Tag Archives: sholat sunnah

Salat Syuruq dan Dhuha Apakah Sama?


Jakarta

Salat sunnah Syuruq yang juga dikenal dengan nama salat Isyraq adalah salat sunnah yang dilakukan pada pagi hari setelah terbitnya matahari. Waktu pelaksanaannya dimulai ketika matahari sudah naik setinggi satu tombak di atas ufuk.

Dalam buku Fiqih Salat Sunah karya Ali Musthafa Siregar dan tim, dijelaskan bahwa waktu terbit matahari yang dimaksud adalah ketika matahari telah berada pada posisi setinggi satu tombak di atas ufuk. Salat Syuruq bisa dikerjakan sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit, atau setelah waktu syuruq yang tertera di jadwal salat.

Menariknya, salat Dhuha juga ditunaikan di pagi hari dan dapat dimulai pada waktu yang sama dengan salat Syuruq Lantas, apakah salat Syuruq dan salat Dhuha sebenarnya adalah salat yang sama atau justru dua ibadah sunnah yang berbeda?


Apakah Salat Syuruq dan Dhuha Sama?

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai salat Syuruq, sebagian ulama berpendapat bahwa salat ini merupakan salat sunnah yang berdiri sendiri dengan keutamaan dan waktu khusus, sementara sebagian lainnya menganggapnya sebagai bagian dari salat Dhuha.

Sebagaimana dijelaskan oleh David Muhammad dalam buku Shalat-shalat Tathawwu’, sejumlah ulama berpendapat bahwa salat Syuruq tidak berbeda dengan salat Dhuha.

Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak serta didukung oleh Tafsir Imam Ath-Thabari dan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Liqa Al-Bab Al-Maftuh. Menurut mereka, salat Syuruq adalah salat Dhuha itu sendiri yang dikerjakan segera setelah matahari terbit dan naik setinggi tombak.

Jika salat tersebut dilakukan di pertengahan atau akhir waktu pagi, maka disebut salat Dhuha. Namun secara keseluruhan tetap tergolong salat Dhuha.

Berbeda dengan itu, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa salat Syuruq dan salat Dhuha adalah dua ibadah sunnah yang terpisah.

Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaannya, salat Syuruq dimulai tepat setelah waktu terlarang salat usai, yakni ketika matahari baru saja terbit, sementara waktu salat Dhuha dimulai ketika matahari sudah lebih tinggi hingga menjelang waktu zuhur.

Tata Cara Salat

Salat Dhuha atau Syuruq adalah ibadah sunah yang dikerjakan secara mandiri (tidak berjamaah), dengan jumlah rakaat minimal dua dan maksimal dua belas. Saat memulai salat, niat dibaca dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.

Mengutip buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari karya Ustadz Arif Rahman, berikut tata cara pelaksanaannya:

  1. Membaca niat
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca surah Al-Fatihah
  5. Membaca surah Asy-Syams
  6. Rukuk
  7. I’tidal
  8. Sujud pertama
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua
  11. Bangkit dan mengerjakan rakaat kedua
  12. Membaca surah Al-Fatihah
  13. Membaca surah Ad-Dhuha
  14. Rukuk
  15. I’tidal
  16. Sujud
  17. Duduk di antara dua sujud
  18. Tasyahud akhir
  19. Salam

Tata cara ini dapat diulang sesuai jumlah rakaat yang diinginkan. Contoh, empat rakaat dapat dilakukan dalam dua kali salat (2-2), atau enam rakaat dalam tiga kali salat (2-2-2).

Keutamaan Salat Syuruq

Salat Syuruq memiliki sejumlah keutamaan istimewa bagi siapa pun yang menunaikannya dengan penuh keikhlasan. Salah satu keutamaannya adalah ganjaran pahala yang sebanding dengan ibadah haji dan umrah yang sempurna, sebagaimana disampaikan dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW.

مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ

Artinya: “Siapa yang salat Subuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian salat dua rakaat, ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali).” (HR Tirmidzi)

Dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa yang mengerjakan salat Subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan salat sunnah Dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna.” (HR Thabrani)

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Kapan Waktu Terbaik Sholat Taubat? Ini Tata Cara dan Niatnya


Jakarta

Setiap manusia pasti tak luput dari dosa. Sebagai hamba Allah yang ingin selalu kembali ke jalan-Nya, kita dianugerahi sebuah ibadah istimewa bernama sholat Taubat.

Sholat ini adalah wujud pengakuan diri atas kesalahan dan permohonan ampunan tulus kepada Allah SWT, yang Maha Pengampun. Lantas, kapan waktu terbaik melaksanakannya dan bagaimana tata caranya? Mari kita simak penjelasannya.

Keutamaan Sholat Taubat

Keutamaan sholat Taubat ini sangat jelas. Diriwayatkan oleh Abu Bakar As-Shiddiq RA, beliau mendengar sabda Rasulullah SAW:


“Tiada seorang pun yang berdosa, kemudian ia berwudu, lalu sholat serta memohon ampun kepada Allah, melainkan ia diampuni-Nya.”

Selanjutnya, Rasulullah SAW membaca ayat yang menguatkan hal ini:

“Orang-orang yang mengerjakan keburukan atau menganiaya diri sendiri, lalu ingat kepada Allah serta memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang kuasa mengampuni dosa-dosa itu selain Allah, mereka tidak terus-menerus berbuat dosa, setelah mereka mengetahui. Maka untuk mereka ini disediakan balasan pahala ampunan dari Tuhannya, serta surga yang mengalir beberapa sungai di bawahnya, mereka tetap berdiam di sana untuk selama-lamanya.” (HR Abu Dawud dan lainnya).

Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah bagi hamba-Nya yang ingin kembali pada kebenaran.

Kapan Waktu Terbaik Sholat Taubat?

Banyak yang bertanya-tanya kapan waktu paling tepat untuk melaksanakan sholat Taubat. Merujuk pada buku Panduan Shalat Rasulullah oleh Imam Abu Wafa, sebenarnya tidak ada waktu khusus yang ditetapkan untuk sholat taubat. Sholat Taubat dapat dikerjakan kapan saja, baik di siang hari maupun malam hari.

Namun, ada satu anjuran penting terkait waktu pelaksanaannya. Yaitu segera setelah seseorang melakukan perbuatan maksiat. Hal ini ditekankan oleh Ibnu Taimiyah RA, yang menyatakan:

“Demikianlah sholat Taubat itu dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan, maka taubat itu wajib disegerakan dan ia dianjurkan melakukan sholat dua rakaat kemudian ia bertaubat sebagaimana hadits Abu Bakar As-Shiddiq.”

Ini berarti, begitu kita menyadari telah berbuat dosa, segeralah bertaubat dan menunaikan sholat Ttaubat sebagai bentuk penyesalan dan permohonan ampun. Meskipun demikian, para ulama juga menyarankan bahwa melaksanakan sholat Taubat pada malam hari-terutama di sepertiga malam terakhir-sering dianggap lebih utama karena suasana yang lebih hening dan dekat dengan Allah.

Tata Cara Sholat Taubat

Mengerjakan sholat Taubat pada dasarnya sama seperti sholat fardhu, baik dari bacaannya maupun gerakannya. Menukil buku Panduan Shalat untuk Wanita oleh Ria Khoirunnisa, berikut adalah tata cara sholat Taubat:

1. Niat Sholat Taubat

Awali dengan membaca niat sholat Taubat di dalam hati:

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

Bacaan latin: Ushalli sunnatat taubati rak ‘ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat sholat taubat dua rakaat Lillahi Ta’ala.”

2. Dilakukan Sendiri (Munfarid)

Sholat Taubat merupakan ibadah personal seorang hamba kepada Tuhannya. Oleh karena itu, pelaksanaannya dilakukan secara perorangan (munfarid).

3. Jumlah Rakaat

Sholat Taubat bisa dilakukan minimal dua rakaat dan maksimal enam rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan satu kali salam, mengikuti sunnah Nabi SAW dalam sholat sunnah lainnya.

4. Bacaan Istighfar setelah Sholat

Setelah selesai menunaikan sholat taubat, sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan istighfar sebagai wujud penyesalan dan permohonan ampun. Anda dapat membaca istighfar berikut:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Bacaan latin: Astaghfirullaahal’adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih.

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya.”

Atau bisa juga membaca Sayyidul Istighfar (pemimpin istighfar), yang merupakan doa istighfar paling utama:

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Bacaan latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana’abduka wa ana’alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: “Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberikan ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat.”

Dengan memahami waktu pelaksanaan dan tata cara sholat Taubat ini, semoga kita semakin termotivasi untuk senantiasa kembali kepada Allah SWT setiap kali melakukan kesalahan. Ingatlah, pintu taubat selalu terbuka lebar bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Niat, Tata Cara dan Doa Setelahnya


Jakarta

Sholat witir merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sholat ini memiliki jumlah rakaat ganjil, mulai dari satu, tiga, hingga sebelas.

Sholat witir biasa dilakukan pada malam hari sebagai penutup dari sholat-sholat malam, seperti Tahajud atau Tarawih. Hukumnya sunnah muakkad, sebagaimana penjelasan M. Kalilurrahman al-Mahfani dalam Buku Pintar sholat.

Artikel ini akan membahas niat, tata cara sholat witir, surat-surat yang dianjurkan dibaca, serta doa setelah sholat secara lengkap dan mudah dipahami.


Dalil Sholat Witir

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah berpesan:

أَوْصَانِي حَلِيْلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامٍ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَى الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنام. (رواه الجماعة)

Artinya: “Kekasihku Rasulullah mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat Dhuha, dan sholat witir sebelum tidur.” (HR Jama’ah)

Waktu Pelaksanaan Sholat Witir

Sholat witir bisa dikerjakan setelah sholat Isya hingga menjelang Subuh. Waktu terbaiknya adalah di sepertiga malam terakhir, terutama jika didahului dengan sholat Tahajud.

Namun bagi yang khawatir tidak dapat bangun malam, Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengerjakannya sebelum tidur. Hal ini dijelaskan oleh dalam buku Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat karya Ibnu Asrori Najib dan Siti Sulaikho, M.Pd, bahwa Abu Mas’ud al-Anshari RA berkata,

Artinya: “Rasulullah SAW melakukan sholat witir pada awal malam, kadang di pertengahan, dan kadang pada akhir malam.” (HR Ahmad)

Jumlah Rakaat Sholat Witir

Sholat witir bisa dikerjakan dengan 1, 3, 5, 7, 9, hingga 11 rakaat. Dari riwayat Abu Ayyub Al-Anshari, Ustad Hasan Albany dalam bukunya The Miracle of Night Shalat Tahajjud mengutip sabda Rasulullah SAW:

“Sholat witir adalah hak bagi setiap muslim, maka siapa yang ingin mengerjakan lima rakaat maka kerjakanlah, siapa yang ingin mengerjakan tiga rakaat maka kerjakanlah, dan siapa yang ingin mengerjakan satu rakaat maka kerjakanlah.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Nasa’i)

Niat Sholat Witir

Dalam buku Panduan Sholat Wajib dan Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah, Ustadz Arif Rahman menjelaskan bahwa ada dua bacaan niat sholat witir, yaitu:

1. Niat Sholat Witir 1 Rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَ

Latin: Ushalli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā

Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Sholat Witir 3 Rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka’ātin mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā

Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Sholat Witir

Sholat witir dikerjakan seperti sholat sunnah pada umumnya. Pembedanya hanya di jumlah rakaatnya yang ganjil. Menukil buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Ustadz Arif Rahman, berikut tata caranya.

Contoh Tata Cara Sholat Witir 3 Rakaat

  1. Rakaat pertama: setelah membaca Al-Fatihah, baca surat Al-A’la
  2. Rakaat kedua: setelah membaca Al-Fatihah, baca surat Al-Kafirun
  3. Rakaat ketiga: setelah Al-Fatihah, baca surat Al-Ikhlas (bisa ditambah dengan Al-Falaq dan An-Nas)

Anjuran ini datang dari hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأَوْلَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وفي الثانية بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَالْمُعْوَذَتَيْنِ

Artinya: “Rasulullah melakukan sholat witir tiga rakaat setelah Isya. Pada rakaat pertama membaca surat Al-A’la, rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas.” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Sholat witir ini bisa dikerjakan dengan dua rakaat salam, lalu satu rakaat salam. Atau tiga rakaat langsung dengan satu salam di akhir.

Doa Setelah Sholat Witir

Setelah menyelesaikan sholat witir, dianjurkan untuk membaca doa berikut. Doa ini mencakup permohonan ampunan, keberkahan, kesehatan, serta keselamatan dunia dan akhirat, sebagaimana dikutip dari buku Doa & Zikir Muslimah yang disusun Tim Redaksi Qultummedia.

أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab Latin: Allaahumma innaa nas-aluka iimaanan daa-iman. Wanas- aluka qalban khaasyi’an. Wanas-aluka ‘ilman naafi’an. Wanas-aluka yaqiinan shaadiqan. Wanas-aluka ‘amalan shaalihan. Wanas-aluka diinan qayyiman. Wanas-aluka khairan katsiiran. Wanas-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah. Wanas-aluka tamaamal ‘aafiyah. Wanas-alukasy syukra ‘alal ‘aafiyati, wanas-alukal ghinaa-a ‘anin naas. Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhassyu’anaa watadharru’anaa wata’abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaah yaa allaah yaa arhamar raahimiin. Wasallallaahu ‘alaa khairi khalqihii sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii wasahbihii ajma’iina walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiina

Artinya: “Ya Allah, kami mohon kepada-Mu, iman yang langgeng, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar, amal yang saleh, agama yang lurus, kebaikan yang banyak. Kami mohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan, kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesama manusia. Ya Allah, Tuhan kami terimalah dari kami: sholat, puasa, ibadah, kekhusyukan, rendah diri dan ibadah kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami. Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad SAW, demikian pula keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.”

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Sholat Tahajud Lengkap dengan Bacaan Niatnya


Jakarta

Meningkatkan pahala ibadah dapat dilakukan tidak hanya melalui kewajiban yang sudah ditetapkan, tetapi juga dengan melaksanakan amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu amalan sunnah yang penuh keutamaan adalah sholat tahajud, ibadah malam yang mendekatkan seorang muslim kepada Allah SWT.

Sholat sunnah tahajud memiliki banyak sekali keistimewaan, mulai dari menjadi kebiasaan orang-orang saleh hingga menjadi sarana penghapus dosa. Lantas, bagaimana tata cara melaksanakan sholat tahajud dengan benar sesuai sunnah?

Tata Cara Sholat Tahajud

Sebelum membahas tata cara sholat tahajud secara lebih mendalam, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu bacaan niatnya. Niat ini bisa dilafalkan dengan ikhlas sebagai bentuk kesungguhan hati untuk beribadah semata-mata kepada Allah SWT.


Berikut ini adalah niat sholat tahajud:

اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushallii sunnata-t-tahajjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alla

Artinya: “Aku niat sholat sunnah tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.”

Setelah mengetahui niat, selanjutnya adalah mempelajari tata cara sholat tahajud agar bisa melaksanakannya dan mendapatkan keutamaannya. Pada dasarnya, tata cara sholat tahajud masih sama seperti sholat lainnya.

Dalam buku Sholat Tahajud & Kebahagiaan karya Abd. Muqit, berikut adalah tata cara sholat tahajud.

  1. Mengucapkan niat sholat tahajud sebelum memulai ibadah.
  2. Melakukan takbiratul ihram dilanjutkan dengan membaca doa iftitah.
  3. Membaca surat Al-Fatihah sebagai pembuka bacaan.
  4. Membaca salah satu surat setelah Al-Fatihah.
  5. Melaksanakan gerakan rukuk dengan tuma’ninah.
  6. Bangkit dari rukuk untuk berdiri dalam posisi itidal.
  7. Melakukan sujud pertama dengan khusyuk.
  8. Mengulangi rangkaian gerakan sebagaimana rakaat sebelumnya.
  9. Membaca doa tahiyat akhir di rakaat kedua.
  10. Menutup sholat dengan salam ke kanan dan kiri.

Berapa Rakaat Sholat Tahajud?

Tidak ada ketentuan khusus mengenai jumlah rakaat dalam pelaksanaan sholat tahajud. Namun, jika memungkinkan, sebaiknya ditutup dengan sholat witir sebanyak tiga rakaat atau setidaknya satu rakaat setelah sholat Isya.

Menurut buku Sholat Tahajud & Kebahagiaan karya Abd Muqit, meskipun jumlah rakaatnya tidak dibatasi, sholat tahajud minimal dikerjakan dua rakaat. Sangat dianjurkan bagi seorang muslim untuk melaksanakannya setiap malam meskipun hanya dua rakaat saja.

Tata cara sholat tahajud yang paling utama sesuai sunnah dilakukan sebanyak sebelas rakaat, termasuk tiga rakaat sholat witir. Pelaksanaannya dapat dibagi dengan format 4+4+3 (empat rakaat tahajud, empat rakaat tahajud lagi, lalu tiga rakaat witir), atau bisa juga 2+2+2+2 rakaat tahajud ditambah tiga rakaat witir (dengan cara dua rakaat lalu satu rakaat atau tiga rakaat sekaligus).

Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu?

Dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat karya Ahmad Sarwat, Lc, M.A, sholat tahajud dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya.

Para ulama sepakat bahwa sholat tahajud lebih utama jika dilakukan di malam hari setelah seseorang sempat tidur terlebih dahulu. Meskipun tidurnya hanya sebentar dan waktunya belum mencapai sepertiga malam terakhir, sholat tahajud tetap memiliki keutamaan.

Namun demikian, meskipun seseorang belum sempat tidur, hukum syariat tetap membolehkan pelaksanaan sholat tahajud.

Pandangan ini juga disampaikan oleh Quraish Shihab dalam bukunya Kosakata Keagamaan. Ia menjelaskan bahwa istilah “tahajud” berasal dari kata yang berarti meninggalkan tidur. Menurutnya, huruf ta di awal kata menunjukkan makna meninggalkan, sehingga tahajud berarti meninggalkan tidur, bukan harus bangun dari tidur.

Ada pula pendapat lain yang membolehkan sholat tahajud dilakukan tanpa tidur sebelumnya, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah Ad Dasuqi. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa tahajud merupakan sholat sunnah apa pun bentuknya yang dikerjakan setelah sholat Isya.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Subuh Lengkap Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Niat sholat sunnah qobliyah Subuh harus dibaca muslim sebelum takbiratul ihram. Sebagaimana diketahui, niat menjadi syarat sah sholat.

Menurut kitab Fiqh As Sunnah yang ditulis Sayyid Sabiq terjemahan Abu Aulia dan Abu Syauqina, sholat sunnah qobliyah Subuh memiliki keutamaan dan menjadi amalan yang sangat diperhatikan Rasulullah SAW. Diriwayatkan,

“Sholat sunnah yang paling diperhatikan Rasulullah SAW adalah sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Bukhari dan lainnya)


Umar Sulaiman Al Asyqar melalui kitabnya Maqaashidul Mukallafin: An Niyyat fil ibadaat yang diterjemahkan Faisal Saleh mengatakan bahwa segala sesuatu bergantung pada niatnya seperti yang Rasulullah SAW katakan. Berikut haditsnya,

“Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Berikut bacaan niat sholat sunnah qobliyah Subuh yang dikutip dari buku Dirasah Islamiyah oleh Al Mubdi’u dkk.

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatash subhi rok’ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.”

Tata Cara Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

  • Membaca niat sholat sunnah qobliyah Subuh
  • Takbiratul ihram
  • Membaca surah Al Fatihah
  • Membaca surah lain dalam Al-Qur’an, dianjurkan surah Al Kafirun, Al Ikhlas, Al Baqarah ayat 136 dan Ali Imran ayat 52
  • Rukuk
  • I’tidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua rakaat pertama
  • Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al Fatihah hingga sujud kedua
  • Duduk tasyahud
  • Salam

Doa setelah Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Terdapat doa yang bisa diamalkan muslim setelah sholat sunnah qobliyah Subuh. Berikut bacaannya yang dikutip dari buku Misteri Kedua Belah Tangan dalam Sholat, Zikir, dan Doa oleh Badruddin Hasyim Subky.

أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي وَتَكُم بِمَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بِهَا الفَتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بِهَا دِيْنِي وَتَحْفَظُ بِمَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِمَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِهَا عَمَلِي وَتَبْيَضُ بِهَا وَجْهِي وَتُلْهِمُنِي هَارُشْدِي وَتُعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوْءٍ

Allahumma inni as-aluka rahmatan min ‘indika tahdibiha qalbi watajma’u bihashamli watakumubima sha’ni wataruddubiha al-fatanu ‘anni watuslihubiha dini watahfazubima ghaibi watarfa’u bima shahidi watuzakkībiha ‘amali watubayyidubiha wajhi, watulhimuni haarushdi watu’shimuni biha mingkulli suu’in.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu, yang dapat menunjukkan hatiku, yang mengumpulkan harapan baikku, yang membersihkan rambut-rambutku (dosa) yang kotor, yang mengembalikan semua fitnah dariku, yang menyelesaikan segala urusan agamaku, yang memelihara ketika gaibku, yang mengangkat derajat ketika nampak-ku, yang membersihkan (kesalahan) amalan-amalanku, yang memutihkan wajahku, yang memberi ilham kepada keilmuanku, dan yang memelihara aku dari setiap kejahatan.”

Zikir setelah Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

Masih dari sumber yang sama, setelah berdoa maka muslim bisa membaca zikir sholat sunnah qobliyah Subuh. Berikut urutan membaca zikirnya,

1. Membaca Ya Hayyu Ya Qoyuum 40 Kali

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ والارضِ يَا ذَا الجلال والاكرام يا الله لا اله الا انْتَ أَسئلكَ أَنْ تُحْيِيَ قَلبِي بِنُورِ مَعْرِفَتِكَ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Yaa Ḥayyu Yaa Qayyūm, Yaa Badīʿassamāwāti wal-Arḍ, Yaa DhalJalāli wal-Ikrām, Yaa Allāhu laa ilāha illaa Anta, as’aluka antuḥyī qalbī binūri maʿrifatika Yaa Allāh Yaa Allāh Yaa Arḥamar-Rāḥimīn.

Artinya: “Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Allah, tidak ada tuhan selain Engkau. Aku memohon kepada-Mu agar menerangi hatiku dengan cahaya pengetahuan-Mu. Ya Allah, Ya Allah, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih.”

2. Membaca Tahlil 100 Kali

لا إلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Lā ilāha illallāhul malikul haqqul mubīn.

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Raja yang Maha Benar dan Maha Nyata.”

3. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Istighfar 100 Kali

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ اسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Subhānallāh wa bihamdihi, Subhānallāhil-‘Azhīm, Astaghfirullāh.

Artinya: “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, aku memohon ampunan kepada Allah.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Niat Sholat Qobliyah dan Badiyah Zuhur, Lengkap dengan Tata Caranya


Jakarta

Dalam ajaran Islam, sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu. Dua di antaranya yang sangat dianjurkan adalah sholat qobliyah dan badiyah Zuhur, yakni sholat sunnah yang dilakukan sebelum dan sesudah sholat Zuhur.

Kedua sholat ini termasuk ke dalam sunnah muakkad, yaitu sholat sunnah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW dan hampir tidak pernah beliau tinggalkan.


Dikutip dari buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, sholat qobliyah Zuhur adalah sholat sunnah yang dilakukan sebelum sholat Zuhur. Sedangkan sholat badiyah Zuhur adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat Zuhur.

Sholat qobliyah dan badiyah Zuhur memiliki hukum sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat ditekankan. Rasulullah SAW hampir tidak pernah meninggalkan sholat ini, baik ketika dalam keadaan sehat maupun dalam kondisi perjalanan, selama tidak memberatkan.

Ummu Habibah, istri Nabi SAW mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bisa menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat setelahnya maka Allah akan mengharamkannya masuk neraka.” (HR Abu Daud 1271, Tirmizi 430, Nasa’i 1816, hadits sahih)

Niat Sholat Qobliyah dan Badiyah Zuhur

Dikutip dari Buku Praktis Ibadah yang disusun oleh Irwan dan Ahmad Jafar, berikut bacaan niat sholat qobliyah dan badiyah Zuhur:

Niat Sholat Qobliyah Zuhur 2 Rakaat

أَصَلَّى سُنَّةَ الظهرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatadzh dzuhri rak’ataini qobliyatan lillaahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sebelum Zuhur karena Allah ta’ala.”

Niat Sholat Qobliyah Zuhur 4 Rakaat

أَصَلَّى سُنَّةَ الظهرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatadzh dhuhri arba’a raka’atain qobliyatan lillaahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah empat rakaat sebelum Zuhur karena Allah ta’ala.”

Niat Sholat Badiyah Zuhur 2 Rakaat

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuhri rok’ataini ba’diyyatan mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat sholat badiyah Zuhur dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”

Niat Sholat Badiyah Zuhur 4 Rakaat

أَصَلَّى سُنَّةَ الظهرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuhri arba’a rokataini ba’diyyatan mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat sholat badiyah Zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Qobliyah dan Badiyah Zuhur

Tata cara sholat qobliyah dan badiyah Zuhur sama seperti mengerjakan sholat pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada bacaan niat dan waktu pelaksanaannya saja.

  1. Membaca niat sholat qobliyah atau badiyah Zuhur.
  2. Takbir.
  3. Membaca doa iftitah.
  4. Membaca Al-Fatihah.
  5. Membaca surat pendek.
  6. Ruku.
  7. I’tidal.
  8. Sujud pertama.
  9. Duduk di antara dua sujud.
  10. Sujud kedua.
  11. Mengulang urutan 4-10 di rakaat berikutnya.
  12. Tasyahud akhir.
  13. Salam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Niat Sholat Qobliyah Jumat 2 Rakaat dan Tata Caranya



Jakarta

Salah satu amalan sunnah yang dapat dilakukan oleh seorang muslim pada hari Jumat adalah melaksanakan sholat qobliyah Jumat. Sholat ini dianjurkan sebagai pengganti sholat rawatib yang biasa dilakukan sebelum Dzuhur.

Di hari Jumat, terdapat beberapa ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan. Salah satunya adalah sholat sunnah qabliyah (sebelum) dan ba’diyah (setelah) Jumat.

Dalam buku “Panduan Shalat Sunnah Lengkap” karya KH. Muhammad Sholikhin, disebutkan bahwa sholat sunnah qobliyah Jumat dapat dilaksanakan dua hingga empat rakaat, sebagaimana sholat sunnah sebelum Dzuhur.


Sholat qobliyah Jumat merupakan ibadah sunnah yang dilakukan sebelum pelaksanaan sholat Jumat, dengan jumlah rakaat minimal dua.

Niat Sholat Qobliyah Jumat

Berikut bacaan niat sholat qobliyah Jumat 2 rakaat

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal jumu’ati rak’ataini qabliyyatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunah qobliyah Jumat dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Qobliyah Jumat 2 Rakaat

Rakaat pertama:

Berdiri tegak menghadap kiblat dan membaca niat sholat qobliyah Jumat
Membaca niat
Takbiratul ihram
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat pendek Al Quran
Rukuk
Iktidal
Sujud pertama
Duduk di antara dua sujud
Sujud kedua
Duduk untuk tasyahud awal
Bangkit untuk masuk ke rakaat kedua

Rakaat kedua:

Membaca surat Al Fatihah
Membaca surat pendek Al Quran
Rukuk
Iktidal
Sujud pertama
Duduk di antara dua sujud
Sujud kedua
Duduk untuk tasyahud akhir
Salam

Hukum Pelaksanaan Sholat Qobliyah Jumat

Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa sebelum sholat Jumat, seseorang dibolehkan melaksanakan sholat sunnah mutlak, yaitu sholat tanpa batasan rakaat tertentu yang bisa dikerjakan kapan saja, termasuk sebelum khatib naik mimbar.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa mandi di hari Jumat, lalu datang ke masjid dan melaksanakan sholat semampunya, kemudian diam mendengarkan khutbah hingga selesai dan ikut sholat bersama imam, maka dosanya akan diampuni antara Jumat tersebut dan Jumat berikutnya, ditambah tiga hari.” (HR Muslim no. 587)

Hadits-hadits lain dalam Sahih Bukhari dan Sunan Abu Dawud juga menyebutkan adanya sholat sunnah qobliyah Jumat seperti halnya sholat sunnah qobliyah Dzuhur, yang dikerjakan dua atau empat rakaat.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Imam Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, yang menjelaskan bahwa sholat sunnah sebelum Jumat telah umum dilaksanakan sejak masa Khalifah Umar bin Khattab RA. Beliau menjelaskan bahwa sholat sunnah qobliyah Jumat pada dasarnya adalah sholat sunnah yang dilakukan antara adzan dan iqamah sebelum khutbah dimulai.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Sholat Rawatib Apa Saja? Ini Jenis dan Keutamaannya


Jakarta

Sholat sunnah rawatib adalah ibadah sunnah yang dilakukan sebagai pendamping sholat fardhu, baik sebelum maupun setelah melaksanakan sholat wajib. Pelaksanaan sholat ini memiliki keutamaan besar dan dianjurkan untuk rutin dikerjakan oleh umat Muslim.

Selain menambah pahala, sholat rawatib juga menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melengkapi kesempurnaan sholat fardhu. Dengan menjalankan sholat sunnah Rawatib, seseorang mendapatkan berbagai keistimewaan yang dijanjikan Rasulullah SAW, termasuk rumah di surga.

Jenis Sholat Rawatib

Terdapat berbagai jenis sholat Rawatib yang mengiringi sholat fardhu yang kita jalani 5 waktu setiap hari.


Muhammad Ajib Lc mengatakan dalam buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah, sholat sunnah Rawatib yang mengiringi sholat wajib jika semuanya dijumlahkan terdiri dari 22 rakaat.

Dari jumlah tersebut, para ulama membaginya ke dalam dua jenis berdasarkan hukumnya, yakni sholat sunnah muakkad dan ghairu muakkad. Berikut pembagiannya:

1. Sholat Sunnah Rawatib Muakkad (Sunnah yang dianjurkan)

  • 2 rakaat sebelum shalat Subuh
  • 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur
  • 2 rakaat sesudah shalat Dzuhur
  • 2 rakaat sesudah shalat Maghrib
  • 2 rakaat sesudah shalat Isya

2. Sholat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad (Tidak begitu dikuatkan)

  • 2 rakaat sesudah shalat Dzuhur
  • 4 rakaat sebelum shalat Ashar
  • 2 rakaat sebelum shalat Maghrib
  • 2 rakaat sebelum shalat Isya

Keutamaan Sholat Rawatib

Menurut KH Muhammad Habibillah dalam buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari, ada sejumlah hadits yang menjelaskan keutamaan sholat sunnah Rawatib. Berikut ini adalah beberapa keutamaan dari melaksanakan sholat sunnah Rawatib:

1. Dibangunkan Rumah di Surga

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

Artinya: “Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi Allah SWT 12 rakaat (sunnah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga. Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari Rasulullah SAW.” (HR Muslim).

2. Ditinggikan Derajatnya

Nabi Muhammad SAW pernah memberikan nasehat kepada Tsauban, seorang budak yang telah beliau bebaskan, bahwa orang yang sering memperbanyak sujud akan mendapatkan peningkatan derajat dari Allah SWT.

Hal ini ditegaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan dalam sebuah hadits berikut:

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

Artinya: “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR Muslim).

3. Amalan Sunnah Rasulullah

Sholat sunnah Rawatib memiliki keistimewaan tersendiri karena merupakan amalan yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Hal ini ditegaskan dalam sebuah riwayat dari Bukhari,

عن عائشةَ رضِيَ اللَّه عنْهَا ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كانَ لا يدَعُ أَرْبعاً قَبْلَ الظُّهْرِ ، ورَكْعَتَيْنِ قبْلَ الغَدَاةِ . رواه البخاري .

Artinya: “Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam itu tidak meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Bukhari).

Niat Sholat Rawatib

Sebelum jauh memasuki tata caranya, sebaiknya kita mengetahui bacaan niat sholat sunnah Rawatib terlebih dahulu. Menurut Arif Rahman dalam buku Panduan Sholat Wajib dan Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah, berikut ini beberapa niat sholat Rawatib.

1. Niat Sholat Rawatib Qobliyah Subuh

أَصَلَّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatash shubhi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Sholat Rawatib Qobliyah Dzuhur

أَصَلَّى سُنَّةَ الظهرِ رَكْعَتَيْنِ (أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ) قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatadzh dzhuhri rak’ataini (arba’a raka’aatin) qabliyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat (atau empat rakaat) sebelum Dzuhur karena Allah Ta’ala.”

3. Niat Sholat Rawatib Ba’diyah Dzuhur

أَصَلَّى سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatadzh dzhuhri rak’ataini ba’diyatan lillahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat setelah Dzuhur karena Allah Ta’ala.”

4. Niat Sholat Rawatib Qobliyah Ashar

أَصَلَّى سُنَّةَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatal ‘ashri arba’a rakaatin qabliyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah empat rakaat sebelum Ashar karena Allah Ta’ala.”

5. Niat Sholat Rawatib Qobliyah Maghrib

أَصَلَّى سُنَّةَ المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatal maghribi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sebelum Maghrib karena Allah Ta’ala.”

6. Niat Sholat Rawatib Ba’diyah Maghrib

أَصَلَّى سُنَّةَ المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatal maghribi rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sesudah Maghrib karena Allah Ta’ala.”

7. Niat Sholat Rawatib Qobliyah Isya

أَصَلَّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْن قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatal isyaa’i rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sebelum Isya karena Allah Ta’ala.”

8. Niat Sholat Rawatib Ba’diyah Isya

أَصَلَّى سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْن بَعْدِيَهً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatal isyaa’i rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat mengerjakan sholat sunnah dua rakaat sesudah Isya karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Sholat Rawatib

Adapun tata cara pengerjaan sholat sunnah Rawatib sama seperti sholat-sholat pada umumnya, berikut penjelasannya.

  1. Berdiri tegak (atau posisi lain jika terdapat halangan tertentu).
  2. Meniatkan sholat sunnah dalam hati.
  3. Mengangkat kedua tangan untuk takbiratul ihram.
  4. Meletakkan kedua tangan di dada dalam posisi bersedekap, dengan tangan kanan di atas tangan kiri.
  5. Memandang tempat sujud dengan penuh khusyuk.
  6. Membaca doa iftitah.
  7. Membaca Surat Al-Fatihah.
  8. Melafalkan surat-surat Al-Qur’an.
  9. Melakukan rukuk dengan membungkukkan badan, kedua telapak tangan memegang lutut.
  10. Berdiri tegak kembali dari rukuk (i’tidal).
  11. Melakukan sujud dengan meletakkan dahi di atas tempat sujud.
  12. Duduk iftirasy atau duduk di antara dua sujud.
  13. Melakukan sujud kedua.
  14. Bangkit berdiri dari sujud untuk melanjutkan rakaat berikutnya, kembali membaca Surat Al-Fatihah hingga sujud kedua dilakukan sesuai urutan sebelumnya.
  15. Tasyahud awal pada rakaat kedua dalam sholat yang terdiri dari empat rakaat, dengan duduk dan membaca doa tertentu (tidak perlu tasyahud awal jika sholat hanya dua rakaat).
  16. Tasyahud akhir.
  17. Memberi salam sebagai penutup sholat.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Niat, Tata Cara, Doa, dan Waktu Terbaik Mengerjakannya


Jakarta

Allah SWT adalah tempat terbaik bagi setiap hamba untuk bersandar dalam segala urusan hidup. Baik dalam suka maupun duka, kita diajarkan untuk memohon kepada-Nya agar hajat atau keinginan kita dikabulkan.

Selain doa, cara memohon kepada Allah lainnya adalah dengan melaksanakan sholat Hajat. Ibadah sunnah ini menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah sambil berharap agar permohonan kita mendapat ridha dan dikabulkan oleh-Nya.


Niat Sholat Hajat

Niat sholat hajat merupakan langkah awal yang penting sebelum memulai ibadah ini. Dengan niat yang tulus karena Allah SWT, sholat hajat menjadi lebih khusyuk dan tulus untuk bermunajat kepada Allah.

Dikutip dari buku Shalat Hajat oleh Ghaida Halah Ikram, berikut ini adalah bacaan niat sholat Hajat.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Latin:: Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Waktu Sholat Hajat

Dalam bukunya Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat, Ali Akbar bin Aqil menjelaskan bahwa sholat hajat bisa dilaksanakan baik pada siang maupun malam hari, asalkan tidak dilakukan pada waktu yang diharamkan untuk sholat sunnah.

Dalam buku ini juga ditegaskan bahwa waktu paling utama untuk melaksanakan sholat hajat adalah pada sepertiga malam terakhir, sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh, sebagaimana didasarkan pada sebuah hadits.

“Malam manakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT)? Rasulullah SAW bersabda, ‘Pada tengah malam’.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jumlah Rakaat Sholat Hajat

Banyak umat Islam yang bertanya-tanya berapa rakaat sholat Hajat yang sebaiknya dikerjakan. Memang hal ini perlu diketahui oleh kita semua ketika akan melaksanakan sholat Hajat untuk meminta sesuatu kepada Allah.

Dikutip dari laman Kemenag, seorang mukmin yang memiliki hajat tertentu atau tengah mencari jalan keluar dari suatu masalah dianjurkan untuk menunaikan sholat Hajat sebanyak 12 rakaat, dengan salam setiap 2 rakaat. Meski begitu, melaksanakan sholat Hajat hanya 2 rakaat pun sudah dianggap mencukupi.

Cara Sholat Hajat

Agar sholat Hajat yang dikerjakan sesuai tuntunan, penting untuk memahami tata cara pelaksanaannya dengan benar. Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, ibadah ini akan lebih khusyuk dan diharapkan doa yang dipanjatkan dapat terkabul.

Kembali mengutip dari buku Shalat Hajat yang ditulis oleh Ghaida Halah Ikram, berikut ini adalah tata cara sholat Hajat.

  1. Membaca niat sholat Hajat.
  2. Melakukan takbiratul ihram.
  3. Membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan surah Al-Fatihah, kemudian membaca salah satu surah dari Al-Qur’an.
  4. Rukuk sambil mengucapkan tasbih sebanyak tiga kali.
  5. I’tidal atau berdiri tegak setelah rukuk.
  6. Sujud pertama sambil membaca tasbih tiga kali.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Sujud kedua sambil mengucapkan tasbih tiga kali.
  9. Mengerjakan rakaat kedua dengan tata cara yang sama seperti rakaat pertama.
  10. Tasyahud akhir lalu mengucapkan salam dua kali.
  11. Jika dikerjakan empat rakaat, maka setelah rakaat kedua langsung berdiri tanpa membaca tasyahud awal.

Doa Sholat Hajat

Allah SWT mencintai hamba-Nya yang senantiasa berdoa dan memohon hanya kepada-Nya, termasuk setelah melaksanakan sholat Hajat. Dengan berdoa, kita menunjukkan ketundukan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan segala hajat.

Kita bisa berdoa sesuai dengan hajat masing-masing agar dikabulkan oleh Allah. Dikutip dari buku 300 Doa dan Zikir Pilihan (Penerbit Gema Insani), berikut ini adalah bacaan sholat Hajat.

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَكِيمُ الْكَرِيمُ . سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِاالْعَظِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرِّ وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمِ لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمَّا إِلَّا فَرَجَتَهُ وَلَا حَاجَةً إِلَّاهِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَالرَّاحِمِينَ .

Latin: Laa ilaaha illall aahul hakiimul karii-mu. Subhanallahi rabbil ‘arsyil ‘adhiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin as-aluka muujibaatii rahmatika wa’azaai-ma maghfiratika wal-ghaniimata min kulli birri wassalaamata min kulli ismin laa tada’ lii dzanban illa gha-fartahu walaa hamman illa farrajtahu walaa haajatan illa hiya laka ridhan illa qadhaitahaa yaa arhamar raahimiin.

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah Yang Mahahalim (bijak-sabar) lagi Mahamulia. Mahasuci Allah Tuhan Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu kepastian rahmat-Mu, perolehan dari tiap-tiap kebaikan dan keselamatan dari dosa (Ya Alllah) jangan Engkau biarkan diriku berdosa melainkan Engkau ampuni, tiada ada kesusahan melainkan Engkau bukakan jalan keluar dan tiada sesuatu yang diridhai oleh-Mu melainkan Engkau luluskan ya Allah Yang Maharahim dari semua yang rahim.” (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majad)

Kemudian, memohon apa yang menjadi hajat sembari bersujud dan memperbanyak bacaan berikut.

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Latin: Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin.

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau ya Allah. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com