Tag Archives: rajab

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Dibaca Kapan? Ini Ketentuan Waktunya


Jakarta

Doa akhir tahun dan awal tahun berisi permohonan agar Allah SWT melimpahkan nikmat dan karunianya di tahun yang akan datang. Amalan ini dapat diamalkan muslim pada pergantian tahun baru Islam yaitu hijriah.

Muharram menjadi bulan paling awal pada kalender hijriah. Dikutip dari buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji yang ditulis Syamsul Rijal Hamid, Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Rasulullah SAW bersabda,


“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Mengacu pada Kalender Hijriah terbitan Kementerian Agama (Kemenag RI), 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Jelang pergantian tahun itu, ada doa akhir tahun dan awal tahun yang bisa diamalkan muslim.

Lantas, kapan waktu membaca doa-doa tersebut?

Waktu Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam

Melansir Majalah Aula Nahdlatul Ulama Edisi Juli 2024, setidaknya ada dua waktu mengamalkan doa akhir tahun dan awal tahun baru Islam, yaitu:

1. Sebelum Salat Maghrib

Doa akhir tahun Islam dapat dibaca sebelum salat Maghrib. Berikut bunyi doanya,

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Arab latin: Allaahumma maa ‘amiltu min ‘amalin fii haadzihis sanati ma nahaitanii ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiihaa ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alaa ‘uquubatii wa da’autanii ilat taubati min ba’di jaraa-atii ‘alaa ma’shiyatika. Fa innii astaghfiruka, faghfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimmaa tardha, wa wa’attanii ‘alaihits tsawaaba, fa-as-aluka an tataqabbala minnii wa laa taqtha’ rajaa-ii minka yaa kariim.

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

2. Setelah Salat Maghrib

Jika doa akhir tahun dibaca sebelum salat Maghrib, maka doa awal tahun baru Islam diamalkan seusai salat Maghrib. Berikut lafaznya,

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Arab latin: Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa ‘alaa fadhlikal ‘azhiimi wa kariimi juudikal mu’awwal. Haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. As-alukal ‘ishmata fiihi minas syaithaani wa auliyaa-ih, wal ‘auna ‘alaa haadzihin nafsil ammaarati bis suu-i, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa, yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

3. Dibaca pada Akhir Tahun

Mengutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit susunan H Hamdan Hamedan, doa akhir tahun versi kedua ini juga dapat diamalkan muslim. Bacaan tersebut bersumber dari kitab Kanzun Najah was Surur karya Syeh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus bin Abdil Qadir.

Kaum muslimin dianjurkan membacanya sebanyak tiga kali tanpa keterangan setelah salat Ashar atau salat Maghrib.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَيْ مَعَ التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِي اللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ تَقْطَعْ رَجَايْ مِنْكَ يَا كَرِيمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مَعَ قَدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي ودعوني الله مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Arab latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ta’ala ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihi wasallam. Allahumma maa ‘alimtu min ‘amalin fis-sanatil maadhiyati mimma nahaitanii `anhu wa lam atub minhu wa lam tardhahu wa nasiituhu wa lam tansahu wahalumta ‘annii ma’a qudratika ‘alaa ‘uquubatii wada’autanii ilat-taubati ba’da jaraa’atii ‘alaika. Allahumma innii astaghfiruka minhu faaghfirlii. Allahumma wa maa `amiltu min `amalin tardhaahu wa wa’adtanii `alaihits-tsawaaba wal ghufraana fataqabbalhu minnii wa laa taqtha` rajaa-ii minka yaa kariimu yaa arhamar rahimiin. Wa shallallaahu ta`aala `alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, amal yang telah aku lakukan pada tahun lalu dari sekian amal yang Engkau cegah diriku darinya, yang aku belum tobat darinya dan Engkau pun tidak meridainya, yang telah aku lupakan namun tidak Engkau lupakan, Engkau telah berbuat bijak kepadaku meskipun sebenarnya mampu untuk menghukumku, Engkau menyeru kepadaku untuk bertobat setelah kenekatanku (bermaksiat) kepada-Mu. Ya Allah sungguh aku memohon ampunan kepada-Mu dari amal itu, maka ampunilah diriku. YaAllah dan amal yang telah aku lakukan yang Engkau ridai dan Engkau janjikan pahala dan ampunan atasnya, maka terimalah amal itu dariku, dan jangan Engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Zat yang Maha Mulia, wahai Zat yang Maha Pengasih dari para kekasih. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.”

Hukum Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun

Tidak ada dalil yang menyebut secara eksplisit terkait doa akhir tahun dan awal tahun baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah SAW. Walau demikian, bacaan ini merujuk pada anjuran berdoa secara umum seperti diterangkan dalam surah Ghafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Itulah ketentuan waktu membaca doa akhir tahun dan awal tahun. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah Beri Kunci agar Hidup Diliputi Pertolongan Allah



Jakarta

Setiap manusia akan diuji sesuai batas kemampuannya sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 286. Jika hidup terasa berat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapat pertolongan Allah SWT.

Ibnu Rajab dalam kitab Jamiul Ulum Hikam fi Syarhi Haditsi Sayyidil Arab wal Ajm yang diterjemahkan Fadhli Bahri memaparkan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan hal ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, Nabi SAW bersabda,

يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتِ : احْفَظِ اللَّهُ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهُ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَحَفْتِ الصُّحُفُ.


Artinya: “Hai anak muda, aku ajarkan beberapa kalimat kepadamu: jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau dapatkan Allah di depanmu, jika engkau minta mintalah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah, ketahuilah jika seluruh umat sepakat untuk memberimu manfaat dengan sesuatu maka mereka tidak dapat memberimu manfaat dengan sesuatu tersebut kecuali yang telah ditetapkan Allah untukmu, jika mereka sepakat untuk memberimu madzarat dengan sesuatu maka mereka tidak dapat memberimu madzarat dengan sesuatu kecuali yang telah ditetapkan Allah untukmu, pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR At-Tirmidzi dan ia mengatakannya hasan shahih)

At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari Hanasy ash-Shan’ani dari Ibnu Abbas dengan redaksi,

احْفَظِ اللَّهُ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّحَاءِ يَعْرِفُكَ فِي الشَّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنْ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.

Artinya: “Jagalah Allah niscaya engkau mendapatkan-Nya di depanmu, kenali Allah pada saat makmur niscaya Allah kenal denganmu pada saat sulit, ketahuilah apa yang tidak engkau dapatkan tidak akan engkau dapatkan, dan apa yang mesti engkau dapatkan tidak akan terlepas darimu, ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama musibah dan bersama kesulitan ada kemudahan.”

Ibnu Rajab juga memaparkan hadits lain dengan redaksi yang lebih lengkap dari banyak jalur. Adapun, jalur yang paling shahih kata Ibnu Rajab adalah jalur Hanasy ash-Shan’ani yang diriwayatkan At-Tirmidzi.

Penjelasan Hadits

Hadits-hadits di atas, kata Ibnu Rajab, mengandung wasiat-wasiat luhur dan perkara penting hingga sebagian ulama yang merenungkannya terkagum-kagum.

Ibnu Rajab menjelaskan, maksud sabda Nabi SAW “Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu” adalah jagalah hukum-hukum Allah SWT, hak-hak-Nya, perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya. Orang yang berbuat seperti ini termasuk orang-orang yang menjaga hukum-hukum Allah SWT yang dipuji melalui firman-Nya,

هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚ ٣٢ مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙ ٣٣

Artinya: “(Dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang bertobat lagi patuh. (Dialah) orang yang takut kepada Zat Yang Maha Pengasih (sekalipun) dia tidak melihat-Nya dan dia datang (menghadap Allah) dengan hati yang bertobat.” (QS Qaf: 32-33)

Di antara perintah Allah SWT yang wajib dijaga adalah salat dan thaharah (bersuci). Selain itu, Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya menjaga kepala dan perut sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

“Malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya ialah engkau menjaga kepala beserta apa yang dimuatnya dan menjaga perut beserta apa yang dikandungnya.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi)

Namun, hadits tersebut dinilai dhaif.

Adapun, maksud penjagaan Allah SWT terhadap hamba-Nya adalah menjaga kemaslahatan dunianya, seperti menjaga badan, anak, keluarga, dan hartanya. Orang yang menjaga Allah SWT di masa muda dan kuat, maka Allah SWT akan menjaganya saat tua dan lemah.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Amalan agar Tidak Disentuh Api Neraka


Jakarta

Bulan Rajab akan tiba pada tanggal 1 Januari 2025 bersamaan dengan pergantian tahun baru Masehi. Sebagai salah satu dari empat bulan Haram yang dimuliakan dalam Islam, bulan Rajab merupakan waktu yang istimewa untuk memperbanyak ibadah dan amalan sunnah.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang dipercaya dapat melindungi dari api neraka. Berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali beserta dzikir dan doa lainnya yang dianjurkan dibaca di bulan Rajab.

Bacaan Dzikir Bulan Rajab 70 Kali

Mengutip buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan yang disusun oleh Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa yang beristighfar kepada Allah SWT dengan membaca dzikir bulan rajab 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab, maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia akan meninggal dalam keadaan diridai Allah SWT dan tidak akan tersentuh api neraka.


Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaib(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut adalah bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali sesuai hadits Rasulullah SAW tersebut:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli wa tub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

Bacaan ini dianjurkan untuk diulang sebanyak 70 kali pada siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab. Dalam membaca dzikir ini, umat Islam dianjurkan mengangkat tangan sebagai simbol kesungguhan dalam memohon ampunan dan keridaan Allah SWT.

Amalan ini memberikan manfaat besar bagi siapa saja yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan. Tidak hanya mendatangkan ridha Allah SWT, dzikir ini juga menjadi sarana perlindungan dari api neraka.

Dzikir dan Doa Memasuki Bulan Rajab

Menurut riwayat yang dikutip oleh Abu al-Hasan bin Muhammad Hasan al-Khalal dari Anas bin Malik yang terdapat pada buku Hikmah Bulan Rajab dan Sya’ban tulisan Dimitri Mahayana, Rasulullah SAW ditanyakan kenapa dinamakan bulan Rajab, lalu beliau menjelaskan bahwa bulan Rajab dinamakan demikian karena mengandung banyak kebaikan yang menjadi persiapan menuju bulan Sya’ban dan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, “Karena di dalamnya banyak kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan.”

Selain itu, dalam kitab Mafâtih al-Jinân, disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat hilal sebagai penanda masuknya bulan Rajab, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Arab latin: Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana wa ballighnaa syahra ramadhaana wa a’innaa ‘alas-shiyaami wal-qiyaami wa hifdzhil-lisaani wa ghadhlil-bashari wa laa taj’al hazzanaa minhu al-juu’a wal-‘athasya.

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus.”

Dzikir dan doa seperti ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya.

Keutamaan Membaca Dzikir Bulan Rajab

Ibadah yang dilakukan di bulan Rajab sangat dianjurkan karena pahala kebaikan yang dilipatgandakan, seperti membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang berisi istighfar sebagai bentuk permohonan ampun dan taubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Dzikir ini bukan hanya dzikir yang dibaca pada hari biasa, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendatangkan ridha-Nya dan memanfaatkan bulan penuh keberkahan ini.

Menurut buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah, Rasulullah SAW sendiri menyebutkan keutamaan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Umamah, Rasulullah SAW bersabda:

خَمْسُ لَيَالِ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنَ الشَّعْبَانِ، وَلَيْلَةُ الْجُمْعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَهُ النَّحْرِ.

Artinya: “Ada Lima malam, doa-doa di situ tidak ditolak: malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul fitri, malam Idul Adha”.

Hal ini menjadikan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang sangat dianjurkan untuk berdzikir dan memohon kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak dzikir bulan Rajab 70 kali, kita dapat memanfaatkan bulan mulia ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki kualitas ibadah kita.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Bulan Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahannya


Jakarta

Umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir di bulan Rajab. Karena bulan ini adalah salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah.

Mengutip buku 12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun oleh Abdurrahman Ahmad, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah bersabda, “Kelebihan bulan Rajab di atas bulan yang lain adalah seperti kelebihan Al-Qur’an di atas perkataan yang lain.”

Sebagai bulan yang mulia dan memiliki kedudukan istimewa, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa di sepanjang bulan ini. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36,


اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Bulan ke-7 dalam kalender hijriyah ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah. Salah satu cara untuk beribadah di bulan Rajab adalah dengan memperbanyak dzikir.

Dzikir Bulan Rajab

Dzikir bulan Rajab dibagi menjadi tiga bagian, yakni bacaan 10 hari pertama (1-10 Rajab), 10 hari kedua (11-20 Rajab) dan 10 hari ketiga (21-30 Rajab) sebagaimana yang dijelaskan dalam Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid. Berikut ini adalah lafaz dari dzikir bulan Rajab:

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

Bacaan dzikir yang dapat dilantunkan pada 1-10 Rajab 1446 H, yakni:

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini sebaiknya dibaca minimal 100 kali.

2. Bacaan Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Bacaan Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Baca dzikir di atas sebanyak 100 kali. Kemudian lanjutkan dengan surah al-Ikhlas di bawah ini sebanyak 11 kali.

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

Arab Latin: Qul huwal laahu ahad.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ

Arab Latin: Allah hus-samad.

Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu

لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ

Arab Latin: Lam yalid wa lam yuulad.

Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Arab Latin: Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad.

Artinya: Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Amalan Lain di Bulan Rajab

Selain memperbanyak dzikir, ada pula amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Rajab. Berikut ini adalah amalan-amalan lainnya selama bulan Rajab:

1. Memperbanyak Istighfar dan Memohon Ampun

Menukil buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban karya Dra. Hj. Udji Asiyah, M.Si., para ulama mengatakan bulan Rajab adalah bulan istighfar dan bulan Syaban adalah bulan salawat atas Nabi dan bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Dalam sebuah hadits dikatakan Rasulullah SAW beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya.

Lantas, dari mana muncul angka 70 sebagai patokan jumlah bacaan istighfar tersebut? Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut:

وقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( وَاللَّهِ إِنِّي لاَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً ) رواه البخاري

Artinya: “Dan Abu Hurairah R.A. berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”

Dalam riwayat lain yang dinukil dari buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan karya Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaih(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut ini bacaan istighffar 70 kali yang dibaca oleh Rasulullah SAW:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli watub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

2. Sholat Sunnah Bulan Rajab

Mengutip buku Panduan Sholat Nifsyu Sya’ban, Rajab, Muharram, Asyura, Lailatul ‘Arafah karya Ibnu Watiniyah, sholat Sunnah Rajab adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada awal malam bulan Rajab, untuk menyambut kemuliaan bulan Rajab. Dalam sebuah sabda Rasulullah SAW disebutkan,

“Setiap mukmin laki-laki dan perempuan yang mengerjakan sholat 30 rakaat di bulan Rajab, lalu di setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas 13 kali, dilanjutkan dengan surah al-Kafirun tiga kali, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya, memberikan pahala seperti orang yang berpuasa sebulan penuh, menjadi orang yang mengerjakan sholat hingga tahun depan, dan mengangkat amalnya sebagai amal seorang syahid. Jika dia berpuasa sebulan penuh dan mengerjakan sholat dengan cara tersebut, maka Allah menyelamatkannya dari neraka dan memastikannya masuk surga.”

3. Puasa Sunnah Bulan Rajab

Puasa sunnah di bulan Rajab merupakan amalan yang dianjurkan. Menukil buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa karya Syaikh Ash-Shafuri, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Rajab, maka neraka Jahanam menjauh darinya sejauh langit dan bumi.”

Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan pengampunan untuk 70 dosa besar setiap hari dan pengabulan hajat yang berlimpah, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Beberapa diantaranya adalah Allah SWT mengabulkan 70 hajat saat menghadapi sakaratul maut, 70 hajat di alam kubur, 70 hajat saat catatan amal diterbangkan, 70 hajat ketika timbangan amal, dan 70 hajat saat melewati jembatan siratal mustaqim.

Wallahu ‘alam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

3 Malam Istimewa Bulan Rajab yang Disebut Waktu Mustajabnya Doa


Jakarta

Rajab termasuk bulan haram atau yang disucikan Allah SWT. Pada bulan tersebut, ada beberapa malam yang diyakini mustajab untuk berdoa.

Kesucian bulan Rajab dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Tafsir Al Azhar Buya Hamka, ayat tersebut menjelaskan bilangan bulan menurut edaran bulan, bukan matahari. Setelah bangsa Arab memeluk agama tauhid, agama hanif yang juga disebut Islam, yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, diadakanlah empat bulan yang dihormati. Empat bulan itu adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab.

“Dihormati itu karena pada keempat bulan itu tidak boleh berperang dan tidak boleh balas dendam,” jelas Buya Hamka dalam tafsirnya.

Rajab adalah bulan ke-7 yang terletak di antara Jumadil Akhir dan Syakban. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto, menyebutkan ada tiga malam bulan Rajab yang memiliki keutamaan.

Tiga Malam Istimewa Bulan Rajab

1. Malam Pertama Bulan Rajab

Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 H jatuh pada Rabu, 1 Januari 2025. Sehingga, malam 1 Rajab dimulai dari Selasa, 31 Desember 2024 ba’da Maghrib.

2. Malam Tanggal 15 Bulan Rajab

Tanggal 15 Rajab 1446 H bertepatan dengan Rabu, 15 Januari 2025. Sehingga, malam pertengahan Rajab akan berlangsung mulai Selasa, 14 Januari 2025 selepas Maghrib.

3. Malam Tanggal 27 Bulan Rajab

Malam 27 Rajab disebut malam Isra Miraj. Pada malam ini, Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke Sidratul Muntaha untuk kemudian menerima perintah salat 5 waktu langsung dari Allah SWT. Demikian menurut riwayat yang shahih.

Mengacu kalender Hijriah, 27 Rajab 1446 H jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Sehingga, malam 27 Rajab bisa dimulai dari Minggu, 26 Januari 2025 setelah Maghrib.

Imam al-Ghazali menjelaskan, beribadah pada malam-malam hari yang punya keutamaan hukumnya sunnah. Malam itu, kata Imam al-Ghazali, adalah ‘masa’ untuk beramal dan waktu terbaik berniaga dalam perkara agama.

“Barang siapa lalai dan lengah pada masa tersebut, dia tidak akan menuai laba,” kata Imam al-Ghazali dalam kitabnya.

Waktu Mustajab Malam Hari untuk Berdoa

Malam hari, tepatnya di sepertiga malam yang akhir atau waktu sahur, adalah waktu mustajab untuk berdoa. Hal ini mengacu pada firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 18,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Keterangan tersebut diperkuat dengan hadits yang menyebut keutamaan berdoa pada sepertiga malam terakhir. Rasulullah SAW bersabda,

يَنزِلُ اللهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلْتُ اللَّيْلِ الْأَخِيرُ فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأَعْطِيْهِ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرْ لَهُ

Artinya: “Allah SWT akan turun (rahmat-Nya) setiap malam ke langit dunia tatkala tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan doanya. Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barang siapa memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Bulan Rajab setelah Sholat Subuh Dibaca 70 Kali


Jakarta

Rajab kerap disebut bulan beramal karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah membaca dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh.

Dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh umumnya dibaca 70 kali. Penentuan angka ini mengacu pada hadits yang menyebut Rasulullah SAW beristighfar sehari 70 kali.

Imam an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memaparkan hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, dia berkata,


سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «وَاللَّهِ، إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمَ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Artinya: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah! Sesungguhnya aku mohon ampun dan bertobat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam satu hari.” (HR Bukhari)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Doa bab Istighfar Nabi SAW Sehari Semalam. Menurut mutiara hadits yang terdapat dalam Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan Misbah, hadits tersebut bermakna anjuran untuk memperbanyak istighfar demi meneladani Rasulullah SAW.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW beristighfar 100 kali. Sebagaimana sabda beliau yang dinukil Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Jami’us Sirah dan diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhammad Muchson Anasy, “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah Tuhan kalian! Sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali dalam sehari.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Disebutkan dalam Tazkirah (Risalah Amalan Bulan Rajab) repositori International Islamic University Malaysia (IIUM), berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali setelah sholat Subuh atau pagi hari.

Dzikir Bulan Rajab 70 Kali setelah Sholat Subuh

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ

Allahummaghfirlii warhamnii watub ‘alayya

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku.”

Selain setelah sholat Subuh, dzikir bulan Rajab tersebut juga dianjurkan dibaca saat petang sebanyak 70 kali.

Bacaan dzikir serupa juga terdapat dalam hadits Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW membaca dzikir ini sebanyak 100 kali.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Menurut Imam at-Tirmidzi hadits tersebut hasan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Amalan Malam 15 Rajab


Jakarta

Malam 15 Rajab termasuk malam istimewa sebagaimana dikatakan Imam al-Ghazali dalam beberapa kitabnya. Berikut sejumlah amalan yang bisa dilakukan untuk menghidupkan malam tersebut.

Bulan ini, umat Islam berada pada Rajab 1446 H. Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Kementerian Agama RI, malam 15 Rajab 1446 H dimulai pada Selasa, 14 Januari 2025 setelah maghrib.

Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin memasukkan malam 15 Rajab sebagai malam istimewa yang punya keutamaan. Selain malam ini, ada dua malam lainnya yang istimewa pada bulan Rajab, yakni malam pertama dan malam 27 Rajab.


Menurut Imam al-Ghazali, memperbanyak amal ibadah pada malam yang punya keutamaan, seperti malam 15 Rajab, hukumnya sunnah. Sebab, malam tersebut adalah waktu beramal dan waktu terbaik untuk berniaga dalam perkara agama. Orang yang melalaikan malam itu tidak akan mendapat untung.

Amalan Malam 15 Rajab

Dijelaskan dalam buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan karya Tim Zahra, Imam Ja’far ash-Shadiq meriwayatkan amalan malam ke-13, 14, dan 15 Rajab. Pada malam 15 Rajab, dianjurkan salat 6 rakaat dengan membaca surah Al Fatihah dilanjutkan surah Yasin, Al-Mulk, dan Al-Ikhlas setiap rakaatnya.

Dikatakan, mengerjakan amalan tersebut akan mendapatkan keutamaan-keutamaan bulan Rajab serta diampuni segala dosanya selain syirik.

Pada hari ke-15 Rajab saat matahari tergelincir dianjurkan mandi. Setelah itu menunaikan salat Zuhur dan Ashar dan menyempurnakan rukuk dan sujud.

detikHikmah belum menemukan dalil kuat terkait amalan khusus malam 15 Rajab. Umumnya, amalan-amalan tersebut berasal dari para ulama terdahulu.

Terlepas dari itu, umat Islam bisa mengerjakan amalan seperti salat malam dan memperbanyak dzikir pada malam hari. Menurut sabda Rasulullah SAW, salat malam adalah salat yang paling utama setelah salat wajib.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya: Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam’.” (HR Muslim)

Hadits tersebut terdapat dalam kitab Bulughul Maram yang disusun Ibnu Hajar al-Asqalani.

Dalam riwayat lain, salat malam sebaiknya dikerjakan per dua rakaat.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Salat malam itu dua rakaat, dua rakaat. Apabila salah seorang di antara kalian khawatir tiba waktu salat Subuh, salatlah meskipun satu rakaat untuk mengganjilkan salat sunnah yang telah dilakukan.” (Muttafaq ‘alaih)

Doa Bulan Rajab

Selain salat malam, umat Islam juga bisa memperbanyak doa di bulan Rajab. Menurut hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW membaca doa berikut saat memasuki bulan Rajab:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma baarik lanaa fii rajab wa sya’ban wa ballighna ramadhana

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.” (HR Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus, dan Imam an-Nawawi dalam al-Azkar)

Berdoa pada bulan Rajab disebut mustajab. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits yang dipaparkan Imam al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub.

Diriwayatkan dari Abu Umamah, Rasulullah SAW bersabda, “Ada lima malam di mana doa tidak ditolak, yaitu malam pertama pada bulan Rajab, malam Nisfu Syakban, malam Jumat, dan malam dua hari raya.” (HR Ad-Dailami)

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa di Antara Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab, Ini Bacaannya


Jakarta

Ibadah salat Jumat tidak terlepas dari khutbah. Setidaknya ada dua khutbah dalam salat Jumat, biasanya di antara khutbah pertama dan kedua dianjurkan untuk membaca doa. Lalu, seperti apa doa di antara khutbah Jumat terakhir bulan Rajab?

Menukil dari Buku Panduan Khutbah Jum’at untuk Pemula oleh Irfan Maulana, khutbah adalah seni pembicaran kepada khalayak yang di dalamnya terdapat suatu pesan. Hakikat dari khutbah yaitu wasiat untuk bertakwa kepada khalayak, baik bentuknya janji kesenangan maupun ancaman kesengsaraan. Dalam Islam, khutbah disampaikan dengan rukun yang diatur syariat.

Pelaksanaan dua khutbah Jumat sendiri merujuk pada hadits dari Abdullah bin Umar RA yang berkata:


“Nabi SAW dahulu berkhutbah dua kali dan duduk antara keduanya.” (HR Bukhari)

Jumat hari ini (24/1) adalah Jumat terakhir bulan Rajab 1446 H. Penanggalan ini merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang diterbitkan Kemenag RI.

Doa di Antara Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab

Waktu di antara dua khutbah Jumat termasuk momen mustajab untuk berdoa. Dijelaskan dalam buku Akidah Akhlak tulisan Harjan Syuhada dan Fida’ Abdillah, pada waktu itu muslim dianjurkan untuk berdoa karena permohonannya mudah terkabul.

Disebutkan pula dalam kitab al-Fatawi-al-Fiqhiyyah al-Kubra oleh Ibnu Hajar Al Haitami, dilansir NU Online, muslim dianjurkan untuk berdoa di antara khutbah Jumat. Sebab, doa pada waktu tersebut akan diijabah. Berikut bunyi keterangannya,

“Dan dapat diambil kesimpulan dari statemen al-Qadli Husain bahwa sunnah bagi hadirin jamaah Jumat adalah menyibukan diri dengan berdoa saat duduknya khatib di antara dua khutbah, sebab telah dinyatakan bahwa berdoa pada waktu tersebut diijabah. Saat mereka berdoa, yang lebih utama adalah dibaca dengan pelan, sebab membaca dengan keras dapat mengganggu jamaah Jumat yang lain dan karena membaca dengan suara pelan adalah cara yang lebih utama dalam berdoa kecuali terdapat kondisi baru datang yang menuntut dibaca dengan keras.”

Selain itu, Buya Yahya melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV menyampaikan bahwa anjuran tersebut memang benar adanya. Doa yang dibaca bisa apa saja, namun para ulama menyarankan untuk membaca Sayyidul Istighfar.

“Dianjurkan di antara dua khutbah itu berdoa apa saja, karena itu saat dikabulnya doa. Namun, sebagian ulama menyarankan untuk membaca doa Sayyidul Istighfar,” katanya, dilihat detikHikmah pada Kamis (23/1/2025).

Doa Sayyidul Istighfar yang Dibaca di Antara Dua Khutbah

Berikut bacaan Sayyidul Istighfar yang dikutip dari buku Dahsyatnya Keajaiban Istighfar bagi Orang-orang Sibuk karya Syekh Maulana Arabi.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab


Jakarta

Doa dan dzikir merupakan amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam untuk menghidupkan malam Isra Mi’raj. Ada doa dan dzikir khusus yang dapat diamalkan saat malam Isra Mi’raj.

Mengutip buku 12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dikatakan bahwa malam 27 Rajab adalah waktu terjadinya Isra Mi’raj. Malam Isra Mi’raj dapat diisi oleh umat Islam dengan memperbanyak ibadah untuk menghidupkan malam tersebut.

Berdasarkan kalender Hijriyah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI 27 Rajab 1446 Hijriah tahun ini jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Dengan demikian, malam Isra Miraj akan dimulai pada saat matahari terbenam pada Minggu, 26 Januari 2025.


Doa dan Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

Ada doa dan dzikir khusus yang dapat diamalkan oleh umat Islam pada malam Isra Mi’raj. Doa ini terdapat dalam kitab Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri. Berikut ini adalah doa dan dzikirnya menurut kitab tersebut seperti dinukil NU Online:

Doa Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

Allahumma innii as’aluka bimusyāhadati asrāril muhibbīn, wabil khalwatil latii khashshashta bihaa sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatassābi’i wal ‘isyrīn antarhama qalbiyal hazīna watujība da’watī yā akramal akramīn.

Artinya, “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”

Mengacu sumber yang sana, berikut tata cara sebelum membaca doa malam Isra Mi’raj 27 Rajab:

  1. Melakukan sholat sunnah 2 rakaat seperti biasa. Setelah itu, membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Ikhlas di rakaat pertama dan kedua.
  2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad sebanyak 10 kali.
  3. Barulah membaca doa malam 27 Rajab disertai dengan menyebutkan segala hajat yang diinginkan.

Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

Selain berdoa kepada Allah SWT, umat Islam dapat melakukan dzikir. Berikut ini dzikir yang dapat diamalkan:

Istighfar

Umat Islam dapat melakukan dzikir istighfar setelah sholat Maghrib atau Isya. Berikut adalah bacaan istighfar:

أَسْتَغْفِرُ الله

Arab latin: Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW, ” Barang siapa yang beristighfar kepada mukminin dan mukminat setiap hari dua puluh tujuh kali, maka ia termasuk orang-orang yang mustajab doanya. “(HR Al Hakim)

Dalam Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah terdapat hadits dari Ibnu Umar RA yang menjelaskan bacaan istighfar yang biasa dilakukan Rasulullah SAW, berikut lafaznya:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Sayyidul Istighfar

Setelah sholat Maghrib atau Isya, umat Islam juga dapat melakukan dzikir Sayyidul Istighfar. Berikut ini lafaznya:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu, dan aku diatas ikatan janji-Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku, dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya, tiada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari)

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com