Tag Archives: qs

Pintu Kebangkitan


Jakarta

Dalam kitab suci umat Islam, banyak ayat yang mengajak manusia untuk memaksimalkan potensi akalnya dalam berpikir. Allah SWT seringkali berfirman,

“Apakah kamu tidak berpikir?”, “… hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”

Firman Allah SWT yang memerintahkan untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, konon mencapai ratusan ayat. Inilah yang memberi motivasi kaum Muslimin dan juga bangsa Arab umumnya untuk mengoptimalkan potensi otaknya.


Maka mereka berlomba-lomba mengadakan riset dan penyelidikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka sadar bahwa pemberian-Nya berupa ilmu dipergunakan untuk kehidupan dan menjaga kelestarian bumi karena menyandang sebagai Khalifah di muka bumi.

Mereka, para ilmuwan Muslim dan Arab, tidak segan-segan mengambil ilmu peradaban bangsa lain, yaitu bangsa Yunani dan India. Mereka menerjemahkan buku-buku berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, sastra, dan lainnya ke dalam bahasa Arab.

Mereka dengan tekun melakukan riset dan menyelidiki hal-hal yang belum diketahui untuk dikembangkan, maka pada masa itu muncullah tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina yang sampai saat ini penemuannya sebagai landasan dalam ilmu kedokteran. Dan masih banyak tokoh-tokoh lain di bidang ilmu bumi, optik, aljabar yang sampai sekarang berguna.

Mereka tidak mengklaim bahwa semua karya merupakan hasil murni darinya, melainkan mereka mengakui dengan lapang dada sumber ilmu mereka dari buku-buku para ilmuwan Yunani dan India.

Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu. baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim ).

Tuntunan ini sangat jelas bahwa umat Muslimin jika menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat maka tuntutlah ilmu pengetahuan. Ilmu ini adalah pelita dunia dan menjadi cahaya di akhirat. Dengan ilmu seseorang bisa mewujudkan impian dan khayalannya.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi keniscayaan dalam kehidupan saat ini. Bayangkan sesuatu yang dahulu tidak mungkin dilakukan, sekarang bisa terjadi. Kita ambil contoh tentang robot, dengan dibenamkannya AI (artificial intelligence) sebuah robot bisa diajak bicara dan bisa melayani layaknya pelayan di restoran.

Perkembangan iptek ini akan terus berjalan selama manusia masih ada kehidupan, dan ingatlah bahwa Allah SWT mendorong penguasaan iptek ini melalui surat al-Mujadilah ayat 11 yang terjemahannya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Pada ayat ini, Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan rasa persaudaraan dalam semua pertemuan. Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, dalam berbagai forum atau kesempatan, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, agar orang-orang bisa masuk ke dalam ruangan itu,” maka lapangkanlah jalan menuju majelis tersebut, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dalam berbagai kesempatan, forum, atau majelis.

Apabila dikatakan kepada kamu dalam berbagai tempat, “Berdirilah kamu untuk memberi penghormatan,” maka berdirilah sebagai tanda kerendahan hati, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu karena keyakinannya yang benar, dan Allah pun akan mengangkat orang-orang yang diberi ilmu, karena ilmunya menjadi hujah yang menerangi umat, beberapa derajat dibandingkan orang-orang yang tidak berilmu. Dan Allah Mahateliti terhadap niat, cara, dan tujuan dari apa yang kamu kerjakan, baik persoalan dunia maupun akhirat.

Keutamaan Orang Berilmu

Adapun keutamaan orang berilmu adalah:

1. Orang Berilmu Takut Kepada Allah SWT.

Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman, “Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”

2. Orang Berilmu Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat

Dalam surat Al-Baqarah ayat 269, Allah SWT berfirman:

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”

3. Orang Berilmu Diangkat Derajatnya

Allah SWT. berfirman, “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah ayat 11).

Ketahuilah ajaran Islam tidak bertentangan dengan iptek dan justru mendorong perkembangannya. Adapun sumber ilmu itu ada pada Al-Qur’an dan Hadis, sehingga bisa dikatakan ilmu pengetahuan dalam Islam mendapat tempat yang tinggi dan sangat terhormat. Ingatlah bahwa inilah kunci maupun pintu menuju kebangkitan.

Seorang pemikir etik dan filosof Inggris, Bertrand Russell, berkata, “Penggunaan istilah Abad Kegelapan antara tahun 699 M sampai 1000 M itu menunjukkan bahwa kita membatasi perhatian hanya pada Barat atau Eropa. Padahal justru waktu itulah kebudayaan Islam yang cemerlang menerangi dunia, mulai dari India di Timur sampai Spanyol di Barat. Apa yang hilang di negeri-negeri Kristen waktu itu, bukanlah hilangnya kebudayaan secara umum, bahkan keadaan sangat kontras. Buat kita tampak, bahwa kebudayaan Eropa atau Barat itu memang suatu kebudayaan, akan tetapi sebenarnya adalah suatu pandangan yang sempit.”

Begitu indahnya dan cemerlang kebudayaan Islam melalui perkataan Bertrand Russel di atas. Meskipun demikian, kita tidak perlu selalu mengenang keemasan masa lalu, jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk bangkit dan mengejar ketertinggalan kita (kaum muslimin). Tengoklah negeri Tiongkok dalam waktu yang relatif singkat (25-30 tahun) telah merubah diri dan meloncat menuju peradaban baru yang dibangun.

Ya Allah, teguhkanlah hati kami (kaum muslimin) untuk selalu mena’ati dan melaksanakan perintah-Mu dalam menuntut ilmu pengetahuan. Kami sadari saat ini tertinggal dari kaum lainnya dan kami mohon tegakkanlah kepala kami untuk memimpin peradaban di masa mendatang.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Makan Sahur Puasa Ramadan agar Penuh Berkah



Jakarta

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur, baik sebelum menyantap makanan maupun setelahnya. Menurut sebuah riwayat, waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk berdoa.

Anjuran untuk makan sahur bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Anas RA sebagaimana termaktub dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً


Artinya: “Makan sahurlah kamu semua, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut riwayat lain, orang makan sahur akan mendapat sholawat dari malaikat. Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad)

Abu Maryam Kautsar Amru menjelaskan dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan, maksud sholawat para malaikat kepada orang yang makan sahur pada hadits di atas adalah doa para malaikat untuk memohonkan keberkahan dan doa memohonkan ampunan bagi orang yang sahur.

Makan sahur juga menjadi pembeda antara umat Islam dan umat terdahulu. Sebagaimana Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim)

Dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi yang disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk disebutkan, dianjurkan mengakhirkan makan sahur selama tidak dikhawatirkan terbitnya fajar shadiq dan menyegerakan berbuka. Sebab, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” Imam Ahmad menambahkan, “Dan mengakhirkan sahur.”

Menurut Imam an-Nawawi, mengakhirkan sahur itu lebih menguatkan tubuh untuk beribadah.

Doa Makan Sahur

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur dengan bacaan doa sebelum makan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash RA dari Nabi SAW. Berikut bacaan doa makan sahur,

للَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar, bismillah.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkan keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka, dengan menyebut nama Allah.”

Doa tersebut juga termuat dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi.

Sesudah makan sahur, umat Islam bisa memperbanyak bacaan istighfar. Dalam Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi’i karya Imam Fakhruddin Ar-Razi dikatakan, seseorang yang beristighfar di waktu sahur memiliki keutamaan yang besar. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Az Zariyat: 18)

Allah SWT juga berfirman,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ١٧

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

Imam Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, ayat tersebut adalah pujian bagi orang-orang yang beriman yang memiliki sifat-sifat tersebut dan menjadikan beristighfar pada waktu sahur sebagai penutup dari sifat-sifat tersebut.

Berikut bacaan istighfar yang bisa dipanjatkan,

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Dalam versi yang lebih panjang bisa membaca bacaan berikut,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Keutamaan Baca Doa ketika Sahur

Keutamaan berdoa pada waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa sebelum Tidur Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Setiap ingin melakukan aktivitas, umumnya umat Islam dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Tidak terkecuali sebelum tidur. Berikut bacaan doa sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, doa sebelum tidur menjelaskan mengenai makna dari “mati”. Di sini dijelaskan bahwa saat manusia tertidur, tidak bisa berbuat macam-macam.

Artinya kita tidak bisa melawan atau menghindari jika sedang ada marabahaya. Karena pada saat kita tertidur keadaan kita menjadi tak berdaya. Pada saat itu, mungkin saja banyak gangguan yang terjadi.


Rasulullah SAW yang menyadari terkait ketidakberdayaan dan lemahnya manusia ketika tertidur pun menganjurkan umatnya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum tidur. Fungsi dari doa ini sendiri ialah sebagai bentuk penjagaan diri dari berbagai macam gangguan, tidak terkecuali mimpi buruk.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191).

Doa sebelum Tidur

Dari Hudzaifah dan Abu Dzar RA, ia mengatakan bahwa doa sebelum tidur yang dibaca Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

بِاسْمِكَ اللهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ

Bacaan latin: Bismika Allâhumm ahyâ wa amût.

Artinya: “Ya Allah! Dengan nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu pula aku mati.” (HR Bukhari)

Selain doa tersebut, masih terdapat satu lagi doa sebelum tidur yang lebih panjang. Berikut bacaannya,

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسى إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبَسَيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْت

Bacaan latin: Allahuma aslamtu ilaika wawajjahtu wajhii ilaika, wafawwadhtu amrii ilaika waalja’tu dzahrii ilaika raghbatan wa raghbatan ilaika laa maljaa walaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wa binabiyyikalladzii arsalta

Artinya : “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu lantaran mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang engkau turunkan juga (aku beriman) kepada nabi-Mu yang Engkau utus.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca takbir 33 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali sebelum tidur. Beliau SAW bersabda,

“Apabila kamu hendak tidur atau kamu sudah berada di tempat tidur, maka bacalah takbir tiga puluh tiga kali, bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, dan bacalah tahmid tiga puluh tiga kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Tasbih tiga puluh empat kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Takbir tiga puluh empat kali.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam Kitab Nafkah bab Pekerjaan Wanita di Rumah Suaminya dan Kitab Doa-doa bab Takbir dan Tasbih sebelum Tidur. Adapun, Imam Muslim meriwayatkannya dalam Kitab Dzikir dan Doa bab Tasbih di Pagi Hari dan Menjelang Tidur.

Anjuran Wudhu sebelum Tidur

Selain menganjurkan umatnya untuk membaca doa sebelum tidur, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berwudhu sebelum tidur. Dari Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu), maka malaikat akan tetap mengikuti, kemudian pada saat ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.” (HR Ibnu Hibban)

Hadits tersebut termaktub dalam Kitab Tanqih al-Qand al-Hatsis karya Syekh Muhammad bin Umar an-nawawi al-mantany. Selain itu, dalam riwayat yang berasal dari Umar bin Harits, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, maka jika mati di saat tidur maka matinya dalam keadaan syahid di sisi Allah SWT.”

Itulah tadi terkait doa sebelum tidur, serta beberapa anjuran dari Rasulullah SAW.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kapan Waktu Mustajab untuk Berdoa di Malam Lailatul Qadar?



Jakarta

Berdoa di malam lailatul qadar merupakan anjuran Rasulullah SAW. Lantas, jam berapa sebaiknya memanjatkan doa agar diijabah?

Malam lailatul qadar adalah malam yang istimewa di bulan Ramadan. Syekh Syihabuddin al-Qalyubi dalam Kitab An Nawadir mengatakan bahwa malam lailatul qadar termasuk waktu mustajab untuk berdoa.

Menurut sejumlah riwayat, malam lailatul qadar terletak di antara malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan. Malam tersebut memiliki kemuliaan yang lebih baik daripada seribu bulan.


Masriyah Amwa dalam buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku mengatakan, kita dianjurkan untuk banyak berdoa pada malam-malam ganjil sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Oleh karena itu, orang yang ingin menjumpai lailatul qadar hendaklah seseorang yang terjaga dari tidurnya dengan banyak beribadah serta berdoa sepanjang malam tersebut.

Berdoa pada Waktu Sahur Disebut Mustajab

Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah pada sepertiga malam terakhir. Dikatakan dalam buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana maksud dari sepertiga malam yang akhir ini merupakan waktu malam hari yang mendekati waktu Subuh atau di waktu sahur.

Meskipun, pada waktu ini banyak orang yang mengalami kesulitan bangun, akan tetapi di waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Selain itu, waktu ini juga merupakan waktu dibukanya pintu rahmat dan dikabulkannya doa, kepada siapa saja yang terbangun dan beribadah kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi’i karya Imam Fakhruddin Ar-Razi dikatakan, seseorang yang beristighfar di waktu sahur memiliki keutamaan yang besar. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Az Zariyat: 18)

Allah SWT juga berfirman,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ١٧

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

Imam Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, ayat tersebut adalah pujian bagi orang-orang yang beriman yang memiliki sifat-sifat tersebut dan menjadikan beristighfar pada waktu sahur sebagai penutup dari sifat-sifat tersebut.

Sepertiga malam terakhir dimulai sekitar jam 1 dini hari hingga memasuki waktu salat Subuh.

Terlepas dari waktu tersebut, malam lailatul qadar sendiri sudah termasuk waktu mustajab untuk berdoa. Hal ini turut dijelaskan Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani dalam buku Fiqh Shalat Terlengkap.

Disebutkan dalam Kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi, Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak doa berikut ketika malam lailatul qadar,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma innala ‘afuwwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad, dari Aisyah)

Doa tersebut termaktub dalam Kitab At-Tirmidzi, Kitab An-Nasa’i, dan Kitab Ibnu Majah dari riwayat Aisyah RA. Imam At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini adalah hasan shahih.”

Abdul Gofar dalam buku Fiqih Wanita Edisi Lengkap, menjelaskan bahwa malam lailatul qadar berada pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan, hal ini sesuai dengan hadis dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,

هي فِي الْعَشر الأواخر منْ رَمَضَانَ

Artinya: “Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan.” (HR Ahmad, Bukhari, dan Abu Dawud)

Tepatnya, pada malam-malam ganjil dari bulan tersebut, yaitu pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29.

Ubay bin Ka’ab RA pernah bersumpah bahwa lailatul qadar jatuh pada malam kedua puluh tujuh. Lalu ditanyakan kepadanya: “Dengan apa engkau mengetahui hal itu? Ubay menjawab: Aku mengetahuinya melalui tanda-tanda yang diberikan oleh Rasulullah SAW, bahwa matahari akan terbit pada pagi harinya seperti bejana tembaga yang tidak memancarkan sinarnya.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Bepergian yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Doa bepergian bisa diamalkan muslim ketika akan melakukan perjalanan. Dalam Islam, muslim diperintahkan untuk berdoa kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”


Menukil dari buku Kedahsyatan Doa Orang-orang Teraniaya yang ditulis Abdul Hamid, waktu dalam perjalanan termasuk momen mustajab berdoa. Ini sesuai dalam hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,

“Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi padanya (untuk dikabulkan): doa seorang musafir, doa orang yang dizalimi, dan doa orang tua kepada anaknya.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Doa Bepergian: Arab, Latin dan Artinya

Berikut beberapa doa bepergian yang bisa diamalkan muslim seperti dikutip dari buku Doa & Zikir Mustajab untuk Muslimah susunan H Muhammad Rahmatullah dan buku 101 Pesan Rasulullah untuk Anak Saleh karya Wulan Mulya Pratiwi.

1. Doa Bepergian Versi Pertama

Abdullah bin Sarjis berkata bahwa apabila Rasulullah melakukan perjalanan jauh beliau berdoa,

اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

Arab latin: Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.”

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan, dan Pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali, serta dari kekafiran setelah iman, dan dari doa orang yang dizalimi dari keburukan pemandangan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi)

2. Doa Bepergian Versi Kedua

اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُفِى الْاَهْلِ

Arab latin: Allahuma hawwin alaina safarana haadza, wathwi ‘anna bu’dah. Allahuma anta shaahibus safari wal khaliifatu fil maali wal ahli

Artinya: “Ya Allah permudahlah perjalanan kami ini, dan jadikanlah perjalanan yang jauh terasa dekat. Ya Allah Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi harta dan keluarga (yang ditinggal)” (HR Muslim)

3. Doa Bepergian Versi Ketiga

Dari Ali bin Rabi’ah, sahabat Ali bin Abi Thalib membaca basmalah ketika naik kendaraan. Ketika duduk, beliau membaca doa berikut:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Arab latin: Alhamdulillaahilladzii sakhkhara lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang menundukkan semua ini kepada kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

4. Doa Bepergian Versi Keempat

Dikutip dari buku Bekal Safar tulisan Ustaz Abu Abdil A’la Hari Ahadi ada doa bepergian lainnya yang bisa diamalkan muslim, yaitu:

(3x) الحَمْدُ للِه

Arab latin: Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Arab latin: Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamun-qolibuun

Artinya: “Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali.” (QS. Az-Zukhruf: 13-14)

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

Arab latin: Allahumma innaa nas’aluka fii safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga)”

(aeb/aeb)



Sumber : www.detik.com

Kalimat Subhanallah Adalah Bacaan Tasbih yang Penuh Keutamaan


Jakarta

Subhanallah adalah bacaan tasbih yang memiliki makna sangat dalam dan penuh keutamaan dalam kehidupan umat Islam. Bacaan ini sering kita lantunkan, baik dalam dzikir harian, dzikir setelah shalat, maupun ketika kita terpesona oleh keindahan ciptaan Allah SWT.

Kalimat ini merupakan bentuk pengagungan dan penyucian Allah SWT, yang sekaligus menjadi cara kita mengakui keesaan dan kebesaran-Nya. Tidak hanya kalimat pujian, mengucapkan ‘Subhanallah’ dipercaya membawa banyak manfaat.

Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk senantiasa memperbanyak bacaan tasbih ini sebagai bentuk ibadah yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan amal kebaikan.


Rasulullah SAW bersabda, “Dua kalimat yang ringan diucapkan dengan lidah, tetapi sangat berat di timbangan amal, bahkan sangat disukai oleh Allah (Ar-Rahman), yaitu: ‘Subhanallahil azhim, subhanallahi wa bihamdihi.”

Ingin tahu lebih dalam mengenai makna dan keutamaan bacaan ‘Subhanallah’? Mari kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Kalimat Subhanallah

Kalimat Subhanallah adalah bacaan tasbih yang berarti “Mahasuci Allah.” Dikutip dari buku Mengenal Tuhan tulisan Bey Arifin, ucapan ini memiliki makna untuk memuliakan Allah SWT dengan cara mensucikan-Nya dari segala sifat yang tidak layak disematkan kepada-Nya.

Dengan mengucapkan “Subhanallah,” kita menegaskan bahwa Allah SWT itu Mahasuci dari segala kelemahan, kesalahan, kekejaman, dan segala sifat buruk lainnya yang mungkin disematkan pada makhluk-Nya.

Kalimat ini sekaligus menjadi bentuk penyerahan diri dan pengakuan bahwa apa pun yang terjadi di dunia, meskipun terlihat buruk atau tidak diinginkan, pada akhirnya memiliki hikmah dan manfaat tersendiri bagi manusia.

Misalnya, ketika seseorang mengalami kegagalan, hal tersebut bisa menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati dan rendah hati. Begitu pula saat seseorang jatuh sakit, hal itu mengingatkan agar menjaga kesehatan dan tidak berbuat sembrono.

Dengan mengucapkan Subhanallah, kita membersihkan diri dari segala prasangka buruk kepada Allah SWT dan menghindari sikap mengeluh terhadap kejadian yang tidak kita sukai. Kalimat ini mengajak kita untuk menerima segala kejadian dengan hati lapang dan memahaminya sebagai bagian dari rencana Allah SWT yang penuh hikmah.

Mengucapkannya secara sungguh-sungguh, bukan sekadar di lisan, dapat menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjaga hati tetap bersih.

Adapun untuk perintah bertasbih menggunakan kalimat Subhanallah merupakan anjuran yang sering kita temui dalam ajaran Islam. Salah satunya termaktub dalam surah Al-Isra ayat 44 yang berbunyi:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا ٤٤

Artinya: “Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Variasi Bacaan Tasbih Subhanallah

Membaca kalimat tasbih Subhanallah dapat memberikan ketenangan hati dan mendapatkan pahala yang berlipat. Berikut adalah bacaan tasbih Subhanallah dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya:
سُبْحَانَ اللَّهِ

Latinnya: Subhanallah

Artinya: “Mahasuci Allah”

Selain itu, terdapat pula bacaan yang lebih lengkap dari bunyi bacaan tasbih Subhanallah yaitu,

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Latinnya: Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil ‘azhim

Artinya : “Maha suci Allah dengan segala pujian yang pantas bagi-Nya, Maha Suci Allah, Tuhan Yang Mahaagung.”

Dengan bacaan tasbih tersebut, dzikir ini menjadi amalan yang ringan namun membawa manfaat besar bagi yang senantiasa mengamalkannya.

Hikmah Bertasbih Subhanallah

Bertasbih dengan mengucapkan Subhanallah bukan hanya ucapan rutin dalam dzikir, tetapi juga memberikan dampak yang sangat mendalam pada diri seseorang. Saat bacaan tasbih ini dihayati dan diucapkan dengan penuh kesadaran, seseorang akan mendapatkan hikmah yang sangat berharga.

Dikutip dari buku Sejuta Hikma Dibalik Bacaan Tasbih karya Ibnu Abdullah, salah satu hikmah terbesar dari bertasbih adalah munculnya sikap tawadhu’ atau kerendahan hati.

Tasbih Subhanallah mengingatkan kita bahwa Allah SWT adalah Mahasuci dan kita sebagai hamba hanyalah makhluk yang lemah dan penuh kekurangan. Dengan menyadari hal ini, hati kita terdorong untuk merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan menghormati orang lain, tanpa merasa diri lebih unggul.

Ini adalah buah pertama dari bertasbih yaitu melahirkan sikap tawadhu’ yang tulus, di mana seseorang tidak lagi merasa lebih baik dari orang lain, baik dalam hal kedudukan, kekayaan, ataupun pengetahuan.

Waktu Mengucapkan Kalimat Subhanallah

Berdzikir dengan mengucapkan Subhanallah sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, namun ada beberapa waktu tertentu yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.

Salah satu waktu yang paling ditekankan untuk berdzikir, termasuk mengucapkan Subhanallah, adalah setelah shalat lima waktu, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Rajab dalam bukunya Panduan Ilmu dan Hikmah yang diterjemahkan oleh Fadhli Bahri.

Setelah setiap kali menyelesaikan shalat, disunahkan untuk memperbanyak dzikir, termasuk tasbih sebanyak seratus kali. Dzikir yang dianjurkan berupa tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.

Selain itu, terdapat dua waktu khusus di mana bertasbih sangat dianjurkan, yaitu setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, serta setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.

Kedua waktu tersebut dipandang sebagai waktu yang paling baik untuk berdzikir, karena di dalamnya terdapat ketenangan dan keutamaan dalam beribadah. Allah SWT dalam banyak ayat Al-Qur’an memerintahkan kaum Muslimin untuk memperbanyak dzikir kepada-Nya pada waktu-waktu tersebut. Salah satunya dalam surah Al-Ahzab ayat 42 dan surah Ali Imran ayat 41:

وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

Artinya: “dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab:42)

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗ قَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ اِلَّا رَمْزًا ۗ وَاذْكُرْ رَّبَّكَ كَثِيْرًا وَّسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْاِبْكَارِ ࣖ

Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran: 41)

Keutamaan Membaca Kalimat Subhanallah

Bacaan tasbih Subhanallah merupakan amalan yang memiliki banyak keutamaan bagi setiap Muslim yang melafalkannya.

Berikut adalah beberapa keutamaan yang bisa didapatkan dengan membaca Subhanallah secara rutin, sebagaimana dikutip dalam buku Kamus Praktis Muslim dari A Sampai Z yang disusun oleh Abdullah bin Ahmad Al-‘Allaf Al-Ghamidi:

  1. Menghapus dosa sebanyak buih di samudra
  2. Mendapatkan seribu pahala dalam satu hari
  3. Dosa terhapus seperti daun yang jatuh dari pohon
  4. Setiap kalimat mendatangkan dua puluh pahala kebaikan
  5. Satu kalimat dapat menumbuhkan pohon di surga

Macam-macam Dzikir Lainnya

Selain dzikir tasbih Subhanallah, terdapat beberapa dzikir lain yang juga memiliki keutamaan besar dan dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa jenis dzikir lainnya yang tidak kalah penting untuk diamalkan:

1. Dzikir Tahmid

الْحَمْدُ للهِ
Latinnya: Alhamdulillah
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

2. Dzikir Takbir

اللَّهُ أَكْبَرُ
Latinnya: Allahu Akbar
Artinya: “Allah Maha Besar.”

3. Dzikir Tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Latinnya: Laa ilaaha illallah
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah.”

4. Dzikir Istighfar

أَسْتَغْفِرُ الله
Latinnya: Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

5. Dzikir Hauqolah

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ
Latinnya: La Haula wa la Quwwata Illa Billah
Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah.”

Demikian penjelasan mengenai kalimat subhanallah yang merupakan salah satu bacaan tasbih yang memiliki sejumlah keutamaan, beserta penjelasan tentang bacaan dzikir lainnya. Mari kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Benteng Perlindungan oleh Allah SWT


Jakarta

Musibah adalah ujian atau cobaan yang seringkali datang tanpa terduga dalam kehidupan setiap individu. Baik itu berupa kehilangan, kesedihan, penyakit, atau berbagai masalah lainnya, musibah bisa membuat kita merasa lemah dan putus asa.

Dalam Islam, Allah mengajarkan kepada umat-Nya untuk menghadapi musibah dengan sabar dan tawakal, serta senantiasa berdoa kepada-Nya. Doa ketika tertimpa musibah sangat penting sebagai bentuk pengharapan dan permohonan kepada Allah untuk memberikan kekuatan, ketenangan, dan solusi dalam menghadapi ujian hidup.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:


“Berdoa itu termasuk ibadah.” (HR. Abu Dawud no. 1479, Tirmidzi no. 2969, lbnu Majah no. 3828, dan Ahmad no. 18532. Hadits ini sahih.)

Doa-doa ketika Tertimpa Musibah

Mengutip buku Doa Menghadapi Musibah karya Arif Munandar Riswanto (2007) dan beberapa sumber lainnya, berikut adalah beberapa doa yang dapat dibaca ketika tertimpa musibah:

1. Doa Umum untuk Musibah

Salah satu doa yang sering diajarkan dalam menghadapi musibah adalah:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. (QS. Al-Baqarah: 156)

Doa ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari ketentuan Allah dan kita harus siap menerimanya.

2. Doa untuk Memohon Kesabaran

Ketika menghadapi musibah, kita sering merasa kesulitan untuk bersabar. Maka, kita bisa berdoa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Musa.

Doa ini ada di dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 25-28:

رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى

Rabbisyraḥ lī ṣadrī wa yassir lī amrī waḥlul ‘uqdatam mil lisānī yafqahụ qaulī

Artinya: Musa berkata: “Ya Rab-ku, lapangkanlah dadaku, dan ringankanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

3. Doa untuk Memohon Kebaikan

Kita juga bisa berdoa untuk memohon kebaikan dalam situasi sulit. Doa ini termaktub dalam surah Al-Qasas ayat 24:

رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr.

Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

4. Doa Memohon Ampunan

Musibah sering kali juga menjadi pengingat untuk kita bertaubat dan meminta ampun kepada Allah. Doa Nabi Yunus dapat diamalkan untuk memohon petunjuk ketika menghadapi kesulitan.

Selain itu, doa ini juga bisa dibaca saat seseorang memiliki kebutuhan atau hajat tertentu. Doa ini termaktub dalam surah Al-Anbiya ayat 87.

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minaz-zaalimiin

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

5. Doa Nabi Ayub

Nabi Ayub adalah contoh yang baik dalam menghadapi musibah. Kita bisa mengikuti doanya ketika dia diuji dengan penyakit dan kehilangan.

رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS. Al-Anbiya: 83)

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Ratib Al-Haddad Lengkap: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ratib Al-Haddad adalah kumpulan wirid dan zikir yang disusun oleh Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, seorang pembaharu Islam (mujaddid) yang terkenal.

Mengutip buku Ratib Al-Haddad yang disusun oleh Shabri Shaleh Anwar, ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir (ratib yang termasyhur) ini disusun berdasarkan inspirasi beliau pada malam Lailatul Qadar tanggal 27 Ramadhan 1071 H.

Ratib Al-Haddad ini disusun atas dasar menunaikan permintaan salah seorang murid beliau, ‘Amir, yang bertujuan untuk mengadakan suatu wirid dan zikir sebagai amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda kampungnya ketika itu.


Ratib Al-Haddad pertama kali dibaca di kampung ‘Amir sendiri, yaitu di kota Shibam, Hadhramaut, setelah mendapat izin dari Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Pada kebiasaannya, ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan lafalnya, setelah salat Isya.

Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahwa barang siapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman, serta diiringi dengan membaca “La ilaha illallah” hingga seratus kali, ia akan dikaruniai pengalaman di luar dugaannya. Berikut adalah bacaan lengkap Ratib Al-Haddad.

Bacaan Ratib Al-Haddad: Arab, Latin, dan Artinya

Berikut adalah bacaan Ratib Al-Haddad lengkap yang dikutip dari buku Majmu’ Syarif yang disusun oleh Puspa Swara.

Surah Al-Fatihah

الْفَاتِحَةُ إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَاتِحَةُ

Arab Latin: Al-Faatihatu ilaa hadhrati sayyidina wa syafi’ina wa nabiyyina wa maulaana Muhammadin Shallallahu ‘Alaihi Wa sallama. Al-Faatihah.

Artinya: “Bacalah Al-Fatihah kepada Tuan, pemberi syafaat, Nabi dan penolong kita, Muhammad SAW. Al-Fatihah.”

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۝١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ۝٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ۝٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ۝٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ۝٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ۝٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ۝٧

Arab Latin: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Ar-Rahmaanir Rahiim. Maaaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta-‘iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa ladh-dhaalliin.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) yang dimurkai dan bukan (pula jalan) yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 1-7)

Ayat Kursi

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Arab Latin: Allaahu laa ilaaha ilaa huwal hayyul qayyuum, laa ta’khudzuhu sinatuw wa laa naum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illa bi’idznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-‘im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-‘a, wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa yauuduhuu hifzhuhumaa wa huwal ‘aliyyul ‘azhiim.

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah), kecuali Dia yang Hidup kekal lagi terus- menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. Al- Baqarah: 255)

Surah Al-Baqarah 2 Ayat Terakhir

ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ، وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَمَلَ بِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Arab Latin: Aamanar rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal mu-minuun, kul-lun aamana billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qaaluu sami’naa wa atha’naa, ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir.

Artinya: “Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Arab Latin: Laa yukallifullahu nafsan illa wus-‘ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtha’naa, rabbanaa wa laa tahmil ‘alainaa ish-ran kamaa hamaltahuu ‘alal ladziina min qablinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaa qata lanaa bih, wa’fu ‘annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fan-shurnaa ‘alal qaumil kaafiriin.

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesang-gupannya. la mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al- Baqarah: 286)

Bacaan Tahlil, Tasbih, Tahmid, Sholawat, dan Doa-doa

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (3x)

Arab Latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qadiir. (Dibaca 3x)

Artinya: “Tiada Tuhan Melainkan Allah, yang satu dan tiada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu.”

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ (3x)

Arab Latin: Subhaanallaahi wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar. (Dibaca 3x)

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Mahabesar.”

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ (3x)

Arab Latin: Subhaanallaah wa bihamdihi subhaanallaahil ‘azhiim. (Dibaca 3x)

Artinya: “Mahasuci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha-agung.”

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (3x)

Arab Latin: Rabbanagh firlanaa wa tub ‘alainaa innaka antat tawwaabur rahiim. (Dibaca 3x)

Artinya: “Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.”

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ (3x)

Arab Latin: Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad, Allahumma shalli ‘alaihi wa sallim. (Dibaca 3x)

Artinya: “Ya Allah, cucurkan shalawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan shalawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu.”

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ (3x)

Arab Latin: A’uudzu bikalimaatillaahit taam-maati min syarri maa khalaq. (Dibaca 3x)

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ (3x)

Arab Latin: Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma-‘asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samii-‘ul ‘aliim. (Dibaca 3x)

Artinya: “Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada suatu pun, baik di bumi maupun di langit, dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

رَضِيْنَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا (3x)

Arab Latin: Radhiina billaahi rabba wa bil islaami diina wa bimuhammadin nabiyyaa. (Dibaca 3x)

Artinya: “Kami rida Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad sebagai nabi kami.”

بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيئَةِ اللَّهِ (3x)

Arab Latin: Bismillaahi wal hamdu lillaahi wal khairu wasy-syarru bimasyii-atillaah. (Dibaca 3x)

Artinya: “Dengan nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah.”

آمَنَّا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ تُبْنَا إِلَى اللَّهِ بَاطِئًا وَظَاهِرًا (3x)

Arab Latin: Aamannaa billaahi wal yaumil aakhiri tubnaa ilallaahi baathinaw wa zhaahira. (Dibaca 3x)

Artinya: “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, dan kami bertobat kepada Allah secara batin dan zahir.”

يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِي كَانَ مِنَّا (3x)

Arab Latin: Yaa rabbanaa wa’fu ‘annaa wamhul ladzii kaana minnaa. (Dibaca 3x)

Artinya: “Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami.”

يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ أَمِتْنَا عَلَى دِينِ الْإِسْلَامِ (7x)

Arab Latin: Yaa dzal jalaali wal ikraami amitnaa ‘alaa diinil islaam. (Dibaca 7x)

Artinya: “Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan Pemurah, matikan-lah kami dalam agama Islam.”

يَا قَوِيٌّ يَا مَتِينُ إِكْفِ شَرَّ الظَّالِمِينَ (3x)

Arab Latin: Yaa qawiyyu yaa matiinu ikfi syarrazh zhaalimiin. (Dibaca 3x)

Artinya: “Wahai Tuhan yang Mahakuat lagi Mahagagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim.”

أَصْلَحَ اللَّهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِينَ صَرَفَ اللَّهُ شَرَّ الْمُؤْذِينَ (3x)

Arab Latin: Ash-lahallahu umuural muslimiina sharafallahu syarral mu’dziin. (Dibaca 3x)

Artinya: “Semoga Allah memperbaiki urusan kaum Muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka mengganggu.”

يَا عَلِيُّ يَا كَبِيرُ يَا عَلِيمُ يَا قَدِيرُ يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ يَا لَطِيفُ يَا
خَبِيرُ (3x)

Arab Latin: Yaa ‘aliyyu yaa kabiiru yaa ‘aliimu yaa qadiiru yaa samii’u yaa bashiiru yaa lathiifu yaa khabiiru. (3x)

Artinya: “Wahai Tuhan Yang Maha mulia, lagi Maha besar, Yang Maha Mengetahui lagi Senantiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha lemah lembut lagi Maha Mengetahui.”

يَا فَارِجَ الْهَمِّ يَا كَاشِفَ الْغَمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ (3x)

Arab Latin: Yaa faarijal hammi yaa kaasyifal ghammi yaa man li’abdihi yaghfiru wa yarham. (Dibaca 3x)

Artinya: “Wahai Tuhan yang melegakan dari dukacita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya.”

أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَايَا (4x)

Arab Latin: Astaghfirullaaha rabbal baraayaa astaghfirullaaha minal khathaayaa. (Dibaca 4x)

Artinya: “Aku memohon ampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon ampunan Allah dari sekalian kesalahan.”

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ (50, 25, 5)

Arab Latin: Laa ilaaha illallaah. (Dibaca 5, 25, atau 50x)

Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah.”

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَهَجَّدَ وَعَظَمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللَّهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هُذَا إِلَى يَوْمِ الدِّينِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ وَفِيهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Arab Latin: Laa ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallama wa syarrafa wa karrama wa majjada wa ‘azh-zhama wa radhiyallahu ta-‘aalaa ‘an aali wa ashhaabi rasuulillaahi ajma-‘iin, wat taabi-‘iina wa taabi-‘it taabi-‘iina bi- ihsaanin miy yauminaa haadzaa ilaa yaumid diini wa ‘alainaa ma-‘ahum wa fiihim birahmatika yaa arhamar raahimiin.

Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad Rasulullah, Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan ke atasnya dan keluarganya. Semoga dimuliakan, dibesarkan, dan dijunjungkan kebesarannya. Allah Ta’ala pun meridai sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, tabi’in, dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini hingga kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”

Membaca Surah Al-Ikhlas 3x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ۝١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ۝٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ۝٣
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ۝٤

Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah yang menjadi tumpuan segala permohonan. la tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada siapa pun yang sebanding dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Membaca Surah Al-Falaq 3x

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ۝١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ۝٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ۝٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ۝٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ۝٥

Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul a’uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naf-faa-tsaati fil ‘uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh; dari kejahatan makhluk-Nya; dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul; dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)

Membaca Surah An-Nas 3x

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ۝١ مَلِكِ النَّاسِۙ ۝٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ۝٣
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ۝٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ۝٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ۝٦

Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim. Qul a’uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril was-waasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shudhuurin naas. Minal jinnati wan naas.

Artinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia. Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia.” (QS. An-Nas: 1-6)

الْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِي يَا عَلَوِى وَأُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَكَفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللَّهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Arab Latin: Alfaatihata ilaa ruuhi sayyidinaa al-faqiih al-muqaddam muhammadin ibni ‘aliyyi baa- ‘alawi wa ushuulihim wa furuu-‘ihim wa kaffati saadaatinaa aali abii ‘alawi annallaha yu’lii darajaatihim fil jannati wa yanfa-‘unaa bihim wa bi-asraarihim wa anwaarihim fid diini wad dunyaa wal aakhirah.

Artinya: “Bacalah Al-fatihah kepada ruh penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, semoga Allah tinggikan derajat mereka di surga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahasia-rahasia mereka, dan cahaya mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat.”

الْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِ صَاحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الْإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلَادِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ عَلَوِي الْحَدَّادِ وَأُصُولِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللَّهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Arab Latin: Alfaatihata ilaa ruuhi shaahibir raatibi quthbil irsyaadi wa ghautsil ‘ibaadi wal bilaadi al-habiibi ‘abdillaahi ibni ‘alawi al-haddaadi wa ushuulihi wa furuu-‘ihi annallaha yu’lii darajaatihim fil jannah wa yanfa-‘unaa bihim wa asraarihim wa anwaarihim barakaatihim fid diini wad dunyaa wal aakhirah.

Artinya: “Bacalah Fatihah kepada ruh penyusun ratib ini, penyelamat kaum dan negaranya, al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, semoga Allah meninggikan derajat mereka di surga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahasia- rahasia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia, dan akhirat.”

الْفَاتِحَةَ إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ

Arab Latin: Alfaatihata ilaa kaaffati ‘ibaadallahish-shaalihiin wal waalidiina wa jamii’il mu-miniina wal mu-minaati wal muslimiina wal muslimmati annallaha yaghfiru lahum wa yarhamuhum wa yanfa’unaa bi asraarihim wa barakaatihim.

Artinya: “Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang saleh, ibu bapak kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, semoga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahasia-rahasia dan berkah mereka.”

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِي أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْرٍ، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلَانَا مُعَامَلَتِكَ لِأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلَادِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْرٍ إِنَّكَ وَلِيُّ كُلَّ خَيْرٍ وَمُتَفَضَّلُ بِكُلِّ خَيْرٍ وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْرٍ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Arab Latin: Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Hamdan yuwaafii ni’amahu wa yukaafi-u maziidah, allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ahli baitihi wa shahbihi wa sallim. Allaahumma innaa nas-aluka bihaqqil-faatihatil mu-‘azh-zhamah was sab-‘il matsaanii an taftah lana bikulli khairin, wa an tatafadhdhala ‘alainaa bikulli khairin, wa an taj-‘alnaa min ahlil khair, wa an tu-‘aamilunaa yaa maulaanaa mu-‘aamalatika li-ahlil khair, wa an tahfa-zhanaa fii adyaaninaa wa anfusinaa wa aulaadinaa wa ash- haabinaa wa ahbabinaa min kulli mihnatin wa bu’sin wa dhiirin innaka waliyyun kulla khairin wa mutafadh-dhalun bikulli khairin wa mu’thin likulli khairin yaa arhamar raahimiin.

Artinya: “Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami, semoga Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan ke atas penghulu kami Muhammad, keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Wahai Tuhan, kami memohon dengan hak surah al-Fatihah yang Agung, yaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan dan karuniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharalah kami ya Tuhan kami, seperti Engkau memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudaratan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengaruniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada siapa saja kebaikan, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ (3x)

Arab Latin: Allaahumma inna nas-aluka ridhaaka wal jannah wa na-‘uudzu bika min sakhatika wan naar. (Dibaca 3x)

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keridaan dan surga-Mu, dan kami memohon perlindungan-Mu dari kemarahan-Mu dan api neraka.”

سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِي الْعَظِيمِ.

Arab Latin: Subhaanallaahil ‘azhiim, alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, laa ilaaha illallaah, allaahu akbar, laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.

Artinya: “Mahasuci Allah yang Mahaagung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada tuhan selain Allah. Allah Mahabesar. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Maha agung.”

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ

Arab Latin: A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Arab Latin: Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Arab Latin: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji-‘uun.

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.”

اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

Arab Latin: Astaghfirullahal ‘azhiim.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha-agung.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Sedekah Subuh, Yuk Amalkan Setiap Pagi!


Jakarta

Sedekah subuh merupakan kegiatan berbagi dengan mengeluarkan harta untuk kebaikan bagi mereka yang membutuhkan, yang dilakukan setelah melaksanakan salat Subuh.

Sedekah ini sangat istimewa, karena setelah sedekah ini dilakukan, malaikat akan langsung mendoakan agar Allah SWT mengganti semua harta yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, mereka yang kikir akan didoakan supaya ditimpa kesulitan. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap awal pagi saat matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (HR. Bukhari dan Muslin, dari Abu Hurairah)


Saat sedekah Subuh, ada doa yang dapat diamalkan. Doa sedekah subuh bukan hanya untuk memohon agar harta yang telah dikeluarkan dapat diterima dan tergantikan dengan baik oleh Allah SWT, tetapi juga untuk keberkahan bagi penerima sedekah.

Doa Sedekah Subuh

Doa yang Dibaca oleh Pemberi Sedekah

Berikut adalah doa sedekah subuh yang dapat diamalkan oleh orang yang bersedekah subuh, yang dikutip dari buku Kitab Doa & Zikir para Nabi dan Kekasih Allah yang disusun oleh Masturi Irham.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab Latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 127)

Doa yang Dibaca oleh Penerima Sedekah

Disebutkan dalam buku Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-Doa Harian yang ditulis oleh Mahmud Asy Syafrowi, adapun doa untuk penerima sedekah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa RA, ia berkata, “Jika Rasulullah SAW kedatangan kaum yang membawa sedekahnya, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ.

Arab Latin: Allahumma shalli ‘alaihim.

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau memberi rahmat kepada mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Cara Mengamalkan Sedekah Subuh

Setelah membaca doa sedekah subuh, ada banyak cara dan media untuk mengamalkan sedekah, yang dapat dilakukan setelah salat Subuh.

Berikut adalah cara sedekah subuh yang dikutip dari buku Sapu Jagat Keberuntungan yang ditulis oleh Ahmad Mudzakir.

  1. Mengisi kotak amal masjid setelah salat Subuh berjamaah. Kaum pria dapat langsung memasukkan sedekah mereka ke dalam kotak amal, sedangkan ibu-ibu bisa menitipkan sedekahnya kepada suami atau anak yang pergi ke masjid.
  2. Mentransfer uang melalui rekening setelah salat Subuh. Sedekah ini dapat dikirimkan kepada orangtua, sahabat, teman, kerabat yang jauh dan membutuhkan, atau kepada lembaga sosial, atau siapa pun yang layak menerima sedekah.
  3. Memberi makanan kepada tetangga, pondok pesantren, panti yatim, atau ke tempat lain yang membutuhkan makanan setelah salat Subuh.
  4. Mengantarkan sebuah sumbangan atau bantuan kepada yang membutuhkan setelah salat Subuh.
  5. Sedekah subuh dengan menggunakan celengan di rumah merupakan suatu hal yang mudah untuk ditiru. Menyimpan uang dalam celengan setelah salat Subuh tidak hanya sebagai tabungan untuk diri sendiri di dunia, tapi juga bekal untuk di akhirat kelak.

Itulah doa sedekah subuh yang dapat diamalkan saat bersedekah di waktu subuh. Doa yang diamalkan ini dapat menjadi berkah bagi orang yang bersedekah, juga untuk penerima sedekah. Yuk amalkan mulai besok pagi!

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Penyembuhan dengan Berdoa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW


Jakarta

Penyembuhan dengan berdoa adalah salah satu cara yang diajarkan dalam Islam untuk memperoleh ketenangan hati dan kesembuhan fisik.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk selalu mengingat Allah SWT melalui doa, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW mengajarkan sejumlah doa dan dzikir yang dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan memberikan kekuatan jiwa.

Tidak hanya ritual, berdoa juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan fisik seseorang, sejalan dengan keyakinan bahwa doa dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.


Dalil tentang Berdoa untuk Meminta Kesembuhan

Dalam Islam, berdoa bukan hanya mengucapkan permohonan, tetapi juga bentuk keyakinan dan ketergantungan kepada Allah SWT sebagai Sang Penyembuh. Berikut adalah beberapa dalil yang menunjukkan pentingnya berdoa dalam meminta kesembuhan.

1. Surah Al-Baqarah Ayat 186

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

2. Surah Gafir Ayat 60

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir: 60)

3. Surah Ar-Ra’d Ayat 28

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ ٢٨

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

4. Hadits Rasulullah SAW

Diriwayatkan oleh Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya bagi setiap segala sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan sesungguhnya alat pembersih hati (jiwa) adalah dzikir kepada allah.” (HR. Baihaqi)

Doa Meminta Kesembuhan dari Rasulullah SAW

Rasulullah SAW memberikan banyak tuntunan doa untuk meminta kesembuhan. Dilansir dari laman About Islam, menurut Imam Ghazali, penyakit yang dialami manusia dapat menjadi sarana untuk meningkatkan iman dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 153,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Rasulullah SAW juga mencontohkan cara menghibur dan mendoakan orang yang sakit Ketika beliau sedang menjenguk mereka. Beliau berdoa,

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ ، أَذْهِبِ البَأْسَ ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِيِّ لَأَشِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءٌ لا يُغَادِرُ سَقَمًا .

Latinnya: Allahumma rabban-nas, adzhibil-basa, isyfi antasy-syafi là syifa a illâ syifa uka syifa al là yughadiru saqama.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, hanya Engkau- lah yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.”

Selain itu, Rasulullah juga sering berdoa untuk kesehatannya sendiri dengan lafaz,

اللّٰهُمَّ اشْفِ جَسَدِي، وَاشْفِ قَلْبِي، وَاشْفِ بَصَرِي مِنْ كُلِّ دَاءٍ

Latinnya: Allahumma ishfi jasadi, washfi qalbi, washfi bashari min kulli daa’in.

“Ya Allah, sembuhkanlah badanku, sembuhkanlah hatiku, dan sembuhkanlah penglihatanku dari segala penyakit.” Doa ini biasanya diulang sebanyak tiga kali.

Dampak Doa Terhadap Kesembuhan Penyakit

Berdasarkan sumber sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Larry Dossey dalam bukunya The Healing Words, dampak doa terhadap penyembuhan penyakit telah terbukti secara ilmiah. Salah satu contoh menarik adalah studi yang dilakukan oleh Dr. Byrd di Rumah Sakit Umum San Francisco pada tahun 1988.

Dalam penelitian tersebut, 393 pasien jantung dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, yakni kelompok (A), didoakan secara khusus tanpa sepengetahuan mereka, sementara kelompok (B) tidak didoakan.

Hasilnya menunjukkan bahwa pasien yang didoakan memiliki kondisi yang jauh lebih baik. Mereka lebih cepat keluar dari rumah sakit, dan mengalami penurunan risiko serangan jantung.

Kisah lain dijelaskan oleh sang penulis muslim yang diceritakan di situs About Islam menunjukkan bahwa doa memiliki kekuatan yang mengagumkan. Dalam ceritanya, ia mengamalkan doa untuk kesembuhan diri dan pasien-pasiennya.

Pada suatu kesempatan, ia mendoakan seorang pasien dengan tumor adrenal. Ia menempatkan tangan di atas tumor pasien dan berdoa sesuai anjuran Rasulullah SAW. Keesokan harinya, pasien yang semula dalam kondisi kritis menunjukkan perbaikan luar biasa hingga tumor yang ada tidak lagi terdeteksi pada pemeriksaan rontgen lanjutan.

Rasulullah SAW Memerintahkan untuk Berobat

Sebagai umat Rasulullah SAW yang meyakini bahwa kesembuhan hanya datang dari Allah SWT, kita tidak boleh menyerah atau pasrah begitu saja terhadap penyakit yang kita alami. Setiap penyakit yang Allah SWT uji kepada hamba-Nya memiliki jalan penyembuhan yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati dan mencari jalan kesembuhan, apa pun jenis penyakitnya, baik yang ringan maupun berat seperti yang diutarakan oleh Muhammad Abdul Ghoffar dalam bukunya Penyembuhan dengan Doa & Zikir.

Rasulullah SAW dengan tegas menyarankan umatnya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi sakit. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit maka dengan izin Allah Azza wa Jalla día akan sembuh.”

Selain memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk kesembuhan, kita juga diperintahkan untuk aktif berikhtiar, berusaha menemukan obat atau cara yang tepat untuk menyembuhkan penyakit yang dialami.

Doa dan ikhtiar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penyembuhan. Dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan doa yang tulus, insya Allah, rahmat dan kasih sayang-Nya akan memudahkan kita dalam memperoleh kesembuhan yang diharapkan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan ketika Sedang Sakit

Masih mengutip dari buku Penyembuhan dengan Doa & Zikir, dijelaskan poin-poin yang harus diperhatikan saat menghadapi sakit.

  1. Menerima ketetapan dari Allah SWT dengan lapang dada, bersabar dalam menghadapi takdir-Nya, dan selalu berpikiran baik kepada-Nya adalah sikap yang utama.
  2. Saat sakit, sebaiknya seseorang menempatkan dirinya antara rasa takut dan harap. Takut atas dosa-dosa yang telah dilakukan, sambil berharap rahmat dan kesembuhan dari Allah SWT.
  3. Seseorang sebaiknya tidak berharap kematian, betapapun parahnya penyakit yang diderita.
  4. Bila seseorang memiliki tanggungan atau kewajiban tertentu, hendaknya segera ditunaikan, terutama jika kondisi masih memungkinkan. Namun, jika merasa kesulitan, disarankan untuk berwasiat kepada kerabat terdekat agar kewajiban tersebut tetap terlaksana.
  5. Dalam memberi wasiat, hindari segala hal yang bisa menimbulkan perselisihan atau mudarat, seperti mengabaikan hak ahli waris atau membedakan ahli waris yang satu dengan yang lain tanpa dasar.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com