tiba waktu Maghrib. Sebab, doanya orang yang puasa ketika berbuka itu mustajab.

Disebutkan dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir, keutamaan doanya orang berpuasa ketika berbuka disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ashr RA, ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ لِلصَّابِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ


Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka: doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dalam kitab Ash-Shiyam. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih dan Ibnu Asakir menyatakan hadits ini hasan)

Imam Ahmad dan lainnya turut mengeluarkan hadits yang menyebut doanya orang yang berpuasa tidak akan tertolak. Rasulullah SAW bersabda,

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزْنِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Artinya: “Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya: imam yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa orang dizalimi, Allah akan mengangkatnya di atas awan, dan membukakan untuknya pintu-pintu langit dan berkata, ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun setelah saat ini’.”

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah, At-Tirmidzi dalam kitab Ad-Da’wat dan ia mengatakan hadits ini hasan, Ibnu Hibban dalam bab Shiyam, Al Baihaqi dalam kitab Al-Kubra dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah.

Doa Buka Puasa Rajab

Imam an-Nawawi dalam kitab Al Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha memaparkan sejumlah doa buka puasa yang dibaca Rasulullah SAW. Berikut bacaan doa buka puasa Rasulullah SAW:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud)

Dalam Sunan Abu Dawud juga terdapat hadits dari Muadz bin Zuhrah yang mengatakan bahwa Nabi SAW jika telah berbuka puasa beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu a ‘alaa rezekika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka.”

Selain itu, Imam an-Nawawi juga meriwayatkan doa buka puasa dalam kitab Ibnu Sunni, dari Ibnu Abbas RA, “Jika Rasulullah SAW berbuka puasa beliau membaca:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam kitab Ibnu Sunni juga terdapat bacaan doa buka puasa versi lainnya yang berasal dari riwayat Muadz bin Zuhraj, berikut bacaannya,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصَمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Alhamdulillaahil ladzii a’aani fashamtu wa razaqanii fa afthartu

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah menolongku sehingga aku dapat berpuasa dan telah memberikan rezeki kepadaku sehingga aku dapat berbuka.”

Sejumlah doa buka puasa di atas tidak spesifik untuk puasa Rajab saja melainkan doa buka puasa secara umum yang bisa dibaca baik dalam puasa wajib maupun sunnah.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

7 Hadits tentang Puasa Ayyamul Bidh dan Keutamaannya


Jakarta

Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan yang memiliki banyak keutamaan. Hal ini dijelaskan dalam sejumlah hadits puasa Ayyamul Bidh.

Merujuk pada buku Sukseskan Bisnismu dengan 21 Amalan Sunah yang Terbukti Dahsyat karya Ahmad Jarifin, puasa Ayyamul Bidh adalah salah satu puasa sunnah yang dikerjakan Rasulullah SAW pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan kamariah. Tanggal tersebut bertepatan dengan waktu rembulan bersinar sempurna.

Terdapat beberapa hadits puasa Ayyamul Bidh. Hadits-hadits ini berisi anjuran untuk tidak meninggalkan puasa Ayyamul Bidh hingga keutamaan bagi yang menjalankannya.


Hadits Puasa Ayyamul Bidh

Menukil Syarah Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi yang disyarah Musthafa Dib al-Bugha dkk dan diterjemahkan Misbah, berikut beberapa hadits puasa Ayyamul Bidh.

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Pertama

أَوْصَانِي خَلِيْلِيْ ﷺ بِثَلَاثٍ صِيَامُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى وَأَنْ أُوَتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan salat Witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Kedua

أَوْصَانِي حَبِيبِيِّ ﷺ بِثَلَاثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَاعِشْتُ : بِصِيَامٍ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَبِأَنْ لَا أَنَامَ حَتَّى أُوَتِرَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku agar tidak sekali-kali meninggalkan tiga hal selama hidupku, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, salat Dhuha, dan supaya aku tidak tidur sebelum mengerjakan salat Witir. (HR Muslim)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Ketiga

صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artinya: “Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun.” (Muttafaq ‘alaih)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Keempat

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُومُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. فَقُلْتُ: مِنْ أَيِّ الشَّهْرِ كَانَ يَصُومُ ؟ قَالَتْ: لَمْ يَكُنْ يُبَالِي مِنْ أَيِّ الشَّهْرِ يَصُومُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: “Apakah Rasulullah SAW biasa berpuasa tiga hari setiap bulan? Aisyah menjawab, ‘Ya.’ Aku bertanya lagi, ‘Pada tanggal berapa beliau berpuasa?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau tidak menaruh perhatian pada tanggal berapa beliau berpuasa dari satu bulan’.” (HR Muslim)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Kelima

إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثًا، فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ.

Artinya: “Apabila kau berpuasa tiga hari dalam suatu bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15.” (HR At-Tirmidzi)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Keenam

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ أَيَّامِ الْبِيضِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Artinya: “Rasulullah SAW menyuruh kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh yakni tanggal 13, 14, dan 15.” (HR Abu Dawud)

Hadits Puasa Ayyamul Bidh Ketujuh

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلاَ سَفَرٍ رَوَاهُ النَّسَائِي بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ

Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah berbuka (selalu berpuasa) pada Ayyamul Bidh, baik beliau berada di rumah maupun sedang bepergian.” (HR An-Nasa’i)

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh memiliki sejumlah keutamaan. Merujuk pada sumber sebelumnya, berikut beberapa keutamaan puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh seperti Puasa Sepanjang Masa

Meskipun hanya melaksanakan puasa selama tiga hari dalam satu bulan, pahala puasa Ayyamul Bidh seperti puasa sepanjang masa. Bahkan, nilainya sama dengan setiap hari seorang muslim berpuasa sepanjang hidupnya.

Melaksanakan Wasiat Rasulullah SAW

Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk dan anjuran menuju kebaikan untuk para umatnya. Salah satu petunjuk itu adalah melaksanakan puasa tiga hari dalam satu bulan, yaitu puasa Ayyamul Bidh.

Mengikuti Kebiasaan Rasulullah SAW

Tidak hanya memberikan saran kepada para sahabatnya untuk melaksanakan puasa tiga hari dalam satu bulan, Rasulullah SAW juga menjalankannya sepanjang hidupnya. Sebagai umatnya, setiap muslim juga hendaknya mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Ketentuan Fidyah dalam Islam, Bagaimana Cara Membayarnya?


Jakarta

Ramadhan tinggal menghitung bulan. Pada bulan yang mulia itu, seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa.

Dalil puasa Ramadhan disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 183,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Meski termasuk ibadah wajib, ada sejumlah golongan yang dikecualikan dan boleh membayar fidyah. Dalam Islam, fidyah adalah pengganti atau tebusan yang membebaskan seorang mukallaf dari perkara hukum yang berlaku padanya seperti disebutkan dalam buku Kupas Tuntas Fidyah susunan Sutomo Abu Nashr Lc.

Terkait fidyah termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 184 yang berbunyi,

وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Artinya: “…Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin…”

Ketentuan Membayar Fidyah

1. Bisa Dibayar dengan Makanan Pokok

Mengacu pada sumber yang sama, para ulama sepakat bahwa fidyah dapat dibayarkan dengan makanan pokok. Imam Malik dan Imam As-Syafi’i menyebut ketentuan fidyah yang harus dibayar sebesar 1 mud gandum atau sama dengan 0,75 kilogram. Setara telapak tangan yang ditengadahkan saat berdoa.

Adapun, mazhab Hanafi berpandangan fidyah yang dikeluarkan ialah sebesar 2 mud atau 1/2 sha’ gandum setara dengan 1,5 kg. Biasanya aturan ini digunakan untuk kaum muslimin yang membayar fidyah beras.

2. Besaran Fidyah dalam Bentuk Uang

Fidyah dengan uang ini didasarkan dari pendapat mazhab Hanafi. Pembayaran fidyah dengan uang harus sebanding dengan harga makanan pokok yang dikonsumsi.

Prof Wahbah Az Zuhaili dalam Terjemah Fiqhul Islam wa Adillatuhu mengatakan bahwa menurut mazhab Hanafi, pemberian makanan untuk fakir miskin adalah memenuhi kebutuhan mereka. Tujuan tersebut bisa tercapai dengan membayar qimah atau nominal harta yang sebanding dengan makanan.

Merujuk pada SK Ketua BAZNAS Nomor 7 Tahun 2023 mengenai Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, nilai fidyah dalam bentuk uang setara dengan Rp 60.000/hari/jiwa.

3. Golongan yang Boleh Membayar Fidyah

Mengutip Kitab Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq, ada empat golongan yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa tetapi wajib membayar fidyah, yakni memberi makan orang miskin setiap hari yang ditinggalkannya.

Yang termasuk golongan ini adalah orang tua renta, perempuan yang lemah, orang sakit menahun yang sulit harapan sembuhnya, dan para pekerja berat. Ibnu Abbas RA mengatakan,

“Orang tua diperbolehkan untuk berbuka. Sebagai gantinya, ia memberikan makanan kepada satu orang miskin untuk setiap harinya. Ia tidak wajib mengqadhanya.” (HR Daruquthni dalam Sunan Daruquthni dan Hakim dalam Mustadrak Hakim. Keduanya mengatakan hadits ini memiliki sanad yang shahih)

Adapun, yang dimaksud perempuan lemah ialah ibu hamil dan menyusui. Dikhawatirkan kondisi mereka atau anaknya akan terdampak bila berpuasa.

Sementara itu, terkait orang yang sakit menahun dan sulit diharapkan kesembuhannya maka ia dia dihukumi seperti orang tua yang renta. Oleh sebab itu, wajib baginya membayar fidyah sebagaimana merujuk pada pendapat ulama Syafi’iyyah.

Mengenai pekerja berat ini merujuk pada pekerja yang melakukan pekerjaan berat dan bila tidak bekerja maka tidak akan mendapat penghasilan. Artinya, pekerjaan berat itu menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Bulan Syaban untuk Meminta Umur Sampai pada Ramadhan


Jakarta

Bulan Syaban adalah salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriah karena berdekatan dengan bulan suci Ramadhan. Rasulullah SAW bahkan pernah mengajarkan doa bulan Syaban menjelang Ramadhan sebagai amalan untuk menyambutnya.

Kemuliaan tentang bulan Syaban ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Rasulullah SAW bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


Artinya: “Bulan Syaban–bulan antara Rajab dan Ramadhan–adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Nasa’i)

Di samping itu, sejumlah hadits menjelaskan, bulan Syaban adalah waktu yang mulia untuk berpuasa sunnah menjelang Ramadhan. Keterangan ini didasarkan dari Anas ibn Malik saat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa yang paling utama. Rasulullah SAW kemudian menjawab, “Puasa Syaban sebagai penghormatan untuk menyambut puasa Ramadhan.” (HR Tirmidzi)

Untuk itu, alangkah baiknya bila muslim dapat menyambut bulan Syaban dengan membaca doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dari riwayat Anas bin Malik RA, berikut bacaan doanya.

Doa Bulan Syaban Menjelang Ramadhan

أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Bacaan latin: Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna ramadhana

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadhan.”

Bacaan doa di bulan Syaban diambil dari dalam hadist termaktub dalam Kitab Mishkat Al Masabih oleh al-Imam al-Baghawi terjemahan Yunus Ali Al-Muhdhor. Berikut haditsnya,

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ» قَالَ: وَكَانَ يَقُولُ: «لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ لَيْلَةٌ أَغَرُّ وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمٌ أَزْهَرُ»

Artinya: Anas mengatakan saat Rajab datang Rasulullah SAW berkata, “Ya Allah SWT berkahilan kami di Rajab dan Syaban serta bawalah kami hingga Ramadhan.” Dia juga mengutip Rasulullah SAW saat mengatakan, “Kamis malam adalah saat yang sangat terang dan Jumat adalah hari yang bersinar.”

Sheikh Ibnu Rajab berpendapat riwayat ini menganjurkan muslim untuk memohon panjang umur dengan niat untuk menambah kebaikan dan beramal saleh di masa mendatang.

Dikutip dari buku Ringkasan Shahih Muslim susunan Zaki Al-din ‘abd Al-azhim Al-mundziri, selain memanjatkan doa, bulan Syaban juga dapat diisi dengan mengqadha puasa Ramadhan sebelumnya yang ditinggalkan karena uzur tertentu. Istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, bahkan diketahui pernah mengganti puasa pada bulan Syaban.

Berikut bunyi haditsnya dari riwayat Abu Salamah RA dalam Kitab Puasa,

سَمِعْتُ عَائِشَةَ رضي اللهُ عَنْهَا تَقُولُ : كَانَ يَكُونُ عَلَى الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا اسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ ، الشَّغُلُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Saya mendengar Aisyah berkata, “Puasa wajib yang saya tinggalkan pada bulan Ramadhan pernah tidak bisa saya ganti, kecuali pada bulan Syaban karena sibuk melayani Rasulullah SAW.” (HR Muslim)

Hari-hari terakhir Sya’ban 1445 H bertepatan dengan 10-11 Maret 2024 (29-30 Sya’ban) sebagaimana dikutip dari Kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag. Hal ini dapat dijadikan acuan sebagai batas waktu untuk melunasi utang puasa Ramadhan.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Sahur Penuh Berkah yang Dibaca Rasulullah


Jakarta

Sahur atau makan dan minum sebelum puasa adalah hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Berikut merupakan doa sahur serta amalan yang bisa dilakukan pada waktu tersebut.

Dikutip dari buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru, sahur atau “As-Sahuur” berarti “makanan atau minuman yang dimakan pada waktu makan sahur sebelum Subuh”. Hukum dari makan sahur adalah sunnah muakkad atau sunnah yang dikuatkan.

Keutamaan Sahur

Sahur memiliki sejumlah keutamaan. Berikut beberapa di antaranya sebagaimana disebutkan dalam hadits.


1. Makanan yang Penuh Berkah

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Nabi SAW bersabda, “Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Salman RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berkah ada pada tiga hal: berjamaah, tsarid (roti remas yang direndam dalam kuah), dan makan sahur.” (HR ath-Thabarani)

2. Mendapat Sholawat dan Pujian dari Allah serta Doa dari Malaikat

Keutamaan tersebut disebutkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi SAW bersabda, “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi)

Amalan yang Bisa Dilakukan ketika Sahur

Ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan ketika sahur. Berikut di antaranya.

1. Membaca Al-Qur’an

Allah SWT berfirman,

قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ ٢ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ ٣ اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ ٤ اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا ٥ اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ ٦

Artinya: “bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) seperduanya, kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sesungguhnya bangun malam itu lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap ucapannya.” (QS Al Muzzammil: 2-6)

2. Sholat Malam

Amalan lain yang bisa dilakukan pada waktu sahur adalah sholat malam. Salah satunya sholat Tahajud dan ditutup dengan Witir.

3. Banyak Berdoa dan Mohon Ampun kepada Allah

Saran untuk banyak berdoa dan beristighfar kepada Allah SWT pada waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang beristighfar meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Sahur

Rasulullah SAW mencontohkan sejumlah doa yang bisa dibaca ketika sahur. Dikutip dari kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy, ketika dalam perjalanan dan tiba waktu sahur, Rasulullah SAW mengucapkan doa berikut,

سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Samma’a sami’un bihamdillah wa husni balaihi ‘alaina rabbana shohibna wa afdhil ‘alaina ‘aizan billahi minan nari.

Artinya: “Semoga ada yang mendengar yang menyampaikan pujian kepada Allah, dan cobaan-Nya yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, lindungilah kami dan berilah kami karunia dengan berlindung kepada Allah dari api neraka.” (HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dalam Al-Yaum wa Al-Lailah, dan Hakim dalam Al-Musadrak)

Imam an-Nawawi menukil pendapat Al-Qadhi Iyadh dan penulis kitab Al-Mathali’, lafaz samma’a dalam doa tersebut maksudnya sebagai peringatan untuk berzikir dan berdoa pada waktu sahur.

Rasulullah SAW juga pernah mengajarkan doa untuk dibaca pada pagi dan petang. Doa ini terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi dari Abu Hurairah RA dan dinyatakan shahih. Berikut bacaannya,

اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ

Artinya: “Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Yang Mengetahui, yang gaib dan alam nyata, wahai Rabb segala sesuatu dan Yang menguasainya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan setan serta gangguannya.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Sahur dan Buka Puasa Senin Kamis Sesuai Sunnah


Jakarta

Waktu sahur dan buka puasa termasuk waktu mustajab sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits. Umat Islam bisa mengisi keutamaan waktu tersebut dengan membaca doa sahur dan buka puasa.

Keutamaan waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ


Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari buku Puasa Ibadah Kaya Makna karya Budi Handrianto hukum sahur adalah sunnah. Namun, sahur dianjurkan oleh Nabi SAW karena memiliki banyak keberkahan. Diriwayatkan dalam suatu hadits yang berbunyi,

“Bersahurlah kalian karena di dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sunnah lain dalam berpuasa adalah menyegerakan berbuka. Hal ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Sahl bin Said, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sementara dalam hadits lain dikatakan, “Para sahabat Nabi Muhammad SAW itu adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat makan sahur.” (HR Baihaqi)

Makna dari hadits di atas adalah untuk mengerjakan makan sahur dekat dengan waktu subuh agar memperlama rasa lapar muncul saat puasa dan agar tidak kembali tidur. Sementara itu, dianjurkan menyegerakan buka puasa sebab Allah SWT tidak menyukai menunda orang yang membatalkan puasa sampai tersiksa. Pada buka puasa juga terdapat banyak keberkahan di dalamnya.

Waktu buka puasa juga memiliki keutamaan. Dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir terdapat hadits yang menjelaskan keutamaan ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ashr RA, ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ لِلصَّابِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka: doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dalam kitab Ash-Shiyam. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih dan Ibnu Asakir menyatakan hadits ini hasan)

Umat Islam bisa membaca doa ketika sahur dan buka puasa, baik dalam puasa wajib maupun puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis. Berikut bacaan doanya.

Bacaan Doa Sahur Puasa Senin Kamis

سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Samma’a sami’un bihamdillah wa husni balaihi ‘alaina rabbana shohibna wa afdhil ‘alaina ‘aizan billahi minan nari.

Artinya: “Semoga ada yang mendengar yang menyampaikan pujian kepada Allah, dan cobaan-Nya yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, lindungilah kami dan berilah kami karunia dengan berlindung kepada Allah dari api neraka.” (HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dalam Al-Yaum wa Al-Lailah, dan Hakim dalam Al-Musadrak)

Bacaan doa sahur tersebut terdapat dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy. Dikatakan, ketika dalam perjalanan dan tiba waktu sahur, Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut.

Bisa juga membaca doa sahur dengan bacaan istighfar. Berikut bacaannya:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Adapun, umat Islam bisa membaca niat sahur puasa dengan bacaan berikut.

Niat Sahur Puasa Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Puasa Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Qadha Ramadhan:

Adapun, bagi umat Islam yang ingin melakukan puasa qadha Ramadhan bersamaan dengan puasa Senin Kamis bisa membaca doa berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’aalaa.”

Bacaan Doa Buka Puasa

Ketika memasuki waktu berbuka, umat Islam bisa mengawalinya dengan membaca doa buka puasa. Berikut bacaannya.

Doa buka puasa versi pertama

Di dalam buku Doa-doa Mustajab karya KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, berikut doa buka puasa berdasarkan hadits riwayat Abu Daud.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Doa berbuka puasa versi kedua

Termaktub dalam kitab Sunan Abu Dawud yang turut dinukil Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin

Artinya:” Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Ramadan Selain Allahumma Lakasumtu Sesuai Sunah


Jakarta

Doa buka puasa dengan lafaz awal allahumma lakasumtu adalah bacaan yang populer di kalangan muslim Indonesia. Namun, masih ada sejumlah doa lain yang bisa dibaca sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Anjuran membaca doa buka puasa bersandar pada sejumlah hadits. Salah satunya hadits yang berisi keutamaan waktu berbuka puasa. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA. Ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR Ibnu Majah)

Abdullah bin ‘Amr RA sendiri biasa mengumpulkan anak-anaknya ketika akan berbuka puasa dan mengajaknya berdoa kepada Allah SWT, sebagaimana diceritakan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Fi Rihabis Sunnah yang diterjemahkan Muhamad Yasir. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’ab Al-Iman turut mengeluarkan riwayat mengenai hal ini.


Doa Abdullah bin ‘Amr RA ini disebutkan dalam sejumlah kitab hadits dan dinukil oleh para ulama. Salah satunya dalam kitab Ash-Shiyam karya Ibnu Majah. Doa ini juga dinukil Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa thuruq wa Amaliyah yang diterjemahkan Andi Muhamad Syahrir.

Bacaan Doa Buka Puasa Ramadan

Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha menyebutkan sejumlah riwayat tentang bacaan doa buka puasa yang dipanjatkan Rasulullah SAW. Berikut di antaranya.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud)

Dalam Sunan Abu Dawud juga terdapat hadits dari Muadz bin Zuhrah yang mengatakan bahwa jika telah berbuka puasa, Nabi SAW membaca doa buka puasa berikut ini:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rezekika afthartu

Artinya: “Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka.”

Dalam kitab Ibnu Sunni juga terdapat bacaan doa buka puasa. Doa ini berasal dari riwayat Ibnu Abbas RA, berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ada juga bacaan doa yang dipanjatkan beberapa menit menjelang buka puasa. Doa ini biasanya dipanjatkan pada waktu mustajab. Berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla sya’i an taghfira lii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku.” (HR Ibnu Majah. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih. Ibnu Asakir meng-hasankan hadits ini dalam Mu’jam Asy-Syuyukh)

Doa buka puasa Ramadan tersebut dibaca ketika masuk waktu buka puasa. detikers bisa melihat jadwal buka puasa Ramadan 2024 lengkap semua wilayah di Indonesia melalui laman detikHikmah atau klik di sini Jadwal Buka Puasa.

Jadwal Buka Puasa Hari Ini

Wilayah DKI Jakarta pada hari ini, Selasa (12/3/2024), akan memasuki waktu buka puasa pada pukul 18:10 WIB. Berikut jadwal salat selengkapnya.

  • Imsak: 04:33
  • Subuh: 04:43
  • Dzuhur: 12:06
  • Ashar: 15:11
  • Maghrib: 18:10 (Waktu buka puasa)
  • Isya: 19:19

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com