Tag Archives: serviks

4 Bahan Alami untuk Atasi Bau Tak Sedap pada Miss V

Jakarta

Vagina adalah salah satu organ yang penting pada tubuh wanita. Vagina merupakan bagian dari sistem reproduksi, bersama dengan rahim, ovarium, dan serviks.

Vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dan mempertahankan bau khasnya. Hal ini dipengaruhi oleh kadar pH dan bakteri baik yang ada di vagina. Aroma vagina pada setiap wanita berbeda-beda lantaran dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti pola makan, hormon, dan lain sebagainya.

Terkadang, aroma vagina bisa berubah menjadi amis. Hal ini biasanya mengindikasikan adanya potensi masalah kesehatan seperti infeksi atau perubahan hormon. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan bau amis pada vagina di antaranya vaginosis bakterialis, infeksi jamur, infeksi menular seksual, infeksi saluran kemih, dan menopause.


Ada beberapa bahan alami yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau tidak sedap pada miss v, seperti dikutip HealthShot:

1. Jus Cranberry

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat menyebabkan perubahan bau pada vagina. Namun, studi yang dilakukan pada 2017 menunjukkan konsumsi jus yang terbuat dari cranberry dapat membantu mengatasi perubahan bau vagina akibat kondisi tersebut.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Nutrition itu juga menemukan cranberry dapat menurunkan risiko ISK berulang sebesar 26 persen.

“Konsumsi jus cranberry tanpa pemanis untuk mencegah dan meringankan gejala infeksi,” ujar konsultan obstetri dan ginekologi dr Rekha Sukala.

2. Biji Fenugreek

Biji fenugreek dikenal sebagai bahan yang bersifat antimikroba. Beberapa penelitian menunjukkan mengonsumsi air fenugreek dapat membantu membersihkan sistem imun tubuh dan berpotensi mengurangi bau amis pada vagina.

Selain itu, fenugreek juga dapat membantu mengatur hormon, sehingga berkontribusi pada kesehatan vagian yang lebih baik.

3. Bawang Putih

Menambahkan bawang putih mentah ke dalam masakan dapat membantu melawan bakteri yang menyebabkan bau tidak sedap pada vagina. Manfaat yang sama juga bisa diperoleh dengan mengonsumsi kapsul bawang putih.

“Bawang putih memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang kuat, yang dapat membantu melawan infeksi dan mengurangi risiko bau vagina,” ucap Sukala.

4. Makanan yang Mengandung Probiotik

Probiotik adalah zat yang dapat membantu menjaga kesehatan dan keseimbangan flora vagina. Mengonsumsi makanan yang kaya probiotik dapat menunjang bakteri baik di vagina dalam menjaga kebersihan Miss V, serta mencegah pertumbuhan organisme berlebih yang memicu bau.

Adapun makanan yang mengandung probiotik seperti yogurt, tempe, miso, acar, dan keju.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Saat Terangsang, Kedalaman Miss V Bisa ‘Sepanjang’ Ini


Jakarta

Vagina adalah salah satu organ tubuh dengan berbagai manfaat, mulai dari jalan keluarnya bayi hingga darah menstruasi. Saat berhubungan seks, vagina berperan sebagai tempat menyalurkan hasrat seksual sekaligus jalan masuk sperma ke rahim.

Faktanya, ukuran vagina bersifat elastis. Panjang vagina dapat berubah pada situasi dan kondisi tertentu. Misalnya, ketika penis, jari, tampon, dan mainan seks dimasukkan ke dalam vagina maka dinding di dalamnya akan melebar sesuai dengan ukuran benda asing tersebut.

Dikutip dari Men’s Health, penelitian dalam British Journal of bstetrics & Gynaecology menemukan rata-rata kedalaman vagina adalah 3,77 inci atau 9,6 cm dalam kondisi normal. Saat terangsang, vagina dapat melebar antara 4,25 – 4.75 inci atau setara dengan 10,8 – 12 cm. Hal ini disebabkan kerena selama bergairah, darah mengalir ke area genital yang menyebabkan rahim dan leher rahim naik dua pertiga bagian atas vagina yang memanjang.


Vagina juga akan berubah ketika melahirkan. Untuk mengakomodasikan jalan lahir bayi, serviks, saluran vagina, dan vulva melebar hingga berdiameter sekitar 10 cm. Usai melahirkan, beberapa wanita mungkin akan mengalami vagina yang terasa longgar, kering, hingga nyeri. Namun, tak perlu khawatir, vagina akan menjadi lebih kencang dalam beberapa hari pasca melahirkan dan kembali ke bentuk semula sekitar 6 bulan setelah melahirkan.

Seiring berjalannya waktu, elastisitas vagina dapat berkurang. Hal ini disebabkan karena wanita mulai memasuki masa menopause yang membuat otot vagina melemah. Sering melakukan persalinan juga dapat mempengaruhi elastisitas vagina. Faktor lain seperti operasi, mengejan saat sembelit, dan penambahan berat badan juga bisa mempengaruhi elastisitas vagina.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Terungkap Kedalaman Miss V saat ‘Terangsang’ Menurut Studi


Jakarta

Vagina atau Miss V adalah salah satu organ tubuh wanita yang memiliki banyak manfaat. Vagina berfungsi sebagai jalan keluarnya bayi dan darah menstruasi. Saat bercinta, vagina berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke rahim dan tempat menyalurkan hasrat seksual.

Vagina ternyata bersifat elastis. Panjang vagina mampu berubah pada situasi dan kondisi tertentu. Ketika sesuatu dimasukkan ke dalam Vagina seperti penis, jari, tampon, atau mainan seks, dinding vagina mengembang melebar menyesuaikan benda asing tersebut.

Dikutip dari Men’s Health, penelitian dalam British Journal of Obstetrics & Gynaecology menemukan rata-rata kedalaman vagina adalah 3,77 inci atau 9,6 cm dalam kondisi normal.


Sama seperti penis, saat terangsang vagina bisa melebar antara 4,25-4,75 inci atau setara 10,8-12 cm. Menurut Go Ask Alice di Universitas Columbia, selama bergairah, darah mengalir ke area genital yang menyebabkan rahim dan leher rahim naik dua pertiga bagian atas vagina yang memanjang.

Saat melahirkan, ukuran vagina akan berubah sebentar sebelum kembali normal. Untuk mengakomodasi jalan lahir bayi, serviks, saluran vagina, dan vulva melebar hingga berdiameter sekitar 10 cm. Dikutip dari Healthline, beberapa wanita yang melahirkan mungkin mengalami vagina yang terasa longgar, kering, hingga nyeri. Vagina menjadi lebih kencang dalam beberapa hari setelah melahirkan dan kembali ke bentuk semula sekitar 6 bulan pascamelahirkan.

Seiring berjalannya waktu, elastisitas vagina dapat berkurang. hal ini terjadi karena wanita mulai memasuki masa menopause yang melemahkan otot vagina. Sering menjalani persalinan juga dapat mengurangi elastisitas vagina. Beberapa faktor lain yang memengaruhi elastisitas vagina misalnya operasi dan mengejan akibat sembelit atau penambahan berat badan.

(Celine Kurnia/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy