Tag Archives: rabbil

3 Amalan Rebo Wekasan yang Bisa Dilakukan Muslim, Apa Saja?


Jakarta

Amalan Rebo Wekasan biasa dikerjakan muslim Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tradisi ini berlangsung pada Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah.

Rebo Wekasan diyakini sebagai momen turunnya bencana. Dengan begitu, masyarakat kerap mengerjakan tradisi tolak bala pada hari tersebut.

Menukil dari buku Pendidikan Islam Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah An Nahdliyah Kajian Tradisi Islam Nusantara susunan Subaidi, tradisi Rebo Wekasan menjadi ritual yang juga sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan sekaligus memohon pada Sang Khalik agar dijauhkan dari bencana.


Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama RI, Rebo Wekasan tahun ini jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025. Bulan Safar 1447 Hijriah sendiri masih berlangsung hingga Minggu, 24 Agustus 2025.

Syekh Abdul Hamid Khudus dalam kitabnya berjudul Kanzun Najah was Surur menyebut bahwa Allah SWT menurunkan ratusan ribu jenis musibah pada Rabu terakhir bulan Safar. Inilah yang menjadi dasar keyakinan ritual Rebo Wekasan.

Meski demikian, mengutip buku 1001 Hal yang Paling Sering Ditanyakan tentang Islam susunan Abu Muslim, kepercayaan Allah SWT yang menurunkan bala bencana pada Rabu terakhir Safar tak benar adanya. Tidak ada nash baik dalam Al-Qur’an atau hadits yang menyebutkan hal itu.

Kemudian, Rasulullah SAW dalam sebuah hadits juga menjelaskan terkait turunnya kesialan pada Safar. Beliau bersabda,

“Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah (merasa sial dengan sebab adanya burung tertentu atau hewan-hewan tertentu), tidak hamah (merasa sial dengan adanya burung gagak), dan tidak ada pula merasa sial pada bulan Safar.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam.

Amalan Rebo Wekasan bagi Muslim

1. Sholat Rebo Wekasan

Sholat Rebo Wekasan termasuk amalan yang bisa dikerjakan muslim. Menukil dari buku Jabalkat I susunan Purnasiswa, sholat Rebo Wekasan ini bisa diniatkan sholat sunnah mutlak sebagai bentuk permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari musibah.

Sholat Rebo Wekasan dapat dilaksanakan dengan empat rakaat dua kali salam. Berikut bacaan niatnya,

أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla

Artinya: “Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Membaca Doa Tolak Bala

Menyadur dari NU Online, ada juga doa tolak bala yang bisa diamalkan pada Rebo Wekasan. Berikut bacaannya,

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Allȃhummaftah lanȃ abwȃbal khair, wa abwȃbal barakah, wa abwȃban ni’mah, wa abwȃbar rizqi, wa abwȃbal quwwah, wa abwȃbas shihhah, wa abwȃbas salȃmah, wa abwȃbal ‘ȃfiyah, wa abwȃbal jannah. Allȃhumma ‘ȃfinȃ min kulli balȃ’id dunyȃ wa ‘adzȃbil ȃkhirah, washrif ‘annȃ bi haqqil Qur’ȃnil ‘azhȋm wa nabiyyikal karȋm syarrad dunyȃ wa ‘adzȃbal ȃkhirah. Ghafarallȃhu lanȃ wa lahum bi rahmatika yȃ arhamar rȃhimȋn. Subhȃna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mȃ yashifūn, wa salȃmun ‘alal mursalȋn, walhamdulillȃhi rabbil ‘ȃlamȋn.

Artinya: “Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

3. Sholawat Barzanji

Diterangkan dalam buku Warisan Ulama Nusantara susunan Ainun Lathifah, Rebo Wekasan juga biasa diisi dengan pembacaan sholawat Barzanji. Berikut bunyi sholawatnya,

الْجَنَّةُ وَنَعِيْمُهَا سَعْدٌ لِمَنْ يُصَلِّي وَيُسَلِّمُ وَيُبَارِكُ عَلَيْهِ

Al-Jannatu wa na’iimuhaa sa’dun liman yushallii wa yusallimu wa yubaariku ‘alaih.

Artinya: “Surga dan segala kenikmatannya adalah kebahagiaan bagi orang yang bersholawat dan yang memohon keselamatan serta keberkahan atasnya (Rasulullah).”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bismillaahir rahmaanir rahiim.

Artinya: “Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

أَبْتَدِئُ الْإِمْلَاءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ

Abtadi-ul imlaa-a bismidz dzaatil ‘aliyyah.

Artinya: “Saya (penulis, Syekh Ja’far bin Hasan al-Barzanji) mulai menulis tulisan ini dengan nama Zat Yang Mahatinggi.”

مُسْتَدِرًا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلَاهُ

Mustadirran faidlal barakaati ‘alaa maa anaalahu wa aulaah.

Artinya: “Tujuannya semata-mata memohon limpahan keberkahan atas apa yang telah saya peroleh.”

وَأُثَنِي بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةٌ

Wa utsannii bihamdin mawaariduhu saa-ighatun haniyyah.

Artinya: “Saya memuji dengan pujian yang tiada henti-hentinya.”

مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيلِ مَطَايَاهُ

Mumtathiyan minasy syukril jamiili mathaayaah.

Artinya: “Dengan mengendarai kendaraan syukur yang indah.”

وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَالْأَوَّلِيَّةِ

Wa ushallii wa usallimu ‘alan-nuuril maushuufi bit- taqaddumi wal-awwaliyyah.

Artinya: “Saya bersholawat dan memohon salam kesejahteraan atas cahaya yang disifati dengan kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas seluruh makhluk).”

الْمُنْتَقِلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيمَةِ وَالْجِبَاهِ

Al-muntaqili fil-ghuraril kariimati wal-jibaah.

Artinya: “Yang berpindah-pindah pada wajah dan dahi orang-orang yang mulia.”

وَأَسْتَمْنِحُ اللَّهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةَ

Wa astamnihullaaha ta’aalaa ridlwaanan yakhushshul ‘itratath thaahiratan nabawiyyah.

Artinya: “Saya memohon kepada Allah karunia keridaan yang khusus bagi keluarga beliau yang suci.”

وَيَعْمُ الصَّحَابَةَ وَالْأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالَاهُ

Wa ya’ummush shahaabata wal atbaa’a wa man waalaah.

Artinya: “Dan umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan orang-orang yang mencintainya.”

وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةِ

Wa astajdiihi hidaayatan lisuluukis subulil waadlihatil jaliyyah.

Artinya: “Dan saya juga memohon kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menempuh jalan yang jelas dan terang.”

وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِي خِطَطِ الْخَطَاءِ وَخُطَاهُ

Wa hifzhan minal ghawaayati fii khithathil khatha-i wa khuthaah.

Artinya: “Dan terpelihara dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan kesalahan.”

وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ بُرُودًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةً

Wa ansyuru min qishshatil maulidin nabawiyyi buruudan hisaanan ‘abqariyyah.

Artinya: “Saya bentangkan kain yang baik lagi indah tentang kisah kelahiran Nabi SAW.”

نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلَاهُ

Naazhiman minan nasabisy syariifi ‘iqdan tuhallal masaami’u bihulaah.

Artinya: “Dengan merangkai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai kalung yang membuat telinga terhias dengannya.”

وَأَسْتَعِينُ بِحَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّةِ

Wa asta’iinu bihaulillaahi ta’aalaa wa quwwatihil qawiyyah.

Artinya: “Dan saya memohon daya dan kekuatan Allah Ta’ala dan kekuatan-Nya yang kuat.”

فَإِنَّهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Fa innahu laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Artinya: “Karena sesungguhnya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

صَلَّى اللهُ عَلى مُحَمَّدْ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ . مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا يَا مَرْحَبًا، مَرْحَبًا جَدَّ الحُسَيْنِ مَرْحَبًا

Shallallāhu ‘alā Muhammad, shāllallāhu ‘alayhi wasallam. Marhaban yā marhaban yā marhaban, marhaban jaddal Husaini marhaban.

Artinya: “Allah SWT bersholawat untuk Nabi Muhammad SAW, Allah SWT bershalawat dan mengucap salam sejahtera untuknya. Selamat datang, selamat datang, selamat datang, selamat datang kakek dari Husain, selamat datang.”

يَا نَبِى سَلَامْ عَلَيْكَ، يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ . يَا حَبِيْبْ سَلَامْ عَلَيْكَ، صَلَوَاتُ اللهْ عَلَيْكَ

Yā nabī salām ‘alayka, yā rasūl salām ‘alayka. Yā habīb salām ‘alayka, shalawātullāh ‘alayka.

Artinya: “Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, wahai Rasul salam sejahtera untukmu. Wahai Kekasih, salam sejahtera untukmu, sholawat (rahmat) Allah SWT untukmu.”

اَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا، فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُوْرُ . مِثْلَ حُسْنِكْ مَا رَأَيْنَا، قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُوْرِ

Asyraqal badru ‘alayna, fakhtafat minhul budūru. Mitsla husnik mā ra’aynā, qaththu yā wajhus surūri.

Artinya: “Satu purnama telah terbit di atas kami, pudarlah jutaan purnama lain karenanya. Belum pernah kulihat seperti keelokanmu, wahai wajah yang gembira.”

اَنْتَ شَمْسٌ اَنْتَ بَدْرٌ، اَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ . اَنْتَ اِكْسِيْرٌ وَّغَالِى، اَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ

Anta syamsun anta badrun, anta nūrun fawqa nūri. Anta iksīruw wa ghālī, anta mishbāhus shudūri.

Artinya: “Kau bak mentari, kau juga laksana purnama, kau cahaya di atas cahaya. Kau laksana obat segala guna lagi mahal, kau adalah lentera hati.”

يَاحَبِيْبِيْ يَامُحَمَّدْ، يَا عَرُوْسَ الخَافِقَيْنِ . يَا مُؤَيَّدْ يَا مُمَجَّدْ، يَا اِمَامَ القِبْلَتَيْنِ

Yā habībi yā Muhammad, yā ‘arūsal khāfiqayni. Yā mu’ayyad yā mumajjad, yā imāmal qiblatayni.

Artinya: “Wahai Kekasih, wahai Muhammad SAW, wahai pengantin timur dan barat. Wahai Rasul yang diperkuat (oleh wahyu), wahai Nabi yang agung, wahai imam dua kiblat.”

مَنْ رَآى وَجْهَكَ يَسْعَدْ، يَا كَرِيْمَ الوَالِدَيْ نِ . حَوْضُكَ الصَّافِى الْمُبَرَّدْ، وِرْدُنَا يَوْمَ النُّشُوْرِ

Man ra’ā wajhaka yas’ad, yā karīmal wālidayni. Hawdhukas shāfil mubarrad, wirdunā yawman nusyūri.

Artinya: “Siapapun yang memandang wajahmu pasti bahagia, wahai manusia yang memiliki orang tua mulia. Telagamu berair jernih dan sejuk, yang kelak kami datangi pada hari kebangkitan.”

مَا رَأَيْنَا الْعِيْسَ حَنَّتْ، بِالسُّرَى اِلَّا اِلَيْكَ . وَاْلَغَمَامَةْ قَدْ اَظَلَّتْ، وَالْمَلَا صَلُّوْا عَلَيْكَ

Mā ra’aynal ‘īsa hannat, bis surā illā ilayka. Wal ghamāmah qad azhallat, wal malā shallū ‘alayka.

Artinya: “Belum pernah kami melihat unta peranakan unggul yang bersuara sambil berjalan malam hari, kecuali menuju kepadamu. Gumpalan awan menaungimu, semua makhluk mengucapkan sholawat untukmu.”

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

5 Kultum Singkat tentang Bersyukur beserta Dalilnya


Jakarta

Saat digelar kegiatan keagamaan, kultum singkat seringkali disampaikan. Salah satu topik kultum yang kerap dipilih yaitu tentang bersyukur.

Kultum perlu disampaikan dengan benar, karena umumnya menyertakan dalil Al-Qur’an maupun hadits. Hal itu agar mendukung topik yang dibahas sehingga pendengar bisa memahami isi kultum dengan baik.

Sebagian orang yang tidak biasa memberikan kultum mungkin akan kesulitan untuk membuat materi yang pas. Namun tenang saja, detikers dapat temukan contoh teks kultum singkat tentang bersyukur di bawah ini.


Kultum Singkat tentang Bersyukur

Berikut sejumlah ceramah singkat tentang bersyukur yang dapat dijadikan referensi:

1. Bersyukur

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini ditempat yang Insyaallah dirahmati Allah dalam keadaan tak kurang suatu apapun sehat jasmani maupun rohani.

Tak lupa sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan atau jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat syafaatnya di yaumul akhir.

Teman-teman semua marilah kita selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah kepada kita semua. Banyak sekali nikmat yang sering tidak kita sadari yang telah Allah berikan kepada kita seperti nikmat makan, nikmat bernafas, nikmat berjalan, bahkan nikmat bias menggerakkan anggota tubuh pun termasuk nikmat yang begitu besar yang perlu kita syukuri. Jika dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang sedang sakit saat ini untuk makan pun susah, ada juga yang tidak bisa berjalan semudah kita bahkan menggerakkan anggota badan seperti tangan saja susah.

Dengan demikian masihkah kita tidak bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan kepada kita? Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 152, yang berbunyi:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Bagaimana cara bersyukur? bersyukur dapat dilakukan dengan cara:

1. Dengan Niat
Meyakini dengan sungguh-sungguh di dalam hati bahwa semua nikmat yang kita peroleh semua dari Allah SWT. Baik itu nikmat kesehatan, harta benda, jabatan, atau pangkat, semuanya dari Allah SWT.

2. Dengan Lisan
Setelah kita meyakini dalam hati kita sebaiknya selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan alhamdulillah dimana saja dan kapan saja atas nikmat yang sudah diberikan kepada kita.

3. Dengan Menjaga dan Mengamalkan
Nikmat Allah sangat banyak sekali kami tidak mampu untuk menghitungnya. Semuanya hanya titipan saja yang suatu saat pasti akan kembali kepada-Nya. Misalnya, nikmat berupa kesehatan, Suatu saat kita pasti akan mati, kembali kepada Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk apa saja kesehatan yang sudah kita peroleh apakah untuk melakukan hal-hal yang baik atau sebaliknya.

Jangan sampai kita menjadi orang yang mengingkari nikmat karena kurang bersyukur. Semoga kita semua termasuk mereka yang pandai mensyukuri segala nikmat yang ada Tuhan telah memberi kita.

Demikian kultum yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan yang datang dari dalam diri saya karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga bermanfaat Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuh

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh karindayd).

2. Bersyukur

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang Insyaallah mulia ini.

Kedua kalinya tak lupa sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah seperti yang sekarang ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan kultum tentang Bersyukur.

Syukur yang sebagaimana telah dijabarkan oleh Ibnu Qayyim: Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT harus selalu senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT baik itu berupa nikmat yang kecil maupun nikmat yang besar.

Tanpa kita sadari setiap harinya kita selalu menerima nikmat dari Allah SWT seperti nikmat berupa nikmat islam, nikmat kesehatan, dan nikmat kita telah diberikan anggota tubuh yang lengkap dan sempurna seperti yang dijelaskan dalam Surat An Nahl ayat 78, yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”

Adapun cara agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT adalah seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut: “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu Syukur juga memiliki berbagai macam manfaat yaitu:
1. Kita dapat dijauhkan dari azab Allah SWT.
2. Dengan bersyukur Allah SWT dapat memberikan ridhonya kepada kita.
3. Dengan bersyukur kita dapat mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Kesimpulan dari kultum ini adalah syukur merupakan suatu bentuk ibadah dan sekaligus bentuk ketaatan kita atas perintah Allah SWT.

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh tiasrifebr098).

3. Bersyukur

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nikmat Allah yang diberikan kepada kita sangat berlimpah ruah. Bahkan kadang-kadang tanpa kita pinta pun Allah dengan Rahman Rahim-Nya menganugerahkan semua nikmat itu kepada kita tanpa syarat. Untuk semuanya itu tidak ada kata yang patut diucapkan selain memuji kepada Allah SWT. Shalawat beserta salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebutkan saja nikmat Allah yang kita dapatkan. Nikmat sehat, nikmat bisa makan minum, nikmat pancaindera, nikmat akal, nikmat iman, nikmat Islam, dan masih banyak lagi. Pasti kita tidak akan pernah bisa menghitungnya.

Dapat dipastikan manusia tidak akan bisa menentukan jumlah nikmat Allah, apalagi membalas semuanya. Jika kita telisik lebih mendalam, kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita semua tidaklah akan mampu kita balas, meskipun hanya sebagian kecilnya. Bahkan mungkin semua yang kita miliki tidak akan pernah cukup untuk menebus satu nikmat saja dari Allah.

Namun, betapa banyak dari kita yang tidak menyadari hal itu sehingga lupa atas nikmat-nikmat-Nya. Kadang, ketika nikmat itu hilang dari kita, baru kita merasakan betapa bernilainya kenikmatan tersebut. Yang ada kemudian hanyalah keluh kesah yang menjadi-jadi.

Jika kita masih menjadi pribadi demikian, kita diperintahkan untuk memohon ampun; bertaubat kepada Allah.

Jadi sikap kita terhadap semua nikmat Allah adalah tetap bersyukur kepada-Nya. Karena bisa jadi, satu saja nikmat Allah dicabut dari diri kita, kita langsung mengadu, keluh kesah, dan bahkan memaki Allah. Kita lupa masih ada jutaan, miliaran, bahkan triliunan nikmat Allah yang masih kita rasakan dan nikmati.

Padahal sudah sangat jelas Allah terangkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Rasulullah SAW menjelaskan tentang kriteria mukmin sejati, yang salah satunya adalah mereka orang-orang yang pandai bersyukur atas nikmat Allah. Dan Rasulullah sangat memuji sikap tersebut.

“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR Muslim)

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menyatakan kekagumannya terhadap seorang muslim yang mampu bersyukur ketika ia mendapat nikmat dari Allah SWT, dan mampu bersabar kala musibah menimpanya. Rasulullah SAW juga menyebut mereka yang pandai bersyukur sebagai mukmin sejati. Seorang mukmin sejati adalah seseorang yang benar-benar memasrahkan kehidupannya kepada Allah SWT dan bisa memposisikan dirinya layaknya seorang budak yang bisa menghargai perlakuan majikannya. la akan menerima dengan ikhlas segala perlakuan yang diberikan oleh majikan (dalam hal ini Allah SWT) kepadanya.

Syukur dalam Islam memang memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan interaksi antara seorang muslim dengan Tuhannya. Allah SWT berfirman, “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.(Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.” (QS Luqman : 14)

Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan proses kelahiran manusia sebelum memerintahkannya untuk bersyukur. Ini berarti bahwa ketika manusia telah dapat berpikir dan mengenal Tuhannya, yang diperintahkan pertama kali adalah mengungkapkan rasa syukur dan rasa terima kasih kepada Allah dan kemudian orangtua sebagai perantara ia hadir di dunia. Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Inilah yang bisa dipahami dari perintah Allah pada ayat di atas.

Masih terkait dengan ayat 14 surat Luqman di atas, Allah memerintahkan bersyukur sebagai wasiat pertama kepada manusia adalah semata karena kasih dan rahmat-Nya. Dia menginginkan kebaikan buat hamba-hamba-Nya, sedangkan kinerja berkesinambungan kebaikan itu ada terletak pada sikap manusia itu sendiri. Mau bersyukur atau tidak? Jika mau bersyukur nikmat Allah tersebut akan semakin bertambah sebagaimana disinggung pada ayat tujuh surat Ibrahim tersebut di atas.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Lantas, bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah? Ada banyak cara kita bersyukur kepada Allah SWT. Pada dasarnya, syukur kepada Allah harus terejawantahkan dalam hati, lisan, dan perbuatan kita.

Pertama, syukur dengan hati adalah mengakui dan meyakini dengan sebenar-benarnya di dalam hati bahwa segala bentuk nikmat yang telah ia dapatkan hanya berasal dari Allah SWT.

Syukur hati dan keyakinan mereka adalah bahwa Allah SWT telah menjadikan segalanya sesuai dengan kadar (ukuran)nya masing- masing, termasuk pembagian rezeki.

Kedua, syukur dengan lisan adalah dengan selalu memuji pemberi nikmat Allah SWT menyebut nikmat itu serta menampakkan nikmat tersebut atau para ulama menyebutnya tahadduts bin ni’mah.

Tahadduts ni’mah (menyebut-nyebut nikmat Allah) adalah dengan ditampakkan yaitu dilakukan dalam rangka syukur kepada pemberi nikmat (yaitu Allah), bukan dalam rangka menyombongkan diri pada yang lain.

Ketiga adalah bersyukur dengan perbuatan. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat cara Rasulullah SAW dalam mengungkapkan syukurnya kepada Allah, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah RA:

“Rasulullah SAW biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankah dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang?” Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim).

Kita lihat! Rasulullah yang telah ma’shum, senantiasa dijaga Allah dari perbuatan tercela dan diampuni dosanya saja, beliau beribadah dengan penuh penghambaan dan keseriusan. Hal itu hanya beliau jadikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Apalagi diri kita yang berlumuran dosa dan kesalahan?

Di samping itu, syukur dengan perbuatan adalah ketika kita bisa menggunakan segala anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada kita untuk kerja-kerja nyata; digunakan sebagaimana mestinya; untuk tujuan positif dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. Syukur pada tahapan ini adalah bentuk kesyukuran yang paling tinggi derajatnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai hakikat syukur kepada Allah SWT. Doa kita semoga kita bukan termasuk orang-orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat Allah SWT. Bukan orang-orang yang melupakan dan melalaikan nikmat Allah SWT. Bukan orang-orang yang hanya bisa berkeluh kesah. Bukan orang-orang yang iri dengki terhadap nikmat yang diterima orang lain.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari buku Panduan Lengkap Khotbah Sepanjang Masa & Kultum Penuh Inspirasi karya Ibnu Abi Nashir).

4. Rezeki yang Terlupakan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, baik Nikmat Iman dan Islam ataupun nikmat sehat walafiat, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul tanpa satu halangan apa pun dan tidak kurang satu pun untuk hadir di acara yang Insyaallah dimuliakan oleh Allah SWT.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad SAW yang telah yang telah menuntun kita dari zaman jahiliah menuju zaman penuh pengetahuan agama. Nabi Muhammad Saw., mengajarkan kepada kita akan selalu mengingat Allah SWT, terutama karena kita sebagai hamba yang lemah, yang bahkan tak mampu menghitung nikmat Allah SWT, yang terlihat saja, belum lagi yang tidak terlihat atau terlupakan.

Ya, sebagian kita, bapak ibu sekalian yang saya hormati, kerap menganggap bahwa nikmat atau rezeki yang kita dapatkan hanya secara fisik. Artinya yang dapat dilihat oleh mata. Misalnya uang, rumah, kendaraan, benda-benda berharga, dan lain sebagainya. Bapak ibu juga demikian?

Saya berharap tidak. Rezeki yang diberikan oleh Allah SWT, itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dari bangun tidur sampai tidur lagi. Coba kita bayangkan, siapa yang bisa menanam rambut di kepala kita? Menanamnya satu per satu, dipotong tumbuh lagi, dipotong tumbuh lagi. Lalu berubah menjadi putih. Salon mana yang bisa, Bu? Kalau ada salon yang bisa seperti itu, itu pasti peluang bisnis yang besar.

Apalagi rezeki yang sering kita lupakan. Rezeki melihat, misalnya. Kita diberi mata, mata bisa melihat, bisa membedakan warna, bisa membedakan benda baik dan buruk, bisa membedakan cantik dan buruk. Ini rezeki, Bapak Ibu sekalian. Ada yang diberi mata tapi tidak bisa melihat? Ada. Rezekinya berupa mata saja.

Ada yang punya mata, bisa melihat tapi tidak bisa membedakan warna? Ada. Itu rezekinya sampa melihat saja. Ada yang punya mata tapi tak bisa membedakan bidang benda? Ada. Dan lain sebagainya.

Itu adalah sebagian rezeki yang tidak terhitung harganya. Bahkan jika rezeki itu berkurang, betapa kita bingung, betapa kita akan menghabiskan seluruh harta benda untuk mengobatinya. Misalnya tiba-tiba mata kita kena katarak (naudzubillah min dzalik). Kita kemudian tanpa pikir panjang akan mencari jalan keluarnya dengan cara melakukan pengobatan. Berapapun biayanya akan ditempuh.

Bahkan ketika ada orang yang meminta mata kita, diberi imbalan miliaran, tetap tidak diberikan. Artinya, rezeki berupa mata tidak akan tergantikan oleh rezeki-rezeki bendawi yang telah dimiliki.

Sekarang telinga. Semua orang punya telinga, betul? Ada yang punya telinga tapi tak bisa mendengar? Ada. Orang-orang kemudian mencari alat bantu pendengaran. Berapa harganya? Mahal!

Justru, rezeki yang kerap kita lupakan adalah rezeki-rezeki yang harganya sangat mahal, bahkan tidak ternilai harganya. Kita justru sibuk menghitung rezeki-rezeki yang kecil. Misalnya gaji bulanan. Andaikan gaji bulanan Anda kurang 100 ribu dari gaji yang seharusnya Anda terima, pastilah ribut. Gajinya 3 juta, kok dipotong 100 ribu. Tentu sudah ribut.

Kita ini, manusia, selalu meributkan hal-hal yang tampak. Sementara yang tak tampak dianggap biasa. Kita dikasih orang uang satu juta dengan cuma-cuma, berapa banyak terima kasih yang kita ucapkan? Bahkan diterima sampai menangis- nangis. Kita bisa menontonnya di televisi, ada uang kaget, ada bedah rumah, dan lain sebagainya.

Lihatlah sikap penerimanya? Pasti menangis-nangis, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Sementara ia lupa, ada rezeki yang tidak terhitung harganya. Kita ini kerap terbalik cara berpikirnya.

Nah, sekarang bapak ibu sudah tahu, mana rezeki yang receh, mana rezeki yang besar. Dengan rezeki yang besar, yang setiap hari kita rasakan, mestinya kita sadari dan selalu bersyukur. Setiap kali bangun tidur, kita bersyukur. Kita bisa melakukan apa, bersyukur. Dan jika sudah demikian, kita akan menjadi hamba yang pandai bersyukur. Bersyukur tidak hanya sebatas ucapan, melainkan juga berimbas pada peningkatan ibadah kita kepada Allah.

Demikian yang bisa saya sampaikan semoga ada manfaat yang bisa kita ambil untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahul muafiq ila aqwamith thariq. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari buku Materi Tausiyah Ustadz Gaul oleh Ibnu Mas’ad Masjhur).

5. Dengan Syukur, Bahagia Bertabur

Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, karena telah memberi karunia dan nikmat yang sangat besar kepada kita semua. Semoga keselamatan dan kesejahteraan juga senantiasa dilimpahkan kepada panutan kita, yakni Rasulullah SAW.

Syukur adalah kata yang berasal dari bahasa Arab; syakara, yasykuru, syukran, dan tasyakkara, yang berarti “mensyukuri-Nya, memuji-Nya”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syukur diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah SWT. Syukur juga berarti mengingat akan segala nikmat-Nya.

Syukur adalah pengakuan spiritual atas segala karunia dari Tuhan. Sehingga orang yang bersyukur, akan secara totalitas mengakui segala hal kenikmatan yang dirasakan adalah semata-mata sebagai bentuk ke-Maha Kasih dan Sayang-Nya Allah SWT pada hamba-Nya.

Dengan demikian syukur adalah pengakuan penuh bahwa segala yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, sepenuhnya merupakan kebaikan untuk kita. Maka segala apa yang Allah SWT berikan, akan diterima dengan rela hati, tanpa kecuali. Karena semua yang diberikan-Nya akan selalu ditemukan hikmah.

Satu contoh ilustrasi sederhana, seorang yang tertinggal pesawat, pasti akan sedih dan kecewa. la merasa waktu terbuang percuma, pun tiket hilang tak bisa digunakan, dan kesempatan di depan mata terbang melayang.

Akan tetapi begitu mengetahui pesawat tersebut jatuh, bersyukurlah ia. Tetiba ia merasa menjadi orang yang terpilih, diselamatkan Allah SWT dari peristiwa tersebut. Nah, mestinya kebersyukuran itu telah terungkap sejak awal. Telah yakin sepenuhnya bahwa apapun kejadiannya, Allah SWT hadirkan kebaikan di sana.

Bersyukur adalah perintah Allah SWT. Perintah ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 152, Dia berfirman: “Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

Ayat tersebut merupakan perintah Allah agar kita bersyukur atas segala nikmat karunia yang telah Allah berikan, dan melarang kita untuk mengkufuri nikmat.

Demikian juga dalam QS Ibrahim ayat 7: “Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih”.

Dua ayat tersebut menunjukkan dua keadaan manusia, bersyukur atau kufur. Keadaan yang memaksa setiap orang dipastikan ada pada salah satunya. Artinya, bila seseorang bersyukur, maka tentu dia tidak kufur, sebaliknya bila seseorang kufur, maka pasti ia tidak bersyukur. Tentu kita berharap menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang bersyukur.

M. Quraish Shihab menegaskan bahwa syukur mencakup tiga dimensi. Pertama, syukur dengan hati, yakni dengan mengakui sepenuh hati bahwa segala kenikmatan yang diterima semata-mata berasal dari Allah SWT.

Kedua, syukur dengan lisan, yakni dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya dengan menggunakan lisan. Caranya bisa dengan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan itu jika nikmat yang diberi lewat perantara manusia. Atau mengucap hamdalah “Alhamdulillaahi rabbil aalamiin” juga cara bersyukur atas nikmat Allah melalui lisan.

Ketiga, syukur dengan perbuatan, yakni dengan melakukan segala amal saleh yang Allah perintahkan, dan menjauhkan diri dari segala amal buruk yang dilarang dilakukan.

Marilah kita latih diri kita dan bangun kebiasaan baik untuk mensyukuri segala nikmat dan takdir yang telah Allah SWT beri dengan hati, lisan, dan perbuatan kita. Mari luruskan niat agar syukur kita bukan karena ingin bahagia melainkan mengharap ridha dan kedekatan dengan Allah.

Sekian pidato saya, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari Diorama: Kumpulan Naskah Ceramah dan Khutbah susunan Pajar Hatma Indra Jaya, dkk).

(azn/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Khitanan, Dibaca Saat Anak Sunat agar Dilancarkan Prosesnya


Jakarta

Khitan atau sunat merupakan suatu tindakan dianjurkan agama yang memotong bagian ujung depan alat kemaluan pria karena mempunyai berbagai manfaat kesehatan. Sebelum melakukan sunat ada baiknya anak tersebut membaca doa khitan, agar mendapatkan keberkahannya.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Ammar bin Yasir bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مِنَ الْفِطْرَةِ : الْمَضْمَضَةُ وَالْإِنْتِنْشَاقُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَالسِّوَاكُ وَتَقْلِيمُ الْأَظَافِرِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَالإِسْتِحْدَادُ


وَالْإِخْتِتَانُ.

Artinya: “Di antara fitrah adalah: berkumur, menghirup air dengan hidung, mencukur kumis, membersihkan gigi, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu- bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan dan khitan.” (HR. Ahmad).

Dan diriwayatkan dalam ash-Sahihain dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda:

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ : اَلْخِتَانُ وَالإِسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ

وَتَقْلِيمُ الْأَظَافِرِ وَنَتْفُ الْأَبَاطِ.

Artinyaa: “Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu-bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari Muslim).

Doa Khitan

Mengutip buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya karya Aulia Fadhli inilah doa khitan /sunat:

اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِاجْتِلَابِ الْفَضَائِلِ وَجَنِّبْنَا عَنِ اقْتِرَاحِ الرَّذَائِلِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِعْذَارَنَا وَسَلَّمْ أُمُوْرَنَا وَصَحِحْ مَخْتُوْنَنَا وَاقْضِ دُيُونَنَا وَبَلِّغْ آمَالَنَا وَوَسِعْ أَرْزَاقَنَا بِجُودِكَ يَا جَوَّادُ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْحُجَّاجِ وَالْغُزَاةِ وَالْمُسَافِرِيْنَ مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِينَ فِي بَرِكَ وَبَحْرِكَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ يَا نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Arab-latin: Allaahumma waffiqnaa lijtilaabil fadhaaili wajan- nibna ‘aniqtiraahir radzaail. Rabbanaa taqabbal minnaa I’dzaaranaa wa sallim umuuranaa wa shahhih makhtuuna- naa waqdhi duyuunanaa waballigh aamaalanaa wawassi’ arzaaqanaa bijuudika yaa jawwaad. Allaahumma innan nas alukas salaamata wal ‘aafiyata ‘alainaa wa ‘alal hujjaaji wal- ghuzaati wal musaafiriina min ummati sayyidinaa Muham- madin Shallallaahu ‘alaihi wa sallama ajma’iina fii barrika wabahrika innaka ‘alaa kulli syai in qadiir. Yaa ni’mal mau- laa wa ni’man nashiir. Subhaanaka rabbika rabbil ‘izzati ‘am- maa yashifuun. Wasalaamun ‘alal mursaliin walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah, berilah kami pertolongan untuk meraih nilai-nilai keutamaan, dan hindarkanlah kami dari melakukan perilaku-perilaku yang hina. Wahai Tuhan kami, terimalah walimah khitan (I’dzar) kami ini, selamatkanlah urusan- urusan kami, capaikanlah harapan-harapan kami, dan lapangkanlah rezeki-rezeki kami, dengan kemurahan-Mu wahai Tuhan Yang Maha Pemurah. Ya Allah, sungguh kami memohon kepadaMu kesejahteraan dan keselamatan untuk kami, untuk para jamaah haji, untuk prajurit di medan perang, dan untuk para musafir dari umat Muhammad pemimpin kami Rasulullah SAW, semuanya, baik yang berada di daratan maupun dilautan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai yang mempunyai keagungan dari sifat yang mereka (orang-orang kafir) tuduhkan. Keselamatan atas para utusan dan segala puji bagi Allah, Tuhan segala alam.”

Tujuan Khitan

Sementara itu, dilansir buku Doa & Dzikir untuk Ibu Hamil karya Ust. K. Akbar Saman tujuan dianjurkannya khitan bagi umat Islam adalah membersihkan najis yang berada di bawah kulit qulfah yang timbul sesudah buang air kecil.

Manfaat Khitan

Ilmuwan bernama Dr. Shobri al-Qabaani dalam bukunya “Hayaatunal Jinsiyyah” menjelaskan mengenai beberapa manfaat khitan.

1. Dengan dipotongnya qulfah (kulit zakar), seseorang akan menjadi bersih, terhindar dari keringat berminyak dan air kencing yang mengendap, sehingga akan menimbulkan kotor dan penyakit gangguan saluran kencing dan pembusukan.

2. Dengan dipotongnya kulit zakar, seseorang akan terhindar dari gangguan hasyafah (kepala zakar) ketika ereksi..

3. Khitan memperkecil kemungkinan terjangkitnya penyakit kanker. Pada umumnya, orang yang terjangkit kanker disebabkan kulupnya sempit.

4. Jika kita mempercepat khitan seorang anak, berarti menjauhkan anak tersebut dari ngompol pada malam hari.

5. Khitan dapat memudahkan menyalurkan kebutuhan biologis bagi orang dewasa.

6. Dengan khitan, kemaluan menjadi bersih, suci, indah, bagus rupa, dan meluruskan syahwat.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Mimpi Baik dan Buruk: Arab, Latin dan Terjemahannya


Jakarta

Islam mengajarkan pemeluknya memanjatkan doa dalam berbagai hal. Termasuk saat mengalami mimpi baik atau buruk.

Bagi sebagian orang, mimpi dianggap hanya sebagai bunga tidur. Menurut S. Freud dalam bukunya Memperkenalkan Psikoanalisis Lima Cemara, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur.

Mimpi terbagi menjadi dua, mimpi buruk dan mimpi baik. Dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim yang ditulis oleh Imam an-Nawawi, disebutkan bahwa mimpi baik berasal dari Allah SWT, sedangkan mimpi buruk asalnya dari setan.


Dari Qatadah RA dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Mimpi yang baik, datangnya dari Allah SWT, sedangkan mimpi yang buruk datangnya dari setan. Siapa saja yang bermimpi perkara yang tidak disukainya maka meludah kecil ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan dari setan, maka mereka tidak bisa memberikan mudarat.”

Adapun doa saat mendapat mimpi buruk bertujuan agar umat Islam memohon perlindungan kepada Allah SWT dari setan. Sedangkan doa saat mendapat mimpi baik adalah bentuk syukur karena Allah SWT telah memberikan kebaikan kepada kita.

Doa Mimpi

M. Khalilurrahman Al Mahfani dalam bukunya Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia dan Sejahtera, berikut ini doa mimpi yang terbagi menjadi tiga. Di antaranya doa agar memperoleh mimpi baik, setelah mimpi baik, dan setelah mimpi buruk:

1. Doa Agar Memperoleh Mimpi Baik

اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Arab latin: Allahumma arinal haqqa haqqan warzuqnat tibaa’ahu. Wa arinal baathila baathilan warzuqnajtina bahu.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehingga kami bisa mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya.”

2. Doa ketika Memperoleh Mimpi Baik

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ.

Arab latin: Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”

3. Doa ketika Memperoleh Mimpi Buruk

اللَّهمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَمَل الشَّيْطَانِ وَسَيِّئَاتِ الْأَحْلَامِ

Arab latin: Allaahumma innii a’uudzubika min ‘amalisy syaithaani wasayyi-aatil ahlaami.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syaitan dan keburukan mimpi.”

Anjuran saat Mendapatkan Mimpi Buruk

Mengutip Buku Pintar Doa untuk Anak oleh Abu Ezza, ada beberapa anjuran yang dapat umat Islam lakukan saat mendapatkan mimpi buruk. Berikut anjuran tersebut:

  1. Memohon perlindungan kepada Allah SWT.
  2. Meludah ke sebelah kiri.
  3. Berpindah tempat tidur.
  4. Salat dua rakaat.
  5. Tidak menceritakan kepada orang lain.

Rasulullah SAW menganjurkan agar kita tidak menceritakan mimpi buruk yang dialami. Dari hadits riwayat Tirmidzi, Abu Hurairah RA dengan riwayat yang marfu’:

“Jika seseorang dari kalian bermimpi dengan perkara yang tidak disukai, maka jangan diceritakannya kepada siapa pun, dan hendaknya dia bangun kemudian salat.”

Abu Said al-Khudry RA senada meriwayatkan bahwa sesungguhnya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang dari kalian bermimpi dengan mimpi yang disukainya, maka itu berasal dari Allah SWT, maka bertahmidlah kepada Allah atas mimpinya dan ceritakanlah apa yang dimimpikannya.”

Demikian penjabaran mengenai doa mimpi dan adab saat mendapatkan mimpi buruk. Semoga bermanfaat!

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com