Tag Archives: qur

6 Doa Sakit Gigi agar Cepat Sembuh: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ketika sakit, seorang muslim harus berusaha mencari obat agar bisa sembuh. Namun tak lupa, seorang muslim juga wajib berdoa dan menyerahkan kesembuhan kepada Allah SWT.

Jika sembuh, seorang muslim juga harus yakin bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah. Sementara obat, dokter, atau usaha lain dalam mencari kesembuhan hanyalah sebagai perantara.

Di bawah ini ada 6 pilihan doa sakit gigi agar cepat sembuh. Ada doa yang berasal dari hadits dan ada juga ayat Al-Qur’an.


Bacaan Doa Sakit Gigi

Berikut ini bacaan doa sakit gigi agar cepat sembuh, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya.

Doa Sakit Gigi Versi 1

Dikutip dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) oleh H Ahmad Zacky, SAg, MA, diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, dari Abdullah bin Rawahah, bahwa dia mengadu kepada Rasulullah mengenai giginya yang sakit.

Kemudian Rasulullah meletakkan tangannya ke pipi Abdullah dan berdoa sebanyak 7 kali. Allah lantas menyembuhkan sakit giginya sebelum beliau berganjak pergi dari Rasulullah saw.

Doanya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُ سُوْءَ مَا يَجدُ وفَحْشَهُ بِدَعْوَةِ نَبِيِّكَ الْمَكِيْنِ الْمُبَارَكَ عِنْدَكَ

Arab latin: Allaahumma adzhib ‘anhu suu-a maa yajidu wa fahsyahu bida’wati nabiyyikal makiinil mubaaraka ‘indaka

Artinya: “Ya Allah, dengan doa nabi-Mu yang punya kedudukan yang diberkahi di sisi-Mu, hilangkanlah keburukan dan kekejian rasa sakitnya. Allah menyembuhkannya sebelum bengkaknya membesar.” (HR Baihaqi).

Doa Sakit Gigi Versi 2

Dalam buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ust Ahmad Zacky El-Syafa, diriwayatkan oleh Humaidi, bahwa suatu ketika Fatimah binti Muhammad SAW. mengeluh sakit gigi, lalu Rasulullah memasukan dan menempelkan tangan kanannya pada gigi yang sakit dan membaca doa. Kemudian sakit gigi Fatimah sembuh.

Doanya adalah sebagai berikut. Nama Fatimah dalam doa ini dapat diganti dengan nama orang yang sedang sakit gigi.

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ أَسأَلُكَ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِنَّ مَرْيَمَ لَم تَلِدْ غَيْرَ عِيْسَى مِنْ رُوْحِكَ وَكَلِمَتِكَ أَنْ تَكْشِفَ مَا تَلْقَى فَاطِمَةَ بِنْتَ خَدِيْجَةَ مِنَ الضُّرِّ كُلِّهِ

Arab latin: Bismillaahi wabillaahi as-aluka bi’izzatika wajalaalika waqudratika ‘alaa kulli syai-in fainna maryama lam talid ghaira ‘iisaa min ruuhika wakalimatika an taksyifa maa talqaa faathimata binta khadiiijata minadhdhurri kullihi

Artinya: “Dengan nama Allah, aku memohon kepada Allah. Dengan kegagahan, kemuliaan dan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, sesungguhnya, Maryam hanya melahirkan Isa dari Ruh dan Kalimat-Mu. Hilangkan seluruh bahaya penyakit yang dirasakan Fatimah binti Khadijah.” (HR Humaidi).

Doa Sakit Gigi Versi 3

Dilansir dari buku Pasti Mustajab oleh Muhammad Lutfi Zamani, doa lain yang bisa dibaca saat sakit gigi adalah sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ مَنِ احْتَجَبَ بِجَبَرُوْتِهِ عَنْ خَلْقِهِ فَلَا عَيْنَ تَرَاهُ لَا ضِدُّ وَلَا نِد سِوَاهُ.

Arab latin: Bismillaahir rahmaniir rahiim. Subhaana man ihtajaba bijabaruutihi ‘an khalqihii falaa ‘aina taraahu laa dhiddun walaa niddun siwaahu.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Maha suci Dzat yang menghalangi dengan kekuasaan-Nya dari makhluk- Nya. Maka, tidak ada ‘ain (pandangan jelek), kerugian, dan aib dari sisi-Nya.”

Bacalah doa tersebut sebanyak tiga kali pada sepotong bawang putih, lalu bakarlah bawang itu, kemudian gigit atau kunyahlah bawang yang dibakar itu. Langkah ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai sakit gigi sembuh.

Doa Sakit Gigi Versi 4

Berdasarkan buku Dzikir, Wirid, Doa dan Shalawat oleh Sayyid M Dzikri, berikut ini doa sakit gigi lain yang dapat diamalkan:

بِسْمِ اللهِ وَالشَّافِي اللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Arab latin: Bismillaahi wasy syaafillaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Adapun Dzat Yang Menyembuhkan hanya Allah. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Doa Sakit Gigi Versi 5

Ada juga ayat Al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai doa sakit gigi. Dikutip dari buku Penyembuhan dengan Doa & Zikir Rasulullah SAW yang disusun Muhammad Abdul Ghoffar, doanya adalah bacaan surat Al An’am ayat 98. Bacalah doa sambil meletakkan jari pada gigi yang sakit.

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ

Arab latin: Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda’, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.”

Doa Sakit Gigi Versi 6

Yang terakhir, doa sakit gigi agar cepat sembuh juga bisa menggunakan Al-Fatihah. Hal ini dikutip dari Buku Pegangan Doa dan Zikir Keselamatan Ratibul Haddad oleh Ustaz Ahmad Zacky el-Syafa.

Muslim bisa membaca surat Al Fatihah sebanyak 41 kali di antara shalat qobliyah Subuh dan fardhu Subuh. Khususkan bacaan tersebut untuk penyembuhan gigi yang sakit.

Berikut bacaan surat Al Fatihah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧

Arab latin: (1) bismillâhir-raḫmânir-raḫîm. (2) al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn. (3) ar-raḫmânir-raḫîm. (4) mâliki yaumid-dîn. (5) iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în. (6) ihdinash-shirâthal-mustaqîm. (7) shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn.

Artinya: “(1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (4) Pemilik hari Pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (6) Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.” (QS Al Fatihah: 1-7)

Demikian 6 bacaan doa sakit gigi agar cepat sembuh. Selain berdoa dan bertawakal, muslim juga harus bersabar dengan sakit yang dirasakan. Tentunya sambil terus melakukan pengobatan di dokter sehingga bisa menjadi pahala dan digugurkan dosanya. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com

Ketika Nabi Adam dan Nabi Musa Berdebat di Hadapan Tuhan



Jakarta

Nabi Adam dan istrinya Hawa pernah tinggal di surga sebelum akhirnya Allah menurunkannya ke bumi. Setelah peristiwa ini, semua keturunan Nabi Adam tinggal di bumi. Hal ini menjadi penyebab Nabi Musa pernah menyalahkan Nabi Adam.

Pertemuan Nabi Adam dan Musa mempersoalkan alasan dikeluarkannya Adam dari surga karena dosa yang ia perbuat.

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari berkata, “Qutaibah menceritakan kepada kami, Ayyub bin an-Najjar menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salah dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Adam dan Musa berdebat. Musa berkata kepada Adam, “Wahai Adam engkau adalah bapak kami, engkau telah menyia-nyiakan kami dan telah mengeluarkan kami dari surga’. Adam berkata kepada Musa, ‘Wahai Musa, Allah telah memilihmu dengan kalam-Nya, dan menuliskan (taurat) untukmu dengan tangan-Nya. Apakah engkau mencelaku atas perkara yang telah Allah tetapkan atasku empat puluh tahun sebelum Dia menciptakanku?” Maka Adam mengalahkan argumentasi Musa. Maka Adam mengalahkan argumentasi Musa,” (Tiga kali).


Sufyan berkata: Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami dari Al A’raj dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW dengan redaksi seperti itu.

Dikutip dalam Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam hingga Isa yang ditulis Ibnu Katsir. disebutkan bahwa Imam Ahmad berkata, “Abu Kamil menceritakan kepada kami, dari hamid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Adam dan Musa pernah berdebat. Musa berkata kepada Adam: ‘Engkau adalah Adam yang dikeluarkan dari surga karena suatu kesalahan yang dilakukan oleh dirimu sendiri.’ Adam berkata kepada Musa: ‘Engkau adalah Musa yang dipilih Allah dengan risalah dan kalam-Nya. Engkau mencela diriku terhadap suatu persoalan yang telah ditakdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan.’ Selanjutnya, Rasulullah SAW bersabda, “Maka Adam dapat membantah argumentasi Musa.” Rasulullah mengucapkan kata-kata tersebut sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).

Saya (Ibnu Katsir) berkata, “Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis ini dari az-Zuhri, dari hamid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah dari Nabi SAW dengan riwayat hadis seperti yang telah disebutkan.”

Ibnu Abi Hatim berkata, “Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Anas bin Iyadh telah memberi kabar kepada kami, dari al-Haris bin Abi Diyyab, dari Yazid bin Hurmuz: ‘Saya pernah mendengar Abu Hurairah berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Adam dan Musa pernah berdebat di hadapan Tuhan mereka lalu Adam membantah argumentasi Musa. Musa berkata: ‘Engkaulah yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya lalu Dia meniupkan ruh-Nya di dalam dirimu; Dia juga memerintahkan malaikat untuk bersujud kepadamu; Dia juga menempatkan dirimu di dalam surga-Nya dan engkau pula yang menyebabkan manusia diturunkan ke bumi karena kesalahanmu?’ Adam menjawab: ‘Engkaukah yang dipilih Allah dengan risalah-Nya dan kalam-Nya? Dia telah menurunkan lembaran-lembaran (al-Alwah) yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu dan Dia mendekatkan diri-Nya untuk menyelamatkan dirimu? Berapa lama engkau mendapati Kitab Taurat yang telah ditulis oleh Allah?’

Musa menjawab: ‘Empat puluh tahun.’
Adam berkata:’Apakah engkau menemukan di dalamnya ayat yang berbunyi: ‘Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.’ (QS. Thaha: 121).

Musa menjawab: ‘Ya’
Adam bertanya kembali,” Kalau begitu, mengapa engkau mencela diriku atas perbuatan yang telah ditetapkan oleh Allah bagiku untuk mengerjakannya, (yaitu) ketetapan yang sudah tertulis empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku?’ Ia (Abu Hurairah) berkata, “Rasulullah bersabda: ‘Akhirnya, Adam dapat mengalahkan argumentasi Musa.” (HR. Muslim).

Sikap Nabi Musa mempermasalahkan Nabi Adam pun cukup beralasan. Karena kehidupan dunia melelahkan dan berat. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Balad ayat 4:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

Bacaan latin: Laqad khalaqnal-insāna fī kabad
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah.

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Siapa pun, termasuk Nabi, dalam masa hidupnya pasti menemui kepayahan, sejak dalam kandungan sampai masa dewasa. Manusia mesti bersusah payah mencari nafkah, mengalami sakit, dan mati. Dalam alam kubur menuju alam mahsyar pun manusia menghadapi kepayahan. Manusia harus mengisi kehidupannya di dunia dengan amal saleh agar tidak menemukan kepayahan lagi di akhirat,” tulis tafsir Al-Balad ayat 4 dalam Qur’an Online detikHikmah.

Wallahu a’lam.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Turunnya Wahyu Pertama Nabi Muhammad di Gua Hira


Jakarta

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama saat berkhalwat di Gua Hira. Turunnya wahyu pertama itu terjadi saat beliau berusia 40 tahun.

Ketika berusia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri di Gua Hira untuk beribadah dan merenung. Hingga suatu malam, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dari Allah SWT. Malam ini dinamakan Nuzulul Qur’an yang bertepatan pada 17 Ramadhan 610 Masehi, menurut pendapat populer.

Pertanda Turunnya Wahyu

Dijelaskan dalam buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW.: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur’an karya Yoli Hemdi, Aisyah RA menceritakan pada saat menjelang turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, beliau sering melihat tanda-tanda kenabian melalui mimpi-mimpi yang benar yang disebut ru’yah shadiqah.


Dalam mimpinya, beliau menyaksikan cahaya terang yang menyerupai cahaya fajar yang menandakan datangnya kebenaran.

Fenomena inilah yang membuat Nabi Muhammad SAW lebih sering melakukan khalwat atau menjauhkan diri dari kesibukan duniawi untuk bertahannuts, menghadapkan segenap jiwa raganya untuk Allah SWT di Gua Hira.

Nabi Muhammad SAW memang sering menyendiri. Hal ini dibahas dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim.

Dikatakan, sejak kecil Nabi Muhammad SAW tidak suka hidup beramai-ramai dengan banyak orang, seperti yang pernah terjadi saat melakukan safar atau perjalanan ke Syam (Madinah) yang kedua kalinya. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW selalu memilih sendiri dan tidak berkumpul dengan rekan-rekan perjalanannya.

Hingga saat beliau menginjak umur 40 tahun, Rasulullah SAW makin sering untuk mengasingkan diri bahkan keluarganya sampai ditinggal hanya untuk berkhalwat, hingga beliau menemukan Gua Hira yang terletak di pegunungan Jabal Nur.

Beliau menghabiskan waktu dalam keheningan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan beliau hanya pulang ke rumah untuk mengambil bekal dan kembali lagi ke Gua Hira untuk mengasingkan diri. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW berulang dalam jarak beberapa bulan.

Turunnya Wahyu Pertama di Gua Hira

Berdasarkan sumber sebelumnya, setelah menerima mimpi-mimpi yang benar atau ru’yah shadiqoh, Nabi Muhammad SAW semakin yakin untuk menjauhkan diri dari kerusakan moral yang terjadi di Makkah.

Tahun-tahun sebelum turunnya wahyu pertama, beliau sering menyepi di Gua Hira, sekitar 5,7 km dari Makkah, untuk menenangkan jiwa dan memperdalam spiritualitas.

Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, dan memiliki ketinggian sekitar 200 meter. Gunung ini berdiri dengan tajam dan membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk mendakinya.

Gua tersebut berbentuk panjang dengan pintu yang sempit, hanya dapat dilalui satu orang dalam satu waktu. Gua ini cukup kecil, hanya mampu menampung lima orang dengan ketinggian gua yang cukup untuk orang berdiri tegak.

Nabi Muhammad SAW mengisi malam-malamnya dengan merenung di bawah bintang-bintang yang membuat hatinya tenang, meskipun ia belum menemukan cara untuk memperbaiki masalah sosial di Makkah. Pengalaman tersebut pada akhirnya membentuk dasar awal kenabiannya.

Hingga pada suatu malam yang penuh berkah, ketika Nabi Muhammad SAW sedang bertahanuts di Gua Hira, tiba-tiba kebenaran Ilahi menghampiri beliau. Saat itu, Malaikat Jibril datang dan mendekati Nabi Muhammad SAW, seraya memerintahkannya dengan berkata, “Bacalah!”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

Kemudian Malaikat Jibril merengkuhnya dengan kuat hingga beliau merasa lemah, lalu melepaskannya sambil berkata, “Bacalah!”

Namun, Nabi tetap menjawab, “Aku tidak bisa membaca!”

Hal ini terulang hingga tiga kali. Pada akhirnya, Malaikat Jibril menyampaikan wahyu Allah SWT dengan berkata,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَق

Latin: Iqra’ bismi rabbikal-lazi khalaq(a).

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!”

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَق

Latin: Khalaqal-insana min ‘alaq(in).

Artinya: “Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.”

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ

Latin: Iqra’ wa rabbukal-akram(u).

Artinya: “Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,”

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

Latin: Alladzii ‘allama bil-qalam(i).

Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena.”

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Latin: ‘Allamal-insaana ma lam ya’lam.

Artinya: “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Surah Al-Alaq ayat 1-5)

Surah Al-Alaq ayat 1-5 diyakini sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang berkhalwat di Gua Hira. Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu ini, menandai pelantikan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.

Nabi Muhammad SAW Pulang Ketakutan

Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW langsung pulang dengan tubuh gemetar, membawa bacaan wahyu yang diterimanya. Saat meninggalkan Gua Hira, Nabi Muhammad SAW mendengar suara yang memanggilnya. Sensasi itu sangat dahsyat, dan ketika beliau melihat ke segala arah, langit serta angkasa dipenuhi dengan sosok Jibril dalam bentuknya yang mengagumkan.

Nabi Muhammad SAW kembali ke rumahnya dan segera menemui istrinya, Khadijah binti Khuwailid, seraya berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!”

Khadijah lalu menyelimutinya hingga ketakutan beliau perlahan mereda.

Dalam keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Khadijah, “Apa yang terjadi padaku?” Beliau kemudian menceritakan seluruh pengalamannya di Gua Hira dan menambahkan, “Aku sangat khawatir terhadap diriku!”

Khadijah dengan penuh keyakinan berkata, “Tidak mungkin! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menghinakanmu! Engkau selalu menjaga silaturahim, membantu orang yang kesusahan, memberi kepada yang membutuhkan, menjamu tamu, dan mendukung perjuangan kebenaran.”

Setelah itu, Khadijah membawa Nabi Muhammad SAW menemui Waraqah bin Naufal, sepupunya yang penganut Nasrani.

Mendengar cerita Nabi, Waraqah menyatakan, “Ini adalah wahyu yang sama seperti yang diturunkan kepada Nabi Musa. Andai saja aku masih muda ketika engkau nanti diusir oleh kaummu!”

Nabi Muhammad SAW terkejut, “Benarkah mereka akan mengusirku?”

Waraqah menjawab, “Benar! Setiap orang yang membawa risalah seperti yang engkau bawa pasti akan dimusuhi. Jika aku masih hidup saat itu, pasti aku akan mendukungmu dengan seluruh kekuatan yang kumiliki.”

Itulah kisah turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Setelah itu, wahyu turun secara berangsur-angsur.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com