Tag Archives: seksual

5 Manfaat Bercinta buat Pasutri, Nggak Cuma Puaskan Hasrat Seksual

Jakarta

Bercinta merupakan salah satu momentum penting di dalam sebuah hubungan rumah tangga. Bercinta tidak hanya sekadar keintiman atau kesenangan bagi pasutri saja, namun nyatanya dengan rutin bercinta juga dapat memberikan sederet manfaat kesehatan bagi tubuh.

Rutin bercinta diketahui dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh sampai dengan meningkatkan kualitas tidur. Lantas, apa saja manfaat kesehatan yang didapatkan dengan rajin bercinta? Dikutip dari WebMD, berikut adalah informasi selengkapnya:

1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Bercinta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meningkatkan produksi antibodi yang dapat melindungi terhadap infeksi, termasuk human papillomavirus (HPV). Sebuah studi lain pada tahun 2021 menemukan bahwa bercinta dikaitkan dengan kemampuan tubuh yang lebih baik untuk melawan virus COVID-19.


Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah dengan tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam. Bercinta dikaitkan dengan kualitas tidur yang lebih baik sehingga dengan bercinta dengan teratur dapat membantu memperkuat kesehatan kekebalan tubuh secara menyeluruh.

2. Membantu Tidur yang Berkualitas

Berbagai hormon dapat dilepaskan oleh tubuh saat sedang bercinta, khususnya saat orgasme, yaitu prolaktin. Prolaktin merupakan hormon yang berperan dalam mengatur tidur. Usai bercinta, lonjakan prolaktin sebagian besar bertanggung jawab atas rasa kantuk dan rileks yang sering terjadi.

Hal tersebut tidak hanya membantu tubuh untuk tertidur dengan lebih mudah, namun juga dapat mendukung tidur yang lebih nyenyak.

3. Menghilangkan Stres

Saat tubuh sedang stres, tubuh akan melepaskan hormon yang disebut dengan kortisol. Walaupun kortisol dalam jumlah kecil dapat membantu tubuh berfungsi dengan baik, namun terlalu banyak kortisol dapat membuat tubuh merasa tegang atau lelah.

Bercinta dapat melepaskan edorfin, hormon yang membuat tubuh merasa senang sehingga dapat meningkatkan suasana hati dan membantu mengembalikan kadar kortisol ke normal. Bercinta juga dapat merangsang pelepasan oksitosi atau ‘hormon cinta’, membantu tubuh merasa rileks dan lebih terhubung dengan pasangan.

4. Menyeimbangkan Kadar Hormon

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bercinta secara teratur dapat membantu tubuh untuk menyeimbangkan hormon reproduksi seperti estrogen dan dapat mendukung ovulasi yang konsisten pada wanita dengan siklus menstruasi normal yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal.

Walaupun penelitian bervariasi mengenai frekuensi bercinta yang terbaik, namun sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa seorang pria yang berusia 20-an dan 40-an yang ejakulasi setidaknya 21 kali per bulan, maka dapat mengurangi risiko kanker prostat sampai dengan 20 persen.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Fetish Seksual Aneh Bikin Geleng-geleng Kepala, Termasuk Terangsang oleh Kentut


Jakarta

Fetish mengacu pada kelainan kejiwaan yang muncul saat seseorang memiliki ketertarikan pada benda mati atau suatu bagian tubuh, guna memenuhi kebutuhan atau kepuasan seksual. Kelainan ini masuk dalam kategori parafilia, perilaku seksual tidak normal dengan gejala dorongan seksual dan fantasi berkelanjutan.

Seorang ahli Kecanduan Perilaku di Universitas Nottingham Trent mengatakan parafilia adalah jenis ekspresi seksual yang tak umum dan sering digambarkan sebagai penyimpangan seksual atau gangguan preferensi seksual.

Dalam sebuah artikel baru di The Conversation, Profesor Griffiths mengungkap ada lima obsesi seksual paling aneh yang pernah ia temukan dalam penelitiannya.


“[Parafilia] biasanya disertai dengan gairah seksual yang intens terhadap rangsangan yang tidak konvensional atau non-seksual seperti enema (klismaphilia), patung (agalmatophilia), gigi (odontophilia) dan muntah (emetophilia),” tulis Griffiths, dikutip dari NY Post.

“Bagi banyak orang, parafilia mungkin tampak aneh atau tidak dapat diterima secara sosial, mewakili ujung ekstrem dari kontinum seksual – dan dalam beberapa kasus, seperti zoofilia (berhubungan seks dengan hewan) dan nekrofilia (berhubungan seks dengan orang mati), mungkin ilegal,” lanjutnya.

Walaupun parafilia tampak aneh atau tidak dapat diterima secara sosial bagi kebanyakan orang, Profesor Griffiths berpendapat bahwa para ilmuwan harus mempelajarinya. Berikut fetish aneh yang pernah ia temukan.

1. Vorarephilia

Profesor Griffiths mengatakan vorarephilia atau “vore” mengacu pada gairah seksual terhadap gagasan dimakan, memakan orang lain, atau mengamati proses ini untuk kepuasan seksual.

“Sebagian besar fantasi para pengidap nafsu birahi adalah tentang menjadi orang yang dimakan,” katanya.

“Melahap seseorang dapat dilihat sebagai tindakan dominasi tertinggi oleh predator dan tindakan penyerahan tertinggi oleh mangsa,”

Profesor Griffiths menyoroti kasus salah satu kasus Vorarephilia. Hal ini dialami oleh seorang pria bernama Armin Meiwes, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah membunuh dan memakan seorang pria.

Setelah memasang iklan daring, Meiwes mendapat tanggapan dari Bern Jurgen Brandes, yang setuju untuk dimakan.

“Mereka hanya bertemu satu kali. Meiwes menggigit penis Brandes, lalu mereka berdua memasak dan memakannya,” Profesor Griffiths menjelaskan.

“Brandes direkam saat ditikam sampai mati oleh Meiwes di bak mandinya. Mayatnya kemudian disimpan untuk dimakan Meiwes.”

2. Dacryphilia

Dacryphilia adalah perasaan terangsang yang dialami seseorang saat melihat orang lain menangis. Prof Griffiths menyebut pengidap dakrifil akan terangsang secara seksual oleh rasa iba dalam menenangkan orang yang menangis.

“Dakrifil yang dominan atau submisif terangsang secara seksual baik dengan menyebabkan pasangannya yang submisif menangis atau dibuat menangis oleh pasangan dominan yang setuju,” katanya.

“Para dakrifil yang memiliki “bibir melengkung” terangsang secara seksual oleh melengkungnya bibir bawah yang menonjol saat menangis.,” imbuhnya lagi.

3. Eproctophilia

Eproctophilia adalah kelainan seksual yang menyebabkan seseorang terangsang secara seksual oleh kentut.

Profesor Griffiths pertama kali menjumpai eproctophilia pada tahun 2013, ketika ia bertemu dengan seorang pria lajang berusia 22 tahun dari Illinois, bernama Brad (bukan nama sebenarnya).

Di sekolah, Brad jatuh cinta pada seorang gadis yang kentut di kelas, dan ini ‘memicu ketertarikan aneh’ dalam dirinya.

4. Apotemnofilia

Apotemnophilia adalah gairah seksual yang disebabkan oleh fantasi atau kenyataan bersama orang yang diamputasi.

“Beberapa apotemnofil mungkin berpura-pura menjadi orang yang diamputasi,” kata Profesor Griffiths.

Menurutnya, bagi sebagian kecil orang, perilaku tersebut melibatkan rencana licik untuk meyakinkan dokter bedah agar melakukan amputasi yang secara medis tidak diperlukan.

“Bagi kebanyakan orang, ini mungkin tampak seperti jenis masokisme, tetapi studi kasus menunjukkan bahwa tidak ada erotisasi rasa sakit – hanya pada tunggul yang diamputasi yang telah sembuh,” katanya lagi.

5. Salirophilia

Profesor Griffiths juga menyoroti salirophilia, yaitu gairah seksual akibat mengotori atau mengacak-acak seseorang yang menarik.

Hal ini dapat mencakup merobek atau merusak pakaian mereka, menutupinya dengan lumpur, atau mengacak-acak rambut atau riasan mereka.

Pada tahun 2019, Profesor Griffiths bertemu Jeff (bukan nama sebenarnya) – seorang pria berusia 58 tahun dengan salirophilia. Saat masih muda, Jeff bercerita bahwa ia ingin melakukan masturbasi di tempat asing, seperti berbaring di bawah lemari di garasi yang kotor.

“Dia juga penggemar acara televisi Fear Factor di mana para kontestan melakukan tugas-tugas menjijikkan demi hadiah uang, seperti memakan makanan busuk atau tenggelam dalam cairan busuk,” tambah Profesor Griffiths.

“Aku hanya merasa kekotoran tubuh wanita yang menarik itu erotis.”

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ramai soal Seks Tahan 2 Menit, Berapa Lama Sih Waktu Ideal Bercinta?


Jakarta

Salah satu pengguna media sosial X menyebut bahwa hubungan seks yang ideal menurutnya cukup dua menit. Hal ini memunculkan pro dan kontra, banyak yang setuju, tetapi tidak sedikit pula yang tidak sepakat.

“Kalau (seks) dua menit cukup, kenapa lama-lama? It’s not a sport bro,” tulis salah satu akun di X, dikutip detikcom pada (9/11/2-24).

Lantas, berapa sih waktu ideal dalam bercinta?


Dikutip dari Medical News Today, sebuah penelitian pada 2008 yang melibatkan terapis seks di Amerika Serikat dan Kanada menemukan fakta terkait durasi seks.

  • Kurang dari 3 menit, memerlukan pemeriksaan klinis
  • 3-7 menit: tergolong cukup
  • 7-13 menit: kategori waktu yang banyak diinginkan pasangan
  • 10-30 menit: tergolong terlalu lama

Namun, sebuah studi pada 2020 menilai waktu untuk orgasme pada wanita rata-rata 13,41 menit.

Kapan Waktu Terbaik Berhubungan Seksual?

Dikutip dari Vinmec, para peneliti menyimpulkan bahwa berhubungan seks di pagi hari atau pada hari ovulasi memiliki manfaat kesehatan dengan melepaskan endorfin yang menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres, membantu untuk memiliki hari yang lebih baik.

Waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah pukul 3 sore karena saat itulah pria dan wanita paling sinkron. Pria mungkin berada dalam kondisi fisik terbaiknya pada dini hingga pertengahan pagi (karena peningkatan testosteron) tetapi mereka mencapai kadar estrogen tertinggi pada sore hari, yang membuat mereka lebih selaras secara emosional dengan pasangannya. Wanita juga memiliki kadar kortisol tertinggi pada saat itu, yang meningkatkan energi dan kewaspadaan.

Selain itu, pagi hari juga menjadi waktu yang tepat untuk bercinta. Sebuah studi terhadap 1.000 orang yang dilakukan oleh Forza Supplements menemukan bahwa waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah sekitar pukul 7:30 pagi, sekitar 45 menit setelah bangun tidur.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Usia Berapa Gairah Seksual Wanita Mencapai Puncaknya? Ini Temuan Studi


Jakarta

Kebanyakan orang mungkin pernah mendengar ‘puncak seksual’. Istilah ini merujuk pada periode waktu saat seseorang berada dalam kondisi paling ideal untuk melakukan hubungan seks dengan frekuensi tinggi dan berkualitas tinggi.

Dikutip dari MedicineNet, gairah atau nafsu seksual manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya perubahan hormon, kondisi psikis, dan kesehatan fisik. Secara biologis, tidak ada definisi yang jelas tentang puncak seksual. Orang-orang mengalami hubungan seks yang memuaskan sepanjang kehidupan dewasa mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan seksolog di Amerika Serikat, Alfred Kinsey, wanita dan pria memiliki periode puncak seksual yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan wanita mencapai puncak seksual mereka di usia 30-an sedangkan pria mencapai puncaknya di akhir masa remaja.


Kinsey meminta responden untuk mengukur kapan mereka mengalami orgasme terbanyak. Pria melaporkan mengalami orgasme terbanyak saat berusia 17 atau 18 tahun. Wanita lebih cenderung melaporkan mengalami orgasme teratur saat berusia di atas 30 tahun.

Meskipun data tersebut mungkin secara teknis benar, tetapi hal itu mungkin bukan menjadi indikasi puncak biologis. Meskipun dipertanyakan oleh banyak kritikus, temuan dari laporan Kinsey ini tetap menjadi pandangan umum selama beberapa waktu.

Dikutip dari WebMD, sebuah penelitian lain mengungkapkan bahwa wanita yang berusia antara 27 dan 45 tahun melaporkan minat tertinggi terhadap seks dan lebih banyak fantasi seksual dibandingkan wanita di kelompok usia lainnya.

Wanita juga melaporkan melakukan lebih banyak seks selama tahun-tahun ini dibandingkan wanita di usia lainnya.

Pada wanita, dorongan seksual akan mulai menurun ketika mereka memasuki periode menopause. Hal ini karena kadar estrogen menurun, yang mungkin sedikit mendinginkan libido dan menyebabkan kekeringan vagina.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Gairah Seksual Nge-drop saat Bercinta? Coba Atasi dengan 5 Cara Ini

Jakarta

Gairah seksual atau hasrat untuk bercinta memang bisa menurun. Sewaktu-waktu, seseorang bisa merasakan enggan untuk berhubungan seksual. Penyebab munculnya kondisi ini beragam, namun jika disepelekan hal ini bisa merusak keharmonisan rumah tangga.

Dikutip dari Very Well Mind, ada banyak alasan mengapa seseorang kehilangan mood untuk bercinta. Mulai dari munculnya rasa cemas, perubahan hormonal, stres, depresi, atau adanya masalah hubungan yang belum terselesaikan.

Setelah mengetahui sederet alasan mengapa hasrat seksual menurun, berikut adalah 5 tips membangkitkan mood untuk bercinta.


1. Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Sulit untuk mendapatkan mood bercinta ketika diri sendiri belum mendapatkan rasa nyaman. Ketidaknyamanan ini bisa dari berbagai faktor, termasuk rasa lelah karena aktivitas sepanjang waktu.

Kondisi ini bisa diatasi dengan mulai mengonsumsi makanan dan minuman sehat secara teratur, serta mulai meluangkan waktu untuk berolahraga. Berikanlah waktu luang untuk bersantai terlebih dulu dengan diri sendiri.

2. Mencoba Hal Baru saat Bercinta

Bosan atau gelisah bisa menjadi salah satu penyebab libido tak kunjung naik. Hal ini umumnya terjadi pada pasangan yang telah berhubungan sejak lama.

Untuk mengatasi ini, seseorang bisa mencoba kehidupan seks yang belum pernah dicoba. Bisa dengan memperkenalkan ‘sex toys’, mencoba ‘bermain peran’, atau memesan kamar hotel mewah untuk satu atau dua malam.

Selain itu, memupuk keintiman emosional dengan pasangan juga tak kalah pentingnya. Pasalnya, hubungan emosional yang baik dapat meningkatkan hasrat seksual.

3. Menentukan Jadwal Seks

Benar-benar memberikan waktu khusus untuk berhubungan seks juga bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan libido seseorang. Menentukan waktu tertentu dalam jadwal untuk berhubungan seks dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan seks.

4. Mengelola Stres

Stres bisa menjadi salah satu penghambat mendapatkan mood untuk berhubungan seks. Ciptakan rutinitas olahraga teratur, meditasi, dan praktikkan latihan pernapasan untuk membantu mengelola tingkat stres dan meningkatkan libido.

Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk menjaga tingkat stres tetap rendah adalah cukup tidur di malam hari. Jika kurang tidur, hal itu dapat memengaruhi cara seseorang beraktivitas sepanjang hari dan di kamar tidur.

5. Bercinta di Pagi Hari

Selalu bercinta di malam hari bisa menjadi hal yang membosankan untuk mereka yang memiliki aktivitas yang sangat sibuk. Sebaliknya, luangkan waktu untuk berhubungan seks pagi hari selama beberapa minggu ke depan.

Berhubungan seks di pagi hari setelah pasangan cukup tidur dan merasa cukup istirahat bisa menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan libido.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ini Penyebab Gula Darah ‘Anjlok’ Setelah Bercinta dan Cara Mengatasinya

Jakarta

Bercinta adalah hal yang penting dilakukan bagi pasangan suami-istri, tak terkecuali bagi pengidap diabetes. Meski demikian, ada kalanya seseorang tiba-tiba merasa pusing setelah berhubungan seks. Ternyata, kondisi ini terjadi karena seks bisa menyebabkan kadar gula darah jadi rendah.

Dikutip dari Healthshot, penelitian menunjukkan bahwa seks bisa berdampak pada kadar gula darah, dan dapat berdampak lebih besar pada pengidap diabetes.

Prateek Makwana, Konsultan Embriolog, Penyederhanaan Kesehatan Reproduksi dan Seksual menjelaskan hubungan antara seks dan kadar gula darah. Sama seperti jogging atau aerobik, seks ibarat olahraga yang bisa menyebabkan kadar gula darah turun.


“Seks adalah salah satu jenis aktivitas fisik, dan seperti aktivitas fisik lainnya, seks dapat menyebabkan kadar gula darah Anda turun. Hal ini terjadi karena glukosa merupakan sumber energi utama yang digunakan selama aktivitas fisik dan olahraga,” kata Makwana.

Pada beberapa kasus, penurunan gula darah setelah bercinta bisa menyebabkan hipoglikemia, kondisi kadar gula darah yang di bawah batas normal. Dikutip dari Diabetes UK, seseorang yang mengonsumsi alkohol sebelum bercinta memiliki risiko lebih besar mengalami hipoglikemia, tergantung seberapa banyak dan rentang waktu setelah mengonsumsi alkohol.

Ketika seseorang mengalami hipoglikemia saat bercinta, dirinya bisa mengalami gejala berupa cemas atau khawatir. Kondisi ini disebut juga dengan istilah hypo anxiety.

Cara Mengatasi Gula Darah Rendah Usai Bercinta

Penurunan kadar gula darah yang terjadi secara mendadak dapat memengaruhi kualitas kehidupan seksual. Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan guna menjaga kadar gula darah tetap stabil saat bercinta.

Berikut tips menjaga kadar gula darah dari dr Makwana:

  • Periksa kadar gula darah secara rutin untuk menghindari peningkatan atau penurunan yang mendadak.
  • Konsumsi makanan dan camilan secara teratur untuk menjaga kestabilan kadar gula darah.
  • Saat melakukan aktivitas seksual, persiapkan sumber karbohidrat untuk berjaga-jaga ketika kadar gula darah turun saat atau setelah berhubungan seks.

Selain mempraktikkan tips di atas, berkonsultasilah dengan dokter atau pakar nutrisi untuk memastikan kadar gula darah terjaga dengan baik.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh saat Pasutri Mendadak Jarang Bercinta

Jakarta

Seks adalah salah satu ‘rutinitas’ yang dilakoni oleh pasangan suami istri. Selain untuk kepuasan dan menjaga keharmonisan, seks juga dapat memberikan sejumlah manfaat untuk kesehatan.

Lantas, apa yang terjadi jika pasutri mendadak jarang berhubungan seks? Berhenti bercinta untuk sementara waktu memang tidak memiliki pengaruh yang serius terhadap tubuh. Namun, jika seseorang berhenti bercinta dalam waktu yang sangat lama, maka efek sampingnya bisa menyerang kesehatan fisik dan mental.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut hal-hal yang terjadi pada tubuh ketika berhenti bercinta dalam waktu yang lama.


1. Stres dan Cemas Meningkat

Dikutip dari WebMD, seks dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Ini karena seks melepaskan hormon bahagia, seperti dopamin dan endorfin, yang membuat relaks tubuh dan mengurangi stres.

Karenanya, orang yang berhenti bercinta dalam waktu lama bisa lebih rentan mengalami stres. Kehidupan seks yang aktif juga dapat membuat seseorang lebih sehat dan bahagia, sehingga jauh dari kecemasan.

2. Gangguan pada Jantung

Penelitian menemukan orang yang berhubungan seks sekali sebulan atau kurang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung, dibanding orang yang melakukannya dua kali seminggu. Salah satu alasannya adalah karena seks bertindak sebagai aktivitas fisik yang membantu melancarkan sirkulasi darah.

Selain itu, seks juga dapat menurunkan tingkat stres, salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Penurunan Daya Ingat

Seseorang yang berhenti bercinta juga rentan mengalami penurunan daya ingat. Pasalnya, seks secara rutin dapat membantu meningkatkan kemampuan daya ingat, terutama pada orang yang berusia antara 50-89 tahun.

Belum diketahui secara pasti kaitan antara seks dan daya ingat. Namun, peneliti menduga seks dapat meningkatkan perkembangan sel otak yang berhubungan dengan ingatan.

Penelitian juga menunjukkan seks dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama immunoglobulin A yang terdapat pada lapisan mukosa (selaput lendir) dan melindungi tubuh dari ancaman virus, bakteri, dan zat berbahaya penyebab penyakit.

Pria yang jarang berhubungan seks ternyata memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat. Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti di Harvard menemukan pria yang ejakulasi kurang dari 7 kali dalam sebulan memiliki risiko kanker prostat 20 persen lebih tinggi dibanding pria yang ejakulasi 21 kali per bulan.

Studi yang sama dilakukan di Australia menemukan pria yang ejakulasi 7 kali dalam seminggu memiliki risiko kanker prostat 36 persen lebih rendah.

6. Risiko Gangguan Seksual Meningkat

Baik pria maupun wanita yang jarang bercinta juga punya risiko lebih tinggi mengalami gangguan fungsi seksual. Pada wanita yang memasuki masa menopause, dinding vagina mereka dapat menipis dan kering jika tidak rutin berhubungan seks.

Penelitian juga menunjukkan pria yang bercinta kurang dari satu kali dalam seminggu memiliki risiko lebih tinggi terkena disfungsi ereksi dibanding pria yang bercinta setiap minggu.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

3 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Pasutri Berhenti Bercinta

Jakarta

Bagi pasangan suami istri, melakukan hubungan seks secara teratur dapat memperkuat ikatan dan keharmonisan. Terlebih, berhubungan intim memiliki sejumlah manfaat lain pada tubuh.

Kendati begitu, tidak sedikit juga pasutri yang mungkin tidak mendapatkan sesi hubungan intim secara teratur. Artinya, frekuensi bercinta mereka mungkin berkurang atau bahkan terhenti dalam jangka waktu tertentu.

Dikutip dari Healthshot, ada beberapa efek yang akan terjadi pada tubuh ketika seseorang berhenti berhubungan seksual. Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi.


1. Penurunan Libido dan Hasrat Seksual

Aktivitas seksual yang teratur dapat membantu menjaga libido dan hasrat yang sehat. Sebaliknya, aktivitas seksual atau tidak melakukan seks dapat menyebabkan penurunan libido. Kondisi ini bisa memicu seseorang sulit untuk terangsang dan merasakan hasrat seksual.

Penurunan hasrat seksual ini dapat menciptakan ‘lingkaran setan’, karena semakin lama jeda tersebut, semakin sulit untuk mendapatkan kembali hasrat awal.

2. Hubungan Menjadi Renggang

Keintiman seksual merupakan aspek penting dari hubungan emosional dan ikatan dalam hubungan romantis. Kesenjangan yang berkepanjangan dalam aktivitas seksual dapat membebani hubungan emosional antara pasangan, yang menyebabkan perasaan frustrasi, ketidakpuasan, dan bahkan kebencian.

Kurangnya keintiman seksual juga dapat memengaruhi kepuasan hubungan secara keseluruhan, komunikasi, dan kedekatan, yang berpotensi mengakibatkan konflik dan penurunan kualitas hubungan.

3. Vagina Kering dan Nyeri saat Berhubungan Seksual

Wanita mungkin mengalami kekeringan vagina akibat jarangnya aktivitas seksual. Gairah seksual dan hubungan seksual yang teratur meningkatkan produksi pelumas alami, yang membantu memperlancar penetrasi dan membuat aktivitas seksual lebih menyenangkan. Tanpa rangsangan seksual yang teratur, jaringan vagina dapat menjadi kering dan kurang elastis, yang menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan bahkan robekan mikro selama hubungan seksual.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

8 Manfaat Berhubungan Intim untuk Kesehatan, Tak Cuma Puaskan Hasrat Seksual


Jakarta

Berbicara soal manfaat berhubungan intim, mungkin yang pertama terlintas adalah untuk reproduksi atau memuaskan hasrat seksual. Namun, bercinta dengan pasangan ternyata juga memiliki sejumlah manfaat dahsyat untuk kesehatan loh.

Manfaat berhubungan intim untuk kesehatan juga tak hanya sebatas fisik saja, tapi juga mental dan intelektual. Seks disebut-sebut dapat meningkatkan kesehatan mental serta menunjang daya ingat.

Dikutip dari The Sun, berikut sejumlah manfaat berhubungan intim untuk kesehatan menurut studi dan para ahli.


1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Seks dapat meningkatkan immunoglobulin A (IgA) dalam tubuh. Immunoglobulin A adalah antibodi yang paling banyak ditemukan pada lapisan mukosa (selaput lendir) yang melapisi saluran pernapasan dan pencernaan. Immunoglobulin A kerap berperan sebagai lapisan pertama pertahanan dalam melawan infeksi. Biasanya, antibodi ini banyak ditemukan di air liur, dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI.

Peneliti di Amerika Serikat melakukan sebuah studi untuk mengetahui kadar Imunoglobulin A pada remaja. Studi tersebut menemukan remaja yang melakukan hubungan intim sekali hingga dua kali dalam seminggu memiliki kadar Imunoglobulin A 30 persen lebih tinggi dibanding remaja yang jarang berhubungan intim.

Selain itu, remaja dengan hubungan jangka panjang yang memuaskan juga memiliki kadar Imunoglobulin A lebih tinggi.

2. Menjaga kesehatan jantung

Sebuah studi yang dilakukan New England Research Institute menemukan pria yang berhubungan intim dua kali dalam seminggu memiliki risiko 45 persen lebih rendah terkena penyakit jantung dibandingkan pria yang hanya berhubungan intim sekali dalam sebulan atau lebih jarang.

Sementara pada studi yang terpisah, wanita yang sering berhubungan intim diketahui memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah, sehingga berkontribusi terhadap kesehatan jantungnya.

“Terkait dengan jantung, seks bisa dianggap sebagai salah satu bentuk olahraga. Jika dibandingkan dengan latihan kebugaran, seks setara dengan berjalan kaki sejauh satu mil atau naik turun tangga sebanyak dua kali,” ujar konsultan kardiologi dr Graham Jackson.

3. Meningkatkan kesehatan mental

Seperti yang disebutkan sebelumnya, manfaat berhubungan intim juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Ini karena seks dapat mencegah berbagai kondisi mental, seperti ansietas, stres, dan depresi.

“Saat berhubungan intim otak melepaskan senyawa kimia seperti endorfin dan oksitosin, yang menciptakan perasaan positif, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan mental,” tutur dokter umum dr Rachel Ward.

4. Mengurangi kerutan di wajah

Percaya atau tidak, orang yang sering berhubungan intim ternyata lebih awet muda loh.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pakar neuropsikologi dr David Weeks, ditemukan bahwa orang yang melakukan hubungan intim dua hingga tiga kali dalam seminggu tampak lebih mudah tujuh tahun dibanding orang yang jarang melakukannya.

dr Weeks menduga hal tersebut disebabkan oleh pelepasan endorfin yang dapat meningkatkan sirkulasi dan mengurangi stres, serta hormon pertumbuhan yang mendukung elastisitas kulit.

5. Menghilangkan nyeri

Kontraksi pada otot organ intim dapat mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sakit kepala, radang sendi, hingga kram menstruasi.

Peneliti dari Harvard juga menemukan hormon endorfin yang dilepaskan saat berhubungan intim dapat meredakan nyeri.

6. Meningkatkan kualitas tidur

Sebuah survei terbaru yang dilakukan terhadap orang dewasa yang mengidap insomnia menemukan 75 persen dari mereka dapat tidur dengan nyenyak setelah berhubungan intim.

Lebih lanjut, 64 persen melaporkan berhubungan intim lebih efektif untuk membantu tidur dibandingkan obat-obatan lain.

“Seks sangat membantu tidur karena dia melepaskan berbagai hormon yang membuat tubuh merasa nyaman, seperti oksitosin, sehingga membuat Anda merasa aman secara emosional,” ungkap spesialis tidur James Wilson.

7. Menunjang fungsi otak

Peneliti dari Inggris menemukan kehidupan seks yang aktif dapat meningkatkan fungsi otak dan daya ingat.

Para peneliti menemukan pria berusia 50-89 tahun dengan kehidupan seks yang aktif memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengingat kata dan urutan angka.

Selain itu, wanita yang rutin melakukan hubungan intim juga dilaporkan memiliki daya ingat yang lebih baik.

8. Membakar kalori dan membentuk otot

Berhubungan intim juga dapat membantu membakar kalori. Rata-rata, sejumlah posisi bercinta dapat membakar hingga 200 kalori per jam.

“Banyak posisi (bercinta) yang juga melatih otot-otot, menjaganya tetap kencang, sehingga dapat membantu mengurangi risiko terjatuh seiring bertambahnya usia,” ucap dr Ward.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ternyata Aktivitas Seksual Bercinta di Kamar Mandi Berbahaya, Ini Alasannya


Jakarta

Fantasi seksual merupakan hal yang normal dalam kehidupan pasangan suami istri. Setiap orang mungkin memiliki fantasi seksual yang berbeda-beda dan ingin mencobanya di dunia nyata.

Namun, tidak semua fantasi seks yang dijadikan dilakukan oleh pasutri bisa memberikan kepuasan. Sebab beberapa aktivitas seksual itu bisa saja membahayakan diri hingga menyebabkan cedera, salah satunya bercinta di kamar mandi.

Beberapa orang mungkin merasa bercinta sambil mandi air hangat akan terasa lebih nikmat. Nyatanya, itu dikaitkan dengan risiko sinkop vasovagal atau penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan pusing dan pingsan.


“Itu karena saraf vagus, yang mengatur detak jantung dan penyempitan pembuluh darah, akan kehilangan pengaturan normal untuk sementara waktu karena rangsangan yang berlebihan,” tulis pakar yang dikutip dari NYPost.

“Akibatnya, pembuluh darah melebar, tekanan darah turun, dan orang tersebut bisa pingsan,” sambungnya.

Selain itu, para pakar seks juga tidak menyarankan untuk bercinta di bawah shower. Selain bisa menyebabkan orang pingsan, mereka yang melakukannya berpotensi terpeleset dan jatuh.

Fantasi seks ini juga disebut-sebut bisa membuat organ intim kehilangan pelumas alami dan menjadi kering. Selain itu, seks di kamar mandi dapat membuat orang rentan terhadap infeksi menular seksual.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy