Tag Archives: ramadhan

Musim Umrah Ramadan, Saudi Siapkan Gerbang Khusus Akses ke Mataf



Jakarta

Musim puncak umrah sudah dekat. Otoritas Saudi menyarankan jemaah menggunakan gerbang khusus untuk memasuki Masjidil Haram, tempat suci umat Islam yang luas di Makkah.

Dilansir Gulf News, Rabu (5/2/2025), Otoritas Umum untuk Perawatan Dua Masjid Suci menetapkan gerbang khusus bagi jemaah umrah untuk mengakses pelataran Mataf (area terbuka yang mengelilingi Ka’bah) di Masjidil Haram.

Ada tiga gerbang khusus untuk akses jemaah ke Mataf. Gerbang-gerbang tersebut adalah gerbang King Fahd No. 79, Ajyad No. 3 dan Umrah No.62.


Badan negara tersebut menyatakan jumlah gerbang dan pintu keluar khusus dari lokasi Mataf dan Mas’a (lintasan antara Bukit Shafa dan Marwah) dapat menjamin pergerakan jemaah di Masjidil Haram dengan mudah dan lancar, terutama pada jam-jam sibuk.

Gerbang keluar dari area Mas’a berada di lantai dasar dan lantai pertama melalui jembatan Al Shabika, Ajyad dan Al Abbas.

Tawaf dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dan sa’i dengan jalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah termasuk rukun umrah.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Ziarah Kubur Singkat Beserta Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Ada tradisi khusus yang wajib dilakukan oleh umat muslim di Indonesia menjelang bulan Ramadhan, yakni ziarah kubur. Tak hanya sebelum Ramadhan, ziarah kubur sering kali dilakukan menjelang Lebaran atau 1 Syawal.

Dilansir situs an-nur.ac.id, ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan dengan maksud untuk mengambil pelajaran terkait dengan kematian dan kehidupan akhirat. Selain itu, kamu juga bisa mendoakan orang yang telah tiada agar dosa-dosa di dunia dapat diampuni oleh Allah SWT.

Ketika melaksanakan ziarah kubur, ada sejumlah doa yang dibacakan kepada orang yang telah meninggal, baik itu orang tua, sanak saudara, atau keluarga terdekat. Lalu, seperti apa bacaan doa ziarah kubur singkat? Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini.


Bacaan Doa Ziarah Kubur Singkat Beserta Artinya

Sebenarnya, ada banyak doa yang bisa kamu baca ketika berziarah kubur. Dalam artikel ini, detikHikmah akan membagikan bacaan doa ziarah kubur singkat beserta artinya yang dikutip dari buku 100 Doa Harian untuk Anak oleh Nurul Ihsan.

1. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ

Latin: Assalaamu ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa yarhamullahu almustaqdimiina minna wal musta’khiriina wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun

Artinya: “Salam atas penghuni pemukiman yang terdiri dari orang-orang Mukmin dan Muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang terdahulu dari kita dan orang-orang belakangan. Sungguh kami insya Allah benar-benar akan menyusul kamu.” (HR Muslim, dari Aisyah)

2. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ، أسألُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُم العَافِيَةَ

Latin: Assalaamu ‘alaikum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun wa asalu Allahu lanaa wa lakumul ‘aafiyah

Artinya: Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah untuk kami dan kamu afiat.” (HR Muslim, dari Buraidah)

3. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ أنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ، وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ

Latin: Assalaamu ‘alaikum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun, antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba’un

Artinya: “Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Kalian adalah pendahulu kami, dan kami akan mengikuti kalian.” (HR Nasa’i & Ibnu Majah).

4. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عَلَيْكُم دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

Latin: Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’miniin wa innaa in syaa’allaahu bikum laahiquun

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian, wahai penghuni kuburan dari kaum mukmin, dan insya Allah kami akan menyusul kalian.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)

5. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ القُبُورِ يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ، أَنْتُمْ سَلَفْنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ

Latin: Assalaamu ‘alaikum yaa ahlal qubuur yaghfirullaahu lanaa wa lakum antum salafnaa wa nahnu bil atsar

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian, wahai ahli kubur. Semoga Allah SWT mengampuni kami dan kalian, kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul kalian.” (HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas)

Dasar Hukum Ziarah Kubur

Dalam Islam, ziarah kubur bagi laki-laki hukumnya adalah sunah, sedangkan bagi perempuan hukumnya adalah mubah. Awalnya, Rasulullah SAW sempat melarang melakukan ziarah kubur, akan tetapi larangan tersebut mansukh (diubah) menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam suatu hadist, yakni sebagai berikut:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian.” (HR. Muslim).

Lalu, dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Buraidah Radhiyallahu’anhu, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ، فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَ

Artinya: “Saya pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang telah diizinkan untuk Muhammad SAW menziarahi makam ibunya, maka berziarahlah, karena (berziarah kubur itu) dapat mengingatkan akhirat.” (HR. Tirmidzi no. 1054, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Hikmah dari Ziarah Kubur

Adapun sejumlah hikmah yang bisa didapat setelah melakukan ziarah kubur, yakni sebagai berikut:

  1. Mengingatkan manusia dengan kematian.
  2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
  3. Selalu ingin berbuat baik kepada manusia saat masih hidup di dunia, agar bisa mengumpulkan pahala untuk bekal di alam kubur dan hari akhir.
  4. Mendoakan orang yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya.
  5. Menyadarkan diri sendiri bahwa suatu saat kita akan meninggal dunia dan meninggalkan segala harta serta orang yang kita cintai.

Nah, itu dia penjelasan mengenai bacaan doa ziarah kubur singkat beserta bahasa Arab, latin, dan artinya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin melakukan ziarah kubur.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa Nisfu Syaban Lengkap Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Doa nisfu Syaban pada dasarnya adalah doa yang diucapkan pada malam hari di pertengahan bulan Syaban, yakni bulan sebelum Ramadhan. Dipercaya menggugurkan dosa.

Hafidz Muftisany dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Islam: Mengenal Hujjatul Islam hingga Mengenal Mukimin Jawi menjelaskan bahwa momen khusus di pertengahan bulan Syaban disebut dengan nisfu Syaban.

Nisfu sendiri artinya adalah pertengahan atau seperdua. Maka, nisfu Syaban dapat diartikan sebagai waktu pertengahan di bulan Syaban.


Bulan Syaban ini menjadi waktu yang penting bagi sebagian muslim, mengingat inilah bulan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan yang mulia. Oleh karena itu, banyak yang mengamalkan ibadah-ibadah khusus di nisfu Syaban demi menyambut bulan puasa itu.

Syekh Albani menegaskan bahwa malam nisfu Syaban adalah waktu yang baik sebab Allah SWT mengampuni seluruh makhluk-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam nisfu Syaban, Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Salah satu ibadah yang banyak digaungkan di antara umat Islam adalah doa. Lantas, bagaimana doa nisfu Syaban yang bisa diamalkan tersebut? Berikut selengkapnya!

Doa Nisfu Syaban

Dikutip dari arsip detikHikmah, doa nisfu Syaban ada dua macam, yaitu:

1. Doa Nisfu Syaban Pertama

اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ يَاذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ظَهَرَ اللأَجِينَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَأَمَانَ الخَائِفِينَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقْتَرًا عَلَى فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَاقْتَارَ رِزْقِي وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمَ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ الهِي بِالتَّجَلِي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَ يُبْرَمُ اصْرِفْ عَنِّي مِنَ البَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلامُ الغُيُوبِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan latin: Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu ‘alaika ya dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thouli wal in’aam laa ilaaha illaa anta, zhoharul laajiin, wa jaarol mustajiiriin, wa amaanal khoo-ifiin.

Allaahumma in kunta katabtanii ‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan awmahruuman awmathruudan awmuqtarron alayya fir rizqi famhu.

Allaahumma bifadhlika fii ummil kitaabi syaqoowatii wahirmaanii wathordil walq taaro rizqii wa atsbitnii indaka fii ummil kitaabi sa’iidam marzuuqom muwaffaqal lil khairaat. Fa innaka quita waqoulukal haqqu fii kitaabikal munzali ‘alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa-u wayutsbitu wa’indahuu ummul kitaabi.

llaahil bittajallil a’zhomi fii lailatin nishfi min syahri sya’baanal mukarromillatii yufraqu fiihaa kullu amrin haklim wayubromu ishrif ‘annii minal balaa-l maa a’lamu wamaa laa a’lamu wa anta allaamu! ghuyuubi birohmatika yaa arhamar raahimiin.
Washollallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aalihil washohbihi wasallam.

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, wahai Yang memiliki anugerah dan tiada yang memberi anugerah kepadaMu, wahai Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai yang mempunyai kekuasaan dan yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan dan tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan.

Ya Allah Tuhanku, jika Engkau telah menetapkan diriku di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) yang berada di sisiMu sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir atau disempitkan rezekinya sudilah kiranya Engkau menghapuskan.

Ya Allah Tuhanku, berkat karuniaMu apa yang ada dalam Ummul Kitab yaitu perihal diriku sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir dan sempit rezeki. Dan sudilah kiranya Engkau menetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisiMu agar aku menjadi orang yang berbahagia, mendapat rezeki yang banyak lagi beroleh kesuksesan dalam segala kebaikan karena sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitabMu dan firmanMu adalah benar yang diturunkan melalui lisan Nabi yang Engkau utus. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisiNya ada Ummul Kitab.

Ya Tuhanku, berkat penampilan yang Mahabesar (dari rahmatMu) pada malam pertengahan bulan Syaban yang mulia ini diperincikanlah segala urusan yang ditetapkan dengan penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau menghindarkan diriku dari segala bencana yang aku ketahui dan yang tidak kuketahui serta yang lebih Kau ketahui (daripadaku), dan Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib, berkat rahmatMu wahai yang maha penyayang di antara para penyayang.

Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada jun jungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga Dia melimpahkan salam sejahtera (kepada mereka).”

2. Doa Nisfu Syaban Kedua

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللهُمَّ إِنِّيْ اللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَ اْلمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة

Bacaan latin: Allaahumma innaka ‘afuwwung tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Allaahumma innii asalukal ‘afwa wal ‘aafiyata wal mu’aafaataddi imati fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat.”

Tentang Amalan Nisfu Syaban

Tentang amalan-amalan nisfu Syaban sebagian ulama mengatakan bahwa hal ini tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW sama sekali. Sehingga termasuk ke dalam ibadah bid’ah yang lebih baik dihindari.

Hal tersebut sebagaimana disimpulkan oleh Ammi Nur Baits dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Artikel Sya’ban dan Ramadhan: Tanya Jawab tentang Bulan Sya’ban dan Ramadhan.

Bahkan, banyak ulama yang menyimpulkan bahwa hadits-hadits yang menyatakan tentang keutamaan-keutamaan bulan nisfu Syaban adalah hadits dhaif. Termasuk juga hadits yang sudah disebutkan di atas.

Namun Imam Al-Bani berpendapat bahwa hadits tersebut sahih karena memiliki banyak jalur dan satu sama lain saling menguatkan. Sehingga baik dipakai.

Meskipun amalan doa nisfu Syaban ini tidak dilandaskan pada hadits sahih Rasulullah SAW tertentu, namun Syekh Muhammad bin Darwisy dalam Kitab Asna Al Mathalib mengatakan tidak ada salahnya bagi muslim untuk mengamalkannya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Ziarah Kubur Orang Tua Singkat sebelum Ramadhan


Jakarta

Doa ziarah kubur adalah salah satu amalan dalam berziarah yang menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat muslim di Indonesia jelang Ramadhan. Salah satunya bisa mengunjungi makam orang tua yang sudah meninggal dunia.

Dikutip dari buku Mari Ziarah Kubur oleh Abdurrahman Misno BP, amalan ziarah kubur ke makam orang tua sudah dilakukan sejak Rasulullah SAW kecil diajak oleh ibunya untuk berziarah ke makam sang ayah. Amalan serupa pun dilanjutkan Rasulullah SAW saat ibunya wafat sebagaimana didasarkan dari hadits berikut,

زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْك َى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَ مْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَز ُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ


Artinya: “Nabi Muhammad SAW berziarah ke kuburan ibunya, lalu beliau menangis dan menangislah orang orang di sekitarnya. Beliau bersabda, ‘Aku minta izin kepada Tuhanku guna memohonkan ampun kepada ibuku, namun Dia tidak memberi izin padaku. Dan aku minta izin untuk berziarah ke kuburannya, maka Dia memberi izin kepadaku. Karena itu, berziarahlah kalian ke kuburan-kuburan karena ziarah itu mengingatkan kepada kematian’.” (HR Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan yang lainnya)

Dalil itu pula yang melandasi kebolehan ziarah kubur yang sempat dilarang pengamalannya. Larangan ini, mengutip buku Risalah Shaum karya Wawam Shofwan, sempat berlaku lama pada masa awal Islam yang saat itu masih kental dengan kesyirikan.

Sebaliknya, konsep ziarah kubur dalam Islam pada dasarnya dimaknai sebagai pengingat kematian bagi muslim. Khusus untuk anak yang ditinggalkan orang tuanya dapat memanfaatkan momen tersebut dengan mengirim doa ziarah kubur untuk orang tuanya.

Adapun bacaan doa ziarah kubur dan tuntunannya yang dilansir dari Nurul Ihsan dalam buku 100 Doa Harian Untuk Anak adalah sebagai berikut.

Doa dan Tuntunan Ziarah Kubur Orang Tua

  • Doa Ziarah Kubur Singkat Arab, Latin, dan Artinya

Ada bacaan doa ziarah kubur singkat saat berziarah ke makam orang tua. Doa tersebut dapat diamalkan melalui salam saat mendatangi makam.

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ للاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ.

Bacaan latin: Assalaamu ‘alaikum ahlad diyaari minal mukminiina wal muslimiina wa innaa insyaa Allaahu la-laahiquuna as-alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyah

Artinya: “Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Aku memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian.” (HR Muslim)

Atau membaca salam berikut,

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Bacaan latin: Assalamu’alaìkum dara qaumìn mu’mìnîn wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun

Artinya: “Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.” (HR Muslim)

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan salam berikut saat memberi salam pada makam di Madinah. Berikut doa ziarah kubur singkat dari riwayat Ibnu Abbas RA,

Assalaamu ‘alaikum, ya ahlal quburi yaghfirullaahu lanna wa lakum antum salafunaa wa nahnu bil atsari.

Artinya: “Semoga keselamatan tetap atas kamu, wahai penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni kami dan kamu. Kamu orang-orang yang mendahului kami, dan kami akan menyusul (orang-orang terdahulu).” (HR At-Tirmidzi)

  • Tuntunan Ziarah Kubur Orang Tua

1. Mengucapkan salam sebagaimana disebutkan sebelumnya

2. Membaca surah-surah pendek dalam Al-Qur’an yakni, surah Al-Qadr (7 kali), surah Al-Fatihah (3 kali), surah Al-Falaq (3 kali), surah An-Nas (3 kali), surah Al-Ikhlas (3 kali), dan Ayat Kursi (3 kali).

3. Membaca doa ziarah kubur versi lengkap sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Bacaan latin: Allahummaghfìrlahu warhamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khotoya kamaa yunaqqas saubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.

Artinya: “Ya Allah, berilah keampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam syurga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)

4. Tidak jalan melangkahi atau duduk di atas kuburan

5. Bersuci terlebih dahulu sebelum berziarah

6. Tidak salat menghadap kuburan

Sebagai anak yang berbakti, hendaknya muslim mengamalkan doa ziarah kubur orang tua saat berziarah tersebut. Mendoakan orang tua yang sudah meninggal termasuk dalam wujud bakti pada mereka.

Melalui hadits yang dikutip dari buku 100 Hadits Pilihan (Materi Hadalan, Kultum, dan Ceramah Agama) oleh Muh. Yunan Putra menjelaskan, anak yang berbakti dan selalu mendoakan orang tua yang telah tiada dapat menjadi pahala jariyah yang selalu mengalir kepada mereka.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ وَمُسْلِم)

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim)

Demikianlah doa ziarah kubur untuk orang tua yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Kamilin Lengkap, Dibaca Seusai Salat Tarawih


Jakarta

Doa kamilin merupakan bacaan yang sering dipanjatkan pada bulan Ramadhan, tepatnya seusai salat tarawih. Doa ini berisi memohon permohonan kesempurnaan iman kepada Allah SWT.

Mengutip buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan susunan Abu Maryam Kautsar Amru, jeda seusai salat tarawih dan hendak memasuki witir ini menjadi waktu pembacaan doa kamilin. Biasanya, ada seorang bilal yang memimpin pembacaan doa kamilin.

Lantas, seperti apa bacaan doa kamilin?


Bacaan Doa Kamilin Lengkap

Berikut bacaan doa kamilin yang dikutip dari buku Misteri Kedua Belah Tangan karya Badruddin Hasyim Subky.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na’mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam.”

Apa Isi Kandungan Doa Kamilin?

Diterangkan melalui buku Kumpulan Kultum Terlengkap & Terbaik Sepanjang Tahun karya A R Shohibul Ulum, berikut isi kandungan dari doa kamilin.

1. Kesempurnaan Iman

Cara meraih kesempurnaan iman dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang berlaku baik kepada istrinya.” (HR At-Tirmidzi)

Kandungan selanjutnya yang terdapat dalam doa kamilin ialah dapat menunaikan segala kewajiban. Hal ini dimaknai dengan bertakwa kepada Allah SWT dan menjauhi apapun yang dilarang oleh-Nya.

3. Salat yang Terpelihara

Selanjutnya adalah harapan agar salat yang dikerjakan terpelihara. Yang perlu dipahami adalah Allah SWT tidak hanya memerintahkan salat, melainkan juga meminta kaum muslimin untuk memelihara dan menegakkannya.

Salat kaum muslimin harus lurus, tegak dan terpelihara. Dengan begitu, insyaAllah kita akan dijauhi dari perbuatan keji dan mungkar.

4. Ikhlas Mencari Ridha Allah SWT

Ikhlas mencari ridha Allah menjadi harapan penyempurna. Artinya, semua amal ibadah harus ditujukan semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah SWT.

Demikian bacaan doa kamilin dan bahasan terkaitnya. Semoga bermanfaat.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Sahur dan Buka Puasa Senin Kamis Sesuai Sunnah


Jakarta

Waktu sahur dan buka puasa termasuk waktu mustajab sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits. Umat Islam bisa mengisi keutamaan waktu tersebut dengan membaca doa sahur dan buka puasa.

Keutamaan waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ


Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari buku Puasa Ibadah Kaya Makna karya Budi Handrianto hukum sahur adalah sunnah. Namun, sahur dianjurkan oleh Nabi SAW karena memiliki banyak keberkahan. Diriwayatkan dalam suatu hadits yang berbunyi,

“Bersahurlah kalian karena di dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sunnah lain dalam berpuasa adalah menyegerakan berbuka. Hal ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Sahl bin Said, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sementara dalam hadits lain dikatakan, “Para sahabat Nabi Muhammad SAW itu adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat makan sahur.” (HR Baihaqi)

Makna dari hadits di atas adalah untuk mengerjakan makan sahur dekat dengan waktu subuh agar memperlama rasa lapar muncul saat puasa dan agar tidak kembali tidur. Sementara itu, dianjurkan menyegerakan buka puasa sebab Allah SWT tidak menyukai menunda orang yang membatalkan puasa sampai tersiksa. Pada buka puasa juga terdapat banyak keberkahan di dalamnya.

Waktu buka puasa juga memiliki keutamaan. Dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Andi Muhammad Syahrir terdapat hadits yang menjelaskan keutamaan ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al Ashr RA, ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ لِلصَّابِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka: doa yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dalam kitab Ash-Shiyam. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih dan Ibnu Asakir menyatakan hadits ini hasan)

Umat Islam bisa membaca doa ketika sahur dan buka puasa, baik dalam puasa wajib maupun puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis. Berikut bacaan doanya.

Bacaan Doa Sahur Puasa Senin Kamis

سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا، رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا، عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ

Samma’a sami’un bihamdillah wa husni balaihi ‘alaina rabbana shohibna wa afdhil ‘alaina ‘aizan billahi minan nari.

Artinya: “Semoga ada yang mendengar yang menyampaikan pujian kepada Allah, dan cobaan-Nya yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, lindungilah kami dan berilah kami karunia dengan berlindung kepada Allah dari api neraka.” (HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dalam Al-Yaum wa Al-Lailah, dan Hakim dalam Al-Musadrak)

Bacaan doa sahur tersebut terdapat dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy. Dikatakan, ketika dalam perjalanan dan tiba waktu sahur, Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut.

Bisa juga membaca doa sahur dengan bacaan istighfar. Berikut bacaannya:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Adapun, umat Islam bisa membaca niat sahur puasa dengan bacaan berikut.

Niat Sahur Puasa Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Puasa Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah Ta’aalaa.”

Niat Sahur Qadha Ramadhan:

Adapun, bagi umat Islam yang ingin melakukan puasa qadha Ramadhan bersamaan dengan puasa Senin Kamis bisa membaca doa berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’aalaa.”

Bacaan Doa Buka Puasa

Ketika memasuki waktu berbuka, umat Islam bisa mengawalinya dengan membaca doa buka puasa. Berikut bacaannya.

Doa buka puasa versi pertama

Di dalam buku Doa-doa Mustajab karya KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, berikut doa buka puasa berdasarkan hadits riwayat Abu Daud.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Doa berbuka puasa versi kedua

Termaktub dalam kitab Sunan Abu Dawud yang turut dinukil Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin

Artinya:” Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Tarawih dan Witir: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Salat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang biasa dilakukan pada bulan Ramadan. Selepas Tarawih, terdapat doa yang biasa dibaca oleh para ulama. Bagaimana bacaan doa Tarawih tersebut?

Ulama fikih Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah yang diterjemahkan Abu Aulia dan Abu Syauqina menjelaskan, salat Tarawih disunnahkan bagi laki-laki dan perempuan. Salat ini dikerjakan dua rakaat-dua rakaat setelah salat Isya sebelum mengerjakan Witir.

Batas pelaksanaan salat Tarawih hingga akhir malam. Ada sejumlah hadits tentang pensyariatan salat Tawarih. Berikut salah satunya.


“Sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat beliau, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Rasul salat lagi maka semakin banyak orang (yang mengikuti salat nabi), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Namun, Rasulullah SAW keluar, lalu ketika pagi harinya beliau bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Doa yang dibaca setelah salat Tarawih biasa disebut doa kamilin. Dikutip dari Panduan Sholat untuk Perempuan karya Nurul Jazimah, berikut bacaan doa kamilin beserta artinya.

Bacaan Doa Tarawih

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالإيْمَانِ كَامِلِيْن وَلِلفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنِ وَلِلصَّلاةِ حَافِظِيْنِ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْن وَلَمِا عِنْدَكَ طَالِبِيْنِ وَلِعَفْوكَ رَاجِيْنِ وَبِالْهُدَي مُتَمَسِّكِين وَعَن اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنِ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْن وَفِي الآخِرَةِ رَاغِيين وبالقضَاءِ رَاضِينِ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنِ وَعَلي البَلَاءِ صَابِريْن وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنِ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنِ وَإِلَى الجَنَّةِ دَاخِلِيْن وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنِ وَعَلَى سَرِيْرِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنِ وَمِنْ حُوْرٍ عِينٍ مُتَزَوِّحِينِ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاج مُتَلبِّسِيْن وَمِنْ طَعَامِ الجَنَّةِ آكِلِينِ وَمِنْ لَّبَن وَعَسَلٍ مُصَفًّى شاريين بأكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ مَعَ الَّذِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّين وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِوَالصَّالِحِيْن وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بالله عَلِيْمًا اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي لَيْلَةِ هَذا الشَّهْرِ الشَّرِيفَةِ المُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ المَقْبُوْلِيْن وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينِ

Allâhummaj’al bil îmâni kâmilîn wa lilfarâidhi muaddîn wa lishshalâti hâfidzîn wa lizzakâti fâ’ilîn wa limâ ‘indaka thâlibîn wa li’afwika râjîn wa bil hudâ mutamassikîn wa ‘anillaghwi muʼridhîn wa fid-dunyâ zâhidîn wa fîl âkhirati râghibîn wa bil gadhâ’i râdhîn wa lin-na’mâ’i syâkirîn wa ‘alâl balâ’i shâbirîn wa tahta liwâ’i sayyidinâ Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallama yawmal qiyâmati sâirin wa ilâlhawdhi wâridîn wa ilâl-jannati dâkhilîn wa minan-nâri nâjîn wa ‘alâ sarîr al-karâmati qâ’idîn wan hûrin “în mutazawwijîn wa min sundusin wastabraqin wa dîbâjin mutalabbisin wa min tha’âmil jannati âkilîn wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn bi akwâbin wa abârîqa wa kaʼsin min maʼîn ma’alladzî an’amta ‘alayhim minannabiyyîn wash-shiddîqîn wasy-syuhâdâ’ wash-shâlihîn wa hasuna ulâ’ika rafîqan dzâlikal fadhlu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîma. Allâhummaj’alnâ fî laylati hâdzasyahr syarîfatil mubârakati min al-syu’âdâ’il maqbûlîn wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în birahmatika ya ar-hamar-râhimîn.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami manusia yang senantiasa menyempurnakan iman kami, melaksanakan perintah menjalankan kewajiban-Mu, menjalankan salat, menunaikan zakat, memohon serta mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh kepada petunjuk (yang Kau berikan), meninggalkan kemungkaran, hidup dengan sederhana di dunia, mengharap surga di akhirat, berpasrah pada takdir, bersyukur pada nikmat dan bersabar atas cobaan di bawah bendera syariat Muhammad SAW pada hari kiamat. Dari ajarannya kami datang, ke surga kami menuju, dan juga kami selamat dari api neraka. Kami duduk di atas kain sutra kemuliaan, kami menikahi bidadari yang cantik dan jelita. Kami memakai pakaian yang terbuat dari permadani, sutra, dan perhiasan mewah lainnya. Kami makan dari masakan yang telah tersedia di surga. Kami meminum madu dan susu dengan menggunakan gelas mewah bersama para nabi, orang jujur, syuhada, orang saleh, dan mereka akan menjadi teman setia di surga kelak. Demikianlah keutamaan dari Allah. Allah Maha Mengetahui atas segala yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ya Rabb, jadikan kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini sebagai orang-orang yang senantiasa bahagia dan engkau ampuni. Serta janganlah masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedih dan tertolak. Kami senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya secara keseluruhan dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.”

Pelaksanaan salat Tarawih disambung dengan salat Witir dengan rakaat ganjil, bisa satu atau tiga rakaat. Seperti salat Tarawih, ada juga bacaan doa setelah salat Witir. Berikut bacaan dan artinya dikutip dari Kumpulan Doa & Dzikir Ramadhan karya Ammi Nur Baits.

Bacaan Doa Witir

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Nuzulul Quran Arab Beserta Artinya pada 17 Ramadan


Jakarta

Peristiwa Nuzulul Quran menandai waktu Al-Qur’an pertama kali diturunkan ke dunia pada 17 Ramadan. Ada bacaan doa yang dapat diamalkan pada malam Nuzulul Quran tersebut.

Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW yang melalui Malaikat Jibril. Dinukil dari Tafsir Salman susunan Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB, Nabi Muhammad SAW yang tengah menyendiri di Gua Hira pada 17 Ramadan 610 M menerima wahyu pertama berupa surah Al-Alaq ayat 1-5.

Al-Qur’an juga diturunkan secara berangsur-angsur dan dikisahkan dalam Al-Qur’an surah Al Isra ayat 106. Allah SWT berfirman,


وَقُرْءَانًا فَرَقْنَٰهُ لِتَقْرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَٰهُ تَنزِيلًا

Artinya: ” Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap .”

Dikutip dari buku Sukses Berburu Lailatul Qadar karya Muhammad Adam Hussein, terdapat sebuah riwayat yang mengatakan Al-Qur’an diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dalam kurun waktu 23 tahun.

Hal ini berlandaskan pada riwayat dari Ibnu Abbas yang berbunyi, “Al-Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur- angsur kepada Rasulullah SAW sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 23 tahun.” (HR Thabari An Nasai)

Sebagai muslim yang berpedoman teguh pada kitab suci Al-Qur’an, sudah sepatunya memperingati malam Nuzulul Quran dengan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari. Adapun bacaan doa Nuzulul Quran yang muslim dapat amalkan pada malam Nuzulul Quran adalah sebagai berikut.

Kumpulan Doa Malam Nuzulul Quran 17 Ramadan

1. Bacaan Doa Malam Nuzulul Qur’an Versi Pertama

اللهم نور قلوبنا بنور هدايتك كما نورت الارض بنور شمسك ابدا ابدا برحمتك يا ارحم الراحمين

Allahumma nawwir quluubanaa bi tilaawatil qur’an, wa zayyin akhlaa qonaa bijaahil qur’an, wa hassin a’maalanaa bi dzikril qur’an, wa najjinaa minan naari bi karoo matil qur’an, wa adkhilnal jannata bi syafaa’til qur’an.

Artinya: “Ya Allah sinari hati kami sebab membaca Al-Qur’an, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur’an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur’an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur’an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa’at Al-Qur’an.”

2. Bacaan Doa Malam Nuzulul Qur’an Versi Kedua

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Allahummagfir lii wa liwaalidayya arhamhumaa kamaa robbayaani shoghiiroo

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku semenjak kecil.”

3. Bacaan Doa Malam Nuzulul Qur’an Versi Ketiga

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma innaka ‘aufuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni

Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.”

4. Bacaan Doa Khatam Al-Qur’an saat Malam Nuzulul Quran

Doa ini dapat dibaca saat setelah mengkhatamkan Al-Qur’an. Berikut bacaanya.

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Allahumarhamni bil qur’an. Waj’alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohman. Allahumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa ‘allimni minhu maa jahiltu. Warzuqnii tilawatahu aana allaili wa athrofannahar waj’alhu li hujatan ya rabbal ‘alamin.

Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur’an. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai tuhan semesta alam.”

Keistimewaan Malam Nuzulul Qur’an

Menurut Abdurrazzaq Ash-Shadr dalam buku Berzikir Cara Nabi, ada beberapa keutamaan yang bisa yang terkandung di dalam Nuzulul Quran.

1. Bertepatan dengan Ramadan

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya oleh ‘Atiyah bin Al-Aswad, “Ada keraguan dalam hatiku tentang firman Allah, ‘Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, begitu juga firman-Nya, ‘Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi’, dan firman-Nya, ‘Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam Al-Qadar.’ Sedangkan, Al-Qur’an ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Safar, dan bulan Rabi’?”

Ibnu Abbas menjawab, “Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan sekaligus pada bulan Ramadan di malam Qadar, malam yang diberkahi. Kemudian Al-Qur’an yang terpisah-pisah di beberapa tempat bintang diturunkan secara tartil dalam beberapa bulan dan hari.”

2. Karunia Besar dari Allah SWT

Berkaitan dengan poin sebelumnya, pada bulan Ramadan umat Islam akan mendapatkan karunia yang besar dari Allah berupa wahyu dan petunjuk-petunjuk, hal ini disampaikan di dalam surah Al Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَات ٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil).

3. Diampuni Dosanya yang Telah Lalu

Malam Nuzulul Quran juga bertepatan dengan Lailatul Qadar. Turut dijelaskan juga dalam sebuah hadits bahwa segala dosanya akan diampuni oleh Allah SWT. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia mengatakan Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa melaksanakan salat pada malam Lailatulqadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari)

4. Malam Keberkahan

Malam Nuzulul Quran atau malam diturunkannya Al-Qur’an ke bumi disebut sebagai malam yang penuh berkah. Allah SWT berfirman dalam surat Ad Dukhan ayat 3,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan,”

5. Dicatatnya Takdir Tahunan

Malam Nuzulul Quran juga disebut sebagai malam di mana takdir tahunan dicatat. Dijelaskan dalam surah Ad Dukhan ayat 4 yang berbunyi,

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

Artinya: “Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,”

Dilansir dari laman IAIN Madura, urusan yang dimaksud dalam ayat di atas meliputi urusan takdir terkait rezeki, hidup, mati, untung, dan sebagainya. Artinya, dengan mengerjakan amalan kebaikan selama malam Nuzulul Quran diharapkan juga mendapat takdir yang berkah selama setahun penuh.

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Akhir Ramadan Shahih yang Diajarkan Rasulullah SAW


Jakarta

Ada doa akhir Ramadan shahih yang diajarkan Rasulullah SAW menjelang masuknya bulan Syawal. Doa tersebut berisikan permohonan dan pengampunan pada Allah SWT.

Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan terdapat banyak sekali kemuliaan, sehingga Rasulullah SAW pun menganjurkan kita untuk banyak beribadah dan berdoa.

Dikutip dari buku 100 Hujjah Aswaja Yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Syirik dan Kafir oleh Ma’ruf Khozin, keutamaan terbesar bulan Ramadan tidak terdapat di awal-awal bulan Ramadan, namun di akhir. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Aisyah RA yang berbunyi,

“Jika Nabi SAW telah masuk ke 10 terakhir Ramadan maka Nabi mengencangkan ikat sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari)


Selain itu, pada hari-hari terakhir Ramadan, terdapat malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan yang selalu dinanti oleh setiap muslim yang beriman.

Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Menurut buku Itikaf Penting dan Perlu karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, anjuran tersebut disampaikan pada sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda,

“Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal ganjil dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadan.” (HR Bukhari)

Setelah sebulan penuh puasa Ramadan dan mendapatkan malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW menganjurkan muslim mengamalkan salam perpisahan dengan bulan Ramadan dengan membaca doa berikut.

Doa Akhir Ramadan Sesuai Sunah dari Rasulullah SAW

Doa akhir Ramadan dapat dibaca seperti yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA dari Muhammad al Mustafa,

“Beliau bersabda, ‘Siapa yang membaca doa ini pada hari terakhir Ramadan, ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan di antaranya menjumpai Ramadan mendatang atau pengampunan dan rahmat Allah’.”

Berikut bacaan doa akhir Ramadan yang dimaksud hadits tersebut.

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْع لْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا

Allahuma laa taj’alhu aakhiril’ahdi min shiyaminaa iyyaahu, fain ja’altahu faj’alnii marhuuman walaa taj’alnii mahruuman.

Artinya: Ya Allah, janganlah Kau jadikan puasa ini yang terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikan sebaliknya (sebagai puasa terakhir), jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi dan jangan jadikan aku sebagai orang yang Engkau jauhi.

Dinukil dari buku Mafatih Al Jinan Jilid 2 (Kunci-kunci Surga edisi Indonesia) karya Syekh Abbas Al Qummi, terdapat riwayat lain mengenai bacaan doa perpisahan bulan Ramadan yang dapat dibaca di akhir Ramadan.

Sayyid Ibnu Tawis meriwayatkan dari Imam Shadiq bahwa barang siapa yang mengucapkan salam perpisahan dengan bulan Ramadan seraya membaca doa berikut yang artinya, “Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan ini sebagai masa terakhirku untuk berpuasa dalam bulan Ramadan dan aku berlindung kepada-Mu supaya fajar malam ini terbit kecuali Engkau telah mengampuniku.”

Doa tersebut dipanjatkan agar Allah SWT akan mengampuninya sebelum pagi tiba dan ia akan menganugerahkan kepadanya tobat dan kembali ke haribaan-Nya.

Amalan Hari Terakhir Bulan Ramadan

Masih merujuk pada buku yang sama, selain membaca doa di atas, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan pada malam akhir Ramadan seperti berikut.

1. Mandi

2. Membaca surah Al-An’am, Al- Kahfi, Yasin dan bacaan “Astagfirullah waatubuilaih” sebanyak 100x

3. Lalu, membaca doa yang dinukil oleh Syekah Kulaini RA dari Imam Ja’far Shadiq berikut bacaan doanya:

اللهُمَّ هَذَا شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أَنزَلْتَ فِيهِ الْقُرْآنَ وَقَدْ تَصَرَّمَ وَأَعُوذُ بِوَجْهِكَ الكَرِيمِ يَا رَبِّ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ مِنْ لَيْلَتِيْ هَذِهِ أَوْ يَتَصَرَّمَشَهْرُرَمَضَانَ وَ لَكَ قِبَلِي تَبِعَةُ أَوْ ذَنْبُ تُرِيدُ أَنْ تُعَذِّبَنِي بِهِ يَوْمَ أَلْقَاكَ

Allahumma hadzaa syahru ramadhaanaladzii anzalta fiihil quraana wa qadtasharrma wa a’udzubiwajhikalkariimi yaa rabbi anyathlu’al fajru min laylatii hadzihi auyatasharrama syahru ramadhan wa laka qibalii tabi’atun aw dzanbun turiidu an tu’adzibanii bihi yauma alqaaka

Artinya: Ya Allah, ini adalah bulan Ramadan yang Engkau telah menurunkan Al-Qur’an di dalamnya dan ia telah berlalu. Aku berlindung kepada Zat-Mu yang Mulia, ya Rabbi supaya fajar malamku ini tidak terbit atau bulan Ramadan ini berlalu sedangkan aku masih memiliki tanggungan untuk-Mu atau dosa yang dengannya Engkau akan menyiksa pada hari aku berjumpa dengan-Mu.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Membaca Al-Waqiah, Amalan Penarik Rezeki


Jakarta

Al-Waqiah adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang dikenal sebagai surat penuh berkah. Memiliki khasiat yang besar.

Mengutip buku Mau Kaya? Yuk, Baca Al-Waqiah karya Sukron Abdilah, surat Al-Waqiah terdiri atas 96 ayat dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah. Al-Waqiah diambil dari perkataan Al-Wa’qiah yang terdapat pada awalan surat, yang berarti “Hari Kiamat”.

Surat Al-Waqiah banyak dibaca dan diamalkan oleh sebagian besar umat Islam, mengingat keutamaan dan fadhillahnya. Ada beberapa hadits Rasulullah mengenai keutamaan surat Al-Waqiah,


“Barangsiapa membaca surat Al-Waqiah setiap malam, dia tidak akan mengalami kefakiran (kemelaratan)”. (HR Al-Baihaqi)

Hal serupa juga dijelaskan Ustadz Ramadhan dalam buku yang ditulisnya Rahasia Dahsyat Al-Fatihah, Ayat Kursi dan Al-Waqiah untuk Kesuksesan Karier, bahwa surat Al-Waqiah memiliki keutamaan sebagai penarik rezeki. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa membaca surah Al Waqiah setiap malam, maka tidak akan menimpa kepadanya kemiskinan. Dan surah Al Waqiah adalah surat kaya, maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anak kamu. (HR. Abu Ubaid, Al-Harits, Abu Ya’la, dan Ibnu Murdaweh)

Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, “Ajarkanlah kepada istri-istri kalian surah Al Waqiah, karena ia surat kekayaan.”

Sedangkan dalam kitab Al-Adzkar yang disusun Imam Nawawi dan diterjemahkan oleh Ulin Nuha, diterangkan bahwa waktu yang tepat untuk membaca surat Al-Waqiah adalah setiap malam. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Sunni, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat Al Waqiah pada setiap malam hari, niscaya ia tidak akan tertimpa kemiskinan.”

Adapun yang menganjurkan membaca surat Al-Waqiah setelah sholat Ashar, biasanya dibaca sebanyak 14 kali. Adapun waktu lain yang mustajab untuk membaca surat Al-Waqiah yaitu setelah sholat Subuh dan Isya.

Lantas apa yang harus dilakukan setelah membaca surat Al-Waqiah? Dianjurkan untuk menutup dengan melantunkan doa kepada Allah. Berikut ini bacaan doa setelah membaca surat Al-Waqiah.

Doa Setelah Membaca Al-Waqiah

Membaca doa setelah melantunkan surat Al-Waqiah penting diamalkan umat Islam. Dalam kitab Khulashah Al-Madad An-Nabawi yang disusun oleh Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, berikut bacaannya:

اَللَّهُمَّ صُنْ وُجُوْهَنَا بِاْليَسَارِ,وَلاَتُوهِنَّابِاْلاِقْتَارِ , فَنَسْتَرْزِقَ طَالِبِيْ رِزْقِكَ وَنَسْتَعْطِفَ شِرَارَخَلْقِكَ وَنَشْتَغِلَ بِحَمْدِ مَنْ اَعْطَانَاوَنُبْتَلَى بِذَمِّ مَنْ مَنَعَنَاوَاَنْتَ مِنْ وَرَاءِذَلِكَ كُلِّهِ اَهْلُ اْلعَطَاءِ وَاْلمَنْعِ . اَللَّهُمَّ كَمَاصُنْتَ وُجْوُ هَنَاعَنِ السُّجُوْدِاِلاَّلَكَ فَصُنَّاعَنِ اْلحاَجَةِاِلاَّاِلَيْكَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَفَضْلِكَ , يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ . وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Allahummashun wujuu hanaa bil yasar, walatuuhinna bil iqtar, fanastarziqa thoo libii rizqika wanasta’thifa syiroro kholqika wanasy-tagila bihamdiman a’tho naa wanubtala bidzammi man mana ana wa anta min wara-i dzalika kullihi ahlul ‘atho-i wal man-‘i. Allahumma kama shunta wujuhana ‘anissujudi illa laka fashunna ‘anil haa jati illa ilaika bijudika wakaromika wafadhlika ya arhamarrohimin aghninaa bifadhlika amman siwaaka washallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi washohbihi wasallam.

Artinya: “Ya Allah, jagalah wajah kami dengan kekayaan, dan jangan hinakan kami dengan kemiskinan sehingga kami harus mencari rezeki dari para pencari rezeki-Mu, dan minta dikasihani oleh manusia ciptaan-Mu yang berbudi buruk dan sibuk memuji orang yang memberi kami dan tergoda untuk mengecam yang tidak mau memberi kami. Padahal Engkau di balik semua itu adalah yang berwenang untuk memberi atau tidak memberi.

Ya Allah, sebagaimana Engkau menjaga wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, maka jagalah kami dari keperluan selain kepada-Mu, dengan kedermawanan-Mu, kemurahan-Mu, dan karunia-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara semua penyayang. Cukupkanlah kami dengan karunia-Mu dari siapapun selain Engkau. Semoga Allah merahmati junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya, juga semoga Allah memberi keselamatan.”

Setelah membaca doa di atas, lanjutkan dengan doa berikut:

الّلهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِحَقِّ سُوْرَةِ الْوَاقِعَةِ وَأَسْرَارِهَا أنْ تُيَسِّرَلِيْ رِزْقِي كَمَا يَسَّرْتَهُ لِكَثِيْرٍ مِن خَلْقِكَ يَا ألله يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: Allahumma inni as aluka bihaqqi suuratil waaqi’ah wa asroorihaa antuyassiroli rizkikamaa yassartahu likatsiirin minkholqika yaa Allah yaa robbal ‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan kebenaran surat Waqiah dan rahasia-rahasianya, agar Engkau berkenan memudahkan rezekiku sebagaimana Engkau memudahkannya untuk kebanyakan makhluk-Mu, ya Allah, ya robbal ‘alamin.”

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com