Tag Archives: Quran Kemenag

Doa Sapu Jagat dan Manfaatnya, Bacaan yang Disukai Rasulullah



Jakarta

Doa sapu jagat adalah doa untuk memohon kebaikan di dunia dan akhirat. Kebaikan yang dimaksud dapat bersifat umum dan universal seperti kesehatan, rezeki, keridaan, keamanan, keberuntungan, keberhasilan, dan semua hal yang bersifat kebaikan.

Doa sapu jagat ini dibaca setelah kita memanjatkan doa dan permohonan kita atau sebagai penutup. Doa ini disebutkan termasuk dalam daftar doa kerap diamalkan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan melalui Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, menyampaikan:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Artinya: “Doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi Muhammad SAW, adalah ‘Allaahumma aatinaa fid dun-yaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar’.” (HR Muttafaq Alaih)

Bacaan Doa Sapu Jagat dalam Arab, Latin, dan Artinya

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

Bacaan latin: Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanataw wa fil aakhirati hasanataw waqinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Diriwayatkan dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW juga menggunakan bentuk doa yang mirip, bunyinya:

“Allahummaaatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar,”

Artinya: “Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dikutip melalui buku Pendar-pendar Kebijaksanaan karya Husein Muhammad dijelaskan melalui ahli bahasa dan tafsir besar Al-Alusi yang menyimpulkan pandangan para ulama, “Kebaikan di dunia ini mencakup segala perihal yang diidamkan atau diimpikan oleh setiap orang:

اِمْرَأَةٌ صَالِحَةٌ وَعَافِيَةٌ وَكَفَافُ وَعِلْمُ وَعِبَادَةً وَمَالُ صَالِحُ وَأَوْلَادُ أَبْرَارُ وَثَنَاءُ الْخَلْقِ وَصُحْبَةُ الصَّالِحِيْنَ.

Artinya: “Istri (atau suami) yang shalih, sehat, sederhana, berpengetahuan luas, rajin ibadah, harta yang halal, anak-anak yang baik, dihormati masyarakatnya, dan dekat dengan orang-orang shalih.”

Selain itu secara lebih spesifik, diutarakan melalui hadits lain:

أَرْبَعُ مِنَ السَّعَادَةِ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةِ وَالْمَسْكَنِ الْوَاسِعِ وَالْجَارِ الصَّالِحِ وَالْمَرْكَبِ الْهَنِيْء.

Artinya: “Ada empat hal yang (biasanya) diinginkan banyak orang untuk menjadi bahagia: istri (atau suami) yang shalih (baik), tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih, dan kendaraan yang nyaman.”

Setelah mengetahui doa sapu jagat yang mampu memberikan kita kebaikan atas kuasa Allah SWT, tentunya kita harus mengetahui bahwa semua itu adalah milik dan kekuasaan-Nya semata. Kepada mereka yang melupakan hal penting ini, Allah SWT memberikan peringatan melalui firman-Nya, Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 179, bunyinya:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (memenuhi neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (petunjuk Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat (buruk) lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”

Senada dengan Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7, yaitu:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.””

Melalui tafsir Quran Kemenag, pada ayat ini dijelaskan, dalam mensyukuri rahmat Allah SWT kita bisa melakukannya dengan berbagai cara. Pertama, dengan ucapan yang setulus hati; kedua, diiringi dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut untuk tujuan yang diridai-Nya.

Itulah pembahasan mengenai doa sapu jagat yang mampu memberikan manfaat luar biasa terhadap segala hal urusan manusia di dunia hingga akhirat. Semoga dengan mengetahui manfaat dan kekuasaan-Nya kita menjadi lebih beriman kepada Allah SWT.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Tentang Paman Nabi Muhammad yang Menentang Dakwah Islam



Jakarta

Paman Nabi Muhammad SAW yang menentang dakwah beliau adalah Abu Lahab. Perihal keterangan ini banyak dikisahkan dan diterangkan dalam Al-Qur’an.

Berikut adalah kisah Abu Lahab yang dikutip melalui Buku Senangnya Belajar Agama Islam untuk SD Kelas 6 tulisan Hj. Hindun Anwar.

Kisah Paman Nabi Muhammad yang Menentang Dakwahnya

Abu Lahab merupakan paman Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian, Abu Lahab selalu menentang dakwah yang dilakukan oleh keponakannya itu. Abu Lahab kuat bersama istrinya menentang Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah.


Salah satu peristiwa konfrontasi Abu Lahab adalah ketika Nabi Muhammad SAW mengundang kaum kerabat serta kaum Quraisy. Maksud dan tujuan Rasulullah SAW adalah untuk berdakwah secara perlahan dan halus agar Islam dapat diterima.

Setelahnya, Abu Lahab yang ikut turut hadir sontak menentang Nabi Muhammad SAW sembari memaki, “Celakalah engkau sebenar-benarnya! Hanya untuk inikah kamu mengundang kami kemari?”

Abu Lahab bersama istrinya pada saat itu juga menolak dengan keras ajaran Islam. Hal ini terabadikan dalam firman Allah SWT pada Al-Qur’an surah Al Lahab ayat 1 sampai 5.

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ١

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ٢

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ٣

وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ٤

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ٥

Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dengan benar-benar binasa dia! Tiada satu hal yang berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Pasti besok dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (berlaku juga bagi) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya terdapat tali dari sabut yang dipintal.

Dilansir melalui Tafsir Tahlili dari Quran Kemenag, ayat ini menerangkan tentang ganjaran bagi Abu Lahab dan istrinya atas perbuatan buruk mereka. Ayat pertama menjelaskan kerugian yang diterima Abu Lahab baik di dunia maupun di akhirat sebagai penghuni neraka.

“Abū Lahab akan diazab pada hari Kiamat dengan neraka yang menyemburkan bunga api dan suhunya yang sangat panas, Azab itu disediakan Allah untuk orang-orang seperti Abū Lahab dari kalangan orang-orang kafir yang menentang Nabi, selain azab di dunia dengan kegagalan usahanya,” demikian penjelasan dari Tafsir Tahlili tersebut.

Surah ini juga menjelaskan betapa Abu Lahab membenci Rasulullah SAW dan paling gigih mengajak orang menentangnya. Dikisahkan dalam salah satu riwayat hadits yang dikisahkan dari Rabā’ah bin ‘Ubbād RA. Ia berkata,

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ فِى سُوْقِ ذِي الْمَجَازِ وَهُوَ يَقُوْلُ: قُوْلُوْا لَا إِلٰهَ اِلاَّ اللّٰهُ تُفْلِحُوْا، وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُوْنَ عَلَيْهِ، وَرَاءَهُ رَجُلٌ وَضِيْءُ الْوَجْهِ اَحْوَلُ الْعَيْنَيْنِ ذُوْ غَدِيْرَتَيْنِ يَقُوْلُ إِنَّهُ صَابِئٌ كَاذِبٌ، يَتْبَعَهُ حَيْثُ ذَهَبَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقَالُوْا: هٰذَا عَمُّهُ أَبُوْ لَهَبٍ. (رواه أحمد)

Artinya: Saya melihat Nabi Muhammad saw pada masa Jahiliah di pasar Żū al-Majāz bersabda, “Ucapkanlah tiada Tuhan melainkan Allah niscaya kamu akan berbahagia!” Orang-orang berkumpul di sekitar beliau. Di belakang beliau seorang laki-laki, putih warna mukanya, juling matanya, mempunyai dua untaian rambut di kepalanya, berkata, “Dia (Muhammad) beragama Ṣābi’ dan pembohong.” Ia mengikuti Nabi ke mana saja beliau pergi, lalu saya bertanya, “Siapakah orang itu?” Mereka menjawab, “Itu adalah pamannya sendiri Abū Lahab.” (HR Aḥmad)

Selain Abu Lahab, surah ini juga menunjukkan keburukan perbuatan istri Abu Lahab, kerendahan budi pekerti serta kejelekan amal perbuatannya. Pada lehernya akan selalu ada seutas tali yang kuat, digunakannya untuk memikul duri-duri yang akan diletakkannya pada jalan yang dilalui Nabi Muhammad SAW.

Usaha yang dilakukan oleh istri Abu Lahab begitu keras untuk menyalakan permusuhan antara manusia, sehingga Allah SWT mengisahkan dia sebagai seorang perempuan yang membawa kayu bakar yang digantungkan pada lehernya ke mana saja ia pergi. Ini adalah gambaran seburuk-buruknya bagi seorang perempuan.

Begitulah pembahasan kali ini mengenai paman Nabi Muhammad yang menentang dakwah beliau. Semoga tulisan ini dapat membantu kita untuk belajar dari kisah Abu Lahab dan mendapatkan perlindungan serta arahan dari Allah SWT selalu agar tidak tersesat. Aamiin yaa Rabbalalamiin.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com