Tag Archives: seks

Ssstt… Ini 5 Posisi Bercinta Anti Berisik, Bisa Dicoba saat Mudik ke Rumah Mertua

Jakarta

Selama mudik dan menginap di rumah mertua seringkali bikin aktivitas pasutri tertunda. Salah satu alasannya karena merasa malu dan canggung jika harus bercinta di rumah mertua.

Jadi, tidak heran jika pasutri lebih rela menahan keinginan bercinta selama menginap. Tapi, ternyata berhubungan seks tidak selalu harus berisik untuk bisa mendapatkan kenikmatan.

Untuk tetap bisa menikmati dan lebih tenang, ada beberapa posisi yang bisa dicoba. Apa saja sih?


1. Lotus

Lotus menjadi salah satu posisi seks yang minim suara. Sebab, gerakan penetrasi yang dilakukan tidak terlalu agresif, sehingga tidak menimbulkan suara ‘khas’ saat bercinta.

Untuk melakukannya, si wanita hanya perlu duduk di atas pangkuan pria sambil melingkarkan kakinya ke pinggang pasangan. Gerakan penetrasi bisa dilakukan baik oleh pria maupun wanita.

2. Missionary

Meski simpel, posisi missionary ini termasuk yang ‘paling aman’ dan tidak menimbulkan banyak suara. Keuntungan dari posisi ini adalah pria dapat dengan mudah mengontrol tempo dan ritme saat melakukan penetrasi.

Dengan begitu, pria bisa menyesuaikan intensitas gerakan jika suara yang muncul dirasa sudah terlalu kencang.

3. Spooning

Posisi seks anti-berisik lainnya adalah spooning. Si pria akan melakukan penetrasi sambil berbaring dan memeluk pasangan dari belakang.

Meski gerakan pada posisi ini tidak seintens posisi lainnya, kenikmatan seksual dari spooning ini tetap bisa memuaskan pasutri.

4. Sitting

Mirip dengan lotus, posisi sitting ini biasanya dilakukan di atas kursi, pinggir kasur, atau permukaan datar lainnya. Posisi ini cocok banget untuk pasutri yang ingin melakukan seks kilat alias quickie.

Posisi sitting ini juga tidak menuntut pasutri harus melepas semua pakaian mereka. Sehingga, keduanya bisa langsung ‘beberes’ jika merasa was-was ketahuan.

5. Scissoring

Posisi terakhir adalah scissoring. Ini bisa memberikan kepuasan maksimal tanpa banyak menimbulkan suara.

Posisi ini dilakukan dengan pria dan wanita yang berbaring miring serta menyatukan kaki, seperti dua buah gunting bertemu. Dengan begitu, penis dan vagina akan bergesekan saat melakukan penetrasi.

Jadi meski gerakannya tidak ‘menggebu-gebu’, posisi scissoring tetap bisa membuat pasutri puas maksimal.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Begah Habis Buka Puasa Bikin Malas Bercinta? Begini Tips dari dr Boyke


Jakarta

Merencanakan waktu bercinta saat bulan puasa kerap menjadi perkara yang susah susah gampang. Sekalinya menemukan waktu yang pas, terkadang ada saja hal yang akhirnya membuat niat untuk bercinta urung.

Misalnya, rasa begah yang muncul setelah berbuka puasa. Rasa tidak nyaman pada perut ini terkadang bisa bertahan lama, hingga akhirnya membatalkan rencana untuk melakukan hubungan intim,

Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan hal tersebut sebenarnya tidak lepas dari kesalahan dalam memilih makanan saat berbuka puasa. Menurutnya, saat berbuka puasa sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang berkarbohidrat, gula, atau lemak berlebih.


Sebagai gantinya, dr Boyke menyarankan untuk berbuka dengan menggunakan kurma dan air hangat. Hal tersebut untuk mencegah munculnya rasa begah yang dapat mengganggu rencana di malam harinya.

“Biasakan berbuka puasa itu pertama dengan kurma, minum air hangat, kemudian dia kan beribadah, sudah turun dulu semua yang dimakan waktu berbuka, terus kemudian sedikit demi sedikit makan, kemudian tarawih, pulang tarawih mau melakukan nggak apa-apa,” ungkap dr Boyke kepada detikcom beberapa waktu lalu.

dr Boyke juga meluruskan anggapan yang menyebut begah dapat disebabkan posisi bercinta tertentu. Menurutnya, rasa begah memang berasal dari masalah pada lambung itu sendiri.

“Posisi-posisi yang berkaitan dengan seks misal posisi wanita di bawah, kemudian pria di bawah, itu sebenarnya nggak terlalu banyak berpengaruh, orang-orang yang biasanya begah seperti itu, itu biasanya adalah mereka-mereka yang di awalnya juga sudah ada gangguan-gangguan daripada penyakit maag itu sendiri, lambungnya itu sendiri, misalnya gerd, pasti, mereka penyakit gastritis tentu harus lebih bersabar lagi,” jelasnya.

Bagi pasutri yang memiliki keluhan demikian, ada beberapa posisi seks yang disarankan oleh dr Boyke. Bagi wanita yang mengalami sakit maag, dr Boyke menyarankan untuk bercinta dengan posisi woman on top atau cowgirl.

“Yang paling enak mungkin untuk wanita yang mengidap sakit maag itu posisi wanita yang di atas, itu lebih enak kemudian si prianya di bawah,” ujarnya.

“Jadi pada mereka yang memang menderita sakit yang berhubungan dengan lambung, daerah-daerah perut di situ jangan sampai tertekan, pada posisi wanita yang di atas itu tentu yang ditekan adalah bagian perut si laki-laki,” sambung dr Boyke.

Sedangkan untuk pria yang mengalami sensasi tidak nyaman di perut, dr Boyke menganjurkan untuk bercinta dalam posisi miring atau duduk.

“Mungkin posisi miring atau posisi duduk atau posisi dari belakang kalau ada sakit maag itu bisa membantu, yang nggak boleh tentu missionary position, tapi pada dasarnya variasi seks tersebut asal tidak ada sakit dan mengikuti aturan puasa itu entah itu konsumsi makannya sedikit-sedikit, itu nggak jadi masalah,” tandasnya.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Mager Mandi Wajib usai Bercinta di Bulan Puasa? Awas, Bisa Begini Dampaknya


Jakarta

Berhubungan intim saat bulan puasa terkadang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan suami istri. Pasalnya, waktu yang terbatas membuat pasutri tidak bisa leluasa ‘melampiaskan’ gairah.

Jika dilakukan setelah berbuka, terkadang perut merasa kenyang atau begah sehingga niat bercinta pun urung. Jika bercinta dilakukan setelah Magrib, ini tentu terlalu mepet dengan salat Tarawih.

Karenanya, banyak pasutri yang akhirnya bercinta setelah waktu salat Isya dan Tarawih. Tapi biasanya, usai bercinta mereka memilih untuk tidak mandi dan segera tidur karena takut terlambat bangun sahur.


Praktisi kesehatan seksual, dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU, mewanti-wanti kebiasaan tersebut. Dia mengatakan setergesa apapun kondisinya, pasutri tetap harus menyempatkan diri untuk bersih-bersih setelah bercinta.

Karena jika tidak, sperma dan cairan yang menempel pada tubuh dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, khususnya pada wanita.

“Spermanya itu nanti kan bikin gatel. Dan sperma juga, jujur bau sih sebenarnya. Jadi rasanya tidak nyaman,” ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Sementara itu, cairan vagina yang tidak segera dibersihkan juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Karena itu, dr Akbari sangat menyarankan agar pasutri tidak menunda untuk bersih-bersih usai melakukan hubungan seks.

“Buat laki-laki juga sama sebenernya, ya kalau nggak cepet-cepet dibersihin kan lengket juga,” tandasnya.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Libido ‘Ngedrop’ di Bulan Puasa Bikin Sesi Bercinta Kurang Intim, Ini Saran Seksolog


Jakarta

Bulan puasa seharusnya tidak menjadi salah satu halangan pasangan suami istri untuk tetap intim di ranjang. Namun, perubahan pola hidup selama bulan puasa tak jarang membuat pasutri bingung menentukan waktu yang tepat untuk bercinta.

Tak jarang, kondisi ini juga dapat berpengaruh pada libido pasangan hingga mengganggu kehidupan di atas ranjang. Untuk mengatasi hal tersebut, seksolog Zoya Amirin, MPsi, FIAS berkata bahwa perencanaan untuk bercinta perlu dilakukan oleh pasangan.

Zoya mengingatkan bahwa langkah ini jangan dijadikan beban dalam hubungan. Menurutnya, hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hubungan seks yang dapat benar-benar dinikmati oleh kedua belah pihak.


“Nah, kenapa harus direncanakan? Supaya dua-duanya secara aktif, itu terkoneksi secara seksual. ‘Saya mau nyiapin ini ah, saya mau pakai lilin wangi untuk bikin suasana romantis, saya mau pakai pakaian tertentu,’ dan sebagainya,” kata Zoya ketika berbincang dengan detikcom.

Zoya menuturkan bahwa perubahan pola hidup selama bulan puasa dapat memberikan tekanan psikologis hingga stres tersendiri. Terlebih menjelang hari raya, banyak hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan sehingga risiko peningkatan stres yang dialami suami atau istri dapat meningkat.

Diharapkan, kualitas bercinta yang baik di atas ranjang dapat menjadi salah satu ‘pereda’ stres yang baik untuk pasangan suami istri. Ia juga mengimbau pasangan suami istri untuk sebisa mungkin menyempatkan bercinta saat bulan puasa.

“Disarankan menyempatkan waktu sebisa mungkin, kalau bisa dalam sebulan ini empat kali ya bagus. Kalau misalnya dua kali saja, minimal itu sudah oke kok,” ungkapnya.

“Yang penting lakukanlah dengan mencari kualitas, bukan hanya, ‘kita harus berapa kali’. Cari gimana caranya berdua bisa mengatasi stres sama-sama, bisa menikmati hubungan seksual ini, akhirnya kan dua-duanya happy,” pungkas Zoya.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Curi-curi Seks Kilat saat Puasa Ternyata Bikin Stres, Ini Saran Seksolog Biar Lebih Fun


Jakarta

Bulan puasa bukanlah sebuah halangan pasangan suami istri untuk menjaga kehidupan di atas ranjang. Bercinta selama bulan puasa tetap dibutuhkan untuk terus menjaga keharmonisan pasutri.

Namun, selama bulan puasa, terkadang pasangan bingung untuk menyempatkan bercinta di tengah waktu yang lebih sempit selama Ramadan. Seks kilat pun kerap menjadi salah satu solusinya.

Tetapi aksi tersebut rupanya justru sangat tidak disarankan. Seksolog Zoya Amirin MPsi, FIAS mengungkapkan alasan curi-curi waktu seks kilat selama bulan puasa justru bukan hal yang baik untuk dilakukan.


Zoya Amirin menuturkan bahwa selama bulan puasa, tingkat stres seseorang cenderung mengalami peningkatan karena adanya berbagai perubahan dalam pola hidup. Ini juga belum ditambah dengan berbagai persiapan Hari Raya yang terkadang dapat menyedot energi mental dan fisik lebih besar.

Menurut Zoya, seks yang berkualitas seharusnya bisa menjadi salah satu ‘solusi jitu’ untuk mengatasi tingginya tingkat stres tersebut. Menurutnya, seks kilat atau quickie sex termasuk jenis seks yang kurang berkualitas dan tidak dapat memberikan efek yang baik pada tingkat stres yang mungkin sudah muncul selama bulan puasa.

“Sangat tidak disarankan, pada bulan Ramadan itu terlalu banyak perubahan yang dilakukan bersamaan apalagi menjelang Hari Raya. Stres yang setinggi itu jangan menambah stres dengan melakukan seks kilat atau quickie seks. Itu nanti saja setelah sudah normal,” kata Zoya ketika berbincang dengan detikcom.

Oleh karena itu, penting untuk pasutri selama bulan puasa dapat merencanakan dengan matang rencana untuk melakukan hubungan intim. Bukan sebagai beban, hal ini menurut Zoya penting agar setiap pasangan bisa menyiapkan diri masing-masing secara lebih baik agar kualitas seks nantinya juga baik.

Seks secara spontan juga cenderung hanya memuaskan satu pihak saja. Zoya mengingatkan bahwa sebaiknya kebahagiaan seks dapat dirasakan bersama-sama baik suami maupun istri.

“Quickie itu lebih bahaya ke stresnya. Dan juga orang kalau dadakan begitu, kalau yang satunya nafsu, satunya enggak gimana? Kan bisa sakit, bisa traumatis, kenapa mesti menimbulkan hal-hal seperti itu saat Ramadan. Bikin hati tambah nggak enak juga,” pungkasnya.

(avk/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

‘Seks Kilat’ Jadi Pilihan Selama Bulan Puasa? Seksolog Wanti-wanti Hal Ini


Jakarta

Melakukan hubungan suami istri selama bulan Ramadan adalah perkara yang susah-susah gampang. Apalagi, pasutri hanya memiliki waktu yang terbatas, mulai dari setelah berbuka puasa hingga sebelum sahur.

Alhasil, banyak pasutri yang bingung menentukan waktu bercinta terbaik selama bulan puasa. Tak jarang, ‘seks kilat’ atau quickie menjadi solusi untuk melampiaskan hasrat dan gairah bersama pasangan.

Meski begitu, seksolog Zoya Amirin, MPsi, FIAS, tidak menyarankan pasutri untuk melakukan seks kilat selama bulan puasa. Menurutnya, melakukan seks secara spontan dapat mengurangi kualitas dari hubungan bercinta itu sendiri.


Zoya menjelaskan kualitas seks sangat memengaruhi kondisi psikologis setiap pasangan. Karena itu, dia menyarankan agar pasutri bisa sama-sama menjadwalkan hubungan intim ketimbang melakukan ‘seks kilat’ selama bulan puasa.

Dia menambahkan, menjadwalkan bercinta dapat membantu pasutri untuk mempersiapkan diri masing-masing sehingga lebih fokus saat melakukan hubungan intim. Dengan demikian, baik suami dan istri bisa mendapatkan manfaat dari seks yang berkualitas.

“Kalau saya sih sangat-sangat mengusulkan untuk dua-duanya itu membuat waktu ya. Ketika direncanakan, itu berarti sampai hari H-nya nanti kita mengatur suasana hati, apa ya yang dibutuhkan untuk bisa supaya bercinta dengan nikmat saat bulan puasa,” ungkap Zoya saat dihubungi detikcom.

Terkait frekuensi bercinta selama bulan puasa, Zoya tidak mematok target yang spesifik. Dia menyarankan agar pasutri lebih fokus pada kualitas bercinta itu sendiri ketimbang kuantitasnya.

“Disarankan menyempatkan waktu sebisa mungkin, kalau bisa dalam sebulan ini empat kali ya bagus. Kalau misalnya dua kali saja, minimal itu sudah oke kok,” tutur Zoya.

“Yang penting lakukanlah dengan mencari kualitas, bukan hanya, ‘kita harus berapa kali’. Cari gimana caranya berdua bisa mengatasi stres sama-sama, bisa menikmati hubungan seksual ini, akhirnya kan dua-duanya happy,” ucapnya.

(ath/ath)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Harus Mandi Wajib Saat Puasa, Ini Alasan Medis Perlunya Bersih-bersih Usai Bercinta


Jakarta

Tak terkecuali saat puasa, mandi wajib harus selalu dilakukan seusai bercinta. Setergesa apapun kondisinya, harus menyempatkan diri untuk bersih-bersih badan.

Praktisi kesehatan seksual dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan mengungkap, ada penjelasan medis kenapa wajib membersihkan diri sehabis bercinta. Terlebih, pada wanita.

“Spermanya itu nanti kan bikin gatel. Dan sperma juga, jujur saja bau sih sebenarnya,” kata dr Akbari dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.


“Jadi rasanya tidak nyaman,” tambahnya.

Selain sperma, cairan vagina juga dapat memicu rasa tidak nyaman bagi pasangan jika tidak langsung dibersihkan. Menurut dr Akbari, seharusnya tidak makan waktu lama untuk menyempatkan diri bersih-bersih sehabis bercinta.

“Buat laki-laki juga sama sebenernya, ya kalau gak cepet-cepet dibersihin kan lengket juga,” katanya.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

‘Quickie Sex’ Berujung Gancet, Mungkin Nggak Sih? Begini Penjelasan Medisnya


Jakarta

Padatnya aktivitas saat Ramadan menjadikan quickie sex sebagai satu pilihan bagi pasutri untuk menyalurkan hasrat bercinta. Tapi bener nggak sih, ada risiko ‘gancet’ jika tidak rileks?

Praktisi kesehatan dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan mengatakan, quickie sex memang bisa jadi salah satu pilihan untuk menyiasati keterbatasan waktu. Di samping itu, variasi bercinta yang satu ini juga memberikan experience dan sensasi yang unik.

“Lebih ke curi-curi waktu gitu ya, ada sensasi tegangnya. Terus ada sneaky-sneaky, ada adrenalin rush biasanya tuh, di situ positifnya,” kata dr Akbari dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.


Meski begitu, ia mengakui salah satu tantangan quickie sex adalah mencari momen yang pas sehingga masing-masing pihak sama-sama dalam kondisi mood yang ideal untuk berhubungan seks. Jika ada salah satu saja yang tidak mood, maka akan berbahaya jika dipaksakan.

Risiko paling logis di antaranya perlukaan dinding vagina karena lubrikasi yang tidak optimal. Nah kalau yang lebih ekstrem, seperti gancet alias tidak bisa lepas, mungkinkan terjadi?

“Ada, tapi jarang banget kejadian itu. Biasanya vaginismus, perempuannya ngejepit keras banget,” jawab dr Akbari.

“Obgyn biasanya yang ngerti, suatu kondisi di mana wanita saking tegangnya sampai nahan begini. Tapi itu jarang banget, satu di antara sejuta,” lanjutnya.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Berhubungan Intim Saat Puasa, Anjuran Medis hingga Posisi yang Disarankan


Jakarta

Pola makan bukan satu-satunya yang harus disesuaikan saat puasa Ramadan, kehidupan seksual pun demikian. Mulai dari pilihan waktu hingga posisi harus benar-benar diperhitungkan.

Dokter urologi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU menyarankan untuk tidak memilih waktu berhubungan seks segera setelah makan, karena perut akan terasa tidak nyaman. Misalnya sehabis buka puasa, meski melakukannya sebelum sahur juga bisa jadi pilihan.

“Paling ideal sehabis buka ya, menunggu 1-2 jam habis salat. Perutnya udah mulai enakan nggak terlalu kenyang. Paling enak tuh malem sih,” saran dr Akbari dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.


Soal pilihan posisi, menurutnya tidak ada guideline resmi yang mengaturnya. Posisi bercinta seperti apapun boleh dilakukan yang penting masing-masing merasa nyaman dan tentu saja aman.

“Paling nyaman sih posisi duduk, paling enak woman on top. Wanita bisa ngatur posisinya, paling enak tuh. Bisa klimaks bareng biasanya,” kata dr Akbari.

Meski demikian, dr Akbari mewanti-wanti risiko cedera Mr P jika tidak hati-hati melakukan hubungan seks pada posisi woman on top. Beberapa kasus penis patah atau fraktur terjadi pada ketika hubungan seks dilakukan pada posisi semacam ini.

“Nomor satu, atur posisinya senyaman mungkin. Wanitanya jangan duduk terlalu ke belakang, sehingga menarik penis ke arah sana (menjauh). Kalau bisa posisinya lebih ke depan,” saran dr Akbari.

“Kedua, harus yakin bener harus basah. Kalau (Miss V) kering dipaksakan dan Mr P tidak masuk bener, cuma 3/4 misalnya, rentan banget berubah posisi dan itu bahaya,” lanjutnya.

Terakhir, ia mengingatkan untuk menjaga iramanya agar selalu padu. Laki-laki diharapkan ikut mengendalikan ritme karena lebih punya feeling supaya Mr P tidak ketarik.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Masih Sulit Curi-curi Waktu Bercinta saat Ramadan? Seksolog Spill Tipsnya


Jakarta

Walaupun sudah memasuki bulan Ramadan, hal ini bukan menjadi penghalang untuk pasangan suami istri bercinta. Selain bermanfaat untuk mengurangi stres, bercinta dengan pasangan juga dapat meningkatkan keharmonisan pasangan suami istri alias pasutri.

Namun, kini yang menjadi pertanyaan adalah kapan waktu untuk bercinta bagi pasangan suami istri di saat bulan puasa? Tak jarang, banyak pasutri yang masih sulit menentukan waktu yang tepat.

Seksolog Zoya Amirin, MPsi, FIAS menuturkan bahwa frekuensi berhubungan seks saat puasa memang tidak akan sebanyak seperti bulan-bulan sebelumnya dan memerlukan penyesuaian.


“Jangan lupa kalian tetap saling mendukung, terutama dalam urusan seks. Kalau berpikir ‘nggak penting lah’, seks itu penting lho, meskipun memang bukan segalanya,” ucap Zoya ketika dihubungi detikcom, Kamis (14/3/2024).

“Kalau itu sampai tidak ada itu malah nanti bisa kita kelelahan, malah stres malah tidak terkelola dengan baik. Tapi dengan adanya seks yang berkualitas dan bagus, itu akan membantu setiap pasangan justru untuk bisa menjalani kesulitan-kesulitan yang biasanya dihadapi saat bulan Ramadan,” sambungnya.

Terkait jadwal terbaik, Zoya menuturkan bahwa pada dasarnya semua itu kembali pada kebutuhan pasangan masing-masing. Secara umum, menurutnya berhubungan intim paling ideal dilakukan pagi hari karena dalam kondisi yang sudah fit. Namun, karena bercinta tidak dapat dilakukan di pagi hari selama bulan puasa, pasutri harus bisa mencari akal.

“Saya tidak mau membebani pasangan dengan waktu tertentu karena ini akan mempersulit. Kalau dikasih waktu nanti seolah-olah di luar waktu itu nggak benar. Jadi cari waktu yang paling oke saja untuk berdua,” kata Zoya.

Ia menambahkan ada baiknya juga hubungan seksual selama bulan Ramadan dilakukan dengan perencanaan dan tidak dilakukan dengan spontan. Hal tersebut dapat membuat kualitas hubungan intim lebih rendah.

“Kalau menurut saya, dibandingkan harus melakukan seks yang spontan di antara perubahan-perubahan jadwal Ramadan yang segini padatnya, saya sangat menyarankan pasutri untuk membuat rencana bercinta. Jadi yang enak buat Anda kapan?” ujarnya.

Perencanaan menurutnya merupakan hal yang penting untuk dilakukan terlebih dalam budaya patriarki yang mayoritas masih diterapkan, wanita memiliki peran yang besar selama bulan puasa. Misalnya seperti menyiapkan makanan buka dan sahur, hingga mengatur urusan rumah tangga.

Hal tersebut membuat banyak wanita sudah sangat lelah untuk bercinta. Jika dipaksakan, kondisi itu tentu tidak baik untuk kualitas bercinta hingga hubungan suami dan istri. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang baik dalam urusan seks, hingga pembagian peran dalam urusan rumah tangga.

“Boleh kan ditanya, direncanakan, sehingga dia bisa mengatur keinginannya untuk melakukan hubungan seksual. Kalau enggak, bisa jadi berantem. Terus nanti ditolak jadi sensi. Akhirnya bulan Ramadan malah jadi lebih berpotensi konflik tinggi gitu, ibadahnya nggak jadi lancar kan gitu,” tandasnya.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy