Tag Archives: salat tarawih

Tarawih di Masjid Vs di Rumah, Baik Mana?



Jakarta

Salat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam Ramadan. Ibadah ini bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau di rumah. Mana yang lebih baik di antara keduanya?

Menurut Habib Ja’far, hal tersebut tergantung pada kondisi masing-masing. Secara umum, laki-laki lebih baik salat berjamaah di masjid dan perempuan salat di rumah. Hal ini berlaku untuk salat fardhu maupun salat sunnah seperti salat Tarawih.

“Untuk salat sunnah begitu juga bagi laki-laki sebaiknya dilakukan di masjid, tapi bagi perempuan sebaiknya di rumah. Termasuk di dalamnya adalah salat Tarawih,” ujar Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Selasa (4/4/2023).


Habib Ja’far menjelaskan, salat Tarawih lebih baik dikerjakan secara berjamaah di masjid karena termasuk salat sunnah yang disunnahkan untuk berjamaah. Seperti halnya salat Id dan salat istisqa.

Meski demikian, laki-laki tetap boleh salat di rumah jika memang secara kemaslahatan lebih baik dilakukan di rumah. “Contohnya istri kita sedang butuh kita untuk menjadi imam salat karena dia sekaligus mau belajar salat Tarawih dengan baik, mau sekalian lanjut belajar mengkaji al quran dan lain sebagainya,” ujar Habib Ja’far.

Begitu juga dengan perempuan. Jika baginya memang ada kemaslahatan ketika dilakukan di masjid dan telah mendapatkan izin dari walinya, maka baik baginya mengerjakan salat Tarawih berjamaah di masjid.

Namun, jika justru ke masjid menimbulkan mudharat, maka kata Habib, perempuan tetap lebih baik salat Tarawih di rumah.

“Menghindari kemudharatan itu jauh lebih utama daripada mencari kemanfaatan. Begitu dalam filsafat hukum Islam atau ushul fiqih. Hindari dulu mudharatnya jangan sibuk nyari manfaat ” terangnya.

Habib Ja’far kemudian menukil sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW salat Tarawih di masjid hanya dua hari pertama di bulan Ramadan. Selanjutnya beliau memilih salat di rumah. Sebab, beliau khawatir salat Tarawih akan diwajibkan bagi umat Islam.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Tarawih di Masjid Vs di Rumah, Baik Mana? tonton DI SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Jeda Salat Tarawih ‘Allahumma Innaka Afuwwun’ Lengkap



Jakarta

Salat Tarawih dikerjakan antara salat Isya sampai sebelum masuk salat Subuh pada bulan Ramadan. Salat ini umumnya dikerjakan dalam 8 atau 20 rakaat dengan diselingi doa jeda salat Tarawih setiap mencapai 4 rakaat.

Mengutip buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, salat Tarawih bisa dikerjakan dengan 8 rakaat (4 salam), 10 rakaat (5 salam) atau 20 rakaat (10 salam) ditambah salat Witir 3 rakaat.

Imam an-Nawawi berpendapat, salat sunnah, baik siang maupun malam, lebih afdhal jika dikerjakan setiap 2 rakaat salam.


Ahmad Sarwat dalam buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat menjelaskan, para ulama sepakat bahwa di sela-sela rakaat Tarawih disyariatkan duduk untuk istirahat. Hal tersebut disesuaikan dengan nama “Trawih” yang pensyariatannya untuk duduk istirahat.

Para ulama juga menjelaskan bahwa duduk istirahat itu dilakukan pada tiap empat rakaat, meskipun salat Tarawih dilakukan dengan dua rakaat salam.

Mengenai hal tersebut hikmah dari duduk istirahat ini karena biasanya imam memperlama bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam posisi berdiri. Supaya tidak terlalu lelah, setiap selesai empat rakaat disunnahkan untuk duduk istirahat.

Doa Jeda Salat Tarawih

Dalam duduk istirahat tersebut bisa diisi dengan memanjatkan doa. Doa jeda salat Tarawih berisi bacaan syahadat, istighfar, doa mohon ampun, dan doa memohon ridha dan surga Allah SWT. Berikut bacaan selengkapnya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.”

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampunan Allah.”

اَلَّهُمَّ إِنِّيْ أََسْأَلُكَ ا لْجنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Allaahumma innii as-alukal jannah, wa a’uudzu bika minan-naar

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka.”

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanni

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf, maka maafkanlah aku.”

Disebutkan dalam sebuah hadits, doa jeda salat Tarawih dengan lafaz ‘Allahumma innaka afuwwun’ tersebut turut dibaca saat malam Lailatul Qadar. Dari Aisyah RA, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bila aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?” Beliau (Rasulullah SAW) menjawab, “Ucapkanlah, Allahuma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya, Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf, maka maafkanlah aku).'” (HR At-Tirmidzi)

Doa setelah Salat Tarawih

Selain membaca doa jeda salat Tarawih, dianjurkan pula membaca doa setelah salat Tarawih. Mengutip buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunnah serta Doa Sehari-hari karya Muhammad Fakhri berikut bacaannya:

اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَ النَّارِ. اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا وَ وَالِدَيْنَ وَ عَنْ جَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allaahumma inna nas-aluka ridlaaka waljannata wana’uudzu bika min sakhatika wannaari.

Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu anna wa waalidainaa wa’an jamii’il mislimiina walmuslimaati birahmatika yaa ar-hamar raahimiin

Artinya: “Ya Allah kami memohon kehadirat-Mu untuk mendapatkan keridaan-Mu dan surga-Mu. Dan kami berlindung dari kemurkaan-Mu dan dari siksa neraka.

Ya Allah sesungguhnya, Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau suka mengampuni sebab itu ampunilah kami dan ampunilah kedua orang tua kami serta kaum muslimin dan muslimat dengan kasih sayang-Mu wahai Tuhan yang Maha Penyayang.”

Setelah itu membaca:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي كَرِيمُ

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anna yaa kariim (dibaca tiga kali dan diikuti oleh para jamaah)

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku yang Maha Mulia.”

Dilanjutkan dengan:

للَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِينَ، وَ لِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَ لِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَ لِلزَّكَاةِ فَاعِلِينَ، وَ لِمَا عِنْدَكَ طالِبيْنَ، وَ لِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَ لِلْهُدَى مُتَمَسِّكِينَ، وَ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِينَ، وَ فِي الدُّنْيَا زَاهِدِينَ، وَ فِي الْآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَ بِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَ لِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِينَ، وَ عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِينَ، وَ تَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَ إِلَى الْحَوْضِ وَارِدِينَ، وَ إِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِينَ، وَ مِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَ عَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِينَ، وَ مِنْ حُوْرِ الْعَيْنِ مُتَزَوجِيْنَ، وَ مِنْ سُنْدُسٍ وَ اسْتِبْرَاقٍ وَدِيْبَاجِ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَ مِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَ مِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ بِأَكْوَابٍ وَ أَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّنَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيقًا. اللّهُمَّ اجْعَلْنَا في هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيفِ الْمُبَارَكَةِ مِن السُّعَدَاءِ الْمَقْبُولِينَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُودِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Allahummaj’alnaa bil-iimaani kaamiliin, wa lil-faraa’idhi mu’addiin, wa lish-shalaati haafizhiin, wa liz-zakaati faa’iliin, wa limaa ‘indaka thaalibiin, wa li’afwika raajiin, wa lil-hudaa mutamassikin, wa ‘anil-laghwi mu’ridhiin, wa fid-dunyaa zaahidiin, wa fil-aakhirati raaghibiin, wa bil-qadhaa’I raadhiin, wa lin-na’maa’I syaakiriin, wa ‘alal-balaa’I shaabiriin, wa tahta liwaa’I muhammadin yaumal-qiyaamati saa’iriin, wa ilal-haudhi waaridiin, wa ilal-jannati daakhiliin, wa minan-naari naajiin, wa ‘alaa sariiril-karaamati qaa’idin, wa min huuril-‘aini mutazawwijiin, wa min sundusiw wastibraaqiw wa diibaajim mutalabbisiin, wa min tha’aamil-jannati aakiliin, wa mil-labaniw wa ‘asalim mushaffaa syaaribiina ni akwaabiw wa abaariqaa wa ka’sim mim-ma’iinim ma’al-ladziina an’amta’alaihim minan-nabiyyina wash-shiddiiqiina wasy-syuhadaa’i wash-shaalihiina wa hasuna ulaa’ika rafiiqaa.

Allaahummaj’alnaa fii haadzihil-lailatisy-syariifil-mubaarakati minas-su’adaa’il-maqbuuliina wa laa taj’alnaa minal-asyqiyaa’il-marduudiin, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadiw wa aalihii wa shahbihii aima’iin, birahmatika yaa arhamar-raahimiin.

Artinya: “Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menjalankan kewajiban, yang terus melaksanakan salat, yang menunaikan zakat, yang selalu bergantung pada-Mu, yang mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk-Mu, yang menjauhi tipu daya, yang zuhud terhadap dunia, yang mencintai akhirat, yang rida atas ketetapan-Mu, yang selalu bersyukur atas nikmat-Mu, yang tetap bersabar terhadap cobaan, yang menjalani hidup di bawah bimbingan Nabi Muhammad SAW, hingga hari kimat. Yang berkesempatan mendatangi telaga (kausar), yang masuk surga, yang selamat dari neraka, yang menduduki kemuliaan, yang mendampingi bidadari, yang berpakaian sutra serta menikmati hidangan surga, yang minum air susu dan madu dengan gelas dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari golongan para Nabi, orang-orang yang membenarkan-Mu, para syuhada, orang-orang saleh, dan orang-orang yang penuh kasih sayang.

Ya Allah jadikanlah kami pada malam yang mulia dan berkah ini termasuk orang-orang beruntung yang diterima permohonannya, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang merugi yang tertolak amalnya. Semoga, salawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para sahabatnya dengan rahmat-Mu. Wahai Zat yang Maha Pengasih dari para pengasih.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Salat Tarawih dan Witir Lengkap NU Bacaan Arab dan Latin


Jakarta

Salat Tarawih adalah ibadah sunah pada bulan Ramadan yang diikuti dengan salat witir. Salat Tarawih dan witir biasa dikerjakan oleh seluruh umat Islam di Indonesia, tidak terkecuali Nahdlatul Ulama (NU). Berikut bacaan doa salat Tarawih dan witir lengkap NU.

Dikutip dari buku Keutamaan 19 Shalat Sunnah karya Yunus, salat Tarawih memiliki banyak keutamaan. Salah satu keutamaan salat Tarawih yaitu diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Adapun dikutip dari Buku Pintar Salat, Doa, dan Zikir Sesuai Tuntunan Rasulullah karya Darul Insan, keutamaan salat witir dijelaskan dalam sebuah hadits.


Kharijah bin Khudzafah al-Adawi berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah yang Mahamulia lagi Mahaperkasa telah membekali kalian dengan satu salat, di mana ia lebih baik bagi kalian daripada binatang yang paling bagus, yaitu salat witir. Dan Dia menjadikannya untuk kalian antara salat Isya sampai terbit fajar.” (HR Abu Dawud)

Jumlah Rakaat Salat Tarawih dan Witir NU

Kalangan Nahdlatul Utama atau NU biasa mengerjakan salat Tarawih 20 rakaat dilanjut witir 3 rakaat. Dinukil dari buku Jihad Kebangsaan dan Kemanusiaan Nahdlatul Utama karya Jamal Ma’mur Asmani, NU menganut sistem bermazhab dalam menjalankan ajaran Islam. Salah satu mazhab yang diikuti NU yaitu mazhab Syafi’i.

Adapun dikutip dari buku Masalah Garis Perbatasan Nahdlatul Ulama karya Cholil Nafis, ulama Syafi’iyyah di antaranya Imam Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in menyimpulkan bahwa salat Tarawih berjumlah 20 rakaat.

“Salat Tarawih hukumnya sunnah, 20 rakaat dan 10 salam pada setiap malam di bulan Ramadan. Karena ada hadits: Barangsiapa melaksanakan (salat Tarawih) di malam Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahulu diampuni. Setiap dua rakaat harus salam. Jika salat Tarawih 4 rakaat dengan satu kali salam maka hukumnya tidak sah……”. (Zainuddin al Malibari, Fath al Mu’in, Baikrut: Dar al Fikr, juz I, halaman 360).

Doa Salat Tarawih NU

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shalâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’i râdlîn. Wa lin na’mâ’i syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya: “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Bacaan doa salat Tarawih NU tersebut dinukil dari laman NU Online dan terdapat dalam buku Panduan Sholat untuk Perempuan karya Nurul Jazimah.

Doa Salat Witir NU

Dikutip dari Kumpulan Doa & Dzikir Ramadhan karya Ammi Nur Bait, berikut bacaan doa salat witir.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Salat Tarawih, Bisa Dibaca Tiap Malam Ramadan


Jakarta

Selain menjalani kewajiban berpuasa, ada ibadah sunnah yang juga bernilai pahala besar, yakni tarawih. Setelah salat tarawih biasanya akan dilanjutkan dengan membaca doa.

Salat tarawih adalah salat sunnah yang istimewa karena hanya bisa dikerjakan pada malam-malam Ramadan.

Merangkum buku Fikih Salat Sunah oleh Ali Musthafa Siregar dan Dr. Nurhadi, salat tarawih adalah qiyamullail yang khusus dilaksanakan pada malam-malam bulan Ramadan.


Tarawih berasal dari bahasa Arab berbentuk jamak dari tarwiihah yang artinya istirahat, jadi tarawih artinya banyak istirahat.

Dari Siti ‘Aisyah, sesungguhnya Rasulullah SAW pada satu malam salat di mesjid, maka para sahabat mengikuti beliau salat. Kemudian beliau salat pada malam berikutnya, para sahabat yang ikut berjamaah menjadi semakin banyak. Selanjutnya pada malam ketiga atau keempat para sahabat berkumpul ternyata Rasulullah SAW tidak keluar menemui mereka. Keesokan harinya beliau berkata: “Aku mengetahui apa yang kalian lakukan tadi malam. Tidak ada yang menghalangiku keluar menemui kalian selain dari kekhawatiranku kalau-kalau salat itu diwajibkan atas kalian.”

Banyak keutamaan salat tarawih, salah satunya yakni diampuni dosa di masa lalu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.” (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

Artinya: “Barang siapa yang ikut melaksanakan sholat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka baginya akan dicatat seperti salat semalam penuh.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

Doa Setelah Salat Tarawih

Setelah salat tarawih, ada doa yang bisa dipanjatkan. Melansir laman NU Online, berikut bacaan doa setelah salat tarawih,

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab Latin: Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na’mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Demikian bacaan doa setelah salat tarawih, bisa dibaca secara berjamaah ataupun sendiri ketika salat tarawih munfarid.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Kamilin Pendek dan Terjemahannya, Dibaca Saat Salat Tarawih


Jakarta

Tarawih adalah salat yang hanya dikerjakan di malam bulan Ramadan. Tarawih bisa dikerjakan sendiri maupun berjamaah.

Dilansir dari buku Pintar Shalat karya M. Khalilurrahman Al Mahfani inilah dalil mengenai keutamaan bulan Ramadan:

“Siapa saja yang melaksanakan qiyamu Ramadan (Salat tarawih) karena iman dan hanya mengaharap pahal dari Allah. Maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ” (HR. Jamaah dari Abu Hurairah).


Selain itu, biasanya ketika melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid, ketika di sela-sela antara sesudah Tarawih dan sebelum Witir, imam atau bilal akan membacakan doa. Berikut ini doa kamilin pendek dan lengkap.

Doa Kamilin

Doa Kamilin Pendek

Dilansir dari buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar ditulis oleh Dra. Neni Nuraeni M.Ag berikut ini bacaan doa kamilin pendek.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا وَوَالِدَيْنَا وَعَنْ جَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ والمُسْلِمَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allahumma inná nas-aluka ridhaka wal jannata wa na’ûdzu bika min sakhathika wan näri, Allahumma innaka ‘afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anná wa walidaina wa ‘an jami’il muslimina wal muslimáti birahmatika yá arhamar rahimina.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keridhaan-Mu dan surga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau suka ampunan, maka ampunilah kami, dan ampunilah ibu bapak kami, serta semua kaum muslimin dan muslimat dengan kasih sayang-Mu, wahai Tuhan yang Maha Penyayang.”

Doa Kamilin Panjang

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالإيْمَانِ كَامِلِيْن وَلِلفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنِ وَلِلصَّلاةِ حَافِظِيْنِ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْن وَلَمِا عِنْدَكَ طَالِبِيْنِ وَلِعَفْوكَ رَاجِيْنِ وَبِالْهُدَي مُتَمَسِّكِين وَعَن اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنِ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْن وَفِي الآخِرَةِ رَاغِيين وبالقضَاءِ رَاضِينِ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنِ وَعَلي البَلَاءِ صَابِريْن وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنِ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنِ وَإِلَى الجَنَّةِ دَاخِلِيْن وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنِ وَعَلَى سَرِيْرِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنِ وَمِنْ حُوْرٍ عِينٍ مُتَزَوِّحِينِ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاج مُتَلبِّسِيْن وَمِنْ طَعَامِ الجَنَّةِ آكِلِينِ وَمِنْ لَّبَن وَعَسَلٍ مُصَفًّى شاريين بأكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ مَعَ الَّذِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّين وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِوَالصَّالِحِيْن وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بالله عَلِيْمًا اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي لَيْلَةِ هَذا الشَّهْرِ الشَّرِيفَةِ المُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ المَقْبُوْلِيْن وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينِ

Arab latin: “Allâhummaj’al bil îmâni kâmilîn wa lilfarâidhi muaddîn wa lishshalâti hâfidzîn wa lizzakâti fâ’ilîn wa limâ ‘indaka thâlibîn wa li’afwika râjîn wa bil hudâ mutamassikîn wa ‘anillaghwi muʼridhîn wa fid-dunyâ zâhidîn wa fîl âkhirati râghibîn wa bil gadhâ’i râdhîn wa lin-na’mâ’i syâkirîn wa ‘alâl balâ’i shâbirîn wa tahta liwâ’i Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallama yawmal qiyâmati sâirin wa ilâlhawdhi wâridîn wa ilâl-jannati dâkhilîn wa minan-nâri nâjîn wa ‘alâ sarîr al-karâmati qâ’idîn wan hûrin “în mutazawwijîn wa min sundusin wastabraqin wa dîbâjin mutalabbisin wa min tha’âmil jannati âkilîn wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn bi akwâbin wa abârîqa wa kaʼsin min maʼîn ma’alladzî an’amta ‘alayhim minannabiyyîn wash-shiddîqîn wasy-syuhâdâ’ wash-shâlihîn wa hasuna ulâ’ika rafîqan dzâlikal fadhlu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîma. Allâhummaj’alnâ fî laylati hâdzasyahr syarîfatil mubârakati min al-syu’âdâ’il maqbûlîn wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în birahmatika ya ar-hamar-râhimîn.”

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami manusia yang senantiasa menyempurnakan iman kami, melaksanakan perintah menjalankan kewajiban-Mu, menjalankan sholat, menunaikan zakat, memohon serta mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh kepada petunjuk (yang Kau berikan), meninggalkan kemungkaran, hidup dengan sederhana di dunia, mengharap surga di akhirat, berpasrah pada takdir, bersyukur pada nikmat dan bersabar atas cobaan di bawah bendera syariat Muhammad SAW pada hari kiamat. Dari ajarannya kami datang, ke surga kami menuju, dan juga kami selamat dari api neraka. Kami duduk di atas kain sutra kemuliaan, kami menikahi bidadari yang cantik dan jelita. Kami memakai pakaian yang terbuat dari permadani, sutra, dan perhiasan mewah lainnya. Kami makan dari masakan yang telah tersedia di surga. Kami meminum madu dan susu dengan menggunakan gelas mewah bersama para nabi, orang jujur, syuhada, orang sholeh, dan mereka akan menjadi teman setia di surga kelak. Demikianlah keutamaan dari Allah. Allah Maha Mengetahui atas segala yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ya Rabb, jadikan kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini sebagai orang-orang yang senantiasa bahagia dan engkau ampuni. Serta janganlah masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedih dan tertolak. Kami senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya secara keseluruhan dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.”

Demikian bacaan doa kamilin pendek dan panjang, semoga detikers bisa mengamalkannya.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com