Tag Archives: sultan murad iv

Gemar Beli Miras dan Datangi Wanita Malam, Pria Ini Ternyata Wali Allah



Jakarta

Sebuah kisah menarik mengenai seorang wali datang dari Murad IV. Sultan Turki Utsmani yang satu ini memiliki kebiasaan unik. Terkenal sebagai pemimpin yang bijaksana, dirinya kerap berkeliling dengan menyamar sebagai rakyat biasa.

Menurut buku Subjects of the Sultan: Culture and Daily Life in the Ottoman Empire tulisan Suraiya Faroqhi, pemilik nama asli Murad Ahmad itu lahir pada 27 Juli 1612. Ia naik takhta saat berusia 11 tahun menggantikan kepemimpinan pamannya, Mustafa I.

Dijelaskan pada laman All About Turkey, karena usianya yang masih belia ketika memegang takhta, sang ibu yang bernama Kosem beserta kerabat lainnya mengambil alih pemerintahan untuk sementara. Sayangnya, kala itu kekaisaran jauh dari kata sejahtera.


Barulah ketika Sultan Murad IV dewasa dan memimpin, ia memperkuat negaranya hingga melakukan ekspansi. Murad IV terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan tak pandang bulu, dirinya akan menghukum siapapun demi menegakkan peraturan di negaranya.

Adapun, kisah menarik yang melibatkan Sultan Murad IV dengan seorang wali diceritakan oleh Ustaz Khalid Basalamah melalui kanal YouTube Muda Mengaji. Pada suatu malam, Sultan Murad IV merasa resah tanpa tahu penyebabnya.

Akhirnya, Murad IV memutuskan untuk berjalan-jalan keluar istana bersama kepala pengawalnya sambil menyamar sebagai rakyat biasa. Di saat itu pula, Sultan Murad IV menemukan seorang pria yang tergeletak di lorong sempit.

Ia mulai menggerak-gerakkan lelaki tersebut, namun tidak ada respons. Ternyata, ia dinyatakan meninggal. Anehnya, orang di sekitar tidak ada yang peduli sama sekali, bahkan mereka enggan menolong pria itu.

Ketika Sultan Murad IV bertanya kepada warga sekitar, ternyata lelaki itu terkenal sebagai orang yang gemar meminum minuman keras dan berzina. Lantas, sang Sultan berkata:

“Tapi, bukankah dia termasuk umat Nabi Muhammad?” ujarnya.

Orang-orang tersebut akhirnya tergerak untuk mengangkat jenazah si lelaki dan dibawa ke rumahnya. Setibanya di sana, para warga langsung pergi hingga menyisakan Sultan Murad IV dan kepala pengawalnya, mereka bertemu dengan istri dari pria tersebut.

“Semoga Allah SWT merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh,” kata sang Istri sambil menangis di depan jenazah suaminya.

Mendengar hal itu, Sultan Murad IV terkejut. Bagaimana bisa? Orang-orang yang ia temui tadi menyebut pria itu sebagai pezina yang gemar meminum miras.

Lalu, bertanyalah Sultan Murad IV kepada istri dari lelaki itu:

“Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah, sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya?”

Mendengar hal itu, sang istri menjelaskan bahwa setiap malam suaminya keluar rumah pergi ke toko minuman keras bukan untuk ia minum. Melainkan, si lelaki membeli minuman keras dari para penjual, kemudian ia bawa minuman tersebut ke rumah dan dibuangnya ke dalam toilet sambil berkata, “Aku telah meringankan dosa kaum muslimin,”.

Selain itu, terkait omongan warga yang menyatakan si suami sering berzina, ternyata ia hanya mendatangi tempat prostitusi, menemui sejumlah wanita malam dan membayarnya seraya berkata, “Malam ini kalian sudah saya bayar, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi,”.

Selanjutnya, pria tersebut pulang ke rumah sambil berujar, “Alhamdulilah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pria-pria Islam,”

Sang istri kerap menyampaikan kekhawatirannya terhadap pria itu, ia takut suatu saat nanti ketika suaminya wafat, tidak ada kaum muslimin yang ingin memandikan, menyolati, atau menguburkan jenazahnya. Sebab, selama ini mereka hanya mengetahui lelaki itu sebagai orang yang sering membeli miras dan mendatangi tempat pelacuran.

Alih-alih menuruti sang istri, lelaki itu justru tertawa dan mengatakan, “Jangan takut, nanti kalau aku mati, aku akan disholati oleh Sultanku, kaum muslimin, para ulama dan para Wali,”

Sultan Murad IV yang mendengar cerita tersebut langsung menangis. Dirinya lantas mengaku bahwa ia adalah Sultan yang tengah menyamar dan siap mengurusi jenazah pria itu sampai ke pemakaman.

Akhirnya, atas perintah sang Sultan, jenazah si pria menjalani proses pemakaman yang dihadiri para ulama, wali Allah, hingga seluruh masyarakat Turki.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Sultan Murad IV Bertemu Wali Allah yang Dikira Pemabuk dan Pezina


Jakarta

Banyak kisah bijak dari para nabi, raja-raja, wali, atau pendahulu yang unik dan bisa kita ambil hikmahnya.

Salah satunya datang dari Sultan Murad IV salah satu kaisar kesultanan Ottoman Turki terbesar yang membawa kerajaannya ke puncak kejayaannya.

Kisah menarik beliau adalah saat bertemu dengan seorang yang dikira pemabuk dan pezina yang ternyata adalah Wali Allah. Simak kisahnya di bawah ini.


Siapa Sosok Sultan Murad IV?

Sultan Murad IV atau Murad Ahmad adalah putra Sultan Ahmad I dan Kosem yang berdarah Yunani. Beliau lahir pada 27 Juli 1612 dan mulai menjabat sebagai sultan pada 10 September 1623, pada usianya yang masih sangat belia yaitu 11 tahun karena menggantikan pamannya Mustafa I.

Karena usianya yang masih belia, kendali pemerintahan dipegang oleh ibunya, Kosem, dan saudara-saudaranya. Sayangnya, pemerintahan jatuh ke dalam kekacauan. Banyak tindakan anarki, serangan terhadap khilafah, dan pergolakan terjadi.

Murad IV merasa khawatir dengan negaranya dan akhirnya menuntut kekuasaannya. Walaupun penuh dengan konspirasi, beliau telah membawa kekaisaran Ottoman Turki kepada puncak kejayaannya. Saat dewasa, Murad IV menjelma menjadi sultan yang tegas, bijaksana, dan dicintai rakyatnya.

Kisah Sultan Murad IV Bertemu Wali Allah

Salah satu kebijakan Sultan Murad IV yang sangat tegas adalah beliau melarang alkohol, kopi, dan tembakau. Bahkan beliau tak segan memberikan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan.

Beliau terbiasa turun ke jalanan dengan berpakaian seperti rakyat biasa di malam hari untuk menyidak dan menegakkan hukum, terutama jika melihat prajuritnya merokok atau mabuk-mabukan.

Nah suatu hari ketika Sultan Murad IV sedang turun kejalan, beliau bertemu dengan seorang pria yang tergeletak di lorong sempit pinggir jalan.

Sultan Murad IV langsung menghampiri pria tergeletak tersebut dan membangunkannya. Akan tetapi dia tidak mau terbangunkan dan mendapatinya ternyata sudah meninggal dunia.

Anehnya orang disekitarnya acuh tak acuh pada pria tergeletak yang sudah meninggal tersebut. Lantas sultan bertanya pada orang disekitarnya, ternyata mereka enggan menolong pria tersebut karena dia terkenal sebagai pemabuk dan kerap berzina.

Dengan bijaknya Sultan Murad IV mengatakan “Bukankah dia juga umat Nabi Muhammad SAW?”. Kemudian orang-orang bergegas membawa jenazah tersebut hingga ke rumahnya.

Selepas dirumah pria tersebut orang-orang pergi hingga menyisakan Sultan Murad IV dengan istri pria tersebut yang sedang menangis di hadapan jenazahnya.

Tiba-tiba istri pria tersebut berkata “Semoga Allah SWT merahmatimu wahai wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh,” sambil menangisi kepergian suaminya.

Sultan terkejut mendengar kata-kata yang dikeluarkan istri jenazah tersebut lantas beliau bertanya “bagaimana bisa orang yang dianggap sebagai pemabuk dan pezina lalu istrinya menyebut dia adalah Wali Allah?”.

Istrinya menjelaskan bahwa setiap malam, suaminya memang meninggalkan rumahnya untuk pergi ke toko minuman keras. Namun, tujuannya bukanlah untuk meminumnya. Sebaliknya, dia membeli minuman keras dari penjualnya, lalu membuangnya ke dalam toilet sambil mengatakan, “Aku telah mengurangi dosa umat Muslim.”

Selain itu, meskipun orang-orang sekitarnya menganggap dia adalah pezinah, kenyataannya dia hanya mengunjungi tempat prostitusi untuk bertemu dengan beberapa wanita malam dan membayar mereka dengan mengatakan, “Kalian sudah kubayar malam ini, jadi tutuplah pintu rumahmu sampai pagi.”

Ketika dia pulang ke rumah, dia bersyukur, “Alhamdulillah, malam ini aku telah mengurangi dosa para pelacur dan para pria Muslim”.

Sebenarnya istrinya sering mengkhawatirkan suaminya jika nantinya beliau wafat maka tidak ada yang memperdulikannya karena yang mereka tahu suaminya adalah seorang pezinah dan pemabuk.

Suaminya enggan menuruti kekhawatiran istrinya. Justru tertawa dan berkata, “Tidak usah takut jika aku mati, karena aku akan disholati oleh Sultanku, para ulama, dan wali serta kaum muslimin”.

Mendengar penjelasan istrinya, Sultan Murad IV menangis. Dirinya langsung mengurus pemakaman pria yang ternyata wali Allah tersebut hingga ke pemakaman.

Kemudian atas kuasanya proses pemakamannya pun dihadiri oleh para ulama wali Allah bahkan seluruh rakyat Turki.

Nah itu dia kisah unik Sultan Murad IV bertemu wali Allah. Pesan yang bisa kita ambil adalah jangan mudah berburuk sangka pada orang lain karena bisa jadi orang tersebut adalah orang yang mulia. Semoga kita bisa meneladani kisah bijak para pendahulu kita.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com