Tag Archives: sistem imun

Merapat! Begini Cara Bentengi Diri Biar Nggak Tertular Bapil-Sakit Tenggorokan


Jakarta

Dokter spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) berbicara soal musim batuk dan pilek yang banyak dialami masyarakat. Ia menuturkan saat ini memang terjadi musim infeksi saluran napas. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh perubahan cuaca dan sirkulasi virus yang tinggi.

Oleh karena itu, dr Erlang membagikan beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga paru-paru tetap bersih dan sehat. Dengan begitu, tubuh bisa menjadi lebih kuat dalam menghadang berbagai penyakit, termasuk batuk pilek.

⁠”Pakai masker dan gizi seimbang, banyak makan sayur dan buah sebagai antioksidan. Serta juga hindari kerumunan,” ujar dr Erlang ketika dihubungi detikcom, Rabu (8/10/2025).


Makanan tinggi antioksidan membantu memperkuat sistem imun dengan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Dengan sistem imun yang optimal, tubuh menjadi lebih tahan terhadap serangan virus dan mampu mempercepat pemulihan saat sudah terkena batuk atau pilek.

Secara umum masalah infeksi virus yang memicu batuk dan pilek bisa sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, ia mengingatkan pada kelompok rentan, seperti lansia dan orang dengan komorbid, harus lebih hati-hati. Efek infeksi virus yang seharusnya ringan justru dapat memicu masalah besar karena sistem pertahanan tubuh sedang lemah.

dr Erlang lantas mengungkapkan beberapa ‘tanda bahaya’ yang menunjukkan masalah infeksi batuk dan pilek sudah masuk fase berbahaya. Jika mengalami gejala seperti ini, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

“Kalau tanda bahaya kalau sudah ada perburukan seperti sesak napas, dahak yang sudah berubah warna yang menandakan terjadinya infeksi bakteri, dan demam tinggi perlu ke fasilitas kesehatan,” tandasnya.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

Dear Pasutri, Ini 6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh saat Lama Tak Bercinta

Jakarta

Bagi pasangan suami istri, hubungan seksual merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga. Tak ayal, bagi pasutri, sesi bercinta kerap dinanti-nanti datangnya.

Namun, aktivitas seksual bisa saja terhenti. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti gangguan kesehatan hingga kesibukan. Padahal, terlalu lama melewatkan sesi bercinta, bisa berdampak kurang baik ke tubuh.

Dikutip dari WebMD dan Medical News Today, mereka yang hasrat seksualnya tidak terpenuhi biasanya akan menjadi mudah marah dan gampang cemas.


Sebuah studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa frustasi seksual berhubungan dengan gejala depresi. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan bahwa kondisi ini juga bisa menyebabkan seseorang menjadi kurang fokus di tempat kerja.

Lalu, apa saja yang terjadi pada tubuh ketika seseorang lama tak melakukan aktivitas seksual?

1. Stres dan Mudah Cemas

Saat berhenti melakukan hubungan seksual, dapat membuat seseorang menjadi kurang terhubung dengan pasangannya. Hal ini juga berarti berkurangnya dorongan untuk mengelola stres sehari-hari.

2. Sistem Imun Melemah

Seks secara teratur dapat membantu tubuh melawan penyakit, sehingga tidak akan mudah terserang flu atau sejenisnya. Melalui penelitian, mereka yang rutin berhubungan seks memiliki kadar antibodi imunoglobulin A yang lebih tinggi.

3. Hubungan Kurang Harmonis

Pasangan yang memiliki jadwal seksual kurang teratur dapat membuat hubungan menjadi renggang dan kurang harmonis. Pasalnya, seks yang teratur dapat membantu merasa dekat secara emosional dengan pasangan, yang membuka peluang untuk komunikasi yang lebih baik.

4. Lebih Berisiko Kanker Prostat

Hubungan antara seks dan kanker prostat masih pro dan kontra. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang jarang ejakulasi memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat.

Sebuah penelitian besar yang dilakukan pada 30.000 pria menemukan mereka yang mengalami lebih dari 21 kali ejakulasi dalam sebulan memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibanding mereka yang hanya ejakulasi empat hingga tujuh kali sebulan.

Pasangan yang frekuensi berhubungan seksualnya menurun atau bahkan berhenti, dapat menurunkan daya ingat. Seseorang mungkin akan menjadi lebih pelupa.

Seks teratur dapat membantu meningkatkan daya ingat, terlebih bagi mereka yang berusia antara 50-89 tahun.

6. Sulit Tidur

Seks sendiri diketahui dapat melepaskan hormon untuk membantu tidur nyenyak. Hormon seperti prolaktin dan oksitosin diketahui berperan untuk itu.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy