Tag Archives: ramadan

Amalan Sunah yang Bisa Dilakukan Jelang Idul Fitri



Jakarta

Ramadan sudah memasuki hari ke-27, itu artinya Idul Fitri akan tiba dalam beberapa hari lagi. Menjelang datangnya hari raya, ada sejumlah amalan yang bisa dilakukan.

Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom yang tayang Minggu (6/4/2024) menerangkan sejumlah amalan yang bisa dikerjakan menjelang hari raya. Salah satunya memperbanyak salat sunnah dan menambah jumlah rakaatnya.

“Semakin akhir Ramadan itu kita perpanjang waktu salat kita seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Perbanyak rakaat salat kita, jangan pernah meninggalkan salat-salat sunah,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.


Salat-salat sunah ini di luar salat fardhu, seperti Tarawih, tahajud, qabliyah, badiyah dan semacamnya. Selain itu, umat Islam juga bisa lebih rajin membaca Al-Qur’an.

Sebagaimana diketahui, setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca pada bulan suci akan mendapat 10 pahala kebaikan. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

Kemudian, amalan lain yang bisa dikerjakan jelang Idul Fitri adalah memperbanyak sedekah. Sedekah ini tidak hanya sebatas zakat fitrah, melainkan sedekah jariyah, infak, hibah, dan lain sebagainya.

“Jadi bersedekah seperti ini banyak manfaatnya, terutama di akhir bulan Ramadan,” terang Prof Nasaruddin Umar.

Lebih lanjut ia menuturkan, hendaknya seorang muslim pada akhir Ramadan semakin banyak berdoa. Doa tidak hanya ditujukan pada diri sendiri, melainkan juga orang-orang sekitar seperti orang tua yang telah wafat, anggota keluarga lain, dan orang-orang terdekat.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Amalan Sunah yang Bisa Dilakukan Jelang Idul Fitri dapat ditonton DI SINI. Kultum Prof Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Maksiat Terasa Lebih Mudah Dibanding Ibadah?



Jakarta

Maksiat merupakan perbuatan tercela, namun kadang kala maksiat terasa lebih mudah dibandingkan ibadah. Kenapa ya?

Maksiat merupakan salah satu bentuk tipu daya setan, hal ini sebagaimana dijelaskan Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom yang tayang pada Minggu, (7/4/2024).

Beberapa orang terkadang lebih mudah untuk melakukan maksiat, padahal perbuatan ini keji dan diganjar dosa. Sementara untuk ibadah terasa sulit, padahal ibadah seperti salat, puasa dan zakat menjadi kewajiban setiap muslim.


“Kadang kita berpikir kenapa maksiat terasa lebih mudah dan ibadah terasa lebih sulit. Kadang berpikir yang enak-enak dilarang, yang berat justru diwajibkan,” kata Habib Ja’far.

Pemilik nama lengkap Husein Ja’far Al Hadar ini mengatakan bahwa maksiat termasuk dalam tipu daya setan.

“Sebenarnya itulah yang disebut tipub/ daya. Sehingga kita terjebak dalam tipu daya yang muncul dari luar atau dari dalam diri kita,” jelas Habib Ja’far.

Terkait tipu daya setan ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 76,

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓا۟ أَوْلِيَآءَ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّ كَيْدَ ٱلشَّيْطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا

Artinya: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.”

Menurut Habib Ja’far, ayat ini menjelaskan tentang tipu daya setan yang sebenarnya lemah.

Habib Ja’far juga menegaskan dengan menyebut sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira.”

“Kalau kita merasa agama sulit, itu tandanya kita sudah terjebak dalam tipu daya setan,” jelas Habib Ja’far.

Habib Ja’far juga mengingatkan bahwa segala amal kebaikan seperti salat, puasa, zakat itu semua balasannya akan kembali ke diri kita. “Semua amalan balasannya surga, kenikmatan,” tegasnya.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Mengapa Maksiat Terasa Lebih Mudah Dibanding Ibadah? bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 17.45 WIB. Jangan terlewat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Perkiraan Lebaran Haji 2025, Ini Versi Pemerintah dan Muhammadiyah


Jakarta

Lebaran Haji 2025 yang juga dikenal sebagai Hari Raya Idul Adha adalah salah satu momen yang paling dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Momen istimewa ini tidak hanya perayaan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pengabdian kepada Allah SWT melalui ibadah haji dan pengorbanan.

Berdasarkan kalender hijriah, Lebaran Haji diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, beriringan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah. Dalam Al-Qur’an, perintah untuk melaksanakan ibadah haji telah termaktub dalam Surah Al-Hajj ayat 27, di mana Allah SWT berfirman:

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ


Artinya: “(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Perkiraan Lebaran Haji 2025

Lebaran Haji 2025 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 6 Juni 2025. Perkiraan ini berdasarkan sistem penanggalan Hijriah yang digunakan oleh Ummul Qura Arab Saudi. Namun, tanggal pasti perayaan ini masih menunggu keputusan sidang isbat Kemenag RI yang akan menentukan awal bulan Dzulhijjah. Sidang isbat tersebut dijadwalkan berlangsung pada beberapa hari sebelum bulan Dzulhijjah dimulai.

Menurut kalender yang digunakan oleh PP Muhammadiyah, perhitungan ini sejalan dengan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender tersebut telah Hari Raya Idul Adha tahun 2025, atau yang sering disebut sebagai Lebaran Haji 2025, jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Informasi ini dapat menjadi acuan awal bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri menyambut perayaan besar ini.

Perlu diketahui, sebelum tibanya Lebaran Haji, jemaah haji yang berada di Tanah Suci akan melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1446 H, yang diperkirakan jatuh pada tanggal 5 Juni 2025. Setelahnya, hari tasyrik akan berlangsung pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2025. Hari tasyrik adalah momen istimewa untuk menyempurnakan ibadah kurban dan berdzikir sebagai bagian dari ibadah Idul Adha.

Walau demikian, perlu dicatat bahwa penetapan tanggal tersebut bisa berubah menyesuaikan hasil sidang isbat yang mengacu pada rukyat hilal. Oleh karena itu, umat Islam disarankan untuk terus memantau informasi resmi dari Kementerian Agama RI terkait untuk memastikan waktu yang tepat.

Sejarah Lebaran Haji

Lebaran Haji atau Idul Adha dikenal sebagai salah satu hari besar dalam Islam yang erat kaitannya dengan ibadah haji. Sejarah ibadah haji sendiri memiliki akar yang sangat mendalam, bahkan sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Shaykh Saalih al-Munajjid dalam buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya Di Akhir Zaman karangan Brilly El-Rasheed, Allah SWT telah mensyariatkan ibadah haji tidak hanya kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga kepada nabi-nabi sebelumnya, termasuk Nabi Adam AS sebagai manusia pertama. Namun, bentuk pelaksanaannya mungkin berbeda di setiap zaman.

Berdasarkan mayoritas ulama, kewajiban haji dalam syariat Islam baru ditegaskan pada tahun ke-9 Hijriah. Hal ini didasarkan pada turunnya ayat Al-Qur’an dalam surah Ali Imran ayat 97, yang secara tegas menjadikan haji sebagai syariat Islam.

Namun, meskipun kewajiban tersebut sudah ditetapkan, Rasulullah SAW dan para sahabat belum dapat menunaikan ibadah haji pada saat itu. Hal ini disebabkan kondisi Makkah yang masih berada di bawah kekuasaan kaum musyrik. Baru setelah Makkah berhasil dibebaskan pada tahun ke-8 Hijriah, kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dibuka.

Rasulullah SAW akhirnya dapat menunaikan ibadah haji pada tahun ke-10 Hijriah, kurang dari tiga bulan sebelum beliau wafat. Haji ini dikenal sebagai haji wada’ atau haji perpisahan, karena menjadi ibadah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau lakukan.

Amalan Sunnah Untuk Lebaran Haji 2025

Dalam rangka menyambut hari besar Lebaran Haji 2025, terdapat berbagai amalan yang dianjurkan untuk menambah keberkahan. Berikut adalah amalan sunnah yang bisa dilakukan menjelang dan selama Lebaran Haji 2025 seperti yang dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid.

1. Berpuasa selama 9 hari pertama Dzulhijjah

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah berpuasa selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, mulai dari tanggal 1 hingga 9.

2. Memperbanyak takbir dan dzikir

Pada bulan Dzulhijjah, dianjurkan untuk memperbanyak takbir, tahlil, tahmid, tasbih, istighfar, dan doa.

3. Berqurban pada hari raya Idul Adha

Melaksanakan qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan sebagai bagian dari ajaran Nabi Ibrahim AS.

4. Bertobat dari segala kesalahan

Momentum bulan Dzulhijjah adalah waktu yang tepat untuk bertobat dan memohon ampun atas segala dosa.

5. Puasa arafah (9 Dzulhijjah)

Puasa Arafah dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Puasa ini memiliki keutamaan besar, termasuk pengampunan dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

6. Melaksanakan shalat Idul Adha

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha.

Keutamaan Lebaran Haji

Lebaran Haji 2025 memiliki keutamaan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Keutamaan ini terletak pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang disebut dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai hari terbaik dalam setahun seperti yang dikutip dari buku Yang Sering Ditanya Seputar Kurban karya Ahmad Anshori.

Dalam surah Al-Hajj ayat 28 Allah SWT berfirman,

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨

Artinya: “(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.”

Rasulullah SAW juga menekankan keutamaan sepuluh hari ini dalam haditsnya. Beliau menyatakan bahwa tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah SWT selain sepuluh hari awal Dzulhijjah, bahkan lebih utama dibanding jihad kecuali seseorang yang berjihad dengan seluruh hartanya dan tidak kembali.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah pen).”

“Apakah juga lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah Ya Rasulullah?” tanya para sahabat.

Beliau shallallahu’alaihi menjawab, “lya. Bahkan lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah. Kecuali seorang yang berangkat berjihad dengan harta dan jiwa raganya, lalu dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).” (HR. Bukhori)

Para ulama menambahkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu terbaik sepanjang tahun. Dibandingkan sepuluh hari terakhir Ramadan, sepuluh hari Dzulhijjah memiliki keunggulan tersendiri karena mencakup ibadah haji, dan ibadah sunnah lainnya yang disebutkan diatas. Dalam momen ini, ibadah seperti puasa, salat, dan sedekah sangat dianjurkan sekali untuk diamalkan.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Penjual Es Teh Viral dan Istri Akan Berangkat Umrah Saat Bulan Ramadan



Jakarta

Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar akan memberangkatkan umrah Sunhaji, penjual es teh di Magelang, Jawa Tengah, pada bulan Ramadan 2025. Tak tanggung-tanggung, Sunhaji akan diberi fasilitas mewah dengan penginapan bintang 5.

“Saya kasih bintang 5. Apa lagi Ramadan, harga hotel naik. Mahal,” kata Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar, kepada detikHikmah, Rabu (4/12/2024).

“Ada yang nanya berapaan? Mungkin hampir Rp 50 juta (biaya umrahnya). Karena bulan Ramadan nih umrahnya, hotel bintang 5,” sambungnya.


Beliau bahkan berencana agar keduanya bisa sekamar selama di Tanah Suci. Fakhrurrazi akan membimbing langsung sang penjual es teh dalam menjalani ibadah umrah.

“Saya niatnya dia sekamar sama saya. Saya niatnya kayak gitu,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang ingin mengikuti jejak kebaikan Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar. Diantaranya ada yang ingin memberikan uang saku untuk Sunhaji selama berada di Tanah Suci. Ada pula yang ingin membiayai istri Sunhaji untuk berangkat umrah.

“Jadi memang luar biasa. Masya Allah. Video ajakan saya yang untuk umroh itu memang viral banget. Luar biasa. Tanpa pernah saya berniat juga,” ungkap Fakhrurrazi.

Melihat animo masyarakat yang begitu besar, Fakhrurrazi berencana ingin menggalang dana untuk memberangkatkan kedua anak Sunhaji umrah. Ia ingin memfasilitasi niat baik orang-orang yang ingin berbagi kebahagiaan untuk Sunhaji.

“Saya tentu mengetahui bahwa namanya kejadian itu nggak akan terus begitu. Paling seminggu lagi reda. Jadi mumpung masih hangat, kalau saya bikin galang dana anaknya dua orang bisa ikut juga ini. Udah lah sekalian aja dibahagiain sekeluarga. Karena belum tentu momentum ini datang lagi, keulang lagi sama dia,” beber Fakhrurrazi.

Sebelumnya, Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar prihatin dengan kejadian yang menimpa Sunhaji. Ia dihina oleh Gus Miftah di depan banyak orang karena jualan es tehnya masih banyak yang belum laku.

Untuk membahagiakan Sunhaji, Ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar akhirnya membuat video di Instagram. Isinya berupa ajakan pergi umrah gratis untuk Sunhaji.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Ramadan 2025 di Arab Saudi, Cuaca Diprediksi Sedang



Jakarta

Arab Saudi akan memasuki musim semi pada awal Ramadan tahun ini. Ahli meteorologi Saudi mengungkap prediksi cuaca di wilayah tersebut selama puasa.

Dilansir Gulf News dari TV Saudi Rotana Khalijia, Senin (10/2/2025), analis cuaca di Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi (NCM), Aqil Al Aqil, mengatakan Ramadan 2025 bertepatan dengan awal musim semi dengan cuaca sedang.

Al Aqil mengatakan cuaca musim semi cenderung dingin di awal, terutama di wilayah Arab Saudi bagian utara, dan sedang di wilayah lainnya.


Selama Ramadan, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus serta nafsu lainnya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Kewajiban puasa disyariatkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa Ramadan 1446 H/2025 M akan berlangsung pada Maret. Menurut sejumlah prediksi dari perhitungan astronomis, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

Selain puasa, umat Islam akan berbondong-bondong datang ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah umrah. Ramadan menjadi puncak musim umrah tahunan yang berlangsung di Arab Saudi.

Pada 2024, Otoritas Arab Saudi mencatat lebih dari 30 juta muslim dari berbagai penjuru dunia umrah sepanjang Ramadan.

Media lokal Inside the Haramain melaporkan, Masjidil Haram mencapai kapasitas maksimum jelang 10 hari terakhir Ramadan. Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi disebut telah mengerahkan tenaga secara maksimal untuk mengendalikan kerumunan di masjid terbesar di dunia itu.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Arab Saudi Buka Pendaftaran Umrah Ramadan 2025, Ini Ketentuannya


Jakarta

Ramadan menjadi puncak musim umrah tahunan di Tanah Suci. Pemerintah Arab Saudi telah membuka pendaftaran umrah untuk paruh pertama Ramadan 2025.

Dilansir dari Gulf News, Jumat (21/2/2025), pendaftaran umrah Ramadan bisa dilakukan lewat aplikasi Nusuk. Aplikasi ini nantinya akan mengeluarkan izin umrah yang wajib dimiliki setiap jemaah.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat indikator kepadatan di halaman pemesanan untuk hari pertama Ramadan, yang diprediksi mulai 1 Maret 2025, menunjukkan sedang. Namun, pihaknya tidak melaporkan angka spesifik pemesanan itu.


Terjadi peningkatan pemesanan pada dua hari Jumat pertama bulan tersebut, sedangkan pemesanan pada hari-hari lainnya masih rendah.

Umrah bulan Ramadan selalu ramai. Laporan detikHikmah dari Tanah Suci pada Ramadan tahun lalu, area pelataran Ka’bah dipadati jemaah menjelang buka puasa dan salat berjamaah. Saat Ramadan, memasuki pelataran Ka’bah juga bukan perkara mudah karena banyaknya jemaah umrah.

Otoritas Arab Saudi mencatat lebih dari 30 juta umat Islam menunaikan umrah selama Ramadan 2024. Seorang pejabat otoritas yang bertanggung jawab atas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Walid Basamad, dalam wawancaranya dengan TV Saudi Al Ekhbariya mengatakan direktorat terkait telah bekerja untuk memastikan layanan berkualitas tinggi untuk jemaah yang memadati Masjidil Haram.

Keutamaan Umrah Ramadan

Umrah bulan Ramadan menjadi incaran umat Islam karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW pernah menyebut pahala umrah di bulan Ramadan setara dengan haji.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِامْرَأَةِ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهَا أُمُّ سِنَانٍ مَا مَنَعَكِ أَنْ تَكُونِي حَجَجْتِ مَعَنَا قَالَتْ نَاضِحَانِ كَانَا لِأَبِي فُلَانٍ زَوْجِهَا حَجَّ هُوَ وَابْنُهُ عَلَى أَحَدِهِمَا وَكَانَ الْآخَرُ يَسْقِي عَلَيْهِ غُلَامُنَا قَالَ فَعُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي

Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Nabi SAW bertanya kepada seorang perempuan dari kaum Anshar yang bernama Ummu Sinan, “Apa yang menghalangimu sehingga kamu tidak turut berhaji bersama kami?” Perempuan itu menjawab, “Ada dua saluran air milik ayah anakku (yakni milik suaminya). Ketika suamiku berhaji, putranya yang mengurus salah satu dari dua saluran air tersebut, sedangkan yang satu lagi diurus oleh pembantu kami untuk mengairi kebun kurma milik kami.” Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu berumrah di bulan Ramadan, maka pahalanya seperti haji (atau berpahala seperti haji bersamaku).” (HR Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Lailatul Qadar Terletak pada Malam 23 Ramadan, Begini Penjelasannya



Jakarta

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mencari lailatul qadar pada 10 hari terakhir Ramadan, tepatnya pada malam ganjil. Ada sebuah hadits yang menyebut lailatul qadar jatuh pada malam 23 Ramadan.

Hadits yang menyebut bahwa lailatul qadar terletak pada malam 23 Ramadan diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdillah bin Anis. Ia mengatakan bahwa seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan Anda mencari malam lailatul qadar?”

Rasulullah SAW menjawab, “Carilah ia pada malam 23 Ramadan.”


Imam Muslim juga mengeluarkan hadits dengan redaksi yang lebih panjang tentang keberadaan malam lailatul qadar. Hadits ini termuat dalam Kitab Shahih Muslim, Kitab Puasa dan Kitab I’tikaf. Abu Ahsan bin Usman turut menukilnya dalam Kitab At-Tadzhib fi Adillati Matnil Ghaya wat Taqrib.

Dari Abu Sa’id al Khudri RA, dia berkata, “Rasulullah SAW pernah beritikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan Ramadan untuk mencari lailatul qadar sebelum dijelaskan kepada beliau.”

Kata Abu Sa’id, “Setelah sepuluh malam pertengahan itu berlalu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk dibuatkan bilik, tetapi kemudian dibongkar. Kemudian dijelaskan kepada beliau bahwa malam lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, lalu beliau memerintahkan untuk dibuatkan bilik lagi, akan tetapi dibongkar kembali.

Kemudian beliau keluar menemui orang-orang dan berkata, ‘Saudara-saudara! Sungguh telah dijelaskan kepadaku tentang lailatul qadar, dan aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang hal itu. Namun kemudian datang dua orang yang sama-sama mengaku benar sedangkan mereka ditemani oleh setan. Sehingga lailatul qadar terlupakan olehku. Maka carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, carilah lailatul qadar pada malam ke-9, ke-7, dan ke-5 (dalam sepuluh malam terakhir itu).’

Seseorang berkata, ‘Hai Abu Sa’id! Kamu tentu lebih mengetahui bilangan itu daripada kami.’

Ia menjawab, ‘Tentu kami lebih mengetahui hal itu daripada kalian.’

Orang itu bertanya, ‘Apa yang dimaksud dengan malam ke-9, ke-7, dan ke-5?”

Ia menjawab, ‘Jika malam ke-21 telah lewat, maka yang berikutnya adalah malam ke-22, dan itulah yang dimaksud malam ke-9. Apabila malam ke-23 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam ke-7, jika malam ke-25 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam ke-5.'” (HR Muslim 3/173)

Ada pula riwayat yang menyebut bahwa malam lailatul qadar terletak pada malam ke-27. Ulama Syafi’iyah Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah-nya mengatakan, ini yang menjadi pendapat mayoritas ulama.

Ulama yang meyakini hal ini bersandar dengan hadits yang disebutkan oleh Ubai bin Ka’ab. Ia berkata,

“Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya lailatul qadar itu berada dalam bulan Ramadan. Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui malam ke berapakah dia? Dia adalah malam yang kita diperintahkan untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27. Tandanya, matahari pada pagi harinya tampak putih tak bersinar.”

Hadits tersebut dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahih Muslim, Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, Ahmad dalam Musnad Ahmad, dan At Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi. Adapun, Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Juga dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَانَ مُتَحَرِّهَا، فَلْيَتَحَرَّهَا فِي لَيْلَة سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ

Artinya: “Siapa saja yang berupaya untuk mendapati lailatul qadar, hendaklah ia berupaya untuk mendapatinya pada malam ke-27.” (HR Ahmad dalam Musnad-nya)

Malam 23 Ramadan jatuh pada hari ini, Kamis (13/4/2023) ba’da Magrib hingga Jumat (15/4/2023) dini hari menjelang salat Subuh.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Malam Pertama Bulan Rajab 2024, Dibaca Kapan?


Jakarta

Doa malam pertama bulan Rajab 2024 dapat dijadikan sebagai amalan untuk menyambut Rajab. Melalui sistem penanggalan kalender Hijriah, sebentar lagi ada pergantian bulan dari Jumadil Akhir ke Rajab.

Menurut Kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag). Awal Rajab bertepatan pada Sabtu, 13 Januari 2024 besok.

Hal senada juga didapat dari hasil pantauan hilal oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut ketinggian hilal baru memenuhi kriteria MABIMS pada Jumat, 12 Januari 2024 waktu Maghrib. Hasil itu menandai awal Rajab 2024 jatuh pada Sabtu, 13 Januari 2024.


Dengan kata lain, malam pertama bulan Rajab 2024 bertepatan dengan malam ini, Jumat (12/1/2024). Muslim juga bisa mulai mengamalkan doa malam pertama bulan Rajab atau doa menyambut Rajab berikut.

Doa Menyambut Bulan Rajab 2024

أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Bacaan latin: Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhana.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadan.”

Doa tersebut mengarahkan pada dalil kuat mengenai pengabulan doa pada Rajab, selaras dengan anjuran berbuat amal-amal shalih pada bulan Rajab. Doa itu juga termaktub dalam Al-Hilyah oleh Abu Nuaim, Musnad Al-Firdaus oleh Ad-Dailami, dan Al-Azkar oleh Imam Nawawi.

Meski menurut Ustaz Yusuf Mansyur dalam arsip detikcom, doa tersebut memiliki derajat hadits dhaif atau ringan, tidak ada salahnya untuk membaca doa menyambut Rajab tersebut untuk meminta keberkahan dari Allah SWT sepanjang Rajab.

Tidak hanya itu, dikutip dari laman Kemenag, sejumlah ulama menganjurkan untuk memperbanyak amalan di bulan Rajab atas dasar fadailul a’mal. Beberapa di antaranya, mengerjakan salat sunnah khusus sesudah salat Maghrib, berpuasa sunnah sebulan penuh, memperbanyak istighfar Rajab, dan sholawat Rajab.

Bulan Rajab memiliki makna keagungan dan mulia. Hal ini dapat dibuktikan melalui salah satu firman-Nya yang termaktub dalam surat At Taubah ayat 36 yang disebut bulan haram,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ada dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangi lah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”

Berdasarkan dalil di atas, bulan Rajab termasuk dalam satu dari empat bulan haram. Keempatnya adalah bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma’arif menambahkan, bulan haram merupakan waktu terbaik untuk mengerjakan amal ketaatan hingga para salaf menyukai puasa pada bulan tersebut.

“Pada bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya,” kata Sufyan Ats Tsauri yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Ketentuan Fidyah dalam Islam, Bagaimana Cara Membayarnya?


Jakarta

Ramadhan tinggal menghitung bulan. Pada bulan yang mulia itu, seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa.

Dalil puasa Ramadhan disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 183,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Meski termasuk ibadah wajib, ada sejumlah golongan yang dikecualikan dan boleh membayar fidyah. Dalam Islam, fidyah adalah pengganti atau tebusan yang membebaskan seorang mukallaf dari perkara hukum yang berlaku padanya seperti disebutkan dalam buku Kupas Tuntas Fidyah susunan Sutomo Abu Nashr Lc.

Terkait fidyah termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 184 yang berbunyi,

وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Artinya: “…Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin…”

Ketentuan Membayar Fidyah

1. Bisa Dibayar dengan Makanan Pokok

Mengacu pada sumber yang sama, para ulama sepakat bahwa fidyah dapat dibayarkan dengan makanan pokok. Imam Malik dan Imam As-Syafi’i menyebut ketentuan fidyah yang harus dibayar sebesar 1 mud gandum atau sama dengan 0,75 kilogram. Setara telapak tangan yang ditengadahkan saat berdoa.

Adapun, mazhab Hanafi berpandangan fidyah yang dikeluarkan ialah sebesar 2 mud atau 1/2 sha’ gandum setara dengan 1,5 kg. Biasanya aturan ini digunakan untuk kaum muslimin yang membayar fidyah beras.

2. Besaran Fidyah dalam Bentuk Uang

Fidyah dengan uang ini didasarkan dari pendapat mazhab Hanafi. Pembayaran fidyah dengan uang harus sebanding dengan harga makanan pokok yang dikonsumsi.

Prof Wahbah Az Zuhaili dalam Terjemah Fiqhul Islam wa Adillatuhu mengatakan bahwa menurut mazhab Hanafi, pemberian makanan untuk fakir miskin adalah memenuhi kebutuhan mereka. Tujuan tersebut bisa tercapai dengan membayar qimah atau nominal harta yang sebanding dengan makanan.

Merujuk pada SK Ketua BAZNAS Nomor 7 Tahun 2023 mengenai Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, nilai fidyah dalam bentuk uang setara dengan Rp 60.000/hari/jiwa.

3. Golongan yang Boleh Membayar Fidyah

Mengutip Kitab Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq, ada empat golongan yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa tetapi wajib membayar fidyah, yakni memberi makan orang miskin setiap hari yang ditinggalkannya.

Yang termasuk golongan ini adalah orang tua renta, perempuan yang lemah, orang sakit menahun yang sulit harapan sembuhnya, dan para pekerja berat. Ibnu Abbas RA mengatakan,

“Orang tua diperbolehkan untuk berbuka. Sebagai gantinya, ia memberikan makanan kepada satu orang miskin untuk setiap harinya. Ia tidak wajib mengqadhanya.” (HR Daruquthni dalam Sunan Daruquthni dan Hakim dalam Mustadrak Hakim. Keduanya mengatakan hadits ini memiliki sanad yang shahih)

Adapun, yang dimaksud perempuan lemah ialah ibu hamil dan menyusui. Dikhawatirkan kondisi mereka atau anaknya akan terdampak bila berpuasa.

Sementara itu, terkait orang yang sakit menahun dan sulit diharapkan kesembuhannya maka ia dia dihukumi seperti orang tua yang renta. Oleh sebab itu, wajib baginya membayar fidyah sebagaimana merujuk pada pendapat ulama Syafi’iyyah.

Mengenai pekerja berat ini merujuk pada pekerja yang melakukan pekerjaan berat dan bila tidak bekerja maka tidak akan mendapat penghasilan. Artinya, pekerjaan berat itu menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Pilihan di Bulan Ramadan yang Penuh Berkah


Jakarta

Umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan selama bulan Ramadan karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Salah satunya dengan membaca doa pilihan di bulan Ramadan.

Ulama Syafi’iyyah Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah-nya yang diterjemahkan Abu Aulia dan Abu Syauqina menyebutkan sejumlah hadits tentang keutamaan bulan Ramadan dan beramal pada bulan tersebut. Dikatakan, Abu Hurairah RA meriwayatkan ketika bulan Ramadan telah tiba, Rasulullah SAW bersabda,

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِينُ، فِيْهِ لَيْلَةً خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ


Artinya: “Bulan yang penuh berkah telah datang kepada kalian. Allah telah mewajibkan puasa di bulan itu kepada kalian. Di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapat kebaikannya, ia benar-benar tidak mendapat kebaikan.” (HR an-Nasa’i dalam Sunan Nasa’i, Baihaqi dalam Sunan Baihaqi, dan Ahmad dalam Musnad Ahmad)

Salah satu amalan yang bisa dilakukan untuk meraih keberkahan bulan Ramadan adalah memanjatkan doa. Berikut kumpulan doa pilihan bulan Ramadan diambil dari kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahka Ulin Nuha.

Doa Pilihan di Bulan Ramadan

Doa Melihat Hilal (Bulan Sabit)

Diriwayatkan dalam Musnad ad-Darimy dari kitab At-Tirmidzi, Thalhah Ubaidillah RA berkata, “Sesungguhnya jika Rasulullah SAW melihat hilal beliau mengucap,

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah

Artinya: “Ya Allah, hilalkanlah bulan ini pada kami dengan membawa berkah, iman, keselamatan, dan Islam. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.”

Doa Berbuka Puasa

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud, dari Ibnu Umar RA dia berkata, “Jika Rasulullah SAW berbuka beliau mengucap,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah

Artinya: “Telah hilang rasa haus, telah basah urat nadi, serta telah tetap pahala jika Allah menghendaki.”

Doa Berbuka Bersama

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dan lainnya dengan sanad shahih, dari Anas bin Malik RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW menemui Sa’ad bin Ubaddah RA. Lalu Sa’ad menghidangkan roti dan mentega kepada beliau dan beliau memakannya. Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda,

أَفْطَرَ عندَكُمُ الصَّالِمُونَ وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الأَبْرَارُ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ المَلائِكَةُ

Afthara ‘indakumush shaaimuuna wa akala tha’aamakumul abraaru washallat ‘alaikumul malaaikatu

Artinya: “Orang-orang yang berpuasa telah berbuka di rumah kalian dan orang-orang baik telah mengkonsumsi makanan kalian, dan malaikat pun mendoakan kalian.”

Doa Malam Lailatulqadar

Diriwayatkan dalam Sunan At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah, dari Sayyidah Aisyah RA ia mengatakan, Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui datangnya Lailatulqadar, apa yang harus kuucapkan?” Beliau menjawab,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni. Karena itu, ampunilah aku.”

Doa Salat Tarawih

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالإيْمَانِ كَامِلِيْن وَلِلفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنِ وَلِلصَّلاةِ حَافِظِيْنِ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْن وَلَمِا عِنْدَكَ طَالِبِيْنِ وَلِعَفْوكَ رَاجِيْنِ وَبِالْهُدَي مُتَمَسِّكِين وَعَن اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنِ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْن وَفِي الآخِرَةِ رَاغِيين وبالقضَاءِ رَاضِينِ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنِ وَعَلي البَلَاءِ صَابِريْن وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنِ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنِ وَإِلَى الجَنَّةِ دَاخِلِيْن وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنِ وَعَلَى سَرِيْرِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنِ وَمِنْ حُوْرٍ عِينٍ مُتَزَوِّحِينِ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاج مُتَلبِّسِيْن وَمِنْ طَعَامِ الجَنَّةِ آكِلِينِ وَمِنْ لَّبَن وَعَسَلٍ مُصَفًّى شاريين بأكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ مَعَ الَّذِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّين وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِوَالصَّالِحِيْن وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بالله عَلِيْمًا اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي لَيْلَةِ هَذا الشَّهْرِ الشَّرِيفَةِ المُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ المَقْبُوْلِيْن وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينِ

Allâhummaj’al bil îmâni kâmilîn wa lilfarâidhi muaddîn wa lishshalâti hâfidzîn wa lizzakâti fâ’ilîn wa limâ ‘indaka thâlibîn wa li’afwika râjîn wa bil hudâ mutamassikîn wa ‘anillaghwi muʼridhîn wa fid-dunyâ zâhidîn wa fîl âkhirati râghibîn wa bil gadhâ’i râdhîn wa lin-na’mâ’i syâkirîn wa ‘alâl balâ’i shâbirîn wa tahta liwâ’i sayyidinâ Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallama yawmal qiyâmati sâirin wa ilâlhawdhi wâridîn wa ilâl-jannati dâkhilîn wa minan-nâri nâjîn wa ‘alâ sarîr al-karâmati qâ’idîn wan hûrin “în mutazawwijîn wa min sundusin wastabraqin wa dîbâjin mutalabbisin wa min tha’âmil jannati âkilîn wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn bi akwâbin wa abârîqa wa kaʼsin min maʼîn ma’alladzî an’amta ‘alayhim minannabiyyîn wash-shiddîqîn wasy-syuhâdâ’ wash-shâlihîn wa hasuna ulâ’ika rafîqan dzâlikal fadhlu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîma. Allâhummaj’alnâ fî laylati hâdzasyahr syarîfatil mubârakati min al-syu’âdâ’il maqbûlîn wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în birahmatika ya ar-hamar-râhimîn

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami manusia yang senantiasa menyempurnakan iman kami, melaksanakan perintah menjalankan kewajiban-Mu, menjalankan salat, menunaikan zakat, memohon serta mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh kepada petunjuk (yang Kau berikan), meninggalkan kemungkaran, hidup dengan sederhana di dunia, mengharap surga di akhirat, berpasrah pada takdir, bersyukur pada nikmat dan bersabar atas cobaan di bawah bendera syariat Muhammad SAW pada hari kiamat. Dari ajarannya kami datang, ke surga kami menuju, dan juga kami selamat dari api neraka. Kami duduk di atas kain sutra kemuliaan, kami menikahi bidadari yang cantik dan jelita. Kami memakai pakaian yang terbuat dari permadani, sutra, dan perhiasan mewah lainnya. Kami makan dari masakan yang telah tersedia di surga. Kami meminum madu dan susu dengan menggunakan gelas mewah bersama para nabi, orang jujur, syuhada, orang saleh, dan mereka akan menjadi teman setia di surga kelak. Demikianlah keutamaan dari Allah. Allah Maha Mengetahui atas segala yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ya Rabb, jadikan kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini sebagai orang-orang yang senantiasa bahagia dan engkau ampuni. Serta janganlah masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedih dan tertolak. Kami senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya secara keseluruhan dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.”

Doa Salat Witir

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com