Tag Archives: sexual health

6 Kejadian Seks Berujung Maut, Ada yang Tewas Usai Bercinta dengan Kuda


Jakarta

Seks sejatinya adalah aktivitas ‘menyenangkan’ untuk memuaskan hasrat seksual. Seks juga diyakini sebagai salah satu aspek penting dalam menjaga keharmonisan dengan pasangan.

Tapi pada beberapa kasus, seks justru menjadi aktivitas yang mengundang maut. Kebanyakan, orang-orang tersebut meninggal saat mencoba melampiaskan hasrat atau fetish seksual yang ‘nyeleneh’.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sederet kejadian seks yang malah menghilangkan nyawa.


1. Bercinta dengan Kuda

Kasus zoofilia Kenneth Pinyan yang terjadi pada 2005 merupakan salah satu kejadian paling menggemparkan di Inggris. Pria 45 tahun yang berprofesi sebagai insinyur boeing itu tewas setelah bercinta dengan kuda.

Dikutip dari Daily Star, Pinyan memiliki fetish seksual terhadap hewan setelah kehilangan sensasi seksual akibat kecelakaan motor. Dia kemudian mencoba berbagai cara untuk bisa merasakan kenikmatan seksual, salah satunya lewat bercinta dengan kuda.

Naasnya, Pinyan tewas saat melakukan seks anal dengan kuda. Dia mengalami luka pada organ bagian dalam, serta perforasi usus besar yang akhirnya merenggut nyawanya.

2. Fetish Disetrum

Kirsten Taylor, wanita asal York County, Pennsylvania, juga memiliki fetish seksual yang kemudian merenggut nyawanya. Taylor memiliki fetish yang membuatnya merasa bergairah saat disetrum.

Namun pada suatu malam, hal yang tidak diduga terjadi. Taylor pingsan saat suaminya menyetrum kedua puting Taylor dengan kabel listrik. Taylor sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Apesnya lagi, suami Taylor ditetapkan sebagai tersangka dengan dakwaan pembunuhan yang tidak disengaja, dan harus membayar denda sebesar USD 100.000.

3. Salah Panggil Nama

Kejadian seks berujung maut berikutnya datang dari Tracey Scully, wanita berusia 39 tahun asal Inggris. Scully meninggal di tangan suaminya sendiri gegara salah menyebut nama saat sedang bercinta.

Hal ini membuat Colin, suami Scully, marah dan menuduh istrinya selingkuh. Colin kemudian menindih dan mencekik istrinya hingga tewas.

4. Orgasme Terlalu ‘Dahsyat’

Seorang pria di Malawi, Afrika Tenggara, mungkin tidak menyangka akan meninggal akibat mengalami orgasme yang luar biasa. Itulah yang dialami oleh Charles Majawa, yang diketahui kehilangan kesadaran beberapa saat setelah berhubungan seks.

Dikutip dari The Sun, Majawa meninggal akibat orgasme hebat saat berhubungan seks. Hasil penyelidikan menemukan orgasme ekstrem yang dialami Majawa terlalu hebat, sehingga menyebabkan pembuluh darah otaknya pecah.

5. Seks 5 Jam Non-Stop

Wanita asal Kolombia yang dijuluki ‘La Fiera’ meninggal dunia setelah melakukan hubungan seks selama lima jam tanpa henti. Awalnya, sang wanita dan pasangannya berhubungan seks selama lima jam tanpa henti. Mereka juga secara sengaja mengonsumsi obat-obatan untuk memperpanjang durasi bercinta.

Namun, wanita berusia 32 tahun itu tiba-tiba mengeluh tidak enak badan. Dia kemudian mengalami kejang dan kehilangan kesadaran. Menurut penyelidikan, sang wanita meninggal akibat serangan jantung setelah berhubungan seks.

6. Jatuh dari Atap

Dua orang remaja, Brent Tyler dan Chelsea Tumbleston, tewas terjatuh dari atap saat sedang asyik bercinta. Polisi mengungkapkan keduanya bercinta di atas atap miring berbentuk piramid. Cuaca saat itu baru saja hujan, sehingga diduga keduanya terpeleset dan jatuh dari ketinggian 50 kaki.

Itu bukanlah satu-satunya kejadian jatuh akibat seks. Pada 2014, sepasang remaja di Inggris juga ditemukan tewas usai terjatuh dari balkon. Menurut saksi mata, kedua remaja itu terpeleset saat melakukan aksi seksual ‘berbahaya’ di pinggir balkon.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

7 Penyebab Ukuran Mr P Menyusut, Gejala Long COVID-19 Salah Satunya

Jakarta

Banyak pria mengidam-idamkan ukuran Mr P yang besar. Namun, sangat sedikit dari mereka yang mengetahui bahwa gaya hidup dan pilihan makanan tertentu dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Sebab faktanya, ukuran Mr P bisa menyusut karena kebiasaan tertentu.

Ya, sulit untuk diterima, tetapi Mr P benar-benar bisa menyusut.

Mr P dapat mengecil hingga satu inci karena berbagai alasan. Pada beberapa kasus, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus, penyusutan ini bisa menandakan suatu kondisi serius.


Penting untuk diingat bahwa tidak ada ukuran atau bentuk Mr P yang ‘normal’ karena Mr P setiap pria berbeda. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan ukuran Mr P mengecil. Berikut penjelasnnya:

1. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, Mr P akan mengalami perubahan seperti halnya bagian tubuh lainnya. Hal ini adalah bagian normal dari penuaan yang tidak memerlukan pengobatan medis jika tidak ada kekhawatiran akan fungsi Mr P.

Alat vital ini dapat tampak lebih kecil ketika seseorang bertambah tua karena lebih sulit untuk mendapatkan ereksi, meskipun hal ini tidak terjadi pada semua pria.

Arteri yang memasok Mr P menjadi lebih padat dan sempit sehingga lebih sulit bagi darah untuk mengalir ke Mr P dan menyebabkannya menjadi kaku. Jaringan spons yang menciptakan ereksi juga dapat merosot karena berkurangnya aliran darah.

Sementara itu, penumpukan jaringan parut, akibat cedera kecil selama bertahun-tahun saat berhubungan seks atau olahraga, dapat menyebabkan penyusutan, sebagaimana dituliskan Healthline.

Testis juga kemungkinan akan sedikit mengecil dan melorot lebih rendah ke bawah karena kulit kehilangan elastisitasnya.

2. Merokok

Hal ini mungkin dapat menjadi alasan pria untuk berhenti merokok. Dikutip dari Medical News Today, terdapat beberapa racun tertentu dalam rokok yang merusak pembuluh darah di Mr P. Hal ini tidak hanya merusak sel-sel otot pada alat vital, tetapi juga berisiko memicu gangguan ereksi.

Masalah dari berkurangnya ereksi adalah Mr P tidak meregang secara teratur. Hal ini dapat menyebabkan Mr P berkurang panjangnya seiring berjalannya waktu.

Adapun tanda yang menunjukkan bahwa Mr P sehat adalah bangun dengan ereksi yang menandakan saraf dan suplai darah bekerja.

Pria sehat mengalami rata-rata tiga hingga lima ereksi per malam, dengan total waktu hingga tiga jam, kata NHS.

Para ahli dari Boston University of Medicine memeriksa ukuran Mr P saat ereksi pada 200 pria dan menemukan bahwa perokok memiliki ukuran yang lebih pendek daripada mereka yang menghindari rokok.

Penelitian pada 1998 menyimpulkan bahwa merokok menghambat aliran darah ke bagian pribadi, yang dapat menghentikan Mr P dari peregangan sehingga membuatnya menyusut dari waktu ke waktu.

3. Obat-obatan

Semua obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan dan beberapa di antaranya lebih buruk daripada yang lain.

Adderall, yang sering diresepkan untuk gangguan ADHD, merupakan obat yang paling dikenal dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Beberapa antidepresan dan antipsikotik mungkin memiliki efek yang sama.

Beberapa obat untuk mengobati masalah prostat juga dapat menyebabkan penyusutan Mr P.

Sebuah studi pada 2012 tentang obat finasteride, yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, menemukan bahwa pria mengalami penyusutan dan berkurangnya sensasi di bawah sana.

Penelitian lain, yang diterbitkan dalam jurnal Urology, menemukan bahwa 41 persen pria yang mengonsumsi obat dutasteride, yang juga digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, mengalami disfungsi seksual.

4. Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan adalah kekhawatiran bagi banyak pria. Tidak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit, kenaikan BB juga membuat Mr P tampak mengecil.

Kabar baiknya adalah, Mr P tidak benar-benar menyusut ketika berat badan naik. Alasan mengapa Mr P terlihat lebih pendek adalah karena otot-otot ereksi melekat pada dinding perut. Jadi, saat perut mengembang, otot-otot tersebut akan menarik kejantanan ke dalam.

Hal ini dapat diatasi dengan sangat sederhana, yakni menurunkan berat badan.

5. Operasi prostat

Pria yang menjalani pengangkatan prostat dapat mengalami penurunan ukuran. Faktanya, hal ini terjadi pada sekitar 70 persen pria yang telah menjalani operasi ini, yang disebut prostatektomi, untuk mengobati kanker prostat.

Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan hal ini terjadi, tetapi salah satu teorinya adalah bahwa seorang pria mungkin mengalami kontraksi otot setelah operasi yang menarik Mr P mereka lebih jauh ke dalam tubuh.

Namun ada sedikit harapan. Sebuah penelitian terhadap pasien kanker prostat di Jepang menemukan bahwa efek ini hanya bersifat sementara.

Diterbitkan dalam jurnal BJU International, penelitian ini menemukan bahwa para pria biasanya akan mendapatkan kembali ukuran penis mereka seperti semula setelah satu tahun, demikian dilaporkan Stat News. Pria juga akan pulih ereksinya setelah sekitar satu tahun, kata Johns Hopkins Medicine.

6. Penyakit Peyronie

Beberapa pria yang mengidap Peyronie’s disease akan mendapati Mr P mereka melengkung saat ereksi. Lekukan tersebut juga dapat menyebabkan rasa sakit hingga disfungsi ereksi.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan penumpukan jaringan parut yang, seperti yang telah disebutkan di atas, dapat menghalangi aliran darah ke Mr P dan menyebabkan berkurangnya ukuran.

7. COVID-19

COVID-19 dapat mempengaruhi hampir semua sistem dalam tubuh, tak terkecuali kejantanan pria.

Para ahli mengatakan bahwa Mr P yang menyusut sebagai gejala long COVID. Hal ini kemungkinan besar adalah akibat dari disfungsi ereksi yang terjadi karena virus. Ketika virus memasuki sel endotel pembuluh darah yang terdapat pada Mr P, virus ini dapat mencegah aliran darah.

Dalam sebuah penelitian di King’s College London, ditemukan bahwa 3,2 persen pria yang mengidap COVID dalam waktu yang lama mendapati alat vitalnya yang mengecil.

Namun jangan khawatir karena kondisi ini tidak selalu permanen.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy