Tag Archives: rukun haji

Rukun Haji Ada 6, Apa Saja?


Jakarta

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang sangat istimewa dan menjadi dambaan setiap Muslim. Untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan sah, seorang jemaah harus memahami dan melaksanakan rukun-rukun haji dengan benar.

Rukun haji adalah amalan-amalan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang menunaikan ibadah haji. Amalan ini merupakan syarat sahnya ibadah haji. Jika salah satu rukun haji ditinggalkan, maka ibadah haji yang dilakukan tidak sah.

Pengertian Rukun Haji

Ahmad Sarwat dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah mengatakan, secara bahasa, rukun berarti sudut atau tiang penyangga suatu bangunan. Dalam konteks ibadah haji, rukun merujuk pada amalan-amalan pokok yang menjadi fondasi ibadah haji. Jika salah satu rukun tidak dilaksanakan, maka ibadah haji yang dilakukan tidak sah.


Artinya, rukun haji adalah tindakan-tindakan khusus yang harus dilakukan oleh setiap jemaah haji dengan tertib dan sesuai dengan syariat Islam. Rukun haji ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah haji dan menjadi penanda kesempurnaan ibadah tersebut.

Perbedaan Pendapat tentang Rukun Haji

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai jumlah rukun haji. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pemahaman terhadap dalil-dalil yang berkaitan dengan rukun haji. Masih mengutip sumber yang sama, berikut perbedaan rukun haji menurut empat mazhab:

Mazhab Hanafi

Hanya menetapkan dua rukun haji, yaitu wukuf di Arafah dan tawaf ifadah.

Mazhab Maliki

Menetapkan empat rukun haji, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, dan sa’i.

Mazhab Syafi’i

Menetapkan enam rukun haji, yakni; ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’i, menggundulkan rambut kepala dan tertib.

Mazhab Hanbali

Pendapatnya sama dengan Mazhab Maliki.

Jumlah dan Rincian Rukun Haji

Para ulama memang berbeda pendapat mengenai jumlah rukun haji. Namun, secara umum, terdapat enam rukun haji yang paling banyak disepakati, yaitu:

1. Ihram

Merupakan niat untuk melaksanakan ibadah haji dan memasuki keadaan suci dengan mengenakan pakaian ihram serta meninggalkan larangan-larangan ihram.

Berikut bacaan yang bisa dilafalkan sebagai niat ihram,

وَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan.

Artinya, “Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji.”

2. Wukuf di Arafah

Berdiri di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah antara waktu zuhur hingga terbenam matahari. Ini adalah puncak dari rangkaian ibadah haji.

Para jemaah diwajibkan untuk membaca takbir dan tahmid saat wukuf di Arafah.

3. Tawaf Ifadah

Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali setelah wukuf di Arafah. Selama tawaf, jemaah harus dalam keadaan suci dari hadats dan disarankan untuk banyak berdoa.

4. Sa’i

Berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

5. Tahallul

Mencukur rambut atau menggunting rambut bagi laki-laki, dan menggunting ujung kuku bagi perempuan setelah melaksanakan tawaf ifadah.

6. Tertib

Melaksanakan seluruh rukun haji sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

6 Rukun Haji, Jemaah Wajib Tahu sebelum Berangkat ke Tanah Suci



Jakarta

Dalam pelaksanaan ibadah haji, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Setiap jemaah haji wajib mengetahui rukun haji agar ibadah dapat dikerjakan sesuai syariat.

Ibadah haji merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman melalui surat Ali ‘Imran ayat 97,

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ


Arab-Latin: Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi ‘alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā’a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun ‘anil-‘ālamīn

Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Hukum Melaksanakan Rukun Haji

Di dalam pelaksanaan ibadah haji, ada rukun haji yang wajib dipenuhi. Umat Islam yang melaksanakan ibadah haji harus mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi rukun haji.

Rukun haji adalah praktik ibadah yang mutlak dikerjakan pada saat pelaksanaan ibadah haji. Jika rukun haji tidak dikerjakan, ibadah haji seseorang dianggap tidak sah menurut hukum Islam. Demikian sebagaimana dijelaskan dalam buku Fiqih karya Udin Wahyudin, dkk.

Mengutip buku Fiqh dan Ushul Fiqh karya Dr. Nurhayati, M.Ag, rukun haji adalah amalan yang wajib dilaksanakan saat menjalani ibadah haji. Apabila ada salah satu yang tidak dikerjakan maka ibadah haji tersebut menjadi batal dan tidak bisa diganti dengan kaffarat dan fidyah apapun.

Rukun Haji

Merangkum buku Panduan Lengkap Ibadah: Menurut Al-Quran, Al-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama karya Muhammad Al-Baqir, berikut rukun haji yang harus diketahui muslim:

1. Ihram

Ihram atau berihram adalah keadaan seseorang yang sudah berniat menjalankan ibadah haji. Ada bacaan yang bisa dilafalkan sebagai niat ihram,

وَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan.

Artinya: “Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji.”

2. Wukuf

Wukuf adalah pertanda puncak dari rangkaian ibadah haji. Wukuf dikerjakan di Padang Arafah. Selama proses ini para jemaah diwajibkan membaca takbir dan tahmid.

3. Tawaf

Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di Masjidil Haram.

Selama berkeliling ini jemaah memperbanyak berdoa serta harus dalam keadaan suci dari hadas kecil dan juga hadas besar.

4. Sa’i

Sa’i adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berlari-lari kecil atau berjalan kaki sebanyak 7 kali, dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya.

5. Tahallul

Tahallul adalah mencukur rambut yang sebaiknya dilakukan sejak awal ketika sudah sampai di Mina, atau setelah mabit dari Muzdalifah untuk melontar Jumratul Aqabah.

6. Tertib

Tertib adalah bagian terpenting dari rangkaian ibadah haji. Apabila tidak tertib sesuai aturan selama menunaikan ibadah haji, maka hajinya bisa dianggap tidak sah.

Jika rukun haji tidak dikerjakan secara tertib dan berurutan maka ibdahnya dianggap tidak sah dan hendaknya ia mengerjakan haji lahi di tahun berikutnya.

Hadits Keutamaan Ibadah Haji

Ibadah haji memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Berikut beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan dan balasan bagi umat Islam yang berhaji:

1. Surga bagi Haji Mabrur

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga,'” (HR Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

2. Keutamaan Meninggal saat Berhaji

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ وَاقِفٌ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِعَرَفَةَ فَوَقَعَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَأَوْقَصَتْهُ أَوْ وَقَصَتْهُ فَمَاتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِى ثَوْبَيْنِ وَلاَ تُحَنِّطُوهُ وَلاَ تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا

Artinya: “Dari sahabat Ibnu Abbas RA, ia bercerita, ketika sedang (wukuf) bersama Rasulullah di Arafah, seseorang tiba-tiba terjatuh dari kendaraannya, lalu membuat lehernya patah, kemudian meninggal dunia. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, kafankanlah pada dua lapis. Jangan berikan obat pengawet dan jangan tutup kepalanya karena Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah,” (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Khuzaimah).

3. Diampuni Dosa Jemaah Haji

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya,'” (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

4. Balasan Surga bagi Jemaah Haji yang Wafat

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِحَجٍّ، أَوْ بِعُمْرَةٍ فَمَاتَ فِيهِ، لَمْ يُعْرَضْ وَلَمْ يُحَاسَبْ، وَقِيلَ لَهُ ادْخُلِ الْجَنَّةَ, قَالَتْ وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ يُبَاهِي بِالطَّائِفِينَ

Artinya: “Dari Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Siapa saja yang keluar berhaji atau umrah melalui jalan ini, lalu meninggal di dalamnya, niscaya ia tidak ditampakkan dan tidak dihisab, lalu dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke surga.’ Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh Allah bangga terhadap orang-orang yang thawaf,'” (HR At-Thabrani, Abu Ya’la, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi).

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Tawaf Putaran Pertama hingga Ketujuh



Jakarta

Tawaf merupakan salah satu rukun haji dan umrah. Jemaah disunnahkan untuk membaca bacaan tawaf dari putaran pertama hingga ketujuh.

Disebutkan dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya al-Faifi, ada empat macam tawaf, yakni tawaf qudum, tawaf ifadhah, tawaf wada, dan tawaf tathawwu’.

Thawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika pertama kali datang di Masjidil Haram, sedangkan tawaf ifadhah merupakan tawaf yang dilakukan dalam rangka ibadah haji maupun umrah.


Adapun, tawaf wada merupakan tawaf yang dilakukan di akhir ibadah haji maupun umrah, sebelum akhirnya meninggalkan Kota Makkah

Kemudian, tawaf tathawwu merupakan tawaf sunnah yang dilakukan kapan saja, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keutamaan tawaf.

Tata Cara Tawaf

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya al-Faifi turut memaparkan mengenai tata cara melakukan tawaf, yaitu:

  • Orang yang hendak melakukan tawaf dapat memulainya dengan melakukan idhthiba’ (meletakkan bagian tengah kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan kedua ujungnya diletakkan di atas bahu yang kiri) lalu ia menghadap Hajar Aswad dan menciumnya, memegang, atau memberikan isyarat dengan menjadikan Ka’bah di posisi kirinya dan membaca bacaan tawaf yang pertama.
  • Disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada putaran tiga pertama, dengan cara mempercepat langkah kaki dan mendekatkan diri ke arah Ka’bah. Kemudian berjalan biasa pada empat putaran yang tersisa.

Bacaan Doa Tawaf

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan bahwa disunahkan untuk mengusap Hajar Aswad dan ketika memulai tawaf membaca,

بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Bismillaahi wallahu akbar, allaahumma iimaanan bika wa tash- diiqan bikitaabika wa wafaa-an bi’ahdika wat tibaa’an lisunnati nabi- yyika shal lallaahu ‘alaihi wasallam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar, ya Allah (tawaf ini) karena iman kepada-Mu, pembenaran kepada kitab-Mu, penunaian terhadap janji-janji-Mu dan mengikuti Nabi-Mu SAW.”

Disunnahkan untuk berulang kali membaca zikir ini ketika posisinya sedang sejajar dengan Hajar Aswad pada tiap-tiap tawaf. Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama dalam tawaf disunnahkan untuk membaca:

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجَاً مَبْرُوراً وذنْباً مَغْفُوراً وَسَعْياً مَشْكُوراً

Arab latin: Allaahummaj ‘alhu hajjam mabruuraa, wa dzammbam maghfuuraa, wa sa’yam masykuuraa

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah haji ini haji yang mabrur, dosa yang diampuni dan sa’i yang disyukuri.”

Pada empat putaran setelahnya membaca doa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ وَأَنتَ الأَعَزُّ الْأَكْرَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Allahummaghfir warham wa’fu ‘ammaa ta’lam wa antal aa’zzul akram, allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhi- rati hasanataw waaqinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dari apa yang Engkau ketahui, Engkau Maha Mulia di antara yang mempunyai kemuliaan, ya Allah Tuhan kami, anugerahkanlah kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan jauhkanlah dari siksaan neraka.”

Imam Syafi’i mengatakan: “Aku lebih suka bacaan dalam tawaf, dengan membaca, ‘Rabbana atinaa fid dunya hasanah…’ sampai akhir kalimat, dan aku lebih suka membaca semuanya dan disunnahkan antara tawaf berdoa dengan doa yang aku sukai tentang kehidupan agama dan urusan dunia. Jika salah satu dari jamaah membacakan doa kemudian yang lainnya mengaminkan maka lebih baik.”

Pendapat Imam Syafi’i dan kebanyakan ulama Syafi’iyah disunahkan membaca Al-Qur’an dalam tawaf, karena tawaf merupakan tempatnya zikir. Sedangkan, zikir yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

7 Doa ketika Wukuf di Arafah, Baca Ini di Waktu Mustajabnya



Jakarta

Melalui sabdanya, Nabi SAW menuturkan bahwa utamanya berdoa adalah pada hari Arafah, tepatnya ketika berwukuf. Serta beliau mengajarkan doa-doa yang bisa dibaca saat waktu mulia tersebut. Bagaimana bacaan doa saat wukuf di padang Arafah?

Menukil buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, para ulama sepakat bahwa wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah di padang Arafah merupakan rukun haji yang paling agung. Hal ini lantaran Rasul SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abdurrahman bin Ya’mur:

الْحَجُّ عَرْفَةُ مَنْ جَاءَ لَيْلَةَ جَمْعٍ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَقَدْ أَدْرَكَ


Artinya: “Haji adalah (wukuf di) Arafah. Barang siapa yang datang (di Arafah) pada hari Nahar malam sebelum fajar terbit, dia terhitung melakukan wukuf.” (HR Abu Dawud [486], Tirmidzi [228], Nasa’i [256], & Ahmad [309-310])

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengemukakan, “Dalam hari Arafah, dikerjakan sebagian besar pekerjaan haji, dan hari Arafah merupakan tujuan utama bagi haji serta menjadi rukunnya.”

Maksud Arafah merupakan sebagian besar dari ibadah haji, karena pada hari itu dilaksanakannya wukuf yang mana termasuk rukun. Muslim yang berhaji dikatakan memeroleh hajinya jika mendapat hari Arafah. Begitu pun sebaliknya, jemaah terlewatkan hajinya apabila wukuf di Arafah terlewat.

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji saat Wukuf di Padang Arafah?

Masih dari Fiqih Sunnah, wukuf adalah hadir dan berada di bagian mana pun selama masih di padang Arafah, meski dalam kondisi tidur, terjaga, duduk, berbaring, berjalan, di atas kendaraan, keadaan suci atau tidak.

Ahmad Sarwat dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah mengatakan padang Arafah diperkirakan luasnya adalah 10,4 km persegi. Meski demikian, wukuf di bagian Shakhrat atau lokasi sekitarnya menjadi tempat utama berwukuf. Sesuai ucapan Nabi SAW, “Aku wukuf di sini, dan seluruh Arafah adalah tepat wukuf.” (HR Ahmad, Muslim & Abu Dawud)

Adapun yang dilakukan jemaah haji ketika wukuf di Arafah, seperti yang dikemukakan Imam Nawawi, “Maka seseorang dianjurkan menghabiskan waktunya untuk berzikir dan berdoa, membaca Al-Qur’an, membaca berbagai macam doa, membaca berbagai macam zikir. Berdoa untuk sahabat, orang-orang yang sendiri, melakukan zikir di semua tempat, berdoa sendirian bersama jamaah, berdoa untuk sendiri, kedua orang tua, kaum guru-guru, teman-teman, para semua orang yang pernah berbuat baik kepadanya dan semua muslim. Jangan sekali-kali ia berlaku sembarangan dalam hal tersebut, karena hari Arafah merupakan hari yang tidak dapat ditangguhkan, lain halnya dengan hari-hari yang lain.”

Sebagaimana yang diriwayatkan Thalhah bin Ubaidillah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ …

Artinya: “Sebaik-baiknya doa adalah doa pada hari Arafah,” (HR Baihaqi [1720] & Malik [1/214, no. 500])

Dalam riwayat lain dari Aisyah, Nabi SAW menuturkan: “Tidak ada hari yang pada hari itu Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka dengan jumlah yang lebih banyak daripada hari Arafah. Sesungguhnya (pada hari itu) Dia turun dan membangga-banggakan mereka kepada para Malaikat. Dia lalu berkata, ‘Apa yang mereka inginkan?'” (HR Muslim, Ibnu Majah, Baihaqi & Hakim)

Mengutip kitab Al-Adzkar, ketika berdoa di Arafah, jemaah haji hendaknya memelankan suara, sambil banyak mengucapkan kalimat tobat dari semua pelanggaran dengan bersungguh-sungguh. Selain itu, sepatutnya ia mengulang-ulang doanya dengan rasa yakin dalam diri bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkan doa itu.

Sebaiknya pula membuka doa dengan membaca Hamdalah, sanjungan kepada Allah SWT, dan membaca shalawat dan salam untuk Nabi SAW. Begitu juga saat mengakhiri doanya. Ia juga hendaknya berdoa dengan menghadap ke arah kiblat dan dalam keadaan suci.

Dalam Fiqih Sunnah disebutkan jumhur ulama berpendapat waktu wukuf dimulai hari ke-9 bulan Dzulhijjah setelah matahari tergelincir, hingga terbitnya fajar di hari ke-10. Inilah waktu terbaik untuk berdoa di hari Arafah.

Doa saat Wukuf di Arafah sesuai Sunnah Nabi

Rasul SAW mengajarkan doa wukuf di padang Arafah kepada umat Islam melalui sabdanya. Berikut sejumlah bacaan doanya yang dinukil dari kitab Al-Adzkar & buku Fiqih Sunnah:

1. Doa Wukuf Arafah Versi Satu

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Dzat yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan segala pujian. Di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR Ahmad & Tirmidzi, dari Kakek Amir bin Syu’aib)

2. Doa Wukuf Arafah Versi Dua

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِى نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ اللَّهُمْ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَا بِى وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِى اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الأَمْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيْحُ

Latin: Allahumma lakal hamdu kalladzii naquulu wa khairan mimmaa naquulu, Allahumma laka shalaati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati wa ilaika maabii wa laka rabbi turaatsi, Allahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa waswasatish shadri wa syataatil amri, Allahumma inni a’uudzu bika min syarri maa taji-u bihir riihu

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji seperti pujian yang kami ucapkan kepada-Mu dan lebih baik daripada pujian yang kami ucapkan untuk-Mu. Ya Allah, untuk-Mu shalat, ibadah, hidup, dan matiku. Hanya kepada-Mu tempat kembaliku dan hanya untuk-Mu, wahai Tuhanku, segala warisanku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, bisikan nafsu, dan tercerai-berainya perkara. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan tiupan angin.” (HR Tirmidzi, dari Ali bin Abi Thalib)

3. Doa Wukuf Arafah Versi Tiga

اَللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Latin: Allahumma aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari azab neraka.”

4. Doa Wukuf Arafah Versi Empat

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيرًا، وَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُالرَّحِيمُ

Latin: Allahumma innii dzhalamtu nafsii dzhulman katsiiran, wa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indika war hamnii innaka antal ghafuurur rahiima

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berbuat aniaya terhadap diriku dengan perbuatan aniaya yang banyak, dan sesungguhnya tidak ada seorang pun yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan belas kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.”

5. Doa Wukuf Arafah Versi Lima

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً تُصْلِحْ بِهَا شَأْنِي فِي الدَّارَيْنِ، وَارْحَمْنِي رَحْمَةً أَسْعَدُ بِهَا فِي الدَّارَينِ، وَتُبْ عَلَيَّ تَوْبَةً نَصُوحًا لَا أَنكُثُهَا أَبَدًا، وَأَلْزِمْنِي الِاسْتِقَامَةَ لَا أَزِيْغُ عَنْهَا أَبَدًا

Latin: Allahummaghfir lii maghfiratan tushlih bihaa sya’nii fiddaaraini warhamnii rahmatan as’adu bihaa fiddaaraini wa tub ‘alayya waubatan nashuuhan laa ankutsuhaa abadan, wa-alzimnii listiqaamata laa aziighu ‘anhaa abadan

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dengan ampunan yang dapat memperbaiki diriku di dunia dan akhirat. Belas kasihanilah aku dengan rahmat yang membuat aku bahagia di dunia dan akhirat. Terimalah tobatku dengan tobat yang murni yang tidak aku kotori lagi selama-lamanya. Tetapkanlah diriku pada jalan istiqamah (jalan yang lurus) yang tidak aku selewengkan lagi untuk selama-lamanya.”

6. Doa Wukuf Arafah Versi Enam

اَللَّهُمَّ انْقُلْنِي مِنْ ذُلِّ المَعْصِيَةِ إِلَى عِزِّ الطَّاعَةِ، وَأَغْنِنِي بحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ، وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin: Allahummanqulnii min dzullil ma’shiyati ilaa ‘izzith thaa’ati wa aghninii bihalaalika ‘an haraamika, wa bithaa’atika ‘an ma’shiyatika wa bi fadhlika ‘amman siwaak

Artinya: “Ya Allah, pindahkanlah diriku dari hinanya kemaksiatan kepada mulianya ketaatan, cukupkanlah diriku dengan rezeki halal-Mu agar terhindar dari rezeki haram-Mu, dan dengan taat kepada-Mu agar terhindar dari maksiat terhadap-Mu, dengan karunia-Mu agar terhindar dari selain-Mu.”

7. Doa Wukuf Arafah Versi Tujuh

وَنَوِّرْ قَلْبِي وَقَبْرِي وَأَعِذْنِي مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، وَاجْمَعْ لِي الْخَيْرَ كُلَّهُ

Latin: Wa nawwir qalbii wa qabrii wa=a’idznii minasy syarri kullihi wajma’liil khaira kullahu

Artinya: “Sinarilah kalbu dan kuburanku, lindungilah aku dari semua kejahatan, dan himpunkanlah untukku semua kebaikan.”

Itulah tujuh doa yang bisa dibaca saat wukuf di Arafah. Selain itu, detikers bisa lafalkan permohonan dan doa lainnya ya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com