Tag Archives: subuh

Doa dan Dzikir usai Sholat Subuh: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ada doa dan dzikir yang dapat dilafalkan setelah sholat Subuh. Amalan bernilai pahala ini bisa rutin dikerjakan saat matahari mulai terbit.

Doa dan dzikir subuh bisa menjadi cara untuk mengungkapkan terima kasih atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Selain itu, doa dan dzikir setelah sholat Subuh juga bisa menjadi ikhtiar agar dikabulkannya doa.

Mengutip buku Rahasia Keutamaan Shalat Subuh oleh Syeikh M. Nuruddin Marbu Al Makki dijelaskan bahwa pagi itu merupakan ‘Afdhaliyatul waktu’, waktu afdhaliyah yakni waktu yang utama. Mengapa demikian?


Pertama, karena kemuliaan waktu.
Kedua, karena merupakan permulaan.
Ketiga, karena merupakan peringatan.

Ketika seorang muslim sudah diperingatkan dengan ibadah dari pagi, yakni mulai dari bangun tidur, maka dengan izin Allah SWT, untuk langkah dan waktu berikutnya akan dimudahkan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 78,

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”

Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan betapa penting dan wajibnya sholat bagi umat muslim. Sholat akan terasa sempurna jika kita melafadzkan doa dan zikir setelah melaksanakan sholat subuh.

Doa dan Dzikir Setelah Sholat Subuh

Mengutip buku Panduan Salat Doa & Zikir oleh Abdurrahaman Adiib, berikut merupakan doa dan dzikir setelah sholat Subuh yang dapat dibaca.

Membaca istighfar

أستغفر الله

Bacaan latin: Astaghfirullah (3x)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah”

Membaca pujian

اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Bacaan latin: Allahumma ‘antas-salaamu waminkas-salaamu tabaarakta ya dzal-jalaali wal-‘ikraami.

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah yang sejahtera dan dari-Mu datangnya kesejahteraan. Mahamulia Engkau, wahai Tuhan yang memiliki kemegahan dan kemuliaan.”

Kemudian dilanjutkan dengan membaca,

اَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

Arab-Latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Membaca tasbih 33x

سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣

Bacaan latin: Subhanallah (33x)

Artinya: “Mahasuci Allah”

Membaca tahmid 33x

اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣

Bacaan latin: Alhamdulillah (33x)

Artinya: “Segala puji bagi Allah”

Membaca takbir 33x

اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣

Bacaan latin: Allahuakbar (33x)
Artinya: “Allah Mahabesar”

Membaca surat Al-ikhlas 3x

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، اللَّهُ الصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Bacaan latin: qul huwallahu ahad. Allahu samad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakul lahu kufuwan ahad. (3x)

Artinya: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Membaca surat Al-Falaq (3x)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِن شَرِّ مَا خَلَقَ، وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Bacaan latin: Qul a’uudzu birob-bil falaq, min syarri ma khalaq, wa min syarri ghasiqin idza waqab, wa min syarri n-naffaasaati fil ‘uqad, wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan penyihir-penyihir yang meniup pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”

Membaca surat An-Naas (3x)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَٰهِ النَّاسِ، مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Bacaan latin: Qul a’uudzu birab-bin naas, malikin naas, ilaahin naas, min syarril waswaasil khannaas, alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.

Artinya: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, Ilah manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.”

Berdoa kepada Allah SWT

Berdoa dapat dilakukan usai sholat Subuh, sesungguhnya Allah SWT Maha Mengabulkan doa. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min (Al-Ghaafir) Ayat 60, Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Bacaan latin: Wa qaala rabbukumud’ụunii astajib lakum, innallażiina yastakbirụuna ‘an ‘ibaadatii sayadkhulụuna jahannama daakhiriin.

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Larangan Salat setelah Subuh dan Ashar, Ini Haditsnya


Jakarta

Mendirikan salat setelah salat Subuh dan Ashar termasuk perkara yang dilarang. Larangan ini bersifat mutlak.

Larangan salat setelah Subuh dan Ashar disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri sebagaimana dihimpun dalam kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqalani yang diterjemahkan Irfan Maulana Hakim. Diriwayatkan, Abu Said Al Khudri mendengar Rasulullah SAW bersabda,

لا صَلَاةَ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ وَلَا صَلَاةَ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغِيْبَ الشَّمْسُ


Artinya: “Tidak ada salat (sunnah) setelah salat Subuh hingga matahari terbit, dan tidak ada salat (sunnah) setelah salat Ashar hingga matahari terbenam. (HR Bukhari dan Muslim. Dalam redaksi Muslim dikatakan, “Tidak ada salat (sunnah) setelah salat Fajar.”)

Menurut penjelasan dalam At-Tadzhib fi Adillati Matnil Ghaya wa Taqrib karya Al-Qadhi Abu Syuja’ Ahmad bin Al Husain Al-Ashfahani yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy, maksud “tidak ada salat” dalam hadits tersebut adalah dilarang salat atau dengan kata lain redaksinya, “Janganlah kalian salat pada waktu-waktu itu.”

Muhyidin Ibnu Arabi mengatakan dalam kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah yang diterjemahkan Harun Nur Rosyid, waktu setelah salat Subuh hingga matahari adalah waktu keluarnya manusia dari alam barzakh menuju alam tampak, sedangkan salat hanya ditentukan waktunya di alam indrawi. Begitu pula dengan waktu setelah salat Ashar.

Disebutkan dalam Mausu’ah Masa’Il Al Jumhur Fi Al-Fiqh Al-Islamiy karya Muhammad Na’im Muhammad Hani Sa’i yang diterjemahkan Masturi Irham dan Asmui Taman, jumhur ulama berpendapat bahwa larangan salat sunnah setelah salat Ashar bersifat mutlak tanpa batasan matahari berwarna kuning atau terbenamnya.

Sementara itu, minoritas ulama, seperti dikatakan Ibnu Mundzir yang menukil pendapat para ahli ilmu dari kalangan sahabat maupun tabi’in, ada yang memperbolehkan salat sunnah setelah Ashar. Dalam pendapat ini, waktu larangan hanya terbatas pada terbit matahari dan terbenamnya.

Pendapat Imam Syafi’i

Imam Syafi’i juga menyampaikan pendapatnya terkait larangan salat setelah salat Subuh dan Ashar. Dijelaskan dalam buku Fatwa-Fatwa Imam Asy-Syafi’i karya Asmaji Muchtar, Imam Syafi’i mengatakan larangan tersebut berlaku bagi salat yang tidak seharusnya dilakukan pada saat itu.

“Barang siapa mengetahui bahwa Rasulullah SAW melarang salat sesudah Subuh dan Ashar, sebagaimana beliau melarang salat saat matahari terbit dan terbenam, hendaklah ia mengetahui apa yang kami katakan bahwa larangan tersebut berlaku bagi salat yang tidak seharusnya dilakukan pada saat itu,” jelas Imam Syafi’i.

Imam Syafi’i juga mengatakan adanya perbedaan pendapat dalam hal ini. Sebagian penduduk di daerahnya mengatakan salat jenazah setelah Ashar bisa dikerjakan selama matahari belum berubah dan sesudah salat Subuh sebelum matahari mendekati waktu terbitnya. Kelompok ini berpegang pada riwayat Ibnu Umar.

Imam Syafi’i menyampaikan ada tiga waktu yang diharamkan untuk salat. Di antaranya sejak mengerjakan salat Subuh sampai matahari terbit, sejak mengerjakan salat Ashar sampai matahari terbenam secara sempurna, dan ketika tengah hari sampai matahari tergelincir.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Masa Kecil dan Remaja hingga Wafat


Jakarta

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang namanya sangat masyhur. Sejak kecil, Umar mempunyai tubuh tinggi besar dan watak yang keras.

Umar lahir dari suku Quraisy, sehingga pada awalnya ia sangat membenci dan menentang agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW. Pada suatu ketika, Umar juga sempat berniat untuk membunuh Rasulullah SAW karena geram.

Namun, masuknya Umar di agama Islam memberikan dampak yang begitu besar bagi perkembangan umat Islam selanjutnya. Komitmen Umar yang begitu teguh dan tulus untuk mengkokohkan tiang-tiang agama Islam ini pernah ia sampaikan ke Rasulullah SAW.


Masa Kecil dan Remaja Umar bin Khattab

Menurut buku Fashlu al-Khathab fii Siirat ibnu al-Khathab ‘Umar bin al-Khathab karya Ali Muhammad Ash-Shalabi yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Akhmad Faozan, Umar bin Khattab lahir pada tahun 13 setelah tahun Gajah. Ia adalah putra Al-Khathab bin Nufail. Kakek Umar, Nufail bin Abd Al-‘Uzza adalah seorang hakim kaum Quraisy.

Kaum keluarga Umar sangat disegani karena selalu bertindak sebagai juru damai jika terjadi sengketa. Pengaruh mereka terhadap suku-suku lain sangat besar, maka tidak mengherankan jika dalam perundingan mereka tampil sebagai pembuat keputusan yang adil.

Merangkum buku Umar bin Khattab karya K. Usman, Umar memiliki tubuh yang besar, kelar dan kuat, tubuhnya bongsor meskipun masih kecil. Umar terkenal paling berani di antara anak-anak kecil lainnya.

Meskipun bermain di antara anak bangsawan kaya raya suku Quraisy, Umar tidak iri hati. Sebab, ia memiliki hal yang dapat dibanggakan yaitu, otak yang cerdas, berani, tegas, pandai bercerita dan memiliki tubuh yang bongsor.

Saat remaja, Umar sering disebut ‘si garang’ oleh teman-teman sebayanya. Bila bepergian, ia membawa pedang yang digantungkan di bahu kirinya yang bidang.

Sewaktu Umar remaja, sudah memasuki tahun ke-6 kenabian Rasulullah SAW. Ia adalah salah seorang yang menentang agama baru yang dibawa dan diajarkan Rasulullah SAW.

Umar sangat geram pada Rasulullah SAW, sebab agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW telah memecah belah kesatuan suku Quraisy. Umar sempat membentak dan memaki Lubainah, budak yang ada di rumahnya saat mengetahui Lubainah telah memeluk Islam.

Kisah Keislaman Umar bin Khattab

Meski sosok Umar memiliki watak yang keras, tubuh yang tinggi dan besar sehingga nampak kasar, namun pada nurani terdalamnya sosok Umar adalah manusia yang penuh dengan kasih sayang. Hal ini dapat terlihat dalam kisah proses Umar merasakan cahaya keislaman.

Merangkum buku Jejak Langkah Umar bin Khattab oleh Abdul Rohim, suatu hari, Umar hendak pergi untuk membunuh Rasulullah SAW. Tapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah yang menasehati Umar untuk mengurungkan niatnya.

Nu’aim dan Umar saling berpendapat dengan keras dan nada yang semakin meninggi. Ketika Nu’aim melihat bahwa emosi Umar belum berakhir, ia memberitahukan kalau Fatimah, adiknya Umar dan suaminya Fatimah telah memeluk Islam. Saat Umar mendengar bahwa adik perempuannya dan suaminya telah memeluk Islam, dia menjadi sangat marah dan langsung mendatangi mereka.

Singkat cerita, saat tiba di rumah Fatimah dan suaminya, Umar mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dan melihat mereka memegang kitab Al-Qur’an. Bacaan tersebut membuat hatinya luluh dan memutuskan bertemu dengan Rasulullah SAW untuk menyatakan ingin memeluk Islam.

Jasa-Jasa Umar bin Khattab sebagai Khalifah

Salah satu dari banyak jasa yang dilakukan Umar bin Khattab sebagai khalifah yakni penetapan kalender Hijriah. Sebelum meninggal, Abu Bakar Ash-Shiddiq menulis wasiat bahwa ia menyerahkan wewenang kekhalifahan kepada Umar bin Khattab.

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X karya Abu Achmadi dan Sungarso, Umar bin Khattab RA dipilih karena memiliki akhlak dan akidah yang sangat baik. Selain itu, ia selalu menjadi penasihat bagi Khalifah Abu Bakar RA selama memimpin umat Islam.

Akhirnya, setelah Abu Bakar wafat, Umar langsung dibaiat untuk dikukuhkan menjadi khalifah umat Islam. Selama menjabat sebagai khalifah, Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana.

Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII karya Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin, dijelaskan bahwa Umar menyumbang banyak sekali jasa kepada umat Islam dan pemerintahannya. Berikut jasa-jasa Umar bin Khattab:

  • Perluasan wilayah Islam.
  • Perbaikan sistem pemerintahan.
  • Penetapan kalender Hijriyah.
  • Menjaga Al-Qur’an.
  • Salat tarawih 20 rakaat pertama.

Wafatnya Umar bin Khattab

Menukil dari buku Kisah Hidup Umar bin Khattab oleh Mustafa Murrad, wafatnya Umar bin Khattab disebabkan karena dendam pribadi seorang budak yang fanatik yaitu Abu Lukluk Fairuz. Umar bin Khattab meninggal dunia setelah diserang oleh Abu Lukluk saat sedang memimpin salat Subuh pada Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H. Ada yang berpendapat tanggal 4 atau 3 Dzulhijjah tahun 23 H.

Abu Lukluk adalah seorang Persia yang memeluk Islam setelah wilayah Persia ditaklukkan oleh Umar bin Khattab dalam upaya perluasan wilayah Islam. Pembunuhan tersebut dipicu oleh rasa sakit hati Abu Lukluk atas kekalahan Persia, negara adidaya pada saat itu.

Sementara, Afdhal dkk dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam mengatakan, sebelum Abu Lukluk melancarkan aksinya, terdapat penyebaran konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia. Menurut berbagai sumber, Umar bin Khattab ditusuk dengan belati beracun.

Dalam Tarikh Abu Zur’ah terdapat riwayat dari Jarir Al-Bajali dari Mu’awiyahdan dia berkata, “Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun, Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun, dan Umar dibunuh pada usia 63 tahun.”

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com