Tag Archives: setan

Hati-hati Gangguan Jin Ifrit, Kenali Sifat dan Cirinya


Jakarta

Dalam ajaran Islam, Allah SWT memperkenalkan kita pada berbagai jenis makhluk ciptaan-Nya. Salah satunya adalah jin.

Meskipun tidak terlihat oleh mata telanjang, jin memiliki eksistensi dan peran di alam semesta. Di antara berbagai golongan jin, ada satu jenis yang dikenal memiliki kekuatan dan kedudukan tertinggi, yaitu Jin Ifrit.

Sering kali dianggap sebagai “raja” dari seluruh bangsa jin, Ifrit digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai makhluk yang memiliki kekuatan dahsyat. Namun sayangnya, juga rentan terhadap sifat keji dan tipu daya.


Lalu, apa sebenarnya yang membedakan Jin Ifrit dari golongan jin lainnya? Mari kita selami lebih dalam tentang makhluk ghaib yang satu ini.

Memahami Jin Ifrit dalam Perspektif Islam

Menurut penjelasan dalam buku Analisis Penafsiran Imam Al-Alusy tentang Jin, Iblis, dan Setan oleh Nuramin, dunia jin tidak seragam. Ada jin yang beriman dan cenderung melakukan kebaikan, ada pula jin netral yang tidak banyak berinteraksi dengan manusia, dan tentu saja, ada jin yang gemar membisikkan kejahatan.

Jin Ifrit termasuk dalam kategori terakhir, yaitu jin yang berperangai buruk dan aktif mengajak manusia kepada kemaksiatan. Imam Al-Alusy menggambarkan Ifrit sebagai makhluk bertubuh besar, yang sering kali menunjukkan sifat jahat. Keistimewaan mereka adalah kekuatan yang jauh melampaui golongan jin lainnya, menjadikan mereka pemimpin atau bahkan raja di antara bangsa jin.

Keberadaan Jin Ifrit disebutkan dalam surah An-Naml ayat 39, Allah SWT berfirman,

قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ

Artinya: “Ifrit dari golongan jin berkata, ‘Akulah yang akan mengantarkannya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku sangat kuat dan dapat dipercaya’.”

Berdasarkan ayat ini, Imam Al-Alusy menafsirkan bahwa Jin Ifrit adalah salah satu entitas yang hadir di kerajaan Nabi Sulaiman AS. Jin Ifrit tersebut menawarkan kemampuannya untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke hadapan Nabi Sulaiman AS dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sebelum Nabi Sulaiman AS beranjak dari tempat duduknya.

Ini menunjukkan betapa luar biasanya kekuatan dan kecepatan yang dimiliki Jin Ifrit.

Karakteristik dan Kekuatan Jin Ifrit

Diringkas dari buku Rahasia Jin: Tak Terhitung oleh Luth Movasil, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Jin Ifrit.

  • Golongan Tertinggi: Jin Ifrit menduduki posisi tertinggi di antara semua jenis jin, sering dianggap sebagai raja atau pemimpin.
  • Terbagi Dua Kelompok: Golongan Jin Ifrit juga terbagi menjadi dua, yaitu mereka yang memeluk Islam dan mereka yang tetap dalam kekafiran.
  • Kekuatan Dahsyat: Kekuatan satu Jin Ifrit diperkirakan setara dengan seribu jin biasa, menunjukkan level kekuatan yang benar-benar luar biasa.
  • Jauh Melampaui Jin Lain: Kemampuan dan daya tempur mereka jauh di atas rata-rata jin lainnya, menjadikan mereka entitas yang sangat kuat dan disegani di alam jin.
  • Ciri Fisik Beragam: Sebagian Jin Ifrit digambarkan memiliki sayap, meskipun ada juga yang tidak memiliki ciri fisik ini.
  • Kekuatan Berdasarkan Keimanan: Menariknya, Jin Ifrit yang beragama Islam dikatakan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan Jin Ifrit yang kafir. Ini menunjukkan bahwa keimanan juga berpengaruh pada kekuatan makhluk gaib.
  • Habitat Khusus: Mereka menghuni lokasi-lokasi khusus di alam jin, yang membedakan mereka dari golongan jin lainnya.

Membentengi Diri dari Gangguan Jin Ifrit

Mengingat sifat tipu daya dan ajakan pada kemaksiatan yang melekat pada Jin Ifrit, penting bagi umat Islam untuk senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari gangguan mereka. Salah satu cara terbaik adalah dengan membaca doa-doa perlindungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut doanya:

أَعُوذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا. وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ.

Bacaan latin: A’udzu biwajhillahil karim, wabikalimatillahit-tammatil-lati la yujawizuhunna barrun wa fajirun, min syarri ma yanzilu minas-sama’i, wa min syarri ma ya’ruju fiha, wa min syarri ma dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minha, wa min syarri fitanil-laili wan-nahari, wamin syarri thawariqil-laili, wamin syarri kulli tharinin illa thariqan yathruqu bi khairin, ya rahman.

Artinya: “Aku berlindung dengan zat Allah yang Maha Mulia, dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak ada orang baik dan juga orang durhaka yang melampauinya. Dari keburukan yang turun dari langit dan keburukan apa pun yang naik ke langit. Dari keburukan apa saja yang masuk ke bumi dan keburukan apa saja yang keluar dari bumi. Dari keburukan fitnah-fitnah siang dan malam, dari keburukan petaka-petaka malam, dari keburukan setiap petaka yang datang, kecuali petaka yang datang membawa kebaikan, wahai Zat yang Maha Penyayang.”

Dengan memahami karakteristik Jin Ifrit dan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT, kita dapat membentengi diri dari segala bentuk tipu daya dan kejahatan yang mungkin mereka sebarkan.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Cara Membedakan Was-was Setan dan Bisikan Hati, Ini Panduan dari Ulama


Jakarta

Setan memiliki bisikan-bisikan untuk menggoda manusia. Bagi yang tak mengenali, bisa-bisa mengartikannya sebagai bisikan hati.

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam beberapa kitabnya menjelaskan tipu daya setan yang berupa bisikan-bisikan tersebut. Ia menyebut penting bagi setiap muslim memahami tipu daya setan.

“Engkau harus mengerti dan memahami pelbagai tipu daya setan, sehingga ia tidak akan berani mendekat padamu. Ketika seorang pencuri mengerti bahwa si penghuni merasakan kedatangannya, maka ia akan lari tunggang langgang, dan takut untuk mengambil apa pun,” jelas Imam al-Ghazali dalam Minhajul ‘Abidin yang diterjemahkan M. Rofiq.


Lantas bagaimana cara mengetahui tipu daya setan, membedakan was-was setan dengan bisikan hati?

Cara Membedakan Was-was Setan dan Bisikan Hati

Imam al-Ghazali menjelaskan Allah SWT mewakilkan malaikat di hati manusia yang mengajaknya pada kebaikan. Malaikat ini akan mendatangkan ilham dan mengajak pada kebaikan.

Pada saat yang sama, Allah SWT juga menciptakan setan yang bertugas mengajak manusia pada kejelekan dan kemaksiatan yang disebut bisikan hati yang jelek (wiswas). Ajakan jelek setan disebut waswasah.

Karena itu, kata Imam al-Ghazali mengacu pada kebanyakan ulama, bisikan hati yang berasal dari malaikat tidak akan mengajak kecuali pada kebaikan. Sebaliknya, waswas setan tidak akan mendorong kecuali pada tindakan mungkar dan kemaksiatan.

Lebih lanjut Imam al-Ghazali menyebut pada hakikatnya semua bisikan di hati manusia berasal dari Allah SWT. Bisikan ini terbagi menjadi empat macam sebagai berikut:

  1. Bisikan yang dijadikan Allah SWT sebagai permulaan dalam hati (al-khathir).
  2. Bisikan yang dijadikan Allah SWT sesuai tabiat atau perangai manusia. Bisikan dinamakan hawa nafsu.
  3. Bisikan yang dijadikan Allah SWT beriringan dengan ajakan malaikat. Bisikan ini dinamakan ilham.
  4. Bisikan yang dijadikan Allah SWT seiring dengan ajakan dan rayuan setan. Bisikan ini dinamakan waswasah. Bisikan kotor dari setan.

Cara membedakan apakah bisikan itu adalah bisikan hati atau justru dari setan bisa melihat ciri-ciri berikut:

  1. Bisikan hati dari malaikat hanya berupa kebaikan.
  2. Bisikan yang datang dari setan hanya berupa keburukan dan bertujuan untuk menyesatkan manusia menjadi hina dina. Namun, satu hal penting bahwa kadang bisikan setan bisa berupa kebaikan sebagai tipu daya dan upaya perlahan tapi pasti untuk menjerumuskan manusia pada kehancuran.
  3. Bisikan hati yang datang dari nafsu syahwat bisa dipastikan berupa keburukan. Menurut ulama salaf, nafsu syahwat kadang mendorong pada kebaikan tapi ada maksud buruk di balik kebaikan itu.

Doa agar Terhindar dari Tipu Daya Setan

Ada sejumlah doa yang bisa dipanjatkan untuk membentengi diri dari tipu daya setan. Doa-doa ini bisa berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits.

Dijelaskan dalam Qamus Ad’iyatul Muslim karya Samir Mahmud al-Hushni yang diterjemahkan AM Basalamah, ayat-ayat Al-Qu’ran seperti Ayat Kursi, surah Al Ikhlas, al Falaq, dan An-Nas bisa menjaga atau membentengi diri dari godaan setan.

Adapun dalam hadits, membaca dzikir berikut setiap pagi, sore, dan sebelum tidur masing-masing 10 kali:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Laa haula wa laa quwwata illa billah

Artinya: “Tiada daya dan upaya melainkan dengan seizin Allah.”

Keterangan tersebut mengacu pada hadits dari Abu Bakar RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Allah berfirman, ‘Sampaikanlah kepada umatmu untuk mengucapkan Tiada daya dan upaya melainkan dengan seizin Allah sebanyak sepuluh kali di waktu pagi, sepuluh kali di waktu sore, dan sepuluh kali ketika akan beranjak tidur. Maka, di saat tidur hal itu akan dapat mencegah musibah dunia dan ketika sorenya akan dapat membentengi dari tipu daya setan. Sedangkan di waktu pagi ia akan terhindar dari murka-Ku yang paling buruk’.” (HR Ad-Dailami)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kenapa Anak Tak Boleh Keluar saat Maghrib? Ini Penjelasan Islam dan Sains


Jakarta

Ada anjuran bahwa anak-anak tidak boleh keluar rumah saat maghrib. Larangan ini bahkan dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

Dalam kehidupan masyarakat muslim, terutama di kalangan orang tua, terdapat anjuran kuat agar anak-anak tidak dibiarkan bermain atau keluar rumah saat waktu maghrib tiba. Anjuran ini bukan hanya sebatas tradisi atau budaya lokal seperti yang diyakini masyarakat, tetapi sejatinya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.

Rasulullah SAW telah mewasiatkan hal tersebut lebih dari 14 abad yang lalu. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,


“Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu rumah dan sebutlah nama Allah, sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dengan tegas melarang anak-anak keluar rumah saat sore menjelang malam (maghrib), karena pada waktu tersebut setan dan jin tengah bertebaran di bumi.

Mengapa Waktu Maghrib Dihindari?

1. Setan Sedang Menyebar di Bumi

Dikutip dari buku Sehari Semalam bersama Rasulullah Muhammad SAW karya Daeng Naja, waktu maghrib hingga awal malam adalah saat di mana makhluk halus seperti jin dan setan mulai berkeliaran dan berpencar. Mereka mencari tempat tinggal atau berlindung, termasuk ke dalam rumah-rumah manusia atau bahkan menyusup ke dalam tubuh manusia yang lengah dari zikir.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada waktu ini, setan-setan memiliki kekuatan yang lebih besar karena mereka bebas berkeliaran sebelum dikendalikan oleh kegelapan total malam. Maka, menjaga anak-anak tetap di dalam rumah adalah bentuk perlindungan agar mereka tidak menjadi sasaran gangguan makhluk halus.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk menutup pintu rumah dan menyebut nama Allah (membaca Bismillah) ketika masuk waktu maghrib. Ini bukan sekadar tindakan fisik, melainkan bentuk perlindungan spiritual agar rumah tidak dimasuki oleh setan.

“Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnu Abdil Barra dalam kitab Al-Istidzkar juga menjelaskan bahwa tindakan ini bukanlah tahayul, melainkan strategi perlindungan diri yang nyata dari gangguan makhluk halus berdasarkan petunjuk wahyu.

Penjelasan Ilmiah: Frekuensi Jin dan Spektrum Cahaya Maghrib

Dalam bukunya yang berjudul The Science of Shalat, Prof. Dr. Ir. H. Osly Rachman menjelaskan bahwa secara ilmiah, menjelang maghrib terjadi perubahan spektrum cahaya alam, yang dominan berwarna merah.

Warna merah ini, menurut penelitian gelombang elektromagnetik, memiliki frekuensi dan energi tertentu. Uniknya, frekuensi warna merah ini mirip dengan frekuensi energi yang dimiliki oleh jin dan setan. Akibatnya, pada waktu maghrib, kekuatan mereka meningkat secara drastis karena frekuensi lingkungan mendukung eksistensi mereka.

Di sisi lain, penglihatan manusia saat transisi dari terang ke gelap menjadi kurang stabil. Kombinasi ini membuat manusia, khususnya anak-anak yang masih lemah fisik dan spiritual, lebih rentan terhadap gangguan jin dan setan.

Doa-Doa Perlindungan dari Godaan Setan

Dirangkum dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) karya H. Ahmad Zacky, berikut adalah beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca agar terlindung dari gangguan jin dan setan, terutama di waktu maghrib:

1. Ta’awwudz (Ucapan Perlindungan dari Setan)

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِ

Latin: A’ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīm

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

2. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Membaca Ayat Kursi akan memberikan perlindungan dari gangguan setan dan makhluk jahat hingga pagi hari.

3. Membaca Surah Al-Falaq dan An-Naas

Surat Al-Falaq dan An-Naas sangat dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur dan saat petang hari sebagai pelindung diri dari sihir, dengki, dan gangguan jin.

Larangan membiarkan anak-anak keluar rumah saat maghrib bukanlah mitos atau kepercayaan kuno semata, tetapi berasal dari ajaran langsung Nabi Muhammad SAW.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Jin Suka Tinggal di Tempat-tempat Ini, Salah Satunya Saluran Air


Jakarta

Jin adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT. Mereka berasal dari api dan kasat mata sehingga tidak bisa dilihat manusia.

Terkait jin dijelaskan dalam surah Ar Rahman ayat 15 bahwa Allah SWT berfirman,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ


Artinya: “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Menukil dari kitab Hiwar Ma’a Iblish yang disusun Muhammad Abduh Mughawiri terjemahan Wasith Fardas dijelaskan bahwa as Sayyid Alawi bin Ahmad as Saggaf dalam kitab Al Kaukabu Al Ajuj mengatakan jin memiliki dzat halus dan dapat merubah bentuk. Sebagian jin ada yang beriman dan ada pula yang tidak seperti halnya manusia.

Menurut pendapat populer, jin yang durhaka disebut dengan setan, sama halnya seperti manusia. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitab ‘Alam al-Malaikah al-Abrar & ‘Alam al-Jinn wa asy Syayathin terjemahan Kaserun AS Rahman mengatakan Ibnu Taimiyah berpendapat setan adalah asal jin sebagaimana Adam asal manusia. Jadi, setan adalah golongan dari jin.

Lantas, di mana saja tempat jin bernaung?

7 Tempat yang Ditinggali Bangsa Jin

Mengacu pada sumber yang sama, berikut beberapa tempat yang ditinggali bangsa jin.

1. Rumah

Tak hanya manusia, jin juga mendiami rumah-rumah. Umumnya, jin yang tinggal di rumah merupakan jin yang baik atau beriman.

Ibnu Hajar dalam kitab Fath al Bari mengutip riwayat Ibnu Abu Dunya,

“Tidak ada satu pun rumah orang muslim kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila mereka menghidangkan makanan pagi, jin itu pun ikut makan bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, jin itu juga ikut makan bersama mereka. Tapi, Allah menjaga orang-orang muslim itu dari gangguan jin tersebut.”

2. Kandang Unta

Dalam sebuah hadits, kandang unta disebut sebagai tempat tinggal jin. Berikut bunyi haditsnya,

“Rasulullah SAW melarang kita untuk salat di kandang unta karena kandang tersebut adalah tempat tinggal setan.” (HR Abu Dawud)

3. Laut

Melalui beberapa riwayat dijelaskan bahwa setan atau iblis membangun istana di lautan. Nantinya, mereka mengirim pasukan untuk menyesatkan manusia hingga kiamat tiba.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling rendah bagi iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu di antara mereka datang lalu berkata, ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Lalu yang lain datang dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Beliau bersabda, “Iblis mendekatinya lalu berkata, ‘Bagus kamu.” Al A’masy menyebutkan dalam riwayatnya, “Iblis berkata, ‘Tetaplah (menggodanya)’.” (HR Muslim)

4. Tempat yang Tak Berpenghuni

Jin gemar bernaung di tempat yang tidak ditinggali siapa pun. Dari Ibnu Mas’ud berkata,

“Suatu hari kami (para sahabat) sedang bersama Rasulullah. Sampai kemudian beliau terpisah dengan kami. Kami mencari beliau di lembah-lembah dan kampung-kampung (tetapi kami tidak menjumpainya). Di antara kami ada yang mengatakan jika Rasulullah diculik dan disandera. Malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Sampai pada pagi hari kami melihat Rasulullah datang dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami katakan kepada beliau tentang kehilangan kami, usaha kami mencari beliau tapi tak menemukan.

Rasulullah kemudian berkata, ‘Semalam aku didatangi utusan dari kelompok jin. Ia membawaku menemui kaumnya untuk mengajarkan Al-Quran’.”

Ibnu Mas’ud melanjutkan ceritanya, “Rasulullah lalu mengajak kami melihat bekas-bekas tempat perapian kelompok jin itu. Para jin itu bertanya kepada Rasulullah mengenai makanan mereka.

Rasulullah menjawab jin-jin itu, ‘Makanan kalian adalah sisa-sisa tulang yang masih ada dagingnya, yang ada di tangan kalian itu, yang sebelumnya dimakan oleh manusia dengan menyebut nama Allah. Dan juga semua kotoran binatang ternak.’

Rasulullah melanjutkan, ‘Oleh karena itu, kalian para sahabat jangan beristinja (membersihkan kotoran BAB) dengan tulang dan kotoran binatang. Sebab, keduanya makanan saudara kalian (golongan jin)’.” (HR Muslim)

5. Saluran Air

Abu Bakar bin Abu Daud mentakhrij dalam Kitaabul Waswasah dari Ibrahim berkata,

“Janganlah kalian kencing di mulut saluran air, karena jika dari sana muncul sesuatu (jin) akan sulit pengobatannya.”

Lalu, dalam hadits dari Abdulah ibn Sarjas turut dijelaskan mengenai lubang sebagai tempat tinggal jin.

“Jangan sampai ada yang kencing di lubang.” Orang-orang bertanya kepada Qatadah, “Mengapa tidak boleh kencing di lubang?” Qatadah menjawab, “Rasulullah pernah mengatakan, sebab lubang adalah tempat tinggal golongan jin.” (HR Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad)

6. Pasar

Pasar adalah tempat tinggal jin. Rasulullah SAW menjelaskannya dalam sebuah hadits,

“Kalau bisa, kalian jangan menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar darinya. Sebab, pasar merupakan tempat berseteru para setan. Di pasar, setan menancapkan benderanya.” (HR Muslim)

7. Toilet

Menurut kitab Luqthul-Marjan fi Ahkaamil-Jaan oleh Al Imam As Suyuthi terjemahan Kathur Suhardi terdapat hadits yang menyatakan jin tinggal di toilet. Dari Zaid bin Arqam berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya tanah becek ini biasa didatangi jin. Jika salah seorang di antara kalian memasuki kamar mandi, hendaklah dia mengucapkan, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Setan Takut kepada 4 Golongan Ini, Apakah Kamu Termasuk?


Jakarta

Sejak awal penciptaan manusia, iblis sudah menyatakan permusuhannya. Ia bertekad akan menyesatkan keturunan Adam hingga mereka tertipu dan melihat kesesatan sebagai kenikmatan. Allah SWT mengabadikan sumpah Iblis ini dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 39.

Allah SWT berfirman,

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ


Artinya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,

Dalam surah Al-A’raf ayat 17, iblis menjelaskan rencananya lebih jauh:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

Artinya: Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menggambarkan bahwa setelah manusia diberi keinginan dan kebebasan memilih, setan bertekad menghalangi mereka dari segala arah dalam menempuh jalan lurus (Ash-Shirathal Mustaqim). Ia datang dari depan, belakang, kanan, dan kiri untuk menggoda manusia agar berpaling dari petunjuk Allah.

Penjelasan Buya Hamka menekankan bahwa kebanyakan manusia tidak bersyukur karena mereka sudah tertipu oleh tipu daya setan. Gangguan ini bukan semata dari arah fisik, melainkan juga dari arah pemikiran, perasaan, hingga tindakan, yang membuat manusia sulit menerima kebenaran atau kembali ke jalan lurus.

Golongan Orang yang Ditakuti Setan

Namun ada pula golongan manusia yang tidak hanya terhindar dari godaan, tapi bahkan ditakuti oleh setan. Hal ini dijelaskan dalam buku Mengapa Malaikat dan Setan di Rumah Kita? susunan Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-Shayim. Siapa saja mereka?

1. Orang yang Memohon Perlindungan kepada Allah SWT

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, ia berlindung hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk lain. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 56:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلً

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”

Setan takut kepada orang yang tahu kepada siapa harus meminta pertolongan, karena orang ini tidak mudah tergoda oleh janji dan bisikan palsu.

2. Orang yang Senantiasa Bertaubat dan Beristighfar

Setan akan berusaha menjebak manusia dalam dosa, tetapi ia gentar kepada mereka yang segera sadar dan kembali kepada Allah. Mereka tidak tenggelam dalam kesalahan, melainkan segera bertaubat.

Firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat 201:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

Taubat membuat manusia kembali pada fitrahnya dan membatalkan pengaruh setan yang sempat menyentuhnya.

3. Orang yang Hidup dalam Lingkungan Orang Saleh

Setan lebih mudah menggoda orang yang menyendiri dan jauh dari komunitas yang baik. Sebaliknya, mereka yang hidup dalam jemaah Muslim, akan saling mengingatkan dan menjaga.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menginginkan kesenangan surga di antara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jemaah muslimin, karena setan itu berada di dekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tirmidzi)

Lingkungan yang baik adalah benteng dari godaan yang sering datang saat seseorang dalam kesendirian atau saat iman sedang lemah.

4. Orang yang Dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah

Orang yang membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, berada di bawah cahaya petunjuk. Setan akan kesulitan menembus hati yang dipenuhi ayat-ayat Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Zikir dan Amalan Pelindung dari Godaan Setan

Selain masuk empat golongan di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan zikir dan amalan tertentu untuk menjauhkan diri dari godaan setan.

Dalam buku Zikir & Amalan Nabi Sehari-hari terbitan Ghadeer Foundation, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setan terbagi menjadi dua. Pertama, setan dari golongan jin yang akan menjauh ketika dibacakan padanya ayat Al-Qur’an. Kedua, setan dari golongan manusia, yang akan menjauh ketika dibacakan sholawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa āli Muhammad.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq juga meriwayatkan cara mencegah bisikan setan:

“Untuk mencegah bisikan setan pada dirimu, usapkan tangan ke dada sambil membaca: Bismillāh wabillāh wa bi Muhammad rasūlillāh, wa lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘Aliyyil ‘Azīm, Allāhumma amsih ‘annī mā ahdzar.

(Dengan nama Allah, dengan Allah, dan dengan Muhammad utusan Allah. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, hilangkanlah dariku apa yang aku khawatirkan).”

Setelah itu, tangan ditarik ke bawah sampai perut dan doa tersebut diulang sebanyak tiga kali. Insyaallah seseorang akan terhindar dari bisikan dan gangguan setan.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Lelaki Menyerupai Perempuan, Apakah Dosa? Ini Pandangan Islam


Jakarta

Dalam dunia yang semakin berkembang dan terbuka ini semakin banyak ditemui fenomena laki-laki yang menyerupai perempuan dan juga sebaliknya. Apalagi media sosial dan juga perkembangan budaya membuat ekspresi gender semakin bebas.

Islam benar-benar konsisten untuk menerima takdir yang telah digariskan Allah SWT, termasuk urusan jenis kelamin. Menyerupai salah satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lain tidak dibenarkan dalam Islam, baik berhubungan dengan baju atau lainnya.

Hukum Laki-laki Menyerupai Perempuan

Manusia yang menyimpang dari fitrahnya adalah bagian dari usaha iblis untuk menyesatkan umat manusia. Allah SWT menceritakan sumpah iblis di dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 119, Allah SWT berfirman,


وَّلَاُضِلَّنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِۚ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِيْنًا ۝١١٩

Artinya: “Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, membangkitkan angan-angan kosong mereka, menyuruh mereka (untuk memotong telinga-telinga binatang ternaknya) hingga mereka benar-benar memotongnya, dan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah) hingga benar-benar mengubahnya.” Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita kerugian yang nyata.”

Berdasarkan firman Allah di surah An-Nisa ayat 119 tersebut, upaya untuk membuat manusia menyimpang dari fitrahnya memang merupakan tujuan iblis. Hal ini dilakukan agar manusia menjauh dari Allah SWT.

Rasulullah melarang hal tersebut bagi setiap lelaki dan perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ.

Artinya: “Rasulullah melaknati seorang laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah melaknati perempuan yang bertingkah seperti lelaki dan lelaki yang bertingkah seperti perempuan.

Rasulullah juga bersabda, “Keluarkan mereka dari rumah kalian.” Ibnu Abbas mengatakan, “Maka Rasulullah mengeluarkan seorang lelaki (yang menyerupai perempuan) dan Umar juga melakukan hal yang sama.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata,”Rasulullah melaknati lelaki yang menyamai perempuan, dan perempuan yang menyamai lelaki. “

Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Artinya: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR Ahmad no. 8309, 14: 61)

Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqoh termasuk perawi Bukhari Muslim selain Suhail bin Abi Sholih yang termasuk perawi Muslim saja). Dalam hadits terakhir ini yang dilaknat adalah gaya pakaiannya. Sedangkan hadits di atas adalah mode bergaya secara umum.

Sehingga laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan tidak diperbolehkan dalam Islam, begitu pun sebaliknya.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Apakah Setan dan Jin Sama? Begini Penjelasannya



Jakarta

Setan dan jin adalah makhluk gaib yang tak kasat mata. Keberadaannya disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Menukil dari kitab Taudhihul Adilah 1 susunan KH M Syafi’i Hadzami, setan berasal dari kata syatana yang artinya jauh dari rahmat. Makna dari setan sendiri adalah sifat sehingga tidak memiliki bentuk atau asal tertentu.


Selain itu, setan juga menjadi sebutan bagi bangsa jin atau manusia. Jin yang durhaka disebut dengan setan, begitu pula manusia yang bersifat durhaka berarti memiliki sifat setan. Allah SWT berfirman dalam surah Al An’am ayat 112,

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”

Sementara itu, jin merupakan makhluk yang asalnya dari nyala api. Hal ini tertuang dalam surah Ar Rahman ayat 15,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya: “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Merujuk pada sumber yang sama, as-Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saggaf melalui kitab Al-Kaukabu Al-Ajuj menjelaskan bahwa jin memiliki dzat yang halus, bisa berubah-ubah bentuk. Terdapat jin yang beriman dan ada juga yang kafir, begitu pula jin yang taat dan yang durhaka.

Menukil dari Al Madkhal ila Dirasah Al Akidah Al Islamiyyah susunan Umar Sulaiman Abdullah Al Asyqar terjemahan Muhammad Misbah, bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia yaitu sama-sama berakal, memiliki pengetahuan dan berkemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.

Jin diciptakan untuk menyembah kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam surah Az Zariyat ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Namun, bangsa jin dan manusia memiliki perbedaan yang jauh. Salah satu yang mendasar adalah materi asal kejadiannya. Jin dinamai jin karena keberadaannya tak bisa dilihat oleh pandangan manusia.

Meski demikian, jin mengalami kematian seperti manusia dan makhluk hidup lainnya. Terkait hal ini diterangkan dalam surah Ar Rahman ayat 26-28,

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya: “Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa. (Akan tetapi,) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?”

Tetapi, pengetahuan terkait batas usia makhluk ghaib berada di luar batas kemampuan manusia. Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Ciri-Ciri Al-Jassasah Mata-Mata Dajjal dan Lokasi Tempatnya Bersembunyi


Jakarta

Keberadaan Al Jassasah diterangkan dalam sejumlah hadits Rasulullah SAW. Meski tak banyak riwayat yang menceritakannya, sejumlah pendapat mengaitkan makhluk misterius ini sebagai mata-mata Dajjal.

Salah satu hadits yang membahas Al Jassasah menceritakan tentang pertemuan sahabat Rasulullah SAW yang bernama Tamim dengan Dajjal. Dinukil dari Alaamat Al Qiyaamah Al Kubra susunan Syekh Mutawalli Sya’rawi terjemahan Masturi Irham dan Moh Asmuitaman, hadits pertemuan Tamim dan Dajjal terdapat dalam riwayat muslim pada bab Quissotul Jasasah.


Bunyi Hadits tentang Al Jassasah

Kala itu, Tamim tengah melakukan perjalanan pada suatu pulau. Di tengah perjalanan, Tamim melihat hewan aneh yang menyebut dirinya sebagai mata-mata bernama Al Jassasah.

Setelahnya, mereka bertemu makhluk yang berbulu lebat hingga tidak dapat dibedakan antara bagian depan dan belakang. Mereka pun bertanya, “Siapakah kamu ini hai makhluk berbulu?”

Makhluk berbulu itu menjawab, “Aku adalah Al Jassasah.”

Mereka bertanya lagi, “Apakah Jassasah itu?”

Bukannya menjawab, makhluk itu berkata, “Hai sekalian manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki di suatu biara, karena ia sangat mengharapkan berita dari kalian.”

Setelah mendengar itu, rombongan mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut karena mengira makhluk aneh itu adalah setan. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam pulau tersebut.

Tiba-tiba, mereka bertemu dengan seseorang yang sangat besar di suatu biara. Diakui oleh Tamim sendiri, ia belum pernah melihat orang yang sebesar dan sekekar itu. Makhluk inilah yang mengaku dirinya Dajjal.

Kedua tangan orang tersebut terbelenggu pada lehernya dan kedua kakinya dirantai dengan besi antara kedua lutut hingga kedua mata kakinya. Rombongan Tamim pun bertanya, “Siapakah kamu ini?”

Makhluk itu menjawab, “Bukankah kalian telah memperoleh sedikit informasi tentang diriku, maka sekarang beritahukanlah kepadaku siapakah kalian sebenarnya?”

Tamim dan kawanannya menjawab, “Kami adalah orang-orang yang berasal dari Arab. Kami berlayar mengarungi laut dengan menggunakan perahu. Kemudian kami terbawa ke tengah laut pada saat gelombang laut mulai membesar.”

Mereka pun menceritakan pertemuan dengan hewan aneh tersebut pada si makhluk raksasa.

Laki-laki di biara itu kemudian bertanya pada mereka, “Hai rombongan pengendara perahu, beritahukanlah kepadaku tentang kebun kurma Baisan?”

Dijawab oleh rombongan Tamim bertanya, “Tentang hal apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku bertanya tentang pohon kurma kepada kalian, apakah ia telah berbuah?”

Kami menjawab, “Ya. Pohon kurma itu telah berbuah.” Laki-laki itu justru berkata bahwa pohon kurma tersebut sebentar lagi tidak akan berbuah. Ia lalu bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang telaga Thabariyyah?”

Rombongan Tamim balik bertanya, “Apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?”

Laki-laki itu berkata, “Apakah telaga tersebut ada airnya?”

Dijelaskan pada laki-laki biara tersebut bahwa air telaga ada sangat banyak. Namun, sang laki-laki kembali berkata bahwa air telaga itu akan habis.

Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang seorang nabi utusan Allah yang ummi, apa yang telah ia lakukan?”

Rombongan Tamim menjawab, “Nabi tersebut telah keluar dari Kota Makkah dan menetap di Kota Yatsrib (Madinah).”

Laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah nabi itu dimusuhi oleh orang Arab?” Dan kemudian dijawab dengan, “Ya, ia selalu dimusuhi orang Arab.”

Laki-laki itu terus bertanya, “Bagaimana upaya nabi tersebut dalam menghadapi mereka?”

Kemudian dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW yang dimaksud tersebut telah berhasil dalam menyebarkan dakwahnya. Hingga lelaki biara itu menjawabnya dengan panjang lebar sembari menjelaskan siapa dirinya. Hal ini pun menjelaskan mengapa ia mengetahui tentang masa yang akan datang.

“Sungguh lebih baik apabila orang Arab itu mematuhinya. Sekarang, baiklah aku akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku! Sesungguhnya aku ini adalah al Masih Dajjal dan sebentar lagi aku telah diizinkan untuk keluar. Setelah itu, aku akan menjelajahi dunia hingga tidak ada satu kampung pun yang tidak aku singgahi dalam jangka waktu empat puluh malam, kecuali Kota Makkah dan Thaybah (Madinah).

Aku dihalangi untuk memasuki kedua kota tersebut. Setiap kali aku berupaya untuk memasuki salah satunya, maka seorang malaikat akan menghadangku yang siap sedia dengan pedang di tangannya. Sementara itu, di setiap penjuru Kota Makkah dan Madinah ada beberapa malaikat yang menjaganya.”

Ciri-ciri Al Jassasah Berdasarkan Hadits

Mengacu pada hadits di atas, ciri-ciri Al Jassasah adalah memiliki bulu kasar dan melata. Namun, tidak ditemukan penjelasan apakah Al Jassasah termasuk kelompok melata yang muncul pada akhir zaman atau bukan.

Umar Sulaiman Al Asyqar dalam Qashash Al Ghaib Fii Shahih Al Hadits An Nabawi yang diterjemahkan Drs Asmuni, Al Jassasah adalah makhluk yang memata-matai berita tentang Dajjal.

Lokasi Al Jassasah Bersembunyi

Ibnu Manzur mengatakan bahwa Al Jassasah berada di suatu pulau di tengah laut. Mereka memata-matai sambil mencari berita yang diberikan kepada Dajjal.

Brilly El Rasheed dalam bukunya Ad Dabbah Misteri Mutan Akhir Zaman menukil pendapat Imam Nawawi dalam Shahih Muslim bahwa penamaan Jassasah disebabkan makhluk tersebut bertugas untuk tajassus atau memata-matai berbagai berita yang akan dikirim ke Dajjal.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Setan Ikut Santap Makanan yang Tak Dibacakan Basmalah, Ini Haditsnya



Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca basmalah dalam memulai setiap aktivitas, termasuk saat hendak makan. Ada sebuah hadits yang menyebut, setan akan ikut menyantap makanan yang tidak dibacakan basmalah.

Hadits yang menyebut bahwa setan akan ikut makan makanan yang tidak dibacakan basmalah ini termuat dalam Shahih Muslim. Imam Muslim meriwayatkannya dari Hudzaifah, ia berkata,

“Jika kami menghadiri jamuan makan bersama Nabi SAW maka kami tidak menjamah makanan sebelum Rasulullah mengawali dan menjamah makanan. Suatu kali, kami menghadiri jamuan makan bersama beliau lalu datanglah seorang budak perempuan yang seolah-olah didorong. Ia hendak menjamah makanan maka Rasulullah menahan tangan budak tersebut. Selanjutnya, datang seorang laki-laki badui yang seolah-olah didorong maka beliau menahan tangan badui ini. Lantas beliau bersabda,


‘Sesungguhnya, setan itu menghalalkan makanan yang tidak disebut asma Allah atasnya dan ia mendatangkan budak perempuan ini untuk menghalalkan makanan maka aku menahan tangannya. Selanjutnya, ia datangkan laki-laki badui ini untuk menghalalkan makanan maka aku pun menahan tangannya. Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan bersentuhan dengan tanganku bersama tangan di budak perempuan.'” (HR Muslim)

Dalam Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi dijelaskan, hadits tersebut mengandung dalil tentang amar ma’ruf dan nahi munkar. Beberapa anjuran yang terdapat dalam hadits tersebut di antaranya agar menjaga adab terhadap orang yang lebih tua, dianjurkan bersumpah untuk meneguhkan suatu urusan, dan dianjurkan mengajarkan adab makan dan minum dalam Islam kepada orang-orang.

Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar menjelaskan dalam ‘Alam al-Mala’ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin, setan tidak menghalalkan makanan, kecuali yang dimakan oleh seseorang tanpa membaca asma Allah (basmalah). Jika ia menyebut nama Allah SWT, kata Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar, makanan tersebut menjadi haram bagi setan.

Setan juga akan ikut makan dan minum bersama manusia yang makan atau minum menggunakan tangan kiri. Hal ini bersandar pada pada hadits yang termuat dalam Musnad Ahmad, Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang makan dengan tangan kiri maka ia makan bersama setan. Siapa yang minum dengan tangan kiri maka setan minum bersamanya.” (HR Ahmad)

Masih dalam Musnad Ahmad, terdapat riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki minum sambil berdiri.

Beliau menegurnya, “Jangan!” Laki-laki itu bertanya, “Mengapa?” Beliau menjawab, “Apakah engkau senang jika kucing ikut minum bersamamu?” Ia menjawab, “Tidak.”

Rasulullah bersabda, “Nah, sekarang telah minum bersamamu makhluk yang lebih buruk daripada kucing, yaitu setan.” (HR Ahmad)

Kisah-kisah tentang setan ikut makan bersama manusia turut diceritakan dalam sejumlah hadits. Umayyah bin Makhsyi an-Shahabi RA berkata,

وَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسم اللهَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ لُقْمَةٌ. فَلَمَّا رَفَعَهَا إلى فيه، قَالَ: بسم الله أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، فَضَحك النَّبِيُّ ﷺ ثُمَّ قَالَ: «مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ

Artinya: “Rasulullah SAW duduk, ada pada saat itu seorang laki-laki tanpa mengucapkan basmalah, sehingga makanannya tidak tertinggal kecuali sesuap saja. Setelah orang itu hendak menyuap makanan ke mulutnya, maka tiba-tiba ia mengucapkan. ‘Bimillaahi awwalahu wa aakhirahu (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya).’ Kemudian Nabi SAW tertawa dan bersabda, ‘Tidak henti-hentinya setan makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk menyebut nama Allah, maka setan tersebut memuntahkan seluruh makanan yang ada dalam perutnya.'” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i dalam kitab as-Sunanul Kubraa)

Dalam riwayat lain, Aisyah RA mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَأْكُلُ طَعَامًا فِي سِتَّةِ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَجَاءَ أَعْرَابِيِّ، فَأَكَلَهُ بِلُقْمَتَيْنِ فَقَالَ رسُولُ ﷺ أَمَّا إِنَّهُ لَوْ سَمَّى لَكَفَاكُمْ

Artinya: “Rasulullah SAW makan suatu makanan bersama enam sahabatnya. Lalu datang seorang badui, dan makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah SAW bersabda, ‘Seandainya orang ini membaca basmalah, maka makanan ini pasti cukup untuk kalian.'” (HR at-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih)

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Melepas Pakaian agar Terhindar dari Tatapan Jin dan Setan


Jakarta

Rasulullah SAW sudah menganjurkan muslim untuk melafalkan doa di setiap memulai kegiatan. Bahkan untuk melepas pakaian sekalipun, Rasulullah SAW juga sudah mengajarkan doa melepas pakaian agar terhindar dari ‘ain Jin yang suka melihat aurat manusia.

Pakaian diciptakan kepada anak cucu Adam sebagai pelindung yang telah diberikan oleh-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ


Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Doa Melepas Pakaian dan Artinya

Bacaan doa melepas pakaian yang dapat diamalkan sebagaimana dijelaskan dalam buku Tuntunan Doa & Zikir Sehari-hari yang ditulis oleh Redaksi QultumMedia. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ انْزَعْ عَنِيْ رَبَّقَةً النِّفَاقِ وَثَبِتْنِيْ عَلَى الْإِيمَانِ

Arab latin: Alloohummanza’ ‘annii robqo- tan nifaaqi wa tsabbitnii ‘alal iimaan.

Artinya: “Ya Allah, lepaskanlah dariku ikatan sifat munafik dan tetapkanlah aku pada keimanan.”

Selain itu, ada bacaan doa melepas pakaian versi pendek yang diterangkan dalam buku 24 Jam Hidup dengan Doa dan Amal Harian Rasulullah oleh Abu Bakar bin As-Sina.

بِسمِ اللّٰهِ الَّذِي لَا إِلٰهَ اِلَّا هُوَ

Arab latin: Bismillahil ladzi lailaha illa huwa

Artinya: Dengan nama Allah Yang Tiada Tuhan melainkan Dia.

Atau bila khawatir terlupa dengan bacaannya, muslim bisa cukup mengucapkan basmalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Tirmidzi, yang diambil dari buku Ensiklopedia Doa Muslimah oleh TIM GIP.

بِسمِ اللّٰهِ

Arab latin: Bismillah

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. (HR Tirmidzi)

Keutamaan Baca Doa Melepas Pakaian

Salim Rosyadi dalam buku Living Hadis menjelaskan beberapa alasan pentingnya untuk perlu mengamalkan doa sebelum melepas dan memakai pakaian. Beberapa di antaranya seperti, untuk melindungi tubuh kita saat aurat terbuka, rasa malu dan hormat pada malaikat yang selalu bersama kita, hingga untuk melindungi tubuh dari pandangan jin.

Doa melepas pakaian sangat dianjurkan untuk diucapkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebab setan dan jin sangat menyukai aurat manusia. Bahkan tatapan mereka bisa menyebabkan dampak buruk untuk manusia yang bisa disebabkan oleh ‘ain.

Menurut buku Alam Jin yang ditulis oleh Al-Imam As-Suyuthi, setan dan jin sangatlah menyukai aurat-aurat Bani Adam. Apalagi ketika memasuki kamar mandi untuk mandi, tentunya seseorang akan membuka auratnya. Padahal tempat itu adalah sarang dari para jin dan setan.

Rasulullah SAW mengatakan bahwa pembatas antara pandangan jin dan aurat manusia adalah lafaz basmalah. Sebagaimana yang termaktub dalam hadits riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah mentakhrij dari Ali bin Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Artinya: Tabir antara mata jin dan aurat-aurat Bani Adam jika salah seorang di antara kalian masuk kamar mandi ialah jika dia mengucapkan, “Bismillah.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com