Tag Archives: sujud

Tata Cara Sujud Sahwi dan Sebab-sebab Pelaksanaannya


Jakarta

Sujud sahwi biasa dilakukan ketika seorang muslim lupa jumlah bilangan rakaat dalam salat. Dalil pelaksanaan sujud sahwi tercantum pada sebuah hadits Nabi SAW yang berbunyi,

“Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, aku lupa seperti halnya kalian lupa. Bila salah satu dari kalian lupa, hendaklah sujud dua kali.” (HR Muslim)

Menukil buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2 susunan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, kata sahwi sama dengan kata an-nisyanu yang artinya lupa. Adapun, definisi sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan sebanyak dua kali ketika seseorang lupa atau meninggalkan salah satu rukun dan kewajiban salat.


Tata Cara Sujud Sahwi

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi melalui buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa sujud sahwi dilakukan sebanyak 2 kali, seperti sujud pada akhir salat sebelum salam.

Sebagaimana sabda Nabi SAW dari Abu Sa’id Al-Khudri:

“Jika salah seorang dari kalian bimbang dalam salat dan tidak tahu apakah sudah salat tiga atau empat rakaat, maka buanglah keraguan tersebut dan ambillah yang diyakini. Kemudian, pada akhir salat, lakukan dua sujud sahwi sebelum salam. Jika ternyata salatnya lima rakaat, sujud sahwi itu akan melengkapi salatnya. Namun, jika salatnya sudah empat rakaat, sujud sahwi tersebut membuat setan marah.” (HR Muslim & Ahmad)

Disebutkan dalam buku Panduan Muslim Sehari-hari susunan KH. M. Hamdan Rasyid & Saiful Hadi El-Sutha, tidak ada riwayat yang jelas tentang bacaan yang dilafalkan saat sujud sahwi. Namun, para ulama fikih sepakat bahwa ada doa khusus yang bisa dibaca saat melaksanakan sujud sahwi agar tidak ada kekosongan dalam sujud yang dilakukan dan tetap bisa khusyuk.

Berikut bacaan yang dapat dipanjatkan ketika melakukan sujud sahwi,

سُبْحَانَ مَنْ لَأَيَنَامُ وَلَا يَسْهُو

Arab latin: Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu.

Artinya: “Mahasuci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa.”

Sebab Pelaksanaan Sujud Sahwi

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Fikih untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII tulisan Zainal Muttaqin MA, setidaknya ada 6 perkara yang menyebabkan pengerjaan sujud sahwi, antara lain ialah:

  1. Tidak duduk tasyahud awal
  2. Tidak membaca tasyahud awal
  3. Tidak membaca doa qunut pada salat Subuh
  4. Tidak membaca sholawat pada tasyahud awal
  5. Kekurangan atau kelebihan bilangan rakaat
  6. Ragu-ragu bilangan rakaat dalam salat

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Berdoa saat Sujud dalam Sholat, Benarkah Mustajab?



Jakarta

Diperbolehkan berdoa saat sujud dalam sholat, bahkan hal ini menjadi anjuran Rasulullah SAW. Tapi, benarkah berdoa ketika sujud menjadi salah satu doa yang mustajab?

Dalam hadits, dijelaskan sujud merupakan keadaan dimana seorang berserah diri kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Dengan bersujud, Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus memperbanyak sujud kepada Allah SWT. Ketika kalian bersujud, Allah akan angkat derajat kalian, dan Allah akan menghapus satu dosa kalian.”


Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi Muhammad oleh Nashiruddin al-Albani, Rasulullah SAW melarang membaca Al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun, beliau menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa waktu sujud.

Melansir dari situs NU Online, Kamis (23/2/2023), berdoa ketika sujud dianjurkan untuk seseorang yang tengah melaksanakan sholat sendiri atau munfarid, bukan bagi imam yang tengah memimpin sholat berjamaah.

Anjuran Berdoa saat Sujud dalam Sholat

Sholat adalah amalan manusia yang akan dihisab pertama kali. Berdoa dalam sujud merupakan hal yang diperbolehkan karena sujud merupakan momentum dimana posisi seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Momentum terdekat seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa saat itu,'” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Rasulullah SAW juga mewajibkan umatnya untuk mengikuti cara beliau dalam mendirikan sholat, sesuai dengan sabdanya,

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»، رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: “Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]

Lamanya Rasulullah SAW melakukan sujud sama dengan beliau melakukan ruku’. Bahkan, lebih lama lagi jika beliau sedang menghadapi masalah yang muncul tiba-tiba, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang sahabat,

“Sesungguhnya Rasulullah SAW suatu kali melakukan sholat kemudian ketika beliau melakukan sujud, maka Hasan dan Husain melompat dan kemudian naik ke atas punggung beliau. Ketika para sahabat hendak mencegah keduanya, maka Rasulullah mengisyaratkan agar membiarkan keduanya. Setelah sholat, Rasulullah meletakkan keduanya di pangkuannya, dan Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah mencintai kedua anakku (cucuku) ini.'”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahih-nya dengan sanad yang hasan dari Ibnu Mas’ud dan al-Baihaqi secara mursal (terputus sanadnya) tidak sampai ke Rasulullah SAW) (halaman 2/236).

Ibnu Khuzaimah memberikan judulnya dengan bab penjelasan dalil bahwa memberikan isyarat dalam sholat-dengan sesuatu yang dapat dipahami dari orang yang memberikan isyarat-tidak memutuskan sholat dan membatalkannya.

Bacaan Doa ketika Sujud dalam Sholat

Setelah menempatkan kepala sejajar dengan kaki, di dalam sujud ini Rasulullah SAW memanjatkan doa. Doa ini bisa seperti bacaan sebagaimana doa ketika sujud pada sholat, bisa juga digantikan dengan bacaan lain sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Dalam buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, Jabir bin Abdullah pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa berikut dalam sujudnya:

اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab-Latin: Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qohuu, wa shawwa-rohuu, wa syaqqo sam’ahuu wa basharahuu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu lah aku menyerahkan diriku. Dan Engkaulah Rabb-ku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya. Dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baiknya pencipta. (HR. An-Nasa’i).

Adapun Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak doa berikut ini ketika rukuk dan sujud.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab-latin: Subhānakallāhumma rabbanā wa bi hamdik. Allāhummaghfir lī.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku.”

Sahabat Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam sujudnya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jillah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”

Demikian bacaan doa ketika sujud dalam sholat. Sunnah ini bisa diamalkan ketika mengerjakan sholat fardhu maupun sholat sunnah. Semua semata-mata diniatkan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sujud Sajadah, Lengkap dengan Hukum Pengerjaan dan Tata Caranya



Jakarta

Bacaan sujud sajadah dilakukan ketika mendengar ayat-ayat sajdah dalam Al-Qur’an. Sujud sajadah bisa dikerjakan sewaktu salat maupun di luar salat.

Menurut Zakaria R Rachman dalam Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa dan Zikir, sujud sajadah juga disebut sebagai sujud tilawah. Selain dilakukan saat mendengar ayat-ayat sajdah, sujud sajadah juga dikerjakan ketika membaca atau menghafal sendiri.

Ketika seseorang mengerjakan sujud sajadah, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Nabi SAW bersabda,


“Jika anak Adam membaca ayat sajdah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata; ‘Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka,” (HR Muslim).

Bacaan Sujud Sajadah Arab, Latin, dan Artinya

Mengutip dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, berikut ini merupakan bacaan sujud sajadah lengkap dengan latin dan artinya.

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab latin: Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu bi khaulihi wa kuuwatihi fatabarakallahu ahsanul kholiqiin

Artinya: “Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi & Nasa’i).

Ayat-ayat Sajdah

Terdapat 15 ayat dalam Al-Qur’an yang termasuk ke dalam ayat sajdah. Sujud sajadah atau sujud tilawah bisa dilakukan ketika mendengar atau membaca ayat-ayat di bawah ini.

  1. Al A’raf ayat 206
  2. Ar Ra’d ayat 15
  3. An Nahl ayat 50
  4. Al Isra ayat 109
  5. Maryam ayat 58
  6. Al Hajj ayat 18
  7. Al Hajj ayat 77
  8. Al Furqan ayat 60
  9. An Naml ayat 26
  10. As Sajdah ayat 15
  11. Sad ayat 24
  12. Fussilat ayat 38
  13. An Najm ayat 62
  14. Al Insyiqaq ayat 21
  15. Al Alaq ayat 19

Hukum Pengerjaan Sujud Sajadah

Hukum pengerjaan sujud sajadah atau sujud tilawah yaitu sunnah. Merujuk pada sumber yang sama, yaitu buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, hukum ini didasarkan dari riwayat Ibnu Umar, beliau berkata,

“Rasulullah SAW membacakan kepada kami Al-Qur’an. Apabila beliau melewati ayat sajdah, maka beliau takbir, lalu sujud. Dan kami pun ikut sujud,” (HR Dawud, Baihaqi & Hakim).

Selain itu, diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa ketika di atas mimbar pada hari Jumat, ia membaca surat An-Nahl sampai tiba di ayat sajdah, maka ia turun dan sujud, kemudian orang-orang pun ikut sujud. Pada Jumat berikutnya, ia membaca lagi dan sampai di ayat sajdah ia menuturkan,

“Wahai manusia sesungguhnya kita tidak diwajibkan sujud tilawah. Siapa yang mau sujud, maka dia benar dan tepat, sedang siapa yang tidak mau sujud, tak ada dosa baginya,” (HR Bukhari).

Tata Cara Sujud Sajadah

Adapun, tata cara mengerjakan sujud sajadah ialah sebagai berikut seperti dikutip dari buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah.

1. Sujud Sajadah saat Salat

  • Mengucapkan takbir untuk sujud sajadah
  • Sujud sebanyak satu kali dan membaca bacaan sujud sajadah
  • Mengucapkan takbir saat bangun dari sujud
  • Selesai sujud, berdiri tegak kembali kemudian meneruskan bacaan salat kalau masih ada ayat yang hendak dibaca. Kalau tidak ada, maka bisa melakukan rukuk dan melanjutkan salat

2. Sujud Sajadah di Luar Salat

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin mengerjakan sujud sajadah di luar salat. Salah satunya menghadap kiblat dan takbir dengan niat sujud tilawah, berikut bacaannya:

Bacaan niat sujud tilawahBacaan niat sujud tilawah (Foto: Dok. Buku Pendidikan Agama Islam karya Rosidin)

Arab latin: Nawaitu sajdata tilawati sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat sujud tilawah, (yang hukumnya) sunnah karena Allah Ta’ala,”

Selanjutnya, sujud sebanyak satu kali sebagaimana sujud dalam salat. Kemudian duduk dengan membaca takbir dan diakhiri dengan memberi salam, simak tata cara lengkapnya di bawah ini.

  • Membaca takbir dengan mengangkat kedua tangan untuk melaksanakan sujud sebagaimana cara mengangkat tangan saat sujud takbiratul ihram (takbir pertama) saat salat
  • Melakukan sujud tanpa mengangkat kedua tangan saat turun hendak sujud
  • Melakukan sujud satu kali dan membaca bacaan sujud sajadah
  • Mengangkat kepala dari sujud dengan membaca takbir
  • Mengambil posisi duduk dan diakhiri dengan mengucapkan salam

Sujud sajadah yang dilakukan di luar salat tidak perlu untuk didahului dengan berwudhu dan menukar pakaian dengan yang bersih, ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari.

“Bahwasanya Ibnu Umar melakukan sujud tilawah (di luar salat) tidak berwudhu lebih dahulu,” (HR Bukhari)

Itulah pembahasan mengenai bacaan sujud sajadah dan informasi terkaitnya. Semoga membantu.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Sujud Syukur yang Bisa Dipanjatkan, Lengkap dengan Arab, Latin dan Arti


Jakarta

Sujud syukur dilakukan seorang muslim sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan. Dalil mengenai sujud syukur sendiri tercantum dalam sebuah hadits dari Abdurrahman bin Auf RA ia berkata,

“Nabi SAW keluar menuju bangunan tinggi lalu masuk ke dalam, menghadap kiblat, dan bersujud. Beliau memanjangkan sujudnya lalu mengangkat kepalanya. Beliau bersabda, ‘Jibril telah mendatangiku dengan membawa kabar gembira; ‘Sesungguhnya Allah telah bersabda untukmu: siapa saja yang bersholawat kepadamu, maka ia akan menyelamatkannya,’ Maka aku bersujud sebagai ungkapan terima kasihku kepada-Nya,” (HR Ahmad)

Menurut buku Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur susunan Yana Adam, hukum dari sujud syukur sendiri sebagaimana pendapat mazhab Syafi’i dan Hambali ialah sunnah. Selain wujud rasa terima kasih, sujud syukur juga bisa dilakukan karena selamat dari musibah yang sifatnya khusus dialami seorang muslim.


Saat sujud syukur, ada doa yang bisa dipanjatkan seorang muslim. Berikut bacaannya seperti dinukil dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karangan Dr KH M Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha.

Bacaan Doa Sujud Syukur

1. Doa Sujud Syukur Versi Pertama

سُبْحَانَ اللهِ والْحَمْدُ لِلَّهِ ولا إِلَهَ إِلَّا اللهُ واللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Subhaanallaah wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu Akbar.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha besar,”

2. Doa Sujud Syukur Versi Kedua

Dalam buku Doa dan Zikir Harian Nabi karya Imam Abu Wafa, ada juga doa sujud syukur lainnya yang bisa dipanjatkan. Bacaannya seperti ketika melakukan sujud pada salat wajib.

سُبحانَ ربِّيَ الأعلَى وبحمدِه

Arab latin: Subhaana rabbiyal a’la wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang tinggi dan pujian-Nya,”

3. Doa Sujud Syukur Versi Ketiga

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab latin: Subhaanaka allahumma rabbanaa wa bihamdika allahummaghfirli

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, wahai tuhan kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah aku,”

Tata Cara Sujud Syukur

Merujuk pada sumber yang sama, tata cara sujud syukur sama seperti sujud tilawah. Artinya, ketika akan sujud, kaum muslimin harus dalam keadaan suci, menghadap ke arah kiblat seraya beratkbir.

Sujud dilakukan sebanyak satu kali dan bacaan yang dibaca seperti sujud ketika salat. Ada juga bacaan lainnya sebagaimana yang dibahas sebelumnya.

Setelah itu, bertakbir kembali dan mengangkat kepala. Perlu diketahui, pada sujud syukur tidak ada salam dan tasyahud.

(aeb/nwk)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Nabi saat Sujud Terakhir yang Bisa Diamalkan


Jakarta

Sujud adalah sebuah gerakan dalam salat yang memiliki makna sangat dalam. Nabi Muhammad SAW selalu memanjangkan sujudnya dengan membaca sejumlah doa.

Menurut sebuah hadits yang termuat dalam buku Sifat Salat Rasulullah SAW yang Terabaikan karya Iwan Muliawan, saat sujud adalah waktu terdekat antara hamba dengan Rabbnya.

Dari Abu Hurairah RA ia mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,


أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثَرِ الدُّعَاءَ

Artinya: “Yang paling dekat keadaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah dalam keadaan sujud. Oleh karena itu perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR Muslim)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Allah SWT akan berada sangat dekat dengan hamba-Nya saat mereka sedang bersujud di salatnya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk memperbanyak doa pada sujud terakhirnya. Rasulullah SAW bersabda,

اَكْثَرُوا فِي السُّجُودِ مِنَ الدُّعَاءِ فَإِنَّهُ فَمِنْ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ.

Artinya: “Perbanyaklah olehmu berdoa di dalam sujud, karena doa di dalam sujud itu sangat layak diperkenankan.” (HR Ahmad dan Muslim)

Doa Nabi saat Sujud Terakhir

Ada beberapa doa yang biasa Nabi Muhammad SAW panjatkan dalam sujud terakhir atau sujud-sujudnya, di antaranya:

Masih mengambil dari sumber yang sama, doa tersebut berbunyi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ.

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzambî kullahu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa âkhirahu wa alâ niyatahu wa sirrahu

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang tersembunyi dan terang-terangan.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah RA)

Diambil dari buku Syarah Hisnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Ahmad, berikut adalah doa nabi saat sujud terakhir yang kedua.

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

Arab-latin: Allahumma a’uudhubi ridhaaka min sakhatika wa bi mu’aafatika min ‘uquubatika wa a’uudhubika minka laa ihsii tsanaa an ‘alaika anta atsnayta ‘ala nafsika

Artinya: “Ya Allah, dengan ridha-Mu sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu, dan dengan ampunan-Mu aku berlindung dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak kuasa menghitung pujian terhadap-Mu, seperti Engkau memuji diri-Mu sendiri.” (HR Muslim)

Dalam kitab Sunan an-Nasa’i juga terdapat bacaan doa nabi saat sujud terakhir dengan bacaan yang lebih pendek. Berikut bacaannya.

أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ، وَأَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka- Mu. Aku berlindung dengan Zat-Mu dari sifat-Mu.” (HR Muslim)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bolehkah Berdoa saat Sujud Terakhir dalam Salat?


Jakarta

Sujud merupakan momen di mana hamba berada sangat dekat dengan Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam buku Pengobatan dan Doa Mustajab oleh Muhammad Hasan Husen. Bolehkah berdoa saat sujud terakhir dalam salat?

Saat sujud adalah waktu yang sangat mulia. Sebab Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa di saat-saat seperti ini adalah waktu seorang hamba lebih dekat dengan Tuhannya dengan bermunajat kepada-Nya dengan serendah-rendahnya dan hina. Rasulullah SAW bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا مِنَ الدُّعَاءِ


Artinya: “Kondisi terdekat seorang hamba dari Allah adalah ketika sujud, maka berdoalah kalian yang banyak.” (HR Muslim)

Terdapat juga sebuah hadits pendukung sebagai berikut, “Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdoa padanya, karena pantas untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu).” (HR Muslim)

Bolehkah Berdoa saat Sujud Terakhir dalam Salat?

Syaikh Abdullah Al-Jabreen dalam Fatwa Islamiyyah mengatakan, tidak ada dalil anjuran memperpanjang sujud terakhir dalam salat. Namun ia berpendapat, ada kemungkinan imam melakukan hal itu sebagai penanda gerakan sujud terakhir dalam salat yang setelahnya dilanjutkan dengan duduk tasyahud akhir.

Meski demikian, tidak ada salahnya bagi muslim untuk melafalkan doa saat sujud terakhir, baik doa itu menyangkut kebahagiaan ukhrawi maupun kebahagiaan duniawi.

Dalam buku Rahasia agar Doa Mustajab yang ditulis oleh Ustaz Cinta menyebutkan, Rasulullah SAW berdoa pada sujud terakhirnya. Sebagai umatnya yang taat, kita hanya perlu mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh beliau.

Salah satu doa yang sering beliau panjatkan tertulis dalam buku Sifat Salat Rasulullah SAW yang Terabaikan karya Iwan Muliawan. Doa tersebut berbunyi,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ.

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzambî kullahu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa âkhirahu wa alâ niyatahu wa sirrahu

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang ter- sembunyi dan terang-terangan.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah RA).

Di samping itu, di sumber yang lain menyebutkan bahwa berdoa tidak hanya dapat dilakukan saat sujud terakhir. Hal ini dijelaskan dalam buku Fiqih Kontroversi Jilid 1: Beribadah antara Sunnah dan Bid’ah yang ditulis oleh H. M. Anshary.

Pernyataan tersebut didasarkan pada hadits yang sudah disebutkan di atas. Di mana hadits tersebut tidak menyebutkan kata terakhir melainkan hanya sujud saja.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Sujud Syukur Sesuai Sunnah, Lengkap dengan Tata Caranya


Jakarta

Doa sujud syukur bisa dibaca saat mengamalkannya. Sujud syukur menjadi bentuk ungkapan terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.

Bersyukur menjadi salah satu amalan yang dianjurkan. Dengan bersyukur, Allah SWT akan menambahkan lebih banyak nikmat-Nya. Dalil tentang anjuran dan perintah bersyukur banyak dijelaskan melalui ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam surat Luqman ayat 12, Allah SWT berfirman,


وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Kemudian, anjuran untuk bersyukur juga dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat 7,

إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Artinya: Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.

Rasulullah SAW menjadi sosok panutan yang senantiasa bersyukur. Salah satu bentuk syukurnya adalah dengan melakukan sujud syukur.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan, “Nabi SAW menyungkur alias bersujud.” Disebutkan bahwa beliau terus menerus bersujud selama 40 kali dalam setiap salat subuh. Menurut pendapat Imam Asy Syafi’i, yang dimaksud bukanlah sujud yang diwajibkan, melainkan sujud syukur.

Dalam hadits dari Abu Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW berkata, “Apabila mendapat sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah beliau tunduk bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah Taala.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Kemudian dalam hadits lain, disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi, “Bahwasanya Nabi SAW jika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, maka beliau akan mengyungkur bersujud.” (HR Abu Daud)

Kemudian dari Abdurrahman bin Auf RA ia berkata,

“Nabi SAW keluar menuju bangunan tinggi lalu masuk ke dalam, menghadap kiblat, dan bersujud. Beliau memanjangkan sujudnya lalu mengangkat kepalanya. Beliau bersabda, ‘Jibril telah mendatangiku dengan membawa kabar gembira; ‘Sesungguhnya Allah telah bersabda untukmu: siapa saja yang bersholawat kepadamu, maka ia akan menyelamatkannya,’ Maka aku bersujud sebagai ungkapan terima kasihku kepada-Nya.” (HR Ahmad)

Merangkum buku Fiqih karya Hasbiyallah, dijelaskan sujud syukur adalah sujud sebagai tanda syukur seorang hamba kepada Allah SWT. Sujud syukur juga menjadi tanda bahwa seorang hamba telah selamat dari marabahaya yang hampir menimpanya.

Bacaan Doa Sujud Syukur

Ketika melakukan sujud syukur, seorang muslim bisa membaca doa. Berikut beberapa doa yang bisa dibaca:

1. Doa Sujud Syukur Versi Pertama

سُبْحَانَ اللهِ والْحَمْدُ لِلَّهِ ولا إِلَهَ إِلَّا اللهُ واللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Subhaanallaah wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu Akbar.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha besar,”

2. Doa Sujud Syukur Versi Kedua

Dalam buku Doa dan Zikir Harian Nabi karya Imam Abu Wafa, ada juga doa sujud syukur lainnya yang bisa dipanjatkan. Bacaannya seperti ketika melakukan sujud pada salat wajib.

سُبحانَ ربِّيَ الأعلَى وبحمدِه

Arab latin: Subhaana rabbiyal a’la wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang tinggi dan pujian-Nya,”

3. Doa Sujud Syukur Versi Ketiga

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab latin: Subhaanaka allahumma rabbanaa wa bihamdika allahummaghfirli

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, wahai tuhan kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah aku,”

4. Doa Sujud Syukur Versi Keempat

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَا رَكَ اللهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ

Arab-latin: Sajada wajhiya lilladzii kholaqohu washowwarohu wasyaqo sam’ahu wa bashorohu bihaulili wa quwwatihi fatabaa ro kallaahu ahsanul khooliqiin.

Artinya: “Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan. Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.”

Tata Cara Sujud Syukur

Sujud syukur hukumnya sunnah. Cara melakukan sujud syukur adalah sujud satu kali dan dilakukan di luar salat. Tidak ada patokan waktu melakukan sujud syukur, ketika sudah memanjatkan doa, maka diperbolehkan untuk bangun kembali.

Ketika hendak melakukan sujud syukur, seorang muslim tidak perlu bersuci dari hadas dan najis, tidak perlu bertakbir saat hendak sujud syukur dan juga tidak perlu mengucap salam sebagai penutup. Sujud syukur berbeda dengan sujud yang dikerjakan saat salat.

Saat melakukan sujud syukur, tidak ada keharusan suci dari hadas atau najis karena tidak ada hadits yang menjelaskan tentang hal demikian. Dalam hadits, tidak terdapat keterangan dari Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa dalam sujud syukur diharuskan bertakbir, hanya saja menurut ulama bahwa takbir dalam sujud syukur diperlukan.

Disebutkan dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasul karya Hasan Ayyub, sujud syukur dilakukan menghadap kiblat, kecuali bila sedang bepergian di atas kendaraan. Apabila sedang dalam kondisi tersebut, sujud syukur cukup dilakukan dengan isyarat ke mana pun kendaraan menghadap.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Rasulullah SAW di Sujud Terakhir Sholat


Jakarta

Rasulullah SAW senantiasa memperlama sujudnya dalam sholat. Lamanya sujud beliau digunakan untuk memperbanyak berdoa, sebab doa yang dipanjatkan selama gerakan ini sangat layak dikabulkan. Beliau SAW bersabda:

وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِن أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Artinya: “Mengenai sujud, bersungguh-sungguhlah kalian berdoa di dalamnya, maka layaklah bagi (doa) kalian untuk diperkenankan.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).


Sujud merupakan momen paling dekat antara hamba dengan Rabbnya. Karena itu, Nabi SAW menganjurkan untuk berdoa di dalamnya. Beliau SAW bersabda: “Saat paling dekat bagi seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR Muslim, Abu Dawud, dan An-Nasa’i).

Rasul SAW sendiri pernah mencontohkan sejumlah doa yang dibaca saat sujud. Doa-doanya berisi permohonan ampunan hingga perlindungan-Nya. Lantas, bagaimana bacaan doa Nabi SAW saat sujud tersebut?

Doa saat Sujud Terakhir Sholat

Berdasarkan hadits, Nabi SAW memanjatkan banyak doa selama sujud. Mengutip buku Sifat Shalat Nabi oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, berikut beberapa doanya:

1. Doa saat Sujud Versi Kesatu

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجُلَّهُ وَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَّتَهُ وَسِرَّهُ

Arab-latin: Allahummaghfir lii dzanbii kullahu diqqohu wa jullahu wa awwalahu wa aakhirohu wa `alaaniyyatahu wa sirrohu.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku semuanya, baik yang sedikit maupun yang banyak, yang terdahulu maupun yang terakhir, yang nampak maupun yang tersembunyi.” (HR Muslim, Abu Awanah, Abu Dawud, Ath-Thahawi, dan Al-Hakim).

2. Doa saat Sujud Versi Kedua

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Arab-latin: Subhaanaka allahumma wa bihamdika laa ilaha illaa anta.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu. tiada Tuhan selain Engkau.” (HR Muslim, Abu Awanah, An-Nasai, dan Ahmad).

3. Doa saat Sujud Versi Ketiga

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَأَعُوذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Arab-latin: Allaahumma inni a`uudzu bi ridhooka min sakhothika wa a`udzu wa bi mu`afaatika min `uquubatika wa a`uudzu bika minka. Laa uhshii tsnaa`an `alaika anta kama atsnaita `alaa nafsika.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu, dan aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan diri-Mu dari-Mu juga. Aku tidak dapat menghitung segala puji atas Diri-Mu. Engkau sebagaimana yang Engkau pujikan bagi Diri-Mu.” (HR Muslim, Abu Awanah, Abu Dawud, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Nashr).

4. Doa saat Sujud Versi Keempat

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُوْرًا ، وَ فِي لِسَانِي نُوْراً، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُوْرًا ، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُوْرًا، وَاجْعَلْ مِنْ تَحْتِي نُوْرًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُوْرًا ، وَ عَنْ يَمِينِي نُوْرًا، وَعَنْ يَسَارِي نُوْرًا، وَاجْعَلْ أَمَامِي نُوْرًا وَاجْعَلْ خَلْفِي نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِي نَفْسِي نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِي نُوْرًا

Arab-latin: Allahummaj`al fii qolbuu nuuron, wa fii lisaanii nuuron, waj`al fii sam`ii nuuron, waj`al fi bashorii nuuron, waj`al min tahtii nuuron, waj`al min fawqii nuuron, wa `an yamiinii nuuron, wa `an yasaarii nuuron, waj`al amaamii nuuron, waj`al kholfii nuuron, waj`al fii nafsii nuuron, wa a`dzhim lii nuuron.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam kuburku dan cahaya pada lisanku. Dan berilah cahaya pada pendengaranku, berilah cahaya pada penglihatanku, berilah di bawahku cahaya, dan berilah di atasku cahaya, dan dari sisi kananku cahaya dan dari sisi kiriku cahaya, dan berikanlah di bagian depanku cahaya, dan berilah di belakangku cahaya, dan berilah di dalam diriku cahaya, dan agungkanlah cahaya itu bagiku.” (HR Nasa’i dan Muslim).

Keutamaan Memperlama Sujud

Selain doa yang dipanjatkan saat sujud pantas diperkenankan, memperpanjang sujud memiliki keutamaan sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:

“Tidak seorang pun dari umatku, kecuali saya mengetahuinya pada Hari Kiamat.” Para sahabat berkata, “Bagaimana Anda dapat mengenali mereka, wahai Rasulullah, di antara sekian banyak makhluk?”

Beliau SAW menjawab, “Bagaimana pendapatmu sekiranya engkau masuk ke dalam kerumunan kuda. Di dalam kerumunan tersebut terdapat sejumlah kuda yang kulitnya hitam legam dan juga kuda yang berwajah putih dengan tungkai yang juga berwarna putih, apakah engkau akan mengenalinya?” Sahabat tersebut mengatakan, “Benar.”

Beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya umatku pada hari itu akan berwajah putih bersih dikarenakan sujud, dan kaki mereka berwarna putih karena wudhu.” (HR Ahmad)

Apakah Boleh Membaca Doa Sujud Terakhir dengan Bahasa Indonesia?

Mengenai berdoa dengan bahasa Indonesia dalam sujud terakhir, ulama terbagi menjadi dua pendapat. Ada yang mengharamkan dan sebagian lain memperbolehkan.

Mengutip buku Fiqih Shalat Terlengkap oleh Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad menyatakan haram hukumnya berdoa dengan doa selain dari Nabi SAW saat sujud.

Hal ini juga disandarkan pada sabda Rasul SAW: Sholat itu tidak sah jika di dalamnya terdapat ucapan manusia. Karena sholat itu tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an.” (HR Muslim).

Alasan lainnya karena doa selama sholat tidak boleh dikarang sendiri. Jika tetap mengarang sendiri, sholatnya berpotensi batal atau tidak sah.

Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya Fiqhul Islam wa Adilatuhu juga berkata bahwa berdoa dengan doa yang menyerupai ucapan itu bias dan tidak diperbolehkan. Sebagai contoh, berdoa seperti “Ya Allah, berikanlah aku ini dan itu.”

Adapun ulama yang memperbolehkan berdoa dengan bahasa lain selain Arab, bersandar pada sabda Nabi SAW: “Kemudian pilihlah doa yang diinginkan dan memohonlah dengan doa tersebut.” (HR Ibnu Mas’ud)

Sebagian ulama Syafi`iyah juga berpendapat bahwa boleh berdoa menggunakan bahasa lain dan tidak mesti berbahasa Arab.

(azn/row)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Lengkap dan Hukum Mengamalkannya


Jakarta

Doa qunut Subuh adalah bacaan yang bisa diamalkan pada rakaat kedua setelah rukuk. Doa ini bisa dibaca ketika salat berjamaah maupun secara munfarid atau sendiri.

Dinukil dari buku Kupas Tuntas Qunut Subuh oleh Galih Maulana, qunut secara bahasa artinya berdiri, tunduk, taat, diam dan doa. Pengertian qunut menurut istilah berarti nama doa ketika salat pada saat tertentu sewaktu berdiri.

Hukum Membaca Doa Qunut Subuh

Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani melalui buku Fiqih Shalat Terlengkap menerangkan bahwa Imam Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat qunut Subuh tidak disunnahkan untuk dibaca. Sebaliknya, Imam Malik dan Syafi’i menyebut kesunnahan membacanya.


Jadi, jika seseorang tidak membaca doa qunut maka salat Subuhnya sah-sah saja dan tidak batal. Namun disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi sebagaimana merujuk pada pendapat ulama Syafi’iyah.

Mazhab Syafi’i dan Maliki berpandangan qunut sebagai doa yang dibaca setiap muslim ketika salat Subuh. Apabila tidak hafal doa qunut Subuh bisa membaca surah Al Baqarah ayat 201,

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Artinya: Rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā ‘ażāban-nār.

Artinya: “Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”

Bacaan Doa Qunut Subuh Sendiri

Menukil dari kitab Al-Adzkar oleh Imam Nawawi terjemahan Ulin Nuha, berikut bacaan doa qunut Subuh saat sholat sendiri (munfarid) yang bisa diamalkan muslim.

1. Doa Qunut Subuh Sendiri Versi Panjang

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَوَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفُدُ. نَرْجُوا رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالكُفَّارِ مُلْحَقِّ اللَّهُمَّ عَذَبِ الْكَفَرَةَ الَّذِي نَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِح ذَاتَ بَيْنَهِمْ، وَأَلَفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَالحِكْمَةَ. وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُّوكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلَهَ الْحَقَ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Arab latin: Allaahumma innaa nasta’iinuka wa nastaghfiruka wa laa nakfu- ruk, wa nu’minu bika wa na’lakhla’au man yafjuruk, allaahumma iyyaaka na’budu wa laka nushallii wa nasjud, wa ilaika nas’aa wa nahfud, nar-juu rahmataka wa nakhsyaa ‘adzaabak, inna ‘adzaabakal jidda bil kuf- faari mulhaq, allaahumma ‘adz-dzibil kafaratal ladziina yasudduuna ‘an sabiilik, wa yukadz-dzibuuna rusulak, wa yuqattiluuna awliyaa-ak, allaahummagh fir lil mu’miniina wal mu’minaati wal muslimiina wal muslimaat, wa ashlih dzaata bainihim, wa allif baina quluubihim, waj ‘al fii quluubihimul iimaa- na wal hikmah, wa tsabbitshum ‘alaa millati rasulil laahi shallal laahu ‘alaihi wa sallam, wa awzi’hum ay yuufuu bi ‘ahdikal ladzii ‘aahadtahum ‘alaihih, wan shurhum ‘alaa ‘aduwwika wa ‘aduwwihim ilaahal haqqi waj ‘alnaa min hum.

Artinya: “Ya Allah, kami memohon perlindungan-Mu, kami memohon ampunan-Mu, dan kami tidak ingkar kepada-Mu. Kami beriman kepada-Mu dan berlepas diri dari orang-orang yang kafir kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami salat dan sujud, hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya siksa-Mu diperuntukkan kepada orang-orang kafir. Ya Allah, siksalah orang-orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustakan utusan-utusan-Mu, dan memerangi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah kaum mukmin laki-laki dan perempuan, kaum kaum muslimin laki-laki dan perempuan, dan perbaikilah hubungan mereka, lembutkanlah hati mereka, dan jadikanlah dalam hatinya keimanan dan hikmah, teguhkanlah mereka dalam meniti agama Rasulullah SAW, bantulah mereka dalam memenuhi janji-janji-Mu yang Engkau janjikan, tolonglah mereka atas musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh mereka. Wahai Tuhan Yang Haq, jadikanlah kami termasuk golongan mereka.”

2. Doa Qunut Subuh Sendiri Versi Singkat

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Arab latin: Allaahummah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzil- lu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalits.

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan, tolonglah aku di antara orang-orang yang Engkau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Mahatinggi.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, al-Baihaqi)

Itulah bacaan doa qunut Subuh sendiri versi panjang dan singkat. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Posisi Kaki Saat Duduk Diantara Dua Sujud untuk Wanita, Perhatikan Ya!



Jakarta

Setelah bangun dari sujud dan hendak melakukan sujud kedua, wanita hendaknya duduk di antara dua sujud terlebih dahulu. Lalu bagaimana posisi kaki saat duduk diantara dua sujud untuk wanita?

Salat adalah perintah dasar muslimin ketika memeluk agama Islam. Salat merupakan rukun Islam yang kedua setelah melakukan syahadat.

Kewajiban salat dibebankan kepada seluruh umat Islam dari awal hingga akhir, kaya maupun miskin, longgar maupun sempit, sempat maupun tidak sempat, dan laki-laki maupun perempuan.


Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya berkewajiban untuk melaksanakan salat ketika dirinya sudah baligh. Jadi tidak ada alasan untuk meninggalkan salat kecuali kematian.

Dalam salat ada beberapa gerakan yang harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW. Termasuk gerakan duduk diantara dua sujud.

Dalil Duduk Diantara Dua Sujud

Termaktub buku Tuntunan Shalat Sesuai Al-Qur’an dan Hadist Sahih yang ditulis oleh Hirman, dalil disunahkannya duduk diantara dua sujud adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا.

“Kemudian bangkitlah sampai sudah benar-benar duduk.” (HR Bukhari dan Muslim)

Posisi Kaki saat Duduk Diantara Dua Sujud untuk Wanita

Duduk diantara dua sujud dilakukan setelah bangkit dari sujud yang pertama.
Dinukil dari buku Pedoman Shalat Wanita Lengkap karya Umar Faruq, bangun dari sujud pertama dilakukan setelah selesai membaca tasbih dalam sujud. Ketika bangkit diharuskan untuk membaca Allahu Akbar.

Posisi kaki saat duduk diantara dua sujud untuk wanita adalah menjadikan telapak kaki kiri sebagai tumpuan pantat. Telapak kaki kanan berdiri dan ujung jari menghadap kiblat.

Kedua telapak tangan diposisikan di atas lutut secara terbuka. Jika posisi duduk antara dua sujud sudah sempurna, maka dilanjutkan dengan membaca:

ربِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَجْبُرْنٖي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّى
Arab-latin: Rabbighfirlii war hamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdini wa ‘aafinii wa’fu annii.

Terjemah: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rejeki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.

Sunah Duduk Diantara Dua Sujud

Diambil dari sumber sebelumnya, sunah-sunah yang bisa diamalkan wanita ketika duduk diantara dua sujud atau iftirasy antara lain:
1. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha
2. Membaca doa duduk iftirasy sebagaimana disebutkan di atas
3. Disunahkan untuk bertumpu pada kedua telapak tangan ketika hendak bangkit dari sujud untuk duduk iftirasy
4. Tuma’ninah atau berdiam diri beberapa saat sebelum melanjutkan gerakan
5. Duduk diantara dua sujud harus dengan punggung yang tegak

Sunah yang bisa dilakukan wanita ketika duduk diantara dua sujud yang terakhir adalah menegakkan tulang punggung sehingga tidak menjadi bungkuk. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Hadis Ibadah Bersuci dan Shalat Wajib yang ditulis oleh Syamsul Rijal Hamid.

Sunah ini sebagaimana telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits ‘Aisyah RA berkata, “Apabila Rasulullah SAW mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara kedua sujud itu tepat dan benar lebih dulu.” (HR Muslim)

Ketika posisi ini, kedua telapak tangan diletakkan di atas masing-masing paha. Posisi jari-jemari kedua tangan renggang dan mengarahkannya ke kiblat.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com