Tag Archives: sabar

Sabar Itu Ibadah Hati yang Berat, tapi Ini Hadiahnya di Akhirat


Jakarta

Sabar adalah ibadah hati yang berat, terlebih jika ujian hidup datang bertubi-tubi. Namun, di balik itu ada hadiah besar menanti di akhirat.

Allah SWT dalam banyak ayat-Nya memerintahkan manusia agar bersabar. Dia juga telah memberitahukan ganjaran atas orang-orang yang bersabar.

Dalam surah Ali ‘Imran ayat 200, Allah SWT berfirman,


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٢٠٠

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

Sabar akan menjadi penolong manusia, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 153,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Menurut terjemahan Tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas menjelaskan perihal sabar dan hikmah di baliknya. Melalui ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bahwa sarana terbaik menanggung segala macam cobaan ialah dengan bersabar dan banyak salat.

Sabar, kata Ibnu Katsir, ada dua macam, yakni sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa serta sabar dalam menjalankan ketaatan dan amal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hadiah di Akhirat bagi Orang yang Sabar

Dijelaskan dalam Rihlah ilâ Dâr al-Âkhirah karya Mahmud Al-Mishri Abu Ammar yang diterjemahkan Ghilmanul Wasath dkk, orang-orang yang sabar akan diberi pahala tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT, “Orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala tanpa batas.” (QS Az Zumar: 10)

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto, memaparkan sejumlah hadits keutamaan orang yang bersabar. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sabar adalah permata di antara permata-permata surga.”

Pada suatu hari, seseorang bertanya kepada beliau SAW, “Apakah iman?” Beliau menjawab, “(Iman adalah) sabar.”

Imam al-Ghazali menafsirkan sabar adalah cabang terpenting dan terbesar di antara cabang-cabang iman.

Dalam hadits lain dikatakan, orang yang bersabar akan mendapat kesempurnaan pahala. Imam al-Ghazali memaparkan hadits ini dengan redaksi yang cukup panjang. Berikut bunyinya,

“Pemberian terendah yang dikaruniakan kepada kalian adalah keyakinan dan kesungguhan dalam bersabar. Barang siapa yang diberi sebagian dari kedua macam pemberian itu, niscaya ia tidak akan pernah merasa khawatir sekalipun tidak banyak mengerjakan shalat malam dan puasa siang hari.

Seandainya kalian tetap bersabar sebagaimana kalian sekarang ini dan tidak berpaling dari jalan ini, maka hal itu lebih aku sukai. Akan tetapi, aku takut seandainya seseorang dari kalian melakukan amal ibadah yang sama dengan amal ibadah kalian semua, namun berpaling dari sikap sabar, maka hal itu tidak aku sukai. Aku takut dunia akan terbuka kepada kalian sepeninggalku. Dikarenakan hal itu, sebagian kalian akan membenci sebagian lainnya dan, setelah itu, para penghuni langit menjadi sangat kecewa pada kalian. Barangsiapa yang tetap bersabar dan berharap balasan dari kesabarannya itu, ia akan memperoleh kesempurnaan dalam pahala.”

Kemudian beliau membaca ayat berikut,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ٩٦

Artinya: “Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS An Nahl: 96)

Wallahu a’lam.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Jangan Pernah Bilang ‘Aku Sudah Sabar’, Ini Pesan Rasulullah


Jakarta

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bersabar. Dia juga menunjukkan balasan di akhirat bagi yang melaksanakan ibadah hati tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surah An Nahl ayat 96,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ٩٦


Artinya: “Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut memberitahukan bahwa orang yang beriman dan sabar menghadapi tugas agama dan tabah dari segala penderitaan akan mendapat ganjaran lebih dari apa yang mereka kerjakan. Allah SWT menonjolkan sifat sabar atau tabah karena sifat tersebut adalah asas dari segala amal perbuatan.

Buya HAMKA dalam Tafsir Al Azhar mengatakan di sinilah letak ujian manusia, antara janji Tuhan yang begitu jelas dan janji manusia atau iblis yang mendebarkan dada. Orang lemah kerap kali jatuh.

Allah SWT juga berfirman dalam surah Asy Syura ayat 43,

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ ٤٣

Artinya: “Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.”

Pesan Rasulullah agar Bersabar

Jangan pernah bilang “aku sudah sabar”. Sebab, hal ini bisa berarti menolak untuk menghadapi ujian dengan kesabaran.

Rasulullah SAW dalam salah satu hadits pernah menyebut bahwa sabar ada tiga macam. Yaitu sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT, sabar dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah SWT, dan sabar dalam menerima ujian dari Allah SWT.

Beliau SAW bersabda,

الصَّبْرُ ثَلَاثَةٌ صَبْرٌ عَلَى الْمُصِيبَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ، فَمَنْ صَبْرَ عَلَى الْمُصِيبَةِ حَتَّى يَرُدَّهَا بِحُسْنِ عَزَائِهَا، كَتَبَ اللهُ لَهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ دَرَجَةِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الْأُخْرَى كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَمَنْ صَبَرَ عَلَى الطَّاعَةِ كُتِبْتَ لَهُ سِتْ مِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ تُحُوْمِ الْأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ، وَمَنْ صَبْرَ عَنِ الْمَعْصِيَةَ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ تِسْعَ مِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ تُخُوْمِ الأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ مَرَّتَيْنِ. (رواه ابن أبي الدنيا)

Artinya: “Sabar itu ada tiga macam: Sabar menghadapi musibah, sabar untuk taat dan sabar menghindari kedurhakaan. Barang siapa sabar menghadapi musibah hingga dia dapat menolak musibah itu dengan menganggap baik kedukaannya, maka Allah menetapkan baginya tiga ratus derajat, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Barang siapa sabar untuk taat, ditetapkan baginya enam ratus derajat, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti antara batas bumi hingga ke ujung ‘Arsy. Barang siapa sabar dalam menghindari kedurhakaan, Allah menetapkan sembilan ratus derajat kepadanya, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara batas bumi hingga ke ujung ‘Arsy dua kali lipat.” (HR Ibnu Abud-Dunya dan Abusy Syaikh dikutip dari Minhajul Qashidin Ibnu Qudamah)

Ulama kontemporer Syekh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Akhlaq Al-Islam terjemahan Fuad SN, juga memaparkan sebuah hadits tentang keutamaan sabar. Rasulullah SAW bersabda,

“Betapa menakjubkannya orang mukmin itu! Sesungguhnya segala urusannya baik baginya, dan itu tidak terjadi pada siapa pun selain hanya bagi orang mukmin. Jika ia mendapatkan kemudahan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya. Dan apabila ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Pada masa-masa dakwahnya, Rasulullah SAW berpesan kepada para sahabat agar senantiasa menahan diri dan bersabar, lapang dada, waspada, dan tidak membalas penganiayaan kaum musyrikin. Beliau SAW mengatakan, “Sesungguhnya sabar itu dihitung ketika hantaman pertama.” (HR Bukhari)

Pesan Ali bin Abi Thalib

Salah seorang sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib RA, juga banyak berpesan tentang kesabaran. Dia berpesan kepada Asy’at bin Qais, “Kamu jika sanggup bersabar maka ketetapan Allah akan terjadi dan kamu mendapatkan pahala, namun jikalau tidak sanggup bersabar maka ketetapan Allah akan terjadi dan kamu mendapatkan dosa.”

Sayyidina Ali RA menyebut sabar memiliki kedudukan tinggi dalam iman. Dia berpesan, “Ketahuilah bahwa kedudukan kesabaran terhadap keimanan bagaikan kedudukan kepala terhadap badan. Apabila kepala dipotong maka binasalah badan.”

Setelah itu, Sayyidina Ali RA mengeraskan suaranya dan berkata, “Ketahuilah bahwa tidak ada keimanan bagi yang tidak memiliki kesabaran. Kesabaran adalah kendaraan yang tidak akan menyesatkan.”

Pesan-pesan Sayyidina Ali RA tersebut tertuang dalam Biografi Ali bin Abi Thalib karya Ali Muhammad Ash-Shalabi edisi Indonesia terjemahan Muslich Taman dkk.

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Ketika Hidup Tak Sesuai Harapan, Ini Cara Bersabar Menurut Islam


Jakarta

Setiap manusia tentu memiliki harapan yang baik dalam hidup. Namun kenyataannya, tak semua harapan itu terwujud. Ada kalanya seseorang harus menghadapi kegagalan, kesedihan, kehilangan, kemiskinan, atau berbagai ujian yang menyakitkan.

Saat itulah kesabaran menjadi kunci utama untuk tetap bertahan dan tidak terjerumus dalam keputusasaan.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45, Allah SWT berfirman,


وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ

Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

1. Memahami Bahwa Ujian adalah Bagian dari Takdir Allah

Dikutip dari buku Hijrah dari Hidup yang Pedih: Tentang Bagaimana Menjadi Akhwat Tangguh dan Istiqomah di Jalan Allah karya Assabiya A. Sungkar, dalam Islam, setiap kejadian di dunia, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, telah ditentukan oleh Allah SWT.

Dalam surat At-Taghabun ayat 11, Allah SWT berfirman,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat ini menegaskan bahwa setiap muslim harus meyakini bahwa Allah SWT tidak menakdirkan sesuatu kecuali dengan kebaikan di baliknya.

2. Bersabar dengan Hati yang Ridha

Bersabar bukan hanya menahan amarah atau tangisan, tapi lebih dalam dari itu yakni menerima dengan ikhlas apa yang Allah SWT tetapkan. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah, menahan lisan dari perkataan buruk, dan menahan anggota tubuh dari perbuatan tercela.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah kebaikan. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu pun kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

3. Jangan Mengeluh, Perbanyak Dzikir dan Doa

Dalam buku The Power of Sabar karya Muhammad Sholikhin, ketika hati mulai gelisah karena kenyataan yang pahit, jangan larut dalam keluhan. Ucapkan dzikir dan doa karena itu adalah obat hati yang paling mujarab.

Doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika menghadapi kesulitan,

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Latin: “Allahumma ajirni fii musibati wakhluf lii khairan minha.”

Artinya: “Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah dengan sesuatu yang lebih baik.”
(HR. Muslim)

4. Yakin Bahwa Setelah Kesulitan Ada Kemudahan

Setiap penderitaan yang kita alami pasti akan berakhir, karena Allah SWT sudah menjanjikan hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an ayat 5-6,

Surat al-Insyirah Ayat 5-6
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Ulama menafsirkan bahwa satu kesulitan akan diiringi oleh dua kemudahan, sebagaimana dalam redaksi ayat tersebut. Maka tidak ada kesulitan yang abadi jika kita bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

5. Jangan Bandingkan dengan Kehidupan Orang Lain

Salah satu penyebab kekecewaan adalah membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain. Kita melihat orang lain sukses, menikah, kaya, bahagia sementara kita masih tertatih. Padahal setiap orang diuji dengan cara berbeda.

Rasulullah SAW mengingatkan dalam hadits,

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang di atas kalian. Hal itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian.” (HR. Muslim)

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kekuatan Sabar dan Sholat Jadi Penolong Muslim


Jakarta

Surat Al-Baqarah ayat 153 merupakan bagian penting dalam Al-Qur’an yang memberikan bimbingan bagi kaum muslimin dalam menghadapi kondisi hidup, baik ketika memperoleh nikmat maupun saat menghadapi ujian. Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menjadikan sabar dan sholat sebagai sumber kekuatan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan bagi orang-orang yang bersabar,


إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Artinya: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian, dan bahwa Allah, apabila menyayangi atau mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya, dan bagi siapa saja ridha, maka baginya keridhaan dari Allah, dan barangsiapa yang membenci, maka baginya kebenciaan dari Allah SWT.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanusta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma’aṣ-ṣābirīn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Tafsir Al-Azhar Karya Hamka

Merujuk Tafsir Al-Azhar karya Hamka, dijelaskan surat Al-Baqarah ayat 153 adalah ayat yang mengandung pesan luar biasa bagi orang-orang yang beriman. Ayat ini bukan sekadar seruan, tetapi merupakan panduan hidup di tengah tantangan kehidupan dan perjuangan menegakkan nilai-nilai kebenaran.

Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Ayat ini menegaskan bahwa dalam menghadapi segala ujian, hambatan, dan perjuangan hidup, dua kekuatan utama yang harus dimiliki seorang mukmin adalah sabar dan sholat. Kedua hal inilah yang menjadi jalan untuk meraih pertolongan Allah.

Semua nabi sebelum Nabi Muhammad SAW telah menempuh jalan ini. Mereka berjuang menegakkan kalimat Allah, melawan kezaliman, menyampaikan risalah meski dihadang oleh penentangan kaumnya. Namun kemenangan mereka terletak pada kesabaran.

Kesabaran para nabi tidak hanya pada saat menghadapi tekanan fisik atau sosial, tetapi juga ketika hasil dari perjuangan belum tampak. Mereka tidak goyah, tidak gelisah, dan tidak berhenti berjuang. Keteguhan mereka menjadi teladan bagi orang-orang beriman sepanjang zaman.

Rasulullah SAW sendiri ketika menghadapi masalah besar, beliau menenangkan diri dengan sholat. Dalam hadits disebutkan bahwa jika ada sesuatu yang menggelisahkan beliau, maka beliau segera menunaikan sholat.

Ayat ini juga mengajak setiap mukmin untuk tidak mudah gelisah atau goyah ketika berada dalam jalan kebenaran. Allah SWT memerintahkan agar hati tetap kuat, bahkan ketika hasil perjuangan belum terlihat. Keteguhan hati adalah syarat bagi kemenangan. Sebab, perjuangan tidak diukur dari kecepatan hasil, tetapi dari keikhlasan dan keteguhan dalam proses.

Tafsir Ibnu Katsir

Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat 153, Allah SWT menyeru kaum mukminin untuk meminta pertolongan dalam menghadapi ujian hidup dengan dua senjata utama: sabar dan sholat. Ayat ini turun setelah pembahasan tentang perintah bersyukur (ayat sebelumnya), seolah-olah menunjukkan bahwa kondisi manusia hanya dua: dalam nikmat (bersyukur) atau dalam cobaan (bersabar).

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Semua urusannya baik. Jika ia mendapatkan nikmat, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.” (HR Muslim)

Hadits ini memperkuat kandungan ayat bahwa iman, syukur, dan sabar adalah ciri seorang hamba yang dekat kepada Allah.

Pendapat Abdurrahman bin Zaid bin Aslam menegaskan bahwa sabar dalam ketaatan lebih utama dan pahalanya lebih besar karena membutuhkan konsistensi dan pengorbanan.

Sabar adalah kemampuan menahan diri terhadap dua hal:

– Melakukan yang dicintai Allah meski berat bagi jiwa dan tubuh
– Menahan diri dari hal yang dibenci Allah meskipun hawa nafsu menginginkannya

Siapa yang mampu menggabungkan keduanya, ia termasuk golongan orang yang akan mendapatkan pertolongan dan penyertaan dari Allah SWT.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Contoh Ceramah Singkat Tentang Sabar yang Menyentuh Hati


Jakarta

Setiap orang memiliki tingkat kesabaran yang berbeda-beda, kadangkala ada saatnya di mana kesabaran kita diuji dan menahan diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri.

Seringkali kita mendengar orang-orang menyerukan kesabaran lewat ceramah. Salah satu topik ceramah yang bisa sering didengar adalah ceramah tentang sabar. Baik ceramah singkat atau pun yang panjang tentang sabar.

Berikut contoh ceramah singkat tentang sabar yang menyentuh hati, cocok buat referensu buat Kultum atau Khutbah.


Pengertian Sabar

Dikutip dari situs Muhammadiyyah, arti bahasa dari sabar adalah menahan diri (الحبس ) dan mencegah (الكف )

Sabar atau Sabr adalah menahan diri dari rasa sedih (berkeluh kesah) dan menahan lisan dari menggerutu (mengeluh) dan menahan anggota badan agar tidak menampar pipi, merobek baju, dan sebagainya.

Sabar dalam arti syariat Islam

Menahan diri (tekun, telaten, rajin) dalam melaksanakan apa saja yang dikehendaki oleh Allah atau menahan diri (bertahan) untuk tidak melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah.

Artinya: Dia sabar melakukan apa yang diperintahkan Allah dan dia sabar untuk bertahan tidak mau melakukan apa yang dilarang Allah. Allah menjadikan di dalam hal itu pahala yang besar bagi orang yang mengharap ridha-Nya, dan membalas mereka dengan menjadikannya sebagai penghuni surga karena mereka bersabar dalam menggapai ridha Allah.

Di dalam kata sabar ada makna pencegahan, kekuatan, dan menahan (penolakan). Tasabbara rajul artinya dia menanggung kesabaran, berjihad melawan hawa nafsunya (dirinya) dan mengarahkan nafsu dirinya ke arah akhlak yang baik.

Dan sabbaraha apabila dia mengarahkan dirinya untuk bersabar yaitu tetap kokoh berlandaskan ajaran agama apabila datang dorongan nafsu syahwat menggodanya, dan dia tetap kokoh berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah karena siapa yang berpegang teguh kepada keduanya maka dia bersabar atas musibah dan bersabar untuk tekun rajin beribadah, dan bersabar dalam menjauhi hal-hal yang diharamkan.

Macam-macam Sabar

1. Sabar untuk tetap rajin, tekun dalam ketaatan kepada Allah.
2. Sabar untuk menahan diri dari berbuat durhaka kepada Allah.
3. Sabar untuk tetap tegar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang menyakitkan.

Ceramah Singkat Tentang Sabar

Ceramah singkat tentang sabar di bawah ini bisa menjadi salah satu referensi dalam menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum).

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh, La nabiya ba’dah.

Hadirin Yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita menghadapi yang namanya musibah. Peristiwa yang menyedihkan, mengecewakan atau mungkin menimbulkan luka batin.

Musibah ini dapat berupa kehilangan orang-orang tercinta, harta benda, mengalami bencana alam, kecelakaan, disakiti, dilukai dan difitnah orang lain. Macam-macam musibah bisa kita alami dalam hidup ini.

Atas berbagai musibah yang datang menerpa dalam hidup kita, maka kita harus meyakini bahwa semua bisa terjadi atas izin, sepengetahuan dan kuasa Allah SWT. Tidak ada satupun peristiwa terjadi di alam semesta ini tanpa diketahui Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat Al An’am 59 :

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”

Dari ayat di atas jelaslah bahwa segala sesuatu di alam semesta ini diketahui Allah SWT, bahkan sehelai daun yang gugur pun, Allah mengetahuinya, karena DIA Maha Mengetahui.

Atas dasar itulah, maka dalam menghadapi musibah kita harus bersikap sabar karena musibah tersebut pasti atas sepengetahuan Allah SWT.

Hadirin Yang dirahmati Allah,
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh (wikipedia).

Sabar secara bahasa berarti al habsu yaitu menahan diri. Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara : (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang diharamkan, (3) takdir Allah yang dirasa pahit (musibah).

Saat mengalami musibah, Allah SWT memerintahkan kita untuk menghadapinya dengan dua hal yaitu sabar dan sholat. Dalam surat Al Baqarah ayat 153 Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (tafsirweb.com).

Jelaslah dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk sabar dan sholat, bahkan disebutkan sabar dulu baru kemudian sholat.

Hadirin Yang dirahmati Allah,
Bukan hanya saat mengalami musibah kita dituntut untuk sabar. Seperti dalam pengertian sabar secara syar’i yang saya sampaikan di atas, maka kita juga dituntut untuk sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT dan hal-hal yang diharamkan.

Mengapa terhadap dua hal itu kita juga dituntut untuk sabar? Karen tidak mudah menjalaninya, bahkan bagi sebagian orang itu sangat berat.

Taat kepada Allah SWT dan menjauhi hal-hal yang diharamkan itu bukan perkara ringan semudah membalik telapak tangan. Bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT dan tidak ikhlas menjalani kehidupan, itu sangatlah berat.

Mengapa? Karena taat kepada Allah SWT itu berarti kita banyak mengorbankan kelezatan dunia dan berlaku prihatin, tidak mengumbar hawa nafsu atau kesenangan duniawi.

Contoh kecil kita diperintahkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Bukankah puasa ini kita menahan diri dari perkara-perkara yang menyenangkan? Makanan dan minuman yang lezat tidak boleh dikonsumsi saat siang hari.

Kemudian mengumbar syahwat juga dilarang. Padahal semuanya itu adalah perkara-perkara menyenangkan bagi kita manusia.

Hadirin Yang dirahmati Allah,
Lalu bagaimana cara kita untuk bisa bersabar sesuai dengan pengertian syar’i tersebut? Saat mengalami musibah, maka kita dituntun untuk mengucapkan kalimat “innalillahi wa inna ilaihi roji’uun”.

Dalam surat Al Baqarah 155 Allah SWT berfirman :

.وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (tafsirweb.com)

Dengan mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi roji’uun” maka kita akan segera sadar bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini, pada hakekatnya bukanlah milik kita, tapi milik Allah semata.

Kemudian dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan, maka tidak lain caranya adalah dengan ikhlas. Menjalani ketaatan kepada Allah dengan ikhlas, menjauhi perkara-perkara yang diharamkan juga dengan ikhlas.

Kita ikhlas bahwa semua itu adalah tuntunan dari Allah SWT kepada kita agar kita tidak tersesat di dunia ini dan selamat di akhirat nanti. Semua itu semata-mata kita lakukan hanya untuk mengharap ridho dari Allah SWT.

Hadirin Yang dirahmati Allah,
Demikian ceramah singkat ini saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan, semoga kita semua digolongkan sebagai hamba-hamba-NYA yang beriman dan bertaqwa serta akan mendapat balasan kebaikan didunia dan akhirat berupa jannah. Aamiin ya robbal ‘alamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuuh

(row/row)



Sumber : www.detik.com

4 Sikap Nabi Muhammad dalam Berdakwah yang Bisa Diteladani


Jakarta

Nabi Muhammad SAW harus melewati tantangan dakwah yang sangat berat. Sejumlah kitab sirah dan tarikh menceritakan betapa sulitnya dakwah beliau dan bagaimana sikap Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah kala itu.

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir sepanjang zaman yang diberi mukjizat oleh Allah SWT berupa Al-Qur’an. Beliau ditugaskan Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam yang terdapat dalam kitab suci tersebut agar menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia untuk memperoleh kehidupan akhirat yang baik.

Sejak kecil, Nabi Muhammad SAW telah dijaga oleh Allah SWT baik kepribadiannya dan akhlaknya. Dikatakan dalam buku Nabi Muhammad SAW Menurut Numerologi dan Astrologi Cina yang ditulis oleh Muharram Hidayatullah, Nabi Muhammad SAW selalu berbicara dengan sopan dan sabar, beliau juga merupakan orang yang adil dan bijaksana, tidak pernah mementingkan diri sendiri, dan selalu mencurahkan waktunya untuk umatnya.


Begitu pula sikap Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah.

Sikap Nabi Muhammad dalam Berdakwah

1. Sabar dan Pemaaf

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia paling sabar sepanjang masa. Beliau bahkan mau memaafkan kaumnya agar diampuni oleh Allah SWT bahkan ketika malaikat sudah siap untuk memberi mereka pelajaran dan tinggal menunggu aba-aba Rasulullah SAW saja.

Cerita ini dikutip dari Hayatus Shahabah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi. Dalam hadits Al-Bukhari, suatu saat istri Nabi SAW pernah bertanya kepadanya hari yang lebih keras daripada saat Perang Uhud. Nabi SAW pun menjawab yaitu saat beliau menyeru kepada Ibnu Abdi Yalail bin Abdi Kalal, namun dirinya tidak memenuhinya.

Nabi SAW pun pulang dengan keadaan pucat dan akhirnya pingsan. Bangun dari pingsannya, pandangannya tertuju pada awan yang melindunginya.

Di atas awan itu, sudah ada Jibril yang sudah mendengar bahwa kaum Nabi Muhammad SAW menolaknya. Allah SWT juga sudah mengutus malaikat gunung yang siap menimpakan gunung untuk meluluhlantahkan tempat itu.

Namun Nabi Muhammad SAW dengan sikap pemaafnya dan kesabarannya, menolak tawaran tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku justru berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”

2. Lemah Lembut dalam Menyampaikan Dakwahnya

Dikutip dalam buku Dakwah Humanis karya Ichsan Habibi, Nabi Muhammad SAW sebagai pendakwah agama Islam yang memiliki sikap lemah lembut dalam dakwahnya.

Kelemahlembutan ini merupakan rahmat dari Allah SWT yang dilimpahkan pada Rasulullah SAW dan hamba-hamba-Nya. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Ali-Imran ayat 159, yang berbunyi,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”

Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya, lemah lembut yang disebutkan dalam ayat di atas merupakan gambaran akhlak Nabi Muhammad SAW. Ini merupakan pendapat Al-Hasan Al-Basri.

3. Menyesuaikan Cara Bicara dengan Lawan Bicaranya

Dalam buku Bintang Daud di Jazirah Arab (Relasi Politik Nabi Muhammad dengan Yahudi di Madinah) yang ditulis Khoirul Anwar, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki julukan sebagai al-Amin (yang bisa dipercaya).

Ketika berkomunikasi, beliau akan menyesuaikan dengan lawan bicaranya. Masyarakat Arab terkadang bersikap moderat dan kadang bersikap keras ketika berkomunikasi dengan Nabi Muhammad SAW.

Begitu juga sebaliknya, respons dari Rasulullah SAW juga menyesuaikan dengan masyarakat di sana yang kadang bersikap secara moderat dan terkadang keras.

4. Tidak Pernah Memaksakan Kehendak

Masih dalam sumber yang sama dikatakan, Nabi Muhammad SAW tidak pernah memaksakan kehendaknya atau ajarannya kepada siapa pun. Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang melegitimasi sikap Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah yang tidak memaksakan kehendak. Salah satunya dalam surah Yunus ayat 99 yang berbunyi,

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ

Artinya: “Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Dua Kunci Agar Selamat dari Siksa Allah Menurut Imam Ghazali



Jakarta

Imam al-Ghazali memberikan kunci agar selamat dari siksa Allah SWT, mendapatkan pahala dan rahmat-Nya, serta masuk dalam surga-Nya. Sang Hujjatul Islam menyebutkan dua hal.

Dua hal tersebut adalah sabar dan sakit. Imam al-Ghazali menjelaskan dalam kitab Mukasyafatul Qulub, siapa pun yang ingin selamat dari siksa Allah SWT hendaknya menahan nafsu demi melampiaskan syahwat duniawi dan hendaklah bersabar dalam menghadapi kesulitan dan musibah dunia.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 146,


وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.”

Imam al-Ghazali menjelaskan, sabar terdiri dari berbagai macam. Di antaranya sabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah SWT, sabar dalam menjauhi larangan-Nya, dan sabar dalam menghadapi musibah pada detik pertama.

Salah satu keutamaan sabar dalam menjalankan ketaatan pada Allah SWT, kata Imam al-Ghazali, Allah SWT akan memberikan 300 derajat di surga saat hari kiamat kelak. Tinggi tiap satu derajat seperti jarak antara langit dan bumi.

Adapun, bagi orang yang sabar dalam menjauhi larangan Allah SWT, maka Dia akan memberikan dua kali lipat derajat di surga dari derajat orang yang sabar dalam ketaatan.

“Barang siapa yang bersabar dalam menjauhi hal-hal yang diharamkan Allah, maka pada hari kiamat ALlah akan memberinya 600 derajat. Setiap satu derajat setinggi jarak antara langit dan bumi ketujuh,” kata Imam al-Ghazali seperti diterjemahkan Jamaluddin.

Selanjutnya, bagi orang yang bersabar atas musibah yang menimpanya, maka Allah SWT akan memberinya 700 derajat di surga. Kata Imam al-Ghazali, setiap derajat tingginya seperti jarak antara Arsy dan bumi.

Disebutkan dalam hadits qudsi, Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,

“Setiap hamba yang tertimpa musibah, lalu dia menyandarkan diri kepada-Ku, maka Aku akan memberinya sebelum dia meminta kepada-Ku, dan Aku akan mengabulkan permohonannya sebelum dia berdoa kepada-Ku. Setiap hamba yang tertimpa musibah, lalu dia menyandarkan diri kepada makhluk dan bukan kepada-Ku, maka Aku akan mengunci seluruh pintu langit untuknya.”

Imam al-Ghazali juga memaparkan sejumlah hadits tentang kunci agar selamat dari siksa Allah SWT yang kedua, keutamaan sakit. Salah satunya sabda Nabi SAW, “Barang siapa yang mengalami sakit satu malam, lalu dia bersabar dan ridha kepada Allah, maka dia keluar (bersih) dari dosanya seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya. Jika kalian mengalami sakit, maka janganlah mengandaikan kesembuhan.”

Salah seorang sahabat nabi, Mu’adz bin Jabal, pernah mengatakan bahwa orang yang beriman ketika mendapat cobaan berupa sakit, maka malaikat pencatat amal keburukan tidak akan mencatat apa pun darinya dan malaikat pencatat amal baik akan mencatat sebagai pahala perbuatan terbaik seperti yang biasa dilakukan ketika sehat.

Lebih lanjut, Imam al-Ghazali dalam kitabnya berpesan bahwa orang yang berakal wajib bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan serta tidak mengeluh. Hal ini dilakukan agar selamat dari siksa dunia dan akhirat. Sebab, kata Imam al-Ghazali, cobaan yang paling berat sesungguhnya dialami para nabi dan wali Allah SWT.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Teks Kultum Singkat tentang Sabar Menghadapi Ujian Hidup


Jakarta

Sabar jadi salah satu tema yang sering dibahas dalam kultum. Topik ini menjadi pengingat agar muslim senantiasa bersabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan dari Allah SWT.

Umumnya materi kultum disertai dalil Al-Qur’an maupun hadits yang mendukung topik pembahasan. Dengan begitu, pendengar akan memahami isi dari kultum yang diberikan.

Kalau detikers ditunjuk untuk menyampaikan kultum, bisa cek contoh teks kultum tentang sabar di bawah ini.


Kultum Singkat tentang Sabar

Berikut sejumlah ceramah singkat tentang sabar yang dapat dijadikan referensi:

1. Sabar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan Nabi Besar, Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini saya akan memaparkan sedikit tentang “sabar”. Sabar berasal dari kata “sobaro yasbiru” yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari perbuatan dosa.

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba, karena dengan kesabaran seseorang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Sabar merupakan ajaran yang banyak sekali disinggung dalam Al-Qur’an maupun hadis, sehingga manusia senantiasa diarahkan untuk selalu bersabar dalam kehidupannya.

Kesabaran yang sebenarnya adalah kemampuan dalam mengendalikan sikap, sehingga bisa dengan ikhlas dan rela hati menerima kondisi yang sedang dihadapinya demi mendapat balasan yang baik di akhirat. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 153:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ – 153

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Dalam ayat tersebut, dijelaskan kepada orang-orang yang beriman bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar. Dalam Surat Al-Furqan ayat 75, Allah berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ – 75

Artinya: “Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.”

Demikian pidato ini saya akhiri, kurang lebihnya mohon maaf. Kesempurnaan milik Allah, kesalahan milik saya. Wabillahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari catatan detikcom).

2. Bersabar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Untuk mengawali jumpa kita, marilah kita bersama-sama mengungkapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat-Nya kita semua bisa hadir perlu mengikuti kegiatan ini tanpa ada halangan suatu apapun.

Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, karena dengan ajarannya kita bisa membedakan yang hak dan yang batil.

Manusia dalam menempuh perjalanan hidup ini, tidak lepas dari liku-liku cobaan hidup. Ujian silih berganti, baik berupa kemiskinan, kesengsaraan dan berupa penyakit. Segala sesuatu yang menimpa pada manusia, sehingga menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan, maka tiada lain kecuali untuk menguji sampai sampai dimana kualitas iman kita.

Bila segala cobaan dihadapinya dengan penuh kesabaran, maka baginya pahala dari Allah SWT. Bila Allah mencintai kaumnya, maka diujinya lebih dahulu. Dan jangan salah paham, bila seseorang mukmin dilanda beberapa ujian, baik kesengsaraan, penyakit, dan berbagai macam masalah kehidupan, maka dalam hal ini berarti hamba itu benar-benar dicintai oleh Allah SWT, bila ujian tersebut dihadapi dengan penuh kesabaran. Jadi, bukan berarti Allah SWT membenci kemudian diberinya ujian tersebut. Karena dengan besarnya ujian yang akan diterima, jika sabar menghadapinya.

Berkaitan dengan perlunya sikap sabar yang harus diterapkan, maka Nabi SAW bersabda:

“Bahwasanya bersabar pahala itu tergantung pada besarnya ujian bala’, dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, maka kaum itu diujinya lebih dahulu. Barang siapa yang rela mendapat ujian itu, maka mendapat keridhaan Allah, dan barang siapa yang benci, maka kemurkaan Allah baginya.”

Juga sabda beliau dalam Haditsnya terkait keutamaan sabar: “Sabar adalah sebagian dari iman merupakan kepala dari tubuh”.

Dengan ujian yang menimpa pada seseorang, maka haruslah kita terima penuh kesabaran. Bila seseorang mendapat cobaan kemudian dihadapi dengan rasa benci, maka kemurkaan Allah SWT yang akan menimpa.

Sabar itu ada tiga bagian:

1. Pertama sabar mematuhi ketaatan, perintah dan larangan Allah SWT.
2. Kedua sabar terhadap musibah atau cobaan yang menimpa.
3. Ketiga sabar akan ujian kesenangan.

Sabar dalam patuh kepada Allah SWT harus dalam istiqomah atau keteguhan hati. Tidak lupa bahwa hidup itu sementara dan suatu saat nanti semua akan dikembalikan kepada-Nya. Ketika melakukan ibadah perlu kesabaran, karena bila tidak maka tidak akan masuk menjadi amal sholeh.

Sabar terhadap ujian kepahitan dan musibah yang menimpa harus dengan iman yang kuat. Kita semua harus mengimani takdir yang telah digariskan. Manusia hanya berencana dan berusaha, Tuhan yang menentukan.

Terakhir, sabar saat senang. Ini bersabar yang banyak dilupakan orang. Padahal kesenangan dan kebahagiaan harus serta merta juga diiringi kesabaran. Karena kalau tidak, bisa jadi bosan dan akhirnya tidak pernah merasa puas dari apa yang telah dikaruniakan kepadanya.

Kiranya cukup sampai disini materi tentang perlunya bersabar yang bisa kami sampaikan dengan singkat, mudah-mudahan membawa manfaat bagi kita semua, amin.

Sampai jumpa pada kesempatan berikut, dan terima kasih atas perhatian saudara sekalian. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh Luluk Ambarwati).

3. Kesabaran

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dalam Islam, sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-shabru yang berarti tahan. Dari makna kata tersebut dapat dipahami bahwa sabar adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur. Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah SWT.

Untuk bisa sabar dibutuhkan kelapangan hati juga ketabahan, kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilewati untuk bisa berada di jalan Allah.

Ali bin Abi Thalib RA, menjelaskan bahwa “kesabaran dan keimanan sangat berkaitan erat ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, maka tubuhnya tidak akan berfungsi. Demikian pula apabila kesabaran hilang maka iman pun akan ikut hilang”. Oleh karena itu kita harus menjadi orang yang sabar Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali Imran: 200:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Oleh karena itu sifat sabar adalah sifat yang harus kita miliki dalam diri kita. Menurut ulama ada tiga macam sabar yang harus kita miliki:

1. Sabar dalam Ketaatan
Yaitu sabar dalam menjalankan kewajibannya, sedekahnya, dan dalam membina hubungan baik dengan sesama umat.

2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat
Yaitu sabar dalam menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

3. Sabar Menerima Takdir Allah
Yaitu sabar ketika diberi ujian oleh Allah SWT. Seringkali kita menyangkal setiap hal yang telah Allah gariskan namun tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal musibah dan ketidaknyamanan hidup sesungguhnya diturunkan Allah untuk menguji kesabaran hambanya.

Seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 155: “Dan Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.”

Karena hal itu kita harus siap untuk sabar dalam menghadapi berbagai keadaan. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kita tetap bersabar dalam berbagai keadaan:

1. Niat Karena Allah
Sebab Segala sesuatu yang diniatkan karena Allah maka akan mendapatkan ridha-Nya, dengan harapan kita akan diberi kemudahan, kelancaran dan tentunya kesabaran.

2. Mendekatkan Diri Kepada Allah
Mendekatkan diri kepada Allah bisa kita lakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah membaca dan memahami Al-Qur’an. Dengan melakukannya mampu membuat kita lebih mengerti bahwa apa yang terjadi di kehidupan kita adalah atas kehendak Allah, sehingga bisa lebih menerima dan bersabar atas segala yang kita peroleh dan harus dijalani.

3. Mengambil Hikmah
Banyak hikmah tersembunyi dari setiap yang kita alami, maka kita disarankan untuk tidak mengeluh. Tetap berhusnudzon kepada Allah, tetap meyakini kita bisa melewati segalanya dengan izin Allah, berharap iman kita bertambah dan akan diganti dengan yang jauh lebih baik.

Karena sesungguhnya Allah tidak akan memberi ujian melampaui apa yang kita mampu sebagai manusia. Seperti yang disebutkan dalam potongan ayat Surat Al-Baqarah ayat 28, yang artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya.”

Kehidupan yang dijalani dengan kesabaran maka akan mendapatkan hasil yang baik, menjadi penguat hati yang utama. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang tangguh dan selalu dalam bimbingan Allah. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang berhasil. Maka bersabarlah, karena dengan sabar kita termasuk dalam hamba yang mulia dalam pandangan Allah SWT.

Demikian yang saya dapat sampaikan kurang lebihnya mohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh Nick J).

4. Sabar

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wamaulana Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Terutama dalam hal nikmat iman. Karena hanya dengan iman dan Islam-lah kita bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kemudian sholawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Dimana atas jasa beliaulah yang membawa kita dari peradaban manusia jahiliah menuju peradaban yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan dan cahaya.

Hadirin dan hadirat rahimakumullah,

Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang sabar.

Ketahuilah bahwa di dunia ini selalu ada sesuatu yang akan singgah di kehidupan kita, yakni ujian. Mau sekuat apapun usaha kita untuk menghindarinya tentu tak akan pernah bisa. Entah bagaimanapun kita menolak dan mengeluhkan ujian itu, tetap saja ia akan singgah di kehidupan kita.

Untuk itu, agar ujian ini bisa berbuah jadi pahala dan mengangkat derajat kita, maka jalan satu-satunya adalah dengan bersabar. Karena dengan bersabar maka ujian justru akan kita maknai sebagai anugerah. Dan itulah yang menjadi penyebab kebahagiaan kita hidup di dunia dan di akhirat.

Seperti yang disebutkan dalam surah Al-baqarah ayat 155: “Dan kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa ketakutan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan, dan kelaparan. Serta sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang telah bersabar.”

Hadirin hadirat rahimakumullah,

Dalam pandangan islam sendiri, sabar terbagi menjadi beberapa bagian:

Pertama, sabar dalam menjalankan segala perintah Allah. Sabar dalam hal ini maksudnya adalah agar kita selalu senantiasa bersabar dan ikhlas dalam menjalankan segala perintah Allah agar bisa istiqomah. Karena Allah telah menjanjikan surga bagi hamba-hambanya yang telah bersabar dan istiqomah dalam menjalankan segala perintah-Nya sesuai dengan syariat.

Kedua, yaitu sabar dalam menjauhi larangan Allah. Yang dimaksud disini adalah agar kita senantiasa menahan diri untuk tidak berbuat segala sesuatu yang telah diharamkan oleh-Nya.

Ketiga, sabar terhadap segala keputusan dan ketetapan Allah. Sabar yang ketiga ini juga termasuk dalam rukun iman yang terakhir, yaitu beriman kepada qada dan qadar. Kita diwajibkan bersabar atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah. Mau itu baik atau buruk.

Hadirin hadirat rahimakumullah,

Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan. Semoga apa yang telah saya sampaikan bisa bermanfaat bagi kita semua, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Dikutip dari publikasi Scribd yang diunggah oleh inal2008).

5. Kesabaran adalah Cahaya

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad dan segenap keluarganya teriring salam. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 153)

Allah SWT juga berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS Ali Imran: 200)

Allah SWT juga berfirman:

وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia- nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Hud: 115)

Sedangkan Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu separuh dari iman. Alhamdulillah itu memenuhi timbangan. Subhanallah dan Alhamdulillah keduanya memenuhi apa-apa antara langit dan bumi. Shalat itu adalah cahaya. Sedekah itu adalah bukti. Sabar itu adalah cahaya. Al-Qur’an itu menjadi pembela bagimu atau penentang atasmu. Setiap orang pergi pagi sendiri lalu menjual dirinya sehingga dia menjadi pembebasnya atau penghancurnya.” (Diriwayatkan Muslim) 280 Definisi sabar menurut arti bahasa adalah menahan. Sedangkan definisi sabar menurut istilah adalah menahan jiwa agar tidak guncang dan marah, menahan lidah agar tidak banyak mengeluh, dan menahan anggota badan agar tidak membuat berbagai gangguan.

Imam Ahmad berkata, “Sabar di dalam Al-Qur’an terdapat di 90 tempat.” Hukumnya wajib menurut ijma’. Sabar ada tiga macam:

1. Sabar dalam taat kepada Allah SWT. Ini merupakan tingkat tertinggi karena setiap manusia harus menekan jiwanya untuk taat dan mengiringnya menuju semangat melakukan apa-apa yang dicintai oleh Allah sekalipun sangat berat menurut pandangan jiwa. Oleh sebab itu, sabar dalam ketaatan kepada Allah adalah kesabaran tingkat tertinggi dan paling agung kedudukannya.

2. Sabar ketika berhadapan dengan apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Hal itu dengan menahan nafsu dari apa-apa yang dilarang dan menahan syahwat dari segala sesuatu yang diharamkan. Maka, termasuk dengan menahannya dari perbuatan zina dan minum khamar, mencuri, menipu, dan semua perkara yang haram hukumnya dalam rangka taat kepada Allah dan mencari pahala dari-Nya.

3. Sabar menghadapi takdir Allah yang menyakitkan. Yaitu dengan menahan jiwa dari sikap marah dan gelisah yang keduanya potensial menghilangkan kesabaran, dan memerintahnya untuk ridho dengan apa-apa yang ditakdirkan atas dirinya baik berupa berbagai macam musibah.

Manusia ketika tertimpa musibah akan berada dalam empat kondisi:

1. Marah. Ini menafikan kesabaran dan bertentangan dengannya. Kemarahan ada tiga sisi:

– Marah dengan hati

Sebagaimana ketika orang yang terkena musibah ini berpandangan bahwa Rabbnya tidak peduli dengan dirinya atau Rabbnya menzaliminya dengan menurunkan musibah kepada dirinya. Ini adalah jalan yang sangat berbahaya dan tanjakan yang sangat sulit. Dengan demikian itu, maka dia melawan Allah berkenaan dengan takdir-Nya. Sedangkan Dia tidak meminta dari apa-apa yang seseorang kerjakan.

– Marah dengan lidah.

Seperti dengan meneriakkan sesuatu yang tertimpa musibah pada bagian badan, hartanya, orang kesayangannya, dan lain sebagainya dengan teriakan kemarahan dan kebinasaan. Juga dengan seruan model jahiliah, meratap, atau cara lainnya.

– Kemarahan dengan anggota badan.

Sebagaimana dengan memukul-mukul dada, menampar pipi, merobek-robek kantung, dan lain sebagainya yang wujudnya adalah perbuatan anggota badan yang menunjukkan kepada sikap marah dan tidak ridho dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah.

2. Sabar

Ini adalah wajib, sehingga seseorang menahan nafsunya dan menekannya untuk sabar dengan penuh harap mendapatkan apa-apa yang telah dijanjikan oleh Allah yang dijanjikan untuk orang-orang sabar.

3. Ridho

Ini lebih tinggi daripada kedudukan (maqam) sabar, yakni berlapang dada ketika tertimpa berbagai musibah. Seseorang ridho dengan qadha dan qadar dari Allah.

4. Bersyukur

ang demikian ini adalah bagian dari petunjuk Rasulullah SAW. Karena beliau selalu memuji Tuhannya ketika dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka. Jika beliau menyaksikan apa-apa yang beliau benci, beliau mengucapkan, “Alhamdulillahi ‘alaa kulli haal.” Wallahu a’lam.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada Engkau rasa takut kepada Engkau dalam keadaan tertutup atau dalam keadaan terbuka. Kami memohon kepada Engkau kalimat hak ketika dalam keadaan marah maupun ridhao Kami juga memohon kepada Engkau kemampuan untuk hemat dalam keadaan fakir maupun kaya. Kami juga memohon kepada Engkau kenikmatan yang tidak ada habisnya dan penyejuk mata yang tidak pernah terputus. Kami juga memohon rasa ridhao setelah qadha dan kehidupan yang sejuk setelah kematian. Kami juga memohon kepada Engkau kelezatan menyaksikan wajah-Mu. Kami juga memohon tumbuhnya rasa rindu pertemuan dengan-Mu bukan dalam keadaan sempit yang berbahaya atau dalam keadaan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami para pemberi petunjuk yang mendapatkan petunjuk.

Ya Allah, curahkanlah sholawat dan salam kepada Muhammad, segenap keluarganya, dan para sahabatnya teriring dengan salam. Dan segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.

(Dikutip dari buku Kumpulan Kultum Setahun karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub).

(azn/row)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Hadits tentang Sabar, Sikap Mulia yang Harus Dimiliki Muslim


Jakarta

Sabar merupakan sifat yang mulia. Sebagai sikap terpuji, sabar dapat meningkatkan derajat manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka Bumi.

Saking mulianya sabar, sifat tersebut bahkan mengandung banyak keutamaan. Dijelaskan oleh Ulya Ali Ubaid melalui buku Sabar dan Syukur, Allah SWT mensifatkan orang-orang yang sabar dengan sejumlah sifat dan menyebutkan kata sabar sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur’an.

Allah SWT bahkan mencintai setiap hamba-Nya yang ingin bersabar, seperti dikatakan dalam surat Ali Imran ayat 146,


وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Allah mencintai orang-orang yang sabar,”

Selain itu, sabar bahkan dijadikan sebagai penolong orang-orang beriman. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 153,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,”

Kumpulan Hadits tentang Sabar

Berikut sejumlah hadits Rasulullah SAW mengenai sabar yang dikutip dari buku Panduan Ilmu dan Hikmah Jami’ui-Uium wal Hikam oleh Ibnu Rajab.

1. Sabar dalam Menghadapi Ujian dan Musibah

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: مَا تَجَّرَعَ عَبْدٌ جُرْعَةً أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى.

Artinya: Nabi SAW. bersabda, “Tidak ada seorang hamba yang meneguk satu tegukan (menerima musibah) yang lebih utama di sisi Allah dari pada satu tegukan yang berat yang ditahan untuk mencari ridha Allah ta’ala.” (HR Ahmad dan At Thabrani)

2. Orang Sabar Diganjar Pahala Berlimpah

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {الصَّبْرُ عِنْدَ الْمُصِيْبَةِ بِتِسْعِمِائَةِ دَرَجَةٍ}

Artinya: Nabi SAW bersabda, “Sabar ketika musibah (diganjar) dengan sembilan ratus derajat.” (HR An Nawawi)

3. Mendapat Cinta Allah SWT

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Artinya: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian, dan bahwa Allah, apabila menyayangi atau mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya, dan bagi siapa saja ridha, maka baginya keridhaan dari Allah, dan barangsiapa yang membenci, maka baginya kebenciaan dari Allah SWT.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

4. Penanda Orang Kuat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: “لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW. yang telah bersabda: Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Sabar Awal dari Sikap Pemaaf

كان أحسن الناس خلقا، لم يكن فاحشا ولا متفحشا، ولا سخابا في الأسواق، ولا يجزي بالسيئة السيئة، ولكن يعفو ويصفح

Artinya: “Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus akhlaknya: beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan.” (HR Ibnu Hibban)

6. Orang Sabar Disukai Allah SWT

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {لَوْ كَانَ الصَّبْرُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلاً كَرِيْمًا}.

Artinya: “Jika sabar itu seorang laki-laki, niscaya ia adalah orang yang pemurah dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (HR At Thabrani)

7. Sabar sebagai Anugerah

وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

Artinya: “Barang siapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran.” (HR Bukhari No 1469)

8. Sabar sebagai Penggugur Dosa

ما من مسلم يصيبه أذى من مرض فما سواه إلا پو , گماط الشكر رها (رواه بخاری ومسلم)

Artinya: “Seorang muslim yang tertimpa suatu gangguan berupa penyakit atau yang lainnya pasti Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits tentang Sabar dan Syukur, Bukti Keimanan kepada Allah SWT



Jakarta

Sabar dan syukur adalah dua sifat terpuji yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Keduanya merupakan bukti keimanan kepada Allah SWT, yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmah dan rahmat-Nya.

Sabar dan syukur juga merupakan kunci untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Terdapat beberapa hadits yang menyinggung tentang sabar dan syukur yang termasuk dalam bukti keimanan umat muslim kepada Allah SWT.


Pengertian Sabar dan Syukur

Dikutip dari buku Rahasia Superdahsyat dalam Sabar & Shalat karya Amirulloh Syarbini dan Novi Hidayati Afsari, sabar merupakan gambaran kekuatan seseorang dalam menghadapi segala cobaan dan persoalan dengan semangat melakukan usaha, gigih, dan tidak putus asa, sambil berpegang teguh pada tuntunan Allah SWT.

Imam al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul Syukur, Mengapa Kita Wajib Bersyukur?, mengartikan bahwa syukur adalah bentuk penghormatan untuk menghindari kemurkaan orang yang telah berbuat baik kepadanya.

Hadits tentang Sabar

Dikutip dari buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas Muhammad SAW karya Amirulloh Syarbini dan Jumari Haryadi, dijelaskan beberapa hadits yang menyinggung tentang sabar yaitu,

“Dari Anas bin Malik bahwa Ummu Rubayyi’ binti Bara’ yaitu ibunya Haritsah bin Suraqah, datang kepada Nabi SAW, lalu dia berkata, “Wahai Nabi Allah, hendaklah engkau memberitakan kepadaku tentang (nasib) Haritsah; dimana ia terbunuh pada perang Badar terkena anak panah yang asing (tidak diketahui siapa pemanahnya dan dari mana datangnya). Jika ia di surga, maka aku bersabar, dan jika tidak demikian, maka aku hendak bersungguh-sungguh menangisinya.” Beliau bersabda: “Wahai ibunya Haritsah, sesungguhnya itu derajat-derajat di surga, dan sesungguhnya anakmu mendapat surga Firdaus yang luhur.” (HR Bukhari)

“Rasulullah SAW bersabda: “Kalaulah kesabaran itu berwujud seorang lelaki, niscaya ia akan menjadi orang mulia dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (HR Thabrani)

“Sabar terhadap sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang besar.” (HR Tirmidzi)

“Dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Siapa yang membenci penguasanya terhadap sesuatu (urusan agama) maka bersabarlah; karena sesungguhnya orang yang keluar dari (kepatuhan kepada) penguasa barang sejengkal, maka dia pasti meninggal sebagaimana meninggal ala Jahiliyah (dalam kesesatan, perpecahan, dan kekosongan imam yang dipatuhi.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Sabar itu sebagian dari iman” (HR Abu Nu’aim)

Hadits tentang Syukur

Dikutip dari buku Ihya Ulumuddin 8, Sabar dan Syukur karya Imam Al-Ghazali, beberapa hadits tentang syukur yaitu,

Rasulullah SAW bersabda, “Orang makan yang bersyukur adalah seperti kedudukan orang yang berpuasa yang sabar.” (HR Imam Bukhari, At-Tirmidzi, dll)

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Ayyub AS, “Sesungguhnya Aku rela dengan syukur sebagai balasan dari para kekasih-Ku dalam cerita yang panjang. Dan Allah SWT mewahyukan kepadanya tentang sifat orang-orang yang sabar, bahwa negeri mereka adalah negeri as-salam (sejahtera). Apabila mereka memasukinya, niscaya Allah SWT ilhamkan kepada mereka akan kesyukuran, dan sikap syukur itu adalah sebaik-baiknya perkataan. Dan ketika bersyukur, Aku akan tambahkan nikmat kepada mereka.”

Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah seseorang dari kamu mengambil lisan yang berdzikir atau kalbu yang bersyukur.”

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com