Tag Archives: Rasulullah SAW bersabda

Bacaan Doa Setelah Sholat Tarawih: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Ada doa yang bisa dibaca ketika selesai sholat tarawih. Dalam doa terkandung banyak makna karena berisi ungkapan rasa syukur, permohonan agar mendapatkan perlindungan Allah SWT serta sebagai cara untuk memohon keberkahan.

Bulan Ramadan bisa menjadi momen untuk meningkatkan keimanan. Pada siang hari mengerjakan ibadah puasa, sementara malam hari mendirikan sholat tarawih. Lantunan doa yang dipanjatkan setelah sholat tarawih bisa menjadi amalan sunnah.

Rasulullah SAW bersabda,


مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

Artinya: “Barang siapa yang ikut melaksanakan sholat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka baginya akan dicatat seperti salat semalam penuh.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

Doa Setelah Sholat Tarawih

Doa yang dibaca setelah sholat tarawih dikenal dengan sebutan doa kamilin. Dilansir dari NU Online, Jumat (24/3/2023) berikut bacaan lengkap doa kamilin beserta latin dan artinya:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab Latin: Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na’mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Keutamaan Sholat Tarawih

Sholat tarawih merupakan sholat sunnah yang khusus dikerjakan hanya saat bulan Ramadan. Banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan mendirikan sholat tarawih.

Mengutip buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan yang ditulis oleh Ceceng Salamudin, ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan sholat tarawih.

Dalam sebuah hadits, Siti Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah SAW meninggal dunia dan sholat tarawih terus terjaga sampai Khalifah Abu Bakar kemudian Khalifah Umar bin Khatthab sampai akhirnya Khalifah Umar mengumpulkan umat Islam dan mengangkat Ubay bin Ka’ab sebagai imam Ramadan. Ini merupakan kali pertama seseorang mengimami shalat tarawih pada bulan Ramadan (HR. Al-Bukhari).

Secara umum, keutamaan sholat Tarawih didasarkan pada hadits yang menyatakan bahwa orang yang melaksanakan Qiyamu Ramadan akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan lainnya adalah berkenaan dengan keutamaan bulan Ramadan. Pada bulan Ramadan, setiap kebaikan, termasuk kebaikan dalam melaksanakan sholat tarawih, akan dilipatgandakan sampai sepuluh kali, bahkan lebih.

Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia, semua ibadah akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan kasih sayang dan rahmat-Nya kepada umat yang beriman.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

2 Doa Nisfu Syaban dan Artinya, Dibaca Kapan?



Jakarta

Nisfu Syaban adalah salah satu waktu yang istimewa di bulan Syaban hingga pernah disinggung dalam keterangan hadits. Salah satunya disebut sebagai lailah al jabah atau malam dikabulkannya doa-doa.

Rasulullah SAW bersabda,

“Lima malam tidak akan ditolak doa di dalamnya, malam Jumat, malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Lailatul Qadar, malam Hari Raya Idul Adha dan Fitri.” (HR Al Baihaqi)


Selain itu, Rasulullah SAW menyebut Nisfu Syaban bertepatan dengan waktu pengampunan dari Allah SWT. Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda,

إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Artinya: “Allah melihat kepada semua hambanya di malam Nisfu Syaban, kemudian memberikan pengampunan kepada mereka semuanya kecuali kepada orang musyrik dan orang yang selalu mengajak kepada perselisihan.” (HR Baihaqi dan An Nasa’i)

Dalam riwayat lain dari riwayat Ali bin Abi Thalib juga menyebutkan hal serupa dengan redaksi yang berbeda. Berikut bunyi haditsnya,

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman,

‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rezeki, maka akan kuberikan rezeki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, hingga terbit fajar.'” (HR Imam Ibn Majah)

Untuk itu, alangkah baiknya bila muslim mengamalkan doa Nisfu Syaban sesuai yang dianjurkan. Berikut daftar lengkap bacaan doa Nisfu Syaban yang dikutip dari buku Doa dan Zikir Makbul oleh Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., M.A serta buku Terjemah dan Fadhilah Majmu’ Syarif yang ditulis oleh Ustaz Rusdianto.

2 Doa Nisfu Syaban dalam Arab, Latin, dan Terjemahan

1. Doa Nisfu Syaban Versi Pertama

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللهُمَّ إِنِّيْ اللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَ اْلمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة

Bacaan latin: Allaahumma innaka ‘afuwwung tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Allaahumma innii asalukal ‘afwa wal ‘aafiyata wal mu’aafaataddi imati fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat.”

2. Doa Nisfu Syaban Versi Kedua

Doa Nisfu SyabanDoa Nisfu Syaban Foto: Buku Doa dan Zikir Makbul karya Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., M.A.
Doa Nisfu SyabanDoa Nisfu Syaban Foto: Buku Doa dan Zikir Makbul karya Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., M.A.

Bacaan latin: Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu ‘alaika ya dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thouli wal in’aam laa ilaaha illaa anta, zhoharul laajiin, wa jaarol mustajiiriin, wa amaanal khoo-ifiin.

Allaahumma in kunta katabtanii ‘indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan awmahruuman awmathruudan awmuqtarron alayya fir rizqi famhu.

Allaahumma bifadhlika fii ummil kitaabi syaqoowatii wahirmaanii wathordil walq taaro rizqii wa atsbitnii indaka fii ummil kitaabi sa’iidam marzuuqom muwaffaqal lil khairaat. Fa innaka quita waqoulukal haqqu fii kitaabikal munzali ‘alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa-u wayutsbitu wa’indahuu ummul kitaabi.

llaahil bittajallil a’zhomi fii lailatin nishfi min syahri sya’baanal mukarromillatii yufraqu fiihaa kullu amrin haklim wayubromu ishrif ‘annii minal balaa-l maa a’lamu wamaa laa a’lamu wa anta allaamu! ghuyuubi birohmatika yaa arhamar raahimiin.

Washollallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aalihil washohbihi wasallam.

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, wahai Yang memiliki anugerah dan tiada yang memberi anugerah kepadaMu, wahai Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai yang mempunyai kekuasaan dan yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan dan tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan.

Ya Allah Tuhanku, jika Engkau telah menetapkan diriku di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) yang berada di sisiMu sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir atau disempitkan rezekinya sudilah kiranya Engkau menghapuskan.

Ya Allah Tuhanku, berkat karuniaMu apa yang ada dalam Ummul Kitab yaitu perihal diriku sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir dan sempit rezeki. Dan sudilah kiranya Engkau menetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisiMu agar aku menjadi orang yang berbahagia, mendapat rezeki yang banyak lagi beroleh kesuksesan dalam segala kebaikan karena sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitabMu dan firmanMu adalah benar yang diturunkan melalui lisan Nabi yang Engkau utus. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisiNya ada Ummul Kitab.

Ya Tuhanku, berkat penampilan yang Mahabesar (dari rahmatMu) pada malam pertengahan bulan Syaban yang mulia ini diperincikanlah segala urusan yang ditetapkan dengan penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau menghindarkan diriku dari segala bencana yang aku ketahui dan yang tidak kuketahui serta yang lebih Kau ketahui (daripadaku), dan Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib, berkat rahmatMu wahai yang maha penyayang di antara para penyayang.

Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada jun jungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga Dia melimpahkan salam sejahtera (kepada mereka).”

Nisfu Syaban artinya pertengahan di bulan Syaban atau pada 15 Syaban. Doa Nisfu Syaban dapat diamalkan setelah salat Maghrib pada malam Nisfu Syaban. Bacaan doanya didahului dengan surah Yasin sebanyak tiga kali dengan tiga niat masing-masing yang berbeda.

Meski amalan ini tidak memiliki landasan hadits khusus yang mengatakan bahwa Rasulullah menganjurkan bacaan ini, Syekh Muhammad bin Darwisy dalam Kitab Asna Al Mathalib mengatakan tidak ada salahnya bagi muslim untuk mengamalkannya. Ia juga menambahkan bahwa amalan membaca surah Yasin pada Nisfu Syaban adalah ijtihad sebagian ulama.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits Bulan Syaban tentang Puasa hingga Ampunan Allah



Jakarta

Bulan Syaban adalah bulan ke-8 dalam kalender Islam (Hijriyah). Terdapat sejumlah hadits bulan Syaban sebagaimana diriwayatkan para sahabat yang berhubungan dengan keutamaan dan amalan di bulan tersebut.

Hadits-hadits yang berkaitan dengan bulan Syaban terdiri dari hadits shahih hingga dhaif atau lemah. Salah satu hadits bulan Syaban yang memiliki derajat shahih adalah hadits tentang puasa sunnah. Berikut selengkapnya.

Hadits Bulan Syaban

1. Hadits Anjuran Puasa Bulan Syaban

Amalan yang dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Syaban adalah berpuasa sunnah. Bahkan, beliau berpuasa paling banyak di bulan ini. Sebagaimana Aisyah RA berkata,


وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان

Artinya: “Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban.” (HR Bukhari dan Muslim, dinilai shahih)

Kemudian, Ummu Salamah RA meriwayatkan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

2. Hadits Puasa Nisfu Syaban

Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 15 Syaban. Salah satu dalil yang menyebut secara khusus pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far. Berikut bunyi penggalan haditsnya,

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا

Artinya: “Jika masuk malam pertengahan bulan Syaban maka salatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam…”

Menurut penelusuran detikHikmah, dalil yang berkenaan dengan anjuran puasa Nisfu Syaban tersebut dinilai lemah. Hal ini turut disebutkan dalam Kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq. Ulama Syafi’iyah tersebut menjelaskan, tidak ada dalil shahih yang menyebut bahwa mengerjakan puasa Nisfu Syaban dengan keyakinan ia memiliki keutamaan tertentu.

Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam Kumpulan Tanya-Jawab Bid’ah dalam Ibadah yang ditulis oleh Hammud bin Abdullah Al-Mathr, orang yang memiliki kebiasaan melakukan puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah), maka tidak masalah baginya mengerjakan puasa pada tanggal 15 Syaban (Nisfu Syaban).

3. Hadits Ampunan Allah pada Malam Nisfu Syaban

Ada sejumlah hadits bulan Syaban yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampunan pada malam Nisfu Syaban. Salah satunya hadits yang dikatakan Al-Albani, dari Muadz bin Jabal RA dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Dalam Kitab Syu’ab al-Iman juga terdapat riwayat yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampun pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya.” (HR Baihaqi)

Melansir arsip detikHikmah, sebagian ulama mengatakan bahwa tidak ada satu pun hadits tentang keutamaan malam Nisfu Syaban yang dinilai shahih. Sementara itu, sebagian ulama hadits mengatakan ada riwayat yang karena banyaknya sanad hadits tersebut, maka ia menjadi shahih atau paling tidak menjadi hasan dan bisa dijadikan dalil.

4. Hadits Diangkatnya Amal pada Bulan Syaban

Bulan Syaban juga menjadi bulan diangkatnya amal manusia ke hadirat Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang berasal dari Usamah bin Zaid. Ia berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Syaban”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Dawud dan an-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Adab dan Doa ketika Memejamkan Mata Jenazah



Jakarta

Salah satu sunnah terhadap orang yang baru meninggal dunia adalah memejamkan matanya. Rasulullah SAW telah mencontohkan adab dan doa ketika memejamkan mata jenazah.

Anjuran memejamkan mata jenazah ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Syaddad bin Aus sebagaimana dinukil Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah. Dikatakan, mata jenazah mengikuti perginya roh.

Rasulullah SAW bersabda,


“Apabila kamu menghadiri orang yang telah meninggal dunia di antara kamu sekalian, maka pejamkanlah matanya, karena sesungguhnya mata itu mengikuti (perginya) roh. Dan berkatalah yang baik-baik, karena para malaikat mengamini apa yang dikatakan oleh keluarga si mayit.” (HR Ibnu Majah dan dinilai hasan dalam Shahih Al-Jami’ dan Ash-Shahihah)

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ummul Hasan, ketika dia berada di sisi Ummu Salamah, datanglah seseorang seraya berkata, “Fulan sedang menghadapi maut.” Ummu Salamah menyeru, “Berangkatlah, jika dia telah meninggal, maka ucapkanlah:

اَلسَّلَامُ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Assalaamu ‘alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil ‘alamiin

Artinya: “Salam sejahtera atas pada utusan Allah, dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Doa memejamkan mata jenazah turut ditakhrij Al-Kharaithi dari sebuah hadits Sufyan Ats-Tsauri, dari Sulaiman At-Taimi, dari Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, dia berkata, “Apabila kamu memejamkan mata orang mati, maka ucapkan,

بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bismillahi wa ‘ala millati rasulillahi shallallahu alaihi wasallam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan (aku melakukan ini) menuruti tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Sesudah itu bacalah tasbih.

Kemudian, Sufyan membacakan firman Allah SWT, “Dan para malaikat bertasbih serta memuji Tuhan mereka.” (QS Asy-Syura: 5)

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan lebih lanjut dalam kitabnya, menurut Abu Dawud, memejamkan mata orang mati itu dilakukan setelah rohnya benar-benar telah keluar.

“Saya telah mendengar Muhammad bin Ahmad Al-Muqri, dia berkata, Saya telah mendengar Abu Maisarah–seorang ahli ibadah–berkata, Aku telah memejamkan mata Fa’far Al-Mu’allim. Dia adalah orang yang tetap berakal saat menghadapi kematiannya. Maka saya bertemu dengannya dalam mimpiku, di mana dia berkata, ‘Hal terberat yang saya rasakan ialah, kamu memejamkan mataku sebelum aku benar-benar mati,'” tulis Imam Syamsuddin Al-Qurthubi.

Selain memejamkan mata, dianjurkan juga mendoakan jenazah dengan perkataan yang baik. Salah satu doa sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً

Allahummaghfirli wa la hu (ha) wa’qibni min hu (ha) ‘uqbaa hasanah

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Fajar Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Sholat fajar merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan lebih baik daripada dunia dan seisinya. Umat Islam bisa membaca doa sholat fajar setelah mengerjakan amalan ini.

Keutamaan sholat fajar ini disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat Al-Musafirin. Dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

َكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.


Artinya : ”Dua rakaat (sebelum) fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

Disebutkan dalam Kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, sholat fajar atau sholat sunah qobliyah Subuh ini dilakukan antara terbitnya fajar dan sholat Subuh. Adapun, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani mengatakan dalam Kitab Shalatul Mu’min, sholat fajar dikerjakan setelah azan subuh dan sebelum iqamah.

Rasulullah SAW selalu menjaga sholat fajar, sebagaimana dikatakan A.Q. Muhammad Manshur dalam buku Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab dengan bersandar pada riwayat yang berasal dari Aisyah RA,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Artinya : “Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunnah rakaat sebelum Subuh.” (HR Muslim)

Mengenai tata cara pengerjaan sholat fajar umumnya sama dengan sholat sunah lainnya. Namun, pada sholat fajar ini memiliki perbedaan pada niat dan surah yang dibaca.

Hal tersebut dijelaskan pada buku The Secret of ⅓ Tahajud, Fajar, Subuh dan Dhuha karya Abdul Hakim El Hamidy bahwa Rasulullah selama hidupnya meringankan bacaan surah setelah surah Al Fatihah. Oleh sebab itu, sholat fajar ini juga seringkali disebut sebagai “Rak’aataini Khafifataini” (dua rakaat sholat yang ringan).

Dalam hadits juga diterangkan,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ

Artinya : “Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW melaksanakan dua rakaat sholat yang ringan (sholat sunnah fajar) antara azan dan iqamat subuh.”

Dijelaskan lebih lanjut, maksud dari “meringankan bacaan” dalam hal tersebut tidak dimaksudkan bahwa akan menghilangkan rukun sholat yang bersifat bacaan (rukun qauli), misalnya saja seperti Al Fatihah dan bacaan tasyahud.

Rasulullah SAW biasanya membaca surah-surah pendek setelah Al Fatihah sehingga hal tersebutlah yang membuatnya terkesan menjadi pendek dan sholat pun cepat selesai.

Menurut buku Risalah Shalat Sunnah karya Syamsul Rijal Hamid, pada rakaat pertama Rasulullah SAW membaca surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Hal ini bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat sholat sunnah subuh surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas.” (HR Muslim)

Pada rakaat kedua, sebagaimana dikatakan Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah, Rasulullah SAW membaca surah Ali-Imran ayat 52, Ali Imran ayat 64 serta Al-Baqarah ayat 136.

Selain itu, niat bacaan sholat fajar juga berbeda dengan bacaan sholat sunnah lainnya. Berikut bacaannya,

أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Doa Sholat Fajar

Setelah mendirikan sholat fajar, Rasulullah SAW biasa membaca doa. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar turut menukil doa sholat fajar dari Kitab Ibnu Sunni melalui riwayat Amir bin Usamah. Berikut bacaan doa sholat fajar Arab, latin, dan artinya menurut hadits tersebut,

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ، وَإِسْرَافِيْلَ، وَمِيْكَائِيْلَ، وَمُحَمَّدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ .

Arab latin: Allahumma rabbi jibrila, wa israfila, wa mikaila, wa muhammadin an nabiyyi, a’udzu bika min an-nar.

Artinya : “Ya Allah, Tuhan Jibril, Israfil, Mikail dan Tuhan Nabi Muhammad. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka.”

Rasulullah SAW membaca doa sholat fajar tersebut sebanyak tiga kali.

Selain itu, diriwayatkan pada Kitab Ibnu Sunni dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda,

مَنْ قَالَ صَيْحَةَ يَوْمِ الْجُمْعَةِ، قَبْلَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إلا هُوَ، اَلْحَيُّ الْقَيُّومُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. ثَلَاثَ مَرَاتِ، غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ، وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Siapa saja yang pada pagi hari Jumat, sebelum sholat Shubuh, mengucapkan, ‘Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Aku bertobat kepada-Nya’ sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”

Dalam buku Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir dan Doa karya Badruddin Hasyim Subky juga menjelaskan mengenai zikir dan doa sesudah sholat fajar, berikut bacaannya:

للَّهُمَّ إِلَى أَسْتَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي مَا قَلْي وَتَجْمَعُ هَا شَمْلِي وَتَلُمُ مَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بها الفتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بها دِيْنِي وَتَحْفَظُ مَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ مَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِمَا عَمَلِي وَتَبْيَضُهَا وَجْهَى وَتُلْهِمُنِي هَارُشدِى وَتُعْصِمُنِيهَا مِنْ كُلِّ سُوْء

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu. yang dapat menunjukkan hatiku, yang mengumpulkan harapan baikku, yang membersihkan rambut-rambutku (dosa) yang kotor, yang mengembalikan semua fitnah dariku, yang menyelesaikan segala urusan agamaku, yang memelihara ketika gaibku, yang mengangkat derajat ketika nampak-ku, yang membersihkan (kesalahan) amalan-amalan-ku, yang memutihkan wajahku, yang memberi ilham kepada keilmuanya, dan yang memelihara aku dari setiap kejahatan.”

أَللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيْمَانَا صَادِقًا وَيَقِينَا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةٌ أَنَالُ بهَا شَرْفُ كَرَامَتِكَ في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. أَللَّهُمَّ إنِّى أسفلُكَ الْفَوْز عِنْدَ القَضَاء وَمَنَازِلَ الشُّهَدَا وَعَيْشَ السُّعَدَاء وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ وَمُرَافَقَةَ الأَنْبِيَاءِ. أَللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي وَقَلَّتْ حِيْلَتِي وَقَصْرَ عَمَلِي وَافْتَقَرَّتْ إِلَى رَحْمَتُكَ، فَأَسْتَلُ يَا كَافِي الْأُمُوْر وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَاتَجُرُّ بَيْنَ الْبُحُوْرِ أَنْ تُحِيْرَنِي مِنْ عَذَابِ لسَّعِيرِ وَمِنْ دَعوة التبور ومن فتنة القبور

Artinya : “Ya Allah berilah aku keimanan yang mendalam, keyakinan yang tidak diakhiri dengan kekufuran, berikanlah rahmat padaku, sehingga aku mendapat kedudukan yang amat mulia baik di dunia maupun di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keberuntungan ketika aku maut (al- Qada), memohon kedudukan para syuhada, kehidupan yang membahagiakan, pertolongan untuk melawan musuh-musuh- Mu, dan memohon dikumpulkan dengan para Anbiya. Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganugerahkan segala kemampuanku dengan sebab kekuasaan-Mu, penuhilah hajatku, meskipun lemah pendirianku, sedikit sekali usaha baikku, lalai amalanku, namun aku sangat membutuhkan rahmat-Mu. Aku memohon kepada-Mu hai Zat Yang Mencukupkan segala urusan, Wahai Zat Penyembuh hati, sebagaimana Engkau telah memelihara air di lautan, peliharalah aku dari siksa neraka sa ir, dan lindungilah aku dari doa yang sia-sia dan dari fitnah kubur.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mustajab! Doa Orang Tua agar Anak Pintar, Sholeh dan Sukses



Jakarta

Salah satu upaya untuk mendidik anak, yaitu dengan cara mendoakan anak. Berdoa untuk kebaikan anak juga menjadi gambaran kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Doa orang tua untuk anak termasuk salah satu doa yang mustajab atau mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكٍّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمُمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ


Artinya: “Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang berpergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR Ibnu Majah).

Dalam buku Doa-Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya karya Aulia Fadhli, dikatakan bahwa hadits ini menegaskan doa orang tua untuk anaknya merupakan doa yang pasti dikabulkan Allah SWT. Untuk itu dianjurkan agar para orang tua mendoakan hal-hal baik bagi anaknya.

Bacaan Doa Supaya Anak Pintar Sholeh dan Sukses

Berikut ini adalah beberapa doa supaya anak pintar sholeh dan sukses yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Doa Anak Sholeh dalam Al-Qur’an

Dalam buku Indahnya Pernikahan & Rumahku, Surgaku karya H. Ade Saroni, doa anak sholeh dalam Al-Qur’an tertuang dalam surat Al-Furqan ayat 74 dan Surat Ibrahim ayat 40.

Bacaan Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 74

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Latin: walladzîna yaqûlûna rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a’yuniw waj’alnâ lil-muttaqîna imâmâ

Artinya: “Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Bacaan Al-Quran surat Ibrahim ayat 40

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

Latin: rabbij’alnî muqîmash-shalâti wa min dzurriyyatî rabbanâ wa taqabbal du’â’

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS Ibrahim: 40)

2. Doa agar Anak Pintar dan Sukses

Berdasarkan buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustadz H. Amrin Ali Al-Kasyaf, berikut bacaan doa supaya anak pintar dan sukses.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَلُكَ خَيْرُ الْمَسْئَلَةِ وَخَيْرُ الدُّعَاءِ وَخَيْرُ النَّجَاحِ وَخَيْرُ الْعَمَلِ وَخَيْرُ الثَّوَابِ وَخَيْرُ الْحَيَاةِ وَخَيْرُ الْمَمَاتِ ثَبِّتْنِي وَثَقِّلْ مَوَازِيْنِي وَحَفِّفْ إِيْمَانِي وَارْفَعْ دَرَجَاتِي وَتَقَبَّلْ صَلَوَاتِي وَاغْفِرْ خَطِيئَتِي وَاسْتَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلْيَ فِي الْجَنَّةِ.

Latin: Allahumma inni as-aluka khairal mas-alati wa khairad du’aa-i, wa khairan najaahi, wa khairal ‘amali, wa khairats tsawaabi, wa khairal hayaati, wa khairal mamaati, tsabbitnii wa tsaqqil mawaaziinii, wa haffif iimaanii warfa’ darajaatii, wa taqabbal shalawaatii waghfir khathii-ati, wa as-alukad darajaatil ‘ulyaa fil jannah.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu sebaik-baik permohonan, sebaik-baik doa, sebaik-baik keberhasilan, sebaik-baik amal perbuatan, sebaik-baik pahala, sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian. Tetaplah padaku serta perberatlah timbangan amal kebaikanku, kokohkan keimananku, tinggikanlah derajatku, terimalah shalat-shalatku, dan ampunilah kesalahanku. Dan, aku mohon kepada-Mu untuk mendapatkan tingkat tertinggi di dalam surga.”

3. Doa Supaya Dikaruniai Anak yang Cerdas

Mengutip dari buku Risalah Doa & Zikir Keluarga karya Tim Madinatul Ilmi, berikut doa supaya dikaruniai anak yang cerdas:

أَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادِيْ وَذُرِّيَّاتِي مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَلَا تَجْعَلْنِي وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ السُّوْءِ وَأَهْلِ الضَّيْرِ وَارْزُقْنِي وَإِيَّاهُمْ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَخُلْقًا حَسَنًا وَالتَّوْفِيقَ لِطَّاعَةِ وَفَهُم النَّبِيِّينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ

رَبِّ الْعَالَمِين

Latin: Allahummaj’al aulaadii wa dzurriyyatii min ahlil ‘ilmi wa ahlil khoiri walaa taj’alnii waiyyaahum min ahlissuu-I wa ahlidh dhoiri warzuqnii wa iyyaahum ‘ilman naafi’an wa rizqon waasi’an wa khuluqon hasanan wat taufiqo liththoo’ati wa fahman nabiyyiina wal hamdulillahi robbil ‘aalamin

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku dan anak-anakku serta cucu-cucuku termasuk golongan dari ahli ilmu dan ahli kebaikan dan jangan jadikan kami sebagai ahli kejahatan dan ahli kerusakan. Berilah aku rezeki dan berilah mereka ilmu yang bermanfaat serta rezeki yang luas, tubuh yang baik, petunjuk untuk taat serta pemahaman sebagaimana pemahaman para nabi. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.”

Orang Tua Dilarang Mendoakan Anak dengan Doa Tidak Baik

Ketika mendoakan anak, orang tua juga perlu berhati-hati untuk menghindari doa yang tidak baik. Hal ini dikarenakan bisa jadi doa yang dipanjatkan bertepatan dengan waktu terkabulnya doa sehingga doa tidak baik untuk anak akan terkabul.

Dalam buku Fikih Pendidikan Anak karya Syaikh Musthafa al-‘Adawy, Rasulullah pun telah melarang para orang tua supaya jangan mendoakan yang tidak baik untuk anaknya.

Hal ini diriwayatkan dalam Shahih Muslim, sebuah hadits panjang dari Jabir bahwasannya ada seseorang yang mengutuk untanya, “Semoga Allah SWT melaknatmu!”. Kemudian Rasulullah SAW pun bertanya, “Siapa yang melaknat untanya ini?” Orang tersebut menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Turunlah! Jangan ada sesuatu yang terlaknat bersama kami! Janganlah kalian berdoa tidak baik untuk diri kalian sendiri! Jangan mendoakan tidak baik untuk anak-anak kalian! Jangan mendoakan harta kalian dengan doa tidak baik dan bertepatan dengan waktu (mustajab) yang jika kalian meminta di waktu itu akan dikabulkan!” (HR Muslim).

Itulah beberapa bacaan doa supaya anak pintar, sholeh dan sukses yang dapat diamalkan oleh para orang tua. Semoga para orang tua selalu mendoakan anaknya dengan doa-doa yang baik.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Berdoa saat Sujud dalam Sholat, Benarkah Mustajab?



Jakarta

Diperbolehkan berdoa saat sujud dalam sholat, bahkan hal ini menjadi anjuran Rasulullah SAW. Tapi, benarkah berdoa ketika sujud menjadi salah satu doa yang mustajab?

Dalam hadits, dijelaskan sujud merupakan keadaan dimana seorang berserah diri kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Dengan bersujud, Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus memperbanyak sujud kepada Allah SWT. Ketika kalian bersujud, Allah akan angkat derajat kalian, dan Allah akan menghapus satu dosa kalian.”


Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi Muhammad oleh Nashiruddin al-Albani, Rasulullah SAW melarang membaca Al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun, beliau menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa waktu sujud.

Melansir dari situs NU Online, Kamis (23/2/2023), berdoa ketika sujud dianjurkan untuk seseorang yang tengah melaksanakan sholat sendiri atau munfarid, bukan bagi imam yang tengah memimpin sholat berjamaah.

Anjuran Berdoa saat Sujud dalam Sholat

Sholat adalah amalan manusia yang akan dihisab pertama kali. Berdoa dalam sujud merupakan hal yang diperbolehkan karena sujud merupakan momentum dimana posisi seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Momentum terdekat seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa saat itu,'” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Rasulullah SAW juga mewajibkan umatnya untuk mengikuti cara beliau dalam mendirikan sholat, sesuai dengan sabdanya,

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»، رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: “Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]

Lamanya Rasulullah SAW melakukan sujud sama dengan beliau melakukan ruku’. Bahkan, lebih lama lagi jika beliau sedang menghadapi masalah yang muncul tiba-tiba, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang sahabat,

“Sesungguhnya Rasulullah SAW suatu kali melakukan sholat kemudian ketika beliau melakukan sujud, maka Hasan dan Husain melompat dan kemudian naik ke atas punggung beliau. Ketika para sahabat hendak mencegah keduanya, maka Rasulullah mengisyaratkan agar membiarkan keduanya. Setelah sholat, Rasulullah meletakkan keduanya di pangkuannya, dan Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah mencintai kedua anakku (cucuku) ini.'”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahih-nya dengan sanad yang hasan dari Ibnu Mas’ud dan al-Baihaqi secara mursal (terputus sanadnya) tidak sampai ke Rasulullah SAW) (halaman 2/236).

Ibnu Khuzaimah memberikan judulnya dengan bab penjelasan dalil bahwa memberikan isyarat dalam sholat-dengan sesuatu yang dapat dipahami dari orang yang memberikan isyarat-tidak memutuskan sholat dan membatalkannya.

Bacaan Doa ketika Sujud dalam Sholat

Setelah menempatkan kepala sejajar dengan kaki, di dalam sujud ini Rasulullah SAW memanjatkan doa. Doa ini bisa seperti bacaan sebagaimana doa ketika sujud pada sholat, bisa juga digantikan dengan bacaan lain sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Dalam buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, Jabir bin Abdullah pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa berikut dalam sujudnya:

اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab-Latin: Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qohuu, wa shawwa-rohuu, wa syaqqo sam’ahuu wa basharahuu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu lah aku menyerahkan diriku. Dan Engkaulah Rabb-ku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya. Dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baiknya pencipta. (HR. An-Nasa’i).

Adapun Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak doa berikut ini ketika rukuk dan sujud.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab-latin: Subhānakallāhumma rabbanā wa bi hamdik. Allāhummaghfir lī.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku.”

Sahabat Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam sujudnya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jillah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”

Demikian bacaan doa ketika sujud dalam sholat. Sunnah ini bisa diamalkan ketika mengerjakan sholat fardhu maupun sholat sunnah. Semua semata-mata diniatkan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa sebelum Tidur Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Setiap ingin melakukan aktivitas, umumnya umat Islam dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Tidak terkecuali sebelum tidur. Berikut bacaan doa sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, doa sebelum tidur menjelaskan mengenai makna dari “mati”. Di sini dijelaskan bahwa saat manusia tertidur, tidak bisa berbuat macam-macam.

Artinya kita tidak bisa melawan atau menghindari jika sedang ada marabahaya. Karena pada saat kita tertidur keadaan kita menjadi tak berdaya. Pada saat itu, mungkin saja banyak gangguan yang terjadi.


Rasulullah SAW yang menyadari terkait ketidakberdayaan dan lemahnya manusia ketika tertidur pun menganjurkan umatnya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum tidur. Fungsi dari doa ini sendiri ialah sebagai bentuk penjagaan diri dari berbagai macam gangguan, tidak terkecuali mimpi buruk.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191).

Doa sebelum Tidur

Dari Hudzaifah dan Abu Dzar RA, ia mengatakan bahwa doa sebelum tidur yang dibaca Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

بِاسْمِكَ اللهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ

Bacaan latin: Bismika Allâhumm ahyâ wa amût.

Artinya: “Ya Allah! Dengan nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu pula aku mati.” (HR Bukhari)

Selain doa tersebut, masih terdapat satu lagi doa sebelum tidur yang lebih panjang. Berikut bacaannya,

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسى إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبَسَيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْت

Bacaan latin: Allahuma aslamtu ilaika wawajjahtu wajhii ilaika, wafawwadhtu amrii ilaika waalja’tu dzahrii ilaika raghbatan wa raghbatan ilaika laa maljaa walaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wa binabiyyikalladzii arsalta

Artinya : “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu lantaran mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang engkau turunkan juga (aku beriman) kepada nabi-Mu yang Engkau utus.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca takbir 33 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali sebelum tidur. Beliau SAW bersabda,

“Apabila kamu hendak tidur atau kamu sudah berada di tempat tidur, maka bacalah takbir tiga puluh tiga kali, bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, dan bacalah tahmid tiga puluh tiga kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Tasbih tiga puluh empat kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Takbir tiga puluh empat kali.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam Kitab Nafkah bab Pekerjaan Wanita di Rumah Suaminya dan Kitab Doa-doa bab Takbir dan Tasbih sebelum Tidur. Adapun, Imam Muslim meriwayatkannya dalam Kitab Dzikir dan Doa bab Tasbih di Pagi Hari dan Menjelang Tidur.

Anjuran Wudhu sebelum Tidur

Selain menganjurkan umatnya untuk membaca doa sebelum tidur, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berwudhu sebelum tidur. Dari Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu), maka malaikat akan tetap mengikuti, kemudian pada saat ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.” (HR Ibnu Hibban)

Hadits tersebut termaktub dalam Kitab Tanqih al-Qand al-Hatsis karya Syekh Muhammad bin Umar an-nawawi al-mantany. Selain itu, dalam riwayat yang berasal dari Umar bin Harits, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, maka jika mati di saat tidur maka matinya dalam keadaan syahid di sisi Allah SWT.”

Itulah tadi terkait doa sebelum tidur, serta beberapa anjuran dari Rasulullah SAW.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits tentang Orang yang Amalnya Lebih Buruk dari Kemarin



Jakarta

Sebagai umat dari Rasulullah SAW, umat Islam diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tiap waktunya menjadi orang yang lebih baik. Perubahan ini dilandaskan pada hadits orang yang amal usahanya lebih buruk dari hari kemarin menurut hadits nabi termasuk orang yang celaka.

Landasan hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut. Rasulullah SAW bersabda,

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)


Artinya: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Al Hakim)

Orang yang selalu berusaha lebih baik dianggap sebagai orang yang beruntung ini menjadi motivasi sekaligus pengingat Rasulullah SAW kepada umatnya dalam hal umur rata-rata kehidupan manusia. Rasulullah SAW menyebut umur umatnya berkisar di antara 60 hingga 70 tahun,

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Artinya: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang mampu untuk melampaui umur tersebut.” (HR Ibnu Majah)

Hadits di atas menjadi pengingat yang secara spesifik kepada kaumnya yang mulai menyamai bahkan melebihi usia Rasulullah SAW. Dikutip dari tulisan Muhammad Taqwa Yunus dalam buku Jangan Suruh Nina Bobo bahwa kita sebagai umat Rasulullah SAW harus mulai muhasabah diri.

Muhasabah artinya adalah mengintrospeksi diri atau berkaca. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengukur amal ibadah kita dan senantiasa merasa khawatir kalau usia kita semakin berkurang sedangkan amal kita tidak bertambah.

Hal ini juga didukung dengan selalu mengingat bahwa bisa kapan saja ruh kita dipisahkan dari raga kita dengan bagaimana cara dan waktunya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi kedatangannya.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Masuk dan Keluar Kamar Mandi: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Doa masuk dan keluar dari kamar mandi menjadi salah satu amalan yang dianjurkan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Doa masuk kamar mandi dibaca dengan tujuan meminta kepada Allah SWT agar terhindar dari segala keburukan dan kejahatan yang mungkin terdapat di dalam kamar mandi.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW pernah mengatakan sebelum masuk kamar mandi adalah batas antara jin dan manusia. Diceritakan dari Ali RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سِتْرُ ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ


Artinya: “Pembatas antara jin dengan aurat bani Adam (manusia) manakala seorang di antara mereka masuk ke kamar mandi, adalah agar ia mengucapkan ‘Bismillah’,” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Berikut ini adalah bacaan doa masuk dan keluar kamar mandi dikutip dari buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun yang disusun oleh Adi Tri Eka.

Doa Masuk Kamar Mandi

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ

Bacaan latin: Allahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaaitsi

Artinya: “Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari (godaan) setan laki-laki dan setan perempuan.”

Dinukil dari buku Dahsyatnya Amalan 24 Jam Rosululloh oleh Abu Najib Abdillah, disebutkan bahwa doa masuk kamar mandi dibaca dengan keras, yaitu sampai terdengar suaranya oleh orang lain.

Hal ini didasarkan dari hadits Imam As-Shan’ani, ia berkata, “Lahiriah hadits Anas bahwa Nabi mengeraskan zikir ini, maka bagusnya membacanya dengan keras.” [Sulubus Salam, 1/174]

Doa Keluar Kamar Mandi

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Bacaan latin: Ghufranaka. Alhamdulillahilladzi adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii

Artinya: “Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah mensejahterakan.”

Adab Berada di Kamar Mandi

Mengutip buku Buku Pintar 50 Adab Islam yang ditulis oleh Arfiani, terdapat beberapa adab yang harus diperhatikan di kamar mandi.

1. Niat yang benar. Niatkan mandi untuk membersihkan diri, menyembuhkan penyakit, dan sebagainya.

2. Membaca basmalah. Menyebut nama Allah sebelum masuk kamar mandi termasuk adab berpegang teguh kepada Allah. Menyebut nama Allah dapat menghalangi pandangan jin untuk melihat aurat kita.

3. Masuk kamar mandi dengan kaki kiri

4. Tidak telanjang dan tidak menunjukkan aurat kepada orang lain. Seseorang wajib menutup auratnya dari manusia bila sedang mandi, apalagi jika berada di tempat pemandian umum.

Dalam riwayat, ada seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika sejumlah orang berkumpul bersama-sama dengan sebagian lainnya?” Rasulullah menjawab: “Jika engkau mampu untuk tidak menunjukkan (aurat), maka janganlah engkau menunjukkannya.”

5. Wanita dilarang untuk memasuki tempat-tempat pemandian umum. Perempuan dilarang pergi ke pemandian umum karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah.

6. Tidak berlama-lama di kamar mandi. Setelah selesai dengan keperluan dan urusan di kamar mandi, segeralah untuk keluar dari kamar mandi.

7. Keluar dengan mendahulukan kaki kanan. Jika saat masuk harus dengan kaki kiri, maka saat keluar kaki kananlah yang didahulukan.

Adapun selain yang disebutkan di atas, haram hukumnya menghadap atau membelakangi arah kiblat apabila buang air di tempat terbuka. Apabila dilakukan di tempat tertutup yang disediakan khusus untuk buang air semisal toilet, maka hukumnya makruh.

Itulah bacaan doa masuk dan keluar kamar mandi yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com