Tag Archives: sexsomnia

Mengenal Sexsomnia, Bercinta Tanpa Sadar saat Tidur

Jakarta

Tak sulit menemukan orang yang mengigau atau bicara saat tidur. Tapi kalau bercinta saat tidur, alias sexomnia, memang lebih jarang dilaporkan meski faktanya ternyata nggak langka-langka amat.

Sexomnia, atau disebut juga ‘sleep sex’, merupakan gangguan langka tetapi nyata yang membuat seseorang bisa melakukan aktivitas seksual saat tidur. Mulai dari ngomong cabul, masturbasi, dan bahkan berhubungan seks.

Dikutip dari lama New York Post, sexomnia merupakan bagian dari gangguan tidur parasomnia yang terjadi ketika otak tidak dalam fase bermimpi. Sleepwalking atau berjalan saat tidur, sleep talking atau mengigau, dan juga sleep eating atau makan saat tidur, juga termasuk dalam gangguan parasomnia.


Menurut Prof Carlos Schenck, psikiater dari Hennepin County Medical Center di University of Minnesota yang selama puluhan tahun meneliti parasomnia, sexomnia juga merupakan gangguan pada gairah seksual.

“Paling sering muncul dalam fase tidur yang paling pelan, paling dalam, yang disebut delta sleep,” katanya, dikutip dari CNN.

Pada fase tersebut, menurut Prof Schenck, fungsi kognitif seseorang berada dalam kondisi tertidur. Meski begitu, tubuh teraktivasi.

“Berbahaya karena kemudian Anda mulai berjalan dan berlari dan melakukan hal-hal tertentu tanpa otak Anda tersadar,” jelasnya.

Tidak mudah untuk meneliti sexomnia, karena orang yang mengalaminya biasanya tidak sadar kecuali mengalami cedera karenanya. Atau, partner tidurnya mengatakannya tentang hal itu.

Sebuah penelitian terhadap 1.000 orang secara random di Norwegia mengungkap 7 persen responden mengalami sexomnia setidaknya sekali dalam hidupnya. Hampir 3 persen di antaranya bahkan masih bergelut dengan kondisi tersebut.

Apakah Sexsomnia Berbahaya?

Schenck mengungkapkan bahaya sexsomnia terletak pada dampak yang bisa terjadi akibat perilaku tersebut. Sebab, orang yang mengalami sexsomnia cenderung tidak ingat dengan apa yang telah mereka lakukan.

“Yang benar-benar meresahkan pasien ini adalah mereka mengalami amnesia total. Biasanya, pasangan atau anggota keluarga yang memberi tahu mereka, ‘Kenapa kamu melakukan itu?’, dan kemudian pasien berkata ‘Saya tidak ingat apa-apa,’. Hal ini dapat membuat mereka merasa malu, menyesal, dan sangat menderita,” terangnya.

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti dari sexsomnia. Namun, peneliti menduga ada faktor genetik yang turut mempengaruhi.

“Kami tidak mengetahui penyebab utamanya, namun ada komponen genetik. Jika Anda memiliki setidaknya satu kerabat dekat (first degree) yang mengidap parasomnia, kemungkinan besar Anda akan mengidapnya,” ucap Schenck.

(ath/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Mengenal Gangguan Sexsomnia, Aktivitas Seksual yang Dilakukan Sambil Tertidur


Jakarta

Berjalan sambil tidur atau berbicara saat tidur adalah sesuatu yang tidak asing. Namun, bagaimana dengan seks sambil tidur? Mungkin ini merupakan sesuatu yang tak pernah didengar. Padahal, ini adalah gangguan yang nyata dan dan bisa dialami semua orang, tertuama laki-laki.

Dikutip dari Men’s Health, sexsomnia atau seks tidur adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang terlibat dalam perilaku seksual saat mereka benar-benar tertidur. Dalam kata lain, mereka tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan.

Sexsomnia adalah jenis parasomnia atau gangguan yang ditandai dengan perilaku abnormal saat tidur. Perilaku ini dapat berupa berbicara, berjalan, makan, mengompol, mengemudi, atau bahkan melakukan suatu hal seksual.


Seks tidur mungkin melibatkan masturbasi, meraba-raba, mendorong panggul, orgasme spontan, atau memulai hubungan seksual dengan orang lain. Mereka yang mengalami sexsomnia tidak memiliki kesadaran atau ingatan akan perilaku mereka.

Namun, sulit untuk mengetahui dengan pasti berapa banyak orang yang mengalami sexsomnia karena gejala kondisi ini tidak selalu diceritakan kepada dokter. Diungkap oleh dr Chris Winter, M.D, ahli saraf dan spesialis tidur, orang yang mengalami sexsomnia cenderung diselimuti rasa bersalah dan malu. Padahal, kondisi ini jauh lebih umum daripada yang dipikirkan orang.

Menurut penelitian yang dipaparkan pada Associated Professional Sleep Societies LLC pada 2010, sexsomnia dilaporkan oleh hampir 8 persen pasien di pusat gangguan tidur. Dari pasien tersebut, pria hampir tiga kali lebih mungkin menunjukkan gejala sexsomnia ketimbang wanita.

Sexsomnia biasanya didiagnosis secara klinis. “Mungkin pasangan datang dan mengatakan beberapa kali dalam sebulan, satu pasangan meraba-raba secara seksual pasangan lainnya saat tidur dan tampaknya tidak mengingat dengan jelas. Atau seseorang berkata ‘saya melihat sesuatu di tempat tidur dan menyadari pasangan saya melakukan masturbasi saat tidur dan sepertinya tidak menyadari apa yang sedang terjadi’, ungkap dr Chris, dikutip dari Men’s Health, Sabtu (11/3/2023).

Seks tidur biasanya dialami oleh mereka yang sudah mengalami gangguan tidur, seperti sleep apnea dan narkolepsi. Gangguan tidur seperti perjalanan dan stres juga dapat memicu episode sexsomnia. Selain itu, alkohol dan obat tidur juga dapat memicu hal ini terjadi.

Jika mengalami sexsomnia, ada baiknya pergi mencari bantuan dokter. Spesialis tidur dapat mendiagnosis dan mengobati gangguan tidur lain yang mendasarinya, seperti sleep apnea, yang kemudian dapat mengurangi atau menghilangkan gejala sexsomnia.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy