Tag Archives: rajab

Doa Buka Puasa Senin 27 Rajab: Arab, Latin dan Arti


Jakarta

Doa buka puasa Senin 27 Rajab bisa diamalkan muslim. Sebagaimana diketahui, doa buka puasa termasuk salah satu sunnah yang bisa dikerjakan oleh muslim.

Dari Ibnu Umar RA berkata,

“Apabila Rasulullah SAW berbuka, beliau berdoa: Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insyaallah mendapatkan pahala.” (HR Abu Dawud)


Puasa Senin 27 Rajab merupakan amalan sunnah puasa Senin-Kamis yang bisa dikerjakan muslim. Selain itu, 27 Rajab adalah momen Isra Miraj yang termasuk peristiwa agung dalam Islam.

Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Al-Shiyam-nya yang diterjemahkan Danis Wijaksana mengatakan bahwa beberapa muslim melakukan puasa pada 27 Rajab. Mereka meyakini bahwa Isra Miraj terjadi pada tanggal tersebut.

Mereka yang berpuasa ketika Isra Miraj berkeyakinan bahwa momen tersebut merupakan hari penting dalam Islam. Sebab, Allah SWT memberikan perintah salat kepada Rasulullah SAW saat Isra Miraj.

Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha memaparkan sejumlah bacaan doa buka puasa mengacu pada hadits-hadits shahih. Berikut di antaranya.

Bacaan Doa Buka Puasa Senin 27 Rajab

ذَهَبَ الظَّمْأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

Dzahabadh dham-u wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa allaahu ta’aalaa.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, telah basah urat nadi, dan telah tetap pahala jika Allah menghendaki.”

Bacaan doa buka puasa tersebut diriwayatkan dalam kitab Sunan Abu Dawud dan an-Nasa’i dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW.

Ada juga bacaan doa puasa dengan lafaz berikut:

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

Sunnah Buka Puasa Senin 27 Rajab

Selain membaca doa buka puasa, ada beberapa sunnah lainnya yang dianjurkan saat berbuka. Berikut bahasannya seperti disebutkan dalam buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR KH M Hamdan Rasyid MA dan Saiful Hadi El-Sutha.

1. Menyegerakan Waktu Berbuka

Sunnah pertama yaitu menyegerakan waktu berbuka. Ini sesuai dengan hadits Nabi SAW, beliau bersabda:

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Muslim)

2. Berbuka dengan Kurma atau Air Putih

Dari Anas bin Malik RA mengatakan bahwa buka puasa dengan kurma atau air putih termasuk sunnah Rasulullah SAW. Ia berkata,

“Rasulullah SAW berbuka puasa dengan makan beberapa biji kurma muda, jika tidak ada maka dengan beberapa butir kurma, jika tidak ada maka beberapa teguk air.” (HR Abu Ya’la, Al Bazzar dan Ath Thabrani)

3. Awali dengan Bismillah

Ketika muslim berbuka, hendaknya ia mengucap basmalah sebelum makan dan minum. Dengan begitu, makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi berkah.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Malam Ini Nisfu Syaban, Doa Disebut Mustajab dan Dosa Diampuni



Jakarta

Malam Nisfu Syaban 2025 akan dimulai petang ini hingga esok hari. Menurut sejumlah riwayat, malam tersebut adalah waktu mustajab untuk berdoa.

Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menunjukkan hari ini, Kamis (13/2/2025), adalah tanggal 14 Syaban 1446 Hijriah. Kemudian setelah matahari terbenam nanti, akan memasuki malam 15 Syaban yang populer disebut malam Nisfu Syaban.

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin memasukkan malam Nisfu Syaban dalam daftar malam khusus yang memiliki keutamaan. Melakukan ibadah pada malam tersebut, kata Imam al-Ghazali, hukumnya sunnah.


“Ada pertengahan malam Syaban (malam Nisfu Syaban). Pada malam itu, kaum muslim dianjurkan salat 100 rakaat, di mana setiap rakaatnya membaca Al-Fatihah dan 10 kali Al-Ikhlas,” kata Imam al-Ghazali seperti diterjemahkan Purwanto dalam buku edisi Indonesia Rahasia dan Keutamaan Waktu untuk Ibadah.

Keutamaan malam Nisfu Syaban dijelaskan dalam sejumlah riwayat yang salah satunya dipaparkan Imam al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub. Dikatakan, malam Nisfu Syaban diberi nama malam penghapusan dosa dan malam kehidupan berdasarkan hadits al-Mundziri,

“Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam Nisfu Syaban, maka hatinya tidak mati di saat hati orang-orang mati.”

Ulama ahli hadits dan tafsir dari mazhab Syafi’i, As-Subki, mengatakan menghidupkan malam Nisfu Syaban menghapus dosa satu tahun. Adapun, menghidupkan malam Jumat menghapus dosa seminggu dan menghidupkan malam qadar menghapus dosa seumur hidup. Oleh karenanya para ulama mengatakan menghidupkan malam-malam tersebut menjadi sebab terhapusnya dosa.

Riwayat lain menyebut Allah SWT akan mengampuni hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melihat para hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni penduduk bumi kecuali dua laki-laki, yaitu orang musyrik dan orang yang bertengkar.” (HR Ahmad)

Ada juga riwayat yang menyebut malam Nisfu Syaban adalah malam mustajab, doa yang dipanjatkan pada malam itu tak tertolak. Berikut bunyi haditsnya,

عن أبي أمامة الباهلي قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة، أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر.

Artinya: Dari Abu Umamah al-Bahili, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Lima malam yang tidak akan ditolak doa di dalamnya: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”

Menurut penelusuran detikHikmah, sebagian ulama mengatakan riwayat-riwayat tentang keutamaan malam Nisfu Syaban tidak ada yang kualitasnya shahih. Sementara itu, sebagian ulama hadits, sebagaimana dikatakan Hafidz Muftisany dalam buku Mengenal Mukimin, menyebut ada riwayat yang karena banyaknya sanad ia menjadi shahih atau paling tidak hasan dan bisa dijadikan dalil.

Salah satunya riwayat yang dipaparkan al-Albani dari Muadz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Para tabiin di negeri Syam, termasuk kalangan salaf, menghidupkan malam Nisfu Syaban. Keterangan ini dikatakan Imam al-Qasthalani dalam kitab al-Mawahib al-Ladunniyyah sebagaimana dinukil Abdul Somad dalam buku 37 Masalah Populer. Dikatakan,

أن التابعين من أهل الشام كخالد بن معدان ومكحول كانوا يجتهدون ليلة النصف من شعبان في العبادة ، وعنهم أخذ الناس تعظيمها

Artinya: “Sesungguhnya kalangan tabiin negeri Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul bersungguh-sungguh menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan ibadah. Dari merekalah orang banyak mengambil pengagungan malam Nisfu Syaban.

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Amalan Sunnah yang Penuh Berkah di Bulan Syaban


Jakarta

Menurut kalender Hijriah, bulan Syaban merupakan 1 bulan tepat sebelum Ramadan. Oleh sebab itu, di bulan ini, umat Islam sebaiknya sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Momen bulan Syaban dapat menjadi kesempatan berharga untuk memperbanyak tobat, meningkatkan ketaatan, dan menjauhi maksiat.

Doa Puasa Syaban

Puasa di bulan Syaban tidak hanya sebagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.


Doa puasa Syaban dapat dilakukan pada saat berniat sebelum menjalankan puasa sunnah di bulan ini. Berikut ini bacaan doa niat puasa Syaban:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab latin: “Nawaitu shauma Syabana lilâhi ta’âlâ.”

Artinya: “Aku niat berpuasa di bulan Syaban karena Allah Ta’ala.”

Puasa di bulan Syaban dilakukan seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan berniat dan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Seperti halnya puasa sunnah lainnya, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hingga menjelang waktu zawal (saat matahari mulai condong ke barat), asalkan belum melakukan hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu Subuh.

Anjuran Memperbanyak Ibadah di Bulan Syaban

Dikutip dari buku Keagungan Rajab & Syaban susunan Abdul Manan Bin Hj. Muhammad Sobari, untuk mendapatkan keutamaan dari bulan Syaban, setiap muslim dapat melakukan amal ibadah seperti memperbanyak istighfar, sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah

Selain itu, dari buku Seri Fiqih Kehidupan karya Ahmad Sarwat, diterangkan bahwa salah satu amalan yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW di bulan Syaban adalah memperbanyak puasa sunnah. Aisyah RA meriwayatkan,

“Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Syaban.” (HR Muslim)

Dengan memanjatkan doa puasa Syaban dengan sungguh-sungguh, disertai mengerjakan amal ibadah yang ikhlas, dapat menjadi jalan kebaikan dan keberkahan di sepanjang bulan ini hingga Ramadan tiba. Insyaallah.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Amalan Nisfu Syaban bagi Wanita Haid, Apa Saja?


Jakarta

Nisfu Syaban adalah salah satu momen istimewa bagi muslim di bulan Syaban. Umat Islam dianjurkan untuk berlomba-lomba memperbanyak ibadah ketika Nisfu Syaban.

Menukil dari buku Nasehat-nasehat Kebaikan oleh Agus Hermanti dan Romhi Yunai’ah, amal manusia akan diangkat seluruhnya pada malam Nisfu Syaban. Selain itu, pintu langit dibuka dan doa tergolong mustajab pada momen ini.

Nisfu Syaban jatuh pada 15 Syaban. Imam Al Ghazali melalui Ihya Ulumuddin-nya yang diterjemahkan Purwanto menyebut Nisfu Syaban sebagai salah satu malam istimewa.


Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Kementerian Agama RI, 15 Syaban 1446 H atau Nisfu Syaban 2025 bertepatan dengan Jumat, 14 Februari 2025. Muslim bisa mulai mengerjakan amalan-amalan Nisfu Syaban pada Kamis, 13 Februari 2025 setelah waktu Maghrib.

Adapun, amalan yang dianjurkan pada Nisfu Syaban yaitu salat Maghrib berjamaah, membaca surah Yasin, puasa, hingga salat Nisfu Syaban.

Namun, bagaimana dengan wanita haid? Seperti diketahui, muslimah yang haid dilarang untuk melakukan ibadah seperti salat, puasa, memegang mushaf Al-Qur’an dan sebagainya.

Amalan bagi Wanita Haid pada Nisfu Syaban

1. Sholawat

Menurut buku Keagungan Rajab & Syaban tulisan Abdul Manan bin Haji Muhammad Sobari, wanita haid bisa membaca sholawat ketika Nisfu Syaban. Anjuran bersholawat ini tercantum dalam hadits Rasulullah SAW dari Mu’adz bin Jabal RA,

“Pada malam Nisfu Syaban (pertengahan bulan Syaban) Allah akan mengumumkan kepada manusia, bahwa Dia akan mengampuni orang-orang yang mua beristighfar, kecuali kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya, juga orang-orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim.” (HR Thabrani & Ibnu Hibban)

2. Istighfar

Amalan lain yang dilakukan ketika Nisfu Syaban bagi wanita haid adalah beristighfar. Dengan beristighfar, maka seseorang memohon ampunan dan pahala kepada Allah SWT.

Melalui hadits Rasulullah SAW dikatakan bahwa malam Nisfu Syaban merupakan momen pengampunan. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di malam Nisfu Syaban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba Bani Kilab (maksudnya pengampunan yang sangat banyak).” (HR Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban)

Berikut bacaan istighfar yang bisa diamalkan wanita haid,

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Arab latin: Astaghfiru llâhal ‘adhzim

Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.

Selain itu, bisa juga mengamalkan bacaan Sayyidul Istighfar dengan lafaz berikut,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari)

3. Membaca Al-Qur’an Tanpa Menyentuh Mushaf

Dikutip dari buku Tentang Bagaimana Surga Merindukanmu oleh Ustazah Umi A Khalil, wanita haid diperbolehkan membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushafnya. Jadi, muslimah bisa menggunakan aplikasi Al-Qur’an online di tablet atau ponsel untuk membacanya.

Itulah beberapa amalan Nisfu Syaban yang bisa dikerjakan oleh wanita haid. Semoga bermanfaat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com