Tag Archives: rukun sholat

13 Rukun Sholat: Pengertian, Urutan, dan Penjelasannya


Jakarta

Sholat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang menjadi tiang agama. Agar sholat sah, seorang muslim harus memenuhi rukun sholat.

Rukun sholat yaitu bagian-bagian pokok dalam sholat yang tidak boleh ditinggalkan, baik sengaja maupun tidak. Jika salah satu rukun ditinggalkan, sholat menjadi batal.


Pengertian Rukun Sholat

Dikutip dari buku Tuntunan Bersuci Dan Sholat: Madzhab Imam Asy Syafi’i oleh Humaidi Al Faruq, rukun sholat adalah bagian dari sholat yang menentukan sah atau tidaknya sholat.

Dalam sholat ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, ada yang dinamakan fardhu dan ada pula yang dinamakan sunnah. Yang termasuk dalam fardhu adalah masuk kedalam hakikat shalat dinamakan syarat. Dan yang sunnah kalau dianjurkan mengerjakan sujud sahwi dikala tertinggal maka dinamakan ab’ad dan kalau tidak dianjurkan mengerjakan sujud sahwi dikala tertinggal dinamakan hai’at.

Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa syarat sah sholat itu ada empat macam: pertama rukun, kedua syarat, ketiga sunnah ab’ad dan keempat sunnah hai’at.

Rukun sholat seperti disebutkan Imam Nawawi di dalam kitab ‘Minhaj” ada tiga belas perkara dengan memasukkan
tuma’ninah pada empat tempat ke dalam perbuatan yang mengikuti rukun tetapi bukan termasuk rukun.

Rukun Sholat

Dikutip dari buku Panduan Sholat Rosulullah 1 oleh Imam Abu Wafa, rukun sholat ada 13. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Berdiri bagi yang Mampu

Rukun pertama dalam sholat adalah berdiri tegak bagi yang mampu. Hal ini berlaku untuk sholat wajib.

Bagi orang yang sakit atau tidak mampu berdiri, boleh sholat sambil duduk atau berbaring sesuai kemampuan.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 238,

حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ

Artinya: Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.

2. Niat

Sholat harus diawali dengan niat di dalam hati untuk menentukan sholat apa yang sedang dikerjakan, misalnya sholat Subuh, Zuhur, atau sholat sunnah tertentu.

Niat tidak harus diucapkan keras-keras, karena tempatnya ada di hati.

Niat dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram.

3. Takbiratul Ihram

Rukun ketiga adalah mengucapkan takbiratul ihram, yaitu lafaz:

الله أكبر (Allahu Akbar)

Takbir ini sebagai pembuka sholat, menandakan berpindahnya seseorang dari aktivitas biasa menuju ibadah sholat. Tanpa takbiratul ihram, sholat tidak dimulai.

4. Membaca Al-Fatihah pada Setiap Rakaat

Setiap rakaat sholat wajib membaca Surah Al-Fatihah. Membaca Al-Fatihah adalah rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

“Tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Rukuk dengan Tumakninah

Rukuk dilakukan setelah membaca bacaan surat setelah Al-Fatihah.

Tumakninah artinya berhenti sejenak dengan tenang, tidak terburu-buru. Berikut bacaan rukuk:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Arab latin: Subhaana rabbiyal ‘adhiimi wabihamdihi (3x)
Artinya: Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya

6. I’tidal dengan Tumakninah

Setelah rukuk, bangkitlah ke posisi berdiri tegak yang disebut i’tidal.

Tangan diangkat atau diletakkan di samping badan.

Beberapa hadits menjelaskan bacaan doa itidal sesuai ajaran Rasulullah SAW, berikut bacaannya:

Doa Itidal 1
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

Rabbana lakal hamdu.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji.”

Doa itidal ini bersandar pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,

“Apabila imam mengucapkan, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang-orang yang yang memuji-Nya)’, maka katakanlah, ‘Rabbana lakal hamdu (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji)’. Sebab barang siapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, ia akan diampuni dari segala dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Itidal 2
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du.

Artinya: “Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

Doa itidal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Abu Awfa RA. Ia mengatakan,

“Jika Rasulullah SAW bangkit dari ruku’, beliau membaca, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du (Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu)’.” (HR Muslim)

Doa Itidal 3
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Rabbana wa lakal hamdu hamdan katsiira thayyiban mubaarakan fiih.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang banyak, baik, dan mengandung berkah.”

Doa ini bersandar pada kisah yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqiy RA. Ia berkata bahwa ia sering salat di belakang Rasulullah SAW. Ketika mengangkat kepala dari ruku’, Rasulullah SAW mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).”

7. Sujud dengan Tumakninah

Sujud dilakukan dengan tujuh anggota badan yang menyentuh lantai:

  • Kening (termasuk hidung)
  • Kedua telapak tangan
  • Kedua lutut
  • Ujung jari kaki kiri dan kanan

Ketika sujud disunnahkan membaca,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

Subḥāna rabbiyal a’lā

Artinya: “Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi”.

8. Duduk di Antara Dua Sujud dengan Tumakninah

Setelah sujud pertama, duduklah dengan tenang untuk melaksanakan duduk di antara dua sujud.

Posisi duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri, kaki kanan ditegakkan) adalah yang paling dianjurkan.

Bacaan yang dianjurkan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, beri aku petunjuk, dan rezeki.”

9. Duduk Tasyahud Akhir

Tasyahud akhir wajib dilakukan pada rakaat terakhir sholat. Pada duduk ini, kita membaca tahiyat, shalawat atas Nabi, dan doa terakhir sebelum salam.

10. Membaca Tasyahud Akhir

Tasyahud akhir merupakan rukun yang tidak boleh ditinggalkan. Bacaan tasyahud akhir adalah:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ…

Disunnahkan juga membaca shalawat Ibrahimiyah untuk menyempurnakan tasyahud akhir.

11. Membaca Shalawat Nabi pada Tasyahud Akhir

Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir hukumnya rukun.

Contoh bacaan,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”

12. Salam yang Pertama

Salam adalah penutup sholat. Minimal dibaca:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Hanya salam pertama yang termasuk rukun, sedangkan salam kedua hukumnya sunnah.

13. Tertib dalam Menjalankan Rukun Sholat

Rukun sholat harus dilakukan secara berurutan (tertib). Jika ada rukun yang didahului atau tertinggal, sholat menjadi batal.

13 rukun sholat adalah syarat sah sholat yang wajib dipenuhi setiap muslim. Mengetahui dan memahami rukun ini penting agar sholat kita sah dan sempurna di mata Allah.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

11 Sebab yang Membatalkan Sholat, Muslim Sudah Tahu?


Jakarta

Sholat adalah ibadah paling utama dalam Islam yang menjadi tiang agama. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,

“Sholat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama.” (HR. Baihaqi)


Agar ibadah sholat diterima, seorang muslim perlu melaksanakan syarat dan rukunnya dengan benar serta menghindari hal-hal yang bisa membatalkan sholat. Sholat dikatakan batal apabila terdapat perbuatan, ucapan, atau keadaan tertentu yang merusak sahnya sholat. Ketika sholat batal, ibadah tersebut tidak dianggap sah sehingga wajib diulangi.

Dikutip dari buku Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tutunan Nabi karya Abu Utsman Kharisman, setiap muslim wajib menjaga sholat dan memastikan bahwa sholatnya sesuai dengan tuntunan syariat. Dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

Artinya: “Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad)

Hal-hal yang Membatalkan Sholat

Dirangkum dari buku 400 Kesalahan Dalam Shalat karya Mahmud Misri, Panduan Sholat Rasulullah 1 karya Imam Abu Wafa dan buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap oleh Cepi Burhanudin, berikut hal-hal yang dapat membatalkan sholat.

1. Hilangnya Wudhu atau Hadats

Sholat hanya sah apabila dilakukan dalam keadaan suci. Jika seseorang berhadats kecil (seperti buang angin, buang air kecil, atau buang air besar) maupun berhadats besar (junub, haid, nifas), maka sholatnya batal.

Dalilnya terdapat dalam firman Allah SWT, Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

2. Tersingkapnya Aurat dengan Sengaja

Menutup aurat adalah syarat sah sholat. Jika aurat terbuka dalam sholat dan tidak segera ditutup, maka sholatnya batal.

3. Banyak Bergerak di Luar Gerakan Sholat

Gerakan sholat sudah ditentukan secara syariat. Jika seseorang melakukan gerakan yang tidak ada kaitannya dengan sholat secara berlebihan, maka sholat bisa batal.

Namun, jika gerakan kecil dilakukan karena kebutuhan maka sholat tetap sah.

4. Makan dan Minum

Apabila seseorang makan atau minum dalam sholat dengan sengaja, meskipun hanya sedikit, maka sholatnya batal.

5. Tertawa Terbahak-Bahak

Menurut para ulama, tertawa dengan suara keras membatalkan sholat.

6. Berbicara di Luar Bacaan Sholat

Sholat hanya boleh diisi dengan bacaan tertentu yang sudah ditetapkan (takbir, bacaan Al-Qur’an, doa, dan dzikir). Jika seseorang berbicara dengan ucapan duniawi atau mengobrol dalam sholat, maka sholatnya batal.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya sholat ini tidak pantas ada sesuatu dari perkataan manusia di dalamnya. Sesungguhnya sholat hanyalah tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an.” (HR. Muslim)

7. Mendahului atau Tertinggal Jauh dari Imam

Bagi makmum, mengikuti imam adalah kewajiban. Jika makmum sengaja mendahului gerakan imam secara terus-menerus atau tertinggal jauh hingga tidak bisa menyusul, maka sholatnya tidak sah.

8. Ragu-Ragu dalam Niat

Niat adalah syarat sah sholat. Jika seseorang ragu atau membatalkan niatnya di tengah sholat, maka sholat tersebut batal.

9. Menambah Rukun Sholat dengan Sengaja

Jika seseorang menambah rukun fi’li (seperti menambah satu kali sujud atau rukuk) dengan sengaja, sholatnya batal. Namun jika terjadi karena lupa, maka cukup ditutup dengan sujud sahwi.

10. Membelakangi Kiblat

Menghadap kiblat adalah syarat sah sholat. Jika seseorang berbalik arah dari kiblat dengan sengaja tanpa alasan, maka sholatnya batal.

11. Murtad (Keluar dari Islam)

Apabila seseorang murtad saat sholat, maka seluruh amal ibadahnya batal, termasuk sholat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 217,

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com