Tag Archives: puji

Ternyata Ini Kalimat yang Sering Diucapkan Mukmin Penghuni Surga


Jakarta

Surga adalah tempat yang didambakan para mukmin dan orang-orang yang beriman. Surga sendiri digambarkan sebagai tempat yang penuh kenikmatan.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 15,

۞ قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ ١٥


Artinya: “Katakanlah, “Maukah aku beri tahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan (untuk mereka) pasangan yang disucikan serta rida Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”

Menurut buku Al Jannah wan Nar oleh Umar Sulaiman Al Asyqar terbitan Pustaka Amani, penghuni surga akan memakai pakaian yang mewah dan perhiasan seperti emas, perak, hingga mutiara. Mereka bisa makan dan minum apapun yang mereka inginkan.

Meski makan dan minum layaknya di dunia, penghuni surga kelak tidak buang air besar maupun kecil. Mereka berada dalam kondisi yang suci sebagaimana sabda Nabi SAW,

“Penghuni surga makan dan minum, tidak mengeluarkan ingus dari hidungnya, tidak buang air besar, dan tidak pula buang air kecil. Makanan mereka menjadi sendawa yang beraroma misik. Mereka selalu diilhamkan bertasbih dan takbir sebagaimana kalian diilhamkan bernapas.” (HR Muslim)

Kalimat yang Kerap Diucapkan Penghuni Surga Kelak

Terdapat kalimat yang sering diucapkan oleh penghuni surga. Terkait hal ini tertuang dalam surah Yunus ayat 10,

دَعْوَىٰهُمْ فِيهَا سُبْحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَٰمٌ ۚ وَءَاخِرُ دَعْوَىٰهُمْ أَنِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Doa mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma”, dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam” Dan penutup doa mereka ialah: “Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin”

Mengacu pada Tafsir Kementerian Agama, kalimat pada surah Yunus ayat 10 menggambarkan kehidupan rohani penghuni surga. Apabila dirinci, doa mereka dimulai dengan menyebut Subhanaka Allahumma. Kemudian, salam penghormatan mereka ialah, Salam.

Lalu, untuk mengakhiri doa mereka adalah Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Doa merupakan permohonan yang dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Tuhan-nya yang Maha Agung.

Pengakuan akan keagungan Allah SWT diungkapkan melalui Subhanaka Allahumma yang artinya Maha Suci Engkau, Wahai Allah. Adapun, salam penghormatan maksudnya diucapkan agar sejahtera dan selamat dari yang tidak disukai dan diinginkan. Menurut penjelasan Tafsir Kemenag RI, salam penghormatan ini, sering diucapkan semasa hidup mereka di dunia.

Yang terakhir yaitu Alhamdulullahi Rabbil Alamin yang mengandung arti segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Ucapan tersebut dikatakan oleh orang-orang beriman ketika pertama masuk surga.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Kultum Singkat tentang Bersyukur beserta Dalilnya


Jakarta

Saat digelar kegiatan keagamaan, kultum singkat seringkali disampaikan. Salah satu topik kultum yang kerap dipilih yaitu tentang bersyukur.

Kultum perlu disampaikan dengan benar, karena umumnya menyertakan dalil Al-Qur’an maupun hadits. Hal itu agar mendukung topik yang dibahas sehingga pendengar bisa memahami isi kultum dengan baik.

Sebagian orang yang tidak biasa memberikan kultum mungkin akan kesulitan untuk membuat materi yang pas. Namun tenang saja, detikers dapat temukan contoh teks kultum singkat tentang bersyukur di bawah ini.


Kultum Singkat tentang Bersyukur

Berikut sejumlah ceramah singkat tentang bersyukur yang dapat dijadikan referensi:

1. Bersyukur

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini ditempat yang Insyaallah dirahmati Allah dalam keadaan tak kurang suatu apapun sehat jasmani maupun rohani.

Tak lupa sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan atau jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat syafaatnya di yaumul akhir.

Teman-teman semua marilah kita selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah kepada kita semua. Banyak sekali nikmat yang sering tidak kita sadari yang telah Allah berikan kepada kita seperti nikmat makan, nikmat bernafas, nikmat berjalan, bahkan nikmat bias menggerakkan anggota tubuh pun termasuk nikmat yang begitu besar yang perlu kita syukuri. Jika dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang sedang sakit saat ini untuk makan pun susah, ada juga yang tidak bisa berjalan semudah kita bahkan menggerakkan anggota badan seperti tangan saja susah.

Dengan demikian masihkah kita tidak bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan kepada kita? Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 152, yang berbunyi:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Bagaimana cara bersyukur? bersyukur dapat dilakukan dengan cara:

1. Dengan Niat
Meyakini dengan sungguh-sungguh di dalam hati bahwa semua nikmat yang kita peroleh semua dari Allah SWT. Baik itu nikmat kesehatan, harta benda, jabatan, atau pangkat, semuanya dari Allah SWT.

2. Dengan Lisan
Setelah kita meyakini dalam hati kita sebaiknya selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan alhamdulillah dimana saja dan kapan saja atas nikmat yang sudah diberikan kepada kita.

3. Dengan Menjaga dan Mengamalkan
Nikmat Allah sangat banyak sekali kami tidak mampu untuk menghitungnya. Semuanya hanya titipan saja yang suatu saat pasti akan kembali kepada-Nya. Misalnya, nikmat berupa kesehatan, Suatu saat kita pasti akan mati, kembali kepada Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk apa saja kesehatan yang sudah kita peroleh apakah untuk melakukan hal-hal yang baik atau sebaliknya.

Jangan sampai kita menjadi orang yang mengingkari nikmat karena kurang bersyukur. Semoga kita semua termasuk mereka yang pandai mensyukuri segala nikmat yang ada Tuhan telah memberi kita.

Demikian kultum yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan yang datang dari dalam diri saya karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga bermanfaat Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuh

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh karindayd).

2. Bersyukur

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang Insyaallah mulia ini.

Kedua kalinya tak lupa sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah seperti yang sekarang ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan kultum tentang Bersyukur.

Syukur yang sebagaimana telah dijabarkan oleh Ibnu Qayyim: Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT harus selalu senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT baik itu berupa nikmat yang kecil maupun nikmat yang besar.

Tanpa kita sadari setiap harinya kita selalu menerima nikmat dari Allah SWT seperti nikmat berupa nikmat islam, nikmat kesehatan, dan nikmat kita telah diberikan anggota tubuh yang lengkap dan sempurna seperti yang dijelaskan dalam Surat An Nahl ayat 78, yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”

Adapun cara agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT adalah seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut: “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu Syukur juga memiliki berbagai macam manfaat yaitu:
1. Kita dapat dijauhkan dari azab Allah SWT.
2. Dengan bersyukur Allah SWT dapat memberikan ridhonya kepada kita.
3. Dengan bersyukur kita dapat mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Kesimpulan dari kultum ini adalah syukur merupakan suatu bentuk ibadah dan sekaligus bentuk ketaatan kita atas perintah Allah SWT.

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh tiasrifebr098).

3. Bersyukur

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nikmat Allah yang diberikan kepada kita sangat berlimpah ruah. Bahkan kadang-kadang tanpa kita pinta pun Allah dengan Rahman Rahim-Nya menganugerahkan semua nikmat itu kepada kita tanpa syarat. Untuk semuanya itu tidak ada kata yang patut diucapkan selain memuji kepada Allah SWT. Shalawat beserta salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebutkan saja nikmat Allah yang kita dapatkan. Nikmat sehat, nikmat bisa makan minum, nikmat pancaindera, nikmat akal, nikmat iman, nikmat Islam, dan masih banyak lagi. Pasti kita tidak akan pernah bisa menghitungnya.

Dapat dipastikan manusia tidak akan bisa menentukan jumlah nikmat Allah, apalagi membalas semuanya. Jika kita telisik lebih mendalam, kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita semua tidaklah akan mampu kita balas, meskipun hanya sebagian kecilnya. Bahkan mungkin semua yang kita miliki tidak akan pernah cukup untuk menebus satu nikmat saja dari Allah.

Namun, betapa banyak dari kita yang tidak menyadari hal itu sehingga lupa atas nikmat-nikmat-Nya. Kadang, ketika nikmat itu hilang dari kita, baru kita merasakan betapa bernilainya kenikmatan tersebut. Yang ada kemudian hanyalah keluh kesah yang menjadi-jadi.

Jika kita masih menjadi pribadi demikian, kita diperintahkan untuk memohon ampun; bertaubat kepada Allah.

Jadi sikap kita terhadap semua nikmat Allah adalah tetap bersyukur kepada-Nya. Karena bisa jadi, satu saja nikmat Allah dicabut dari diri kita, kita langsung mengadu, keluh kesah, dan bahkan memaki Allah. Kita lupa masih ada jutaan, miliaran, bahkan triliunan nikmat Allah yang masih kita rasakan dan nikmati.

Padahal sudah sangat jelas Allah terangkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Rasulullah SAW menjelaskan tentang kriteria mukmin sejati, yang salah satunya adalah mereka orang-orang yang pandai bersyukur atas nikmat Allah. Dan Rasulullah sangat memuji sikap tersebut.

“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR Muslim)

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menyatakan kekagumannya terhadap seorang muslim yang mampu bersyukur ketika ia mendapat nikmat dari Allah SWT, dan mampu bersabar kala musibah menimpanya. Rasulullah SAW juga menyebut mereka yang pandai bersyukur sebagai mukmin sejati. Seorang mukmin sejati adalah seseorang yang benar-benar memasrahkan kehidupannya kepada Allah SWT dan bisa memposisikan dirinya layaknya seorang budak yang bisa menghargai perlakuan majikannya. la akan menerima dengan ikhlas segala perlakuan yang diberikan oleh majikan (dalam hal ini Allah SWT) kepadanya.

Syukur dalam Islam memang memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan interaksi antara seorang muslim dengan Tuhannya. Allah SWT berfirman, “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.(Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.” (QS Luqman : 14)

Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan proses kelahiran manusia sebelum memerintahkannya untuk bersyukur. Ini berarti bahwa ketika manusia telah dapat berpikir dan mengenal Tuhannya, yang diperintahkan pertama kali adalah mengungkapkan rasa syukur dan rasa terima kasih kepada Allah dan kemudian orangtua sebagai perantara ia hadir di dunia. Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Inilah yang bisa dipahami dari perintah Allah pada ayat di atas.

Masih terkait dengan ayat 14 surat Luqman di atas, Allah memerintahkan bersyukur sebagai wasiat pertama kepada manusia adalah semata karena kasih dan rahmat-Nya. Dia menginginkan kebaikan buat hamba-hamba-Nya, sedangkan kinerja berkesinambungan kebaikan itu ada terletak pada sikap manusia itu sendiri. Mau bersyukur atau tidak? Jika mau bersyukur nikmat Allah tersebut akan semakin bertambah sebagaimana disinggung pada ayat tujuh surat Ibrahim tersebut di atas.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Lantas, bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah? Ada banyak cara kita bersyukur kepada Allah SWT. Pada dasarnya, syukur kepada Allah harus terejawantahkan dalam hati, lisan, dan perbuatan kita.

Pertama, syukur dengan hati adalah mengakui dan meyakini dengan sebenar-benarnya di dalam hati bahwa segala bentuk nikmat yang telah ia dapatkan hanya berasal dari Allah SWT.

Syukur hati dan keyakinan mereka adalah bahwa Allah SWT telah menjadikan segalanya sesuai dengan kadar (ukuran)nya masing- masing, termasuk pembagian rezeki.

Kedua, syukur dengan lisan adalah dengan selalu memuji pemberi nikmat Allah SWT menyebut nikmat itu serta menampakkan nikmat tersebut atau para ulama menyebutnya tahadduts bin ni’mah.

Tahadduts ni’mah (menyebut-nyebut nikmat Allah) adalah dengan ditampakkan yaitu dilakukan dalam rangka syukur kepada pemberi nikmat (yaitu Allah), bukan dalam rangka menyombongkan diri pada yang lain.

Ketiga adalah bersyukur dengan perbuatan. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat cara Rasulullah SAW dalam mengungkapkan syukurnya kepada Allah, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah RA:

“Rasulullah SAW biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankah dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang?” Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim).

Kita lihat! Rasulullah yang telah ma’shum, senantiasa dijaga Allah dari perbuatan tercela dan diampuni dosanya saja, beliau beribadah dengan penuh penghambaan dan keseriusan. Hal itu hanya beliau jadikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Apalagi diri kita yang berlumuran dosa dan kesalahan?

Di samping itu, syukur dengan perbuatan adalah ketika kita bisa menggunakan segala anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada kita untuk kerja-kerja nyata; digunakan sebagaimana mestinya; untuk tujuan positif dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. Syukur pada tahapan ini adalah bentuk kesyukuran yang paling tinggi derajatnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai hakikat syukur kepada Allah SWT. Doa kita semoga kita bukan termasuk orang-orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat Allah SWT. Bukan orang-orang yang melupakan dan melalaikan nikmat Allah SWT. Bukan orang-orang yang hanya bisa berkeluh kesah. Bukan orang-orang yang iri dengki terhadap nikmat yang diterima orang lain.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari buku Panduan Lengkap Khotbah Sepanjang Masa & Kultum Penuh Inspirasi karya Ibnu Abi Nashir).

4. Rezeki yang Terlupakan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, baik Nikmat Iman dan Islam ataupun nikmat sehat walafiat, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul tanpa satu halangan apa pun dan tidak kurang satu pun untuk hadir di acara yang Insyaallah dimuliakan oleh Allah SWT.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad SAW yang telah yang telah menuntun kita dari zaman jahiliah menuju zaman penuh pengetahuan agama. Nabi Muhammad Saw., mengajarkan kepada kita akan selalu mengingat Allah SWT, terutama karena kita sebagai hamba yang lemah, yang bahkan tak mampu menghitung nikmat Allah SWT, yang terlihat saja, belum lagi yang tidak terlihat atau terlupakan.

Ya, sebagian kita, bapak ibu sekalian yang saya hormati, kerap menganggap bahwa nikmat atau rezeki yang kita dapatkan hanya secara fisik. Artinya yang dapat dilihat oleh mata. Misalnya uang, rumah, kendaraan, benda-benda berharga, dan lain sebagainya. Bapak ibu juga demikian?

Saya berharap tidak. Rezeki yang diberikan oleh Allah SWT, itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dari bangun tidur sampai tidur lagi. Coba kita bayangkan, siapa yang bisa menanam rambut di kepala kita? Menanamnya satu per satu, dipotong tumbuh lagi, dipotong tumbuh lagi. Lalu berubah menjadi putih. Salon mana yang bisa, Bu? Kalau ada salon yang bisa seperti itu, itu pasti peluang bisnis yang besar.

Apalagi rezeki yang sering kita lupakan. Rezeki melihat, misalnya. Kita diberi mata, mata bisa melihat, bisa membedakan warna, bisa membedakan benda baik dan buruk, bisa membedakan cantik dan buruk. Ini rezeki, Bapak Ibu sekalian. Ada yang diberi mata tapi tidak bisa melihat? Ada. Rezekinya berupa mata saja.

Ada yang punya mata, bisa melihat tapi tidak bisa membedakan warna? Ada. Itu rezekinya sampa melihat saja. Ada yang punya mata tapi tak bisa membedakan bidang benda? Ada. Dan lain sebagainya.

Itu adalah sebagian rezeki yang tidak terhitung harganya. Bahkan jika rezeki itu berkurang, betapa kita bingung, betapa kita akan menghabiskan seluruh harta benda untuk mengobatinya. Misalnya tiba-tiba mata kita kena katarak (naudzubillah min dzalik). Kita kemudian tanpa pikir panjang akan mencari jalan keluarnya dengan cara melakukan pengobatan. Berapapun biayanya akan ditempuh.

Bahkan ketika ada orang yang meminta mata kita, diberi imbalan miliaran, tetap tidak diberikan. Artinya, rezeki berupa mata tidak akan tergantikan oleh rezeki-rezeki bendawi yang telah dimiliki.

Sekarang telinga. Semua orang punya telinga, betul? Ada yang punya telinga tapi tak bisa mendengar? Ada. Orang-orang kemudian mencari alat bantu pendengaran. Berapa harganya? Mahal!

Justru, rezeki yang kerap kita lupakan adalah rezeki-rezeki yang harganya sangat mahal, bahkan tidak ternilai harganya. Kita justru sibuk menghitung rezeki-rezeki yang kecil. Misalnya gaji bulanan. Andaikan gaji bulanan Anda kurang 100 ribu dari gaji yang seharusnya Anda terima, pastilah ribut. Gajinya 3 juta, kok dipotong 100 ribu. Tentu sudah ribut.

Kita ini, manusia, selalu meributkan hal-hal yang tampak. Sementara yang tak tampak dianggap biasa. Kita dikasih orang uang satu juta dengan cuma-cuma, berapa banyak terima kasih yang kita ucapkan? Bahkan diterima sampai menangis- nangis. Kita bisa menontonnya di televisi, ada uang kaget, ada bedah rumah, dan lain sebagainya.

Lihatlah sikap penerimanya? Pasti menangis-nangis, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Sementara ia lupa, ada rezeki yang tidak terhitung harganya. Kita ini kerap terbalik cara berpikirnya.

Nah, sekarang bapak ibu sudah tahu, mana rezeki yang receh, mana rezeki yang besar. Dengan rezeki yang besar, yang setiap hari kita rasakan, mestinya kita sadari dan selalu bersyukur. Setiap kali bangun tidur, kita bersyukur. Kita bisa melakukan apa, bersyukur. Dan jika sudah demikian, kita akan menjadi hamba yang pandai bersyukur. Bersyukur tidak hanya sebatas ucapan, melainkan juga berimbas pada peningkatan ibadah kita kepada Allah.

Demikian yang bisa saya sampaikan semoga ada manfaat yang bisa kita ambil untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahul muafiq ila aqwamith thariq. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari buku Materi Tausiyah Ustadz Gaul oleh Ibnu Mas’ad Masjhur).

5. Dengan Syukur, Bahagia Bertabur

Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, karena telah memberi karunia dan nikmat yang sangat besar kepada kita semua. Semoga keselamatan dan kesejahteraan juga senantiasa dilimpahkan kepada panutan kita, yakni Rasulullah SAW.

Syukur adalah kata yang berasal dari bahasa Arab; syakara, yasykuru, syukran, dan tasyakkara, yang berarti “mensyukuri-Nya, memuji-Nya”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syukur diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah SWT. Syukur juga berarti mengingat akan segala nikmat-Nya.

Syukur adalah pengakuan spiritual atas segala karunia dari Tuhan. Sehingga orang yang bersyukur, akan secara totalitas mengakui segala hal kenikmatan yang dirasakan adalah semata-mata sebagai bentuk ke-Maha Kasih dan Sayang-Nya Allah SWT pada hamba-Nya.

Dengan demikian syukur adalah pengakuan penuh bahwa segala yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, sepenuhnya merupakan kebaikan untuk kita. Maka segala apa yang Allah SWT berikan, akan diterima dengan rela hati, tanpa kecuali. Karena semua yang diberikan-Nya akan selalu ditemukan hikmah.

Satu contoh ilustrasi sederhana, seorang yang tertinggal pesawat, pasti akan sedih dan kecewa. la merasa waktu terbuang percuma, pun tiket hilang tak bisa digunakan, dan kesempatan di depan mata terbang melayang.

Akan tetapi begitu mengetahui pesawat tersebut jatuh, bersyukurlah ia. Tetiba ia merasa menjadi orang yang terpilih, diselamatkan Allah SWT dari peristiwa tersebut. Nah, mestinya kebersyukuran itu telah terungkap sejak awal. Telah yakin sepenuhnya bahwa apapun kejadiannya, Allah SWT hadirkan kebaikan di sana.

Bersyukur adalah perintah Allah SWT. Perintah ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 152, Dia berfirman: “Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

Ayat tersebut merupakan perintah Allah agar kita bersyukur atas segala nikmat karunia yang telah Allah berikan, dan melarang kita untuk mengkufuri nikmat.

Demikian juga dalam QS Ibrahim ayat 7: “Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih”.

Dua ayat tersebut menunjukkan dua keadaan manusia, bersyukur atau kufur. Keadaan yang memaksa setiap orang dipastikan ada pada salah satunya. Artinya, bila seseorang bersyukur, maka tentu dia tidak kufur, sebaliknya bila seseorang kufur, maka pasti ia tidak bersyukur. Tentu kita berharap menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang bersyukur.

M. Quraish Shihab menegaskan bahwa syukur mencakup tiga dimensi. Pertama, syukur dengan hati, yakni dengan mengakui sepenuh hati bahwa segala kenikmatan yang diterima semata-mata berasal dari Allah SWT.

Kedua, syukur dengan lisan, yakni dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya dengan menggunakan lisan. Caranya bisa dengan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan itu jika nikmat yang diberi lewat perantara manusia. Atau mengucap hamdalah “Alhamdulillaahi rabbil aalamiin” juga cara bersyukur atas nikmat Allah melalui lisan.

Ketiga, syukur dengan perbuatan, yakni dengan melakukan segala amal saleh yang Allah perintahkan, dan menjauhkan diri dari segala amal buruk yang dilarang dilakukan.

Marilah kita latih diri kita dan bangun kebiasaan baik untuk mensyukuri segala nikmat dan takdir yang telah Allah SWT beri dengan hati, lisan, dan perbuatan kita. Mari luruskan niat agar syukur kita bukan karena ingin bahagia melainkan mengharap ridha dan kedekatan dengan Allah.

Sekian pidato saya, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari Diorama: Kumpulan Naskah Ceramah dan Khutbah susunan Pajar Hatma Indra Jaya, dkk).

(azn/row)



Sumber : www.detik.com

6 Contoh Doa Penutupan MPLS 2024 untuk SD, SMP dan SMA


Jakarta

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) segera berakhir. Biasanya, kegiatan ini diakhiri dengan membaca doa penutupan MPLS yang dipimpin kepala sekolah atau guru-guru terkait.

Dalam Islam, muslim dianjurkan untuk berdoa dalam segala aktivitas. Anjuran ini tercantum dalam surah Ghafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Mengutip laman Kemendikbud, MPLS merupakan kegiatan pengenalan sarana, program dan tata tertib sekolah kepada peserta didik baru. Umumnya, MPLS digelar selama 2-3 hari pada minggu pertama.

MPLS diisi dengan berbagai aktivitas seperti materi atau permainan edukatif. Setelahnya, kegiatan tersebut diakhiri dengan membaca doa penutupan MPLS.

6 Doa Penutupan MPLS yang Bisa Diamalkan

Menukil dari buku Doa-doa dalam Acara Resmi, Keagamaan dan Kemasyarakatan oleh M Ali Chasan Umar dan Kumpulan Doa Sehari-hari terbitan Kementerian Agama RI, berikut sejumlah contoh doa penutupan MPLS yang dapat diamalkan.

1. Doa Penutupan MPLS Versi Pertama

Muslim dapat mengamalkan bacaan kafaratul majelis untuk doa penutupan MPLS, berikut bacaannya.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Subhaanakallaahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka waatuubu ilaik

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

2. Doa Penutupan MPLS Versi Kedua

Selain bacaan kafaratul majelis singkat, ada juga doa lainnya dengan versi lebih panjang seperti dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh H Hamdan Hamedan yang didasarkan dari hadits riwayat Tirmidzi.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.

اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Arab latin: Allahummaqsim lana min khasy-yatik, maa tahulu bainanaa wa baina ma’shiyyatik, wa min thaa’atika maa tuballighuna bihi jannatak wa minal yaqiini ma tuhawwinu bihi ‘alaina mashaaibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarina wa quwwatinaa ma ahyaytana waj’alhul waaritsa minna waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadanaa wa laa taj’al mushiibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunya akbara hamminaa wa laa mablagha ‘ilminaa wa laa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.

Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.” (HR Tirmidzi)

3. Doa Penutupan MPLS Versi Ketiga

Selanjutnya, contoh doa penutupan MPLS juga bisa diamalkan dengan doa penutup acara. Berikut bacaan latin dan artinya,

Bismillahi rahmaanir rahiim, alhamdulillahi rabbil ‘Aalamiin. Hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi maziidahu yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanik.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa jamii’al haajaat, wa tutohiruna bihaa min jamii’is sayyi’aat, wa tarfa’unaa bihaa a’laddarajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaati min jami’il khoiroti fil hayati wa ba’dal mamaat. Innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir.

Allahumma arinal haqqa haqqan warzuqnat tiba’ah, wa arinal baathila baathila warzuqnajtinabah. Allahummaj’alna min ahlil ilmi wa ahlil khairi wa ahlil amali wa ahlil ikhlaash. Allahumma inna na’udzubika min ilmin laa ynfa’u wa qolbin laa yakhsya u wa ‘amalin laa yurfa’u wa du’aa’in laa yusma’ rabbanaa la tu’aakhidznaa in nasiinaa au akhtha’anaa. Rabbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablina. Rabbana wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa’fu ‘anna waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiiriin. Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaabannaar. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dengan puji yang menepati dan menambah nikmat-Nya. Ya Tuhan kami bagiMulah segala puji, sebagaimana apa yang layak bagi keagungan dzat dan kerajaan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad, dengan rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala huru-hara dan bencana, rahmat yang dapat mendatangkan segala kebutuhan kami, dapat membersihkan kami dari kejelekan, dapat mengangkat pangkat kami pada derajat tertinggi dan dapat menyampaikan ke puncak tujuan dari segala kebaikan dalam kehidupan dan sesudah mati. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ya Allah, perlihatkanlah pada kami kebenaran itu benar dan kami mengikutinya dan perlihatkanlah pada kami bahwa kebatilan itu batil sehingga kami dapat menjauhinya. Ya Allah, jadikanlah kami golongan orang yang ahli ilmu, ahli kebaikan, ahli beramal, dan ikhlas. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak diterima, dan doa yang tidak dikabulkan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

4. Doa Penutupan MPLS Versi Keempat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ اللَّهُمَّ يَا مُحِيْبَ السَّائِلِينَ وَيَا قَابِلَ التَّائِبِينَ وَيَا رَحِيمَ الضُّعَفَاءِ وَالْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ إِسْتَجِبْ لَنَا دُعَاءَنَا يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ.

Arab latin: Bismillahirrahmaniraahim alhamdulillahi rabbil alamin allahumma sholli wa salim ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shohbihi wasalim. allahumma yaa mujibassaailin wa yaa qoobilattaibina wa yaa rahimadhuafaa’i wal fuqara’i walmasaa kini istaakhib lanaa du’a’anaa ya ar hamar rahimin

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Terimalah orang-orang yang bertaubat, ya Allah yang Maha Penyayang terhadap orang-orang lemah, orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Kabulkanlah doa kami wahai Yang Maha Penyayang dari Yang Maha Penyayang.”

5. Doa Penutupan MPLS Versi Kelima

Contoh doa penutupan MPLS versi lainnya bisa membaca surah As Saffat ayat 180-182, berikut bunyinya:

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Arab latin: Subhaana rabbikaa rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun, wa salaamun ‘alal mursaliin, wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Mahasuci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. Selamat sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS As Saffat ayat 180-182).

6. Doa Penutupan MPLS Versi Keenam

Ada juga doa penutupan MPLS yang bisa diamalkan muslim yang berasal dari riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah. Berikut bacaannya yang dinukil dari kitab Hishnul Muslim oleh Sa’id bin Ali Wafh Al-Qahthani yang diterjemahkan Qosdi Ridlwanullah.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.

Arab katin: Rabbigfirlī wa tub ‘alayya innaka antat-tawwābul-gafūr

Artinya: “Wahai Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun.” (HR Tirmidzi no 3/153 dan Ibnu Majah no 2/321)

Itulah beberapa contoh doa penutupan MPLS yang bisa diamalkan muslim. Semoga bermanfaat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Meminta Rezeki, Muslim Amalkan Yuk!


Jakarta

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita berdoa kepada Allah SWT dalam segala hal. Begitu pula berkaitan dengan rezeki.

Allah SWT telah mengatur rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Menurut buku Mengetuk Pintu Rezeki karya Irwan Kurniawan dalam kitab Majma’ Al-Bahrain disebutkan bahwa ada dua macam rezeki yakni lahiriah dan batiniah.

Maksud dari rezeki lahiriah adalah rezeki yang berhubungan dengan fisik manusia dan materi. Contohnya seperti tenaga, kesehatan, serta harta.


Sementara itu, rezeki batiniah dimaknai sebagai rezeki yang dirasakan dengan hati. Misalnya pengetahuan, kebahagiaan, ketenangan, serta perasaan nyaman.

Allah SWT berfirman dalam surat Saba ayat 36,

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Berikut beberapa doa yang bisa diamalkan muslim untuk meminta dan melancarkan rezeki seperti dinukil dari buku Amalan-Amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin dan buku 5 Shalat Pembangun Jiwa oleh Nasrudin Abd Rohim.

Bacaan Doa Mendatangkan dan Melancarkan Rezeki

1. Doa Meminta Rezeki Halal

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مَا يَكْفِينِي وَامْنَعْنِي مَا يُطْعِيْنِي.

Arab latin: Alloohummarzuqnii maa yakfiinii wamna’ ‘annii maa yuthghiinii.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah aku rezeki yang cukup dan baik, cegahlah diriku dari rezeki yang mencelakakan aku.”

2. Doa agar Rezeki Dilancarkan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَزَقَنِي هَذَا مِنْ خَيْرٍ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ، اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ.

Arab latin: Alhamdu lillaahil ladzii rozaqonii haadzaa min ghoiri haulin minnii wa laa quwwatin. Alloohumma baarik fiihi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberi rezeki kepadaku dengan tidak ada daya dan kekuatan bagiku. Ya Allah, semoga Engkau berkahi rezekiku.”

3. Surah Al Qasas Ayat 24

رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Arab latin: Rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr

Artinya: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.

4. Doa agar Rezeki Tidak Putus

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَعِيمًا مُقِيمًا الَّذِي لَا يَحُولُ وَلَا يَزُولُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْخَوْفِ.

Arab latin: Alloohuma innii as-alukan naʼiimal muqiimal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu. Alloohumma innii as- alukal amna yaumal khouf.

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu nikmat yang kekal, yang tidak berpindah dan hilang. Ya Allah, aku memohon kepada- Mu keamanan pada hari ketakutan.”

5. Surah Al Maidah Ayat 114

اللهم رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Arab latin: Allaahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maa’idatam minas samaa’i takunu lana ‘iidal li’awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatam mingka warzuqnaa wa anta khairur raaziqiin.

Artinya: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki dan Engkaulah sebaik-baiknya pemberi rezeki.”

6. Doa Memohon Rezeki dan Dihindarkan dari Harta Buruk

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقًا حَلَالاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَأَضَيْرٍ وَلَا نَصَبِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Arab latin: Alloohumma innii as-aluka an tarzuqonii rizqon halaalan waasi’an thoyyiban min ghoiri ta’abin wa laa masyaqqotin wa laa dhoirin wa laa nashobin innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir.

“Ya Allah, aku minta pada Engkau rezeki yang halal, luas, baik, tanpa kerepotan, kemelaratan, dan tanpa keberatan. Sesungguhnya Engkau kuasa atas segala sesuatu.”

Itulah beberapa doa yang dapat diamalkan muslim untuk memohon rezeki. Jangan lupa dibaca ya!

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Bertasbih 100 Kali Sehari Dapat Pahala 1000 Kebaikan dan Dosa Dihapus


Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan bertasbih 100 kali sehari. Amalan ini disebut memiliki pahala besar, bahkan tak ada yang melebihi pahalanya pada hari kiamat kelak.

Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim dan kitab Al Adzkar Imam an-Nawawi. Sa’ad bin Abi Waqqas RA saat berada di sisi Rasulullah SAW mendengar beliau bersabda,

“Apakah seseorang di antara kalian tidak mampu mendapatkan 1000 kebaikan dalam satu hari?” Seseorang yang duduk di sana bertanya, “Bagaimana agar seseorang di antara kami mendapatkan 1000 kebaikan?” Beliau bersabda, “Bertasbihlah 100 kali, dicatat untuknya 1000 kebaikan, atau dihapus darinya 1000 kesalahan.” (HR Muslim)


Dalam riwayat lain disebutkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa ketika pagi dan sore mengucapkan bacaan ‘Mahasuci Allah dengan segala puji-Nya’ sebanyak 100 kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.” (HR Muslim)

Menurut penjelasan dalam Al-Minah Al-‘Aliyah fii Bayaani As-Sunan Al-Yaumiyyah karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al-Furaih yang diterjemahkan Muhamad Yasir, hadits-hadits yang berkaitan dengan macam-macam dzikir dan keutamaannya sangat banyak. Adapun yang disebutkan di atas adalah sebagian dzikir yang paling masyhur dan paling shahih yang memiliki keutamaan.

Keutamaan tasbih turut dijelaskan melalui riwayat lain yang termuat dalam Shahih Muslim. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, serta disenangi oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu bacaan ‘Subhaanallaah wa bihamdihi, subhaanallaahil ‘Azhiim (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung’.”

Bacaan Tasbih 100 Kali Sehari

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya”

Sunnah Mengucapkan Tasbih setelah Salat

Menurut penjelasan dalam kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu, kaum muslim disyariatkan mengucapkan tasbih-tasbih yang biasa diucapkan Nabi SAW setelah salat.

Keterangan tersebut bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ، وَقَالَ تَمَامَ المِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa bertasbih kepada Allah di belakang setiap salat 33 kali, memuji Allah 33 kali, bertakbir 33 kali, sehingga jumlahnya 99 kali, lalu dia mencukupkan seratus kali, ‘Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu’ niscaya diampuni kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih lautan.” (Shahih Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kalimat Subhanallah Adalah Bacaan Tasbih yang Penuh Keutamaan


Jakarta

Subhanallah adalah bacaan tasbih yang memiliki makna sangat dalam dan penuh keutamaan dalam kehidupan umat Islam. Bacaan ini sering kita lantunkan, baik dalam dzikir harian, dzikir setelah shalat, maupun ketika kita terpesona oleh keindahan ciptaan Allah SWT.

Kalimat ini merupakan bentuk pengagungan dan penyucian Allah SWT, yang sekaligus menjadi cara kita mengakui keesaan dan kebesaran-Nya. Tidak hanya kalimat pujian, mengucapkan ‘Subhanallah’ dipercaya membawa banyak manfaat.

Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk senantiasa memperbanyak bacaan tasbih ini sebagai bentuk ibadah yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan amal kebaikan.


Rasulullah SAW bersabda, “Dua kalimat yang ringan diucapkan dengan lidah, tetapi sangat berat di timbangan amal, bahkan sangat disukai oleh Allah (Ar-Rahman), yaitu: ‘Subhanallahil azhim, subhanallahi wa bihamdihi.”

Ingin tahu lebih dalam mengenai makna dan keutamaan bacaan ‘Subhanallah’? Mari kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Kalimat Subhanallah

Kalimat Subhanallah adalah bacaan tasbih yang berarti “Mahasuci Allah.” Dikutip dari buku Mengenal Tuhan tulisan Bey Arifin, ucapan ini memiliki makna untuk memuliakan Allah SWT dengan cara mensucikan-Nya dari segala sifat yang tidak layak disematkan kepada-Nya.

Dengan mengucapkan “Subhanallah,” kita menegaskan bahwa Allah SWT itu Mahasuci dari segala kelemahan, kesalahan, kekejaman, dan segala sifat buruk lainnya yang mungkin disematkan pada makhluk-Nya.

Kalimat ini sekaligus menjadi bentuk penyerahan diri dan pengakuan bahwa apa pun yang terjadi di dunia, meskipun terlihat buruk atau tidak diinginkan, pada akhirnya memiliki hikmah dan manfaat tersendiri bagi manusia.

Misalnya, ketika seseorang mengalami kegagalan, hal tersebut bisa menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati dan rendah hati. Begitu pula saat seseorang jatuh sakit, hal itu mengingatkan agar menjaga kesehatan dan tidak berbuat sembrono.

Dengan mengucapkan Subhanallah, kita membersihkan diri dari segala prasangka buruk kepada Allah SWT dan menghindari sikap mengeluh terhadap kejadian yang tidak kita sukai. Kalimat ini mengajak kita untuk menerima segala kejadian dengan hati lapang dan memahaminya sebagai bagian dari rencana Allah SWT yang penuh hikmah.

Mengucapkannya secara sungguh-sungguh, bukan sekadar di lisan, dapat menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjaga hati tetap bersih.

Adapun untuk perintah bertasbih menggunakan kalimat Subhanallah merupakan anjuran yang sering kita temui dalam ajaran Islam. Salah satunya termaktub dalam surah Al-Isra ayat 44 yang berbunyi:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا ٤٤

Artinya: “Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Variasi Bacaan Tasbih Subhanallah

Membaca kalimat tasbih Subhanallah dapat memberikan ketenangan hati dan mendapatkan pahala yang berlipat. Berikut adalah bacaan tasbih Subhanallah dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya:
سُبْحَانَ اللَّهِ

Latinnya: Subhanallah

Artinya: “Mahasuci Allah”

Selain itu, terdapat pula bacaan yang lebih lengkap dari bunyi bacaan tasbih Subhanallah yaitu,

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Latinnya: Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil ‘azhim

Artinya : “Maha suci Allah dengan segala pujian yang pantas bagi-Nya, Maha Suci Allah, Tuhan Yang Mahaagung.”

Dengan bacaan tasbih tersebut, dzikir ini menjadi amalan yang ringan namun membawa manfaat besar bagi yang senantiasa mengamalkannya.

Hikmah Bertasbih Subhanallah

Bertasbih dengan mengucapkan Subhanallah bukan hanya ucapan rutin dalam dzikir, tetapi juga memberikan dampak yang sangat mendalam pada diri seseorang. Saat bacaan tasbih ini dihayati dan diucapkan dengan penuh kesadaran, seseorang akan mendapatkan hikmah yang sangat berharga.

Dikutip dari buku Sejuta Hikma Dibalik Bacaan Tasbih karya Ibnu Abdullah, salah satu hikmah terbesar dari bertasbih adalah munculnya sikap tawadhu’ atau kerendahan hati.

Tasbih Subhanallah mengingatkan kita bahwa Allah SWT adalah Mahasuci dan kita sebagai hamba hanyalah makhluk yang lemah dan penuh kekurangan. Dengan menyadari hal ini, hati kita terdorong untuk merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan menghormati orang lain, tanpa merasa diri lebih unggul.

Ini adalah buah pertama dari bertasbih yaitu melahirkan sikap tawadhu’ yang tulus, di mana seseorang tidak lagi merasa lebih baik dari orang lain, baik dalam hal kedudukan, kekayaan, ataupun pengetahuan.

Waktu Mengucapkan Kalimat Subhanallah

Berdzikir dengan mengucapkan Subhanallah sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, namun ada beberapa waktu tertentu yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.

Salah satu waktu yang paling ditekankan untuk berdzikir, termasuk mengucapkan Subhanallah, adalah setelah shalat lima waktu, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Rajab dalam bukunya Panduan Ilmu dan Hikmah yang diterjemahkan oleh Fadhli Bahri.

Setelah setiap kali menyelesaikan shalat, disunahkan untuk memperbanyak dzikir, termasuk tasbih sebanyak seratus kali. Dzikir yang dianjurkan berupa tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.

Selain itu, terdapat dua waktu khusus di mana bertasbih sangat dianjurkan, yaitu setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, serta setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.

Kedua waktu tersebut dipandang sebagai waktu yang paling baik untuk berdzikir, karena di dalamnya terdapat ketenangan dan keutamaan dalam beribadah. Allah SWT dalam banyak ayat Al-Qur’an memerintahkan kaum Muslimin untuk memperbanyak dzikir kepada-Nya pada waktu-waktu tersebut. Salah satunya dalam surah Al-Ahzab ayat 42 dan surah Ali Imran ayat 41:

وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

Artinya: “dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab:42)

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗ قَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ اِلَّا رَمْزًا ۗ وَاذْكُرْ رَّبَّكَ كَثِيْرًا وَّسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْاِبْكَارِ ࣖ

Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran: 41)

Keutamaan Membaca Kalimat Subhanallah

Bacaan tasbih Subhanallah merupakan amalan yang memiliki banyak keutamaan bagi setiap Muslim yang melafalkannya.

Berikut adalah beberapa keutamaan yang bisa didapatkan dengan membaca Subhanallah secara rutin, sebagaimana dikutip dalam buku Kamus Praktis Muslim dari A Sampai Z yang disusun oleh Abdullah bin Ahmad Al-‘Allaf Al-Ghamidi:

  1. Menghapus dosa sebanyak buih di samudra
  2. Mendapatkan seribu pahala dalam satu hari
  3. Dosa terhapus seperti daun yang jatuh dari pohon
  4. Setiap kalimat mendatangkan dua puluh pahala kebaikan
  5. Satu kalimat dapat menumbuhkan pohon di surga

Macam-macam Dzikir Lainnya

Selain dzikir tasbih Subhanallah, terdapat beberapa dzikir lain yang juga memiliki keutamaan besar dan dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa jenis dzikir lainnya yang tidak kalah penting untuk diamalkan:

1. Dzikir Tahmid

الْحَمْدُ للهِ
Latinnya: Alhamdulillah
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

2. Dzikir Takbir

اللَّهُ أَكْبَرُ
Latinnya: Allahu Akbar
Artinya: “Allah Maha Besar.”

3. Dzikir Tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Latinnya: Laa ilaaha illallah
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah.”

4. Dzikir Istighfar

أَسْتَغْفِرُ الله
Latinnya: Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

5. Dzikir Hauqolah

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ
Latinnya: La Haula wa la Quwwata Illa Billah
Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah.”

Demikian penjelasan mengenai kalimat subhanallah yang merupakan salah satu bacaan tasbih yang memiliki sejumlah keutamaan, beserta penjelasan tentang bacaan dzikir lainnya. Mari kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir Pendek Sehari-hari, Yuk Amalkan Setiap Hari!


Jakarta

Dzikir merupakan amalan mulia yang sangat dicintai Allah SWT. Seorang muslim diperintahkan untuk senantiasa berdzikir kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia-Nya. Perintah untuk berdzikir tercantum dalam surah Al-Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ۝٤١

Arab Latin: yâ ayyuhalladzîna âmanudzkurullâha dzikrang katsîrâ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya”

Mengutip buku Dzikir: Cahaya Kehidupan karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, pahala dzikir sama dengan orang yang membebaskan seorang budak atau berinfak dengan hartanya yang banyak, juga seperti orang yang berperang di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan-Mu, paling tinggi tingkatannya, dan paling tinggi derajatnya? Amal itu lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan harta benda dan emas. Juga lebih baik daripada menemui musuh, lalu kalian tebas leher mereka dengan pedang dan mereka juga menebas leher kalian dengan pedang. Para sahabat menjawab, ‘Mau, ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Berdzikirlah selalu kepada Allah. (HR Malik, Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim, dan ath-Thabrani)

Dzikir memiliki berbagai macam bacaan, dan hendaknya seorang muslim senantiasa selalu berdzikir kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan bahagia maupun saat dilanda kesulitan, baik dalam keadaan sibuk maupun dalam waktu luang. Berikut adalah bacaan dzikir pendek sehari-hari yang dapat diamalkan umat Islam, baik saat setelah salat fardhu, maupun di setiap harinya.

Bacaan Dzikir Pendek Sehari-hari

Berikut ini rangkaian bacaan dzikir pendek yang dapat dibaca sehari-hari.

1. Bacaan Istighfar

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Arab Latin: Astaghfirullahal ‘adzim

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”

2. Bacaan Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ

Arab Latin: Subhanallah (Dibaca 33x)

Artinya: “Maha Suci Allah.”

3. Bacaan Tahmid

الْحَمدُ للهِ

Arab Latin: Alhamdulillah (Dibaca 33x)

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

4. Bacaan Takbir

اللهُ أَكْبَرُ

Arab Latin: Allahu akbar (Dibaca 33x)

Artinya: “Allah Maha Besar.”

5. Bacaan Tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Arab Latin: Laa ilaaha illallah

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah.”

6. Bacaan Dzikir Tauhid

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ

Arab Latin: Laa ilaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

7. Bacaan Hauqalah

وَلَا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Arab Latin: Wa laa hawla wa laa quwwata illaa billahi al-‘aliyyi al-‘adzim.

Artinya: “Dan, tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.”

8. Bacaan Dzikir Penghapus Dosa

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Arab Latin: Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memuji-Nya.”

9. Bacaan Dzikir agar Terhindar dari Api Neraka

اللَّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ

Arab Latin: Allahumma ajirni minan-naar

Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”

10. Bacaan Dzikir untuk Menghilangkan Kesulitan dan Kesedihan

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Arab Latin: La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzalimin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim”

Itulah bacaan dzikir pendek sehari-hari yang dapat diamalkan oleh umat Islam. Dzikir di atas dapat dibaca setiap saat, baik setelah salat fardhu, dalam waktu luang, pagi dan petang, maupun setiap hari.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Ketika Bercermin, Amalkan untuk Kebaikan Diri


Jakarta

Doa ketika bercermin adalah salah satu doa harian yang bisa diamalkan. Sebab, manusia dalam kesehariannya sering sekali melakukan kegiatan bercermin.

Bercermin merupakan aktivitas manusia untuk melihat memeriksa dan melihat penampilan mereka, khususnya sebelum pergi ke luar rumah. Dalam buku Sukses Dunia-Akhirat dengan Doa-Doa Harian karya Mahmud Asy-Syafrowi, dijelaskan bahwa Allah SWT sesungguhnya menciptakan umat-Nya dengan baik, sebagaimana disebutkan dalam Surat At-Tagabun ayat 3 berikut:

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَاَحْسَنَ صُوَرَكُمْۚ وَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ٣


Artinya: “Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar, Dia membentuk kamu lalu memperindah bentukmu, dan kepada-Nyalah kembali(-mu).”

Mengutip buku Doa Mustajab untuk Muslimah karya Wira Kautsari Wijayanti, Lc., M.A., berdoa saat bercermin merupakan ungkapan kesadaran atas keindahan yang diberikan Allah kepada kita dan permohonan agar diberikan juga kebaikan dalam akhlak dan perilaku sehari-hari.

Dengan berdoa ketika bercermin, umat Islam diingatkan untuk tidak hanya mementingkan penampilan fisik, melainkan jg kebaikan hati dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Doa Bercermin: Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah tiga versi doa bercemin:

1. Doa Bercermin Versi 1

Mengutip buku Doa-Doa Rasulullah oleh Ibnu Taimiyah, diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, sesungguhnya Rasulullah ketika melihat (wajahnya) di cermin, beliau mengucapkan doa:

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى سَوَّى خَلْقِى فَعَدَّلَهُ وَكَرَّمَ صُوْرَةَ وَجْهِى فَحَسَّنَهَاوَجَعَلَنِى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Arab latin: Alhamdulillahilladzi sawwaa khalqii fa’addalahu wa karrama shurata wajhii fahassanaha waja’alanii minal muslimin.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan dan memperbaiki penciptaanku, memuliakan bentuk wajahku, maka Dia membaguskan dan menjadikan aku termasuk orang-orang Islam.”

2. Doa Bercermin Versi 2

Masih mengutip dari buku yang sama dengan sebelumnya, diriwayatkan oleh Ali bin Abu Thalibh ra., sesungguhnya Rasulullah ketika melihat (wajahnya) di cermin, maka beliau akan berdoa:

اَللّٰهُمَّ كَمَا حَسَّـنْتَ خَلْقِـيْ فَحَسِّـنْ خُلُقِـيْ

Arab latin: Allohumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii

Artinya: “Ya Allah sebagaimana Engkau telah ciptakan aku dengan baik, maka perbaikilah akhlakku.”

Doa Bercermin Versi 3

Selain dua versi di atas, terdapat doa lain yang dapat dibaca ketika bercermin, sebagaimana dikutip dari buku Doa dalam Al-Qur’an dan Sunnah karya M. Quraish Shihab.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنُ خُلُقي

Arab latin: Alhamdulillaah allaahumma kamaa hassanta khalqi fahassin khuluqii.

Artinya: “Segala puji hanya bagi Allah. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah perindah tubuhku, maka perindah juga akhlakku.”

Adab Bercermin

Mengutip buku Living Hadis karya Salim Rosyadi dkk., selain membaca doa ketika bercermin, Islam juga mengatur adab ketika bercermin. Berikut ini adalah adab-adab bercermin:

  1. Mengingat nikmat yang telah diberikan Allah SWT seraya berdoa.
  2. Tidak terlalu mengagumi kecantikan diri sendiri.
  3. Tidak terlalu lama berada di depan cermin.
  4. Tidak berlebih-lebihan ketika bercermin.
  5. Tidak mencela kekurangan fisik sendiri.
  6. Bersyukur dengan segala kelebihan diri.
  7. Bersabar dengan segala kekurangan.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Penutup Acara Rapat yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Doa penutup acara rapat bisa diamalkan muslim selesai kegiatan. Sebagai umat Islam, sudah sepantasnya kita berdoa kepada Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surah Al Gafir ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”


Menurut buku Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M Khalilurrahman Al-Mahfani, secara bahasa doa berasal dari kata “da’aa-yad’uu-du’aa-an” yang maknanya memohon atau meminta. Sementara itu, dari segi istilah doa diartikan permohonan dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.

Berikut beberapa doa penutup acara rapat yang dapat dibaca muslim sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

Doa Penutup Acara Rapat: Arab, Latin dan Arti

1. Doa Penutup Acara Rapat Versi Pertama

Terdapat berbagai macam doa penutup acara rapat, salah satunya seperti yang dinukil dari buku Kumpulan Doa Sehari-Hari oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّي وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Subḥānakallahumma rabbī wa biḥamdika lā ilaha illa anta astagfiruka wa atūbu ilaik.

Artinya: “Maha Suci Engkau, Ya Allah wahai Rabbku, dan dengan memuji-Mu, tiada Ilah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

2. Doa Penutup Acara Rapat Versi Kedua

Selain bacaan di atas, terdapat doa penutup acara versi lainnya seperti tercantum dalam kitab Hisnul Muslim tulisan Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani terjemahan Qosdi Ridlwanullah.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.

Arab latin: Rabbigfirlī wa tub ‘alayya innaka antat-tawwābul-gafūr

Artinya: “Wahai Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun.” (HR Tirmidzi no 3/153 dan Ibnu Majah no 2/321)

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memanjatkan bacaan di atas sebanyak 100 kali sebelum berdiri meninggalkan suatu majelis.

3. Doa Penutup Acara Rapat Versi Ketiga

Turut disebutkan dalam buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit karya H Hamdan Hamedan terkait doa penutup acara rapat yang disebutkan Ibnu Umar RA riwayat Tirmidzi,

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Arab latin: Allahummaqsim lana min khasy-yatik, maa tahulu bainanaa wa baina ma’shiyyatik, wa min thaa’atika maa tuballighuna bihi jannatak wa minal yaqiini ma tuhawwinu bihi ‘alaina mashaaibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarina wa quwwatinaa ma ahyaytana waj’alhul waaritsa minna waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadanaa wa laa taj’al mushiibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunya akbara hamminaa wa laa mablagha ‘ilminaa wa laa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.

Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.” (HR Tirmidzi)

4. Doa Penutup Acara Rapat Versi Keempat

Doa penutup acara rapat selanjutnya diambil dari surah As Saffat ayat 180-182, berikut bacaannya.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Arab latin: Subhaana rabbikaa rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun, wa salaamun ‘alal mursaliin, wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Maha Suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. Selamat sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Demikian beberapa doa penutup acara rapat yang bisa diamalkan muslim. Semoga bermanfaat.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com