Tag Archives: sesembahan

Doa Pembukaan Lomba 17 Agustus sebelum Acara Dimulai



Jakarta

Lomba 17 Agustus menjadi kegiatan seru yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Sebelum memulai perlombaan, biasanya akan ada sambutan dan doa pembuka.

Ketua RT atau ketua panitia lomba, biasanya membuka kegiatan 17 Agustus yang terangkai dengan ucapan doa, ucapan sambutan, terima kasih serta harapan lancarnya kegiatan. Sebagai pembuka sambutan, ada doa yang bisa dibacakan.

Adanya doa pembukaan lomba 17 Agustus ini ditujukan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Doa pembukaan lomba ini juga sebagai permohonan kepada Allah SWT agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan.


Mengutip buku Doa-Doa Dalam Acara Resmi, Keagamaan dan Kemasyarakatan yang disusun oleh Drs. M. Ali Chasan Umar, berdoa adalah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan dan ketundukkan kepada Allah SWT.

Berdoa adalah amalan yang diajarkan dalam Islam. Doa adalah suatu pintu yang besar di antara pintu-pintu ibadah yang lain. Oleh karenanya, doa merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai acara.

Doa Pembukaan Lomba 17 Agustus 2024 Arab, Latin dan Artinya

Mengutip buku Doa Para Nabi dan Rasul oleh Nurul Huda, orang-orang yang beriman akan berdoa dengan mengucapkan pujian kepada Allah SWT. Doa pembuka lomba 17 Agustus bisa mengamalkan surat Al A’Raf ayat 43,

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْانْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ۝٤٣

Arab latin: Wa naza’nâ mâ fî shudûrihim min ghillin tajrî min taḫtihimul-an-hâr, wa qâlul-ḫamdu lillâhilladzî hadânâ lihâdzâ, wa mâ kunnâ linahtadiya lau lâ an hadânallâh, laqad jâ’at rusulu rabbinâ bil-ḫaqq, wa nûdû an tilkumul-jannatu ûritstumûhâ bimâ kuntum ta’malûn

Artinya: Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di bawah mereka sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.”

Selain itu, bisa juga mengamalkan bacaan doa pembukaan lomba 17 Agustus versi singkat berikut,

… الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَننَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِهْتَدِى لَوْلَا أَنْ هَدَيْنَا اللَّهُ …

Arab latin: Alḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadāynallāh

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk,”

Alternatif lain untuk doa pembukaan lomba 17 Agustus bisa juga mengamalkan doa berikut.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . أَمَّا بَعْدُ

Arab latin: “Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta’iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba’du.”

Artinya: “Segala puji hanya kepada Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,”

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Kafaratul Majelis: Bacaan Lengkap dan Keutamaannya


Jakarta

Doa kafaratul majelis dapat diamalkan saat muslim berada di dalam majelis. Makna dari majelis sendiri adalah tempat berkumpulnya orang-orang untuk membicarakan hal khusus maupun umum.

Menurut Buku Pintar 50 Adab Islam sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW yang disusun Arfiani, majelis tidak hanya berisi sekumpulan orang melainkan juga ajang mengobrol satu sama lain. Obrolan yang dibahas bukanlah melenceng dari kebutuhan dan syariat, melainkan hal-hal yang bermanfaat.

Membaca doa kafaratul majelis bertujuan agar perkumpulan tersebut tidak sia-sia dan memberi manfaat dunia maupun akhirat. Doa ini berasal dari hadits Rasulullah SAW.


Doa Kafaratul Majelis: Arab, Latin dan Arti

Berikut kumpulan doa kafaratul majelis yang dikutip dari Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah oleh Abdullah Zaedan.

1. Doa Kafaratul Majelis Pertama

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR At Tirmidzi dan Abu Daud)

2. Doa Kafaratul Majelis Kedua

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Arab latin: Subhaana rabbikaa rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun, wa salaamun ‘alal mursaliin, wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Maha Suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. Selamat sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS As Saffat: 180-182)

3. Doa Kafaratul Majelis Ketiga

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا

اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Arab latin: Allahummaqsim lana min khasy-yatik, maa tahulu bainanaa wa baina ma’shiyyatik, wa min thaa’atika maa tuballighuna bihi jannatak wa minal yaqiini ma tuhawwinu bihi ‘alaina mashaaibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarina wa quwwatinaa ma ahyaytana waj’alhul waaritsa minna waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadanaa wa laa taj’al mushiibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunya akbara hamminaa wa laa mablagha ‘ilminaa wa laa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.

Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.” (HR Tirmidzi)

Keutamaan Membaca Doa Kafaratul Majelis

Ada sejumlah keutamaan yang diperoleh muslim jika membaca doa kafaratul majelis. Apa saja? Berikut bahasannya yang dikutip dari buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah oleh Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafild.

1. Penutup Kesalahan

Membaca doa penutup majelis dapat menutup kesalahan yang dilakukan selama bermajelis. Dari Abu Barzah Al-Aslami berkata bahwa Rasulullah SAW di akhir majelis ketika hendak berdiri meninggalkan majelis bersabda,

Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Ada seseorang yang berkata pada Nabi SAW, ‘Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan suatu perkataan selama hidupmu.” Beliau bersabda, “(Doa itu sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis).” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

2. Sebagai Bentuk Zikir kepada Allah SWT

Doa kafaratul majelis juga merupakan bentuk zikir kepada Allah SWT. Dengan membaca doa tersebut, niscaya kita mengingat Allah SWT dalam kegiatan yang dilaksanakan pada majelis, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

“Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada zikir pada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR Abu Daud dan Ahmad)

Adab Bermajelis bagi Muslim

Menukil dari buku Dimensi-dimensi Pendidikan Islam karya Prof Dr Ridhahani M Pd, berikut beberapa adab bermajelis yang perlu diperhatikan muslim.

  1. Bersalaman dengan orang yang ada di majelis
  2. Duduk sejajar dengan jemaah lain, tidak di tengah-tengah
  3. Jangan berbisik-bisik tanpa melibatkan orang ketiga
  4. Membaca doa kafaratul majelis
  5. Tidak duduk di antara dua orang yang telah duduk terlebih dahulu

Itulah bacaan doa kafaratul majelis disertai keutamaan membacanya. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Bertasbih 100 Kali Sehari Dapat Pahala 1000 Kebaikan dan Dosa Dihapus


Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan bertasbih 100 kali sehari. Amalan ini disebut memiliki pahala besar, bahkan tak ada yang melebihi pahalanya pada hari kiamat kelak.

Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim dan kitab Al Adzkar Imam an-Nawawi. Sa’ad bin Abi Waqqas RA saat berada di sisi Rasulullah SAW mendengar beliau bersabda,

“Apakah seseorang di antara kalian tidak mampu mendapatkan 1000 kebaikan dalam satu hari?” Seseorang yang duduk di sana bertanya, “Bagaimana agar seseorang di antara kami mendapatkan 1000 kebaikan?” Beliau bersabda, “Bertasbihlah 100 kali, dicatat untuknya 1000 kebaikan, atau dihapus darinya 1000 kesalahan.” (HR Muslim)


Dalam riwayat lain disebutkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa ketika pagi dan sore mengucapkan bacaan ‘Mahasuci Allah dengan segala puji-Nya’ sebanyak 100 kali, maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.” (HR Muslim)

Menurut penjelasan dalam Al-Minah Al-‘Aliyah fii Bayaani As-Sunan Al-Yaumiyyah karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al-Furaih yang diterjemahkan Muhamad Yasir, hadits-hadits yang berkaitan dengan macam-macam dzikir dan keutamaannya sangat banyak. Adapun yang disebutkan di atas adalah sebagian dzikir yang paling masyhur dan paling shahih yang memiliki keutamaan.

Keutamaan tasbih turut dijelaskan melalui riwayat lain yang termuat dalam Shahih Muslim. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, serta disenangi oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu bacaan ‘Subhaanallaah wa bihamdihi, subhaanallaahil ‘Azhiim (Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung’.”

Bacaan Tasbih 100 Kali Sehari

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya”

Sunnah Mengucapkan Tasbih setelah Salat

Menurut penjelasan dalam kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu, kaum muslim disyariatkan mengucapkan tasbih-tasbih yang biasa diucapkan Nabi SAW setelah salat.

Keterangan tersebut bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ، وَقَالَ تَمَامَ المِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa bertasbih kepada Allah di belakang setiap salat 33 kali, memuji Allah 33 kali, bertakbir 33 kali, sehingga jumlahnya 99 kali, lalu dia mencukupkan seratus kali, ‘Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu’ niscaya diampuni kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih lautan.” (Shahih Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sayyidul Istighfar dan Keistimewaan Mengamalkannya


Jakarta

Bacaan sayyidul istighfar dapat diamalkan muslim untuk memohon ampun dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits,

“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar (memohon ampun), maka Allah akan melapangkan semua kesedihannya, memberi jalan keluar atas segala kesempitan dan Allah akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka.” (HR Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Hakim)

Sayyidul istighfar merupakan istighfar terbaik dengan makna dan tutur kata indah. Menukil dari buku Tadabbur Doa Sehari-hari yang ditulis Jumal Ahmad, dengan membaca sayyidul istighfar maka manusia menyadari bahwa Allah Maha Pencipta.


Lantas, seperti apa bacaan sayyidul istighfar?

Bacaan Sayyidul Istighfar: Arab, Latin dan Arti

Berikut bacaan sayyidul istighfar seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Keajaiban Istighfar bagi Orang-orang Sibuk susunan Khairi Syekh Maulana Arabi dan tercantum pada kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi.

أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَاسْتَطَعْتُ وَأَعُوذُ بكَ مِنْ شَرِمَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَى وَأَبُوهُ لَكَ بِذَنْبي فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ.

Arab latin: Allahumma anta rabi, laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, wa a’uudzubika min syarri maa abuu’u laka bi dzanbi faghfirlii innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: “Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu, dan aku di atas ikatan janji-Mu (yaitu selalu menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku, dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya, tiada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”

Keistimewaan Mengamalkan Sayyidul Istighfar

Keistimewaan bacaan sayyidul istighfar tercantum dalam sebuah hadits dari Bukhari. Dikatakan, muslim yang membaca sayyidul istighfar termasuk ahli surga.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang mengucapkan doa ini di waktu siang hari dengan meyakini isinya, kemudian mati pada hari itu, sebelum datang waktu sore, niscaya dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya pada waktu malam hari dengan meyakini isinya, kemudian dia mati sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli surga.” (HR Bukhari)

Masih dari sumber yang sama, Asy-Syekh Musthafa Ibrahim Haqqy turut menjelaskan keistimewaan membaca sayyidul istighfar, yaitu:

  • Sebagai jalan datangnya ampunan Allah SWT
  • Termasuk sikap patuh terhadap Allah SWT
  • Mengundang karunia berupa harta benda dan anak-anak
  • Sebagai jalan untuk masuk surga
  • Menambah kekuatan
  • Termasuk doa penolak bala
  • Dapat membuka jalan datangnya kesenangan yang sifatnya baik

Wallahu a’lam.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com