Tag Archives: Rasulullah SAW

Ada 4 Golongan Orang yang Dirindukan Surga, Ini Amalannya


Jakarta

Surga adalah tempat yang penuh keindahan dan kebahagiaan abadi, menjadi balasan bagi mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Menurut sebuah hadits, surga merindukan empat golongan orang di dunia.

Empat golongan yang dirindukan surga ini adalah mereka yang memiliki amal dan keutamaan luar biasa. Siapakah empat orang yang dirindukan surga? Apa yang membuat mereka begitu mulia hingga dirindukan oleh tempat termulia ini? Berikut penjelasannya.

4 Golongan Orang yang Dirindukan Surga

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA menyebutkan ada empat golongan yang dirindukan surga. Beliau SAW bersabda,


الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ

Artinya: “Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al-Qur’an, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadan.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Hadits tersebut juga terdapat dalam buku What Is Next? karangan Mukhammad Yusuf dengan redaksi berikut,

Rasulullah SAW bersabda, “Surga sangat rindu terhadap empat golongan, yaitu: Pembaca Al-Qur’an, pemelihara lisan dari ungkapan keji dan mungkar, pemberi makan orang yang lapar, serta mereka yang ahli puasa di bulan Ramadan.” (HR Abu Daud)

Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa empat orang yang dirindukan surga adalah pembaca Al-Qur’an, menjaga lisan, pemberi makanan dan orang yang berpuasa pada bulan Ramadan. Berikut penjelasannya.

1. Pembaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an tidak hanya membawa pahala besar, tetapi juga berbagai keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT di balik setiap huruf dan ayatnya. Dalam Al-Qur’an, tersimpan rahmat, petunjuk, dan hikmah dari Allah SWT untuk dijadikan pedoman kehidupan dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman dalam surah Fathir ayat 29-30,

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ ٢٩ لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ ٣٠

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi. (Demikian itu) agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”

Keutamaan membaca Al-Qur’an tidak hanya berfokus pada aktivitas membaca semata. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya mengajarkan dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa pembaca Al-Qur’an termasuk empat orang yang dirindukan surga.

2. Menjaga Lisan

Menjaga lisan adalah salah satu karakter penting yang harus dimiliki setiap muslim. Dalam kehidupan sehari-hari, lisan memiliki pengaruh besar terhadap orang lain dan diri sendiri. Allah SWT minta hamba-Nya menjaga lisan, sebagaimana Dia berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 70,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Adapun dalam hadits dikatakan, satu kalimat buruk yang tidak dipikirkan dampaknya bisa menjerumuskan seseorang ke dalam neraka jahanam.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka jahanam.” (HR Al-Bukhari)

Peringatan ini menunjukkan bahwa lisan tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga alat yang dapat menentukan nasib seseorang di akhirat. Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa seorang muslim yang tidak menjaga lisannya hingga mengganggu orang lain, belum sempurna keislamannya.

3. Pemberi Makanan

Memberi makanan kepada orang yang kelaparan adalah salah satu ciri akhlak mulia seorang muslim. Perbuatan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian sosial, tetapi juga mendatangkan kemuliaan yang sebanding dengan keadaan mereka di akhirat kelak.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat satu kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya. Abu Malikal-Asy’ari berkata, ‘Bagi siapakah kamar ini wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda, “Untuk yang baik perkataannya, suka memberikan makanan, dan senantiasa bangun di malam hari pada saat manusia tertidur.” (HR Ath-Thabrani)

Allah SWT juga memberikan janji balasan kepada mereka yang telah memberikan makanan bagi yang kelaparan seperti orang miskin, kelaparan dan tawanan perang. Sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Insan ayat 8-12,

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا ٨ اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا ٩ اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا ١٠ فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ ١١ وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ ١٢

Artinya: “Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan. (Mereka berkata,) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi rida Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.” Maka, Allah melindungi mereka dari keburukan hari itu dan memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada mereka. Dia memberikan balasan kepada mereka atas kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutra.”

Keutamaan ini menjadi bukti bahwa setiap tindakan memberi makanan yang dilakukan dengan niat tulus akan menjadi salah satu sebab seorang muslim dirindukan oleh surga.

4. Berpuasa pada Bulan Ramadan

Berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dijalankan setiap muslim yang telah baligh. Bulan suci ini menyimpan kemuliaan yang begitu besar, sehingga menjadi salah satu momen yang dirindukan oleh umat Islam setiap tahunnya. Tidak hanya itu, menjaga puasa selama Ramadan dengan keikhlasan dan penuh keimanan menjadi salah satu sebab seorang Muslim dirindukan oleh surga.

Rasulullah SAW menyampaikan keutamaan puasa Ramadan dalam hadits, “Siapa saja yang melaksanakan qiyam Ramadan atas dasar keimanan dan semata-mata karena Allah, maka akan diampuni dosanya-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih)

Empat golongan ini adalah teladan bagi umat Islam dalam menjaga hubungan dengan Allah SWT dan berbuat kebaikan kepada sesama. Mereka mengabdikan hidupnya untuk amal yang membawa kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa di Hari Jumat yang Diamalkan Rasulullah SAW


Jakarta

Hari Jumat merupakan hari yang penuh berkah dan keutamaan dalam Islam. Di hari yang mulia ini, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan membaca doa.

Doa yang dipanjatkan pada hari Jumat memiliki nilai yang lebih besar, karena pada hari ini, Allah SWT membuka pintu rahmat dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Simak penjelasan selengkapnya.

Hari Jumat Adalah Waktu yang Mustajab

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat terdapat suatu saat bila seseorang muslim salat bertepatan dengan saat itu dan memohon sesuatu niscaya Allah akan mengabulkan.”


Ada dua pendapat yang menjelaskan tentang waktu mustajabnya doa di hari Jumat ini. Pertama, saat di antara duduknya imam di atas mimbar hingga selesai dari salat.

Pendapat ini dikuatkan dengan hadits dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’aari, bahwa Abdullah bin Umar berkata kepadanya “Apakah engkau mendengar bapakmu menceritakan padamu dari Rasulullah SAW tentang urusan waktu (dikabulkan doa) pada hari Jumat?” Beliau berkata, “Benar, aku mendengarnya berkata, aku dengar Rasulullah SAW bersabda, “Waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga salat selesai dikerjakan.”

Pendapat kedua mengatakan waktu setelah asar sampai matahari terbenam. Pendapat ini dikuatkan oleh riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Salam beliau berkata, “aku berkata dan Rasulullah SAW sedang duduk, ‘sungguh kami mendapati dalam kitab Allah (kitab Taurat) pada hari Jumat terdapat waktu yang tidaklah bertepatan seorang hamba mukmin salat dan meminta sesuatu kepada Allah SWT, melainkan Allah SWT akan menunaikan kebutuhannya.” Abdullah berkata, “Maka Rasulullah SAW mengisyaratkan kepadaku bahwa sebagian waktu saja (waktunya singkat).” Aku berkata, “Engkau benar wahai Rasulullah! Sebagian waktu.” Setelah itu aku berkata, “Waktu yang manakah itu?” Beliau bersabda, “la adalah waktu penghujung hari.”

Bacaan Doa di Hari Jumat

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar menyatakan bahwa, semua doa yang biasa diucapkan pada hari-hari lainnya juga dapat diucapkan pada hari Jumat. Namun, pada hari Jumat, dianjurkan juga untuk lebih memperbanyak zikir daripada hari-hari lainnya, karena hal ini disunnahkan. Berikut beberapa doa di hari Jumat yang dapat diamalkan:

1. Doa di Hari Jumat Pagi Hari

Pada pagi hari Jumat, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa sebelum melaksanakan salat Subuh yang selalu diamalkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat, Anas RA menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَالَ صَبِيحَةَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَبْلَ صَلَاةِ الغَدَاةِ : اسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ .

“Barang siapa di pagi hari Jumat sebelum salat Subuh mengucapkan doa berikut: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup Abadi lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya,’ sebanyak tiga kali, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya, sekalipun banyaknya seperti buih laut.”

Berikut bacaan doa nya:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Arab Latin: Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup Abadi lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya”

2. Doa di Hari Jumat sebelum Salat Jumat

Sebelum melaksanakan salat Jumat dan saat memasuki masjid, Rasulullah SAW selalu membaca doa dan umat Islam juga dianjurkan untuk mengamalkannya. Abu Hurairah RA menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَخَذَ بِعِضَادَتِي الْبَابِ ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَوْجَهُ مَنْ تَوَجَّهُ إِلَيْكَ، وَأَقْرَبَ مَنْ تَقَرَّبَ إِلَيْكَ، وَأَفْضَلَ مَنْ سَأَلَكَ وَرَغِبَ إِلَيْكَ .

“Apabila Rasulullah SAW memasuki masjid pada hari Jumat, beliau berdiri di tengah kedua sisi pintu masjid, kemudian berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah aku orang yang paling menghadap kepada-Mu, (jadikanlah aku) orang yang paling bertaqarrub kepada-Mu, dan (jadikanlah diriku) orang yang paling meminta dan (paling) berharap kepada-Mu’.”

Berikut bacaan doa nya:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَوْجَهِ مَنْ تَوَجَّهَ إِلَيْكَ وَمِنْ أَقْرَبِ وَمِنْ أَفْضَلِ . اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَقْرَبَ مَنْ تَقَرَبَ إِلَيْكَ ، وَأَوْجَهَ مَنْ تَوَجَّهَ إِلَيْكَ وَانْجَحَ من سأَلَكَ وَرَغِبَ إِلَيْكَ يَا اللهُ.

Arab Latin: Allahummaj’alni min awjahi man tawajjaha ilaika wa min aqraba wa min afdhal, Allahummaj’alni aqrraba man taqarraba ilaik, wa awjaha man tawajjaha ilaik, wa anjaha man sa alaka wa raghiba ilaika ya Allah.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang paling bertaqarrub kepada-Mu, orang yang paling menghadap kepada-Mu, orang yang paling berhasil, dan paling berharap kepada-Mu, wahai Allah. Jadikanlah aku termasuk orang yang paling menghadap kepada-Mu, (jadikanlah aku) termasuk orang yang paling bertaqarrub (kepada-Mu) dan (jadikanlah aku) termasuk orang yang paling utama.”

Selain membaca doa di hari Jumat tersebut, dianjurkan juga untuk memperbanyak salawat kepada Nabi SAW. Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui Aus ibn Aus RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَأَكْثَرُوا عَلَى مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَا تَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَى، فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : يَقُولُ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَا تُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ ؟ بَلِيْتَ، قَالَ : إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

“Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat, maka perbanyaklah oleh kalian membaca salawat untukku pada hari itu. Sesungguhnya salawat kalian ditampakkan di hadapanku. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah salawat kami ditampakkan di hadapanmu, sedangkan engkau telah hancur?’ Aus RA mengatakan, ‘Tulang-tulangmu telah hancur.’ Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan terhadap bumi, jasad para nabi.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Sehabis Wudhu Lengkap dengan Keutamaan Mengamalkannya


Jakarta

Doa sehabis wudhu dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Seperti diketahui, wudhu menjadi kewajiban setiap muslim sebelum melaksanakan salat.

Perintah berwudhu disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 6,

… يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki…”

Menukil dari Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah oleh Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi yang diterjemahkan Shofa’u Qolbi Djabir, wudhu artinya menggunakan air pada anggota tubuh tertentu seperti wajah, tangan dan seterusnya dengan cara tertentu.

Adapun, terkait doa sehabis wudhu disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Berikut bunyinya,

“Barangsiapa berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya kemudian ia membaca doa (yang artinya), ‘Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang menyucikan diri.’ Maka dibukalah delapan pintu untuknya delapan pintu surga yang dapat ia masuki dari mana saja ia mau.” (HR Tirmidzi)

Bacaan Doa Sehabis Wudhu

Disebutkan dalam buku Tuntunan Doa & Dzikir untuk Segala Situasi & Kebutuhan yang disusun oleh Ali Akbar bin Akil, setidaknya ada dua macam doa sehabis wudhu. Berikut doa sehabis wudhu versi pendek,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Arab latin: Allahummaj-‘alnii minat-tawwaabiina waj-‘alnii minal- mutathahhiriin.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri.” (HR Tirmidzi)

Adapun, doa sehabis wudhu versi panjang berbunyi sebagai berikut:

أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ ، سُبْحانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Asy-hadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, allaahummaj’alnii minat tawwaabiin, waj’alnii minal mutathahhiriin, subhanakallahumma wa bi hamdika, asy- hadu an laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk golongan yang menyucikan diri. Maha Suci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”

Keutamaan Membaca Doa Sehabis Wudhu

Dalam buku Gantung Wudhu karya Sagiran, mengamalkan doa sehabis wudhu sama seperti dengan menyucikan dari dosa-dosa. Sebab, wudhu adalah perantara untuk menyucikan diri.

Melalui sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa tetesan air wudhu seperti dosa-dosa yang berguguran.

“Bila seorang muslim berwudhu, ketika membasuh muka, maka keluar dari wajahnya dosa-dosa yang pernah dilakukan matanya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya, maka keluarlah setiap dosa yang pernah dilakukan tangannya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang dijalani oleh kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sampai ia bersih dari semua dosa.” (HR Muslim)

Selain itu, membaca doa sehabis wudhu juga bisa membawa muslim ke dalam surga Allah SWT. Dari Umar bin Khattab RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barangsiapa yang berwudu, lalu mengucapkan doa, “Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah aku bersaksi bahwa Muhammad semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan adalah hamba dan utusan-Nya)” maka dibukakan baginya semua pintu surga yang 8, ia boleh memasukinya dari pintu manapun yang disukainya.” (HR Muslim dalam kitab Shahih-nya)

Tata Cara Wudhu yang Benar

Berikut tata cara wudhu yang baik dan benar dari awal sampai akhir.

1. Membaca niat wudhu,

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul whuduua liraf’il hadatsil asghari fardal lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Mengucap basmalah

3. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali
7. Kemudian, basuh kedua tangan sampai siku sebanyak tiga kali

8. Usaplah kepala tiga kali

9. Dilanjut dengan membersihkan kedua telinga tiga kali

10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Puasa 87 Hari Lagi, Baca Doa Ini agar Dipanjangkan Umur sampai Bulan Ramadan


Jakarta

Puasa Ramadan 1446 H/2025 M akan tiba sekitar tiga bulan lagi. Menyambut datangnya waktu istimewa tersebut, umat Islam bisa memanjatkan doa agar dipanjangkan umur sampai bulan Ramadan.

Ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriah. Bulan ini memiliki banyak keistimewaan di atas bulan-bulan lainnya.

Keistimewaan bulan Ramadan dijelaskan dalam sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadits. Dalam surah Al Baqarah ayat 185 dikatakan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an dan bulan wajib berpuasa. Allah SWT berfirman,


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”

Ramadan juga menjadi bulan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Qadr ayat 1-3,

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Kemudian dalam hadits dikatakan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup pada Ramadan. Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ وَ أُغْلِقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَ سُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

Artinya: “Apabila Ramadan telah masuk, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu jahannam ditutup serta setan-setan dibelenggu.” (Muttafaq ‘Alaih)

Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025. Jika dihitung mundur, Ramadan 2025 tinggal 87 hari lagi. Meski demikian, penetapan awal Ramadan masih menunggu hasil sidang isbat yang digelar pada 29 Sya’ban.

Umat Islam bisa memanjatkan doa agar dipertemukan bulan Ramadan. Mengingat bertemu bulan Ramadan adalah suatu nikmat. Imam an-Nawawi dalam kitab Al Adzkar mengatakan, siapa pun yang mendapatkan nikmat atau dihindarkan dari kemurkaan Allah SWT dianjurkan bersujud syukur kepada Allah SWT atau memuji Allah SWT atas pemberian-Nya.

Doa agar Dipanjangkan Umur sampai Bulan Ramadan

Ada sebuah hadits yang menyebut Rasulullah SAW memanjatkan doa agar dipertemukan dengan bulan Ramadan. Doa ini beliau baca saat memasuki bulan Rajab. Berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma barik lanaa fi rojab wa sya’baan wa ballighnaa ramadhaan

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dengan hadirnya bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami dengan bulan Ramadan.”

Doa tersebut terdapat dalam hadits yang dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnad, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan Imam an-Nawawi dalam Al Adzkar.

Dalam hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad dari jalur Anas RA dan lainnya, Rasulullah SAW juga pernah memanjatkan doa untuk pelayannya, Anas, agar panjang umur dan banyak harta. Berikut bacaan doanya:

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَأَطِلْ حَيَاتَهُ وَاغْفِرْ لَهُ

Allahumma aktsir malahu wa waladahu wa athil hayaatahu waghfirlahu

Artinya: “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dia.”

Silaturahmi Memperpanjang Umur

Selain berdoa, ada amalan lain yang bisa memperpanjang umur. Masih dalam Al Adab Al Mufrad, Imam Bukhari mengeluarkan hadits bahwa silaturahmi memperpanjang umur. Diriwayatkan dari Anas ibnu Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturahmi.” (Shahih dalam kitab Shahih Abu Daud)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Ini Dampaknya Rutin Dzikir Al-Mujib 55 Kali


Jakarta

Allah SWT memiliki Asmaul Husna atau 99 nama agung yang tercermin dari sifat-sifatNya. Melalui Surat Al-A’raf ayat 180, Dia menganjurkan para hamba untuk berdoa dengan menyebut Asmaul Husna.

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ – 180

Artinya: “Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaul Husna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”


Salah satu namaNya yang dapat disematkan dalam doa yaitu Ya Mujib atau Al-Mujib, artinya Maha Mengabulkan. Ada ulama berkata bahwa barang siapa selalu menyelipkan asma-Nya itu dalam doa maka keinginannya akan diperkenankan oleh-Nya. Lantas, bagaimana cara mengamalkan Asmaul Husna Al-Mujib?

Dzikir Al-Mujib: Arab, Latin, dan Terjemahan

الْمُجِيبُ

Arab latin: Al-mujib.

Artinya: “Maha Mengabulkan.”

Cara Mengamalkan Dzikir Al-Mujib

Ulama tasawuf kelahiran Aljazair Syekh Ahmad bin Ali al-Buni, dalam kitabnya Syamsul Ma’arif Wa Latha’iful ‘Awarif, menganjurkan hendaknya membaca dzikir Al-Mujib sebanyak 55 kali setelah sholat Subuh. Dengan rutin dan istiqomah mengamalkan Al-Mujib, doa apa pun yang dipanjatkan Insyaallah akan diijabah oleh-Nya.

Asma Allah satu ini juga dianjurkan untuk senantiasa disebut selama berdoa. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa orang yang membaca doa dengan menyematkan Asmaul Husna di dalamnya niscaya diperkenankan doanya tersebut.

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: “Rasulullah SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid ada seorang lelaki mendirikan sholat dan dia berdoa. Dalam doanya dia mengucapkan, ‘Ya Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Engkaulah ya Allah Dzat yang memberi kenikmatan, Engkaulah Dzat yang menciptakan langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan’.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu sekalian, orang itu berdoa dengan apa? Dia menyebut nama Allah yang Agung di dalam doanya. Yang apabila nama-Nya disebut, Allah pasti mengabulkan doanya, dan apabila memohon sesuatu dengan-Nya pasti diberi.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Selain rutin membaca dzikir Al-Mujib 55 kali, seorang muslim juga wajib melakukan amal ibadah lain yang bersifat wajib dan sunnah. Doa dan usaha yang dilakukan seorang muslim berperan besar dalam menentukan terkabulnya hajat.

(azn/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah Lengkap dengan Latin, Arti dan Keutamaannya


Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang dibaca pada awal sholat, tepatnya setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surah Al-Fatihah. Ada beberapa macam bacaan doa iftitah.

Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy menjelaskan, membaca doa iftitah dalam sholat hukumnya sunnah bukan kewajiban. Sehingga jika seorang muslim meninggalkannya, sholatnya tetap sah tanpa perlu sujud sahwi.

Meskipun demikian, banyak yang menganggap penting untuk mengamalkan doa ini karena besarnya keutamaan yang terkandung.


Seandainya doa iftitah tertinggal pada rakaat pertama, baik karena lupa atau sengaja, ia tidak bisa dibaca pada rakaat berikutnya. Hal ini dikarenakan waktunya telah habis, dan mengerjakannya setelah itu akan menjadi makruh. Meskipun demikian, sholat yang dilakukan tetap sah.

Sebagai makmum yang telat melaksanakan sholatnya dan menjumpai imam pada salah satu rakaat, seorang muslim boleh mengerjakan doa iftitah jika ia merasa tidak akan melewatkan bacaan surah Al-Fatihah. Jika khawatir tertinggal, sebaiknya membaca Al-Fatihah karena hukumnya wajib, sedangkan doa iftitah hanya sunnah.

Bacaan Doa Iftitah Lengkap: Arab, Latin dan Artinya

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيراً، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيراً، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفاً مُسْلِمِاً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allāhu Akbaru Kabīrā, wal-ḥamdu Lillāhi Kathīrā, wa subḥāna Allāhi bukratan wa asīlā, wajjahtu wajhīya lilladhī faṭara as-samāwāti wal-arḍa ḥanīfāan musliman wamā anā mina al-mushrikīn, inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wamamātī Lillāhi rabbil-‘ālamīn, lā sharīka lahu wabi-dhālika umirtu wa anā mina al-muslimīn.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah pagi dan petang. Aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi dengan meluruskan ketaatan kepada-Nya dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, semua ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah, Rabb semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang muslim.”

Doa iftitah ini adalah doa iftitah yang sering dibaca oleh umat Islam saat melaksanakan sholat. Namun, untuk versi lengkapnya, dapat melanjutkan dengan membaca doa berikut ini.

، اللَّهُمَّ أَنْتَ المَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعاً، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُالذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ والخَيْرُ كُلَّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Allahumma Anta al-Malik, la ilaha illa Anta, Anta rabbi wa ana abduka, zhalamtu nafsi wa i’tarafhtu bidhambi, faghfir li dhunubi jami’an, fa’innahu la yaghfiru adhdhunuba illa Anta, wahdini li ahsani al-akhlaqi la yahdi li ahsaniha illa Anta, wa asrif ‘anni sayyi’aha la yasrifu sayyi’aha illa Anta, labbaik wa sa’daik wal-khayru kulluhu fi yadika, wal-sharru laysa ilayk, ana bika wa ilayk, tabarakta wa ta’alayt, astaghfiruka wa atubu ilayk.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah segala dosaku; tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik, tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepada akhlak yang paling baik kecuali Engkau, dan palingkanlah diriku dari akhlak yang buruk, tiada seorang pun yang dapat memalingkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Aku penuhi seruan-Mu dan aku merasa bahagia dengan menjatahkan seruan-Mu. Semua kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, dan kejahatan itu bukan bersumber dari-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu, Maha Agung lagi Maha Tinggi Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Selain itu, ada juga bacaan doa iftitah dengan lafaz berikut,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma ba’id bayni wa bayna khatayaya kama ba’adta baynal-mashriqi wal-maghrib. Allahumma naqni min khatayaya kama yunakka at-thawbul-abyadu minad-danas. Allahumma ighsilni min khatayaya bith-thalji wal-ma’i wal-barradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotorannya. Ya Allah, cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun.”

Keutamaan Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah memiliki banyak keutamaan. Berikut beberapa keutamaan doa uftitah dikutip dari buku Kutemukan Engkau dalam Tahajjudku karya Muhammad Ainur Rasyid dan arsip detikHikmah.

1. Pintu Langit Dibuka

Salah satu keutamaan doa iftitah yang paling dikenal adalah dibukanya pintu-pintu langit saat doa ini dibaca. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW sangat mengagumi bacaan ini karena dengan membaca doa iftitah, pintu-pintu langit dibuka. “Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu.” (HR Muslim)

2. Bacaan yang Disukai Nabi Muhammad SAW

Doa iftitah adalah doa yang sangat disukai Rasulullah SAW, bahkan menjadi bacaan utama beliau ketika memulai sholat malam. Aisyah RA mengisahkan bahwa setiap kali Rasulullah SAW bangun malam untuk sholat, beliau selalu memulai dengan doa iftitah.

3. Pujian kepada Allah SWT

Doa iftitah dimulai dengan pujian-pujian untuk Allah SWT. Dengan memulai sholat menggunakan doa ini, seorang muslim mengagungkan dan menyucikan Allah SWT.

4. Penyerahan Total kepada Allah SWT

Doa iftitah juga mengandung komitmen untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ketika kita mengucapkan kalimat “wamaa ana minal musyrikin” (dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya), kita menegaskan bahwa hanya kepada-Nya lah kita menyerahkan segala urusan, menjauhkan diri dari syirik dan keyakinan yang salah.

5. Komitmen untuk Tidak Menyekutukan Allah SWT

Selain penyerahan diri, doa ini juga mengingatkan akan komitmen untuk tidak menyekutukan Allah SWT. Dengan kalimat “laa syariika lahu” (tidak ada sekutu bagi-Nya), menunjukkan keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan berjanji untuk tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Salat Taubat, Amalkan Saat Meminta Ampunan Allah SWT



Jakarta

Doa setelah salat taubat bisa menjadi amalan yang dikerjakan setelah mendirikan salat taubat. Doa ini berisi permohonan agar Allah SWT mengampuni segala kesalahan yang kita perbuat.

Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan.

Manusia yang mulia adalah mereka yang berbuat salah namun segera memohon ampun dan bertaubat. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,


كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: Setiap anak keturunan Adam adalah orang yang berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat (HR Ibnu Majah).

Dosa bisa dihilangkan dengan dua jalan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Jalan yang pertama yakni dengan taubat, jalan ke dua yakni dengan beribadah sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Keutamaan Tobat karya Hafidz Muftisany.

Cara bertaubat kepada Allah bisa dilakukan dengan salat sunnah taubat. Salat ini bisa dilakukan bagi orang-orang yang telah melakukan perbuatan dosa atau merasa pernah melakukannya. Salat taubat bisa dilakukan dengan 2 hingga 6 rakaat dengan salam di setiap 2 rakaat.

Mengutip buku Ibadah-ibadah Paling Terhormat bagi Pelaku Maksiat Agar Taubat Nasuha karya Muhammad Nasrul dijelaskan salat sunnah taubat bisa dilaksanakan pada siang maupun malam hari.

Anjuran untuk melaksanakan salat dua rakaat ketika akan bertaubat dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya berikut:

Dari Abu Bakar, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorangpun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan salat, setelah itu memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah pasti akan mengampuninya.” (HR Tirmidzi)

Tata Cara Salat Taubat

Merangkum buku Panduan Shalat untuk Wanita: Panduan Bersuci Untuk Sholat karya Ria Khoirunnisa, berikut tata cara sholat taubat:

1. Mengucapkan niat sholat taubat

أصلى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى .

Arab latin: “Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: “Saya niat sholat taubat dua raka’at Lillahi Ta’aalaa.”

2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca surah Al Fatihah
5. Membaca surah pendek dalam Al-Qur’an
6. Rukuk
7. Iktidal
8. Sujud
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud
11. Bangun dari sujud dan melanjutkan rakaat kedua seperti rakaat pertama
12. Tasyahud akhir
13. Salam
14. Membaca doa sholat taubat
15. Doa Sholat Taubat

Waktu Salat Taubat

Mengutip buku Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir karya Ustaz A Solihin As Suhaili dijelaskan bahwa salat sunnah taubat bisa dikerjakan pada waktu kapanpun. Baik siang ataupun malam, termasuk pada waktu-waktu dilarang, dikarenakan adanya sebab yaitu meminta ampun dengan bertaubat. di mana meminta ampunan atau bertaubat hendaknya disegerakan.

Meskipun demikian, akan lebih baik jika salat taubat dikerjakan bukan pada waktu-waktu yang dilarang.

Doa Setelah Salat Taubat

Berikut bacaan doa sholat taubat:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab latin: Astaghfirullaahal’adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya,”

Kemudian, dianjurkan juga membaca doa setelah sholat taubat berikut:

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Arab latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana’abduka wa ana’alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu. abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: “Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat.”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Yunus Beserta Arab, Latin, Arti dan Kandungannya


Jakarta

Nabi Yunus AS adalah salah satu nabi yang kisah hidupnya memberikan banyak pelajaran bagi umat manusia. Ia dikenal karena mukjizat yang luar biasa, yaitu selamat usai ditelan ikan paus selama berhari-hari.

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Yunus AS mengucapkan doa yang penuh pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan permohonan ampunan atas kesalahan yang telah diperbuat. Doa ini tidak hanya menjadi cerminan keikhlasan dan kerendahan hati Nabi Yunus AS tetapi juga menjadi amalan penting bagi orang yang menghadapi kesulitan, ujian hidup, atau memohon rahmat Allah SWT.

Dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor yang mengutip dari kitab Fathul Mu’in oleh Imam Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malebari, disebutkan bahwa Doa Nabi Yunus AS dapat dijadikan amalan untuk memohon petunjuk ketika menghadapi berbagai kesulitan. Selain itu, doa ini juga dapat dibaca sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT saat seseorang memiliki kebutuhan atau hajat tertentu.


Bacaan Doa Nabi Yunus: Arab, Latin dan Artinya

Doa Nabi Yunus tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 87. Berikut adalah bacaan Doa Nabi Yunus AS dalam bahasa Arab, latin, dan artinya.

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

Arab latin: lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn(a).

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Kandungan dari Doa Nabi Yunus

Doa Nabi Yunus AS mengandung keimanan, pengakuan atas kelemahan diri, dan keyakinan penuh kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tempat memohon pertolongan. Mengutip dari buku Doa Andalan Para Nabi tulisan Musthafa Murad, berikut adalah poin-poin penting yang terkandung dalam doa Nabi Yunus AS:

1. Hanya Allah SWT yang Dapat Memberikan Pertolongan

Doa ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberikan pertolongan, kecuali Allah SWT.

2. Allah SWT sebagai Pelindung Utama

Doa ini mengandung makna bahwa hanya Allah SWT yang bisa melindungi hamba-Nya dari bahaya, kesulitan, dan segala bentuk ancaman.

3. Sumber Keselamatan Hanya dari Allah SWT

Dalam kondisi sesulit apa pun, keselamatan hanya bisa datang dari Allah SWT.

4. Allah SWT sebagai Pemberi Jalan Keluar

Doa Nabi Yunus AS menegaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang mampu memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup.

5. Allah SWT Mengabulkan Setiap Doa

Doa ini mengajarkan bahwa Allah SWT mendengar setiap munajat hamba-Nya dan pasti akan memberikan jawaban yang terbaik.

6. Allah SWT Penghilang Kerisauan dan Kesedihan

Doa Nabi Yunus AS menunjukkan bahwa hanya Allah SWT yang mampu menghilangkan segala bentuk kerisauan dan kesedihan yang dialami manusia.

7. Mengesakan Allah SWT

Melalui doa ini, Nabi Yunus AS memuliakan Allah SWT dengan menyebutkan keagungan dan kesucian-Nya. Tidak ada keburukan yang kembali kepada Allah SWT.

8. Hanya Allah SWT yang Layak Diseru

Doa Nabi Yunus mengajarkan bahwa memohon kepada Allah SWT adalah bentuk ibadah tertinggi dan hanya kepada-Nya semua doa pantas disampaikan.

Kisah Singkat Asal-usul Doa Nabi Yunus

Doa Nabi Yunus adalah salah satu doa yang memiliki kisah luar biasa di baliknya. Kisah ini bermula ketika Allah SWT mengutus Nabi Yunus AS untuk berdakwah kepada penduduk Niniwe, sebuah wilayah yang terletak di Moshul, Irak.

Nabi Yunus AS mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah SWT semata. Namun, ajakan Nabi Yunus AS tidak diindahkan. Penduduk Niniwe menolak seruannya dan bahkan mendustakan ajaran yang dibawanya.

Merasa marah dan kecewa, Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dan memohon kepada Allah SWT. Dalam perjalanan, ia menaiki sebuah perahu untuk melintasi lautan. Tidak lama kemudian, perahu tersebut menghadapi badai besar dan hampir tenggelam.

Para penumpang perahu sepakat untuk melakukan undian demi mengurangi beban kapal dan siapa yang terkena undian harus menceburkan diri ke laut. Undian tersebut jatuh kepada Nabi Yunus AS. Dengan segala keikhlasan, Nabi Yunus AS melompat ke laut dan tak lama kemudian ia ditelan oleh seekor ikan paus besar atas izin Allah SWT.

Di dalam kegelapan perut ikan paus, Nabi Yunus AS menyadari kesalahannya karena meninggalkan kaumnya. Dalam situasi tersebut, ia memanjatkan doa yang kini dikenal sebagai Doa Nabi Yunus AS.

Allah SWT menerima doa Nabi Yunus AS. Ikan paus tersebut kemudian memuntahkan Nabi Yunus AS di tepi pantai dalam keadaan selamat. Untuk melengkapi rahmat-Nya, Allah SWT menumbuhkan sebatang pohon labu di tempat itu sebagai perlindungan dan sumber makanan bagi Nabi Yunus AS. Setelah pulih, Nabi Yunus AS kembali diutus kepada kaumnya yang akhirnya menerima dakwahnya dengan sepenuh hati.

Wallahu a’lam.

Keutamaan Membaca Doa Nabi Yunus

Membaca doa Nabi Yunus AS secara rutin dipercaya membawa banyak keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan yang dirangkum dari buku Ketika Allah Mengabulkan Doa Mereka karya Shalih bin Rasyid al-Huaimil:

1. Doanya Dikabulkan

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, disebutkan bahwa siapa pun yang membaca Doa Nabi Yunus AS dengan tulus, maka Allah SWT akan mengabulkan permintaannya.

2. Keluar dari Kesulitan

Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadits bahwa doa Nabi Yunus AS menjadi jalan keluar dari segala permasalahan dan membuka pintu kemudahan bagi siapa saja yang membacanya.

3. Pahala Setara Mati Syahid

Umat Islam yang membaca doa ini saat sedang sakit lalu meninggal dunia akan dijanjikan oleh Allah SWT pahala yang setara dengan orang-orang yang syahid di jalan-Nya.

4. Pengampunan Dosa

Bagi orang yang sakit dan membaca Doa Nabi Yunus AS. Apabila Allah SWT memberinya kesembuhan, maka dosa-dosanya diampuni sebagai wujud rahmat-Nya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Mencari Barang Hilang dan Etika ketika Menemukannya


Jakarta

Doa mencari barang hilang bisa dibaca muslim agar diberi kemudahan menemukannya. Meski begitu, doa tetap harus diiringi dengan ikhtiar dan usaha.

Dalam Islam, Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Dia berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menukil dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, Zaid bin Khalid Al-Juhani mengatakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang luqathah (barang temuan) berupa emas atau perak.

Rasulullah SAW menjawab, “Kenalilah ikatan dan kantongnya (ciri-cirinya), lalu umumkan selama setahun. Jika tidak ada pemilik yang datang mengambilnya, pergunakanlah, tetapi statusnya sebagai barang titipan. Jika sewaktu-waktu pemiliknya datang mencarinya, berikanlah kepadanya.”

Lalu seseorang bertanya tentang penemuan unta. Rasulullah SAW berkata, “Mengapa kau peduli dengan unta itu? Biarkan saja, karena unta itu punya kaki dan kantong air. Ia bisa mendatangi air dan makan pepohonan hingga si pemilik menemukannya.”

Lalu, seorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang penemuan kambing. Rasulullah SAW menjawab, “Kambing itu untukmu (jika tidak diketahui siapa pemiliknya setelah diumumkan setahun) atau untuk saudaramu yang kekurangan atau untuk serigala (jika tidak kau ambil).”

Di lain kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyembunyikan barang temuan milik orang lain maka ia sesat selama ia tidak mengumumkannya.”

Doa Mencari Barang yang Hilang

1. Doa Mencari Barang Hilang Versi Pertama

Mengutip dari buku Dahsyatnya Doa Para Nabi: Mengungkap Rahasia Kemustajaban Doa Para Nabi dan Keutamaannya untuk Diamalkan susunan Syamsuddin Noor, berikut bacaan doa mencari barang hilang yang bisa diamalkan ketika barang dicuri atau terkena tipu.

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Arab latin: Allażīna iżā aṣābat-hum muṣībah, qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ụn.

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”

2. Doa Mencari Barang Hilang Versi Kedua

اللهم يارب الضالة وياهاديا من الضلالة رد ضالتي

Arab latin: Allahumma ya robbana dhoollati wa yaa haadiyan minadh dholaalati rudda dhoollatii.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan dari sesuatu yang hilang, ya Tuhan yang memberikan petunjuk dari kesesatan, kembalikanlah barangku yang hilang.”

3. Doa Mencari Barang Hilang Versi Ketiga

اَللّٰهُمَّ يَا جَامِعَ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ، اِجْمَعْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ ضَالَّتِيْ فِيْ خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ

Arab latin: Allahumma ya jami’an nasi liyaumin la raiba fih baini wa baina dlallati fi khairin wa ‘afiyah

Artinya: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhan yang mengumpulkan semua manusia di hari yang tiada ragu lagi padanya. Pertemukan aku dan barangku yang hilang dengan kebaikan dari afiyah.”

Etika Menemukan Barang Hilang dalam Islam

Masih dari sumber yang sama, ada sejumlah etika yang perlu dipahami muslim ketika menemukan barang hilang. Jika barang tersebut bersifat tahan lama seperti emas maka simpan dan umumkan kepada khalayak umum selama setahun.

Namun, apabila barang yang hilang tidak tahan lama contohnya seperti makanan dan minuman, diperbolehkan untuk memakannya. Tapi, jika pemiliknya mengetahui dan mencari barang tersebut maka wajib diganti.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Surat Maryam Ayat 1-16 dan Keistimewaannya untuk Ibu Hamil


Jakarta

Surat Maryam dikenal punya keistimewaan untuk dibaca oleh ibu yang sedang hamil. Surat ke-19 dalam Al-Qur’an ini dinamakan sesuai dengan Maryam, ibunda Nabi Isa AS.

Maryam dikenal sebagai wanita yang memiliki simbol ketakwaan, kesabaran, dan keikhlasan. Surat Maryam sering dibaca terutama oleh ibu hamil, agar diharapkan mendapatkan keberkahan dan ketenangan.

Bagi ibu hamil, membaca Surat Maryam, khususnya ayat 1-16, memiliki makna yang mendalam. Ayat-ayat ini menceritakan tentang kisah Nabi Zakaria AS yang berdoa kepada Allah untuk dikaruniai keturunan meskipun usianya sudah lanjut.


Doanya dijawab dengan kelahiran Nabi Yahya AS, sebagai bentuk kasih sayang dan kekuasaan Allah SWT. Kisah ini mengingatkan para ibu hamil untuk senantiasa berdoa, berserah diri, dan bersyukur atas karunia kehamilan yang diberikan oleh Allah.

Bacaan Surat Maryam untuk Ibu Hamil Ayat 1-16

Para ibu hamil berharap dengan membaca surat Maryam, anak yang dikandungnya akan memiliki kecantikan hati seperti Maryam. Biasanya, ayat yang dibaca adalah surat Maryam ayat 1-16. Berikut ini adalah bacaan surat Maryam ayat 1-16:

1.

كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ

Bacaan latinnya: Kaf Ha Ya ‘Ain Shad
Artinya: “Kāf Hā Yā ‘Ain Ṣād.”

2.

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ

Bacaan latinnya: Zikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā
Artinya: “Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,”

3.

اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا

Bacaan latinnya: Iż nādā rabbahụ nida`an khafiyyā
Artinya: “(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”

4.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbi innii wahanal-‘azmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’a`ika rabbi syaqiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku’.”

5.

وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wa innii khiftul-mawaaliya miw waraa`ii wa kaanatimra`atii ‘aqiran fa hab lii mil ladungka waliyyaa
Artinya: “Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu”

6.

يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Bacaan latinnya: Yariṡunii wa yariṡu min aali ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyaa
Artinya: “Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”

7.

يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

Bacaan latinnya: Yaa zakariyya innaa nubasysyiruka bigulaaminismuhụ yaḥyaa lam naj’al lahụ ming qablu samiyyaa
Artinya: “(Allah berfirman), ‘Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.’

8.

قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbi annaa yakụnu lii gulāmuw wa kānatimra`atī ‘āqiraw wa qad balagtu minal-kibari ‘itiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?’

9.

قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا

Bacaan latinnya: Qaala każālik, qaala rabbuka huwa ‘alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`aa
Artinya: “(Allah) berfirman, ‘Demikianlah.’ Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali’.”

10.

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbij’al lī aayah, qāla aayatuka allaa tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.’ (Allah) berfirman, ‘Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.’

11.

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا

Bacaan latinnya: Fa kharaja ‘alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥaa ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa ‘asyiyyā
Artinya: “Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.”

12.

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ ١٢

Bacaan latinnya: Yã yahya khuzil-kitäba biquwwah(tin), wa ātainähul-hukma sabiyyā(n).
Artinya: “(Allah berfirman,) ‘Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.’ Kami menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak.”

13.

وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wa hanănam mil ladunnã wa zakäh(tan), wa kãna taqiyyā(n).
Artinya: “(Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang yang bertakwa.”

14.

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

Bacaan latinnya: Wa barram biwälidaihi wa lam yakun jabbäran ‘asiyyā(n).
Artinya: “(Dia) orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong lagi durhaka. “

15.

وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا ࣖ

Bacaan latinnya: Wa salāmun ‘alaihi yauma wulida wa yauma yamütu wa yauma yub’asu hayyã(n).
Artinya: “Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali.”

16.

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ مَرْيَمَۘ اِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wazkur fil-kitäbi maryam(a), izintabazat min ahlihã makãnan syarqiyyà(n).
Artinya: “Ceritakanlah (Nabi Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur’an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis).”

Keutamaan Membaca Surat Maryam

Surat Maryam terdiri dari 98 ayat dan merupakan surat ke-19 dalam Al-Qur’an. Surat ini diturunkan di Makkah, sehingga termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.

Dikutip dari buku Panduan Hamil Sehat & Syar’i oleh Ustadzah Sa’idatul Nafisah, dijelaskan bahwa ketika seorang wanita mengandung, dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an terutama surat Maryam dan surat Yusuf. Sebab surat Maryam dipercaya dapat memudahkan persalinan serta mendapatkan anak yang cantik, sabar, shalihah, dan taat seperti halnya Siti Maryam.

Diceritakan dalam surat itu, kisah hidup Siti Maryam adalah ibu dari Nabi Isa AS. Maryam adalah keturunan Nabi Daud AS dan dikenal sebagai sosok yang tekun dalam beribadah.

Surat ini menceritakan kisah ajaib saat Maryam melahirkan Isa AS. Maryam sebelumnya belum pernah bergaul dengan seorang laki-laki, apalagi berhubungan suami-istri. Kelahiran Isa AS tanpa ayah merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT.

Pada surat ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa Nabi Zakaria AS oleh Allah SWT. Ia ingin dianugerahi seorang putra sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaannya, sedangkan usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul.

Sementara dalam Buku Lengkap Fiqih Kehamilan dan Melahirkan karya Rizem Aizid, disebutkan bahwa Surat Maryam diyakini memiliki banyak manfaat bagi janin. Umumnya, ketika seorang muslimah hamil rutin membaca surat ini, diyakini anak yang dilahirkan akan dianugerahi kecantikan, baik secara fisik maupun spiritual, mirip dengan sosok Maryam binti Imran yang dikisahkan dalam surat tersebut.

Mugi Rizkiana Halalia dalam bukunya yang berjudul Menyiapkan Anak Jenius sejak Dalam Kandungan, menjelaskan memang tidak ada dalil yang secara langsung dan sahih yang menyatakan bahwa membaca surat Maryam bagi ibu hamil adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk membuat anaknya berparas cantik.

Namun, isi dari surat ini menceritakan kisah Maryam sebAgai wanita yang taat kepada Allah SWT, bisa dipetik dan menjadi tambahan amalan bagi sang ibu. Wallahua’lam.

Itulah tadi bacaan ayat 1-16 surat Maryam. Semoga membantu dan menambah amalan kita.

(aau/fds)



Sumber : www.detik.com