Tag Archives: salat subuh

Dua Rakaat Sebelum Subuh, untuk Apa?



Jakarta

“Dua rakaat sebelum salat subuh itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR Muslim). Demikian sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beberapa persepsi muncul menanggapi maksud hadits ini. Sebagian besar menduga bahwa dua rakaat sebelum subuh akan mengantar pelakunya untuk menggapai harta yang banyak, uang yang melimpah, kekayaan tak berbatas, bahkan termasuk jabatan yang super tinggi.

Mereka memahami hadits ini secara sepintas. Sementara beberapa muballigh, menyampaikan bahwa hadits ini mengingatkan kita, jika besok di akhirat dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Terutama sujud pada dua rakaat sebelum subuh.


Ada segolongan lain ragu, belum sependapat dengan pemahaman yang pertama. Golongan ini menyadari bahwa secara obyektif manusia memang fitrahnya diciptakan bersifat kikir.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir” (al Ma’aarij 70:19). Bahkan “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya. Dan adalah manusia itu sangat kikir” (al Isra’ 17:100).

Di samping itu bagi manusia, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (al Imran 3:14).
.
Mereka, golongan ini, menyadari bahwa orang-orang yang sesuai dengan ayat-ayat di atas memiliki harapan kepemilikan besar akan dunia. Harapan itu antara lain mereka upayakan melalui pengamalan dua rakaat sebelum subuh. Oleh karenanya, orang-orang yang memiliki pemahaman demikian memandang hadits di atas sebagaimana yang tertulis.

Segolongan muballigh melihat bukti di kehidupan nyata. Mereka melihat bahwa para beliau yang istiqamah mengamalkan dua rakaat sebelum subuh jarang yang hidup bergelimang harta. Hidup memiliki pangkat yang tinggi dan yang lainnya. Oleh karenanya golongan kedua ini menghindar dari pandangan sebelumnya. Mereka menyampaikan bahwa keutamaan dua rakaat sebelum subuh, pada nilai kemuliaannya di akhirat.

Dari sisi pandang ini, mereka mengajukan alasan antara lain, bahwa sujudnya saja pada dua rakaat sebelum subuh di akhirat bernilai sangat tinggi.

Pendapat ini menimbulkan pertanyaan. Jika sujud dijadikan alasan nilai sunnah ini melebihi dunia dan seisinya, bukankah sujud-sujud di salat fardlu adalah lebih utama? Lalu mengapa hadits ini menghkhususkan sujud di dua rakaat sebelum subuh? Lagi pula, jika dampak dua rakaat sebelum subuh menunggu nanti di akhirat lalu keutamaannya sekarang di dunia apa? Sedangkan semua orang yang sekarang mengerjakan sunnah itu, mereka sedang hidup, perlu memperoleh buktinya secara nyata. Salat apa pun, yang dilakukan pada saat manusia hidup di dunia wajib menunjukkan dampak positif di dunia ini, sekarang!

Dari sini ada golongan yang melihat dari sisi pandang lain. Bahwa siapa pun yang istiqamah dalam mengamalkan dua rakaat sebelum subuh, memiliki nilai jiwa yang tinggi. Mereka melihat bahwa dua rakaat sebelum shubuhnya saja sangat berharga apalagi shalat subuhnya.

Padahal untuk bangun subuh saja, belum mudah bagi sebagian besar orang. Apalagi untuk bisa melakukan dua rakaat sebelum subuh, orang pasti harus bangun jauh sebelum shubuh tiba. Mereka siap menjemput subuh melalui dua rakaat salat sunnah. Ini menjadi pertanda jelas kekuatan iman seseorang. Bukankah tidak mudah untuk melakukan persiapan dan pelaksanaan salat shubuh apalagi sunnah sebelum subuh?

Nabi bersabda, “Salat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah salat isya dan salat subuh” (Muttafaq ‘alaih).

Sedangkan sifat munafik, berbanding terbalik dengan sifat iman. Semakin mudah seseorang menegakkan salat subuh, terlebih dua rakaat sebelum subuh, imannya semakin berkualitas. Iman yang tinggi tak akan mudah goyah dengan cobaan apa pun. Bahkan seluruh cobaan yang melebihi nilai dunia dan seluruh isinya.

Dari sisi pandang ini jelas bahwa, dua rakaat sebelum subuh memang lebih baik dari dunia dan seisinya. Bahwa bagi orang-orang yang imannya kuat, antara lain ditandai dengan istiqamah melaksanakan sunnah dua rakaat sebelum subuh, segala cobaan yang bernilai melebihi seluruh dunia dan seisinya sekalipun, tak mampu mengoyangkan imannya. Iman kepada Allah dan hari akhir.

Nabi juga bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi”. Salat menjadi indikator kualitas kebaikan seseorang.

Salat dan amal perbuatan saling berkaitan. Amal-amal yang baik mengantar para pelakunya mampu salat khusyu. Sedangkan salat yang dilakukan dengan khusyu mengantar pelakunya berperilaku baik (al Ankabut 29:45). “…Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar…”.
“Barangsiapa yang salatnya tidak mampu mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar maka tidak ada salat baginya” (al Hadits).

Jika demikian maka, dua rakaat sebelum subuh, merupakan indikator kualitas kebaikan seseorang. Sehingga godaan senilai dunia dan seisinya tak akan mampu menggoyang nilai keimanannya.

Kualitas tinggi dari kebaikan seseorang sangat penting terutama bagi pemimpin. Alasannya, karena mereka adalah panutan para yang dipimpin. Pemimpin negara menjadi panutan bagi rakyatnya.

Mereka yang dimaksud para pemimpin antara lain adalah: presiden, gubernur, bupati sampai pada siapa pun yang mengemban amanah sebagai pemimpin. Termasuk pemimpin rumah tangga.

Manusia yang memiliki kualitas sangat baik sangat diperlukan untuk dijadikan para wakil rakyat. Merekalah yang antara lain bertugas merancang dan mengesahkan peraturan perundangan. Peraturan yang akan mengikat tata kehidupan rakyat dan negara.

Siapa pun yang dua rakaat sebelum subuhnya hebat, insyaAllah tidak akan pernah: memanipulasi jabatan, korupsi, nepotisme, kolusi dan yang lain.
Salat harus dijadikan indikator penting dalam memilih personil penegak hukum.

Mereka tidak boleh terpengaruh oleh sebesar apa pun nilai duniawi. Terutama di dalam memberikan keputusan yang adil. Semoga kita mampu menjadikan setiap diri kita sebagai manusia-manusia yang sangat berkualitas baik. Ini antara lain bisa diupayakan melalui istiqamah mengamalkan dua rakaat sunnah sebelum salat subuh!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan menjadi penasihat beberapa masjid di Surabaya.

Artikel ini adalah tulisan pembaca detik.com. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab pengirim. (Terimakasih – Red)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Sedekah Subuh, Dibaca agar Mendapat Keberkahan



Jakarta

Meski sedekah dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan waktu, sedekah di waktu Subuh menjadi salah satu amalan yang paling dianjurkan. Sesuai dengan namanya, sedekah dilakukan pada waktu Subuh tepatnya usai mengerjakan salat Subuh hingga terbit fajar.

Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:

“Setiap awal pagi matahari terbit, Allah SWT menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu, salah satu berkata, “Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah SWT.” Malaikat yang satu berkata, “Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil,” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).


Dianjurkannya sedekah Subuh bukan tanpa sebab, karena amalan ini mengandung banyak keutamaan. Salah satunya membuat doa-doa yang dipanjatkan lebih cepat terkabul sebagaimana disebutkan dalam buku Saat Jalur Langit Diusahakan Allah Mudahkan Segalanya karangan Salwa Shalihah.

Selain itu, sedekah Subuh juga dapat melancarkan rezeki. Muhammad Khalid dalam Shalat Subuh dan Shalat Dhuha menuturkan bahwa menunaikan sedekah, rajin berinfak, dan memberikan zakat termasuk ke dalam sebuah ‘bisnis’ yang dilakukan dengan Allah SWT. Maksudnya, bisnis tersebut sebagai janji seseorang yang dengan ikhlas menyedekahkan harta demi kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan, tentunya Allah SWT akan mengganjar gantinya berkali-kali lipat.

Doa Setelah Sedekah Subuh

Setelah memberikan sedekah Subuh, ada sebuah doa yang dapat dipanjatkan untuk mendapat keutamaannya. Menukil dari buku Ajaibnya Bangun Pagi, Subuh, Dhuha, & Mengaji di Pagi Hari susunan Muhammad Ainur Rasyid, berikut bacaannya.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”

Selain doa setelah sedekah Subuh, ada juga niat yang bisa dibaca sebelum mengerjakannya. Berikut bunyi niatnya:

نَوَيْتُ التَّقَرُّبَ اِلَى اللهِ تَعَالَى وَاتِّقَاءَ غَضَبِ الرَّبِّ جل جلاله وَاتِّقَاءَ نَارِ جَهَنَّمَ وّالتَّرَحُّمَ عَلَى الاخْوَانِ وَصِلَةَ الرَّحِمِ وَمُعَاوَنَةَ الضُّعَفَاءِ وَمُتَابَعَةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَاِدْخَالَ السُّرُوْرِ عَلَى اْلاِخْوَانِ وَدَفْعِ البَلاَءِ عَنْهُ وَعَنْ سَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلاِنْفاَقَ مِمَّا رَزَقَهُ الله وَقَهْرَ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ

Arab latin: Nawaitut taqoruba ilallahi ta’ala wattiqoaa ghadlabir rabbi jalla jalaluhu wattiqoa nari jahannama wattarakhkhuma ‘ala ikhwani wa shilatur rahimi wa mu’awanatadh dlu’afai wa mutaba’atan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallama wa idkholas sururi ‘alal ikhwani wa daf’il balai ‘anhu wa ‘an sairil muslimina wal infaqo mimma razaqohullahu wa qohran nafsi wasy syaithoni.

Artinya: “Aku niat (bersedekah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghindari murka Tuhan, menghindari api neraka jahannam, berbelas kasih kepada saudara dan menyambung silaturrahmi, membantu orang-orang yang lemah, mengikuti Nabi Saw, memasukkan kebahagiaan pada saudara, menolak turunnya dari mereka dan semua kaum muslimin, menafkahkan rizki yang diberikan oleh Allah, dan untuk mengalahkan nafsu dan setan,”

Adab Bersedekah yang Perlu Diketahui

Dalam bersedekah, ada juga adab yang perlu diperhatikan. Apa saja? Berikut pembahasannya seperti dijelaskan oleh Reza Pahlevi Dalimuthe dalam buku 100 Kesalahan dalam Sedekah.

  • Niatkan dengan tulus untuk mencari ridha kepada Allah, bukan riya atau pujian manusia
  • Menggunakan harta yang halal
  • Dari hasil usaha yang terbaik
  • Merahasiakan saat mengeluarkan sedekah
  • Mewakilkan penyerahan untuk menghindari riya
  • Mendoakan agar sedekahnya bermanfaat bagi penerima
  • Mendahulukan orang saleh, orang yang sedang menuntut ilmu, dan fakir miskin yang tidak meminta-minta
  • Tidak menunda-nunda sedekah
  • Tidak perlu dibahasakan secara lugas kepada penerima sedekah untuk menjaga perasaannya

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Qunut Subuh Sendiri dan Hukum Membacanya, Apakah Wajib?


Jakarta

Doa qunut Subuh sendiri termasuk amalan sunnah yang bisa dibaca muslim. Doa qunut dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Menukil dari buku Kupas Tuntas Qunut Subuh karya Galih Maulana, secara bahasa qunut artinya berdiri, tunduk, taat, diam dan doa. Secara istilah, para ulama mengartikan qunut sebagai nama untuk doa dalam salat pada saat tertentu ketika berdiri.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha menyebut bahwa hukum membaca doa qunut adalah sunnah muakkad yang berarti sangat dianjurkan. Penetapan hukum merujuk pada hadits dari Anas bin Malik RA,


“Rasulullah SAW senantiasa membaca qunut ketika salat Subuh sehingga beliau wafat.” (HR Ahmad)

Doa Qunut Subuh Sendiri: Arab, Latin dan Arti

Merujuk pada kitab Al-Adzkar, berikut doa qunut Subuh sendiri versi pendek yang bisa diamalkan muslim.

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Allaahummah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzil- lu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalits.

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan, tolonglah aku di antara orang-orang yang Engkau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Mahatinggi.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, al-Baihaqi)

Selain bacaan di atas, ada juga doa qunut Subuh sendiri versi lainnya yang bisa diamalkan muslim sebagaimana dibaca juga oleh Umar bin Khattab RA,

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَوَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفُدُ. نَرْجُوا رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالكُفَّارِ مُلْحَقِّ اللَّهُمَّ عَذَبِ الْكَفَرَةَ الَّذِي نَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِح ذَاتَ بَيْنَهِمْ، وَأَلَفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَالحِكْمَةَ. وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُّوكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلَهَ الْحَقَ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Allaahumma innaa nasta’iinuka wa nastaghfiruka wa laa nakfu- ruk, wa nu’minu bika wa na’lakhla’au man yafjuruk, allaahumma iyyaaka na’budu wa laka nushallii wa nasjud, wa ilaika nas’aa wa nahfud, nar-juu rahmataka wa nakhsyaa ‘adzaabak, inna ‘adzaabakal jidda bil kuf- faari mulhaq, allaahumma ‘adz-dzibil kafaratal ladziina yasudduuna ‘an sabiilik, wa yukadz-dzibuuna rusulak, wa yuqattiluuna awliyaa-ak, allaahummagh fir lil mu’miniina wal mu’minaati wal muslimiina wal muslimaat, wa ashlih dzaata bainihim, wa allif baina quluubihim, waj ‘al fii quluubihimul iimaa- na wal hikmah, wa tsabbitshum ‘alaa millati rasulil laahi shallal laahu ‘alaihi wa sallam, wa awzi’hum ay yuufuu bi ‘ahdikal ladzii ‘aahadtahum ‘alaihih, wan shurhum ‘alaa ‘aduwwika wa ‘aduwwihim ilaahal haqqi waj ‘alnaa min hum.

Artinya: “Ya Allah, kami memohon perlindungan-Mu, kami memohon ampunan-Mu, dan kami tidak ingkar kepada-Mu. Kami beriman kepada-Mu dan berlepas diri dari orang-orang yang kafir kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami salat dan sujud, hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya siksa-Mu diperuntukkan kepada orang-orang kafir. Ya Allah, siksalah orang-orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustakan utusan-utusan-Mu, dan memerangi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah kaum mukmin laki-laki dan perempuan, kaum kaum muslimin laki-laki dan perempuan, dan perbaikilah hubungan mereka, lembutkanlah hati mereka, dan jadikanlah dalam hatinya keimanan dan hikmah, teguhkanlah mereka dalam meniti agama Rasulullah SAW, bantulah mereka dalam memenuhi janji-janji-Mu yang Engkau janjikan, tolonglah mereka atas musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh mereka. Wahai Tuhan Yang Haq, jadikanlah kami termasuk golongan mereka.”

Bolehkah Tidak Membaca Doa Qunut?

Menukil dari buku Panduan Shalat Lengkap oleh Dr Sa’id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani yang diterjemahkan Ibnu Abdillah, dikatakan bahwa Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah membiasakan qunut dalam semua salat wajib. Begitu pula dengan khulafaur rasyidin, mereka hanya mengerjakan qunut yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW.

Para ulama berbeda pendapat mengenai wajib atau tidaknya pembacaan doa qunut. Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad berpendapat hukum membaca doa qunut ketika Subuh tidak disunnahkan.

Sementara itu, Imam Malik dan Imam Syafi’i mengatakan sunnah hukumnya membaca doa qunut. Dengan demikian, dapat disimpulkan jika muslim enggan membaca doa qunut maka tidak berpengaruh terhadap syarat sah salatnya.

Doa Pengganti Qunut Subuh

Menurut Fiqhul Islam wa Adillatuhu oleh Prof Wahbah Az-Zuhaili yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, mazhab Hanafi mengatakan jika muslim belum hafal doa qunut mak bisa menggantinya dengan ucapan yaa Rabbi atau Alahummaghfir li sebanyak tiga kali.

Selain itu, muslim juga bisa membaca surah Al Baqarah ayat 201,

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā ‘ażāban-nār

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Setelah Sedekah Subuh agar Dilancarkan Rezeki


Jakarta

Umat muslim dianjurkan untuk senantiasa bersedekah. Nah, ada suatu waktu yang sangat dianjurkan untuk bersedekah, yakni setelah salat Subuh atau disebut juga sedekah Subuh.

Sedekah merupakan perbuatan mengeluarkan sebagian harta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedekah hukumnya sunnah dan termasuk amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Dalam suatu hadits, Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:


“Allah SWT berfirman, ‘Hai manusia, berinfaklah niscaya Aku akan berinfak kepadamu’. Beliau menuturkan, ‘Janji Allah SWT akan terus mengalir melimpah ruah sepanjang malam dan siang hari tanpa kekurangan sedikitpun’.” (HR Muslim)

Setelah melaksanakan sedekah Subuh, ada doa yang bisa dibaca dan diamalkan. Seperti apa doa setelah sedekah Subuh? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Doa Setelah Sedekah Subuh

Seusai bersedekah di waktu Subuh, terdapat doa yang bisa dipanjatkaan untuk memperoleh keutamannya. Dalam buku Ajaibnya Bangun Pagi, Subuh, Dhuha & Mengaji di Pagi Hari oleh Muhammad Ainur Rasyid, berikut bacaan doanya:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”

Lalu, terdapat juga niat yang bisa dibaca sebelum mengerjakan sedekah Subuh. Bacaan niatnya sebagai berikut:

نَوَيْتُ التَّقَرُّبَ اِلَى اللهِ تَعَالَى وَاتِّقَاءَ غَضَبِ الرَّبِّ جل جلاله وَاتِّقَاءَ نَارِ جَهَنَّمَ وّالتَّرَحُّمَ عَلَى الاخْوَانِ وَصِلَةَ الرَّحِمِ وَمُعَاوَنَةَ الضُّعَفَاءِ وَمُتَابَعَةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَاِدْخَالَ السُّرُوْرِ عَلَى اْلاِخْوَانِ وَدَفْعِ البَلاَءِ عَنْهُ وَعَنْ سَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلاِنْفاَقَ مِمَّا رَزَقَهُ الله وَقَهْرَ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ

Arab latin: Nawaitut taqoruba ilallahi ta’ala wattiqoaa ghadlabir rabbi jalla jalaluhu wattiqoa nari jahannama wattarakhkhuma ‘ala ikhwani wa shilatur rahimi wa mu’awanatadh dlu’afai wa mutaba’atan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallama wa idkholas sururi ‘alal ikhwani wa daf’il balai ‘anhu wa ‘an sairil muslimina wal infaqo mimma razaqohullahu wa qohran nafsi wasy syaithoni.

Artinya: “Aku niat (bersedekah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, menghindari murka Tuhan, menghindari api neraka jahannam, berbelas kasih kepada saudara dan menyambung silaturahmi, membantu orang-orang yang lemah, mengikuti Nabi Saw, memasukkan kebahagiaan pada saudara, menolak turunnya dari mereka dan semua kaum muslimin, menafkahkan rizki yang diberikan oleh Allah, dan untuk mengalahkan nafsu dan setan.”

Anjuran untuk Bersedekah

Dilansir buku Dahsyatnya Amalan Pembuka Rezeki oleh M. Arifin Ilham dan M. Nurani, waktu terbaik untuk bersedekah adalah saat Subuh, yakni setelah salat Subuh hingga menjelang salat Dzuhur.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya: Nabi SAW menuturkan, “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya, lalu salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya.’ Sedangkan (malaikat) yang satunya lagi berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)’.” (HR Bukhari)

Sebenarnya, bersedekah tak hanya dilakukan saat waktu Subuh saja, namun bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 245, Allah SWT telah berfirman mengenai perintah untuk bersedekah bagi seluruh umatnya,

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

Cara Mengamalkan Sedekah Subuh

Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengamalkan sedekah Subuh. Perlu diketahui, sedekah Subuh dapat dilakukan pada waktu setelah salat Subuh hingga sebelum matahari keluar.

Adapun cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengamalkan sedekah Subuh, yaitu:

  • Bersedekah di kotak amal masjid/mushola setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah. Bagi para istri boleh menitipkan sedekahnya kepada suami atau anak yang beribadah di masjid/mushola.
  • Mengirim uang melalui rekening bank atau dompet digital di waktu Subuh kepada orang tua, saudara, lembaga sosial, atau kerabat yang sedang membutuhkan bantuan.
  • Memberi makanan kepada tetangga, pondok pesantren, panti asuhan, atau ke tempat-tempat yang memungkinkan disedekahi dalam bentuk makanan. Waktu membagikannya persis setelah salat Subuh atau sebelum matahari muncul.

Selain dengan membagikan rezeki, sedekah Subuh juga bisa dilakukan dengan berdzikir atau berbuat baik kepada orang lain. Contohnya seperti memberi salam, menyapa, dan tersenyum kepada tetangga, membantu orang lain, serta mengucapkan hal-hal baik.

Adab ketika Bersedekah

Sebagai umat muslim yang taat sebaiknya perlu mengetahui sejumlah adab ketika bersedekah, terutama saat sedekah Subuh. Menukil buku 100 Kesalahan dalam Sedekah karya Reza Pahlevi Dalimuthe, berikut adab-adabnya:

  • Diniatkan dengan tulus semata-mata mengharap ridha Allah, bukan karena haus pujian
  • Sedekah menggunakan harta yang halal
  • Berasal dari hasil usaha yang terbaik
  • Merahasiakan saat mengeluarkan sedekah
  • Mewakilkan penyerahan untuk menghindari sifat riya
  • Mendoakan agar sedekah yang diberikan bermanfaat bagi si penerima
  • Mendahulukan orang saleh, orang yang sedang menuntut ilmu, serta fakir miskin yang meminta-minta
  • Tidak menunda-nunda sedekah
  • Tidak dibahasakan secara lugas kepada penerima untuk menjaga perasaannya.

Itu dia pembahasan mengenai bacaan doa setelah sedekah Subuh agar mendapatkan keberkahan dan dilancarkan rezekinya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa Masuk dan Keluar Masjid Arab-Latin Versi Panjang-Pendek



Jakarta

Doa masuk dan keluar masjid menjadi amalan yang bisa dibaca setiap muslim. Doa ini berisi ucapan salam yang penuh kebaikan.

Banyak aktivitas ibadah yang bisa dikerjakan di masjid, seperti salat, tadarus ataupun berkumpul dalam majelis ilmu.

Mengutip buku Masjid karya Teguh Purwantari, masjid merupakan istilah yang ditujukan untuk menyebut tempat ibadah umat Islam. Kata masjid berasal dari bahasa Arab, sajada yang artinya bersujud. Dengan demikian masjid berarti tempat bersujud.


Seorang muslim yang hendak masuk ke area masjid ataupun hendak meninggalkan masjid dianjurkan untuk membaca doa.

Menurut buku Doa dan Adab di Masjid Serta Tata Cara Azan dan Iqamah: Seri Doa dan Zikir oleh Imam Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy, ada hadits yang berisi anjuran mengucapkan salam dan doa saat masuk dan keluar masjid. Hadits tersebut bersumber dari Abu Humaid atau Abu Usaid yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Apabila seseorang di antara kalian memasuki masjid, hendaklah mengucapkan salam kepada Nabi SAW, kemudian mengucapkan, ‘Ya Allah, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.’ Dan apabila ia keluar, hendaknya mengucapkan, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu sebagian dari kemurahan-Mu’.” (HR. Muslim)

Doa Masuk dan Keluar Masjid Sesuai Sunnah

Merangkum buku Zikir dan Doa Penghuni Surga oleh Supriyadi, berikut bacaan doa masuk masjid.

1. Doa Masuk Masjid agar Terbuka Pintu Rahmat

اللَّهُمَّ افْتَحْ لي أبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Latin: Allahummaftha lii abwaaba rahmatik

Artinya: “Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” (HR Muslim)

2. Doa Masuk Masjid Versi Panjang

أعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ

Latin: A’ûdzu billâhil ‘azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba rahmatik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Bukakan lah bagiku segala pintu kemurahan-Mu.”

Ketika hendak keluar masjid maka disunnahkan untuk membaca doa berikut:

1. Doa Memohon Ampunan saat Keluar Masjid

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Latin: Allaahumma innii as’aluka min fadhlik

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon fadilah kepada-Mu.” (HR Muslim)

2. Doa Keluar Masjid Versi Panjang

أعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ

Latin: A’ûdzu billâhil ‘azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba fadhlik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Bukakan lah bagiku segala pintu kemurahan-Mu.”

Adab ketika di Masjid

Mengutip buku Ringkasan Kitab Adab oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika berada di masjid. Berikut beberapa diantaranya:

1. Dianjurkan Bersegera Pergi ke Masjid

Semasa hidup, Rasulullah SAW memotivasi umatnya untuk bersegera pergi ke masjid. Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Seandainya manusia tahu keutamaan yang ada pada adzan dan barisan pertama shalat, kemudian mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara diundi, maka mereka pasti akan mengundinya. Dan seandainya manusia tahu keutamaan yang ada pada salat Dzuhur, mereka pasti akan berlomba untuk datang lebih awal. Dan seandainya mereka tahu keutamaan yang terdapat pada salat Isya dan salat Subuh, mereka pasti akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.”

Hadits ini menerangkan tentang pahala orang yang datang lebih awal ke masjid.

2. Berjalan ke Masjid dengan Khusyuk dan Tenang

Dianjurkan bagi orang yang pergi ke masjid untuk berjalan dengan tenang dan khusyuk. Karena itu akan membuatnya lebih konsentrasi ketika shalat dan menghadirkan hati ketika menghadap Allah SWT.

Dari Abu Qatadah RA, dia berkata,

“Ketika kami sedang salat bersama Nabi SAW, terdengar suara gerakan dan keterburuan beberapa lelaki yang tergesa-gesa untuk salat. Setelah salat selesai, Rasulullah SAW bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, ‘Kami buru-buru ya Rasulullah.’

Rasulullah SAW bersabda, “Jangan lakukan itu. Jika kalian mendatangi masjid, kalian harus tenang, yang kalian dapatkan, maka ikutlah salat, dan yang tertinggal, maka sempurnakanlah.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Ad-Darimi)

3. Salat Dua Rakaat

Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk melaksanakan salat dua rakaat seperti hadits Abu Qatadah As-Sulami RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila salah seorang dari kalian masuk ke dalam masjid, maka salatlah dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR Bukhari, Muslim)

4. Dibolehkan Duduk Menjulurkan Kaki

Di masjid, umat Islam diperbolehkan menjulurkan kaki dengan maksud beristirahat. Rasulullah SAW pernah melakukannya, beliau duduk menjulurkan kakinya dan meletakkan salah satu kakinya di atas kaki lainnya.

Meskipun diperbolehkan, namun tetap harus menjaga sopan santun dan menjaga aurat agar tetap tertutup.

5. Dibolehkan Tidur di Masjid

Diperbolehkan tidur di dalam masjid bagi orang yang ingin istirahat. Para sahabat yang tinggal di masjid, mereka tidur di dalam masjid.

Dan Ibnu Umar RA juga pernah tidur di masjid sebelum dia berkeluarga. Dari Nafi, dia menceritakan, “Abdullah bin Umar memberitahukan kepadaku bahwasanya dia pernah tidur di Masjid Nabawi ketika dia masih remaja dan belum berkeluarga.”

Namun, harus diperhatikan, apabila seorang muslim mengalami mimpi basah di dalam masjid, secepatnya dia harus keluar dari masjid untuk mandi junub.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Zikir Malam Jumat agar Doa Terkabul di Waktu Mustajab


Jakarta

Membaca zikir pada malam Jumat adalah amalan yang sayang dilewatkan muslim. Mengingat, Jumat termasuk waktu mustajab.

Perintah zikir termuat dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Hari Jumat dianggap sebagai hari yang istimewa. Pada malam dan hari Jumat, merupakan waktu-waktu mustajab yang diyakini doa lebih cepat dikabulkan.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana, hari Jumat adalah harinya ibadah. Jika dibandingkan dengan hari-hari lain dalam seminggu, hari Jumat itu istimewa, seperti bulan Ramadan yang lebih istimewa dibanding bulan-bulan lainnya.

Begitu mustajabnya, hari Jumat juga seperti malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan, begitu juga malam jumat.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat itu ada saat yang apabila kebetulan seorang muslim salat sambil meminta sesuatu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberi apa pun yang ia minta.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mustajabnya hari Jumat turut dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana diterjemahkan Purwanto. Namun, tidak diketahui dengan pasti letak waktu mustajab itu.

Doa dan Zikir Malam Jumat

Berikut doa dan zikir yang dapat diamalkan pada malam Jumat untuk memperbanyak amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa keburukan dirangkum dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, buku Doa dan Zikir Khusus Wanita karya Muhammad Alcaff, dan buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi karya Alwi Mauladdawilah.

1. Membaca Sholawat Nabi

يَا دَائِمَ الْفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّةِ يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَا صَاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَيَ فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ.

Arab latin: Yâ dâ’imal fadhli ‘alal bariyyah, yâ bâsithal yadaini bil ‘athiyyah, yâ shâhibal mawahibis saniyyah, shalli ‘ala Muhammadin wa âlihi khairil warâ sajiyyah, waghfir lanâ yâ dzal ‘ulâ fi hadzihil ‘asyiyyah.

Artinya: “Wahai yang karunia-Nya senantiasa ada pada semesta alam. Wahai Yang Maha Pemurah dengan pemberian-pemberian. Wahai Pemberi segala anugerah. Sampaikan salawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini wahai Yang Maha Agung.”

2. Membaca Istigfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab latin: Astaghfirul laah, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Yang Maha menghidupkan, dan aku ber- tobat kepadanya.”

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Anas RA dari Rasulullah SAW, doa tersebut bisa dibaca tiga kali pada Jumat pagi sebelum salat Subuh, maka dosa-dosanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan.

3. Membaca Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Arab latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakan. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Merujuk kembali pada buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi, pada malam Jumat juga hendaknya membaca surat-surat yang di anjurkan seperti surat Al-Kahfi, As-Sajdah, Yasiin, Ad-Dukhan, Al-Jum’ah, Al-Munafiqun, Al-Mulk, Al- Muzammil, Al-Buruj, At-Thoriq, Ad-Dhuha, Alam Nasyrah, Al-Qadr, Qurays, Al-Kautsar, Al-Kafiruun, An-Nashr, Tabbat, Al-Ikhlas (lima belas kali), Al- Falaq dan An-Nas.

detikers bisa membaca surah-surah tersebut di sini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan Allah


Jakarta

Zikir menjadi amalan yang kerap disandingkan dengan doa. Zikir yang dilakukan dengan benar, baik dalam hal jumlah maupun waktu, dipercaya mampu mempercepat terkabulnya doa.

Perintah berzikir kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 41. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan: Asmaul Husna

Menurut kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu, zikir dengan nama-nama Allah SWT yang agung atau Asmaul Husna memiliki keutamaan luar biasa, khususnya ketika digunakan dalam doa. Berdasarkan riwayat yang shahih, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa siapa pun yang memohon doa kepada Allah SWT dengan menyebut zikir nama-Nya yang paling agung akan segera dikabulkan.

Rasulullah SAW mendengar seseorang berdoa dengan menyebut zikir keagungan Allah SWT sebagai Pencipta langit dan bumi, satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Nabi kemudian bersabda bahwa orang tersebut telah memohon dengan menggunakan zikir yaitu nama Allah SWT yang paling agung, dan doa seperti itu akan dikabulkan.

Imam Ahmad meriwayatkan hal tersebut dalam Al-Musnad dan para penulis kitab As-Sunan yang empat dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi SAW mendengar seseorang berdoa seraya mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.

Allahumma inni as-aluka bianna lakal hamdu laa ilaaha illaa anta, al mannaanu, badii’us samaawaati wal ardhi, yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa hayyu ya qayyum

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon pada-Mu, bahwa bagi-Mu segala puji, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, Sang Pemberi Nikmat, Pencipta Langit dan Bumi, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya.”

Maka Nabi SAW bersabda,

لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Artinya: “Engkau telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya akan Dia kabulkan, apabila diminta menggunakannya niscaya Dia akan beri.”

Nama-nama agung ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an pada beberapa surah, seperti surah Al-Baqarah, surah Ali-‘Imran dan surah Thaha. Dalam hadits disebutkan bahwa siapa saja yang berdoa dengan menyebut nama-nama ini akan mendapatkan pengabulan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya Dia akan kabulkan, terdapat pada tiga surah dalam Al- Qur`an; surah Al-Baqarah, surah Ali-Imran, dan surah Thaha.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Asmaul Husna tidak hanya memperindah doa, tetapi juga membuka peluang besar agar Allah SWT mengabulkan permintaan seorang hamba. Hal ini menjadi salah satu bentuk keutamaan yang dianugerahkan kepada umat Islam agar lebih dekat dengan Tuhannya, dan melalui nama-nama tersebut, pintu-pintu langit terbuka lebih lebar. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW, dengan menyebut zikir nama Allah SWT yang paling agung dalam doa, Allah SWT pasti akan memberi apa yang hamba-Nya minta.

Nama-nama Agung dan Mulia Milik Allah SWT

Nama-nama Allah SWT yang agung dan mulia, dikenal sebagai Asmaul Husna, merupakan sebutan yang penuh makna dan keutamaan. Setiap nama menggambarkan sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT, yang bisa menjadi sarana dalam mendekatkan diri kepada-Nya melalui doa dan zikir.

Berdasarkan hadits yang shahih, Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa Allah SWT memiliki nama paling agung, yang apabila disebut dengan zikir dalam doa, niscaya doa tersebut akan dikabulkan. Nama-nama ini, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang), Al-Hayy (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mengayomi), memiliki makna yang dalam dan menegaskan kebesaran serta keesaan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung terdapat pada dua ayat ini, “Dan sembahan kamu adalah sembahan yang satu, tidak ada sembahan yang haq selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.’ (Al-Baqarah: 163), dan pembukaan surah Ali-Imran, ‘Alif laam miim. Allah, tidak ada sembahan yang haq kecuali Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengayomi.”

Selain itu, disebutkan pada buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna tulisan Syaifurrahman El-Fati, dengan menyebut zikir salah satu nama agung milik Allah SWT Al-Mujiibu (Maha Mengabulkan) sebanyak 133 kali setiap setelah melakukan salat Subuh maka insyaallah doa ia akan diakbulkan. Sebab, nama ini mengandung makna bahwa Allah SWT mendengar dan memperkenankan setiap doa yang dipanjatkan hamba.

Cara-cara agar Doa Cepat Dikabulkan

Agar doa cepat dikabulkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat pengharapan kita kepada Allah SWT. Penting untuk tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga mengikuti adab dan tata cara yang sesuai dengan tuntunan agama.

Berikut adalah cara-cara yang bisa kita lakukan agar doa cepat dikabulkan yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana.

  1. Berdoa dalam keadaan suci
  2. Menghadap kiblat
  3. Memohon ampunan (istighfar)
  4. Membaca sholawat
  5. Rendah hati
  6. Yakin doa dikabulkan
  7. Khusyuk dan sungguh-sungguh
  8. Mengangkat kedua tangan
  9. Mengusap wajah setelah berdoa
  10. Membaca hamdalah

Waktu Membaca Doa agar Cepat Dikabulkan

Selain bacaan zikir, adab serta tata cara dalam berdoa, waktu untuk berdoa juga menjadi faktor penting agar doa cepat dikabulkan. Terdapat beberapa momen spesial di mana doa lebih berpeluang untuk diijabah, baik itu di siang hari maupun di malam hari.

Mengacu sumber sebelumnya, berikut waktu mustajab untuk berdoa:

  1. Sepertiga malam yang akhir
  2. Setelah salat wajib (fardhu)
  3. Antara azan dan iqamah
  4. Ketika merasa lapang
  5. Saat turunnya hujan
  6. Pada hari Arafah (9 Dzulhijjah)
  7. Pada malam Lailatulqadar
  8. Hari Jumat
  9. Sesudah salat malam

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Sedekah Subuh, Yuk Amalkan Setiap Pagi!


Jakarta

Sedekah subuh merupakan kegiatan berbagi dengan mengeluarkan harta untuk kebaikan bagi mereka yang membutuhkan, yang dilakukan setelah melaksanakan salat Subuh.

Sedekah ini sangat istimewa, karena setelah sedekah ini dilakukan, malaikat akan langsung mendoakan agar Allah SWT mengganti semua harta yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, mereka yang kikir akan didoakan supaya ditimpa kesulitan. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap awal pagi saat matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (HR. Bukhari dan Muslin, dari Abu Hurairah)


Saat sedekah Subuh, ada doa yang dapat diamalkan. Doa sedekah subuh bukan hanya untuk memohon agar harta yang telah dikeluarkan dapat diterima dan tergantikan dengan baik oleh Allah SWT, tetapi juga untuk keberkahan bagi penerima sedekah.

Doa Sedekah Subuh

Doa yang Dibaca oleh Pemberi Sedekah

Berikut adalah doa sedekah subuh yang dapat diamalkan oleh orang yang bersedekah subuh, yang dikutip dari buku Kitab Doa & Zikir para Nabi dan Kekasih Allah yang disusun oleh Masturi Irham.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab Latin: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 127)

Doa yang Dibaca oleh Penerima Sedekah

Disebutkan dalam buku Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-Doa Harian yang ditulis oleh Mahmud Asy Syafrowi, adapun doa untuk penerima sedekah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa RA, ia berkata, “Jika Rasulullah SAW kedatangan kaum yang membawa sedekahnya, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِمْ.

Arab Latin: Allahumma shalli ‘alaihim.

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau memberi rahmat kepada mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Cara Mengamalkan Sedekah Subuh

Setelah membaca doa sedekah subuh, ada banyak cara dan media untuk mengamalkan sedekah, yang dapat dilakukan setelah salat Subuh.

Berikut adalah cara sedekah subuh yang dikutip dari buku Sapu Jagat Keberuntungan yang ditulis oleh Ahmad Mudzakir.

  1. Mengisi kotak amal masjid setelah salat Subuh berjamaah. Kaum pria dapat langsung memasukkan sedekah mereka ke dalam kotak amal, sedangkan ibu-ibu bisa menitipkan sedekahnya kepada suami atau anak yang pergi ke masjid.
  2. Mentransfer uang melalui rekening setelah salat Subuh. Sedekah ini dapat dikirimkan kepada orangtua, sahabat, teman, kerabat yang jauh dan membutuhkan, atau kepada lembaga sosial, atau siapa pun yang layak menerima sedekah.
  3. Memberi makanan kepada tetangga, pondok pesantren, panti yatim, atau ke tempat lain yang membutuhkan makanan setelah salat Subuh.
  4. Mengantarkan sebuah sumbangan atau bantuan kepada yang membutuhkan setelah salat Subuh.
  5. Sedekah subuh dengan menggunakan celengan di rumah merupakan suatu hal yang mudah untuk ditiru. Menyimpan uang dalam celengan setelah salat Subuh tidak hanya sebagai tabungan untuk diri sendiri di dunia, tapi juga bekal untuk di akhirat kelak.

Itulah doa sedekah subuh yang dapat diamalkan saat bersedekah di waktu subuh. Doa yang diamalkan ini dapat menjadi berkah bagi orang yang bersedekah, juga untuk penerima sedekah. Yuk amalkan mulai besok pagi!

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa di Hari Jumat yang Diamalkan Rasulullah SAW


Jakarta

Hari Jumat merupakan hari yang penuh berkah dan keutamaan dalam Islam. Di hari yang mulia ini, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan membaca doa.

Doa yang dipanjatkan pada hari Jumat memiliki nilai yang lebih besar, karena pada hari ini, Allah SWT membuka pintu rahmat dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Simak penjelasan selengkapnya.

Hari Jumat Adalah Waktu yang Mustajab

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat terdapat suatu saat bila seseorang muslim salat bertepatan dengan saat itu dan memohon sesuatu niscaya Allah akan mengabulkan.”


Ada dua pendapat yang menjelaskan tentang waktu mustajabnya doa di hari Jumat ini. Pertama, saat di antara duduknya imam di atas mimbar hingga selesai dari salat.

Pendapat ini dikuatkan dengan hadits dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’aari, bahwa Abdullah bin Umar berkata kepadanya “Apakah engkau mendengar bapakmu menceritakan padamu dari Rasulullah SAW tentang urusan waktu (dikabulkan doa) pada hari Jumat?” Beliau berkata, “Benar, aku mendengarnya berkata, aku dengar Rasulullah SAW bersabda, “Waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga salat selesai dikerjakan.”

Pendapat kedua mengatakan waktu setelah asar sampai matahari terbenam. Pendapat ini dikuatkan oleh riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Salam beliau berkata, “aku berkata dan Rasulullah SAW sedang duduk, ‘sungguh kami mendapati dalam kitab Allah (kitab Taurat) pada hari Jumat terdapat waktu yang tidaklah bertepatan seorang hamba mukmin salat dan meminta sesuatu kepada Allah SWT, melainkan Allah SWT akan menunaikan kebutuhannya.” Abdullah berkata, “Maka Rasulullah SAW mengisyaratkan kepadaku bahwa sebagian waktu saja (waktunya singkat).” Aku berkata, “Engkau benar wahai Rasulullah! Sebagian waktu.” Setelah itu aku berkata, “Waktu yang manakah itu?” Beliau bersabda, “la adalah waktu penghujung hari.”

Bacaan Doa di Hari Jumat

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar yang diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar menyatakan bahwa, semua doa yang biasa diucapkan pada hari-hari lainnya juga dapat diucapkan pada hari Jumat. Namun, pada hari Jumat, dianjurkan juga untuk lebih memperbanyak zikir daripada hari-hari lainnya, karena hal ini disunnahkan. Berikut beberapa doa di hari Jumat yang dapat diamalkan:

1. Doa di Hari Jumat Pagi Hari

Pada pagi hari Jumat, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa sebelum melaksanakan salat Subuh yang selalu diamalkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat, Anas RA menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَالَ صَبِيحَةَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَبْلَ صَلَاةِ الغَدَاةِ : اسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَاتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ .

“Barang siapa di pagi hari Jumat sebelum salat Subuh mengucapkan doa berikut: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup Abadi lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya,’ sebanyak tiga kali, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya, sekalipun banyaknya seperti buih laut.”

Berikut bacaan doa nya:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Arab Latin: Astaghfirullāhalladzī lā ilāha illā huwal hayyul qayyūmu, wa atūbu ilaihi.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup Abadi lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya”

2. Doa di Hari Jumat sebelum Salat Jumat

Sebelum melaksanakan salat Jumat dan saat memasuki masjid, Rasulullah SAW selalu membaca doa dan umat Islam juga dianjurkan untuk mengamalkannya. Abu Hurairah RA menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَخَذَ بِعِضَادَتِي الْبَابِ ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَوْجَهُ مَنْ تَوَجَّهُ إِلَيْكَ، وَأَقْرَبَ مَنْ تَقَرَّبَ إِلَيْكَ، وَأَفْضَلَ مَنْ سَأَلَكَ وَرَغِبَ إِلَيْكَ .

“Apabila Rasulullah SAW memasuki masjid pada hari Jumat, beliau berdiri di tengah kedua sisi pintu masjid, kemudian berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah aku orang yang paling menghadap kepada-Mu, (jadikanlah aku) orang yang paling bertaqarrub kepada-Mu, dan (jadikanlah diriku) orang yang paling meminta dan (paling) berharap kepada-Mu’.”

Berikut bacaan doa nya:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَوْجَهِ مَنْ تَوَجَّهَ إِلَيْكَ وَمِنْ أَقْرَبِ وَمِنْ أَفْضَلِ . اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَقْرَبَ مَنْ تَقَرَبَ إِلَيْكَ ، وَأَوْجَهَ مَنْ تَوَجَّهَ إِلَيْكَ وَانْجَحَ من سأَلَكَ وَرَغِبَ إِلَيْكَ يَا اللهُ.

Arab Latin: Allahummaj’alni min awjahi man tawajjaha ilaika wa min aqraba wa min afdhal, Allahummaj’alni aqrraba man taqarraba ilaik, wa awjaha man tawajjaha ilaik, wa anjaha man sa alaka wa raghiba ilaika ya Allah.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang paling bertaqarrub kepada-Mu, orang yang paling menghadap kepada-Mu, orang yang paling berhasil, dan paling berharap kepada-Mu, wahai Allah. Jadikanlah aku termasuk orang yang paling menghadap kepada-Mu, (jadikanlah aku) termasuk orang yang paling bertaqarrub (kepada-Mu) dan (jadikanlah aku) termasuk orang yang paling utama.”

Selain membaca doa di hari Jumat tersebut, dianjurkan juga untuk memperbanyak salawat kepada Nabi SAW. Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui Aus ibn Aus RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَأَكْثَرُوا عَلَى مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَا تَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَى، فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : يَقُولُ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَا تُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ ؟ بَلِيْتَ، قَالَ : إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

“Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling utama adalah hari Jumat, maka perbanyaklah oleh kalian membaca salawat untukku pada hari itu. Sesungguhnya salawat kalian ditampakkan di hadapanku. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah salawat kami ditampakkan di hadapanmu, sedangkan engkau telah hancur?’ Aus RA mengatakan, ‘Tulang-tulangmu telah hancur.’ Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan terhadap bumi, jasad para nabi.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Ada banyak doa yang bisa diamalkan oleh umat muslim. Salah satu doa tersebut berlafazkan “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” yang ternyata memiliki sejumlah keutamaan.

Mengutip Kitab Fiqh As-Sunnah li An-Nisa, Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim mengatakan bacaan “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” merupakan salah satu toda yang dapat dibaca dalam susunan doa setelah salat.

Dalam kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi mengungkap bahwa doa tersebut sering dibaca Rasulullah SAW setelah salat, tepatnya setelah melaksanakan salat Subuh.


Ingin tahu arti doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” serta keutamaan membacanya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an: Arab, Latin, dan Artinya

Mengutip arsip pemberitaan detikHikmah, berikut bacaan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan artinya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Latin: Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.”

Doa ini diriwayatkan oleh Ahmad Ahmad [6/294], Ibnu Majah [925], Ibnu Sinni [108], dan Nasa’i [102] dari Ummu Salamah. Dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut sesudah salat Subuh.

Alasan Rasulullah SAW Membaca Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an usai Salat Subuh

Nabi Muhammad SAW membaca doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” setelah menunaikan salat Subuh karena sesudah Subuh hingga menjelang pagi adalah waktu berdoa dan berdzikir yang paling mulia.

Selain itu, momen setelah salat juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa, sehingga doa-doa yang dipanjatkan insya Allah akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Abu Umamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang, “Ya Rasulullah, doa apakah yang paling didengar? Beliau kemudian menjawab, ‘Doa pada malam terakhir (sebelum Subuh) dan pada akhir-akhir sholat wajib’.” (HR Tirmidzi)

Keutamaan Membaca Doa Allahumma Inni As Aluka ‘Ilman Naafi’an

Sama seperti doa-doa lainnya, ada sejumlah keutamaan dari membaca doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an…” yang bisa diamalkan umat muslim. Masih mengutip kitab Al-Adzkar, doa yang diucapkan Rasulullah SAW itu punya keistimewaan besar.

Salah satu keutamaannya terletak pada waktu dibacakannya doa tersebut, yakni setelah salat Subuh sampai terbitnya matahari. Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Barang siapa sholat Subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu ia sholat dua rakaat, maka hal itu sama pahalanya dengan pahala sekali haji dan sekali umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR Tirmidzi [586])

Demikian bacaan doa “Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” yang bisa diamalkan setiap hari setelah salat Subuh.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com