Tag Archives: sunnah

Doa 10 Menit sebelum Berbuka Puasa agar Berkah


Jakarta

Waktu berbuka puasa termasuk waktu mustajab sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits. Umat Islam bisa mengisi waktu tersebut dengan berdoa, sekitar 10 menit sebelum berbuka puasa.

Hadits yang menyebut keutamaan waktu berbuka puasa tersebut berasal dari Abu Hurairah RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Hadits hasan)


Ada juga riwayat lain yang berasal dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA. Ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, bagi orang yang berpuasa, pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR Ibnu Majah)

Abdullah bin ‘Amr RA sendiri biasa mengumpulkan anak-anaknya ketika akan berbuka puasa dan mengajaknya berdoa kepada Allah SWT, sebagaimana diceritakan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Fi Rihabis Sunnah. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’ab Al-Iman turut mengeluarkan riwayat mengenai hal ini.

Doa Abdullah bin ‘Amr RA ini disebutkan dalam sejumlah kitab hadits dan dinukil oleh para ulama. Salam satunya dalam kitab Ash-Shiyam karya Ibnu Majah. Doa ini juga dinukil Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa thuruq wa Amaliyah. Berikut bacaan doanya.

Doa 10 Menit sebelum Buka Puasa

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

Bacaan latin: Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla sya’i an taghfira lii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku.” (HR Ibnu Majah. Al-Bushiri mengatakan sanadnya shahih. Ibnu Asakir meng-hasankan hadits ini dalam Mu’jam Asy-Syuyukh)

Dalam riwayat lain, Ibnu Umar RA memanjatkan doa permohonan ampun lainnya ketika hendak berdoa. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab RA bahwa ia mengucapkan,

“Sesungguhnya setiap mukmin memiliki doa yang tidak tertolak ketika ia hendak berbuka puasa; dengan dipercepat untuknya di dunia atau ditabung untuknya di akhirat kelak.”

Dan Al-Baihaqi berkata, “Adalah Ibnu Umar RA berdoa ketika ia berbuka, ‘Ya wasi’a al-maghfirah; ighfir lii (Wahai Pemilik ampunan yang luas, ampunilah aku.'” (Al Baihaqi dalam Syu’ab Iman)

Keutamaan Berdoa kepada Allah

Keutamaan berdoa kepada Allah SWT telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh hamba-Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia berjanji akan memperkenankan doa itu. Pada akhir ayat, Allah SWT menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya agar mereka senantiasa mendapat petunjuk.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Arti Doa Iftitah Lengkap dengan Arab dan Latinnya


Jakarta

Ada beberapa versi doa iftitah yang bisa diamalkan ketika salat. Hukum membacanya adalah sunnah, tidak wajib untuk dibaca.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam punya berbagai doa iftitah yang pernah ia pakai, mulai dari yang pendek hingga panjang. Semuanya pernah dibaca oleh Rasul di berbagai kesempatan.

Namun kali ini, cobalah untuk melihat arti doa iftitah agar kita paham apa yang dibaca. Menukil buku QnA Persoalan Islam karya Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum, berikut doa iftitah yang bisa diamalkan.


Doa Iftitah 1 berikut Artinya

Doa Iftitah ini mungkin sudah biasa kita dengar. Doa iftitah ini yang biasa diajarkan oleh guru-guru kita ketika dulu mengaji.

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ

Arab latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila. Inni Wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifam-muslima wama anaminal musyrikin. inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin. La syarikalahu wabidzalika umirtu wa anaminal muslimin.

Arti doa iftitah 1: “Aku menghadapkan wajahku kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan. Aku juga tidak tergolong dalam kelompok orang musyrik. Semua salatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karenanya, aku dengan tulus menerima perintah-Nya dan aku adalah seorang muslim.

Doa Iftitah 2 berikut Artinya

Doa ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud, berikut bacaannya:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Arab latin: Allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila, wa subhanallahi bukrotaw-wa ashilla, a’udzu billahi minasy-syaithani min nafkhihi, wanaftshihi, wahamzih.

Arti doa iftitah 2: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah, puji syukur hanya bagi Allah dengan pujian yang melimpah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang, Maha Suci Allah pada pagi dan petang. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.

Doa Iftitah 3 berikut Artinya

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam juga membaca doa iftitah lainnya seperti hadis riwayat Bukhari, dan Muslim,

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baa ‘id baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa ‘adta baynal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots-tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silni min khotoyaya bil ma-i wats-tsalji wal barod.

Arti doa iftitah 3: Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.

Doa Iftitah 4 berikut Artinya

Doa iftitah ini pernah dibaca oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ketika salat malam, sebagaimana hadis riwayat Muslim:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab Latin: Allahumma robba jibra-iila wa mii-ka-iila wa israa fiila, faathiras-samawati wal ardhi ‘alimal ghaibi wasy-syahadati anta tahkumu bayna ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdini limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznika innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shiratim-mustaqim.

Arti doa iftitah 4: Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Ya Pencipta langit dan bumi, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menetapkan hukum untuk mengadili perselisihan mereka. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam perbantahan ini dengan seizin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada jalan yang lurus bagi siapa yang Engkau kehendaki.

Doa Iftitah 5 berikut Artinya

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Arab latin: Subhaa nakallahumma wabihamdika watabarakasmuka wata’alaa jadduka walaa ilaha ghoiruk.

Arti doa iftitah 5: Engkau Maha Suci, ya Allah, aku memuji-Mu, dan Maha Berkah Nama-Mu. Kekayaan dan kebesaran-Mu begitu tinggi; tidak ada yang layak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Dhuha Lengkap dan Bacaan Surat Pendeknya


Jakarta

Ketika selesai mengerjakan sholat, seorang muslim diperintahkan untuk memanjatkan doa dan permintaan kepada Allah SWT, termasuk ketika selesai sholat Dhuha. Bagaimanakah doa sholat Dhuha lengkap? Berikut ulasannya.

Sholat Dhuha adalah sholat sunah yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yaitu mulai dari nampaknya matahari kurang lebih antara jam tujuh pagi, sampai bergesernya matahari (masuk waktu Zuhur).

Pengertian sholat Dhuha ini sebagaimana dijelaskan di buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap oleh Cepi Burhanudin.


Sholat Dhuha bisa dilakukan sebanyak dua rakaat, utamanya delapan rakaat, sampai dengan dua belas rakaat. Cara mengerjakannya adalah dengan salam setiap dua rakaat.

Disebutkan dalam buku tersebut, sholat Dhuha memiliki wasilah sebagai penambah rezeki dan menghilangkan kefakiran dari diri seorang muslim.

Lantas, apa yang dibaca pada saat sholat Dhuha?

Doa Sholat Dhuha Lengkap dan Bacaan Surat Pendeknya

Bacaan Sholat Dhuha Lengkap dengan surat pendek yang bisa dipanjatkan ketika sholat.

1. Rakaat Pertama

Surah Al Fatihah ayat 1-7, yang berbunyi:

(1) بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

(2) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan) semesta alam

(3) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

(4) مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

Artinya: Pemilik hari Pembalasan.

(5) اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

(6) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

Artinya: Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,

(7) صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

Surah Asy-Syams ayat 1-15 yang berbunyi,

(1) وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ

Artinya: Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

(2) وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ

Artinya: demi bulan saat mengiringinya,

(3) وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ

Artinya: demi siang saat menampakkannya,

(4) وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ

Artinya: demi malam saat menutupinya (gelap gulita),

(5) وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ

Artinya: demi langit serta pembuatannya,

(6) وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ

Artinya: demi bumi serta penghamparannya,

(7) وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ

Artinya: dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,

(8) فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ

Artinya: lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,

(9) قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ

Artinya: sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)

(10) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

Artinya: dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

(11) كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ

Artinya: (Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas

(12) اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ

Artinya: ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah).

(13) فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ

Artinya: Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya.”

(14) فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ

Artinya: Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah).

(15) وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ

Artinya: Dia tidak takut terhadap akibatnya.

2. Rakaat Kedua

Setelah membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah Ad-Dhuha ayat 1-11, yang berbunyi

(1) وَالضُّحٰىۙ

Artinya: Demi waktu duha

(2) وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ

Artinya: dan demi waktu malam apabila telah sunyi,

(3) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

Artinya: Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.

(4) وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ

Artinya: Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia).

(5) وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

Artinya: Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida.

(6) اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ

Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(-mu);

(7) وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ

Artinya: mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu);

(8) وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ

Artinya: dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan?

(9) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ

Artinya: Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

(10) وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ

Artinya: Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik.

(11) وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ

Artinya: Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).

3. Rakaat Ketiga

Setelah membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas ayat 1-4, yang berbunyi,

(1) قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.

(2) اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu.

(3) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Artinya: Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan

(4) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ

Artinya: serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

4. Rakaat Keempat

Setelah membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah Al-Kafirun ayat 1-6, yang berbunyi,

(1) قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir,

(2) لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ

Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

(3) وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ

Artinya: Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah.

(4وَ0 لَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ

Artinya: Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

(5) وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ

Artinya: Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

(6) لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ

Artinya: Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Meski demikian, apabila seorang muslim hendak mengucapkan surah lain yang ada pada Al-Qur’an juga tetap diperbolehkan. Sebab semua surah yang ada di Al-Qur’an sama baiknya dengan surah-surah yang sudah disebutkan di atas.

Doa Sholat Dhuha Lengkap

Doa sholat Dhuha lengkap dianjurkan untuk dibaca setelah melakukan sholat tersebut. Menukil dari buku Doa & Dzikir Lengkap Sunnah: Prayer & Zikir Complete Sunnah. Doa tersebut berbunyi:

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab-latin: Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu.

Ya Allah, jika rezeki masih diatas langit, turunkanlah .dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh,”

Selain mengucapkan doa ini, seorang muslim diperbolehkan untuk mengucapkan doa apa saja sesuai yang ia kehendaki. Allah SWT pasti akan mendengar permintaan dan permohonan orang-orang yang mendekatkan diri kepada-Nya.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir setelah Sholat Taubat Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Setelah melakukan sholat taubat, seorang muslim diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk berdzikir kepada Allah SWT. Seperti apa dzikir setelah sholat taubat tersebut?

Suatu kesalahan atau dosa besar maupun kecil, harus ditebus dengan cara memohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubat. Selebihnya, seorang muslim dianjurkan untuk mendirikan sholat dua rakaat dan berdzikir setelahnya.

Sholat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat atas kesalahan yang pernah ia lakukan disebut dengan sholat taubat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Yakinlah, Dosamu Pasti Diampuni karya Zainul Hadi.


Sholat taubat bisa dilakukan kapan saja, kecuali waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Jumlah rakaat yang disunahkan adalah sebanyak dua rakaat. Sholat ini dituntunkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya yang berbunyi,

“Tidak ada seorang hamba yang berbuat suatu dosa, kemudian membaguskan wudhunya, lalu berdiri sholat dua rakaat, kemudian beristighfar (memohon ampun) kepada Allah, kecuali Allah pasti mengampuninya.”

Kemudian, Rasulullah SAW membaca surah Ali-Imran ayat 135 yang berbunyi,

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ ١٣٥

Artinya: Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri) mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).” (HR Abu Dawud)

Lalu bagaimana bacaan dzikir setelah sholat taubat yang sesuai dengan tuntunan?

Dzikir setelah Sholat Taubat

Di dalam buku Ebook 10 Dosa Besar (Series): Jilid IV: Tuntunan Hijrah dan Taubatan Nasuuha karya Hamba Allah (Dosa Besar), disebutkan bahwa dalam mengerjakan sholat taubat tidak ada bacaan khusus, melainkan seperti mengerjakan sholat dua rakaat pada umumnya.

Selain itu, setelah melakukan sholat taubat juga tidak ada bacaan istighfar khusus untuk sholat taubat. Namun, bisa diperbanyak istighfar dan permohonan ampun kepada Allah SWT.

Berikut adalah bacaan istighfar lengkap dengan Arab, latin, dan artinya.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab-latin: Astaghfirullaahal’adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya,”

Kemudian, dianjurkan juga membaca doa setelah sholat taubat yang berbunyi:

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Arab-latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana’abduka wa ana’alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu. abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: “Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat.”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Dzikir Petang Sesuai Sunnah, Bisa Diamalkan Tiap Hari


Jakarta

Ada beragam versi dzikir petang sesuai sunnah yang dapat diamalkan muslim. Dzikir tersebut mengandung keutamaan bagi yang mengamalkannya.

Perintah berdzikir pada waktu petang sudah dijelaskan dalam surah Al Ahzab ayat 41-42 yang berbunyi,

(41) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
(42) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.”

Selain itu, keutamaan dzikir pada waktu petang maupun pagi juga disinggung dalam surah Al Mu’min ayat 55,

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

Artinya: “Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”

Berikut beberapa dzikir yang bisa diamalkan tiap petang sebagaimana dikutip dari buku Koleksi Lengkap Dzikir Petang yang ditulis oleh Ustad Abdul Wahhab.

5 Bacaan Dzikir Petang Sesuai Sunnah

1. Dzikir Petang Versi Pertama

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Arab-latin: Allaahumma anta rabbii la ilaaha illa anta khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzubika min syarri ma shana’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u laka bidzanbii faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang ku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari)

Dzikir petang di atas disebut juga dengan Sayyidul Istighfar. Rasulullah SAW mengatakan siapa saja yang membaca Sayyidul Istighfar ini di waktu petang, maka ia akan masuk surga. Begitu pula ketika ia membacanya di pagi hari.

2. Dzikir Petang Versi Kedua

اللهم بك أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْنَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ.

Arab-latin: Allaahumma bika ashbahnaa, wabika amsainaa, wabika nahnaa, wabika namuutu wa-ilaikal mashiir.

Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan waktu sore. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali.”

3. Dzikir Petang Versi Ketiga

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُ.

Arab-latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

4. Dzikir Petang Versi Keempat

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Arab-latin: Allaahumma ‘aafinii fii badani, allaahumma ‘aafinii fii sam’ii, allaahumma ‘aafinii fii basharii, laa ilaaha illaa anta. Allaahumma innii a’uudzubika minal kufri wal faqri, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qabri, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, selamatkan tubuhku. Ya Allah, selamatkan pendengaranku. Ya Allah, selamatkan penglihatanku. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa’i)

5. Dzikir Petang Versi Kelima

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللّٰهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Arab-latin: A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala kejahatan mahluk yang diciptakan-Nya.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Sujud Terakhir untuk Rezeki dan Hukumnya


Jakarta

Doa merupakan senjata ampuh umat Islam dalam mencari keberkahan dan kelancaran rezeki. Allah SWT telah berfirman ke dalam beberapa ayat Al-Qur’an mengenai anjuran dan keutamaan berdoa.

Hal tersebut termaktub dalam surah Ghafir ayat 60. Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠


Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Sujud merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Membaca doa pada sujud terakhir salat merupakan salah satu cara untuk memperlancar rezeki. Berikut pilihan bacaan doa sujud terakhir yang dapat diamalkan.

Bacaan Doa Sujud Terakhir dan Artinya

1. Doa Sujud Terakhir Versi Pertama

Dikutip dari buku Doa: Sebuah Petunjuk dan Contoh-contoh karya Miftah Faridl. Berikut bacaan doa sujud terakhir,

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Bacaan latin: Rabbanaa aatinaa mil ladunka rahmataw wahayyi’ lanaa min amrinaa rasyadaa. Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yuniw waj’alnaa lil muttaqiina imaa- maa. Rabbijʻalnii muqiimash shalaati wa min dzurriyyatii. Rabbanaa wa taqabbal duʻaa’

Artinya: “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dan sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

2. Doa Sujud Terakhir Versi Kedua

Dikutip dari buku Kalkulator Rezeki karya Ahmad Zainal Abidin, berikut bacaan doa sujud terakhir untuk rezeki dengan bacaan Asmaul Husna,

يَاوَهَّابُ

Bacaan latin: Yaa Wahhab (40 x)

Artinya: “Maha Pemberi”

3. Doa Sujud Terakhir Versi Ketiga

Dikutip dari buku 33 Strategi Bebas Utang Riba dari Rasulullah karya Riskaninda Maharani. Berikut bacaan doa sujud terakhir,

الله رَبِّي لَا أَشْرِكْ بِهِ شَيْئًا.

Bacaan latin: Allaahu rabbii. Laa usyriku bihii syai-aa. (40-100 x)

Artinya: “Allah adalah Rabbku, aku tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR Abu Daud)

Hukum Membaca Doa saat Sujud Terakhir

Sujud merupakan salah satu waktu mustajab untuk doa. Dalam hadits disebutkan bahwa, “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa ketika itu.”

Merujuk pada buku Panduan Shalat Rasulullah karya Imam Abu Wafa, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimim rahimahullah menyatakan bahwa memperlama sujud bukan termasuk sunnah. Sebab, perkara yang sunnah adalah antara gerakan salat waktunya hampir sama baik rukuk, bangkit dari rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud sebagaimana yang dikatakan oleh Barra bin Azib RA,

“Saya pernah salat bersama Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu saya lihat berdirinya, rukuknya, i’tidalnya, sujudnya, duduk di antara dua sujudnya, sujudnya, duduknya hingga salam dan berpaling, hampir sama (lamanya)”. (HR Muslim dan Ahmad)

Inilah yang lebih utama. Namun, ada tempat khusus berdoa selain sujud, yaitu saat tasyahud. Ketika Rasulullah SAW mengajarkan tasyahud kepada Abdullah bin Mas’ud, beliau bersabda, “Lalu hendaknya ia memilih doa yang ia sukai.” Pada saat itulah seseorang boleh menyedikitkan doa atau memperlama setelah tasyahud akhir sebelum salam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

3 Bacaan Doa Pagi Sesuai Anjuran Rasulullah dan Keutamaannya



Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa pada waktu pagi. Doa ini bisa dibaca sebelum memulai aktivitas agar senantisa mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk membaca doa setiap waktu, termasuk ketika pagi hari. Anjuran-anjuran tersebut termaktub dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Berikut beberapa ayat yang menerangkan tentang doa di pagi hari.

Surah Thaha ayat 130

فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى ١٣٠


Artinya: “Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang.”

Surah Al A’raf ayat 205

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ ٢٠٥

Artinya: “Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang, dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.”

Surah Shad ayat 18

اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ ١٨

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi.”

Bacaan Doa Pagi Sesuai Anjuran Rasulullah

Terdapat beberapa doa pagi yang dibaca oleh Rasulullah SAW. Dikutip dari Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah karya Abdullah Zaedan, berikut bacaan doa pagi Rasulullah SAW:

1. Doa pertama

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الإخلاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Bacaan latin: Asbahnaa ‘ala fithrotil islaami wa kalimatil ikhlash, wa diini nabiyyinaa muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa millati abiina ibroohiima, wamaa anaa minal musyrikiin

Artinya: “Kami menjalani pagi hari di atas kesucian (fitrah) Islam, di atas kalimat ikhlas, di atas agama nabi kami Muhammad saw, dan di atas millah (agama) bapak kami Ibrahim. Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (HR An Nasai)

2. Doa kedua

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ

Bacaan latin: Allaahumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wabika namuutu wa ilaikan nusyuur

Artinya: “Ya Allah, dengan pertolongan-Mu kami menjalani waktu pagi dan sore, dan dengan pertolongan-Mu kami hidup dan mati, dan kepada- Mu tempat kami kembali.” (HR An Nasai)

3. Doa ketiga

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ وَفِتْنَةٍ فِي الدُّنْيَا وَعَذَابِ فِي النَّارِ

Bacaan latin: Amsainaa wa amsal mulku lillaahi walhamdulillaahi laa ilaaha illallahahu wahdahu laa syariikalahu, allaahumma inni a’uudzubika minal jubni wal bukhli wa suu’il kibari wa fitnatin fiddun yaa wa ‘adzaabin finnaar

Artinya: “Ya Allah, dengan pertolongan-Mu kami menjalani waktu sore dan di sore hari kekuasaan bagi-Mu ya Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, kikir, jeleknya sifat sombong, fitnah waktu di dunia, dan dari siksa api neraka.” (HR An Nasai)

Keutamaan Membaca Doa Pagi

Dirangkum dari buku Al-Matsurat Qubro & Dzikir Asmaul Husna, berikut keutamaan membaca doa dan dzikir pagi dan petang:

1. Ibadah yang mulia

Berdoa menjadi amalan yang mulia, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa”. HR. Timidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

2. Dicintai Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya”. (HR Tirmidzi)

3. Meningkatkan ketakwaan

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa”. (HR Muslim)

4. Dijauhkan dari keburukan

Dari Ubadah bin Shamit ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata : Jikalau begitu saya akan memperbanyak (doa). Beliau bersabda : ‘”Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta”. (HR. Tirmizi)

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Sunnah Bepergian Hari Kamis dan Waktu Pagi, Ini Haditsnya


Jakarta

Ada sejumlah sunnah Rasulullah SAW dalam bepergian yang patut menjadi teladan umat Islam. Salah satunya Rasulullah SAW senang bepergian pada hari Kamis.

Sunnah bepergian pada hari Kamis ini diterangkan dalam sebuah hadits yang termuat dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Berikut bunyi haditsnya,

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ. متفق عليه. وَفِي رِوَايَةٍ فِي الصَّحِيحَيْنِ: لَقَلَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْخَمِيسِ.


Artinya: “Dari Ka’ab bin Malik RA bahwasanya Nabi SAW keluar untuk Perang Tabuk pada hari Kamis dan beliau memang senang bepergian pada hari Kamis.” (HR Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat lain dikatakan, “Jarang-jarang Rasulullah SAW bepergian melainkan pada hari Kamis.”

Selain bepergian pada hari Kamis, Rasulullah SAW melepaskan pasukan pada pagi hari. Beliau juga mendoakan umatnya agar mendapat keberkahan pada pagi harinya. Hal ini mengacu pada hadits yang diriwayatkan dari Shakhr bin Wada’ah al-Ghamidi ash-Shahabi RA.

وَعَنْ صَخْرِ بْنِ وَدَاعَةَ الْغَامِدِي الصَّحَابِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُوْرِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ. وَكَانَ صَخْرُ تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ أَوَّلَ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ. رواه أبو داود والترمذي

Artinya: “Dari Shakhr bin Wada’ah al-Ghamidi ash-Shahabi RA bahwasanya Rasulullah SAW berdoa, ‘Ya Allah, berilah keberkahan kepada umatku terutama di pagi harinya.’ Dan, bila beliau melepas pasukan, maka beliau melepaskannya pada pagi hari. Shakhr merupakan salah seorang pedagang, oleh karena itu ia mengirimkan dagangannya pada pagi hari, sehingga ia menjadi kaya dan hartanya banyak.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Anjuran sebelum Bepergian

Ulama Syafi’iyah Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah-nya menyebutkan sejumlah anjuran sebelum bepergian. Anjuran ini berasal dari Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.

1. Salat sebelum Keluar Rumah

Rasulullah SAW menganjurkan untuk salat dua rakaat sebelum bepergian. Muth’im bin Miqdam mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu yang paling utama yang ditinggalkan oleh seseorang terhadap keluarganya selain dua rakaat pada saat akan bepergian.” (HR Thabrani dan Ibnu Asakir dengan sanad mu’adhal dan mursal)

2. Mengajak Seseorang dalam Perjalanan

Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW melarang sendirian, menginap sendirian, dan bepergian sendirian. Riwayat ini dishahihkan oleh Al-Albani.

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang sendirian akan ditemani setan, orang yang berdua akan ditemani setan, dan orang yang bertiga merupakan rombongan.” (HR Abu Daud dalam kitab al-Jihad, At-Tirmidzi dalam kitab al-Jihad, Imam Malik dalam kitab al-Isti’dzan, dan Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad)

3. Menitipkan Keluarga, Meminta Doa, dan Mendoakan Mereka

Anjuran bepergian lainnya adalah menitipkan keluarga, meminta doa, dan mendoakan mereka. Ibnu Sunni dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang ingin bepergian, hendaknya ia mengatakan kepada orang yang akan ditinggalkannya:

أَسْتَوْدِعُ اللَّهِ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Artinya: Aku titipkan kalian kepada Allah yang tidak akan tersia-sia apapun yang dititipkan kepada-Nya.” (HR Ahmad dalam Musnad Ahmad, Ibnu Majah dalam kitab al-Jihad, dan Ibnu Sunni)

Ada riwayat yang menyebut bahwa jika seseorang berpamitan kepada Rasulullah SAW, beliau memegang tangannya dan tidak melepaskannya sampai orang tersebut melepaskannya. Setelah itu, Rasulullah SAW membaca doa di atas. Imam At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan dan shahih.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Sholat Dhuha dan Keutamaannya


Jakarta

Dhuha adalah waktu yang tepat untuk meminta rejeki. Umat Islam dianjurkan untuk berdoa ketika memasuki waktu tersebut.

Dalam buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap karya Cepi Burhanudin, umat Islam bisa mengerjakan sholat dhuha saat matahari mulai terbit dari jam 7 pagi hingga masuk waktu Dzuhur. Hukum mengerjakannya adalah sunnah dengan jumlah rakaat paling sedikit adalah dua, namun yang lebih utama adalah empat.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Dari Nu’aim bin Hammad Al Ghothofaniy, beliau pernah mendengar Nabi Muhammad shalallahu Alaihu Wasallam bersabda,


“Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at sholat di awal siang. Maka itu akan membuatmu cukup di akhir siang.” (HR. Ahmad)

Selain itu sholat dhuha juga bisa menghapus dosa-dosa kita. Dalam riwayat Abu Hurairah ra, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Siapa saja yang melaksanakan sholat Dhuha secara istiqamah, dosanya akan diampuni oleh Allah meskipun sebanyak buih di lautan.” (Hadis Riwayat Tirmidzi)

Kemudian masih banyak lagi hadis-hadis lainnya yang menjelaskan soal sholat dhuha.

Bacaan Doa Sholat Dhuha dan Artinya

Setelah mengerjakan sholat dhuha, hendaklah memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Menukil buku Doa & Dzikir Lengkap Sunnah: Prayer & Zikir Complete Sunnah karya Kustiana Mara, berikut bacaan doa sholat dhuha.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Bacaan latin: Allahumma innadduha’a duha’uka wal baha’a baha’uka wal jamala jamaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka. Allaahumma ingkana rizqiy fissama’i, fa anzilhu wa ingkana fil ardi, fa akhrijhu wa ingkana mu’assaran, fa yassirhu wa ingkana haraman, fa thohhirhu wa ingkana ba’idan, fa qarribhu bihaqqi duha’ika wabaha’ika wajamalika waquwwatika waqudratika, atini ma ataita ‘ibadakash-sholihin.

Artinya: “Ya Allah, pada saat Dhuha ini, waktu adalah milik-Mu, kecantikan adalah kecantikan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezeki berada di atas langit turunkanlah dan jika berada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sulit permudahkanlah, jika haram sucikanlah. Jika masih jauh, dekatkanlah. Dengan berkah waktu Dhuha ini, dengan keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala berkah yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

Zikir Sholat Dhuha

Selain memanjatkan doa, umat Islam juga dianjurkan untuk berzikir setelah melaksanakan sholat dhuha. Berikut zikir yang bisa dibaca sebagaimana dinukil dari buku Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha karya Huriyah Huwaida.

Dalam buku tersebut dikatakan bahwa zikir ini bisa dibaca sebanyak 100 kali. Berikut bacaannya:

Bacaan latin: Robbighfirli watub ‘alayya innaka antat-tawwabul ghofur.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah saya dan terimalah taubat saya. Karena sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat dan ampunan.”

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha memiliki berbagai keutamaan jika seseorang rajin melaksanakannya. Berikut adalah keutamaan Sholat Dhuha yang diambil dari buku “Berkah Shalat Dhuha” karya M. Khalilurrahman Al Mahfani.

  1. Bisa memiliki istana di surga
  2. Diampuni semua dosanya
  3. Dicukupi segala kebutuhannya
  4. Investasi amal
  5. Seperti orang bersedekah

Sedangkan menurut buku “Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa Setelah Shalat Fardhu & Sunnah” karya H. M. Amrin Ra’uf, beberapa keutamaan saat seseorang mengucapkan doa dan dzikir setelah sholat Dhuha adalah:

  1. Dilancarkan segala urusan
  2. Disehatkan badannya
  3. Perekonomian akan baik
  4. Dijauhkan dari segala tipu daya
  5. Rezeki datang dari arah yang tak disangka-sangka

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

10 Waktu Tepat Membaca Sholawat, Yuk Amalkan!



Jakarta

Sholawat bisa menjadi salah satu ungkapan terima kasih sekaligus pujian kepada Rasulullah SAW. Sholawat merupakan amalan yang bisa dibaca kapanpun dan di manapun.

Sholawat dapat mendatangkan kebaikan bagi setiap muslim yang rutin mengamalkannya. Seorang yang membaca sholawat bahkan mendapat doa dari malaikat.

Suatu hari Rasulullah SAW datang dengan wajah berseri-seri dan bersabda, “Malaikat Jibril datang kepadaku sambil berkata, ‘Sangat menyenangkan untuk engkau ketahui wahai Muhammad, bahwa untuk satu sholawat dari seorang umatmu akan kuimbangi dengan sepuluh doa baginya dan sepuluh salam bagiku akan ku balas dengan sepuluh salam baginya.” (HR An Nasa’i)


Waktu yang Dianjurkan Membaca Sholawat

Dirangkum dari buku Keajaiban Sholawat oleh Kamarudin, berikut ini waktu-waktu yang dianjurkan membaca sholawat.

1. Sesudah Azan

Diriwayatkan dalam Hadits Imam Ahmad dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kamu mendengar muadzin menyerukan azan, maka jawablah dengan jawaban yang sama ia baca. Setelah selesai maka bersholawatlah kepadaku.” (HR Muslim)

Dalam hadits senada, Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang ketika mendengar Azan atau Iqamat berdoa,’Ya Allah, ya Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, pemilik sholat yang akan dilaksanakan, limpahkanlah sholawat kepada Muhammad SAW, hamba sekaligus utusan-Mu, berikanlah kepadanya wasilah, keutamaan, derajat tinggi, dan syafaat pada hari kiamat.”

2. Ketika masuk dan keluar masjid

Disunnahkan juga membaca sholawat ketika masuk ataupun keluar masjid. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits.

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila masuk ke masjid, ucapkanlah ‘salam’ kepadaku. Sesudah itu, hendaklah membaca, ‘Allahummaftah li abwaba rahmatik (Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku segala pintu rahmatmu). Dan apabila hendak keluar, hendaklah membaca (sesudah bersholawat) ‘Allahumma inni asaluka min fadhlika (Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu limpahan Rahmat-Mu)’. HR Abu Dawud)

3. Sesudah membaca tasyahud akhir

Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seseorang dari kamu bertasyahud dalam sholat, maka hendaklah dia membaca: Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kama Sholaita ala ibrahim, wa ala ali Ibrahim. Innaka hamidummajid.” (HR Al-Baihaqi)

4. Ketika sholat jenazah

Menurut Imam Syafi’i, “Sunnah Nabi SAW dalam melaksanakan sholat jenazah ialah bertakbir pada permulaannya, sesudah itu membaca Al-Fatihah dengan tidak mengeraskan suara, kemudian sesudah takbir kedua membaca sholawat, sesudah bersholawat bertakbir lagi, takbir ketiga. Sesudah takbir yang ketiga ini membaca doa dengan penuh keikhlasan untuk jenazah itu. Dalam sholat jenazah tidak dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Setelah itu bertakbir lalu memberi salam dengan suara yang tidak dikeraskan.”

5. Pada permulaan dan akhir doa

Salah satu adab dalam berdoa yaitu mengucapkan sholawat di awal dan akhirnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya doa itu berhenti antara langit dan bumi, tiada naik barang sedikit juga dari padanya sehingga engkau bersholawat atas nabimu.” (HR Tirmidzi).

6. Ziarah ke makam Nabi Muhammad

Sebagaimana sabda Rasulullah: “Tiadalah seseorang dari pada kamu yang mengucapkan salam kepadaku yaitu di sisi kuburku melainkan Allah mengembalikan ruhku padaku untuk menjawab salammu itu.” (HR Abu Daud).

7. Ketika hendak memulai urusan penting

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pekerjaan baik jika tidak dimulai dengan bersholawat maka pekerjaan atau urusan itu terputus dan hilang keberkahannya.”

8. Pada malam dan hari Jumat

Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah membaca sholawat pada malam Jumat dan siangnya, karena sholawat itu dikemukakan kepadaku.” (HR At Thabrani)

9. Setiap memulai majelis

Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak duduk suatu kaum dalam suatu majelis, sedang mereka tidak berdzikir dan tidak bersholawat melainkan akan menderita kekurangan maka jika Allah Menghendaki, niscaya Allah akan mengazab mereka dan jika Allah menghendaki, niscaya akan mengampuni mereka.” (HR At Tirmidzi dan Abu Dawud)

10. Ketika dilanda kesulitan

Dari Ubay bin Ka’ab bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu sekiranya saya jadikan sholawat saya untuk engkau semua? Beliau menjawab, “Kalau demikian, Allah akan memelihara engkau dari segala yang membimbangkanmu, baik mengenai duniamu maupun akhiratmu.” (HR Ahmad)

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com